• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelaja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelaja"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran

Judul buku : MODEL PEMBELAJARAN Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif .

Pengarang : Prof. Dr. Hamzah B. Uno. Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta : 2009

3 Model Penyajian data/informasi melalui media. (Penekanan Kreatifitas

berfikir siswa)

Dalam penyajian informasi melalui media pembelajaran yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah, seorang guru perlu memperhatikan efektifitas media tersebut untuk mensinergikannya dengan efektifitas strategi pembelajaran yang hendak diterapkan.

Untuk menyampaikan informasi kepada siswa, cara penyampaian yang baik adalah dengan menggunakan model penyajian materi yang dapat memancing rangsangan berfikir dari siswa. Siswa diarahkan untuk mengolah data yang disajikan oleh guru, untuk kemudian menarik kesimpulan baru secara utuh.

Pada pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi, diantaranya ada 3 model penyajian materi yang bisa diterapkan oleh guru di sekolah agar siswa dapat lebih aktif dalam kreatifitas berfikirnya, yaitu :

1. Model penyajian materi perolehan konsep 2. Model penyajian materi berfikir induktif 3. Model penyajian materi pelatihan inquiry. 1. Model sajian materi perolehan konsep

Suatu konsep diperoleh melalui 3 tahap. Pertama, tahap kategorisasi, yaitu upaya mengkategorikan sesuatu yang sesuai atau tidak sesuai dengan konsep yang diperoleh. Kemudian tahap kedua, kategori yang tidak sesuai akan disingkirkan dan kategori yang sesuai digabungkan sehingga membentuk sebuah ide. Dilanjutkan pada tahap ketiga berupa menyimpulakan ide tersebut. Pada tahap inilah yang dimkasud dengan perolehan konsep.

(2)

Model ini relevan diterapkan untuk semua umur dan semua tingkatan kelas. Hanya, bagi anak-anak, konsep dan contohnya harus lebih sederhana dibandingkan untuk anak angkatan kelas yang lebih tinggi. Model ini sesuai digunakan untuk pembelajaran yang menekankan pada perolehan suatu ide baru atau untuk mengajar cara befikir induktif kepada siswa. Disamping itu, model ini dapat menjadi alat evaluasi yang efektif bagi guru untuk mengukur apakah ide atau konsep penting yang baru saja diajarkan tersebut telah dikuasai apa tidak.

2. Model sajian materi berfikir induktif.

Model ini adalah adalah suatu strategi yang dikembangkan oleh Hilda Taba, dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk mengolah informasi. Secara singkat model ini merupakan strategi mengajar untuk mengembangkan keterampilan berfikir siswa.

Menurut Hilda Taba, keterampilan berfikr harus dikerjakan dengan strategi khusus. Menurutnya, berfikir induktif melibatkan 3 tahapan :

1. Pembentukan konsep. 2. Interpretasi data 3. Pembelajaran prinsip

Langkah pertama guru dapat mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa agar dapat mengidentifikasikan aspek-aspek tertentu dari suatu data. Sebagai contoh, siswa disajikan informasi bahasan tentang sistem ekonomi Afrika Selatan, Inggris dan Jerman. Guru mengajukan pertanyaan, “Aspek-aspek apa saja yang menjadi tulang punggung sistem ekonomi ketiga Negara tersebut?”. Berikutnya guru meminta siswa untuk menjelaskan berbagai informasi yang diketahuinya dan menghubungkan antara yang satu dengan yang lainnya. Pertanyaan yang diajukan kali ini menekankan pada pertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan sebab akibat. Contoh, “Apakah menurut kalian sistem ekonomi ketiga negara tersebut berbeda? Mengapa?” atau “Apakah sistem ekonomi ketiga negara tersebut di dasarkan atas hal yang sama? Jika ya, apa yang membuat sistem ekonomi ketiga negara tersebut sama, dan apa yang membuatnya berbeda?

Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan. Pada bagian ini, guru dapat mengajukan pertanyaan “Jika demikian, aspek apa saja yang dapat menjadi dasar sistem ekonomi suatu negara?”

Setelah itu, siswa diharapkan mampu mengambil pembelajaran prinsip. Yaitu mereka dapat menarik satu prinsip dasar dan menerapkan prinsip tersebut ke dalam suatu permasalahan yang berbeda atau fenomena baru. Contohnya tadi ia telah mendapat ide pokok dari kasus pada bidang ekonomi sebuah negara. Maka selanjutnya ia diperhadapkan pada permasalahan di bidang sosial kebudayaan, dengan menggunakan teori kasus sebelumnya yang dapat memperkuat hipotesisnya.

(3)

pelajaran. Namun sedikit kesulitannya mungkin, adalah siswa sangat membutuhkan banyak informasi yang harus digali siswa.

3. Model sajian materi inquiry training

Model ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh dengan rasa inigin tahu akan segala sesuatu. Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung kepada mereka.

Tujuan utama dari model ini adalah membuat siswa menjalani proses tentang bagaimana pengetahuan diciptakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, materi disajikan sedemikian rupa sehingga siswa dihadapkan pada sesuatu (masalah) yang misterius, belum diketahui, tetapi menarik.

Terdapat lima langkah prosedur mengajarkan inquiry training. Tahap pertama adalah siswa disajiakan semacam slide materi yang membingungkan (teka-teki). Tahap kedua dan ketiga

adalah pengumpulan data untuk verifikasi dan eksperimentasi. Siswa menanyakan serangkaian pertanyaan yang dapat dijawab oleh guru dengan jawaban “Ya” atau “Tidak”, sekalian melakukan percobaan sesuai dengan pemasalahan yang dihapkan kepada mereka.

Tahap keempat adalah tahap merumuskan penjelasan atas peristiwa yang dialami siswa dimana siswa diminta menjelaskannya. Tahap kelima, guru menganalisis proses penyerapan dan penelitian yang telah mereka lakukan.

Penekanan pada model ini adalah pada upaya memformulasikan suatu masalah yang menarik, misterius, dan menantang bagi siswa agar mampu berfikir ilmiah, seperti (1) keterampilan melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian data, termasuk merumuskan dan menguji hipotesis serta menjelaskan fenomena. (2) kemandirian belajar, (3) keterampilan mengekspresikan secara verbal, (4) kemampuan berfikir logis, dan (5) kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentatif.

Judul Buku: Dongeng Sebagai Media Pendidikan Pengarang : Edi Warsidi

Penerbit : Karsa Mandiri, Bandung 2006

Cerita dan dongeng menurut Abdul Aziz Majid berada dalam posisi garis depan dalam mendidik etika dan moral anak. Merek cenderung menikmati dari segi ide, imajinasi, atau berbagai peristiwa cerita. Dengan demikian, aktivitas mendongeng memiliki kekuatan emosional yang tidak dimiliki oleh media lain.

(4)

komunikasi bersifat sangat menarik. Di dalam dongeng misalnya digambarkan bagaimana seekor kura-kura yang jalannya sangat lambat, mampu mengalahkan seekor kelinci dalam sebuah kontes perlombaam lari adu kecepatan?

Adapun beberapa kelebihan dari dongeng sebagai media pembelajaran : 1. Dongeng merangsang imajinasi dan kreativitas anak

2. Merangsang anak untuk ikut terlibat dalam mengomentari cerita. 3. Penanaman nilai dan media pewarisan budaya.

4. Sebagai bahan refleksi otak

5. Dapat merekatkan hubungan antara pendidik dan murid 6. Bersifat menyenangkan dan punya nilai pesan moral 7. Murah dan mudah

Judul Buku : Komputer dan Media Pembelajaran Pengarang: Drs. Denny Setiawan, M. Ed., dkk Penerbit : Universitas Terbuka, Jakarta : 2005 MEDIA GAMBAR DIAM

Perkataan “media” tidak selalu identik dengan “mahal” atau “memerlukan listrik” karena media dapat dibedakan berdasarkan keadaannya : media canggih (shopisticate media) dan media sederhana (simple media). Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat di pabrik karena terdiri dari kompenen-kompenen yang rumit dan biasanya memerlukan listrik dalam penyajiannya. Sedangkan media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri oleh anda sebagai guru atau ahli media dan biasanya tidak memerlukan listrik untuk menyajikannya. Terdapat beberapa kelompok media sederhana yaitu : gambar diam, grafis, display dan realia.

Gambar diam terdiri dari berbagai jenis gambar yaitu ada yang berupa photo, gambar, peta dan sebagainya. Gambar dapat kita temukan dimana pun kita berada, di pinggir jalan, di pasar, di stasiun, dalam majalah, dalam buku pelajaran, dan lain-lain. Gambar merupakan simbol komunikasi tertua manusia. Dari zaman batu hingga sekarang, manusia menggunakan gambar sebagai alat komunikasi.

Gambar pun banyak dipergunakan di kelas karena mudah membuat atau mendapatkannya dan biayanya pun. Apabila kita ingin membuat media gambar diam berupa gambar, maka kita bisa menggambarnya sendiri, baik gambar manusia, hewan, maupun alam termasuk di dalamnya tumbuhan dan buah-buahan.

(5)

Banyak para pendidik yang membuat media tanpa perencanaan dan hanya mengandalkan instuisi saja. Akibatnya media yang dihasilkan sering kali tidak mendukung pelajaran bahkan mungkin hanya membuang waktu saja. Untuk meyakinkan bahwa media yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan, maka pembuatan media perlu pertimbangan, seperti keputusan menentukan tujuan dari pesan yang akan ditampilkan, isi pesan tertentu yang akan ditonjolkan dan bagaimana mengorganisasikan gambar, huruf, warna dan sebagaianya.

A. PERENCANAAN SECARA UMUM 1. Perencanaan dan Kreativitas 2. Mulai dengan Kegunaan atau ide

3. Memotivasi, memberi informasi atau mengajakan sesuatu 4. Mengembangkan tujuan : kognitif, afektif, dan psikomotorik

5. Mempertimbangkan audience, yaitu karakteristik dari mereka yang akan melihat dan menggunakan media itu dalam pembelajaran/ siswa.

6. Membuat outline. B. PERENCANAAN VISUAL

Perencanaa visual menyangkut apa yang akan terlihat oleh siswa di depan kelas pada saat presentasi. Hal itu menyangkut tiga bagian perencanaan, yaitu : Elemen, Pola, dan Pengaturan. 1. Elemen

 Elemen Visual : realistik (objek yang sebenarnya), analogik (sesuatu yang lain namun memiliki kesamaan) dan organisasional (meliputi flowchart, grafik, peta skema)

 Elemen Verbal : o Bentuk huruf

o Jumlah bentuk huruf o Huruf besar

o Warna huruf o Ukuran huruf o Spasi

o Elemen penambah daya tarik : Kejutan, tekstur dan interaksi 2. Pola

 Kelurusan  Bentuk

 Keseimbangan  Gaya/desain  Warna 3. Pengaturan

 Kedekatan  Arah  konsistensi

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Paige NM, et al melakukan systematic review mengenai efek samping dari terapi spinal manipulation terhadap pasien LBP akut, terdapat beberapa efek samping yang

Interaksi antara dua varietas tanaman kedelai dengan pemberian Agens hayati tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pengamatan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara publikasi laporan keuangan terhadap abnormal return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta

Pada penelian Calwin Gusrianto (2014) terletak pada variabel penelitiannya dan lokasi sampel dimana pada penelitiannya variabel yang digunakan adalah profesionalisme,

• Yield index diprediksi meningkat walau tidak signifikan di 1H14, karena volatilitas pasar obligasi domestik masih akan terpengaruh tingkat suku bunga tinggi dan volatilitas

Ada berbagai bentuk-bentuk masalah sosial yang ada di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Banjarmasin. Adapun untuk penelitian ini kami telah memilih bentuk permasalahan

Menurut tabel hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk nilai post test kelas eksperimen pada pembelajaran biologi materi sistem gerak

 Rata-rata beban kerja per semester: dihitung dari Beban Kerja Dosen (BKD) secara keseluruhan dibagi dengan seluruh penelitian pada perguruan tinggi terkait pada satuan