• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN APRESIASI SASTRA PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN APRESIASI SASTRA PADA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN APRESIASI SASTRA

PADA SISWA DAN MAHASISWA

Judul Buku : Apresiasi Sastra Disertai Ulasan Kasrya, Prsoses Kreatif,

dan Riwayat Sastrawan

Penulis

: Puji Santosa dan Djamari

Penerbit

: Elmatera, Yogyakarta

Tahun

: 2014

Halaman

: xvi + 232

Ukuran Buku : 14,5 x 21 Cm

(2)

KATA PENGANTAR PENERBIT

(3)

Dengan adanya daya kreatif dan kreativitas itu siswa dan guru dapat melakukan kegiatan sehari-hari penuh vitalitas hidup, bersemangat, tidak mengenal kata putus asa, bahkan tampak lebih berseri, dan penuh rasa optimistis. Daya kreatif dan aktif siswa, mahasiswa, guru, dan pengajar apresiasi sastra dapat menimbulkan daya inovatif, yakni kemampuan untuk diberdayakan dengan cara selalu mencari hal-hal yang baru, berbeda dari yang sudah ada, terasa segar, dan cemerlang.

Demikianlah kurang lebih konsep pembelajaran apresiasi sastra yang ditawarkan dalam buku ini. Apalagi dalam buku ini dilengkapi dengan contoh konkret bentuk apresiasi sastra terhadap delapan sastrawan terkemuka di Indonesia (Aoh K. Hadimadja, Aryanti, Dodong Djiwapradja, Hartojo Andangdjaja, Lukman Ali, M. Balfas, Rijono Pratikto, dan Sindhunata) menjadi materi pembelajaran apresiasi sastra ini. Model ulasan karya sastra dalam buku ini mengikuti gaya atau formula sorotan yang pernah dilakukan oleh kritikus sastra H.B. Jassin, yaitu mengulas karya sastra dari seorang sastrawan yang diikuti dengan kutipan atau nukilan teks sastra yang dibahasnya. Hal ini bertujuan agar pembaca, siswa atau mahasiswa, dapat mengikuti alur pembahasan karya sastra secara cermat dan memadai. Selain itu, pembahasan dalam bab-bab sebelumnya juga dilengkapi dengan riwayat kepengarangan dan proses kreatif dari delapan sastrawan yang menjadi contoh apresiasi sastra. Memang tentang kedelapan sastrawan yang menjadi contoh model apresiasi sastra ini pernah dimuat dalam Kakilangit, sisipan majalah sastra Horison, antara tahun 2000—2012, tentu hal ini tidak mengurangi semangat kreativitas pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dan di perguruan tinggi.

Mengingat betapa pentingnya peran pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dan perguruan tinggi itu, Elmatera Publishing dengan bangga menerbitkan buku kajian ilmiah bidang sastra ini dan menyajikannya yang terbaik kepada masyarakat. Semoga penerbitan buku ini dapat menambah khazanah publikasi hasil penelitian dan kritik sastra di Indonesia sebagai sumbangsih kami kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. Selamat membaca dan mengapresiasi sajian penerbitan kami ini.

(4)

PENGANTAR PENYUNTING AHLI

Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah ditentukan oleh peranan guru yang profesional dalam menangani bidang garapannya. Guru memegang peranan utama dalam mencapai keberhasilan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah. Guru pulalah yang harus mampu memotivasi siswanya untuk belajar membaca, mendengarkan, menonton, dan kemudian berbicara, menulis, mencintai, serta menghargai cipta sastra. Proses pembelajaran apresiasi sastra yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif itu bermula dari kemampuan persiapan seorang guru menyampaikan rencana pembelajaran apresiasi sastra di kelas kepada siswanya, kemudian terjadilah menyenangkan, kreatif, dan inovatif, seorang guru harus mempersiapkan kompetensinya terlebih dahulu, baik fisik maupun mental. Secara fisik seorang guru yang kompeten mengajar di depan siswanya harus sehat jasmani dan rohani. Berpenampilan sehat, cerah, bersih, dan rapi tentu menjadi teladan bagi murid-muridnya. Secara mental seorang guru yang kompeten mengajar di depan kelas harus menguasai materi ajar, mengusai kelas, menguasai metode pembelajaran, dan tentu saja dapat menyelami jiwa siswa atau anak didiknya.

Apa artinya semunya itu? Kompetensi menguasai materi ajar, artinya guru itu mampu atau dapat mengapresiasi sastra secara baik. Bekal utama dalam pembelajaran apresiasi sastra adalah mampu menguasai bahan atau materi ajar. Kompeten menguasai kelas, artinya guru itu mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terkendali, dan dalam keadaan asah, asih, dan asuh. Kompeten menguasai metode dan kompeten menyelami jiwa anak didiknya, berarti seorang guru harus cakap dan mampu mencurahkan segala perhatiannya kepada siswa-siswanya agar mereka merasa mendapat siraman kasih sayang melalui didikan gurunya dengan tulus.

(5)

dalam lingkup kompetensi sekolah bersangkutan, misalnya dari (1) buku-buku karya sastra, buku paket pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, buku-buku pengajaran sastra, atau buku-buku teori dan ktitik sastra; (2) majalah sastra dan budaya, seperti Horison-Kakilangit, Kalam, Sastra, Basis; (3) surat kabar yang memuat karya sastra, seperti Kompas Minggu, Republika, Media Indonesia, Suara Pembaruan; (4) buku-buku antologi sastra seperti Horison Sastra Indonesia 1, 2, 3, 4 (Editor Taufiq Ismail, dkk.), Kakilangit Sastra Pelajar (Editor Jamal D. Rahman), Angkatan 66: Prosa dan Puisi (Editor H.B. Jassin), dan Laut Biru Langit Biru (Editor Ajip Rosidi); dan (5) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Ungkapan dan Peribahasa, Kamus Istilah Sastra, dan Ensiklopedia Sastra Indonesia. Bahan atau materi ajar tersebut dapat diperoleh melalui perpustakaan sekolah, perpustakaan pemerintah daerah, toko-toko buku, pusat-pusat dokumentasi, ataupun pasar buku loakan. Apabila materi ajar itu belum tersedia dalam buku paket pelajaran sekolah (di perpustakaan sekolah), seorang guru harus mencarinya secara kreatif dan aktif ke tempat-tempat tersebut. Dalam pemilihan bahan ajar ini harus dipertimbangkan usia anak didik, tema puisi, pengarang, dan tentu saja mutu atau kualitas karya sastra yang akan dijadikan bahan ajar. Tampaknya buku ini menjawab persoalan para guru dan pengajar apresiasi sastra dalam memilih dan menentukan bahan ajar apresiasi sastra.

Atas dasar alasan di atas, saya bangga bertindak sebagai penyunting ahli buku ini, baik dari sisi teknis bahasa maupun isi kajian yang mendalam tentang betapa pentingnya peran pembelajaran apresiasi sastra dalam pengembangan sastra di Indonesia. Hasil penelitian Saudara Puji Santosa dan Djamari ini mampu membuka cakrawala betapa kaya makna dan luasnya wawasan tentang kiat-kiat mengapresiasi karya sastra yang menyenangkan, menghibur, menambah wawasan, kreatif, dan inovatif. Buku ini pantas dibaca khalayak masyarakat Indonesia yang membuka cakrawala tentang kiat-kiat pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dan di perguruan tinggi.

(6)

KATA PENGANTAR PENULIS

(7)

sastra secara konkret itu antara lain adanya teks karya sastra yang berkualitas, seperti puisi, cerpen, drama, dan novel sebagai materi pembelajaran yang harus dipahami oleh pembaca (siswa atau mahasiswa), ulasan apresiatif atas teks sastra yang dijadikan materi pembelajaran, proses kreatif dari sastrawan atau penulis teks, dan tentu akan menambah wawasan serta melengkapi pemahaman apresiator dengan disajikannya riwayat kepengarangan sastrawan yang karya sastranya dijadikan materi pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra dalam buku ini menjadi sesuatu yang bermakna dan diperlukan oleh siswa dan mahasiswa dengan dihadirkannya secara lengkap dan memadai atas delapan sastrawan terkemuka di Indonesia (Aoh K. Hadimadja, Aryanti, Dodong Djiwapradja, Hartojo Andangdjaja, Lukman Ali, M. Balfas, Rijono Pratikto, dan Sindhunata) menjadi materi pembelajaran sastra ini. Model ulasan karya sastra dalam buku ini mengikuti gaya atau formula sorotan yang pernah dilakukan oleh kritikus sastra H.B. Jassin, yaitu mengulas karya sastra dari seorang sastrawan yang diikuti dengan kutipan atau nukilan teks sastra yang dibahasnya. Hal ini bertujuan agar pembaca, siswa atau mahasiswa, dapat mengikuti alur pembahasan karya sastra secara cermat dan memadai. Selain itu, pembahasan dalam bab-bab sebelumnya juga dilengkapi dengan riwayat kepengarangan dan proses kreatif dari delapan sastrawan yang menjadi contoh apresiasi sastra. Memang tentang kedelapan sastrawan yang menjadi contoh model apresiasi sastra ini pernah dimuat dalam Kakilangit, sisipan majalah sastra Horison, antara tahun 2000—2012. Tentu hal ini tidak mengurangi kualitas materi dan semangat pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dan di perguruan tinggi.

Akhirnya, selamat membaca dan mengapresiasi hasil penelitian sederhana ini. Tidak ada gading yang tidak retak. Apabila ada kekurangan, sesuatu yang salah dan kilaf, mohon koreksian, kritik, dan saran perbaikan atas buku ini. Salam dan doa.

(8)

DAFTAR ISI

1.3 Kegiatan Apresiasi Tak Langsung ... 11

1.4 Tingkat-Tingkat Apresiasi Sastra ... 14

1.5 Manfaat Apresiasi Sastra ...18

BAB II APRESIASI KARYA AOH K. HADIMADJA ... 23

2.1 Membaca dan Memahami Drama “Lakbok” Aoh K. Hadimadja ... 23

2.2 Ulasan Drama “Lakbok” Aoh K. Hadimadja ... 31

2.3 Proses Kreatif Aoh K. Hadimadja ... 36

2.4 Riwayat Kepengarangan Aoh K. Hadimadja ... 40

BAB III APRESIASI KARYA ARYANTI ... 47

3.1 Membaca dan Memahami Cerpen “Tabrak Lari” Aryanti ... 47

3.2 Ulasan Cerpen “Tabrak Lari” Aryanti ... 51

3.3 Proses Kreatif Aryanti ... 55

3.4 Riwayat Kepengarangan Aryanti ... 60

BAB IV APRESIASI KARYA DODONG DJIWAPRADJA ... 65

4.1 Membaca dan Memahami Puisi-Puisi Dodong Djiwapradja ... 65

4.2 Ulasan Puisi-Puisi Dodong Djiwapradja ... 72

4.3 Proses Kreatif Dodong Djiwapradja ... 77

4.4 Riwayat Kepengarangan Dodong Djiwapradja ... 81

BAB V APRESIASI KARYA HARTOJO ANDANGDJAJA ... 87

5.1 Membaca dan Memahami Puisi-Puisi Hartojo Andangdjaja ... 87

5.2 Ulasan Puisi-Puisi Hartojo Andangdjaja ... 92

5.3 Proses Kreatif Hartojo Andangdjaja ... 98

(9)

BAB VI APRESIASI KARYA LUKMAN ALI ... 111

6.1 Membaca dan Memahami Cerpen “Kepergian” Lukman Ali ... 111

6.2 Ulasan Cerpen “Kepergian” Lukman Ali ... 117

6.3 Proses Kreatif Lukman Ali ... 123

6.4 Riwayat Kepengarangan Lukman Ali ... 127

BAB VII APRESIASI KARYA M. BALFAS ... 131

7.1 Membaca dan Memahami Puisi-Puisi M. Balfas ... 131

7.2 Ulasan Puisi-Puisi M. Balfas ... 137

7.3 Proses Kreatif M. Balfas ... 141

7.4 Riwayat Kepengarangan M. Balfas ... 146

BAB VIII APRESIASI KARYA RIJONO PRATIKTO ... 153

8.1 Membaca dan Memahami Cerpen “Setia Seekor Anjing” Rijono Pratikto ... 153

8.2 Ulasan Cerpen “Setia Seekor Anjing” Rijono Pratikto ... 161

8.3 Proses Kreatif Rijono Pratikto ... 165

8.4 Riwayat Kepengarangan Rijono Pratikto ... 170

BAB IX APRESIASI KARYA SINDHUNATA ... 175

9.1 Membaca dan Memahami Novel Anak Bajang Menggiring Angin Sindhunata . 175 9.2 Ulasan Novel Anak Bajang Menggiring Angin Sindhunata ... 184

9.3 Proses Kreatif Sindhunata ... 194

9.4 Riwayat Kepengarangan Sindhunata ... 198

BAB X PENUTUP ... 205

DAFTAR PUSTAKA ... 207

INDEKS ... 213

Referensi

Dokumen terkait

Pada kegiatan mewarnai, siswa diminta mewarnai dengan warna yang yang sama untuk bangun yang berbentuk lingkaran seperti yang ada pada gambar di bawah ini4. Segitiga

Terakhir, seorang pengamat mencari konsistensi dalam tindakan seseorang. Apakah orang itu merespons dengan cara yang sama sepanjang waktu? Datang terlambat 10 menit tidak

Potensi produksi yang rendah dari keseluruhan spesies pada cahaya yang rendah jadi pembatas utama terhadap produksi hijauan di perkebunan, dimana penutupan kanopi yang terbuka

Merupakan pembelian valuta asing secara terus-menerus Merupakan pembelian valuta asing secara terus-menerus dalam pasar untuk dijual kembali dengan segera di pasar dalam pasar

Setelah melakukan pencarian data yang didapat dari literatur studi lapangan dan kepustakaan, maka maka dapat direncakan bahan – bahan yang diperlukan dam perancangan pembuatan

Has the applicant ever surrendered (for cause) or had a state professional license or controlled substance registration revoked, suspended, denied, restricted, or placed on

kualitas pada huruf dan teks pada judul film di poster cin(T)a dapat dimengerti dengan jelas, karena memang hanya terdapat satu kalimat yaitu cinta, sehingga

Potensi dan komposisi sapi Bali yang dapat dikeluarkan setiap tahun tanpa mengganggu populasi yang ada sebesar 13,11% setara dengan 354 ekor terdiri dari sisa replacement stock