• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh PDRB terhadap Indeks Pembanguna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh PDRB terhadap Indeks Pembanguna"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh PDRB terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pengangguran, dan kemiskinan Propinsi Daerah Kepulauan Bangka

Belitung menggunakan E-VIEWS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Propinsi Daerah Kepulauan Bangka Belitung dilihat dari segi pertumbuhan ekonomi bisa dibilang sangat menguntungkan, karena daerah Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi yang sangat kaya akan kekayaan alam. Berdasarkan data-data geologi hampir di semua wilayah baik didarat maupun dilaut mempunyai cadangan timah yang dikenal dengan istilah world’s tin belt (sabuk timah dunia). Kekayaan Timah inilah yang membuat Bangka Belitung menjadi eksportir timah utama dunia. Dan apabila kita lihat dari sektor pertanian, Bangka Belitung memiliki dua subsektor yang memberikan pemasukan yang cukup besar terhadap PDRB yakni perkebunan (dengan hasil utama lada putih dan kelapa sawit) dan perikanan. Letak geografis Bangka Belitung yang berbatasan langsung dengan laut Cina Selatan, dan selat Bangka membuat Bangka Belitung memilikipotensi besar dalam sector kelautan. Selain itu Bangka Belitung juga terkenal dengan sector pariwisatanya terutama wisata bahari dan dikenal dengan “Pulau Laskar Pelangi”. Factor-faktor tersebut memberikan kontribusi yang relative cukup besar terhadap pembentukan PDRB di provinsi Bangka Belitung.

Berdasarkan latar belakang yang ada penulis tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada hubungan antara PDRB terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pengangguran, dan kemiskinan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam Penelitian ini adalah :

1. Apa saja sector yang berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB Bangka Belitung dari tahun 2000 – 2010.

2. Bagaimana hubungan PDRB daerah Kepulauan Bangka Belitung terhadap IPM, tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan.

1.3 TUJUAN

Tujuan dari Penelitian ini adalah :

1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi pembangunan

Lotulung Clara Jessica 2013-013-003

Kristiyanty A. 2013-013-014

(2)

2) Mengetahuiapa saja sektor- sektor yang berkontribusi besar dan perannya terhadap pertumbuhan PDRB Daerah Kepulauan Bangka Belitung

3) Mengetahui Hubungan PDRB terhadap IPM, tingkat pengagguran dan tingkat kemiskinan di Daerah Kepulauan Bangka Belitung

BAB II LITERATURE REVIEW

2.1 Transformasi Struktural

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur perekonomian wilayah. Transformasi struktural berarti suatu proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa, dimana masing-masing sektor akan mengalami proses transformasi yang berbeda-beda.

Proses perubahan struktur ekonomi terkadang diartikan sebagai proses industrialisasi. Tahapan ini diwujudkan secara historis melalui kenaikan kontribusi sektor industri manufaktur dalam permintaan konsumen, total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), ekspor dan kesempatan kerja.

Transformasi ekonomi merupakan salah satu indikator terjadinya pembangunan perekonomian wilayah. Jika terjadi proses transformasi ekonomi maka dapat dinyatakan bahwa telah terjadi pembangunan ekonomi dan perlu pengembangan lebih lanjut, akantetapi jika tidak terjadi proses transformasi maka pemerintah daerah perlu mengadakan perbaikan dalam penyusunan perencanaan wilayahnya, sehingga kebijakan pembangunan yang disusun menjadi lebih terarah agar tujuan pembangunan dapat tercapai.

2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Untuk mengukur aktivitas ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB) sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian. Tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam nilai uang tunggal dalam periode waktu tertentu (N. Gregory Mankiw,2000)

Menurut Biro Pusat statistik (BPS,2003) gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perekonomian suatu daerah dapat diperoleh dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB. Sebagai salah satu indicator makro ekonom, pada dasarnya PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang timbul dari seluruh sector perekonomian di suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruhh unit ekonomi.

(3)

menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat struktur ekonomi sedangkan PDRB harga konstan untuk melihat pertumbuhan ekonomi. PDRB diklasifikasikan menjadi 9 sektor yakni sector pertanian, indutri Pengolahan, pertambangan & penggalian,listrik,gas & air bersih, Bangunan, Perdagangan,hotel & restoran,pengangkutan & transportasi, Keuangan,perseaan dan jasa perusahaan, dan yang terakhir sector jasa-jasa.

2.2 Indeks Pembangunan Manusia

HDI dikembangkan dalam rangka menjawab kebutuhan akan suatu alternatif PDRB per kapita yang pas. Di sini dibutuhkan suatu indeks yang “mudah dihitung.Mengukur baik dimensi ekonomi maupun dimensi sosial.Dapat diperpandingkan secara nasional dan internasional. HDI lebih difokuskan pada indikator pencapaian dari padaindikator masukan (input).HDI mengukur prestasi keseluruhan suatu provinsi menurut tiga dimensi Pembangunan Manusia, yaitu 1. Panjangnya usia – diukur berdasarkan angka harapan hidup saat lahir

2. Pengetahuan – diukur berdasarkan angka melek huruf orang dewasa dan gabungan partisipasi sekolah di tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi (dengan pembobotan yang sama pada kedua indikator)

3. Standar hidup layak – diukur oleh pendapatan riil per kapita

2.3 Tingkat Pengangguran

Timbulnya pengangguran disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan dengan penawaran tenaga kerja. Laju pertumbuhan permintaan tenaga kerja lebih lambat daripada laju pertumbuhan penawarannya. Dengan kata lain, pertumbuhan tenaga kerja lebih cepat dibanding pertumbuhan lapangan kerja. Sebagian pencari kerja yang berhasi mendapatkan pekerjaan disebut pekerja (employed ). Sedangkan yang tidak atau belum memperoleh pekerjaan disebut pengangguran (unemployed), namum masih terus mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran menunjukkan persentase individu-individu yang ingin bekerja namun tidak memiliki pekerjaan. Tingkat pengangguran dihitung berdasarkan rasio antara jumlah penganggur dengan angkatan kerja. Seseorang dianggap menganggur jika tidak bekerja, namun menunggu untuk mendapatkan pekerjaan.

Agkatan kerja = jumlah pekerja + jumlah pengangguran

Tingkat pengangguran = (jumlah pengangguran/angkatan kerja) X 100%

2.4 Tingkat Kemiskinan

(4)

informasi. Manifestasi dari dimensi kemiskinan ini dalam bentuk kekurangan gizi, air bersih, perumahan yang tidak sehat, pelayanan kesehatan yang kurang memadai dan tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah. Sebenarnya inti dari kemiskinan adalah manusianya, baik secara individual maupun secara kolektif. Seperti istilah kemiskinan pedesaan atau kemiskinan perkotaan yang miskin bukan daerah perkotaan atau desanya, tetapi yang mengalami kemiskinan adalah penduduk wilayah tersebut.

BAB III PEMBAHASAN

Pertumbuhan ekonomi mengacu pada peningkatan produk domestik bruto dan total pendapatan,sedangkan pembangunan ekonomi

melibatkan, perbaikankesehatan dan pendidikan, perubahan structural utama, seperti industrialisasi dan urbanisasi.

Dalam bab ini akan dijelaskan pembangunan dan transformasi ekonomi yang terjadi diprovinsi Bangka Belitung setelah

desentralisasi. Pembangunan dan transformasiini melibatkan sektor-sektor utama seperti kependudukan, tenaga kerja serta PDRB

provinsi tersebut. Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana PDRB sektor pertanian,industri pengolahan, pertambangan dan pariwisata saling berkesinambungan dengan kependudukan dan pengangguran di Kepulauan Bangka Belitung.

Sektor- sector yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan PDRB daerah Kepulauan Bangka Belitung yakni

1.Sektor Industri Pengolahan & pertambangan

Sektor industry manufaktur merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam proses transformasi structural dalam

perekonomian Indonesia. Sejak tahun 2000 peranan sektor industry manufaktur telah melewati sector pertanian dalam pembentukan PDRB Bangka Belitung. Dari tahun ke tahun, ketika peran sector

pertanian mengalami penurunan, di lain pihak peran sektor industry manufaktur secara konsisten terus menerus mengalami kenaikan dalam perekonomian provinsi Bangka Belitung.Pada tahun 2003 sektor industi berkontribusi sekitar 27,79%. Peranan industry yang relative menurun pada tahun-tahun berikutnya, dimana persentase terendah terjadi padatahun 2010, yakni 20,86%.

Table 1

Tahun Manufaktur

Babel Pertambangan Babel

(5)

20010 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

22.77 22.38 22.28 22.51 22.42 21.64

20.86

14.92 15.91 16.44 16.13

23 22.04

20.04 18.84

18.19 17.47 30.1 29.7 29.1

28.1 27.4 27.5 27.1 27.9 28.1 27.8

Manufaktur Pertambangan Babel Column2

Sector pertambangan dan penggalian dalam kurun waktu 2005 sampai dengan tahun 2009 yang terdiri dari sub sector minyak dan gas bumi, pertambangan tanpa migas dan sub sector penggalian mengalami tingkat fluktuatif yang cukup dinamis. Pada tahun 2005 misalnya sector pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar 23,00 % dan mengalami penurunan kembali sampai dengan 2010 sebesar 17,47%.

2. SektorPertanian

Sektor pertanian Bangka Belitung masih didukung oleh tanaman perkebunan dan perikanan. Pada awal berdirinya provinsi ini, tanaman lada masih menjadi idola petani karena harganya sangat menguntungkan (profitable) pada triwulan ketiga tahun 2000 sumbangan sub sector perkebunan terhadap PDRB Bangka Belitung sebesar 16,13% sehingga pertanian mendominasi perekonomian.

Sebenarnya, jauh sebelumnya pun lada Bangka (Munthok White Papper) telah hmenjadi trademark perdagangan lada putih dikancah internasional. Artinya, kualitas lada putih diseluruh dunia ini selalu mengacu kepada kualitas lada Bangka. Sayangnya, belum ada perkebunan besar untuk tanaman lada. Selain lada, masih ada tanaman karet dan sawit yang terus berkembang sampai sekarang.

Khusus untuk sawit, beberapa perkebunan besar sudah masuk kesemua kabupaten yang ada di Bangka dan Belitung. Meskipun tanaman perkebunan memiliki potensi untuk dikembangkan, namun kontribusinya terkejar oleh sub sector perikanan mengingat luas lautan (65.301 km²) empat kali luas daratan, maka potensi

perikanan tangkap (yang belum dimanfaatkan) masih cukup besar untuk mendongkrak sector pertanian.

Tahun Pertanian Perkebuna

n Perikanan

2001 23.82 10.24 8.45

2002 22.11 9.2 8.13

2003 20.57 8.8 7.68

2004 19.81 8.07 7.38

2005 18.25 7.27 6.54

2006 18.41 7.27 6.40

(6)

2008 18.48 6.16 7.22

2009 18.72 5.88 7.50

2010 18.74 6.10 7.18

20010 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 5

16.7 18.48 18.72 18.74

10.24 9.2

8.8 8.07

7.27 7.27 7.03 6.16 5.88 6.1 8.45 8.13 7.68 7.38

6.54 6.4 6.56 7.22 7.5 7.18

Pertanian Perkebunan Perikanan

3. SektorPariwisata

Pasca tambang timah, pariwisata menjadi sektor yang berusaha di kembangkan oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peluang investasi di sector pariwisata ini masih terbuka luas. Sektor pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dapat mendatangkan devisa, memperluas lapangan pekerjaan, mendorong pembangunan daerah dan menjadi ajang memperkenalkan keindahan alam, keragaman budaya serta hasil kerajinan masyarakat.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki banyak wisata pantai dengan ciri khas pasir putih dan batu-batu granit raksasa. Pantai yang terkenal di Pulau Bangka adalahPantai Parai, Matras, Tanjung Pesona, Batu Bedaun, Romodong, Tanjung Kelian, Pantai Rebo, Pantai Teluk Uber, Pantai Pasir Padi, dan lain-lain.

Sementara pantai yang terkenal di Belitung, yaitu Pantai Tanjung Kiras, Pantai TanjungPendam, Pantai Tanjung Kelayang, Desa Nelayan Tanjung Binga, dan lain-lain.

(7)

20010 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2

4 6 8 10 12 14 16 18 20

12.48 11.77

10.94

18.04 17.48 17.1 17.35 18.42 18.3 17.85

Sektor pariwisata

Sektor pariwisata

PDRB Bangka Belitung Tahun 2001-2010 Tahu

n PDRB menurut harga berlaku IPM Pengangguran Tingkat kemiskinan

2001 6576424 64.9 5.12 11.23

2002 7528567 65.4 5.23 11.62

2003 8463470 67.8 7.37 10.06

2004 11796550 69.6 7.14 9.07

2005 14171630 70.68 8.1 9.74

2006 15920529 71.18 7.47 12.31

2007 17895017 71.62 6.93 9.54

2008 21421340 72.19 5.89 8.58

2009 22982018 72.55 5.48 7.46

2010 25705626 72.86 4.94 6.51

Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah presentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di masing-masing kabupaten/kota di Bangka belitung. Garis

(8)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah. Walaupun tidak dapat

mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia, namun mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Data yang digunakan adalah perbandingan PDRB

terhadap indeks pembangunan manusia tahun 2001 – 2010 (dalam satuan persen).

Tingkat Pengangguran

 Pengangguran terbuka menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah orang yang masuk angkatan kerja (15 tahun keatas) yang sedang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan, dan pada waktu yang bersamaan mereka tak bekerja. Data yang digunakan untuk melihat pengangguran adalah perbandingan antara PDRB terhadap tingkat

(9)

PENGUJIAN MENGGUNAKAN E-VIEWS

Dependent Variable: PDRB Method: Least Squares Date: 09/23/14 Time: 15:39 Sample: 2001 2010

Included observations: 10

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

IPM 0.176038 0.006073 28.98739 0.0000 PENGANGGURAN -0.098477 0.011921 -8.261161 0.0002 KEMISKINAN 0.016398 0.010037 1.633779 0.1534 C 4.609107 0.464840 9.915480 0.0001

R-squared 0.996771 Mean dependent var 16.44101 Adjusted R-squared 0.995156 S.D. dependent var 0.484110 S.E. of regression 0.033694 Akaike info criterion -3.653814 Sum squared resid 0.006812 Schwarz criterion -3.532780 Log likelihood 22.26907 Hannan-Quinn criter. -3.786588 F-statistic 617.3008 Durbin-Watson stat 3.053208 Prob(F-statistic) 0.000000

Interpretasi:

1. koefisien pada variabel:  Indeks Pembangunan Manusia

Jika Indeks pembangunan manusia meningkat 1 unit maka PDRB akan meningkat sebesar 0.176038 unit, cateris paribus.  Pengangguran

jika tingkat penggangguran meningkat sebesar 1 unit maka PDRB menurun sebesar 0.098477 unit, cateris paribus

 Kemiskinan

Jika tingkat kemiskinan meningkat sebesar 1 unit maka PDRB akan meningkat sebesar 0.016398 unit, cetiris paribus

 C

Jika variabel independen lain tidak ada atau bernilai 0 maka PDRB sebesar 4.609107, cetiris paribus

2. R-squared

(10)

3. Uji hipotesis individu (uji t)

Ho : variabel independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen

Ha : variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen

Variabel probabilit

y alpha keterangan

IPM 0.0 < 0.05 Ho ditolak, Ha tidak ditolak. Variabel IPM signifikan mempengaruhi variabel PDRB

Penganggura

n 0.0002 < 0.05 Ho ditolak, Ha tidak ditolak. Variabel PENGANGGURAN signifikan mempengaruhi variabel PDRB

Kemiskinan 0.1534 > 0.05 Ho tidak ditolak, Ha ditolak. Variabel KEMISKINAN tidak

signifikan mempengaruhi variabel PDRB

C 0.0001 < 0.05 Ho ditolak, Ha tidak ditolak. Variabel C signifikan mempengaruhi variabel PDRB

4.Uji F

Ho : Secara bersama -sama variabel independen signifikan dapat menjelaskan variabel dependen

Ha : Secara bersama-sama variabel independen tidak signifikan menjelaskan variabel dependen

Probability alpha 0,00 < 0.05

(11)

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel PDRB terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pengangguran, dan kemiskinan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini:

1. Berdasarkan pengujian uji t-statistik dengan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa variabel PDRB Bangka Belitung secara individual memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan kemiskinan

2. Berdasarkan uju F-statistik yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa keseluruhan variabel independen yang terdapat didalam model, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan kemiskinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PDRB Bangka Belitung pada α 0.05

Saran:

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan kepada pemerintah dan para pengambil

kebijakan mengenai keterkaitan hubungan dan pengaruh PDRB terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pengangguran, dan kemiskinan, sehingga kedepannya pemerintah dan para pengambil kebijakan dapat mengambil langkah yang tepat dalam meningkatkan PDRB atau pertumbuhan ekonomi di provinsi Bangka Belitung

2. Pengeluaran pembangunan perlu ditingkatkan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena pengeluaran pembangunan merupakan kegiatan investasi pemerintah, yang memiliki dampak ekonomi yang besar, yang membuat

perekonomian di berbagai sektor meningkat sehingga akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah yang lebih cepat.

3. Pemerintah provinsi Bangka Belitung seharusnya berupaya untuk meningkatkan sktor pariwisata, karena Bangka Belitung

(12)

Daftar Pustaka

http://bps.go.id/tab_sub/view.php?

kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=26&notab=2

http://bps.go.id/tab_sub/view.php?

kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=23&notab=7

http://bps.go.id/tab_sub/view.php?

kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=15

http://www.academia.edu/6194368/MAKALAH_KEMISKINAN

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4314/espa4314a/materi_2_2.ht m

http://suprayitno88.wordpress.com/download/bangka-belitung-dalam-angka/

http://babel.bps.go.id/index.php?r=publikasi/view&id=105

Saputra, W.A dan Mudakir,Y.B. (2011). Analisis pengaruh jumlah penduduk, PDRB, IPM, Pengangguran terhadap tingkat kemiskinan. Jurnal Ekonomi, (9-11)

Suherly,L. 2012. Statistik daerah kabupaten Belitung. Jakarta: BPS Indonesia

Hariani, Sangat M. 2012.Statistik daerah kabupaten bangka. Jakarta: BPS Indonesia

Dalimartha, Setiawan. 2012.Statistik daerah kabupaten pangkal pinang. Jakarta: BPS Indonesia

Said, Ahmad. 2012.Statistik daerah kabupaten Bangka Selatan. Jakarta: BPS Indonesia

Wati, E. 2012.Statistik daerah kabupaten Bangka Barat. Jakarta: BPS Indonesia

Arisandi, Lisna. 2012.Statistik daerah kabupaten Bangka Tengah. Jakarta: BPS Indonesia

Gambar

Table 1Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh dan peranan dari spesies-spesies ini dalam komunitas pesisir muara sungai Siganoi antara lain sebagai individu yang jumlahnya sangat banyak terdapat pada

Dari data diatas, PT.. Penurunan laba bersih yang dialami tidak hanya disebabkan oleh penjualan yang menurun dari tahun sebelumnya, tetapi juga disebabkan oleh

Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti sehingga dapat mengetahui bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, dan pengangguran, terhadap

Dengan adanya laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan yang berfluktuatif dari tahun ke tahun tetapi cenderung mengalami trend positif yang berarti jumlah

Pada penyimpanan Freezer utama bagian atas terdapat beberapa bahan makanan yang sudah jadi dan dibekukan yang sering digunakan atau sering dipesan pada restoran

Perkembangan Processor yang sangat pesat merupakan salah satu faktor utama mengapa kita bisa hidup di jaman yang penuh dengan teknologi canggih ini karena, teknologi apapun

Kegiatan pembelajaran ini mencakup semua mata pelajaran dengan sistem klasikal dan daring (dalam jaringan). Pendidik sebagai penentu materi dan capaian pembelajaran,

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh PDRB, kemiskinan, pengangguran dan belanja modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di 35 Kabupaten/Kota Jawa