• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI TANAMAN HIAS UNGGULAN KOME (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INVENTARISASI TANAMAN HIAS UNGGULAN KOME (1)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN 979-3844-20-5

INVENTARISASI TANAMAN HIAS

UNGGULAN KOMERSIL

(2)

KATA PENGANTAR

Industri tanaman hias telah berkembang menjadi pusat pertumbuhan baru yang dapat diandalkan. Sejauh ini para petani dan pengusaha tanaman hias memanfaatkan jenis-jenis yang mengadopsi preferensi pasar internasional yang kebanyakan tanaman subtropis, seperti krisan, mawar, gladiol, anyelir dan lainnya. Sementara spesies tropis belum banyak dikembangkan, padahal spesies tersebut memiliki karakter eksotis yang banyak diminati oleh masyarakat internasional. Ditinjau dari kepentingan bisnis, pengembangan tanaman tropis memiliki keunggulan komparatif, mengingat potensi genetik tanaman tropis di Indonesia sangat luas. Beberapa spesies tanaman hias tropis diketahui sebagai spesies asli Indonesia, sehingga pengembangannya pada skala komersial dapat menghela pasar internasional. Dengan meningkatnya persaingan antar negara produsen yang semakin ketat, pemilihan spesies tanaman berbasis sumber daya genetik nasional menjadi alternatif terbaik agar produsen nasional tetap mampu berperan dalam perdagangan internasional.

(3)

keunikan morfologi yang mempunyai nilai komersial cukup tinggi. Sosialisasi spesies-spesies tropis yang belum berkembang menjadi komoditas komersial perlu dilakukan secara intensif dalam rangka mengangkat citra sebagai komoditas yang prospektif. Dengan demikian para investor akan mulai tertarik untuk mengembangkannya sebagai komponen usaha tani yang memberi keuntungan finansial. Salah satu metode sosialisasi yang dapat dilakukan yaitu melalui penerbitan buku komoditas yang dapat diakses oleh khalayak luas.

Dengan terbitnya buku “Inventarisasi Tanaman Hias

Unggulan Komersil”, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran hingga periode pencetakan. Saya menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan buku ini. Kendati demikian, saya berharap kiranya materi yang tersaji dalam buku ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.

(4)

DAFTAR ISI BUKU

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 7

1.3. Dasar Pertimbangan ... 8

II. SUMBERDAYA GENETIK TANAMAN HIAS ... 12

III. JENIS-JENIS KOMODTIAS POTENSIAL ... 17

3.1. Lantana ... 17

3.1.1 Lantana camara ... 17

3.1.2 Lantana montevendensis ... 19

3.2. Zinnia ... 22

3.3. Bambusa ... 24

3.3.1 Bambusa vulgaris ... 24

3.3.2 Bambusa multiplex ... 26

3.4. Rumput ... 28

3.4.1 Rumput Cynodon dactylon ... 28

(5)

IV. UPAYA PENGEMBANGAN TANAMAN HIAS

UNGGULAN KOMERSIL ... 33

4.1 Percontohan ... 34

4.2 Penyediaan teknologi produksi dan pasca panen... 35

4.3 Penerapan standarisasi Mutu produk ... 36

4.4 Pengembangan Kawasan Sentra Produksi ... 36

4.5 Promosi ... 37

4.6 Kelembagaan Keuangan ... 36

4.7 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi ... 37

4.8 Pemasaran ... 38

4.9 Kebijakan ... 43

(6)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman hias adalah jenis tanaman yang memiliki nilai

artistik yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan

sehari-hari bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tanaman hias

banyak dibutuhkan sebagai pelengkap yang menyeimbangkan

kebutuhan lahir dan batin. Perhatian masyarakat Indonesia

terhadap tanaman hias tropis semakin meningkat dari tahun ke

tahun sejalan dengan perkembangan preferensi pasar. Minat

masyarakat untuk menanam tanaman hias secara komersial juga

semakin besar, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan pasar

yang semakin meluas sebagai dampak perubahan trend

internasional.

Seperti dimaklumi tingkat sosial masyarakat yang

didasarkan atas tatanan kehidupan ekonomi, religius maupun

nilai-nilai budayanya menentukan perubahan kebutuhan dasarnya

dari hanya pangan jasmani ke pangan rohani, di antaranya

memanfaatkan keindahan tanaman hias. Seiring dengan

pengembangan tanaman hias di tingkat daerah dan nasional

(7)

Demikian pula tanaman hias dan beberapa komponen produk

suplemennya, makin berkembang menjadi suatu komoditas

ekonomis (economics goods).

Perkembangan tanaman hias pada berbagai belahan dunia

tersebut merupakan suatu peluang dan sekaligus tantangan bagi

pengembangan industri tanaman hias di Indonesia. Industri

tanaman hias nasional akan mampu memenangkan persaingan

melalui pemanfaatan keunggulan komparatif. Trend selera pasar

dan perkembangan dari lapangan usaha jasa ikutan akan

berimplikasi pada perubahan fasion dan selanjutnya berakibat

terjadinya variasi permintaan produk tanaman hias, mulai dari

pilihan warna, bentuk dan ukuran. Hal penting lainnya adalah

adanya pergeseran trend permintaan dari jenis tanaman hias

subtropis bergeser secara seimbang ke jenis tanaman hias tropis.

Tanah di Indonesia umumnya kaya akan bahan organik

dengan lapisan olah yang cukup dalam. Keadaan tersebut

memungkinkan tanaman dapat dengan mudah membentuk akar

pendek maupun dalam. Jenis tanah yang paling banyak dijumpai

adalah latosol, podsolik, organosol, aluvial dan lain-lain. Untuk

(8)

pengangkutan jarak jauh antara lain cocopit, sekam, pakis

(tanaman langka), arang dan lain-lain.

Kondisi iklim yang kondusif di daerah tropis dapat menjadi

modal dasar dalam pengembangan tanaman hias di dalam

negeri. Kondisi iklim yang kondusif tersebut perlu dijadikan

sebagai faktor penentu keunggulan komparatif dalam

menghasilkan produk tanaman hias bermutu. Dengan

ketersediaan tenaga kerja yang memadai, pembangunan industri

tanaman hias dapat diarahkan pada industri kerakyatan yang

berdaya saing. Hal ini membantu pemecahan persoalan

pengangguran yang terjadi akibat krisis ekonomi yang

berkepanjangan. Di sisi lain prospek pasar dalam dan luar negari

sangat cerah seiring dengan meningkatnya kesejahteraan,

tumbuhnya industri pariwisata dan berkembangnya tuntutan

keindahan lingkungan sekitar.

Tanaman tropis, khususnya tanaman taman merupakan

jenis tanaman yang kaya dengan berbagai varietas tanaman.

Beberapa tanaman taman yang varietasnya cukup kaya, antara

(9)

Weeping Lavender, Weeping White, Pinkie, Texas Flame dan

Samangtha. Berbagai varietas Lantana tersebut memiliki warna

yang beranekaragam dan indah.

Sejauh ini petani dan pengusaha tanaman hias banyak

memanfaatkan tanaman hias subtropis. Sementara tanaman hias

tropis yang seharusnya menjadi komoditas unggulan belum

dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan tanaman subtropis

membutuhkan modifikasi lingkungan yang menyerupai daerah

asalnya. Hal ini menyebabkan biaya produksi menjadi sangat

tinggi dan produk yang dihasilkan kurang kompetitif. Tanaman

hias subtropis yang banyak dikembangkan produsen tanaman

hias, antara lain krisan, mawar, anyelir, lily, zanthedezia,

anthurium, coleus, cyclamen, poinsettia, kalanchoe dan

saintpaulia. Modifikasi lingkungan yang dilakukan oleh sebagian

besar petani dan pengusaha, adalah melalui pembangunan

rumah plastik, penambahan cahaya buatan (fotoperiode),

penaungan (shading), aplikasi zat pengatur tumbuh, pengaturan

suhu dan kelembaban.

Walaupun ditanam dalam skala yang masih terbatas,

beberapa jenis tanaman tropis sudah mulai dikembangkan.

(10)

antara lain Aglaonema, Aloe vera, Ananas, Bambu, Palem,

Bougainvillea, Calathea, Caladium, Ficus, Codiaeum, Cordyline,

Dracaena, Maranta, Monstera, Nephrolepsis, Philodendron, dan

Sansevieria. Tanaman hias tersebut ditanam secara intensif oleh

petani yang sebagian telah dikembangkan untuk ekspor. Oleh

karena itu budidaya tanaman tropis perlu dikembangkan secara

luas sebagai produk unggulan yang memiliki prospek cerah pada

masa mendatang.

Masih banyak jenis tanaman hias tropis yang belum

dimanfaatkan untuk budidaya komersial. Tanaman tersebut

tumbuh di hutan belantara Indonesia yang perlu dieksplorasi

pemanfaatannya melalui penangkaran dan pembudidayaan

secara intensif. Agar tidak cepat punah dari habitatnya, maka

pemanfaatan tanaman hias tropis perlu diikuti dengan tindakan

konservasi secara berkelanjutan.

Selama ini telah dikenal banyak terdapat jenis tumbuhan

liar yang dikemudian hari mempunyai nilai ekonomi tinggi karena

dapat memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kemajuan

teknologi budidaya dan informasi maka semakin banyak

tumbuhan liar untuk dikenali dan mempunyai nilai tinggi.

(11)

berpotensi untuk dikembangkan menjadi tanaman hias komersil

adalah Lantana, Bambusa sp., rumput-rumputan, dan Zinnia sp.

Bila ditinjau dari ketersediaan bibit, tanaman taman tropis

juga cukup potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas

unggulan komersial. Ketersediaan benih bermutu tanaman hias di

dalam negeri baru mencukupi sebagian dari keseluruhan

kebutuhan. Sedangkan sisanya disediakan melalui iimpor dengan

harga yang mahal.

Hingga saat ini, varietas tanaman hias yang digunakan

pengusaha umumnya varietas baru yang diimpor dari luar negeri.

Para pengusaha atau petani tanaman hias sebaiknya

mempertimbangkan penggunaan varietas lokal untuk

meningkatkan daya saing produk tanaman hias nasional di pasar

internasional.

Ketersediaan benih bermutu di dalam negeri, hingga saat

ini masih mengalami kekurangan. Hal ini disebabkan oleh belum

tumbuhnya industri perbenihan dan pemuliaan.

Tidak seperti pada tanaman anggrek dan krisan, kesiapan

tenaga breeder tanaman taman masih kurang, seperti tanaman

(12)

beragam, varietas tersebut masih diperoleh dari pengembangan

varietas lokal.

Perbenihan atau nursery merupakan usaha pengadaan

dan perbanyakan tanaman untuk memenuhi kebutuhan bahan

tanaman. Kegiatan perbenihan dapat bersifat komersial atau non

komersial. Kegiatan perbenihan yang bersifat komersial biasanya

menerapkan teknologi inovatif untuk meningkatkan mutu.

Untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi jenis-jenis

tanaman tropis diperlukan upaya pengembangan yang

mempertimbangkan potensi pasar. Untuk itu perlu dilakukan

kegiatan pengenalan, percontohan, penyediaan teknologi,

promosi, pemasaran dan kegiatan lain yang terkait dengan

pengembangan tanaman. Selanjutnya, dalam tulisan ini akan

dipresentasikan beberapa jenis tanaman yang berpotensi sebagai

komoditas unggulan.

1.2 Tujuan

- Memperkenalkan jenis-jenis komoditas unggulan

- Mendeskripsikan karakter morfologi

- Mendorong upaya pengembangan komoditi tanaman

(13)

1.3 Dasar Pertimbangan

Permintaan pasar dunia terhadap tanaman hias

cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Nilai perdagangan

internasional saat ini mencapai lebih dari US$ 80 milyar.

Sebagian besar produk tanaman hias hias dipasok oleh Belanda,

Colombia, Italia, Kenya, Zimbabwe, Tanzania, China, Taiwan,

Thailand, Vietnam, dan Jepang. Meskipun nilai ekspor tanaman

hias dari Indonesia terus meningkat, tetapi perannya di pasar

dunia masih sangat rendah, yaitu baru mencapai US$ 10 juta

(0,01%) atau berada pada peringkat 51 dunia. Memperhatikan

informasi tersebut, Indonesia masih berpeluang besar untuk

mengisi pasar dunia mengingat potensi sumberdaya genetik,

sumberdaya manusia dan ketersediaan teknologi yang cukup

menggembirakan.

Letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis

menghasilkan sumberdaya alam seperti iklim dan

keanekaragaman hayati yang besar, sehingga memungkinkan

berbagai tanaman dapat tumbuh secara optimal. Berbagai

tanaman tropis tersebut dapat dikembangkan untuk memenuhi

permintaan pasar dunia yang cenderung meningkat. Namun

(14)

Hal ini terlihat dari minimnya pengelolaan atau pemanfaatan

jenis-jenis tanaman dalam negeri yang berasal dari habitat

alamnya. Dengan spesifikasi tanaman tropis yang cenderung

semakin digemari di pasar dunia maka potensi keanekaragaman

hayati diharapkan dapat terus digali dan dikembangkan.

Pengusahaan tanaman hias melibatkan banyak kegiatan

dan banyak pihak sehingga dapat menggerakkan ekonomi

nasional. Hal ini terlihat dari nilai Produk Domestik Bruto,

penyerapan tenaga keja, lapangan usaha, dan dampaknya

terhadap perkembangan sektor terkait seperti pariwisata,

perdagangan, dan transportasi.

Permintaan pasar tanaman hias sangat dinamis mengikuti

selera konsumen di dalam dan luar negeri. Dengan tersedianya

tenaga pemulia yang tersebar di berbagai instansi pemerintah

dan swasta, pengembangan jenis-jenis baru dapat diciptakan

untuk memenuhi peluang pasar yang tersedia. Oleh karena itu

diperlukan kerjasama secara sinergi semua pihak untuk

mewujudkan inovasi baru berupa hasil silangan tanaman hias

yang dapat diterima oleh pasar.

Inovasi IPTEK sangat dibutuhkan sebagai faktor eksternal

(15)

yang tangguh, sehingga dapat menjadi tumpuan perekonomian

nasional. Teknologi inovasi yang dihasilkan lembaga riset

diharapkan memberi nilai tambah komersial dan ilmiah sesuai

kebutuhan para pelaku usaha di dalam negeri, sehingga untuk itu

instansi pemerintah dituntut mampu membentuk daya inovasi

dan mempercepat adopsi teknologi agar segera dapat

dimanfaatkan oleh petani dan pengusaha. Balai Penelitian

komoditas menghasilkan teknologi inovatif yang perlu dikaji

kesesuaiannya di lokasi spesifik oleh BPTP. Setelah melewati

proses pengkajian, teknologi tersebut dikembangkan oleh Ditjen

Hortikultura untuk mendukung program pengembangan kawasan

agribisnis berbasis komoditas.

Pengembangan industri florikultura di Indonesia dapat

memberikan kesejahteraan secara langsung bagi pelaku

usahanya (petani dan pengusaha). Industri ini semakin lama

semakin berkembang seiring dengan perubahan pola perilaku

masyarakat Indonesia yang selalu mengikuti perubahan zaman.

Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat menyebabkan

munculnya suatu kebutuhan baru khususnya hal-hal yang terkait

dengan keindahan lingkungan sekitar. Hal ini dibuktikan dengan

(16)

kegiatan keagamaan dan sebagainya di kota-kota besar. Usaha

florikultura pun menjamur di kota besar seiring dengan

meningkatnya tuntutan masyarakat dalam bentuk pembangunan

(17)

II. SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN HIAS

Daerah tropis memungkinkan berbagai jenis tanaman hias

dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagai salah

satu daerah tropis, Indonesia dikenal kaya akan keanekaragaman

hayati berupa ekosistem, jenis, dan genetik dan tumbuan liar.

Menurut World Conservation Monitoring Committee (1994) di

dalam Saparjadi, (2004), kekayaan bumi Indonesia mencakup

27.500 jenis tumbuhan berbunga atau 10 % dari seluruh jenis

tumbuhan di dunia. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa

Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam memanfaatkan

tumbuhan untuk kepentingan manusia.

Dalam kaitannya dengan keanekaragaman, sumberdaya

genetik yang ada belum dimanfaatkan secara optimal.

Pemanfaatan tumbuhan digunakan untuk memenuhi kebutuhan

seperti bahan pangan, pakaian, bangunan dan kebutuhan hidup

lainnya. Dalam memanfaatkan sumberdaya tersebut para pelaku

diharapkan membantu pelestariannya di habitat alamnya dengan

cara tidak memanen langsung dan menjualnya ke konsumen,

(18)

Keanekaragaman hayati mempunyai banyak peran dan

fungsi di antaranya untuk membentuk populasi baru yang lebih

eksotik melalui program pemuliaan. Pengetahuan masyarakat

terhadap keanekaragaman masih terbatas terutama jenis-jenis

yang belum dieksplorasi. Jenis-jenis tanaman yang mempunyai

nilai estetika belum banyak dikenali oleh masyarakat luas.

Iklim hujan tropik memberikan kondisi yang

menguntungkan bagi berbagai jenis tanaman yang tumbuh dan

berkembang di Indonesia. Habitat alami beragam jenis

tumbuhan belum tereksplorasi di antaranya spesies dari

Orchidaceae, Palmae, Euphorbiaceae, Araceae, Compositae,

Caladium, Codeaum dan Ficus. Kekayaan flora tersebut banyak

menarik minat pihak asing untuk mengakses dan memanfaatkan

untuk kepentingan ekonomi. Akses tumbuhan tersebut berjalan

secara ilegal yang diikuti dengan pengembangan massal di

negara lain. Kini beberapa jenis tumbuhan asal Indonesia

banyak yang telah dikomersialkan sebagai produk unggulan di

berbagai negara. Sementara para konsumen tanaman hias di

dalam negeri memperolehnya dengan cara mengimpor dari

(19)

Sejauh ini jumlah spesies asli Indonesia yang telah

dimanfaatkan secara komersil masih sangat terbatas. Spesies

kekayaan flora yang telah dimanfaatkan seperti famili

Orchidaceae, Palmae, Pandanaceae, Ficus, Caladium, Codeaum,

Musaceae, dan Euphorbiaceae. Sebagian besar dari spesies

tersebut dipanen dari alam dan ditangkarkan sebelum

dikomersilkan. Proses penangkaran dilakukan secara

konvensional sehingga menghasilkan produk yang tidak seragam

dan kalah bersaing dengan produk luar negeri.

Kekayaan flora merupakan komponen utama dalam

meraih keunggulan komparatif dan dapat dimanfaatkan secara

langsung untuk keperluan komersial dan merakit varietas unggul.

Agar pemanfaatannya dapat berlangsung secara

berkesinambungan, maka perlu dilakukan tindakan konservasi

untuk mencegah kepunahan. Hal ini selayaknya menjadi agenda

nasional yang pelaksanaannya melibatkan berbagai instansi

pemerintah termasuk Departemen Kehutanan, LIPI, Perguruan

Tinggi, Departemen Pertanian dan Kementrian Negara

Lingkungan Hidup.

Pengembangan industri tanaman hias harus didukung

(20)

pemuliaan merupakan langkah strategis untuk menciptakan

varietas unggul baru sesuai keinginan konsumen. Selama ini

kegiatan pemuliaan dilakukan oleh lembaga penelitian milik

pemerintah dan universitas. Di negara maju, kegiatan pemuliaan

telah beralih dari pemerintah ke swasta. Pengalihan tersebut

membutuhkan waktu, karena pihak swasta memiliki kendala

dalam pengadaan tenaga terampil, infrastruktur, laboratorium,

dan modal investasi. Sehingga dibutuhkan peran serta dari

pemerintah untuk memperkuat peranan swasta dengan

memberikan alih teknologi dan dukungan investasi. Dengan

mengalihkan kegiatan pemuliaan kepada pihak swasta

diharapkan akan terbangun cabang industri baru seperti

perbenihan, alat dan mesin pertanian serta sarana penunjang

lainnya. Sehingga dapat menggerakkan perekonomian nasional

melalui pembentukan pusat pertumbuhan baru.

Teknologi kultur jaringan dapat dimanfaatkan untuk

penyediaan benih bermutu. Teknologi fertigasi, zat pengatur

tumbuh, modifikasi lingkungan dan pasca panen yang dihasilkan

lembaga penelitian dapat dimanfaatkan oleh para stakeholder

untuk meningkatkan daya saing produk tanaman hias.

(21)

pada kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik dan plasma

nutfah. Banyak kalangan mengharapkan agar RUU Pengelolaan

Sumberdaya Genetik tersebut segera dapat disahkan menjadi

Undang-Undang sebagai sumber hukum pengelolaan kekayaan

(22)

III. JENIS-JENIS KOMODITAS POTENSIAL

Lantana

3.1.1. Family : Verbenaceae

Genus : Lantana

Spesies: camara

Morfologi

Lantana termasuk jenis tanaman tropis yang berasal dari

Amerika dan sebagian yang terkenal berasal dari Afrika selatan.

Tanaman ini tanaman perennial, yaitu tanaman yang hidup

sepanjang tahun. Lantana saat belum berbunga terlihat kurang

menarik, namun saat berbunga berubah menjadi tanaman yang

(23)

Lantana tergolong tanaman semak yang hijau dan

tumbuh tidak datar. Tanaman ini memiliki tinggi 90-120 cm,

mampu tumbuh sampai ketinggian tertentu dengan bantuan alat

pendukung. Daunnya memiliki panjang 5-12.7 cm dan lebar

2.5-5 cm dengan tepi bergerigi dan permukaan yang bertekstur.

Batang dan daun terlindungi oleh rambut kasar dan

memancarkan aroma yang tidak sedap pada saat dilumatkan.

Bunga-bunga yang kecil terikat dalam rangkaian yang disebut

”umbels”.

Di daerah tropis lantana tidak pernah berhenti berbunga.

Saat-saat tanaman ini berbunga yaitu pada akhir musim dingin

atau awal musim semi, pertengahan musim semi, musim panas

dan awal musim dingin. Lantana menyukai kondisi lembab dan

panas, tanaman tropis ini akan layu pada suhu -2.2oC. Lantana

memiliki bunga banyak warna antara lain pink, magenta, merah,

oranye, kuning terang dan ungu.

Budidaya

Lantana sangat mudah ditanam dan beradaptasi dengan

berbagai jenis tanah. Pemberian air dan pemupukan yang terlalu

(24)

dilakukan setelah berumur 2-3 tahun. Lantana juga digunakan

sebagai tanaman bedengan.

Cahaya

- Sinar matahari langsung

- Cahaya matahari tidak langsung

Perkembangbiakan

- Perbanyakan dengan stek batang

- Pemotongan kayu lunak

3.1.2. Family : Verbenaceae

Genus : Lantana

(25)

Morfologi

Lantana montevendensis termasuk jenis tanaman tropis

yang berasal dari Amerika Selatan. Termasuk tanaman perennial

yaitu tanaman yang hidup sepanjang tahun. Tanaman ini

merupakan tanaman semak yang berkayu rendah, tumbuh hanya

dengan tinggi 45-61 cm. Tajuk tanaman dapat melintang sampai

1.5 m, bahkan lebih panjang lagi untuk membentuk rumpun yang

luas. Tanaman yang selalu hijau ini memiliki daun yang

berwarna gelap dengan permukaan yang berambut kasar.

Panjang 2.5 cm (1 inch) dan memiliki aroma yang tidak enak

ketika dihancurkan. Lantana berbunga terus menerus di area

bebas dingin dan menghasilkan bunga kecil dalam jumlah sedikit

yang tersusun membentuk ikatan sepanjang 2.5 cm (1 in)

Budidaya

Lantana sangat mudah ditanam dan beradaptasi dengan

berbagai tipe tanah. Terlalu banyak pemberian air dan

pemupukan akan mengurangi pembungaan. Jenis lantana ini

sangat sempurna digunakan untuk tanaman penutup tanah yang

berwarna-warni. Di area yang hangat atau panas tanaman ini

dapat berbunga terus menerus. Lantana berkembang di

(26)

musim dingin yang membekukan, tanaman segera mati.

Tanaman ini toleran dengan suhu rendah pada periode singkat.

Pada pucuk atasnya akan mati pada suhu sampai (-6.7oC) atau

20oF, tetapi akan tumbuh kembali pada musim semi.

Cahaya

- Sinar matahari langsung

- Cahaya matahari tidak langsung

Perkembangbiakan

- Perbanyakan dengan stek batang

(27)

3.2 Zinnia

Family : Asteraceae

Genus : Zinnia

Spesies: ellegans

Morfologi

Tanaman ini termasuk tanaman semusim yang diketahui

berasal dari Meksiko sebagai tumbuhan liar. Zinnia elegans

merupakan famili Asteraceae, memiliki sekitar 20 jenis yang

terkenal. Zinnia liar memiliki postur tubuh tegak lurus dan semak

belukar, tumbuh dengan tinggi 76 cm.

Zinnia menghasilkan bunga berwarna dominan ungu

dengan berwarna cakram kuning dan hitam. Diameter bunga

sekitar 5 cm. Orang-orang menyukai zinnia karena variasi warna

dan tipe bunganya. Warna bunga zinnia diantaranya putih,

(28)

bunga bungur, belang, berbintik dan dua warna. Tipe bunga

zinnia juga beragam, antara lain ganda, semi ganda, dan

berumbai. Zinnia kerdil memiliki tinggi tidak lebih dari 15 cm.

Bunga potong zinnia umumnya berasal dari kultivar tertentu

dengan panjang tangkai sekitar 0,9 m.

Varietas baru umumnya resisten terhadap hama dan

penyakit.

Budidaya

Zinnia mudah ditanam di daerah terbuka dengan sinar

matahari penuh. Zinnia dapat tumbuh optimal jika ditanam di

tanah yang berdrainase baik dengan pengairan yang terbatas.

Musim tanam yang tepat untuk budidaya zinnia adalah musim

kering. Zinnia dapat terinfeksi dengan jamur pada iklim lembab,

khususnya di daerah yang memiliki sirkulasi buruk.

Perbanyakan tanaman dilakukan di ruangan tertutup pada

suhu 21-24oC. Setelah berumur 6-8 minggu tanaman

dipindahkan ke luar ruangan. Zinnia sangat sensitif terhadap

gangguan fisik terutama pada saat pencangkokan.

Cahaya

(29)

Perkembangbiakan

Perbanyakan dengan stek batang

3.3 Bambusa

3.3.1 Family : Poaceae (Grass)

Genus : Bambusa

Spesies: vulgaris

Morfologi

Bambu termasuk tanaman perennial atau tanaman yang

tumbuh sepanjang tahun. Bambu banyak ditemui di Indonesia,

karena tersebar di kawasan tropis. Jenis bambu yang paling

banyak digunakan sebagai bambu hias adalah Bambusa vulgaris

(30)

Bambu Indonesia kebanyakan tumbuh merumpun

(Sympodial), sehingga batang sering melengkung dan ruasnya

tidak sama. Bambu Indonesia juga ada yang tumbuh meruncing.

Bambu Indonesia berbeda dengan bambu cina, karena

dibudidayakan secara intensif. Bambu Cina lebih lurus karena

tumbuh secara monopodial, penanaman bambu cina disarankan

berjarak tanam agak jarang.

Bambu memiliki tinggi lebih dari 12 m, jarak tanam

anjuran adalah lebih dari 12 m. Pada umumnya bambu cina

lebih menyukai ruangan tertutup dan tidak dapat tumbuh di

lingkungan bersuhu rendah. Untuk mendapatkan kualitas

tanaman yang optimal, petani menanamnya di lingkungan

terkendali.

Cahaya

Sinar matahari langsung

Perkembangbiakan

(31)

3.3.2 Family : Poaceae (Grass)

Genus : Bambusa

Spesies: multiplex

Morfologi

Bambusa multiplex (Chinese Goddes Bamboo) merupakan

tanaman yang tetap hijau dan dapat tumbuh sepanjang waktu.

Batang bambu jenis ini berwarna keemasan dengan strip

berwarna hijau yang lebarnya bervariasi. Warna keemasan yang

muncul dari batang berubah menjadi magenta pada saat terkena

sinar matahari.

Bambu ini merupakan jenis bambu yang baik untuk

tanaman indoor. Tanaman ini diletakkan di area yang disinari

(32)

Bambu memiliki tinggi maksimum 12 m, dengan diameter

3,8 cm. Pada umumnya bambu hanya dapat tumbuh di ruangan

tertutup dan tidak dapat tumbuh pada suhu di bawah -6.7 oC.

Cahaya

Sinar matahari langsung

Perkembangbiakan

Perbanyakan dengan anakan batang

Budidaya Bambu

Budidaya bambu dilakukan pada elevasi 700 m di atas

permukaan laut. Keasaman tanah idealnya pH 6-65 tapi toleran

pada pH 4.5. Penanaman di lakukan di lubang tanam berukuran

60x60x60 cm yang diisi 15 kg pupuk kandang dicampur 10 gram

carbofuran. Jarak tanam antar rumpun 5 m. Pada tanah

bergelombang jarak tanam dapat dirapatkan dan dibuat

terasering untuk mencegah erosi. Tanaman ini perlu diairi

dengan frekuensi yang cukup, dan pencahayaan yang sesuai.

Bambu menyukai banyak uap air. Pengairan sangat diperlukan

(33)

3.4 Rumput

3.4.1 Family : Graminae

Genus : Cynodon

Spesies: dactylon

Morfologi

Rumput Cynodon dactylon biasa dikenal dengan Rumput

Golf Bermuda. Tanaman memiliki rimpang dan stolon yang

tumbuh ke segala arah. Buku-bukunya berwarna hijau keunguan.

Batangnya kaku seperti kawat dan ramping. Ujung daunnya

seringkali menggulung ke arah dalam. Bunganya terdiri dari 3-9

bulir yang terpusat di ujung.

Budidaya

Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 2.100

meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang sesuai adalah

(34)

ini mempunyai daya pengikat tanah yang kuat dan tahan

terhadap injakan.

Rumput ini diperbanyak dengan bibit dalam bentuk

suwiran/anakan tunggal. Setengah kilogram benih rumput

dapat menghasilkan hamparan rumput seluas 50 m2. Rumput

Golf Bermuda cocok ditanam di lapangan golf, lapangan sepak

bola, serta penutup tanah di halaman rumah.

Cahaya

- Sinar matahari langsung

Perkembangbiakan

- Benih

- Stolon

- Gulungan dan

(35)

3.4.2 Family : Graminae

Genus : Axonopus

Spesies: compressus

Morfologi

Rumput Axonopus compressus biasa disebut dengan

rumput gajah, jukut pait, atau kipait. Tumbuh berumpun,

memiliki tinggi sampai 50 cm. Bulir bunganya berbentuk lonjong

atau bulat telur agak gepeng dengan letak yang berseling.

Rumput ini berbunga sepanjang tahun (perennial). Rumput

gajah tahan terhadap pangkasan dan injakan.

Budidaya

Rumput ini sangat menyukai tanah gembur yang

berkompos dan dapat tumbuh baik di tempat yang ternaungi.

(36)

taman yang ternaungi maupun tidak ternaungi dan dapat juga

sebagai tanaman penutup tanah, khususnya taman bermain.

Cahaya

- Tempat yang ternaungi

Perkembangbiakan

- Biji

- Batang Panjat

3.4.3 Family : Graminae

Genus : Zoysia

Spesies: Matrella

Morfologi

Zoysia matrella dikenal dengan rumput manila atau

rumput king. Jenis rumput ini merupakan penutup tanah yang

(37)

bercabang ke segala arah. Biasanya ujung daun selalu

menggulung ke dalam, helaian daun halus dan berwarna hijau

tua atau hijau kebiruan. Bunganya tersusun dalam bulir.

Budidaya

Rumput manila tumbuh baik di tanah berpasir, tanah liat

berpasir atau tanah yang banyak mengandung garam.

Pertumbuhan rumput ini dipengaruhi oleh keadaan

lingkungannya. Rumput yang tumbuh di tempat yang agak

ternaungi menghasilkan daun yang lebih halus jika dibandingkan

rumput yang ditanam di tempat yang terkena sinar matahari

langsung. Rumput ini banyak digunakan untuk lapangan

olahraga, maupun sebagai hiasan pada taman parkir mobil.

Cahaya

Tempat yang ternaungi

Perkembangbiakan

- Suwiran (anakan tunggal)

(38)

IV.UPAYA PENGEMBANGAN

TANAMAN HIAS UNGGULAN KOMERSIAL

Pengembangan tanaman taman tropis perlu digalakkan

seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen.

Pencanangan program ruang terbuka hijau oleh pemerintah

memberi peluang bagi para petani untuk menyediakan produk

sesuai kebutuhan. Beragam jenis tanaman dapat digunakan

sebagai komponen untuk pembuatan taman. Jenis tanaman

yang dapat dimanfaatkan untuk taman harus memiliki

karakteristik morfologi sebagai pelindung, penaungan, penutup

tanah dan dekorasi tata ruang. Para arsitek lanskap telah

mengenali karakteristik tersebut dan selanjutnya dijadikan

sebagai dasar pembuatan desain sesuai pesanan pelanggan.

Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki beragam

jenis flora yang potensial digunakan sebagai bahan pembuatan

taman. Dari jenis flora yang ada, hanya sebagian kecil yang

telah dimanfaatkan oleh desainer lanskap. Dalam rangka

mendapatkan inovasi rancangan lanskap yang dapat menjadi

trend setter, maka dibutuhkan pemanfaatan jenis-jenis baru guna

(39)

unggulan komersial, maka perlu ditempuh langkah-langkah

sebagai berikut: (1) sosialisasi melalui percontohan (demplot),

(2) penerapan teknologi inovatif, (3) penyediaan standarisasi

mutu produk, (4) pengembangan kawasan sentra, (5)

pemberdayaan kelompk dan jejaring kerja, (6) promosi, (7)

dukungan kebijakan, (8) pemasaran dan (9) perencanaan

monitoring dan evaluasi. Pada bagian berikutnya akan diuraikan

langkah-langkah tersebut secara seksama.

4.1 Percontohan

Percontohan budidaya komoditas unggulan komersial

dilakukan dengan menggunakan SOP berbasis GAP. Seiring

dengan kegiatan tersebut dilakukan pula percontohan

pemanfaatan tanaman taman tropis di halaman perkantoran,

hotel, tempat parkir, dan fasilitas umum lainnya.

Jenis tanaman yang digunakan untuk percontohan

diperoleh dari hasil rekayasa pemuliaan, seleksi eksplorasi,

koleksi dan introduksi. Kegiatan pemuliaan tanaman untuk

memperoleh varietas baru tanaman asli Indonesia perlu

digalakkan dan diintensifkan. Kegiatan tersebut tidak hanya

dilakukan oleh pemerintah, namun juga perlu melibatkan para

(40)

terhadap koleksi plasma nutfah yang diikuti dengan perbanyakan

tanaman potensial, eksplorasi dan koleksi diarahkan untuk

menggali potensi spesies dari habitat alami, sedang introduksi

dilakukan untuk memperkaya potensi sumberdaya genetik

nasional.

4.2 Penyediaan Teknologi Produksi dan Pasca Panen

Teknologi inovatif merupakan komponen utama dalam

peningkatan mutu dan nilai tambah produk, sebagai faktor

strategis yang menentukan daya saing. Teknologi inovatif yang

diperlukan untuk peningkatan daya saing tanaman tropis antara

lain adalah pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,

modifikasi lingkungan tropis, panen dan pasca panen.

Teknologi inovatif diperoleh melalui kegiatan penelitian

secara intensif. Prioritas kegiatan penelitian yang mendukung

peningkatan nilai tambah tanaman taman tropis perlu dilakukan

melalui akomodasi dalam program penelitian jangka pendek,

menengah dan jangka panjang. Hasil penelitian di desiminasikan

secara berkala dalam berbagai forum, diantaranya field day,

temu lapang, dan pelatihan.

Melalui forum tersebut, petani dapat mengadopsinya

(41)

produk bermutu tinggi dapat dipenuhi oleh petani. Hal ini

memungkinkan petani mendapatkan insentif harga dari

peningkatan mutu produk yang dihasilkannya.

4.3 Penerapan Standarisasi Mutu Produk

Penerapan standarisasi mutu produk diperlukan agar

dapat bersaing dengan pasar internasional dan domestik.

Adanya standar mutu produk dapat memacu para produsen

tanaman hias agar senantiasa memperbaiki mutu produknya

sesuai dengan standar yang diterapkan. Dengan demikian

produk florikultura Indonesia mendapatkan nilai jual sesuai harga

internasional. Pada tahap awal produsen perlu dilatih di bidang

produksi untuk peningkatan keterampilan teknis yang terkait

dengan upaya mencapai standar mutu yang telah diterapkan.

Dengan pembekalan keterampilan teknis, petani akan terbiasa

melakukan budidaya berbasis mutu. Kegiatan ini akan

melahirkan pola kerja yang produktif mengacu pada kebutuhan

pasar.

4.4 Pengembangan Kawasan Sentra Produksi

Kawasan sentra produksi perlu dibangun di berbagai

(42)

berkelanjutan ke pasar domestik maupun pasar global.

Mebangun kawasan sentra harus dilandasi pada keunggulan

komparatif dengan mengacu pada aspek sosial, ekonomi, dan

kultural. Melalui sentuhan teknologi, keunggulan komparatif

tersebut dapat ditransformasikan menjadi keunggulan

kompetitif. Pertimbangan banyak aspek sangat memerlukan

keberhasilan pembangunan kawasan sentra. Oleh karena

pembangunan sentra terkait dengan dimensi kehidupan yang

sangat luas maka pembinaannya selayaknya dilakukan oleh

banyak instansi yang dikoordinasi oleh pemerintah daerah.

4.5 Promosi

Promosi komoditas perlu diprogramkan secara periodik

melalui partisipasi dalam kegiatan pameran yang diharapkan

dapat menghasilkan kontak bisnis dan kemitraan usaha.

Pemerintah dapat memfasilitasi promosi di dalam dan luar negeri

dalam rangka peningkatan citra komoditas. Menurut berbagai

pakar manajemen, promosi merupakan kegiatan yang perlu

mendapat prioritas sebagai sarana pengenalan produk kepada

pengguna. Untuk mendukung promosi perlu disiapkan bahan

(43)

4.6 Kelembagaan Keuangan

Kelembagaan keuangan yang efektif dan efisien harus

disiapkan. Kelembagaan penyedia modal sangat penting,

mengingat kapital petani sangat terbatas. Guna mendukung

kegiatan bisnis tanaman hias, pemerintah perlu memfasilitasi

akses modal bagi petani dengan persyaratan bunga rendah dan

tanpa agunan. Sumber-sumber modal yang dapat diakses antara

lain berasal dari dana perbankan, reksa dana dan Community

Development BUMN. Hingga kini kelembagaan usaha bersama,

kelembagaan penyedia sarana produksi dan pengumpul produk

hasil panen serta kelembagaan informasi belum bekerja secara

memadai, sehingga para petani memiliki posisi tawar yang lemah

dalam berinteraksi dengan pihak lain. Selain kelembagaan, aspek

lain yang perlu mendapat perhatian adalah jejaring kerja di

dalam dan luar negeri, dalam hal:

 Fasilitasi forum kerjasama dalam rangka pengembangan

ekspor.

 Fasilitasi perbaikan iklim usaha agribisnis tanaman hias

melalui pengusulan koreksi regulasi dan kebijakan.

 Inisiasi kerjasama internasional dalam pengembangan usaha

(44)

 Identifikasi supply chain management tanaman hias.

 Inisiasi pasar lelang tanaman hias di sentra produksi

4.7 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi  Perencanaan pengembangan usaha tanaman hias

Manajemen produksi yang baik dapat mengantisipasi

perkembangan dengan strategis di dalam dan luar negeri.

Kemampuan untuk menyediakan produksi sesuai kontrak yang

telah disepakati dengan kualitas yang baik perlu dijaga dan

dipatuhi. Hal ini untuk mencegah adanya over supply dan

banting harga.

 Monitoring dan evaluasi usaha agribisnis tanaman hias

Pengembangan industri sarana produksi dan perbenihan

makin dibutuhkan seiring dengan makin maraknya industri

florikultura di Indonesia. Tanaman hias memerlukan media,

pupuk, obat-obatan dan pot yang khusus, sehingga perlu

didukung oleh adanya industri sarana prasarana tanaman hias.

4.8 Pemasaran

Pemasaran tanaman hias dapat dilakukan melalui 4 model

(45)

1. Model usaha koperasi, yang dapat memberikan bantuan

modal dan pembinaan keterampilan kepada anggotanya

(Gambar 1.)

Gambar 1. Skema kerja model usaha koperasi

2. Model usaha korporasi yang umumnya diterapkan di

daerah dengan kepemilikan lahan terbatas, baik yang

dimotori oleh perusahaan sebagai penghela dan yang

dibentuk oleh petani dalam suatu kelompok tani dan atau

antar kelompok tani (Gambar 2.)

(46)

KORPORASI MANAJEMEN

3. Model usaha konsorsium yang menghubungkan

kerjasama saling menguntungkan antar segmen usaha

dan menghindari persaingan antar anggota. Model usaha

ini dapat diterapkan pada suatu kawasan dimana

komponen pendukungnya telah tersedia, seperti

kelompok petani, penyilang, produsen benih, kelompok

petani produsen, kelompok pedagang dan asosiasi

(47)

KONSORSIUM

Gambar 3. Skema model usaha konsorsium

4. Model usaha pemasaran bersama yang menyerupai

koperasi yang berlandaskan pada asas kekeluargaan yang

beranggotakan petani atau kelompok tani produsen.

Memiliki sarana pemasaran dalam bentuk kios atau outlet

dan atau sarana transportasi penunjang berupa one stop

shopping, swalayan, pasar lelang dan komplek kios atau

(48)

KELOMPOK USAHA

Gambar 4. Skema model pemasaran bersama

4.9 Kebijakan

Deregulasi dengan menyederhanakan

peraturan-peraturan yang tidak kondusif seperti kebijakan perijinan, kredit

dan kebijakan lain yang terkait pengembangan tanaman hias

(49)

V. PENUTUP

Dibanding komoditas pertanian lainnya, tanaman hias

memiliki keunggulan yang lebih besar untuk berkompetisi pada

era globalisasi. Hal ini selain karena sifat permintaannya yang

terus berkembang juga tersedianya sumberdaya dan penguasaan

teknologi sebagai penentu keunggulan komparatif dibanding

beberapa negara pesaing.

Beberapa jenis pembibitan yang berkembang di

Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pembibitan skala besar : menjual bahan tanaman dalam

jumlah banyak (memasok tanaman ke pengusaha

pembibitan yang lebih kecil).

2. Pembibitan skala kecil : menjual tanaman secara eceran

langsung ke masyarakat konsumen.

3. Pembibitan tanaman taman (landscape nursery) : menjual

atau mengusahakan bahan tanaman untuk keperluan

lansekap, yaitu untuk pertamanan dan penghijauan

(memasok tanaman pada proyek-proyek lansekap;

(50)

bagi gedung perkantoran, bank, hotel dan dekorasi

bersifat temporer di ruang-ruang pertemuan atau pesta)

4. Pembibitan untuk tujuan khusus : pembibitan untuk

keperluan penelitian dan pendidikan.

Produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan produsen

kurang memenuhi standar kualitas yang dikehendaki pasar.

Mutu produk yang relatif rendah disebabkan oleh rendahnya

potensi genetik varietas yang ditanam dan kualitas benih yang

digunakan, kurang tepatnya praktek budidaya termasuk

penggunaan bahan agrokimia yang berlebihan atau tidak

tepatnya praktek pasca panen serta kurang tersedianya teknologi

produksi.

Dalam rangka penerapan sistem agribisnis tanaman hias yang

tangguh diperlukan kelembagaan yang efektif dan efisien.

Kelembagaan penyedia modal sangat penting mengingat kapital

petani sangat terbatas. Hingga kini kelembagaan usaha bersama,

kelembagaan penyedia sarana produksi dan pengumpul produk

hasil panen serta kelembagaan informasi belum bekerja secara

memadai, sehingga para petani memiliki posisi tawar yang lemah

(51)

Profil usaha penerapan tanaman hias tersebut perlu diperbaiki

dengan langkah sebagai berikut :

1. menanam tanaman yang sesuai dengan kondisi

agroklimat

2. menggunakan benih berlabel

3. menerapkan teknik budidaya sesuai dengan kebutuhan

pasar yang mengacu pada pemanfaatan teknologi

inovatif.

4. meningkatkan mutu produk sesuai standar pasar domestik

maupun internasional

5. meningkatkan peran kelembagaan keuangan dan petani

secara optimal memberdayakan kelembagaan usaha.

6. menyediakan sistem regulasi, memperkuat dan menata

Gambar

Gambar 1.  Skema kerja model usaha koperasi
Gambar 3.  Skema model usaha konsorsium
Gambar 4.  Skema model pemasaran bersama

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tujuan bahwa sumbangan itu dicatat untuk mengingat dan mengetahui apakah yang diundang datang atau tidak, dan perilaku tersebut sudah menjadi adat kebiasaan di Desa

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang Asmaul

2.2.4 Pemisahan zat padat dari air baku secara penyaringan (filtrasi). Setelah dilakukan proses pengendapan/sedimentasi, air diharapkan sudah jernih. Namun karena keluaran

Pemahaman nilai-nilai ke Bhinneka Tunggal Ika-an masyarakat multikultural/majemuk sebagai pilar nasionalisme, sekaligus untuk memberi wacana dan sumbang saran kepada semua

Nama saya Dessy Kurnia Setyawati Wiyono, mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UNDIP. Saya akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Garis Panduan ini juga adalah selaras dengan keputusan Mesyuarat Pengurusan Universiti Ke 89 telahpun meluluskan Garis Panduan Perbelanjaan Berhemah Tahun 2014 dan di

tindak pidana kekerasan terhadap anak yang menyebabkan kematian (Studi Putusan Nomor 463/Pid/.SUS/2015/PN.Kla) belum pernah dilakukan sebelumnya di lingkungan Fakultas Hukum

Sebuah gagasan untuk merancang seperangkat aturan (organisasi musikal) yang bersumber dari konten ekstra-musikal sleep paralysis dan melalui konsep tersebut memungkinkan