ISBN 979-3844-20-5
INVENTARISASI TANAMAN HIAS
UNGGULAN KOMERSIL
KATA PENGANTAR
Industri tanaman hias telah berkembang menjadi pusat pertumbuhan baru yang dapat diandalkan. Sejauh ini para petani dan pengusaha tanaman hias memanfaatkan jenis-jenis yang mengadopsi preferensi pasar internasional yang kebanyakan tanaman subtropis, seperti krisan, mawar, gladiol, anyelir dan lainnya. Sementara spesies tropis belum banyak dikembangkan, padahal spesies tersebut memiliki karakter eksotis yang banyak diminati oleh masyarakat internasional. Ditinjau dari kepentingan bisnis, pengembangan tanaman tropis memiliki keunggulan komparatif, mengingat potensi genetik tanaman tropis di Indonesia sangat luas. Beberapa spesies tanaman hias tropis diketahui sebagai spesies asli Indonesia, sehingga pengembangannya pada skala komersial dapat menghela pasar internasional. Dengan meningkatnya persaingan antar negara produsen yang semakin ketat, pemilihan spesies tanaman berbasis sumber daya genetik nasional menjadi alternatif terbaik agar produsen nasional tetap mampu berperan dalam perdagangan internasional.
keunikan morfologi yang mempunyai nilai komersial cukup tinggi. Sosialisasi spesies-spesies tropis yang belum berkembang menjadi komoditas komersial perlu dilakukan secara intensif dalam rangka mengangkat citra sebagai komoditas yang prospektif. Dengan demikian para investor akan mulai tertarik untuk mengembangkannya sebagai komponen usaha tani yang memberi keuntungan finansial. Salah satu metode sosialisasi yang dapat dilakukan yaitu melalui penerbitan buku komoditas yang dapat diakses oleh khalayak luas.
Dengan terbitnya buku “Inventarisasi Tanaman Hias
Unggulan Komersil”, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran hingga periode pencetakan. Saya menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan buku ini. Kendati demikian, saya berharap kiranya materi yang tersaji dalam buku ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
DAFTAR ISI BUKU
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 7
1.3. Dasar Pertimbangan ... 8
II. SUMBERDAYA GENETIK TANAMAN HIAS ... 12
III. JENIS-JENIS KOMODTIAS POTENSIAL ... 17
3.1. Lantana ... 17
3.1.1 Lantana camara ... 17
3.1.2 Lantana montevendensis ... 19
3.2. Zinnia ... 22
3.3. Bambusa ... 24
3.3.1 Bambusa vulgaris ... 24
3.3.2 Bambusa multiplex ... 26
3.4. Rumput ... 28
3.4.1 Rumput Cynodon dactylon ... 28
IV. UPAYA PENGEMBANGAN TANAMAN HIAS
UNGGULAN KOMERSIL ... 33
4.1 Percontohan ... 34
4.2 Penyediaan teknologi produksi dan pasca panen... 35
4.3 Penerapan standarisasi Mutu produk ... 36
4.4 Pengembangan Kawasan Sentra Produksi ... 36
4.5 Promosi ... 37
4.6 Kelembagaan Keuangan ... 36
4.7 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi ... 37
4.8 Pemasaran ... 38
4.9 Kebijakan ... 43
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman hias adalah jenis tanaman yang memiliki nilai
artistik yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan
sehari-hari bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tanaman hias
banyak dibutuhkan sebagai pelengkap yang menyeimbangkan
kebutuhan lahir dan batin. Perhatian masyarakat Indonesia
terhadap tanaman hias tropis semakin meningkat dari tahun ke
tahun sejalan dengan perkembangan preferensi pasar. Minat
masyarakat untuk menanam tanaman hias secara komersial juga
semakin besar, hal ini ditunjukkan dengan perkembangan pasar
yang semakin meluas sebagai dampak perubahan trend
internasional.
Seperti dimaklumi tingkat sosial masyarakat yang
didasarkan atas tatanan kehidupan ekonomi, religius maupun
nilai-nilai budayanya menentukan perubahan kebutuhan dasarnya
dari hanya pangan jasmani ke pangan rohani, di antaranya
memanfaatkan keindahan tanaman hias. Seiring dengan
pengembangan tanaman hias di tingkat daerah dan nasional
Demikian pula tanaman hias dan beberapa komponen produk
suplemennya, makin berkembang menjadi suatu komoditas
ekonomis (economics goods).
Perkembangan tanaman hias pada berbagai belahan dunia
tersebut merupakan suatu peluang dan sekaligus tantangan bagi
pengembangan industri tanaman hias di Indonesia. Industri
tanaman hias nasional akan mampu memenangkan persaingan
melalui pemanfaatan keunggulan komparatif. Trend selera pasar
dan perkembangan dari lapangan usaha jasa ikutan akan
berimplikasi pada perubahan fasion dan selanjutnya berakibat
terjadinya variasi permintaan produk tanaman hias, mulai dari
pilihan warna, bentuk dan ukuran. Hal penting lainnya adalah
adanya pergeseran trend permintaan dari jenis tanaman hias
subtropis bergeser secara seimbang ke jenis tanaman hias tropis.
Tanah di Indonesia umumnya kaya akan bahan organik
dengan lapisan olah yang cukup dalam. Keadaan tersebut
memungkinkan tanaman dapat dengan mudah membentuk akar
pendek maupun dalam. Jenis tanah yang paling banyak dijumpai
adalah latosol, podsolik, organosol, aluvial dan lain-lain. Untuk
pengangkutan jarak jauh antara lain cocopit, sekam, pakis
(tanaman langka), arang dan lain-lain.
Kondisi iklim yang kondusif di daerah tropis dapat menjadi
modal dasar dalam pengembangan tanaman hias di dalam
negeri. Kondisi iklim yang kondusif tersebut perlu dijadikan
sebagai faktor penentu keunggulan komparatif dalam
menghasilkan produk tanaman hias bermutu. Dengan
ketersediaan tenaga kerja yang memadai, pembangunan industri
tanaman hias dapat diarahkan pada industri kerakyatan yang
berdaya saing. Hal ini membantu pemecahan persoalan
pengangguran yang terjadi akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Di sisi lain prospek pasar dalam dan luar negari
sangat cerah seiring dengan meningkatnya kesejahteraan,
tumbuhnya industri pariwisata dan berkembangnya tuntutan
keindahan lingkungan sekitar.
Tanaman tropis, khususnya tanaman taman merupakan
jenis tanaman yang kaya dengan berbagai varietas tanaman.
Beberapa tanaman taman yang varietasnya cukup kaya, antara
Weeping Lavender, Weeping White, Pinkie, Texas Flame dan
Samangtha. Berbagai varietas Lantana tersebut memiliki warna
yang beranekaragam dan indah.
Sejauh ini petani dan pengusaha tanaman hias banyak
memanfaatkan tanaman hias subtropis. Sementara tanaman hias
tropis yang seharusnya menjadi komoditas unggulan belum
dimanfaatkan secara optimal. Pengembangan tanaman subtropis
membutuhkan modifikasi lingkungan yang menyerupai daerah
asalnya. Hal ini menyebabkan biaya produksi menjadi sangat
tinggi dan produk yang dihasilkan kurang kompetitif. Tanaman
hias subtropis yang banyak dikembangkan produsen tanaman
hias, antara lain krisan, mawar, anyelir, lily, zanthedezia,
anthurium, coleus, cyclamen, poinsettia, kalanchoe dan
saintpaulia. Modifikasi lingkungan yang dilakukan oleh sebagian
besar petani dan pengusaha, adalah melalui pembangunan
rumah plastik, penambahan cahaya buatan (fotoperiode),
penaungan (shading), aplikasi zat pengatur tumbuh, pengaturan
suhu dan kelembaban.
Walaupun ditanam dalam skala yang masih terbatas,
beberapa jenis tanaman tropis sudah mulai dikembangkan.
antara lain Aglaonema, Aloe vera, Ananas, Bambu, Palem,
Bougainvillea, Calathea, Caladium, Ficus, Codiaeum, Cordyline,
Dracaena, Maranta, Monstera, Nephrolepsis, Philodendron, dan
Sansevieria. Tanaman hias tersebut ditanam secara intensif oleh
petani yang sebagian telah dikembangkan untuk ekspor. Oleh
karena itu budidaya tanaman tropis perlu dikembangkan secara
luas sebagai produk unggulan yang memiliki prospek cerah pada
masa mendatang.
Masih banyak jenis tanaman hias tropis yang belum
dimanfaatkan untuk budidaya komersial. Tanaman tersebut
tumbuh di hutan belantara Indonesia yang perlu dieksplorasi
pemanfaatannya melalui penangkaran dan pembudidayaan
secara intensif. Agar tidak cepat punah dari habitatnya, maka
pemanfaatan tanaman hias tropis perlu diikuti dengan tindakan
konservasi secara berkelanjutan.
Selama ini telah dikenal banyak terdapat jenis tumbuhan
liar yang dikemudian hari mempunyai nilai ekonomi tinggi karena
dapat memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kemajuan
teknologi budidaya dan informasi maka semakin banyak
tumbuhan liar untuk dikenali dan mempunyai nilai tinggi.
berpotensi untuk dikembangkan menjadi tanaman hias komersil
adalah Lantana, Bambusa sp., rumput-rumputan, dan Zinnia sp.
Bila ditinjau dari ketersediaan bibit, tanaman taman tropis
juga cukup potensial untuk dikembangkan menjadi komoditas
unggulan komersial. Ketersediaan benih bermutu tanaman hias di
dalam negeri baru mencukupi sebagian dari keseluruhan
kebutuhan. Sedangkan sisanya disediakan melalui iimpor dengan
harga yang mahal.
Hingga saat ini, varietas tanaman hias yang digunakan
pengusaha umumnya varietas baru yang diimpor dari luar negeri.
Para pengusaha atau petani tanaman hias sebaiknya
mempertimbangkan penggunaan varietas lokal untuk
meningkatkan daya saing produk tanaman hias nasional di pasar
internasional.
Ketersediaan benih bermutu di dalam negeri, hingga saat
ini masih mengalami kekurangan. Hal ini disebabkan oleh belum
tumbuhnya industri perbenihan dan pemuliaan.
Tidak seperti pada tanaman anggrek dan krisan, kesiapan
tenaga breeder tanaman taman masih kurang, seperti tanaman
beragam, varietas tersebut masih diperoleh dari pengembangan
varietas lokal.
Perbenihan atau nursery merupakan usaha pengadaan
dan perbanyakan tanaman untuk memenuhi kebutuhan bahan
tanaman. Kegiatan perbenihan dapat bersifat komersial atau non
komersial. Kegiatan perbenihan yang bersifat komersial biasanya
menerapkan teknologi inovatif untuk meningkatkan mutu.
Untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi jenis-jenis
tanaman tropis diperlukan upaya pengembangan yang
mempertimbangkan potensi pasar. Untuk itu perlu dilakukan
kegiatan pengenalan, percontohan, penyediaan teknologi,
promosi, pemasaran dan kegiatan lain yang terkait dengan
pengembangan tanaman. Selanjutnya, dalam tulisan ini akan
dipresentasikan beberapa jenis tanaman yang berpotensi sebagai
komoditas unggulan.
1.2 Tujuan
- Memperkenalkan jenis-jenis komoditas unggulan
- Mendeskripsikan karakter morfologi
- Mendorong upaya pengembangan komoditi tanaman
1.3 Dasar Pertimbangan
Permintaan pasar dunia terhadap tanaman hias
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Nilai perdagangan
internasional saat ini mencapai lebih dari US$ 80 milyar.
Sebagian besar produk tanaman hias hias dipasok oleh Belanda,
Colombia, Italia, Kenya, Zimbabwe, Tanzania, China, Taiwan,
Thailand, Vietnam, dan Jepang. Meskipun nilai ekspor tanaman
hias dari Indonesia terus meningkat, tetapi perannya di pasar
dunia masih sangat rendah, yaitu baru mencapai US$ 10 juta
(0,01%) atau berada pada peringkat 51 dunia. Memperhatikan
informasi tersebut, Indonesia masih berpeluang besar untuk
mengisi pasar dunia mengingat potensi sumberdaya genetik,
sumberdaya manusia dan ketersediaan teknologi yang cukup
menggembirakan.
Letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis
menghasilkan sumberdaya alam seperti iklim dan
keanekaragaman hayati yang besar, sehingga memungkinkan
berbagai tanaman dapat tumbuh secara optimal. Berbagai
tanaman tropis tersebut dapat dikembangkan untuk memenuhi
permintaan pasar dunia yang cenderung meningkat. Namun
Hal ini terlihat dari minimnya pengelolaan atau pemanfaatan
jenis-jenis tanaman dalam negeri yang berasal dari habitat
alamnya. Dengan spesifikasi tanaman tropis yang cenderung
semakin digemari di pasar dunia maka potensi keanekaragaman
hayati diharapkan dapat terus digali dan dikembangkan.
Pengusahaan tanaman hias melibatkan banyak kegiatan
dan banyak pihak sehingga dapat menggerakkan ekonomi
nasional. Hal ini terlihat dari nilai Produk Domestik Bruto,
penyerapan tenaga keja, lapangan usaha, dan dampaknya
terhadap perkembangan sektor terkait seperti pariwisata,
perdagangan, dan transportasi.
Permintaan pasar tanaman hias sangat dinamis mengikuti
selera konsumen di dalam dan luar negeri. Dengan tersedianya
tenaga pemulia yang tersebar di berbagai instansi pemerintah
dan swasta, pengembangan jenis-jenis baru dapat diciptakan
untuk memenuhi peluang pasar yang tersedia. Oleh karena itu
diperlukan kerjasama secara sinergi semua pihak untuk
mewujudkan inovasi baru berupa hasil silangan tanaman hias
yang dapat diterima oleh pasar.
Inovasi IPTEK sangat dibutuhkan sebagai faktor eksternal
yang tangguh, sehingga dapat menjadi tumpuan perekonomian
nasional. Teknologi inovasi yang dihasilkan lembaga riset
diharapkan memberi nilai tambah komersial dan ilmiah sesuai
kebutuhan para pelaku usaha di dalam negeri, sehingga untuk itu
instansi pemerintah dituntut mampu membentuk daya inovasi
dan mempercepat adopsi teknologi agar segera dapat
dimanfaatkan oleh petani dan pengusaha. Balai Penelitian
komoditas menghasilkan teknologi inovatif yang perlu dikaji
kesesuaiannya di lokasi spesifik oleh BPTP. Setelah melewati
proses pengkajian, teknologi tersebut dikembangkan oleh Ditjen
Hortikultura untuk mendukung program pengembangan kawasan
agribisnis berbasis komoditas.
Pengembangan industri florikultura di Indonesia dapat
memberikan kesejahteraan secara langsung bagi pelaku
usahanya (petani dan pengusaha). Industri ini semakin lama
semakin berkembang seiring dengan perubahan pola perilaku
masyarakat Indonesia yang selalu mengikuti perubahan zaman.
Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat menyebabkan
munculnya suatu kebutuhan baru khususnya hal-hal yang terkait
dengan keindahan lingkungan sekitar. Hal ini dibuktikan dengan
kegiatan keagamaan dan sebagainya di kota-kota besar. Usaha
florikultura pun menjamur di kota besar seiring dengan
meningkatnya tuntutan masyarakat dalam bentuk pembangunan
II. SUMBER DAYA GENETIK TANAMAN HIAS
Daerah tropis memungkinkan berbagai jenis tanaman hias
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagai salah
satu daerah tropis, Indonesia dikenal kaya akan keanekaragaman
hayati berupa ekosistem, jenis, dan genetik dan tumbuan liar.
Menurut World Conservation Monitoring Committee (1994) di
dalam Saparjadi, (2004), kekayaan bumi Indonesia mencakup
27.500 jenis tumbuhan berbunga atau 10 % dari seluruh jenis
tumbuhan di dunia. Informasi tersebut mengindikasikan bahwa
Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam memanfaatkan
tumbuhan untuk kepentingan manusia.
Dalam kaitannya dengan keanekaragaman, sumberdaya
genetik yang ada belum dimanfaatkan secara optimal.
Pemanfaatan tumbuhan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
seperti bahan pangan, pakaian, bangunan dan kebutuhan hidup
lainnya. Dalam memanfaatkan sumberdaya tersebut para pelaku
diharapkan membantu pelestariannya di habitat alamnya dengan
cara tidak memanen langsung dan menjualnya ke konsumen,
Keanekaragaman hayati mempunyai banyak peran dan
fungsi di antaranya untuk membentuk populasi baru yang lebih
eksotik melalui program pemuliaan. Pengetahuan masyarakat
terhadap keanekaragaman masih terbatas terutama jenis-jenis
yang belum dieksplorasi. Jenis-jenis tanaman yang mempunyai
nilai estetika belum banyak dikenali oleh masyarakat luas.
Iklim hujan tropik memberikan kondisi yang
menguntungkan bagi berbagai jenis tanaman yang tumbuh dan
berkembang di Indonesia. Habitat alami beragam jenis
tumbuhan belum tereksplorasi di antaranya spesies dari
Orchidaceae, Palmae, Euphorbiaceae, Araceae, Compositae,
Caladium, Codeaum dan Ficus. Kekayaan flora tersebut banyak
menarik minat pihak asing untuk mengakses dan memanfaatkan
untuk kepentingan ekonomi. Akses tumbuhan tersebut berjalan
secara ilegal yang diikuti dengan pengembangan massal di
negara lain. Kini beberapa jenis tumbuhan asal Indonesia
banyak yang telah dikomersialkan sebagai produk unggulan di
berbagai negara. Sementara para konsumen tanaman hias di
dalam negeri memperolehnya dengan cara mengimpor dari
Sejauh ini jumlah spesies asli Indonesia yang telah
dimanfaatkan secara komersil masih sangat terbatas. Spesies
kekayaan flora yang telah dimanfaatkan seperti famili
Orchidaceae, Palmae, Pandanaceae, Ficus, Caladium, Codeaum,
Musaceae, dan Euphorbiaceae. Sebagian besar dari spesies
tersebut dipanen dari alam dan ditangkarkan sebelum
dikomersilkan. Proses penangkaran dilakukan secara
konvensional sehingga menghasilkan produk yang tidak seragam
dan kalah bersaing dengan produk luar negeri.
Kekayaan flora merupakan komponen utama dalam
meraih keunggulan komparatif dan dapat dimanfaatkan secara
langsung untuk keperluan komersial dan merakit varietas unggul.
Agar pemanfaatannya dapat berlangsung secara
berkesinambungan, maka perlu dilakukan tindakan konservasi
untuk mencegah kepunahan. Hal ini selayaknya menjadi agenda
nasional yang pelaksanaannya melibatkan berbagai instansi
pemerintah termasuk Departemen Kehutanan, LIPI, Perguruan
Tinggi, Departemen Pertanian dan Kementrian Negara
Lingkungan Hidup.
Pengembangan industri tanaman hias harus didukung
pemuliaan merupakan langkah strategis untuk menciptakan
varietas unggul baru sesuai keinginan konsumen. Selama ini
kegiatan pemuliaan dilakukan oleh lembaga penelitian milik
pemerintah dan universitas. Di negara maju, kegiatan pemuliaan
telah beralih dari pemerintah ke swasta. Pengalihan tersebut
membutuhkan waktu, karena pihak swasta memiliki kendala
dalam pengadaan tenaga terampil, infrastruktur, laboratorium,
dan modal investasi. Sehingga dibutuhkan peran serta dari
pemerintah untuk memperkuat peranan swasta dengan
memberikan alih teknologi dan dukungan investasi. Dengan
mengalihkan kegiatan pemuliaan kepada pihak swasta
diharapkan akan terbangun cabang industri baru seperti
perbenihan, alat dan mesin pertanian serta sarana penunjang
lainnya. Sehingga dapat menggerakkan perekonomian nasional
melalui pembentukan pusat pertumbuhan baru.
Teknologi kultur jaringan dapat dimanfaatkan untuk
penyediaan benih bermutu. Teknologi fertigasi, zat pengatur
tumbuh, modifikasi lingkungan dan pasca panen yang dihasilkan
lembaga penelitian dapat dimanfaatkan oleh para stakeholder
untuk meningkatkan daya saing produk tanaman hias.
pada kegiatan pengelolaan sumberdaya genetik dan plasma
nutfah. Banyak kalangan mengharapkan agar RUU Pengelolaan
Sumberdaya Genetik tersebut segera dapat disahkan menjadi
Undang-Undang sebagai sumber hukum pengelolaan kekayaan
III. JENIS-JENIS KOMODITAS POTENSIAL
Lantana
3.1.1. Family : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies: camara
Morfologi
Lantana termasuk jenis tanaman tropis yang berasal dari
Amerika dan sebagian yang terkenal berasal dari Afrika selatan.
Tanaman ini tanaman perennial, yaitu tanaman yang hidup
sepanjang tahun. Lantana saat belum berbunga terlihat kurang
menarik, namun saat berbunga berubah menjadi tanaman yang
Lantana tergolong tanaman semak yang hijau dan
tumbuh tidak datar. Tanaman ini memiliki tinggi 90-120 cm,
mampu tumbuh sampai ketinggian tertentu dengan bantuan alat
pendukung. Daunnya memiliki panjang 5-12.7 cm dan lebar
2.5-5 cm dengan tepi bergerigi dan permukaan yang bertekstur.
Batang dan daun terlindungi oleh rambut kasar dan
memancarkan aroma yang tidak sedap pada saat dilumatkan.
Bunga-bunga yang kecil terikat dalam rangkaian yang disebut
”umbels”.
Di daerah tropis lantana tidak pernah berhenti berbunga.
Saat-saat tanaman ini berbunga yaitu pada akhir musim dingin
atau awal musim semi, pertengahan musim semi, musim panas
dan awal musim dingin. Lantana menyukai kondisi lembab dan
panas, tanaman tropis ini akan layu pada suhu -2.2oC. Lantana
memiliki bunga banyak warna antara lain pink, magenta, merah,
oranye, kuning terang dan ungu.
Budidaya
Lantana sangat mudah ditanam dan beradaptasi dengan
berbagai jenis tanah. Pemberian air dan pemupukan yang terlalu
dilakukan setelah berumur 2-3 tahun. Lantana juga digunakan
sebagai tanaman bedengan.
Cahaya
- Sinar matahari langsung
- Cahaya matahari tidak langsung
Perkembangbiakan
- Perbanyakan dengan stek batang
- Pemotongan kayu lunak
3.1.2. Family : Verbenaceae
Genus : Lantana
Morfologi
Lantana montevendensis termasuk jenis tanaman tropis
yang berasal dari Amerika Selatan. Termasuk tanaman perennial
yaitu tanaman yang hidup sepanjang tahun. Tanaman ini
merupakan tanaman semak yang berkayu rendah, tumbuh hanya
dengan tinggi 45-61 cm. Tajuk tanaman dapat melintang sampai
1.5 m, bahkan lebih panjang lagi untuk membentuk rumpun yang
luas. Tanaman yang selalu hijau ini memiliki daun yang
berwarna gelap dengan permukaan yang berambut kasar.
Panjang 2.5 cm (1 inch) dan memiliki aroma yang tidak enak
ketika dihancurkan. Lantana berbunga terus menerus di area
bebas dingin dan menghasilkan bunga kecil dalam jumlah sedikit
yang tersusun membentuk ikatan sepanjang 2.5 cm (1 in)
Budidaya
Lantana sangat mudah ditanam dan beradaptasi dengan
berbagai tipe tanah. Terlalu banyak pemberian air dan
pemupukan akan mengurangi pembungaan. Jenis lantana ini
sangat sempurna digunakan untuk tanaman penutup tanah yang
berwarna-warni. Di area yang hangat atau panas tanaman ini
dapat berbunga terus menerus. Lantana berkembang di
musim dingin yang membekukan, tanaman segera mati.
Tanaman ini toleran dengan suhu rendah pada periode singkat.
Pada pucuk atasnya akan mati pada suhu sampai (-6.7oC) atau
20oF, tetapi akan tumbuh kembali pada musim semi.
Cahaya
- Sinar matahari langsung
- Cahaya matahari tidak langsung
Perkembangbiakan
- Perbanyakan dengan stek batang
3.2 Zinnia
Family : Asteraceae
Genus : Zinnia
Spesies: ellegans
Morfologi
Tanaman ini termasuk tanaman semusim yang diketahui
berasal dari Meksiko sebagai tumbuhan liar. Zinnia elegans
merupakan famili Asteraceae, memiliki sekitar 20 jenis yang
terkenal. Zinnia liar memiliki postur tubuh tegak lurus dan semak
belukar, tumbuh dengan tinggi 76 cm.
Zinnia menghasilkan bunga berwarna dominan ungu
dengan berwarna cakram kuning dan hitam. Diameter bunga
sekitar 5 cm. Orang-orang menyukai zinnia karena variasi warna
dan tipe bunganya. Warna bunga zinnia diantaranya putih,
bunga bungur, belang, berbintik dan dua warna. Tipe bunga
zinnia juga beragam, antara lain ganda, semi ganda, dan
berumbai. Zinnia kerdil memiliki tinggi tidak lebih dari 15 cm.
Bunga potong zinnia umumnya berasal dari kultivar tertentu
dengan panjang tangkai sekitar 0,9 m.
Varietas baru umumnya resisten terhadap hama dan
penyakit.
Budidaya
Zinnia mudah ditanam di daerah terbuka dengan sinar
matahari penuh. Zinnia dapat tumbuh optimal jika ditanam di
tanah yang berdrainase baik dengan pengairan yang terbatas.
Musim tanam yang tepat untuk budidaya zinnia adalah musim
kering. Zinnia dapat terinfeksi dengan jamur pada iklim lembab,
khususnya di daerah yang memiliki sirkulasi buruk.
Perbanyakan tanaman dilakukan di ruangan tertutup pada
suhu 21-24oC. Setelah berumur 6-8 minggu tanaman
dipindahkan ke luar ruangan. Zinnia sangat sensitif terhadap
gangguan fisik terutama pada saat pencangkokan.
Cahaya
Perkembangbiakan
Perbanyakan dengan stek batang
3.3 Bambusa
3.3.1 Family : Poaceae (Grass)
Genus : Bambusa
Spesies: vulgaris
Morfologi
Bambu termasuk tanaman perennial atau tanaman yang
tumbuh sepanjang tahun. Bambu banyak ditemui di Indonesia,
karena tersebar di kawasan tropis. Jenis bambu yang paling
banyak digunakan sebagai bambu hias adalah Bambusa vulgaris
Bambu Indonesia kebanyakan tumbuh merumpun
(Sympodial), sehingga batang sering melengkung dan ruasnya
tidak sama. Bambu Indonesia juga ada yang tumbuh meruncing.
Bambu Indonesia berbeda dengan bambu cina, karena
dibudidayakan secara intensif. Bambu Cina lebih lurus karena
tumbuh secara monopodial, penanaman bambu cina disarankan
berjarak tanam agak jarang.
Bambu memiliki tinggi lebih dari 12 m, jarak tanam
anjuran adalah lebih dari 12 m. Pada umumnya bambu cina
lebih menyukai ruangan tertutup dan tidak dapat tumbuh di
lingkungan bersuhu rendah. Untuk mendapatkan kualitas
tanaman yang optimal, petani menanamnya di lingkungan
terkendali.
Cahaya
Sinar matahari langsung
Perkembangbiakan
3.3.2 Family : Poaceae (Grass)
Genus : Bambusa
Spesies: multiplex
Morfologi
Bambusa multiplex (Chinese Goddes Bamboo) merupakan
tanaman yang tetap hijau dan dapat tumbuh sepanjang waktu.
Batang bambu jenis ini berwarna keemasan dengan strip
berwarna hijau yang lebarnya bervariasi. Warna keemasan yang
muncul dari batang berubah menjadi magenta pada saat terkena
sinar matahari.
Bambu ini merupakan jenis bambu yang baik untuk
tanaman indoor. Tanaman ini diletakkan di area yang disinari
Bambu memiliki tinggi maksimum 12 m, dengan diameter
3,8 cm. Pada umumnya bambu hanya dapat tumbuh di ruangan
tertutup dan tidak dapat tumbuh pada suhu di bawah -6.7 oC.
Cahaya
Sinar matahari langsung
Perkembangbiakan
Perbanyakan dengan anakan batang
Budidaya Bambu
Budidaya bambu dilakukan pada elevasi 700 m di atas
permukaan laut. Keasaman tanah idealnya pH 6-65 tapi toleran
pada pH 4.5. Penanaman di lakukan di lubang tanam berukuran
60x60x60 cm yang diisi 15 kg pupuk kandang dicampur 10 gram
carbofuran. Jarak tanam antar rumpun 5 m. Pada tanah
bergelombang jarak tanam dapat dirapatkan dan dibuat
terasering untuk mencegah erosi. Tanaman ini perlu diairi
dengan frekuensi yang cukup, dan pencahayaan yang sesuai.
Bambu menyukai banyak uap air. Pengairan sangat diperlukan
3.4 Rumput
3.4.1 Family : Graminae
Genus : Cynodon
Spesies: dactylon
Morfologi
Rumput Cynodon dactylon biasa dikenal dengan Rumput
Golf Bermuda. Tanaman memiliki rimpang dan stolon yang
tumbuh ke segala arah. Buku-bukunya berwarna hijau keunguan.
Batangnya kaku seperti kawat dan ramping. Ujung daunnya
seringkali menggulung ke arah dalam. Bunganya terdiri dari 3-9
bulir yang terpusat di ujung.
Budidaya
Tanaman ini dapat tumbuh sampai ketinggian 2.100
meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang sesuai adalah
ini mempunyai daya pengikat tanah yang kuat dan tahan
terhadap injakan.
Rumput ini diperbanyak dengan bibit dalam bentuk
suwiran/anakan tunggal. Setengah kilogram benih rumput
dapat menghasilkan hamparan rumput seluas 50 m2. Rumput
Golf Bermuda cocok ditanam di lapangan golf, lapangan sepak
bola, serta penutup tanah di halaman rumah.
Cahaya
- Sinar matahari langsung
Perkembangbiakan
- Benih
- Stolon
- Gulungan dan
3.4.2 Family : Graminae
Genus : Axonopus
Spesies: compressus
Morfologi
Rumput Axonopus compressus biasa disebut dengan
rumput gajah, jukut pait, atau kipait. Tumbuh berumpun,
memiliki tinggi sampai 50 cm. Bulir bunganya berbentuk lonjong
atau bulat telur agak gepeng dengan letak yang berseling.
Rumput ini berbunga sepanjang tahun (perennial). Rumput
gajah tahan terhadap pangkasan dan injakan.
Budidaya
Rumput ini sangat menyukai tanah gembur yang
berkompos dan dapat tumbuh baik di tempat yang ternaungi.
taman yang ternaungi maupun tidak ternaungi dan dapat juga
sebagai tanaman penutup tanah, khususnya taman bermain.
Cahaya
- Tempat yang ternaungi
Perkembangbiakan
- Biji
- Batang Panjat
3.4.3 Family : Graminae
Genus : Zoysia
Spesies: Matrella
Morfologi
Zoysia matrella dikenal dengan rumput manila atau
rumput king. Jenis rumput ini merupakan penutup tanah yang
bercabang ke segala arah. Biasanya ujung daun selalu
menggulung ke dalam, helaian daun halus dan berwarna hijau
tua atau hijau kebiruan. Bunganya tersusun dalam bulir.
Budidaya
Rumput manila tumbuh baik di tanah berpasir, tanah liat
berpasir atau tanah yang banyak mengandung garam.
Pertumbuhan rumput ini dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya. Rumput yang tumbuh di tempat yang agak
ternaungi menghasilkan daun yang lebih halus jika dibandingkan
rumput yang ditanam di tempat yang terkena sinar matahari
langsung. Rumput ini banyak digunakan untuk lapangan
olahraga, maupun sebagai hiasan pada taman parkir mobil.
Cahaya
Tempat yang ternaungi
Perkembangbiakan
- Suwiran (anakan tunggal)
IV.UPAYA PENGEMBANGAN
TANAMAN HIAS UNGGULAN KOMERSIAL
Pengembangan tanaman taman tropis perlu digalakkan
seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen.
Pencanangan program ruang terbuka hijau oleh pemerintah
memberi peluang bagi para petani untuk menyediakan produk
sesuai kebutuhan. Beragam jenis tanaman dapat digunakan
sebagai komponen untuk pembuatan taman. Jenis tanaman
yang dapat dimanfaatkan untuk taman harus memiliki
karakteristik morfologi sebagai pelindung, penaungan, penutup
tanah dan dekorasi tata ruang. Para arsitek lanskap telah
mengenali karakteristik tersebut dan selanjutnya dijadikan
sebagai dasar pembuatan desain sesuai pesanan pelanggan.
Indonesia yang terletak di daerah tropis memiliki beragam
jenis flora yang potensial digunakan sebagai bahan pembuatan
taman. Dari jenis flora yang ada, hanya sebagian kecil yang
telah dimanfaatkan oleh desainer lanskap. Dalam rangka
mendapatkan inovasi rancangan lanskap yang dapat menjadi
trend setter, maka dibutuhkan pemanfaatan jenis-jenis baru guna
unggulan komersial, maka perlu ditempuh langkah-langkah
sebagai berikut: (1) sosialisasi melalui percontohan (demplot),
(2) penerapan teknologi inovatif, (3) penyediaan standarisasi
mutu produk, (4) pengembangan kawasan sentra, (5)
pemberdayaan kelompk dan jejaring kerja, (6) promosi, (7)
dukungan kebijakan, (8) pemasaran dan (9) perencanaan
monitoring dan evaluasi. Pada bagian berikutnya akan diuraikan
langkah-langkah tersebut secara seksama.
4.1 Percontohan
Percontohan budidaya komoditas unggulan komersial
dilakukan dengan menggunakan SOP berbasis GAP. Seiring
dengan kegiatan tersebut dilakukan pula percontohan
pemanfaatan tanaman taman tropis di halaman perkantoran,
hotel, tempat parkir, dan fasilitas umum lainnya.
Jenis tanaman yang digunakan untuk percontohan
diperoleh dari hasil rekayasa pemuliaan, seleksi eksplorasi,
koleksi dan introduksi. Kegiatan pemuliaan tanaman untuk
memperoleh varietas baru tanaman asli Indonesia perlu
digalakkan dan diintensifkan. Kegiatan tersebut tidak hanya
dilakukan oleh pemerintah, namun juga perlu melibatkan para
terhadap koleksi plasma nutfah yang diikuti dengan perbanyakan
tanaman potensial, eksplorasi dan koleksi diarahkan untuk
menggali potensi spesies dari habitat alami, sedang introduksi
dilakukan untuk memperkaya potensi sumberdaya genetik
nasional.
4.2 Penyediaan Teknologi Produksi dan Pasca Panen
Teknologi inovatif merupakan komponen utama dalam
peningkatan mutu dan nilai tambah produk, sebagai faktor
strategis yang menentukan daya saing. Teknologi inovatif yang
diperlukan untuk peningkatan daya saing tanaman tropis antara
lain adalah pemupukan, pengendalian hama dan penyakit,
modifikasi lingkungan tropis, panen dan pasca panen.
Teknologi inovatif diperoleh melalui kegiatan penelitian
secara intensif. Prioritas kegiatan penelitian yang mendukung
peningkatan nilai tambah tanaman taman tropis perlu dilakukan
melalui akomodasi dalam program penelitian jangka pendek,
menengah dan jangka panjang. Hasil penelitian di desiminasikan
secara berkala dalam berbagai forum, diantaranya field day,
temu lapang, dan pelatihan.
Melalui forum tersebut, petani dapat mengadopsinya
produk bermutu tinggi dapat dipenuhi oleh petani. Hal ini
memungkinkan petani mendapatkan insentif harga dari
peningkatan mutu produk yang dihasilkannya.
4.3 Penerapan Standarisasi Mutu Produk
Penerapan standarisasi mutu produk diperlukan agar
dapat bersaing dengan pasar internasional dan domestik.
Adanya standar mutu produk dapat memacu para produsen
tanaman hias agar senantiasa memperbaiki mutu produknya
sesuai dengan standar yang diterapkan. Dengan demikian
produk florikultura Indonesia mendapatkan nilai jual sesuai harga
internasional. Pada tahap awal produsen perlu dilatih di bidang
produksi untuk peningkatan keterampilan teknis yang terkait
dengan upaya mencapai standar mutu yang telah diterapkan.
Dengan pembekalan keterampilan teknis, petani akan terbiasa
melakukan budidaya berbasis mutu. Kegiatan ini akan
melahirkan pola kerja yang produktif mengacu pada kebutuhan
pasar.
4.4 Pengembangan Kawasan Sentra Produksi
Kawasan sentra produksi perlu dibangun di berbagai
berkelanjutan ke pasar domestik maupun pasar global.
Mebangun kawasan sentra harus dilandasi pada keunggulan
komparatif dengan mengacu pada aspek sosial, ekonomi, dan
kultural. Melalui sentuhan teknologi, keunggulan komparatif
tersebut dapat ditransformasikan menjadi keunggulan
kompetitif. Pertimbangan banyak aspek sangat memerlukan
keberhasilan pembangunan kawasan sentra. Oleh karena
pembangunan sentra terkait dengan dimensi kehidupan yang
sangat luas maka pembinaannya selayaknya dilakukan oleh
banyak instansi yang dikoordinasi oleh pemerintah daerah.
4.5 Promosi
Promosi komoditas perlu diprogramkan secara periodik
melalui partisipasi dalam kegiatan pameran yang diharapkan
dapat menghasilkan kontak bisnis dan kemitraan usaha.
Pemerintah dapat memfasilitasi promosi di dalam dan luar negeri
dalam rangka peningkatan citra komoditas. Menurut berbagai
pakar manajemen, promosi merupakan kegiatan yang perlu
mendapat prioritas sebagai sarana pengenalan produk kepada
pengguna. Untuk mendukung promosi perlu disiapkan bahan
4.6 Kelembagaan Keuangan
Kelembagaan keuangan yang efektif dan efisien harus
disiapkan. Kelembagaan penyedia modal sangat penting,
mengingat kapital petani sangat terbatas. Guna mendukung
kegiatan bisnis tanaman hias, pemerintah perlu memfasilitasi
akses modal bagi petani dengan persyaratan bunga rendah dan
tanpa agunan. Sumber-sumber modal yang dapat diakses antara
lain berasal dari dana perbankan, reksa dana dan Community
Development BUMN. Hingga kini kelembagaan usaha bersama,
kelembagaan penyedia sarana produksi dan pengumpul produk
hasil panen serta kelembagaan informasi belum bekerja secara
memadai, sehingga para petani memiliki posisi tawar yang lemah
dalam berinteraksi dengan pihak lain. Selain kelembagaan, aspek
lain yang perlu mendapat perhatian adalah jejaring kerja di
dalam dan luar negeri, dalam hal:
Fasilitasi forum kerjasama dalam rangka pengembangan
ekspor.
Fasilitasi perbaikan iklim usaha agribisnis tanaman hias
melalui pengusulan koreksi regulasi dan kebijakan.
Inisiasi kerjasama internasional dalam pengembangan usaha
Identifikasi supply chain management tanaman hias.
Inisiasi pasar lelang tanaman hias di sentra produksi
4.7 Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Perencanaan pengembangan usaha tanaman hias
Manajemen produksi yang baik dapat mengantisipasi
perkembangan dengan strategis di dalam dan luar negeri.
Kemampuan untuk menyediakan produksi sesuai kontrak yang
telah disepakati dengan kualitas yang baik perlu dijaga dan
dipatuhi. Hal ini untuk mencegah adanya over supply dan
banting harga.
Monitoring dan evaluasi usaha agribisnis tanaman hias
Pengembangan industri sarana produksi dan perbenihan
makin dibutuhkan seiring dengan makin maraknya industri
florikultura di Indonesia. Tanaman hias memerlukan media,
pupuk, obat-obatan dan pot yang khusus, sehingga perlu
didukung oleh adanya industri sarana prasarana tanaman hias.
4.8 Pemasaran
Pemasaran tanaman hias dapat dilakukan melalui 4 model
1. Model usaha koperasi, yang dapat memberikan bantuan
modal dan pembinaan keterampilan kepada anggotanya
(Gambar 1.)
Gambar 1. Skema kerja model usaha koperasi
2. Model usaha korporasi yang umumnya diterapkan di
daerah dengan kepemilikan lahan terbatas, baik yang
dimotori oleh perusahaan sebagai penghela dan yang
dibentuk oleh petani dalam suatu kelompok tani dan atau
antar kelompok tani (Gambar 2.)
KORPORASI MANAJEMEN
3. Model usaha konsorsium yang menghubungkan
kerjasama saling menguntungkan antar segmen usaha
dan menghindari persaingan antar anggota. Model usaha
ini dapat diterapkan pada suatu kawasan dimana
komponen pendukungnya telah tersedia, seperti
kelompok petani, penyilang, produsen benih, kelompok
petani produsen, kelompok pedagang dan asosiasi
KONSORSIUM
Gambar 3. Skema model usaha konsorsium
4. Model usaha pemasaran bersama yang menyerupai
koperasi yang berlandaskan pada asas kekeluargaan yang
beranggotakan petani atau kelompok tani produsen.
Memiliki sarana pemasaran dalam bentuk kios atau outlet
dan atau sarana transportasi penunjang berupa one stop
shopping, swalayan, pasar lelang dan komplek kios atau
KELOMPOK USAHA
Gambar 4. Skema model pemasaran bersama
4.9 Kebijakan
Deregulasi dengan menyederhanakan
peraturan-peraturan yang tidak kondusif seperti kebijakan perijinan, kredit
dan kebijakan lain yang terkait pengembangan tanaman hias
V. PENUTUP
Dibanding komoditas pertanian lainnya, tanaman hias
memiliki keunggulan yang lebih besar untuk berkompetisi pada
era globalisasi. Hal ini selain karena sifat permintaannya yang
terus berkembang juga tersedianya sumberdaya dan penguasaan
teknologi sebagai penentu keunggulan komparatif dibanding
beberapa negara pesaing.
Beberapa jenis pembibitan yang berkembang di
Indonesia, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pembibitan skala besar : menjual bahan tanaman dalam
jumlah banyak (memasok tanaman ke pengusaha
pembibitan yang lebih kecil).
2. Pembibitan skala kecil : menjual tanaman secara eceran
langsung ke masyarakat konsumen.
3. Pembibitan tanaman taman (landscape nursery) : menjual
atau mengusahakan bahan tanaman untuk keperluan
lansekap, yaitu untuk pertamanan dan penghijauan
(memasok tanaman pada proyek-proyek lansekap;
bagi gedung perkantoran, bank, hotel dan dekorasi
bersifat temporer di ruang-ruang pertemuan atau pesta)
4. Pembibitan untuk tujuan khusus : pembibitan untuk
keperluan penelitian dan pendidikan.
Produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan produsen
kurang memenuhi standar kualitas yang dikehendaki pasar.
Mutu produk yang relatif rendah disebabkan oleh rendahnya
potensi genetik varietas yang ditanam dan kualitas benih yang
digunakan, kurang tepatnya praktek budidaya termasuk
penggunaan bahan agrokimia yang berlebihan atau tidak
tepatnya praktek pasca panen serta kurang tersedianya teknologi
produksi.
Dalam rangka penerapan sistem agribisnis tanaman hias yang
tangguh diperlukan kelembagaan yang efektif dan efisien.
Kelembagaan penyedia modal sangat penting mengingat kapital
petani sangat terbatas. Hingga kini kelembagaan usaha bersama,
kelembagaan penyedia sarana produksi dan pengumpul produk
hasil panen serta kelembagaan informasi belum bekerja secara
memadai, sehingga para petani memiliki posisi tawar yang lemah
Profil usaha penerapan tanaman hias tersebut perlu diperbaiki
dengan langkah sebagai berikut :
1. menanam tanaman yang sesuai dengan kondisi
agroklimat
2. menggunakan benih berlabel
3. menerapkan teknik budidaya sesuai dengan kebutuhan
pasar yang mengacu pada pemanfaatan teknologi
inovatif.
4. meningkatkan mutu produk sesuai standar pasar domestik
maupun internasional
5. meningkatkan peran kelembagaan keuangan dan petani
secara optimal memberdayakan kelembagaan usaha.
6. menyediakan sistem regulasi, memperkuat dan menata