KAWAT TANAH
KELOMPOK 5
Nama Anggota :
1.Juniar Anika P
(09)
Gangguan-gangguan pada saluran transmisi
Gangguan yang sering terjadi pada
saluran transmisi adalah gangguan
karena sambaran petir, sedangkan
pengamannya
yaitu
dengan
Gangguan-gangguan pada saluran
transmisi
No. Penyebab gangguan Prosentase
1 - kilat / petir 56 %
2 - hujan salju / angin 11 %
3 - kerusakan alat-alat 11 %
4 - faktor umur (ketuaan) 11 %
Macam - Macam Gangguan
•
Gangguan hubung singkat (short
circuit)
–
hubung singkat satu fasa ketanah
–
hubung singkat dua fasa ketanah
–
hubung singkat simetris tiga fasa
•
Gangguan putusnya kawat (open
circuit)
Gangguan-gangguan yang sering terjadi akan menyebabkan :
•
kontinuitas penyaluran daya terputus
•
penurunan tegangan yang cukup besar dapat
mengakibatkan rendahnya kualitas tenaga
listrik.
•
peralatan-peralatan yang terdapat pada tempat
Pengaman terhadap sambaran petir
Tiga Jenis Sambaran Petir terhadap Saluran Transmisi :
• Sambaran langsung pada kawat saluran,
sehingga lompatan pada titik topang atau pada tempat-tempat tertentu dalam gawang tak dapat dihindarkan.
• Sambaran pada menara atau kawat tanah
atas, yang menyebabkan lompatan karena kenaikan potensial oleh sebab tingginya tahanan kaki menara.
• Sambaran pada kawat tanah atas, yang
Untuk mencegah terjadinya hubung singkat
karena flashover / lompatan bunga api karena
sambaran petir tadi, perlu diadakan usaha-usaha
pengamanan antara lain :
•
Memasang kawat tanah
•
Menurunkan tahanan kaki menara
•
Memperlebar jarak antara kawat tanah
Pengertian Kawat Tanah
Namun jika petir menyambar dari samping maka dapat mengakibatkan kawat fasa tersambar dan dapat mengakibatkan terjadinya gangguan. Prinsip dari pemakaian kawat tanah ini adalah bahwa kawat tanah akan menjadi sasaran sambaran petir sehingga melindungi kawat phasa dengan daerah/zona tertentu.
Dalam melindungi kawat phasa tersebut,
daerah proteksi groundwire dapat
digambarkan seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Daerah proteksi dengan
Dari gambar di atas, misalkan groundwire diletakkan setinggi h meter dari tanah. Dengan menggunakan nilai-nilai yang terdapat pada gambar tersebut, titik b dapat ditentukan sebesar 2/3 h. Sedangkan zona proteksi groundwire terletak di dalam daerah yang diarsir. Di dalam zona tersebut, diharapkan tidak terjadi sambaran petir langsung sehingga di daerah tersebut pula kawat phasa dibentangkan. Apabila hx merupakan tinggi
kawat phasa yang harus dilindungi, maka lebar bx dapat
ditentukan dalam 2 kondisi, yaitu :
– Untuk hx > 2/3 h , bx = 0,6 h (1 – hx/h) – Untuk hx < 2/3 h , bx = 1,2 h (1 – hx/0,8h)
Bila digunakan 2 buah groundwire dengan tinggi h dari tanah dan terpisah sejauh s, perhitungan untuk menetapkan zona proteksi petir dilakukan seperti halnya menggunakan 1 buah groundwire. Gambar 2 menunjukkan zona perlindungan dari penggunaan 2 buah groundwire.
Dari gambar tersebut, apabila ho menyatakan tinggi titik dari tanah di tengah-tengah 2
groundwire yang terlindungi dari sambaran petir, maka ho dapat ditentukan : ho = h - s/4 Sedangkan daerah antara 2
groundwire dibatasi oleh busur lingkaran dengan jari-jari 5/4 s dengan titik pusat terletak pada sumbu di tengah-tengah 2
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa hadirnya
groundwire
dimaksudkan sebagai tempat sambaran petir langsung dan dapat melindungi kawat phasa. Zona perlindungangroundwire
dapat dinyatakan dengan parameter sudut perlindungan, yaitu sudut antara garis vertikalgroundwire
dengan garishubung antara
groundwire
dan kawat phasa. Jika sudut perlindungan tersebut dinyatakan dalam a dan tinggigroundwire
adalah h, maka probabilitas sambaran petir padagroundwire
(p) dapatditentukan sebagai berikut :
Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa makin tinggi
groundwire dan sudut perlindungan yang besar, akan mengakibatkan probabilitas tersebut meningkat. Untuk itu diperlukan pemilihan tinggi groundwire dan sudut perlindungan yang tepat untuk mendapatkan performa perlindungan yang baik dari sambaran petir.
Gambar 3 menunjukkan kurva antara
ketinggian rata-rata
groundwire
vs
sudut perlindungan rata-rata. Dari
gambar
tersebut
terlihat
daerah
berwarna hitam merupakan daerah
kemungkinan
gagal
dalam
Kurva probabilitas kegagalan
o Untuk meningkatkan keandalan sistem ini, diperlukan
pentanahan yang baik pada setiap menara listrik. Jika petir menyambar pada groundwire di dekat menara listrik, maka arus petir akan terbagi menjadi dua bagian. Sebagian besar arus tersebut mengalir ke tanah melalui pentanahan pada menara tersebut. Sedangkan sebagian kecil mengalir melalui
groundwire dan akhirnya menuju ke tanah melalui pentanahan pada menara listrik berikutnya.
o Lain halnya jika petir menyambar pada tengah-tengah
groundwire antara 2 menara listrik. Gelombang petir ini akan mengalir ke menara-menara listrik yang
Usaha Untuk Meningkatkan
Performa Perlindungan
Usaha yang paling mudah untuk meningkatkan
Usaha-usaha lainnya di antaranya :
•
Memasang
couplingwire
di bawah kawat
phasa (konduktor yang disertakan di bawah
saluran transmisi dan dihubungkan dengan
sistem pentanahan menara listrik).
•
Mengurangi resistansi pentanahan menara
listrik dengan menggunakan elektroda
pentanahan yang sesuai.
Bahan Kawat Tanah
• Bahan ground wire terbuat dari
Pemasangan kawat tanah (earth wire)
Pendapat tentang pemasangan
kawat tanah
•
Peek
•
Grunewald
Menurut Peek
Dimana :
h - jarak vertikal antara kawat tanah dengan kawat konduktor terdekat.
h – jarak konduktor yang terdekat dengan kawat tanah terhadap permukaan tanah .
H – tinggi menara
Untuk daerah yang tingginya lebih dari 200m dari permukaan laut, dianjurkan
Menurut Grunewald
Menurut grunewald pemasangan kawat
tanah yang baik haruslah memenuhi
Menurut Prowost
Dengan beberapa pendapat tentang pemasangan kawat tanah maka prowoost mengklasifikasikan baik buruknya pemasangan kawat tanah tersebut berdasarkan sudut proteksinya.
Sudut proteksi perlindungan saluran transmisi baik
Sudut proteksi perlindungan saluran transmisi kurang begitu baik.
Pentanahan Transmisi
Yang dimaksud pentanahan menara
transmisi ialah penambahan suatu alat
pentanah / elektroda pentanah, untuk
menurunkan tahanan kaki menara.
Pentanahan menara transmisi
ini
dilakukan apabila tahanan kaki menara
masih dianggap terlalu tinggi, atau
melebihi batas yang diperbolehkan.
Pada saluran transmisi di Indonesia
tahanan
kaki
menara
yang
Untuk menentukan berapakah batas maksimum tahanan kaki menara yang diperbolehkan agar tidak terjadi flashover, LV Dewley memberikan suatu hubungan sbb :
Rf =
Rf – tahanan kaki menara
V – batas tegangan flashover dari gandengan isolator yang digunakan (impulee flashover level)
I - arus kilat maksimum pada menara
k – faktor kopling antara kawat tanah dan kawat fasa (konduktor)
Is berkisar antara 160 – 220 KA, tetapi dalam
perencanaannya biasanya digunakan besaran antara 60 -100 KA.
k
ohmI
V
Macam-macam pentanahan menara transmisi
•
Driven Ground
Driven ground
• Pentanahan dengan menanamkan batang
elektroda tegak lurus ke dalam tanah.
• Batang elektroda yang digunakan biasanya
berdiameter antara ¾ - 2 inchi, dan panjangnya antara 3 -15 m.
• Besarnya tahanan terhadap tanah dari satu
CounterPoise
• Pentanahan dengan menanamkan kawat elektroda
sejajar dan beberapa cm di bawah permukaan tanah.
• Kawat-kawat elektrode ditanam sedalam antara
30-90 cm dibawah permukaan tanah.
• Pentanahan ini dipergunakan apabila tahanan kaki
menara masih terlalu tinggi dan tidak dapat dikurangi dengan mempergunakan driver ground, oleh karena tahanan jenis tanah yang terlalu tinggi.
• Biasanya untuk daerah pegunungan yang
Besarnya
tahanan
counterpoise
terhadap tanah :
•
L – panjang elektroda kawat (cm)
•
t – dalamnya penanaman counterpoise
(cm)
•
r – jari-jari kawat elektroda (cm)
Kesimpulan
1. Pemakaian overhead groundwire dalam saluran transmisi tenaga listrik mempunyai harapan agar sambaran petir tidak mengenai kawat phasa. Luas zona/daerah perlindungan groundwire
tergantung dari ketinggian groundwire itu sendiri. Probabilitas kegagalan dalam perlindungan akan naik dengan makin tingginya groundwire dan besarnya sudut perlindungan. Untuk itu diperlukan pemilihan ketinggian serta sudut perlindungan yang sesuai untuk mendapatkan perlindungan yang baik.