BAB IV
KEBUDAYAAAN
1.
a. Pengertian Kebudayaaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam
bahasa Indonesia.
Sedangkan pengertian mengenai kebudayaan sendiri yaitu sistem
pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Berikut ini pandangan para ahli tentang kebudayaan.
1. Melville J. Herkovits
Kebudayaan sebagai suatu superorganik karena kebudayaan yang turun
temurun tidak pernah akan ditinggalkan walaupun masyarkat senantiasa
silih berganti.
1. Koentjaraningrat
Kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat.
1. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemaerdi
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
b) Rasa yang meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah
dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah kemasyarakatan.
c) Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfkir
orang-orang yang hidup bermasyarakat.
1.
b. Unsur-unsur Kebudayaan
Ada beberapa ahli yang menyebutkan adanya unsur-unsur kebudayaan
1. Melville J. Herskovits
Menyebutkan ada empat unsur pokok kebudayaan, yaitu:
a) Alat-alat teknologi
b) Sistem ekonomi
c) Keluarga
d) Kekuasaan politik
1. Clyde Kluckhohn
Menyebutkan tujuh unsur kebudayaan, yaitu:
a) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
b) Mata pencarian hidup dan sistem ekonomi
c) Sistem kemasyarakatan
d) Bahasa
e) Kesenian
f) Sistem pengetahuan
g) Sistem kepercayaan
Unsur-unsur pokok kebudayaan diatas disebut sebagai kebudayaan
universal.
1. Ralph Linton
a) Peralatan dan perlengkapan hidup
b) Sistem mata pencarian: berburu dan meramu, berternak, bertani,
berdagang. dan menangkap ikan
c) Sistem kemasyarakatan: Sistem kekerabatan, Organisasi sosial,
Bahasa, Kesenian, Sistem ilmu dan pengetahuan, dan Sistem kepercayaan
(religi)
1.
c.
Macam-macam
Budaya Lokal di Indonesia
2. Kebudayaan
masyarakat
Batak.
Wilayah yang didiami oleh masyarakat Batak adalah Dataran tinggi
Karo,Langkat
Hulu,Deli
hulu,Serdang
Hulu,Simalungun,Toba,Mandailing,Tapanuli Tengah.Sistem kekerabatannya
adalah Patrilineal
1. Kebudayaan Minangkabau
Wialyah Minangkabau adalah di Sumatera Barat.Sistem kekrabatannya
adalah Matrilineal
1. Kebudayaan Masyarakat Bali
Masyarakat Bali di bagi menjadi dua:
a) Masyaraakt Bali Aga,yaitu masyrakat Bali yang kurang mendapat
pengaruh kebudayaan Jawa Hindu dari Majapahit.
b) Bali Majapahit,yaitu masyarakat Bali yang banyak mendapat pengaruh
Jawa-Hindu Majapahit. Sistem kekerabatannya adalah Patrilineal.
1. Kebudayaan Masyaraakt Aceh.
1.
d. Dampak Masuknya Budaya Asing dan Hubungan
Antar Budaya
2. Dampak Positif
Di era globalisasi dan kemajuan teknologi kemajuan sekarang ini memang
tidak dapat dipungkiri masuknya juga kebudayaan asing yang menyertai.
Masuknya teknologi beserta budaya akan diadopsi dan disesuaikan dengan
selera masyarakat setempat. Itulah yang dimaksud dengan alih teknologi.
Kemudahan untuk mendapatkan informasi dan kebiasaan berkompetensi
juga merupakan salah satu dampak positif masuknya kebudayaan asing.
Dampak positif globalisasi, antara lain sebagai berikut.
a) Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi
yang memudahkan kehidupan manusia.
b) Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih
produktif, efektif, dan efsien sehingga membuat produksi dalam negeri
mampu bersaing di pasar internasional.
c) Kemajuan teknologi memengaruhi tingkat pemanfaatan sumber daya
alam secara lebih efsien dan berkesinambungan.
d) Kemajuan iptek membuat bangsa Indonesia mampu menguasai iptek
sehingga bangsa Indonesia mampu sejajar dengan bangsa lain.
1. Dampak Negative
Dampak negative yang timbul juga dapat terjadi dengan masuknya
kebudayaan asing, seperti sikap individualis dan mengabaikan nilai budaya
yang ada di masyarakat dan yang dapat kita lihat dimasyarakat munculnya
sifat konsumerisme akibat banyaknya produk-produk di dalam negeri.
Globalisasi juga mempunyai dampak negatif, antara lain sebagai berikut.
a) Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme) sehingga
kegiatan gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat mulai
ditinggalkan.
b) Terjadinya sikap materialisme, yaitu sikap mementingkan dan
mengukur segala sesuatu berdasarkan materi karena hubungan sosial dijalin
berdasarkan kesamaan kekayaan, kedudukan sosial atau jabatan. Akibat
sikap materialisme, kesenjangan sosial antara golongan kaya dan miskin
semakin lebar.
c) Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan
duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
d) Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status
seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
yang mengandung unsur pornograf yang disiarkan televisi asing yang dapat
ditangkap melalui antena parabola atau situs-situs pornograf di internet.
f) Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
bangsa, yang dibawa para wisatawan asing. Misalnya, perilaku seks bebas
(free sex).
1. Wujud Hubungan Kebudayaan Asing dan Kebudayaan Lokal
Setiap kebudayaan asli selalu berinteraksi dengan kebudayaan baru atau
asing dimana hubungan tersebut terwujud dalam bentuk:
a) Akulturasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan
kebudayaan baru, namun masih adanya unsur-unsur kebudayaan asli.
Contoh bangunan Masjid Demak yang merupakan perpaduan kebudayaan
Islam dan kebudayaan Jawa.
b) Asimilasi merupakan perpaduan dua budaya yang menghasilkan
kebudayaan-kebudayaan baru tetapi unsur kebudayaan lama akan terkikis
sedikit demi sedikit. Contoh budaya baju tradisional kebaya yang sudah
langka tidak dipakai lagi.
c) Sintesis adalah perpaduan dua kebudayaan yang menghasilkan
kebudayaan baru dan menghilangkan kebudayaan terdahulu. Contoh music
rock n roll yang merupakan perpaduan music blues dengan country.
d) Penetrasi adalah masuknya kebudayaan dengan cara paksa atau
kekerasan. Biasanya terjadi pada penjajahan atau kolonialisme.
1.
e. Keberagaman Budaya Di Indonesia
2. Faktor yang Menyebabkan Keberagaman Budaya
Di Indonesia faktor-faktor yang menyebabkan keberagaman budaya antara
lain:
b) Bahasa
c) Aliran Politik
d) Integrasi nasional
e) Keberagamnya Religi
f) Keberagamnya Seni dan Budaya
Hubungan antara suku bangsa dengan ras sangatlah erat. Perbedaan ras
banyak ditunjukan dengan perbedaan biologis fsik. Misalnya ada anggapan
bahwa berkulit hitam pasti berambut keriting, sedangkan berkulit kuning
berambut lurus. Faktor rasa ini sampai sekarang tidak dapat diubah dengan
teknologi dan tidak dapat disembunyikan.
1.
f. Manfaat Keneragaman Budaya
Bidang bahasa bahasa daerah dapat memperkaya perbendaharaan bahasa
Indonesia. Bidang Pariwisata-keberagaman budaya dapat di jadikan tujuan
obyek wisata yang dapat mendatangkan devisa negara.
Kebudayaan masyarakat Indonesia sangat beraneka ragam karena terdiri
atas bermacam-macam suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat,
golongan politik dan sebagainya. Keragaman kebudayaan inilah yang
menyebabkan masyarakat di Indonesia menjadi unik dan berbeda dengan
masyarakat lainnya di dunia. Namun keberagaman tersebut menyebabkan
kehidupan masayarakat Indonesia menjadi rawan konfik. Masyarakat
majemuk atau multikultural memiliki karakteristik heterogen dengan pola
hubungansosial antarindividu bersifat toleran dan harus menerima
kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai satu sama lain dengan
perbedaan-perbedaan yang melekat pada tiap entitas sosial dan politiknya.
Kebesaran kebudayaan sauatu masyarakat atau bangsa terletak pada
kemampuannya untuk menampung berbagai perbedaan dan keberagaman
dalam satu ikatan yang berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan
demokrasi. Manfaat keberagaman budaya suku-suku bangsa adalah sarana
untuk menengahi setiap ada isu konfik separatis dan disintegrasi sosial.
1.
g. Contoh Kebudayaan Lokal
2. Kebudayaan masyarakat sunda
a) sistem kekerabatan, parental yaitu mengikuti garis keturunan kedua
orang tua.
c) kesenian, angklung, calung, wayang golek, tari jaipong dan tari topeng
1. Kebudayaan masyarakat Jawa
a) sistem kekrabatan, bilateral.
b) sistem religi sebagian besar orang Jawa memluk Islam.
c) kesenian, gamelan, wayang, seni ukir dan seni batik
1. Kebudayaan lokal masyarakat Batak
a) sistem kekrabatan, patrimonial, yaitu mengikuti garis keturunan ayah.
b) sistem religi masyarakat batak banyak menganut agama, Islam,
katolik, protestan, Hindu, dan Budha. kesenian, tarian-tarian
1. Kebudayaan lokal masyarakat Bugis
a) sistem kekerabatan, Pangadereng yaitu sistem adat keramat.
Masyarakat Bugis mengenal tiga bentuk perkawinan antara saudara sepupu,
perkawinan assialang marola, perkawinan assialannaa memang, perkawinan
ripaddeppe mabelae.
b) sistem religi,pada umumnya menganut agama Islam tapi juga ada
penganut kepecayan kuno.
c) kesenian,ukir-ukiran dan arsitektur rumah.
1. Kebudayaan lokal masyarakat Dayak
a) sistem kekerabatan,masyarakat Dayak mengenal sistem ambilineal,
yaitu mengikuti garis keturunan laki-laki dan perempuan.
b) sistem religi,penganut agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu dan
Budha.
c) kesenian, seni musik, tarian, seni ukir dan tenun
1. Kebudayaan lokal masyarakat Asmat
a) sistem kekerabatan,masyarakat Asmat mengenal tiga bentuk keluarga:
1. keluarga inti,yaitu terdiri dari ayah,ibu dan anak, 2. keluarga luas,
keluarga pihak istri, dan 3. keluarga luas (avunkulokal), yaitu keluarga yang
setelah menikah bertempat tinggal di rumah keluarga istri pihak ibu.
b) sistem religi, penganut animisme dan dinamisme.
c) kesenian, seni tari, topeng, dan seni patung.
1.
h. Keberagaman Budaya
Keberagaman budaya menimbulkan masalah seperti:
1. Konfik. Konfik merupakan proses sosial disosiatif yang memecah
kesatuan dalam masayarakat. Meskipun demikian, tak selamanya
konfik itu negatif. Misalnya dari konfik tentang perbedaan pendapat
dalam diskusi. Dari konfik pendapat tersebut dapat memperjelas
hal-hal yang sebelumnya tidak jelas, menyempurnakan hal-hal-hal-hal yang tidak
sempurna, bahkan kesalahan dapat diperbaiki dengan cara-cara kritis
dan santun. Berdasarkan tingkatannya, ada dua macam konfik yaitu
konfik tingkat ideologi atau gagasan dan konfik tingkat politik.
Berdasarkan jenisnya ada tiga, yaitu konfik rasial, konfik antarsuku
dan konfik antaragama.
2. Integrasi. Integrasi adalah saling ketergantungan yang lebih rapat dan
erat antarbagian dalam organisme hidup atau antar anggota di daam
masyarakat sehingga terjadi penyatuan hubungan yang dianggap
harmonis.
3. Reintegrasi. Reintgrasi atau reorganisasi dapat dilaksanakan apabila
norma-norma dan nilai-nilai baru telah melembaga dalam diri warga
masyarakat.
4. Disintegritas
Disintegrasi atau disorganisasi merupakan suatu keadaan yang tidak serasi
pada setiap bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi
sebagai organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagiannya.
1. Masalah hubungan dengan penduduk pendatang
2. Kecemburuan sosial terhadap kelompok lain
3. Perbedaan yang sangat mencolok
4. Rasa fanatik yang luas dan tidak rasional dalam mengamalkan ajaran
agama
5. Perbedaan tabiat, sopan santun diantara bangsa Indonesia
Alternatif pemecahan masalah yang ditimbulkan oleh keberagaman agama.
1. Mengendalikan agar konfik tidak berubah wujud menjadi kekerasan
2. Mengembangkan perasaan saling menghargai
4. Mengembangkan sikap toleransi yang tinggi antar umat beragama
5. Mengembangkan berbagai pola hubungan dalam masyarakat
multikultural seperti :
a) Asimilasi
b) self segregation
c) integrasi
d) pluralisme
1.
i. Integrasi Rasional Bangsa Indonesia
Integrasi rasional bangsa Indonesia adalah hasrat dan kesadaran untuk
bersatu sebagai satu bangsa yakni bangsa Indonesia.
1. Langkah-langkah menuju integrasi
a) Mengembangkan konsensus
b) Mengembangkan peran struktur masyarakat
c) Upaya pemerintah menciptakan integrasi
1. Perwujudan integrasi nasional melalui :
a) Pakaian
b) Bahasa
c) Lambang dan identitas kebangsaan
d) Perilaku dan
e) Lembaga
f) Dalam menjaga keselarasan antar budaya diperlukan peran
masyarakat dari pemerintah.
1. Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan
norma sosial yang berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak
mementingkan kelompok, ras, etnik atau kelompok agamanya.
2. Meninggalkan sikap primodialisme terutama yang menjurus pada sikap
etnosentrisme dan ekstrimisme(berlebih-lebihan)
3. Menegakan supremasi hukun yang artinya sutau peraturan formal
harus berlaku pada semua warga negara tanpa memandang
kedudukan sosial, ras, etnik dan agama yang mereka anut.
4. Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan
wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindari sikap
chauvimisme yang akan mengarah pada sikap ekstrim dan menutup
diri akan perbedaan yang ada dalam masyarakat.
5. Menyelesaikan semua konfik dengan cara yang akomodatif melalui
mediasi, kompromi dan ajudikasi.
6. Mengembangkan kesadaran sosial.
Contoh kongkritnya adalah di Bali sedang digalakkannya program Ajeg Bali
guna mempertahankan kebudayaan di dalam kehidupan masyarakat Bali
yang makin lama terlihat makin memudar karena budaya asing yang masuk
begitu saja dalam kehidupan masyarakat. Program ini ditujukan agar para
penerus (generasi muda) tidak melupakan kebudayaannya selain itu agar
masyarakat tau bagaimana cara hidup berdampingan dengan orang yang
berbeda keyakinan dan budaya berdasarkan asas Ajeg Bali itu sendiri.
1.
k. Peran Pemerintah dalam Menjaga Keragaman Budaya
2. Menyelenggarakan ajang festival budaya yang diikuti dari berbagai
macam perwakilan daerah-daerah di Indonesia.
3. Melakukan pemindahan penduduk secara terprogram melalui
transmigrasi khususnya dari pulau Jawa, Bali dan Madura ke berbagai
pulau di Indonesia yang jarang penduduknya dan memiliki potensi
ekonomi yang besar. Selain meningkatkan kesejahteraan penduduk
juga dapat mengenal kebudayaan setempat.
4. Meskipun terlihat bahwa otonomi daerah lebih menonjolkan sifat-sifat
kedaerahannya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa otonomi daerah
merupakan langkah cerdas dalam memberikan kesempatan kepada
daerah-daerah yang memiliki perbedaan-perbedaan dalam banyak hal
untuk mengembangkan diri dalam membangun masyarakatnya
masing-masing.
5. Pemerataan pendidikan merupakan langkah strategis, sebab melalui
pendidikan dapat ditanamkan nilai-nilai keagamaan. Manusia
diciptakan beraneka ragam semata-mata untuk saling mengisi dan
menolong satu sama lainnya. Melalu pendidikan juga dapat
Contoh nyata adalah Meneteri Kebudayaan Indonesia telah membuat
program Visit Indonesia Year 2008 yang bertujuan untuk mempromosikan
pariwisata terutama keragaman budaya di Indonesia yang terkenal sangat
unik. Program ini selain ditujukan untuk pihak mancanegara, juga ditujukan
kepada pihak domestik agar masyarakat Indonesia lebih memperhatikan dan
melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita
dari zaman dahulu agar tetap terjaga. Di samping itu apabila kita mampu
menjaga keragaman budaya, kita akan lebih menunjukan jati diri bangsa dan
negara kepada pihak dunia agar budaya yang jelas-jelas milik kita tidak
dengan mudahnya diakui oleh negara lain.
1.
l. Menghargai Keragaman Suku dan Budaya Di Indonesia
Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang majemuk atau heterogen.
Bangsa kita mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan
adat istiadat (tradisi). Semua itu tercermin dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Misalnya dalam upacara adat, rumah adat, baju adat,
nyanyian dan tarian daerah, alat musik, dan makanan khas.
1. Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia
a) Persebaran Daerah Asal Suku Bangsa di Indonesia. Suku bangsa adalah
kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain. Menurut
para ahli, jumlah suku bangsa di Indonesia terdapat lebih dari 300 suku
bangsa.
b) Sikap Menghormati Keragaman Suku Bangsa. Menghormati keragaman
suku bangsa harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya
dengan mengembangkan sikap-sikap berikut.
1) Menghargai adat istiadat dan budaya warga yang berbeda
2) Menciptakan kerukunan dalam masyarakat yang majemuk seperti
kerukunan dalam sebuah keluarga.
3) Memupuk semangat tolong-menolong antar sesama warga.
4) Membiasakan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah.
1. Keanekaragaman Budaya di Indonesia
a) Keanekaragaman budaya daerah
1) Kesenian Daerah. Kesenian daerah merupakan bentuk kreasi
masyarakat setempat. Bentuk-bentuk kesenian daerah berupa tarian,
nyanyian, dan alat musik daerah.
2) Tari dan lagu daerah
3) Alat Musik Daerah
4) Pakaian daerah
5) Rumah adat dan senjata tradisional
6) Pertunjukkan daerah
7) Tradisi dan Kepercayaan
Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah dalam agama Hindu di
Bali.
Ngutang Mayit yaitu upacara kesenian di Trunyam salah satu suku di
Bali.
Tindik Telinga, yaitu memasang anting ke daun telinga anak
perempuan Dayak di Kalimantan Timur.
Kesodo yaitu upacara mempersembahkan sesajen ke kawah Gunung
Bromo.
Ngeuyeuk Seureuh yaitu upacara adat perkawinan di daerah Jawa
Barat
Larung Sesaji di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu memberikan sesaji
dengan cara dilarung (dihanyutkan) di pantai selatan.
Upacara Ngalokat Cai (Jawa Barat), yaitu upacara membersihkan
sesuatu yang sudah kotor.
Upacara Seren Taun (Jawa Barat), Upacara ini merupakan ungkapan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang
melimpah.
Upacara Wiwit (Jawa Tengah), yakni merupakan permohonan agar
hasil panennya baik.
1.
m. Sikap Menghormati Budaya di Indonesia
Saling menghormati budaya perlu dikembangkan. Tujuannya agar
Kebudayaan daerah perlu dikembangkan sehingga menjadi kebudayaan
nasional. Pembinaan kebudayaan daerah dapat dilakukan melalui:
1. pertukaran kesenian daerah;
2. pembentukan organisasi esenian daerah;
3. penyebarluasan seni budaya melalui berbagai media, seperti radio, TV,
surat kabar, serta majalah;
4. penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah;
5. membentuk sanggar tari daerah;
6. mengadakan festival budaya daerah.
Tugas 1.
1. Cari sebanyak mungkin hal-hal yang berhubungan dengan suku-suku
(bahasa, tarian, lagu daerah, alat musik, pakaian, rumah adat, senjata
tradisional tradisi, dan kepercayaan) yang yang ada di Indonesia!
Tugas 2.
1. Isi kolom di bawah ini dengan nama provinsi dan suku yang ada di
provinsi tersebut!
No Nama Provinsi
Nama Suku
1.
2.
…
STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN MATERI PEMBELAJARAN
STANDAR KOMPETENSI : Memahami kesamaan dan berbagai budaya
KOMPETENSI DASAR : Mengidentifkasikan berbagai budaya local, pengaruh budaya asing, dan hubungan antar budaya
INDIKATOR : Siswa diupayakan dapat menciptakan situasi belajar yang mendorong munculnya kreatiftas mengenai budaya local, unsur – unsur budaya local, dan dampak masuknya budaya asing
MATERI PEMBELAJARAN : - Pengertian budaya dan budaya local - Unsur – unsur budaya
- Macam – macam budaya local di Indonesia - Hubungan antar budaya
II. URAIAN MATERI PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN BUDAYA DAN BUDAYA LOKAL 1. Pengertian Budaya
a. Pengertian secara Etimologi
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta BUDDAYAH, bentuk jamak dari buddi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan adalah hal – hal yang bersangkutan dengan akal.
b. Pengertian budaya menurut Selo Sumarjan dan Soelaiman Soemardi
- KARYA, masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang digunakan manusia untuk menguasai alam sekitar dan hasilnya dapat diabdikan untuk kepentingan masyarakat untuk mengatur masalah – masalah kemasyarakatan. Didalamnya termasuk agama, idiologi, kebatinan,
kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekpresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat.
- CIPTA, merupakan kemampuan mental, kemampuan berfkir orang – orang yang hidup dalam masyarakat. Cipta menghasilkan flsafat dan ilmu pengetahuan.
c. Pengertian budaya menurut Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski. Mengatakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu sendiri/ Cultural Determinism.
Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi, disebut superorganik
d. Pengertian kebudayaan menurut Koentjaradiningrat.
Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri dengan cara belajar.
e. Pengertian kebudayaan menurut Kroeber
Kebudayaan adalah keseluruhan gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai – an nilai yang dipelajari dan di wariskan serta perilaku yang ditimbulkannya
f. Pengertian kebudayaan menurut Kluckohn
Kebudayaan adalah pola perilaku ekpslisit dan implicit yang dipelajaridan diwariskan melalui simbol yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk perwujudtannya dalam bentuk benda budaya.
g. Pengertian kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia
2. Budaya lokal dan budaya nasional
Setiap negara memiliki budaya nasional masing – masing. Budaya nasional
a. Pengertian budaya local dan nasional
Budaya local adalah budaya yang berkembang di daerah – daerah, dan merupakan milik suku – suku bangsa Nusantara. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multicultural dalam suku dan budaya. Setiap suku bangsa memiliki budaya local masing – masing yang memperkaya khasanah budaya nasional.
Budaya Nasioanal adalah kebudayaan yang terbentuk dari keseluruhan budaya local yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia serta hasil serapan dari unsur – unsur budaya atau budaya global.
Bangsa Indonesia yang mendiami wilayah Nusantara yang memiliki keragaman geografs terdiri dari beragam suku bangsa dan budaya / bersifat Bhinekka.
Meskipun bangsa Indonesia bersifat bhinekka tetapi dalam kehidupan sehari hari mencerminkan ke ‘ika’ an / satu kesatuan yang tunggal.
Bhinneka Tunggal Ika adalah bentuk penggambaran keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, tetapi tetap hidup rukun dan damai.
Akan tetapi kadang – kadang ke bhinekaan tersebut justru menjadi pemicu konfik social budaya yang dapat mengancam disintegrasi nasional. Tetapi dengan tetap berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945, setiap konfik social yang terjadi dapat diselesaikan dengan semangat kekeluargaan dan musyawarah mufakat.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa kebudayaan nasional berfungsi sebagai pemberi identitas kepada suatu bangsa sebagai kontinuitas sejak zaman kejayaan bangsa Indonesia pada masa lampau sampai masa kini. Jadi kebudayaan Indonesia yang Bhinekka itu merupakan kebudayaan nasional yang fungsinya untuk
memperkuat solidaritas dan nasionalisme.
Bagi bangsa Indonesia rumusan kebudayaan nasional jelas tercantum dalam Pasal 32 UUD 1945 yang menyatakan ‘ Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia dan seluruhnya’
Melalui proses pembiasaan dan proses cultural, akan menghasilkan etos kebudayaan yang khas. Etos kebudayaan ada karena kebudayaan itu sangat komplek dan menyangkut eksistensi manusia.
Menurut Kluckhonhn (1951), kebudayaan bersumber dari sifat – sifat biologis, psikologis, dan komponen lingkungan eksistensi manusia /masyarakat.
b. Perwujudan budaya nasional
Perwujudan budaya ada 2 yaitu perwujudan abstrak dan perwujudan konkret. Perwujudan abstak budaya berupa gagasan, tindakan dan hasil karya manusia. Perwujudan konkret berupa cara berbahasa, berperilaku, berpakaian, dan peralatan/materi/artefak.
Dalam kehidupan sehari hari, masyarakat menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Selain secara lisan, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa tulisan pada media massa, media elektronik, maupun media cetak seperti buku, surat kabar dan majalah. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar resmi.
Bahasa isyarat juga bisa digunakan sebagai bahasa sehari - hari,misalnya anggukan tanda setuju, menggeleng menandakan penolakan, angkat tangan, angkat telunjuk, semua itu mengandung makna yang bisa dimengerti oleh pihak lain dalam komunikasi.
Bertutur menggunakan bahasa daerah bercampur bahasa Indonesia
diperkenankan, karena keduanya merupakan perwujudan kebudayaan nasional.
2. Cara berperilaku
Perilaku pada dasarnya merupakan isi atau substansi budaya sebagai sistim tindakan.
Dengan kata lain pola sikap perilaku dipelajari dari kebudayaanya melalui proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturisasi. Dimana perilaku masyarakat tiap bangsa berbeda. Perbedaan pola sikap dan perilaku ini dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang budaya yang berbeda – beda.
3. Cara berpakaian
Cara berpakaian setiap bangsa didunia berbeda – beda sesuai dengan sistim budayanya..
Pakaian yang digunakan untuk mengikuti kegiatan yang bersifat tradisi dinamakan pakaian adat atau pakaian daerah.
4. Peralatan hidup
Peralatan hidup pada dasarnya merupakan hasil karya cipta masyarakat Indonesia. Peralatan hidup baik yang bersifat tradisional maupun modern biasanya berupa alat produksi, senjata, wadah makanan dan minuman, jamu – jamuan, pakaian,
perhiasan perumahan, serta alat komunikasi dan transportasi, semua dibuat dan diciptakan manusia.
Alat – alat komunikasi transportasi tradisional contohnya kentongan, bedug, andong,delman, sampan, perahu cadik dan sebagaianya.
B. UNSUR – UNSUR BUDAYA
Unsur – unsur budaya ada 7 macam.
1. Religi/ kepercayaan
Adalah suatu keyakinan bahwa hal – hal yang dipercayai itu benar dan nyata. Tuhan, manusia, benda – benda, hewan dan lain – lain.
atau agama didasarkan pada suatu getaran jiwa, yang disebut emosi keagamaan. Emosi keagamaan inilah yang menyebabkan suatu benda, tindakan, atau gagasan Tata cara pelaksanaan upacara keagamaan bermacam – macam sifat dan jenisnya, seperti sesaji, berkorban, berdoa, makan bersama, menari tarian suci, nyanyi – nyanyian, berpawai, memainkan drama, berpuasa, bersemedi, shalat, dan sebagainya. Diantara upacara keagamaan tersebut ada yang dianggap sangat penting oleh suatu penganut agama, tetapi tidak dikenal dalam agama lain.
2. Kekerabatan dan organisasi social
Apabila kita perhatikan, aktiftas kehidupan masyarakat selalu diwarnai oleh kegiatan yang bersifat kekerabatan dan organisasi social.
a. Sistim kekerabatan
Sistim kekerabatan adalah pola kehidupan suatu kelompok masyarakat yang bersifat dan bercirikan kekeluargaan atau kekerabatan karena adanya hubungan pertalian darah, keturunan nenek moyang adan asal usul identitas yang sama. Sistim kekerabatan tiap suku berbeda beda, ada yang menerapkan kekerabatan matrilineal, patrilinial, parental, dan sebagaianya.
Pada pertengahan abad ke-19, ahli antropologi L.H.Morgan, E.B.Taylor, dan J.J. Bachofen telah meneliti sistim kekerabatan yang berlaku didunia. Selain sistim kekerabatan patrilinial, matrilineal, dan parental ada pula sistim kekerabatanbilinial dan ambilinial.
Menurut L.M. Morgan macam – macam sistim kekerabatan erat kaitannya dengan istilah kekerabatan. Masyarakat adat yang berdasarkan geneologi sering disebut sebagai masyarakat hukum
1) Sistim kekerabatan parental
Parental adalah sistim kekerabatan yang menarik garis keturunan dari kedua belah pihak yaitu ayah dan ibu. Sistim kekerabatan ini dianut oleh suku, Jawa, Sunda, Bugis, dan Makkasar.
Sistim kekerabatan parental dikelompokkan lagi menjadi 4, yaitu:
a) Ambilinial
Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari pihak ayah atau pihak ibu secara bergantian.
Bagan sistim kekerabatan ambilinial
b) Konsentris
c) Primogenitur
Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari ayah dan ibu yang usianya tertua saja. Misalnya pembagian harta warisan, hanya anak sulung saja yang dapat.
d) Ultimogenitur
Adalah sistim kekerabatan yang menarik garik hubugan keluarga dari ayah atau ibu yang usianya termuda saja (bungsu). Misalnya pembagian harta warisan hanya anak bungsu saja yang mendapatkannya.
2) Sistim kekerabatan unilateral
Adalah sistim kekerabatan yang menarik garis hubungan keluarga dari satu pihak saja, yaitu dari pihak ayah (patrilinial), atau dari pihak ibu ( matrilineal). Yang mengenut sistim kekerabatan patrilinial adalah suku Batak, Flores, Minahasa. Sedangkan yang menganut sistim kekerabatan matrilineal adalah suku
Minangkabau.
3) Sistim kekerabatan altenerend
Adalah sistim kekerabatan yang anggota – anggotanya menarik garis keturunan secara berganti – ganti sesuai dengan pola perkawinan yang diterapkan orang tua. Dalam sistim kekeranatan altenerend, garis keturunan patrilinial dan matrilineal berlaku berganti ganti.
Dalam kekerabatan altenerend dikenal 3 bentuk perkawinan, yaitu a. Perkawinan berdasarkan garis keturunan ibu, disebut kawin semendo b. Perkawinan berdasarkan garis keturunan ayah, disebut kawin jujur c. rajo
- Apabila orang tuanya melakukan perkawinan semendo, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ibu.
- Apabila orang tuanya melakukan perkawinan jujur, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ayah.
- Jika orang tuanya melakukan perkawinan semendo rajo – rajo, maka anak – anaknya menarik garis kekerabatan dari pihak ibu dan ayah ( campuran )
b. Organisasi social
Organisasi social adalah perkumpulan yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Adanya organisasi social ini merupakan wujud kehidupan kolektif manusia sebagai makluk social. Perwujudan kehidupan kolektif manusia dalam skala besar ialah sebuah negara nasional.
3. Mata pencaharian
Mata pencaharian masyarakat mencerminkan corak kebudayaannya. Pada masyarakat tingkat peradaban atau kebudayaan masih sederhana , mata pencahariannya juga sederhana. Misalnya pada masyarakat pra aksara, mata pencahariannya sangat sederhana. Misalnya berburu dan meramu, beternak, menangkap ikan dan berkebun di lading. Berburu dan meramu adalah mata pencaharian yang paling tua di dunia.
Suku bangsa peternak hidup di daerah pegunungan, sabana, dan stepa. Mereka pada umumnya beternak kambing, domba, kuda, unta, dan ternak besar lainnya. Suku bangsa peternak pada umumnya hidup mengembara sepanjang musim dingin dan musim panas pada wilayah yang yang amat luas. Mereka berkemah pada malam hari. Itulah sebabnya suku bangsa peternak berperilaku agresif, pemberani dan pengembara yang ulung..
Bercocok tanam di lading atau berhuma juga merupakan pencaharian tradisional yang tergolong tua. Berladang dilakukan dengan cara membuka hutan, menebang, memotong, membersihkan belukar dan membakar ranting. Lading yang telah dibuka ditanami dengan tanaman yang diperlukan. Apabila lading itu sudah tidak subur, mereka meninggalkan dan membuka ladang baru.
Demikian juga dengan menangkap ikan, sejak zaman pra aksara, penduduk yang hidup didekat sungai, danau, atau laut, menangkap ikan sebagai mata
pencahariannya.
4. Peralatan hidup
Tingkat peradapan suatu kelompok masyarakat tampak pula pada peralatan atau perlengkapan hidup yang digunakan. Pada masyarakat tradisional, peralatan hidup masih sederhana. Peralatan hidup yang digunakan pada masyarakat tradisional, antara lain berupa alat produksi, senjata, wadah, makanan, pakaian, tempat berlindung, dan alat transportasi. Sedangkan pada masyarakat modern peralatan hidup sudah menggunakan teknologi modern.
a. Alat produksi
Alat produksi pada masyarakat tradisional berupa peralatan yang terbuat dari batu, tulang, kayu, dan logam. Menurut ahli pra aksara K.T. Oakley dalam bukunya Man The Tollmaker (1950), terdapat empat macam alat produksi, yaitu pemukul, penekan, pemecah, dan penggiling.
Alat – alat produksi dalam dalam masyarakat tradisional dibedakan menurut fungsi dan lapangan pekerjaanya. Berdasarkan fungsinya, alat produksi berupa alat
potong, alat tusuk, alat menyalakan api, alat pukul, dan sebagainya. Berdasarkan lapangan pekerjaanya, alat – alat produksi berupa alat ikat, alat tenun, alat
b. Senjata
Senjata dalam masyarakat tradisional dapat dibedakan menurut bahan dan teknik pembuatannya. Bahan mentahnya dapat berupa kayu, tulang, dan logam. Teknik pembuatannya menggunakan tangan. Menurut fungsinya, dekenal senjata – senjata berupaalat potong, alat tusuk, senjata lempar, dan tameng. Menurut
pemakaiannya, dikenal senjata – senjata yang digunakan untuk bahan berburu, berkelahi, berperang, perhiasan, dan sebagainya.. dalam masyarakat modern, senjata dibuat dengan menggunakan teknologi canggih. Bentuk dan jenisnyapun beragam, seperti senjata api, peluru kendali, tank, pesawat tempur, dan
sebagainya.
c. Wadah
Dalam budaya masyarakat tradisional, wadah digunakan untuk menyimpan,
menimbun, dan membawa barang. Berdasarkan bahan mentahnya, wadah terbuat dari bamboo, kayu, kulit kayu tempurung, tanah liat, maupun serat – serat seperti keranjang. Selain tempat menyimpan, wadah juga digunakan untuk memasak atau membawa barang. Dalam masyarakat modern wadah telah dibuat dengan teknologi modern.
d. Makanan
Dalam masyarakat tradisional makanan dibuat secara sederhana. Bahan
mentahnya dapat berupa daun – daunan, sayur – sayuran, buah – buahan, biji – bijian, akar – akaran, dading, ikan dan sebagainnya. Ada dua cara dalam memasak makanan, yaitu dengan dibakar dan menggunakan batu panas. Batu – batu yang telah dipanaskan kemudian dimasukkan ke dalam bahan makanan. Dari tujuan konsumsi, makanan digolongkan dalam 4 macam, yaitu makanan dalam arti khusus (pokok), minuman, bumbu – bumbuan, dan makanan untuk kenikmatan misalnya tembakau, arak.
Pada masyarakat modern, makanan dan minuman dibuat dengan teknologi modern, sehingga jumlah dan mutunya bervariasi. Makanan masyarakat modern tidak hanya memperhatikan jumlah, tetapi juga memperhatikan gizi dan mutunya.
e. Pakaian
Pakaian merupakan benda budaya yang sangat penting bagi manusia. Tingkat kebudayaan masyarakat tercermin dari cara memilih dan mengenakan pakaian. Pada masyarakat tradisional, cara berpakaian masih sangat sederhana. Bahan pakaian terbuat dari daun – daunan, kulit pohon, kulit binatang, dan tenunan
sederhana. Teknik pembuatannyapun bersifat sederhana, seperti diikat dan dicelup, ditinjau dari fungsinya, pakaian tradisional dibagi menjadi 4 macam, yaitu
2) Lambing keunggulan 3) Simbol yang dianggap suci 4) Sebagai perhiasan.
Pada masyarakat modern, fungsi pakaian sudah lebih komplek dan bervariasi. Selain ke empat fungsi diatas, pakaian merupakan simbol san status sosial seseorang.
f. Perumahan
Rumah sebagai tempat berlindung. Sejak zaman purba, rumah menjadi kebutuhan hidup walaupun sifatnya masih sederhana, yaitu sebagai tempat berlindung dari cuaca dan ancaman binatang buas. Rumah tradisional bahannya terbuat dari tanah, jerami, bamboo, kayu, kulit pohon, atau kulit binatang.
Bentuk rumah tradisional ada 3 jenis yaitu rumah bawah tanah, rumah diatas tanah, dan rumah diatas tiang.
Dari sudut pemakaiannya rumah dibedakan menjadi 3 macam, yaitu rumah tadah angin, rumah gubug atau tenda, dan rumah untuk menetap.
Dari segi sosialnya rumah berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga, tempat pemujaan, pertemuan umum, dan rumah pertahanan.
Pada masyarakat modern, rumah telah dibuat lebih komplek dan bervariasi, baik bahan maupun cara pembuatannya. Bahkan dalam masyarakat modern rumah telah menjadi ukuran atau simbol status social.
g. Alat transportasi
Alat transportasi dan segala bentukdan jenisnya merupakan unsur kebudayaan. Sejak zaman purba, manusia telah mengenal alat transportasi, walaupun masih sederhana. Pada masyarakat tradisional, alat transportasi terpenting yaitu rakit, perahu,kereta beroda,alat seret dan binatang.
Pada suku tertentu jalan darat sebagai jalur transportasi tidaklah begitu penting, terutama bagi mereka yang tinggal ditepi sungai, danau, atau pantai.mereka menggunakan rakit, sampan, dan perahu sebagai alat transportasi.
Pada masyarakat modern, alat transportasi telah canggih, sehingga bentuk dan jenisnya bervariasi. Seperti sepeda motor, mobil, kereta api, kapal laut, pesawat terbang dan lain – lain.
5. Bahasa
Bahasa baik lisan, tulisan, maupun bahas isyarat merupakan komponen budaya. Bahasa menentukan tingkat kebudayaan atau peradaban kelompok masyarakat. Masyarakat praaksara tidak meninggalkan benda – benda bertulisan, sehingga dikatakan sebagai masyarakat yang terbelakang taraf peradabannya.
6. Kesenian
Kesenian meliputi seni sastra, seni rupa, seni musik, seni suara, seni tari, dan seni drama/flm merupakan komponen kebudayaan. Kessenian merupakan ekspresi hasrat manusia akan keindahan untuk dinikmati terbagi menjadi 2 macam, yaitu seni yang dinikmati dengan mata ( seni rupa ) dan seni yang dinikmati dengan telinga ( seni suara). Seni rupa terbagi menjadi seni patung, seni lukis, seni gambar, seni ukir (seni relief ) dan seni rias. Seni suara meliputi seni vocal, seni musik, seni sastra. Kesenian yang mencakup seni rupa dan seni suara ialah seni gerak atau seni tari.
Seni drama merupakan kesenian yang mengintegrasikan seluruh cabang seni, sebab seni drama mengandung unsur – unsur seni sastra, seni musik, seni vocal, seni tari, seni rias/dekorasi. Wujud seni drama tradisional antara lain wayang, tonil, ketoprak. Wujud seni drama modern antara lain flm, sinetron.
Dalam budaya masyarakat tradisional, baik bentuk, sifat, maupun jenis kesenian masih bersifat sederhana dan belum menjadi kebutuhan yang penting. Berbeda dengan masyarakat modern, kesenian menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
7. Pengetahuan
Pengetahuan juga merupakan komponen kebudayaan. Ilmu pengetahuan menaruh perhatian yang besar terhadap pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat. Dari deskribsi etnograf, diketahui bahwa kepandaian setiap suku bangsa di dunia tidaklah sama. Kepandaian suku bangsa Negrito di Kongo dalam mengolah tanah, pengetahuan yang tinggi suku Polinesia dan Mikronesia dalam pembuatan perahu dan sistim navigasinya, kepandaian suku bangsa China dalam meramu obat – obatan tradisional.
Menurut ahli ilmu social, tiap suku bangsa telah memiliki pengetahuan dasar tentang alam sekitar, bahan mentah, zat dan benda, tubuh manusia, sifat dan perilaku manusia, serta ruang dan waktu. Pada masyarakat tradisional yang
peradabannya masih sederhana, pengetahuan tentang alam sekitar masih terbatas pada pengetahuan tentang musim, sifat – sifat alam, bintang – bintang di langit, dan sebagainya. Pengetahuan tersebut berkaitan erat dengan keperluan praktis berburu dan meramu, bercocok tanam, beternak, dan berlayar.
Pengetahuan tentang alam dipengaruhi oleh sistim religi, terutama yang
berhubungan dengan keingintahuan tentang asal mula penciptaan alam, dan gejala – gejala alam lainnya.
Pengetahuan tentang alam tumbuhan erat kaitannya dengan sistim mata pencaharian dan bercocok tanam.
Pengetahuan tentang alam binatang merupakan pengetahuan dasar dari suku bangsa yang hidup dari berburu, meramu, beternak, dan menangkap ikan.
Hubungan alamiah manusia dengan hewan, mendorong manusia untuk mengetahui lebih banyak tentang hakikat binatang. Pada masyarakat modern, rasa ingin tahu tentang dunia hewan mendorong lahirnya ilmu biologi, botani, dan zoology.
bangsa dalam masyarakat kuno, terutama yang dikembangkan oleh dukun untuk menyembuhkan penyakit. Pada masyarakat modern, pengetahuan tentang tubuh manusia dikembangkan menjadi ilmu kedokteran.
Pengetahuan dasar tentang manusia dan masyarakat telah dikenal sejak zaman kuno. Pergaulan antar sesama manusia dalam masyarakat mendorong munculnya adat istiadat, sistim nilai dan norma social.
Masyarakat tradisional juga telah mengenal pengetahuan tentang ruang dan waktu. Dasar – dasar tentang pengetahuan waktu, seperti lamanya waktu dalam setahun, sebulan, seminggu, dan sehari berdasarkan perputaran matahari. Pengetahuan tentang ruang, seperti menghitung jarak, panjang, tinggi, dan lebar, telah dikenal oleh bangsa Romawi dan Yunani Kuno. Pengetahuan tentang tulisan, huruf, dan bahasa juga telah diketahui oleh suku – suku bangsa di dunia. Huruf Paku, hieroglif, Pallawa, Jawa Kuno, Sunda, Bali Kuno, merupakan bukti bahwa manusia kuno telah mengenal tulisan. Dalam budaya modern pengetahuan mengenai tulisan telah berkembang menjadi ilmu bahasa dan sastra.
B. MACAM – MACAM BUDAYA LOKAL
BANGSA Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multicultural dalam suku bangsa dan budaya, seperti suku Jawa, Batak, Bali, dan sebagainya, dimana setiap suku bangsa memiliki budaya local masing – masing. Di bawah ini beberapa tradisi budaya local yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.
1. Tradisi upacara labuhan merapi
Tradisi budaya ini dilaksanakan setiap tanggal 30 Rajab sebagai rangkaian kegiatan upacara penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Syltan Ngayogyakarta Hadiningrat.
2. Tradisi ngaben
Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan oleh penganut agama Hindu Bali. Upacara ini dilaksanakan antara bulan Juni – September.
3. Tradisi betapung tawar
Betapung tawar adalah upacara menyiapkan menjadi seorang anak, yang
merupakan tradisi masyarakat Martapura, Amuntai, Kandangan, dan Banjarmasin. Pada upacara ini dilaksanakan juga guring meayun, yaitu menidurkan anak pada ayunan.
4. Tradisi era – era tu urau
Adalah upacara tindik telinga untuk gadis – gadis yang menginjak usia dewasa. Ini adalah tradisi budaya suku bangsa Waropen di Papua. Upacara ini disebut era – era tu urau yang artinya tusuklah telinganya. Penusukan telinga dilakukan oleh seorang dukun yang di namakan aebe siewe, yang dianggap masyarakat setempat
tersebut mendengarkan hal – hal yang baik. Dengan melubangi telinga, maka anak gadis tersebut sudah pantas untuk berumah tangga atau menikah.
5. Tradisi adat Jawa
Tradisi adat Jawa antara lain:
a. Brokohan, yaitu upacara kelahiran bayi
b. Selapanan, yaitu upacara pemberian nama pada bayi baru lahir yang dilaksanakan pada hari ke 35 setelah kelahiran.
c. Tedhak siten, yaitu upacara bagi bayi usia 5 – 6 bulan pada saat pertama kali turun tanah.
d. Tetesan, yaitu upacara khitanan untuk putrid raja yang berusia 8 tahun
e. Supitan, yaitu upacara khitanan pada putra bangsawan yang sudah 14 tahun. Setelah menjalanu supitan, putera bangsawan tinggal di ksatrian yang terpisah dari ibunya.
f. Terapan, yaitu upacara inisiasi haid pertama bagi anak perempuan.
6. Tradisi perkawinan Batak Toba
a. Tahap martandan, adalah tahap mencari jodoh. Seorang laki – laki datang kerumah marga ibunya untuk mencari seorang gadis yang akan dijadikan istrinya. b. Tahap marhusip, adalah pihak laki – laki mengirim utusan untuk menindak lanjuti niat laki – laki untuk meminang gadis pilihannya.
c. Dialap jual, pihak laki – laki membawa jual, yaitu bahan makanan yang diusung dikepala dan menjemput pengantin wanita.
d. Pembagian jambar (hewan), pihak pengantin pria menyerahkan seekor babi kepada pihak mempelai wanita, pada pembagian hewan ini disepakati bagian apa saja yang akan diberikan kepada keluarga wanita.
e. Prosesi di gedung pertemuan adat, kedua mempelai menuju pelaminan yang disambut dengan tarian tor – tor, sebagai ritus upacara pembukaan
f. Pemberian ulos, Hula – hula (keluarga mempelai pria )memberikan ulos kepada pihak mempelai wanita. Makna dari upacara ini agar kedua mempelai selalu hidup bersama – sama dalam suka dan duka
C. DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING
1. Proses masuknya pengaruh budaya asing
Masuknya pengaruh budaya asing seiring dengan proses penyebaran unsur – unsur budaya global ke seluruh penjuru dunia, disebut difusi kebudayaan. Proses
penyebaran unsur – unsur budaya sudah terjadi sejak zaman purbakala hingga sekarang. Bentuk tertua proses penyebaran budaya adalah melalui penyebaran (migrasi) kelompok manusia, dengan proses perpindahan kelompok manusia purba yang hidupnya berpindah – pindah tempat sambil berburu dan meramu.
Pada masa – masa berikutnya difusi kebudayaan dilakukan oleh kaum pedagang dan pelaut. Penyebaran agama – agama besar seperti Hindu, Budha, Islam, dan Kristen dilakukan oleh para pedagang, pelaut, dan penyebar agama. Pada masa penjajahan bangsa asing ( abad 16 – 20 ) terjadi proses penyebaran unsur – unsur budaya asing seperti Portugis, Inggris, Jepang, dan Belanda ). Masuknya budaya asing melalui penjajahan merupakan penetrasi budaya secara paksa. Pada zaman modern seperti sekarang ini proses penyebaran budaya lebih efektif melalui media elektronik, media komunikasi, surat kabar, dan sebagainya.
2. Pengaruh nilai – nilai budaya Barat
Nilai – nilai budaya barat ada yang membawa pengaruh positif dan ada yang negatif dan bertentangan dengan nilai – nilai budaya nasional. Oleh karena itu untuk
mengahadapi pengaruh masuknya budaya barat diperlukan sikap kritis dan bijaksana. Masyarakat Barat hidup dalam dunia teknis dan ilmiah. Mereka menganggap nilai – nilai yang meminta kepekaan hati sebagai suatu yang tidak bermutu.
Dengan bersumber dari flsafat positivisme, dunia Barat mengakui kelayakan martabat kemanusiaan nilainya tidak terukur oleh apapun. Semua itu berpangkal pada penghargaan mutlak terhadap kebebasan manusia. Dalam tradisi humanistic, ditekankan bahwa manusia harus memilih untuk dirinya tentang kebenaran dan kebaikan.
Menurut Alfan ( 1985, 36 ) ada tiga pola atau corak reaksi terhadap pengaruh budaya asing yaitu sebagai berikut.
a. Corak reaksi menerima seluruh kebudayaan Barat.
Corak ini menganggap kebudayaan Timur / sendiri sudah tidak relevan lagi untuk menghadapi kondisi sekarang.
b. Corak reaksi yang sama sekali anti budaya Barat.
kebudayaan Timur lebih unggul.
c. Corak reaksiyang berusaha melihat perbenturan antara budaya Timur dan Barat. Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan menilai secara jujur keunggulan kebudayaan Barat dan kelemahan kebudayaan Timur, sekaligus mempertahankan relevansi nilai – nilai Barat dan Timur.
D. HUBUNGAN ANTAR BUDAYA
Hubungan antar budaya adalah peristiwa saling berhubungan dan saling mempengaruhi di antara budaya local. Misalnya hubungan yang saling mempengaruhi antara budaya Sunda dengan budaya Jawa, dan sebagainya. Hubungan antar budaya yang memungkinkan terjadinya adaptasi kebudayaan tersebut menurut ilmu antropologi dilakukan melalui proses:
Difusi budaya yaitu penyebaran unsur budaya ke seluruh penjuru dunia
Akulturasi kebudayaan yaitu masuknya unsur – unsur budaya asing ke dalam unsur budaya sendiri
Asimilasi kebudayaan yaitu percampuran unsur – unsur budaya yang berbeda Integrasi kebudayaan yaitu bersatunya unsur – unsur budaya yang berbeda Discovery dan Inovasi yaitu penemuan baru
Masyarakat Indonesia yang dikenal hiterogen dalam berbagai aspek, sebagai pembentuk budaya nasional karena adanya hubungan antar budaya. Hubungan antar budaya seringkali menemui hambatan, seperti penggunaan bahasa, nilai dan norma masyarakat. Padahal syarat terjadinya hubungan tersebut harus dilandasi oleh saling pengertian dan pertukaran informasi antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, hubungan antar budaya tidak selamanya berdampak positif, tetapi dapat berdampak negatif berupa timbulnya konfik antar budaya yang dapat
mengancam integrasi budaya nasional.
UJI KOMPETENSI 1 I. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf a, b, c, d, atau e.
1. Istilah kebudayaan berasal dari kata buddayah sebagai bentuk jamak dari kata budi, yang artinya akal. Kata buddayah berasal dari bahasa….
a. Latin b. Sanskerta c. Pallawa d. Yunani e. Inggris
2. Kebudayaan adalah keseluruhan sistim gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Defnisi kebudayaan tersebut dikemukakan oleh….
a. Koentjaraningrat b. Kluckhohn c. Selo Sumardjan d. Ki Hajar Dewantara e. Kroeber
a. Upacara keagamaan d. Keanekaragaman umat beragama
b. Peringatan hari – hari besar keagamaan e. Perdukunan/ ilmu ghaib c. Bergotong royong dalam membangun desa
4. Sistim kekerabatan yang anggota - anggotanya mengikuti garis keturunan dari pihak ibu adalah….
a. Parental b. Matrilinial c. Unilateral d. Altenerend e. Patrilinial
5. Berikut ini organisasi social yang berupa perkumpulan adalah…. a. Marga b. Paguyuban c. Klan d. Masyarakat e. Suku Bangsa
6. Alat transortasi paling tua yang pernah digunakan manusia adalah….
a. Binatang besar b. Sepeda c. Roda empat d. Kereta api e. Rakit
7. Jenis kesenian yang mencakup berbagai seni di dalamnya adalah…. a. Seni suara b. Seni drama c. Seni rupa d. Seni ukir e. Seni tari
8. Fungsi bahasa untuk mempelajari naskah – naskah kuno disebut…. a. Fungsi praktis c. Fungsi keilmuan e. Fungsi artistic
b. Fungsi adaptif d. Fungsi flologis
9. Penemuan unsur – unsur social budaya yang baru, baik berupa peralatan, ide masyarakat, disebut….
a. Difusi b. Invention c. Asimilasi d. Inovation e. Discovery
10. Berikut ini factor – factor yang mendorong penemuan – penemuan baru, kecuali…
a. Berkembangnya berbagai keahlian dalam kehidupan masyarakat
b. Adanya perangsang atau pendorong bagi aktivitas – aktivitas penciptaan baru c. Dicapainya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Terjadinya perubahan social budaya yang sangat cepat
e. Masuk dan berkembangnya unsur – unsur budaya baru dari luar
11. Berikut yang menunjukan proses akulturasi adalah…
a. Percampuran dua kebudayaan yang berbeda tanpa kehilangan kepribadian budaya sendiri
b. Penyesuaian atau peleburan sifat – sifat kebudayaan dengan sifat – sifat kebudayaan yang berbeda
c. Proses penemuan baru dari unsur – unsur kebudayaan d. Penyebaran unsur – unsur budaya ke daerah lain e. Proses mempelajari unsur – unsur budaya asing
12. Berikut ini menggambarkan proses evolosi budaya, kecuali…. a. Perkembangan bahasa daerah Nusantara
c. Berkembangnya sistim kekerabatan d. Berkembangnya sistim religi
e. Dicapainya penguasaan iptek
13. Proses perubahan budaya yang menyebabkan hilangnya sifat – sifat khas dari unsur – unsur budaya masing – masing adalah…
a. Akulturasi b. Difusi c. Asimilasi d. Enkulturasi e. Inovasi
14. Proses difusi kebudayaan dalam era globalisasi dewasa ini sangat cepat berkat…
a. Penyebaran penduduk dunia d. Agent of acculturation
b. Kemajuan teknologi komunikasi e. Kemajuan teknologi transportasi c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
15. Pengaruh negatif globalisasi tampak dari berkembangnya sikap dan perilaku berikut, kecuali…
a. Individualisme c. Demonstrasi e. Sekularisme b. Kapitalisme d. Ekstremism
II. Uraian
Jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini secara singkat dan benar !
1. Apakah yang dimaksud dengan budaya?
2. Jelaskan perbedaan antara budaya local dan budaya nasional!
3. Sebutkan 3 macam – macam budaya local !