LAPORAN PRAKTIKUM
PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Dosen Pengampu : Aulia Farida, S.P, M.Si
Disusun Oleh: Kelompok 1 AGB16-Kelas F
Septriana Ayuningtiaz (D1B016082)
Duwi Ratna Sari (D1B016087)
Fillawanto (D1B016092)
Iqbal Rafi Irwanto (D1B016097)
Wahyu Wijaya (D1B016102)
Selvi Aulia Sandi (D1B016113)
Yesy Karnella (D1B016121)
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI
KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PETANI KELAPA SAWIT DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI
1. Biodata Responden
NO Nama Responden Umur Pekerjaan Anggota Keluarga
Status Tingkat Pendidikan
1 Salim 47 tahun Petani sawit 4 orang Menikah SMA
2 Muksin 35 tahun Petani Sawit 5 orang Menikah SMA
3 Asmadi 38 tahun Petani sawit 6 orang Menikah SMA
4 Salmi 33 tahun Petani sawit 3 orang Menikah SMP
5 R. Samosir 55 tahun Petani sawit 6 orang Menikah SMA
6 Ermawati 42 tahun Petani
sawit/pedagang makanan
4 orang Menikah SMA
7 Muklisin 38 tahun Petani sawit 3 orang Menikah SMA
2. Data Pertanian Sawit Responden
NO Nama Responden
Awal penanaman
Alasan menanam Luas lahan Umur tanaman sekarang
Modal penanaman
1 Salim Sejak tahun 2008 menaAam tanaman kelapa sawit
Lingkungan sekitar mendukung karena dari penggarapan keluarga 2 Muksin Sejak tahun
2008 menaAam tanaman kelapa sawit
Prospek penghasilan melaluin informasi wilayah sekitar cukup menjanjikan
2 Hektar 12 tahun Modal sendiri dari awal
3 Asmadi Sejak tahun 2008
Menurut pak asmadi keadaan lingkungannya mendukung dn penghasilan melalu informasi terjamin
4,5 Hektar 12 tahun Modal sendiri
4 Salmi Sejak tahun 2008
Prosenya cepat menghasilkan dan lahannya
mendukung untuk perkebunan sawit
1 Ha 10 tahun Modal sendiri
5 R. Samosir ± 10-11 Tahun Awalnya ibu R. Samosir merasa pelepah sawit bisa digunakan untuk
tempat teduhan, namum lama kelamaan dari buahnya sendiri malah lebih menghasilkan, jadi diperluas dan dilebarkan lagi usaha tani
6 Ermawati Tahun 2001 Karena menurut ibu Ermawati tanaman kelapa sawit lebih praktis dibanding
16 tahun Sekitar 7 juta
7 Muklisin Tahun 2005 Karena saya senang, panennya enak
8 Hektar 6 tahun Modal awal dari
penanaman sampai menjadi buah pasir itu ± Rp 25 juta/ Ha. Kebun yang saya punya ada 8 Ha. Jadi kira-kira modal saya itu Rp
Bibit Umur
tanaman 1 Salim Lahan pribadi Bibit hasil
ketika
2 Muksin Lahan pribadi Pembibitan dilakukan sendiri dari koperasi sekitar RP. 1.750/Kg
Rata-rata pendapatan produksi 1 kali panen 1500 kg
3 Asmadi Lahan pribadi Bibit semai
sendiri Untukbuah pasir
sekitar sekitar RP. 1.750/Kg
Rata-rata pendapatan produksi 1 kali panen ± 3250 kg
4 Salmi Lahan pribadi Bibit semai sendiri
Harga di RAM sekitar RP. 1.750/Kg
300 Kg
5 R. Samosir Lahan pribadi Bibit semai
sendiri Untukbuah pasir
tahun
6 Ermawati Lahan pribadi Bibit sendiri didapat dengan cara membeli. produksi 1 kali penen 450 kg
7 Muklisin Lahan sendiri Semai sendiri Untuk buah pasir sekitar
Sekitar 3 ton dalam sekali
Tenaga kerja Transportasi Pemupukan Penyakit tanaman
Mempruning
kerja,
2 Muksin Tidak menggunaka tandan buah segar milik pribadi juga batang ) yang
digunakan
3 Asmadi Dari
penanaman tahun 2 kali, pupuk yang digunakan NPK ( 2 kg setiap batang
terdapat 240 batang ) yang
digunakan
n mobil mili
Dilakukan batang ) yang
digunakan adalah gramason
ksaudaranya
5 R.
Samosir Tidakmenggunaka
n tenaga sekali, atau 3 kali dalam n 2kg pupuk kimia
6 Ermawati Proses penaman dan perawatan dilakukan sendiri oleh ibu Ernawati dan keluarga tetapi dalam proses penjulan ibu Ernawati menggunaka n tenaga kerja dari tengkulak
Milik sendiri Lahan ibu ernawati dipupuk 3 bulan sekali Pupuk yang digunakan NPK dan pupuk kandang.
Lokasi kebun yang dekat dengan jalan utama menyebabka setiap 2minggu sekali atau setiap panen.
7 Muklisin Sekitar 3 – 4 orang tenaga
Milik sendiri Biasanya ada 3 jenis
Kalau penyakit
kerja pupuk dan sawit di RT 04 mendapat 2 Muksin Pendapatn
kotor sawit di RT 04 mendapat 3 Asmadi Pendapatan
juga harga sawit selalu
stabil 4 Salmi Pendapatan
kotor sawit di RT 04 mendapat
6 Ermawati Pendapatan sekitar Rp. 1.260.000,-a l1.260.000,-angsung dari pohon, sehingga ibu Ernawati hanya terima hasil adalah agar harga tanaman sawit terus stabil
7 Muklisin Untuk sekali panen mungkin sekitar Rp. 3.800.000 kalau sebulannya sekitar Rp. 7.600.000
Biasanya di datangi tengkulak,
pada saat panen pasti banyak yang
mencari mereka melakukan penawaran lalu kita pilih
mana yang harga tertinggi
itu yang kita pilih
Belum pernah sama
sekali, penyuluhan
pun tidak ada
Kendalanya itu pada saat
musim hujan, kan
di tanah gambut jadi
mobil bisa jeblos gitu. Terus kalau di produksi, permainan
dari atas yang kadang
membuat harga sawit
anjlok
Harga stabil, tidak ada permainan
dari atas.
Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) bersama dengan para petani sawit di Desa Simpang Sungai Duren.
KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PEMILIK KEBUN KARET DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI
Observator : Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) Hari/ Tanggal : Jumat, 9 Maret 2018
Lokasi : RT. 06 Desa Simpang Sungai Duren Narasumber : Bapak Pungut
1. Profil Narasumber
a. Nama : Bapak Pungut b. Umur : 55 Tahun c. Pekerjaan : Petani Karet d. Jumlah anggota keluarga : 5 Orang e. Status : Menikah f. Tingkat pendidikan : SMA
1. Usaha pertanian apa yang Bapak/Ibu jalani?
Perkebunan karet
2. Sejak kapan Bapak/Ibu bertani karet?
Sejak kecil Pak Pungut sudah bertani karet, tetapi untuk tani karet yang sekarang dimiliki sudah sejak tahun 2008
3. Kenapa Bapak/Ibu memilih komoditas tanaman karet dibanding tanaman lain?
Karena Pak Pungut senang, dan dari kecil ia juga sudah bertani karet, jadi beliau merasa telah memiliki pengalaman tentang pertanian karet
4. Lahan yang Bapak/Ibu miliki merupakan lahan pribadi atau lahan sewaan?
Lahan sendiri
5. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu miliki?
±4 Ha
6. Dimana lokasi lahan perkebunan yang Bapak/Ibu miliki?
Kebunnya berada di daerah Simp. Sungai Duren , tepatnya di belakang UIN Jambi perbatasan antara citra raya dengan simpang sungai duren.
7. Kira-kira berapa jarak dari rumah ke lokasi perkebunan Bapak/Ibu?
Cukup dekat sekitar 1Km dari rumah
8. Kendaraan apa yang biasanya Bapak/Ibu gunakan ke Lokasi perkebunan?
Pak Pungut menggunakan motor untuk ke kebun 9. Bagaimana kondisi lahan yang Bapak/Ibu miliki?
Kondisi lahan beliau bersih, tidak semak dan lahannya cukup datar (tidak berbukit)
10. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengolahan lahan tersebut menjadi lahan karet?
Awalnya lahan itu hutan, kemudian ditebang dan dibersihkan, tanpa dilakukan pengolahan tanah, langsung dibuat lubang untuk tempat penanaman bibitnya dengan tambahan pupuk organik.
11. Berapa modal yang Bapak/Ibu gunakan?
Modal yang Pak Pungut gunakan seadanya saja. Diguyur-guyur gitu, kalau ada uang Pak Pungut beli sebisanya. Kalau tidak ada, tidak membeli apa-apa.
Modal pribadi
13. Apa Bapak/Ibu menanam dari awal atau membeli lahan jadi?
Menanam dari awal. Beliau mengambil buah karet yang jatuh ke tanah, kemudian di semai untuk dijadikan bibit.
14. Apakah Bapak/Ibu menyemai bibit sendiri atau membeli bibit?
Iya, bibit disemai sendiri
15. Jenis bibit apa yang Bapak/Ibu gunakan?
Bibit unggul dari biji buah tanaman karet yang unggul
16. Berapa banyak batang karet dalam 1 Ha di perkebunan Bapak/Ibu?
Dalam 1 Ha itu ada sekitar 500 batang karet
17. Berapa jarak tanaman karet di perkebunan Bapak/Ibu?
4 x 3 Meter
18. Berapa umur tanaman karet Bapak/Ibu saat ini?
Umurnya kurang lebih 10 tahun sejak penanaman
19. Apakah Bapak/Ibu memiliki bantuan tenaga kerja untuk menyadap karet?
Bantuan tenaga kerja dari keluarga sendiri, tidak mempekerjakan orang lain
20. Berapa kali Bapak/Ibu melakukan pemupukan?
Pemupukan dilakukan setahun 2 kali saat karet masih dalam proses pertumbuhan sebelum dilakukan penyadapan, sekitar 7 tahun lamanya. Setelah di sadap tidak pernah dipupuk lagi.
21. Jenis pupuk apa yang Bapak/Ibu gunakan?
Pupuk Urea, NPK, dan pupuk kandang
22. Berapa banyak biaya yang bapak habiskan untuk pemupukan?
Biayanya seadanya karena proses pemupukan dilakukan berguyur-guyur ketika memiliki modal saja.
23. Hama dan Gulma apa yang sering menyerang perkebunan Bapak/Ibu?
Hama saat masih kecil yaitu babi dan ketika telah dewasa hamanya itu kera merah. Kalau gulma yang menyerang dulu ilalang, setelah dewasa berubah menjadi jlebutan dan pakisan.
Pak pungut melakukan penyemprotan dan pembabatan untuk mengatasi gulma agar kebunnya bersih tidak semak.
25. Berapa bulan sekali Bapak/Ibu melakukan pembersihan gulma?
Sekitar 2 kali dalam setahun
26. Jenis pestisida apa yang Bapak/Ibu gunakan?
Roundhap dan Gromoson
27. Berapa biaya yang Bapak/Ibu gunakan untuk pestisida?
Biayanya tidak bisa diperkirakan karena penyemprotan dilakukan ketika punya modal saja, Jadi berguyur-guyur.
28. Apakah Bapak/Ibu menggunakan obat untuk meningkatkan produksi tanaman karet? Jika ada jenis obat apa yang bapak gunakan?
Tidak menggunakan obat
29. Dalam 1 minggu berapa kali Bapak/Ibu melakukan penyadapan?
Setiap hari kecuali hari hujan
30. Berapa minggu sekali Bapak/Ibu melakukan pengumpulan hasil sadap ?
2 minggu sekali
31. Berapa kg yang didapatkan dalam 1 kali panen?
±100 Kg per panen
32. Apakah Bapak/Ibu langsung menjual getah karet tersebut setelah dipanen di hari yang sama?
Pak Pungut langsung menjual hasil panen itu dihari yang sama.
33. Kemana Bapak/Ibu menjual hasil panen tersebut dan kenapa bapak memilih menjual kesana?
Kepada tengkulak yang datang kerumah untuk membeli hasil karetnya, karena telah terbiasa menjual dengan tengkulak tersebut
34. Bagaimana Bapak/Ibu mengolah hasil panen?
Hasil lateks yang telah disadap tersebut di kumpulkan dan dicetak di dalam kotak dengan bantuan obat (cuka).
35. Teknik apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam menyadap karet dan kenapa Bapak/Ibu memilih teknik tersebut?
Sekitar Rp. 7.300/Kg
37. Berapa harga tertinggi dan terendah yang pernah Bapak/Ibu dapatkan?
Harga tertinggi Rp.11.000 dan terendah Rp. 6000
38. Apa saja kendala yang Bapak/Ibu hadapi saat membawa hasil karet?
Kendalanya hanya pada jalan yang licin setelah hujan turun.
39. Apakah menjadi petani karet adalah sumber penghasilan utama bagi Bapak/Ibu?
Iya, selain itu saya juga bekerja sebagai satpam di UIN
40. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah?
Tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
41. Apakah ada penyuluh yang memberikan arahan kepada para petani mengenai budidaya karet?
Selama Pak Pungut mengolah lahan tersebut belum ada penyuluh yang melakukan penyuluhan
42. Apakah ada mitra/lembaga sosial yang Bapak/Ibu ikuti?
Tidak ada
43. Berapa umur karet untuk bisa dilakukan penyadapan?
Umur karet sekitar 7 Tahun baru bisa di sadap 44. Apakah Bapak/Ibu pernah mengalami kerugian?
Belum pernah, karena dalam perkebunan karet jarang terjadi gagal panen. 45. Apa kendala Bapak/Ibu dalam bertani karet?
Kendalanya pada saat penanaman adalah modal, dan saat ini adalah saat musim trek datang, jadi produksi karet berkurang.
46. Apakah Bapak/Ibu melakukan sistem tumpang sari?
Tidak melakukan sistem tumpang sari.
47. Apakah harapan Bapak/Ibu terhadap perkembangan karet kedepannya?
Pak Pungut berharap mendapat bantuan dari pemerintah berupa pupuk dan harapannya harga per kg karet bias jauh lebih tinggi dari pada saat sekarang ini dan bisa tetap stabil.
Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) bersama dengan Bapak Pungut Selaku salah satu petani karet di Desa Simpang Sungai Duren.
KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PETANI PERIKANAN DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI
Observator : Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) Hari/ Tanggal : Senin, 12 Maret 2018
3. Profil Narasumber
g. Nama : Ibu Gunarti dan Bapak Tujan h. Umur : 50 Tahun dan 55 Tahun i. Pekerjaan : Petani ikan
j. Jumlah anggota keluarga : 4 Orang k. Status : Menikah l. Tingkat pendidikan : SD dan SMP
4. Quisioner
1. Mengapa Bapak/Ibu memilih untuk usaha perikanan ?
2. Sejak kapan memulai usaha perikanan ini ?
3. Bagaimana bentuk tambak perikanan/kolam yang dikelola ?
4. Mengapa Bapak/Ibu telah memilih jenis tambak yang telah dipilih/gunakan ?
5. Berapa modal yang Bapak/Ibu keluarkan dalam pembuatan sarana ini ?
6. Apa jenis ikan yang Bapak/Ibu budidayakan ?
7. Apa kelebihan dan kekurangan dari jenis ikan tersebut ?
8. Dari mana asal benih ikan tersebut ?
Ibu Gunarti fikir belum ada petani ikan di daerah RT.06 Simpang Sungai Duren dan ini merupakan ide dari Ibu dan Bapak nya
Sejak tahun 2011
Pada di daerah tersebut bentuk tambak ibu Gunarti dan Bapak Tujan berbentuk tambak terpal, tetapi mereka mempunyai juga perikanan di daerah Sungai Bahar berbentuk tambak tanah.
Karena lokasi disekitar mendukung pembuatan tambak hanya jenis tambak terpal.
Modal sampai 8 tambak untuk daerah ini hanya ± 20 juta tidak dengan modal keseluruhan tambak yang mereka punya.
Ikan nila, ikan lele, ikan mas, ikan gabus dan ikan gurame.
Ikan nila, mas, gurame dan gabus masa panen nya cukup lama sampai 8bulan, tetapi untuk ikan lele panen nya cepat hanya menunggu 2,5 bulan. Harganya juga cukup mahal dari setiap ikan, hanya saja lele sedikit murah dari jenis ikan lainnya.
9. Berapakah luas lahan/tambak yang digunakan budidaya perikanan ?
10. Berapakah cakupan kapasitas kolam tersebut untuk benih ikan ?
11. Berapa modal yang dikeluarkan untuk benih ikan ?
12. Berapa banyak pakan yang diberikan untuk setiap per tambak ?
13. Berapa kali sehari Bapak/Ibu memberikan pakan tersebut ?
14. Apakah Bapak/Ibu menambahkan gizi pakan (sayur-sayuran, vitamin, dsb) ?
15. Apa jenis air yang Bapak/Ibu gunakan ?
16. Apakah ada alat khusus untuk proses pengairan di tambak perikanan ini ?
17. Apakah terdapat biaya yang dikeluarkan dalam proses pengairan ?
18. Apakah tambak/kolam tersebut milik pribadi/sewaan ?
19. Apakah ada hama pengganggu yang membuat produksi ikan menurun ?
20. Bagaimana mengatasi penyakit pada ikan ?
21. Bagaimana sistem permanen ikan tersebut ?
Luas lahan perikanan yang dipunyai 2Ha di Sungai Bahar, 1Ha di RT.04 Simpang Sungai Duren, tetapi untuk di daerah ini hanya mempunyai 8tambak
±1000 ekor ikan
± 100 juta untuk modal keseluruhan benih ikan
Setiap 1 tambak per 1x pemberian pakan sekitar ½ kg pakan, tergantung umur ikan
3x sehari
Iya, seperti rumput ajola, dedak, kepala ikan teri, dicampurkan lalu setelah itu dijemur dan dikeringkan. (untuk rumput ajola dibudidayakan sendiri)
Air sumur bor
Hanya menggunakan selang
Tidak ada
Milik pribadi
Ada seperti burung ayam-ayam (jika tambak tidak di beri jaring penutup)
Memberikan obat KB atau tetes tebu
22. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam proses pembenihan sampai proses pemanenan ?
23. Berapa rata-rata hasil produksi ikan pada setiap tambak/kolam ?
24. Apakah Bapak/Ibu membuat inovasi kolam pemancingan?
25. Bagaimana sistem penjualan hasil produksi ?
26. Berapa harga 1kg ikan Bapak/Ibu jual ?
27. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapat bantuan dari pemerintah pada kegiatan perikanan yang jalankan ?
28. Apakah Bapak/Ibu menggunakan tenaga kerja ?
29. Berapa modal keseluruhan dalam perikanan Bapak/Ibu ?
30. Bagaimana mengatasi gagal panen ?
31. Apakah Bapak/Ibu mengasuransikan usaha tani ini ?
32. Apakah ada program pemerintah, mahasiswa, sekolah dalam berparisipasi usaha ini ?
33. Apa Harapan Bapak/Ibu yang diinginkan pada usaha tani perikanan tersebut dan juga usaha perikanan Jambi ?
Tergantung jenis ikan, untuk lele ±2,5 bulan sudah siap panen, untuk ikan nila, mas dan gurame ±8 bulan dan untuk ikan gabus bisa sampai setahun
1x panen untuk nila mencapai seberat 1 ton, lele 4 ton, gabus dan gurame ½ ton
Tidak, karna sistem yang dilakukan sekarang lebih terjamin
Masyarakat mengambil sendiri ke tambak dan anak dari Ibu Gunari (Mas Heri) mempromosikannya lewat online
Untuk ikan lele 1kg Rp 15.000, dan untuk ikan Nila, mas, gabus, gurame Rp 25.000
Tidak pernah
Tidak, hanya menggunakan tenaga dari keluarga sendiri saja
± 100an juta
Memberikan seperti obat-obatan kepada ikan yang terkena penyakit, memperhatikan air, dan memberikan pakan yang sesuai kebutuhan ikan
Tidak
Tidak pernah mendapatkan program pemerintah apapun.
Lampiran Foto:
Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) bersama dengan Ibu Gunarti Selaku salah satu petani ikan di Desa Simpang Sungai Duren.
KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PEMILIK BANGUNAN SEWA DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI
Observator : Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) Hari/ Tanggal : Jumat, 9 maret 2018
Lokasi : RT. 06 Desa Simpang Sungai Duren Narasumber : Bapak Junaidi
a. Nama : Bapak Junaidi b. Umur : 48 Tahun c. Pekerjaan : Wiraswasta d. Jumlah anggota keluarga : 3 Orang e. Status : Menikah f. Tingkat pendidikan : SMA
2. Quisioner
1. Sejak kapan Bapak/ Ibu mulai menjalani usaha sewa bangunan?
Sejak tahun 2016 sudah ada, bangunan yang tahun 2017 masih dalam pekerjaan
2. Apa alasan Bapak/ Ibu menjalankan usaha tersebut?
Karna dengan membangun kos ini bisa menjadi investasi yang tetap dan juga menguntungkan ,bisa untuk menambah pendapatan
3. Apakah bangunan yang Bapak/ Ibu miliki hanya ada didaerah ini saja? Atau ada ditempat lain juga?
Ada juga di tempat lain
4. Berapa banyak bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki? Ada dua dengan yg baru ini
5. Berapa jumlah luas bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki? 6 x 10 meter, perbangunan sewa
6. Berapa jumlah luas keseluruhan bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki? 6-10 tumbuk
Cukup strategis
8. Fasilitas apa saja yang tersedia di bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki? Kamar Mandi, Sumur , Gorden, Kasur , TV
9. Berapa jumlah bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki?
Yang telah ada 6 pintu dan yang dalam tahap pembangunan ada 8 pintu
10. Apakah bangunan sewa (kost) di prioritaskan untuk sesama jenis/ bebas? Sesama jenis ,Kos Putra dan Kos putri
11. Mengapa Bapak/ Ibu memilih lokasi disini untuk membangun usaha bangunan sewa?
Karena lokasi ini dekat dengan fasilitas umum ,dekat dengan jalan lintas, dan juga tidak terlalu jauh dari universitas supaya mahasiswa bisa memilih kos disni
12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun bangunan sewa tersebut? ±5 bulan
13. Berapa modal keseluruhan yang dikeluarkan untuk membangun bangunan sewa? ±350 juta
14. Berapa modal yang dibutuhkan untuk membangun 1 bangunannya? Bisa dikatakan ±115 juta
15. Apakah sumber modal yang Bapak/Ibu gunakan milik pribadi/pinjaman? Ada yang pinjaman serta uang milik pribadi
Usaha Kecil-Kecilan Seperti jual makanan
17. Berapa jarak tempat tinggal Bapak/ Ibu ke lokasi bangunan sewa? Ada yang ±4 km , ada yang dekat rumah
18. Apakah bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki mempengaruhi tingkat perekonomian keluarga?
Iya karena bisa menambah pendapatan keluarga
19. Bagaimana sistem pembayaran sewa dari banguna sewa yang Bapak/ Ibu miliki? Sistem bayar pertahun
20. Apakah pembayaran air dan listrik menjadi tanggungan pemilik/ penyewa bangunan?
Untuk awal saya yang tanggung ,setelah di tempati ,penyewa yang menanggung keseluruhan pembayaran
21. Apakah ada masalah yang dihadapi dalam proses pembangunan bangunan sewa? Kendalanya hanya uang ,waktu dan bahan bangunan
22. Apakah pernah ada masalah yang terjadi pada bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki? (kebakaran, kemalingan dll)
Sejauh ini tidak pernah terjadi
23. Apa dampak yang terjadi bagi pembangunan pertanian dari bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki?
Memang benar pembangunan ini akan mengurangi lahan produksi ,namun penghasilan dan investasi dari rumah kos lebih terjamin
24. Apakah ada peraturan yang Bapak/ Ibu buat pada bangunan sewa yang dimiliki? Ada, yaitu: tidak boleh pulang larut malam ,menjaga kebersihan ,dan merawat fasilitas bangunan sewa
Sampai saat ini belum ada yang melanggar ,hanya saja jika ada yang melanggar atau merusak fasilitas saya hanya akan meminta ganti rugi saja
26. Jika ada penyewa yang protes terhadap bangunan, solusi apa yang dapat Bapak/ Ibu berikan?
Saya akan langsung sigap memperbaiki apa yang terjadi pada bangunan milik saya tersebut
27. Apakah pernah terjadi bencana alam di lokasi bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki?
Belum pernah terjadi dan semoga saja tidak terjadi
28. Apakah di bangunan sewa yang Bapak/ Ibu miliki memiliki keamanan khusus? (satpam, cctv dll)
Tidak ada
29. Apa harapan Bapak/ Ibu untuk kedepannya?
Harapan saya agar rumah kos menjadi lebih baik dan penghuni nya adalah penghuni yang baik dan sopan serta bisa membantu orang banyak dalam hal jasa dan barang
Lampiran foto:
bangunan sewa milik Bapak Junaidi (pemilik bangunan sewa) di Desa Simpang Sungai Duren.
KAJIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PETANI TANAMAN UMUR MUDA DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI
Observator : Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) Hari/ Tanggal : Jumat, 9 Maret 2018
Lokasi : RT. 06 Desa Simpang Sungai Duren Narasumber : Nenek Robi
5. Profil Narasumber
m. Nama : Nenek Robi n. Umur : 50 Tahun
o. Pekerjaan : Petani Tanaman Umur Muda p. Jumlah anggota keluarga : 4 Orang
q. Status : Menikah r. Tingkat pendidikan : SD
6. Quisioner
1. Sejak kapan Bapak/Ibu bertani tanaman umur muda?
2. Mengapa Bapak/Ibu menanam tanaman tersebut?
3. Apakah lahan Bapak/Ibu milik pribadi atau sewa?
4. Modalnya awalnya darimana?
5. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu miliki? Sejak 2009
Karena pada saat awal keluarga Nenek Robi datang ke daerah tersebut, mereka berfikir bahwa dengan usaha bertani tanaman umur muda bisa menyambung hidup mereka pada saat itu.
Lahan sewa
Modal sendiri/ pribadi
6. Dimana lokasi lahan Bapak/Ibu, berapa jarak rumah dan lokasi kebun, dan bagaimana kondisi lahan Bapak/Ibu?
7. Apa saja komoditi yang Bapak/Ibu budidayakan?
8. Berapa modal Bapak/Ibu?
9. Bagaimana pengolahan tanah saat awal pembukaan lahan, sebelum penanaman sampai pemanenan ?
10. Bagaimana proses perawatan yang Bapak/Ibu lakukan ?
11. Berapa lama waktu yang diperlukan sampai masa panen ?
12. Jenis pupuk apa yang Bapak/Ibu gunakan dan bagaimana proses pemberian pupuknya?
13. Bagaimana cara Bapak/Ibu mendapatkan pupuk?
14. Berapa jarak rumah Bapak/Ibu ke kebun?
Lokasi kebun di RT. 05 Desa Simpang Sungai Duren, tidak ada jarak karena tinggal dikebun, kondisi lahan bergelombang membukit .
Komoditi yang di budidayakan adalah tanaman jagung.
Rp. 1000.000,00
Pembukaan lahan menggunakan cangkul dan sinso dengan cara manual, saat penanaman tanah di cangkul pada bidang yang akan ditanami saat sudah terjadi pertumbuhan pengolahan lahan hanya pembersihan hama dan penyiraman juga pengemburan jika terjadi kekeringan.
Proses perawatan yang dilakukan biasanya hanya pembersihan lahan dan penyiraman
Untuk tanaman jagung biasanya sekitar 2 bulan 10 hari
Menggunakan pupuk tsp, npk, dan urea. Awal pengolahan lahan dicampur pupuk organik. Kalau prosesnya lagsung mencampur semua dengan mengunakan air kemudian disiramkan menggunakan cangkir sebanyak 1 cangkir setiap lobang tanaman jagung pada setiap lobang terdapat 2 jagung.
Dengan membeli di subsidi biasanya harga separoh dari pasaran
15. Apakah Bapak/Ibu membutuhkan alat transportasi untuk panen atau hal lain secara keseluruhan?
16. Apakah ada hama/penyakit pada tanaman jagung Bapak/Ibu ?
17. Cara apa yang Bapak/ Ibu lakukan untuk memberantas hama/ penyakit tersebut?
18. Bagaimana proses pemanenan komoditi yang Bapak/Ibu tanam ?
19. Biasanya berapa lama masa pemanenan yang Bapak/Ibu lakukan?
20. Apakah hasil panen tersebut langsung Bapak/Ibu di jual?
21. apakah Bapak/Ibu menggunakan tenaga kerja ?
22. Bagaimana proses penjualan yang Bapak/Ibu lakukan?
23. Berapa pendapatan yang Bapak/Ibu dapatkan setiap 1x panen?
24. Pernahkah Bapak/Ibu mendapatkan bantuan? Jika ada, bantuan seperti apa?
25. Apakah harapan ibu pada pertanian jagung?
Transportasi yang digunakan motor pribadi dan untuk pengakutan hasil produksi langsung diambil tengkulak menggunakan mobil.
Ada, biasanya wereng dan semut .
Biasanya menggunakan pestisida 2 semprot pertahun, namun biasanya bisa langsung digunakan jika terkena hama/penyakit secara dadakan
Biasanya memanen manual dengan tangan dan langsung diambil tengkulak.
Tergantung prospek perkiraan hasil penen namun biasanya satu hari selesai.
Hasil panen langsung di ambil tengkulak pada hari yang sama dengan hari pemanenan
Tidak menggunakan tenaga kerja lain
Kalau proses penjualan biasanya tengkulak akan datang ke lokasi pemanenan
Biasanya pendapatan 10.500.000 namun belum di itung lain lain.
Lampiran foto:
Anggota Kel. 01 Pembangunan Masyarakat (AGB16-Kelas F) bersama dengan petani tanaman umur muda di Desa Simpang Sungai Duren.