• Tidak ada hasil yang ditemukan

komunikasi antar pribadi dan kelompok ma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "komunikasi antar pribadi dan kelompok ma"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PRIVASI KOMUNIKASI

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KELOMPOK Adelia Putri 1471500411

Fasya Afifah 1471500353 Lusy Permata. S 1471500171 Rekcy Okta. S 1471500809 Trisnadi Wicaksono 1471500296 Yoel Christianto 1471501534

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Manajemen Privasi Komunikasi. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Taufan Prahara Gunadi, M.I.Kom selaku Dosen mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi dan Kelompok yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Manajemen Privasi Komunikasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan masa depan.

(3)

BAB I

1.1 Latar Belakang

Teori Manajemen Privasi Komunikasi (Communication Privacy Management CPM) dikembangkan oleh Sandra Petronio (2002). Ia menyatakan bahwa CPM adalah teori praktis yang didesain untuk menjelaskan isu-isu “keseharian” seperti yang digambarkan dalam kegiatan sehari-hari. Ketika kita bertemu dengan berbagai macam orang dalam kehidupan rekan sekerja, teman sekelas, anggota keluarga, teman sekamar, dan seterusnya kita terlibat di dalam negosisasi kompleks antara privasi dan keterbukaan. Memutuskan apa yang akan diungkapkan dan apa yang harus dirahasiakan bukanlah keputusan yang dapat langsung diambil, melainkan merupakan tindakan penyeimbangan yang berlangsung secara terus-menerus.

(4)

BAB II ISI

2.1 Penjelasan

Teori Manajemen Privasi Komunikasi (Communication Privacy Management CPM) dikembangkan oleh Sandra Petronio (2002). Teori ini adalah teori yang menjelaskan proses yang digunakan orang untuk mengelola hubungan antara menutupi dan mengungkapkan informasi privat. Teori praktis yang di desain untuk menjelaskan isu-isu “keseharian”. Sebagaimana diamati oleh Petronio, untuk mengatakan sesuatu apa yang kita pikirkan terhadap orang lain adalah hal yang rumit. Dan memutuskan apa yang akan diungkapkan bukanlah keputusan yang langsung dapat diambil.

2.2 Asumsi Dasar Manajemen Privasi Komunikasi

Teori Manajemen Privasi Komunikasi (CPM) tertarik untuk menjelaskan proses-proses negosiasi orang seputar pembukaan informasi privat. Petronio (2000) menyatakan bahwa yang mendefinisikan informasi privat sebagai informasi mengenai hal-hal yang sangat berarti bagi mereka. Oleh karena itu, proses mengkomunikasikan informasi privat dalam hubungan dengan orang lain menjadi pembukaan diri. CPM berfokus pada pembukaan pribadi daripada pembukaan diri.

(5)

Asumsi

(6)

BATASAN PRIVAT

Asumsi kedua adalah batasan privat (private boundaries). CPM bergantung pada metafora batasan untuk menjelaskan bahwa terdapat garis antara bersikap public dan bersikap privat. Ketika informasi privat dibagikan batasan disekelilingnya disebut batasan kolektif (collective boundary), dan informasi itu tidak hanya mengenai diri: informasi ini menjadi milik hubungan yang ada. Ketika informasi privat tetap disimpan oleh seorang individu dan tidak dibuka, maka batasannya disebut batasan personal (personal boundary).

KONTROL DAN KEPEMILIKAN

Asumsi yang ketiga berkaitan dengan kontrol dan kepemilikan. Asumsi ini bergantung pad aide bahwa orang merasa mereka memiliki informasi privat mengenai diri mereka sendiri. Sebagai pemilik informasi ini, mereka percaya bahwa mereka harus ada dalam posisi untuk mengontrol siapa saja (jika memang ada) yang boleh mengakses informasi ini.

SISTEM MANAJEMEN BERDASARKAN ATURAN

Asumsi yang keempat dari teori CPM adalah sistem manajemen berdasarkan aturan. Sistem ini adalah kerangka untuk memahami keputusan yang dibuat orang mengenai informasi privat. Sistem manajemen berdasarkan aturan memungkinkan pengelolaan pada level individual dan kolektif serta merupakan pengaturan rumit yang terdiri atas tiga proses:

1. KARAKTERISTIK ATURAN PRIVASI

(7)

dan atribut aturan. Pengembangan aturan (rule development) dituntun oleh kriteria-kriteria keputusan orang untuk mengungkapkan atau menutupi informasi privat. Teori CPM menyatakan bahwa lima kriteria keputusan digunakan untuk mengembangkan aturan-aturan privasi: kriteria berdasarkan budaya, kriteria berdasarkan gender, kriteria motivasional, kriteria kontekstual, dan kriteria rasio resiko-keuntungan. Aspek yang kedua dari karakteristik aturan privasi adalah atribut aturan privasi.

2. KOORDINASI BATASAN

Proses yang kedua yang terdapat dalam sistem manajemen berdasarkan aturan adalah koordinasi batasan (boundary coordination), yang merujuk pada bagaimana kita mengelola informasi yang dimiliki bersama. Pertalian batasan (boundary linkaze) merujuk pada hubungan yang membentuk aliansi batasan antar individu. Kepemilikan batasan (boundary ownership) merujuk pada hak-hak dan keistimewaan yang diberikan kepada pemilik pendamping (co-owner) dari sebuah informasi privat. Terakhir koordinasi batasan dicapai melalui daya tembus batasan (boundary permeability) yang merujuk pada seberapa banyak informasi dapat melalui batasan yang ada. Ketika akses terhadap suatu informasi privat ditutup, batasannya disebut sebagai batasan tebal (batasan tertutup yang memungkinkan sedikit atau tidak ada informasi yang dapat lewat), sedangkan ketika aksesnya terbuka, batasannya disebut sebagai batasan tipis (batasan terbuka yang memungkinkan semua informasi lewat) 3. TURBULENSI BATASAN

Turbulensi batasan (boundary turbulence) muncul ketika aturan-aturan koordinasi batasan tidak jelas atau ketika harapan orang untuk manajemen privasi berkonflik anatara satu dengan yang lainnya. Kasus yang mungkin dalam turbulensi batasan adalah bocornya suatu rahasia seseorang atau organisasi ke pihak orang lain.

(8)

Asumsi yang kelima, dialektika manajemen privasi, berfokus pada ketegangan-ketegangan antara keinginan untuk mengungkapkan informasi privat dan keinginan untuk menutupinya. Tesis dasar dari teori ini didasarkan pada kesatuan dialektika yang merujuk pada ketegangan-ketegangan yang dialami oleh orang sebagai akibat dari oposisi dan kontradiksi.

(9)

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mempelajari teori Manajemen Privasi Komunikasi, teori ini membantu kita untuk memilah dan menjelaskan kempleksitas proses negosiasi antara privasi dan keterbukaan. Pembukaan diri di dalam hubungan membutuhkan pengelolaan batasan public dan batasan privat. Batasan-batasan ini ada diantara perasaan yang ingin diutarakan oleh seseorang dan perasaan yang ingin disimpan.

Tidak semua informasi harus disampaikan ke orang lain. Ada informasi yang dibagikan di pembukaan pribadi dan tertutup hanya untuk orang yang sudah dipercaya. Ada juga hal-hal yang dapat membuat hubungan menjadi rusak karena tidak mempertimbangkan berbagai hal, mulai dari tempat, subjek, karakteristik orang, dan masih banyak lagi.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

melakukan ekspansi usaha melalui skema kredit. Dampak

Kebijakan otonomi daerah yang berimplikasi pada munculnya konsep desentralisasi di bidang pendidikan sejak beberapa tahun terakhir semakin memberikan legitimasi kuat

(1) Subbagrenmin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf a bertugas menyusun perencanaan program kerja dan anggaran, manajemen Sarpras, personel, dan kinerja,

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,

ruang lingkup pertanyaan yang luas atau yang sempit. Aspek yang kedua ialah pemusatan terhadap jumlah tugas siswa sebagai akibat dari pertanyaan guru. Pertanyaan yang

Pendekatan penelitian yang digunakan ini sangat beragam jenis data dan tujuan dalam penelitian. Pendekatan yang sering digunakan dalam penelitian pada pendidikan Islam

Radiografi kedokteran gigi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan gambaran keadaan atau kelainan yang tidak terlihat secara klinis di rongga mulut, memberikan

Kondisi Seksualitas yang sehat juga menunjukkan gambaran kualitas kehidupan manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab dan intim yang berasal dari lubuk hati yang paling