• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kursi dan Meja Belajar Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perancangan Kursi dan Meja Belajar Siswa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Kursi dan Meja Belajar Siswa Tunadaksa Di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Dumai

Muhammad Arif tunadaksa, and autism. Each of the defects has certain difficulties in the learning process, but the difficulty is more perceived by the disabled as the learning facility can not meet the needs of the defects they have. Tables and chairs are the main school facilities in learning. For disabled disabled students, they must adapt to normal chairs and tables that do not fit their defective needs.

The first step in this research is to take the anthropometric data of the students' quadruple. Then design drawing tables and chairs of students designed to be designed, and made the manufacture of tables and chairs in accordance with the size using the operation process map. With size, table height of 61,32 cm; table length 86.63 cm; table width 62.3 cm; student body height 8.66 cm; student body retention width 35.64 cm. While the result of seat size, seat height 39.7 cm; 45.97 cm wide seats; depth of seat base 39.5 cm; high backrest 63.30 cm; width of backrest 45.0 cm.

Development of the value of benefits made is on the table there is a backrest in accordance with the curve of the students' chest and also a place of stationery that allows students to learn. Tables and chairs are also equipped with low height adjustable bolts for all students, both high and low. In accordance with the anthropometry calculation data generated the size of the table and chairs for students are ergonomic disabilities.

Keywords : Ergonomis, Anthropometric, Disabilities

1. PENDAHULUAN

Keterbatasan fisik bukan satu-satunya faktor terhambatnya proses belajar mengajar. Kursi dan meja belajar mereka juga menjadi perhatian. Karena kursi dan meja belajar merupakan tempat mereka belajar. Ketidaksesuaian postur dan bentuk kursi dan meja belajar dengan postur siswa penyandang cacat tunadaksa memberikan ketidaknyamanan bagi mereka. Berdasarkan pengamatan pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Dumai, kursi dan meja belajar para penyadang cacat sama dengan kursi dan meja belajar siswa sekolah pada umumnya. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan atas fasilitas belajar penyandang cacat tunadaksa.

Posisi duduk sangat menentukan kenyamanan duduk siswa. Dilihat dari sudut pandang antropometri posisi duduk yang salah akan mengakibatkan dampak negatif yang akan berpengaruh buruk pada kenyamanannya. Salah satu pengkajian ergonomi yang dapat diterapkan untuk mengevaluasi manusia dalam melakukan aktifitasnya adalah aspek anthropometri. Pengkajian terhadap aspek antropometri berhubungan dengan tubuh manusia, apakah kursi dan meja yang dirancang sudah memperhatikan aspek tubuh siswa tunadaksa.

(2)

Perancangan Kursi dan Meja Belajar Siswa Tunadaksa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Dumai.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Tunadaksa berasal dari kata tuna yang berarti rugi, kurang dan daksa berarti tubuh (Direktorat Pendidikan Luar Biasa, 2006). Dalam banyak literatur cacat tubuh atau kerusakan tubuh tidak terlepas dari pembahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai judul Physical and Health Impairment (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Tunadaksa disebabkan karena seringkali terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh, otak adalah pusat kontrol seluruh tubuh manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka atau infeksi), dapat mengakibatkan sesuatu pada fisik/tubuh, pada emosi atau terhadap fungsi-fungsi mental, luka yang terjadi pada bagian otak baik sebelum, pada saat, maupun sesudah kelahiran, dan menyebabkan retardasi dari mental (tunagrahita). (Direktorat Pendidikan Luar Biasa, 2006)

Ergonomi berasal dari berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja, sedangkan nomos yang berarti aturan atau hukum. Ergonomi mempunyai batasan arti, di Indonesia disepakati bahwa ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Nurmianto, 2008).

Dalam penelitian ini menggunakan penjelasan pembuatan kursi dan meja siswa tunadaksa dengan menggunakan Peta Proses Operasi. Peta proses operasi merupakan suatu peta yang menggambarkan urutan-urutan proses atau operasi inspeksi, waktu kelonggaran, dan pemakaian material di dalam proses produksi secara sistematis dan jelas mulai dari awal bahan baku sampai menjadi produk jadi yang utuh maupun sebagai komponen. seperti waktu yang dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai (Sutalaksana,2012).

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat Deskriptif Kuantitatif dengan eksperimen merancanag kursi dan meja belajar siswa tunadaksa.. Tempat penelitian dilakukan di Sekolah Luar Biasa Negeri Dumai waktu yang dilakukan dari bulan Mei – Juni 2017 dengan populasi penelitian adalah seluruh siswa tunadaksa Sekolah Luar Biasa Negeri Dumai tahun ajaran 2016/2017

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 7 siswa dari kelas tunadaksa dan dilakukan pengukuran dimensi tubuh yang dibutuhkan untuk perancangan kursi dan meja belajar.

Penelitian ini melaksanakan perancangan dengan terlebih dahulu mengukur data antropometri para siswa yang akan menggunakan hasil kursi rancangan ini nantinya serta melakukan uji pemakaian hasil rancangannya bagi siswa yang menggunakan hasil akhir rancangan ini.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data

(3)

belajar siswa tunadaksa. Adapun segmen tubuh yang diperlukan dalam perancangan kursi dan meja belajar yang akan dirancang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Antropometri dan Tujuan Pengukuran

No. Data Anthropometri Dimensi Tujuan

1 Tinggi Bahu duduk 8 Digunakan untuk mengetahui tinggi maksimalsandaran yang memberikan dukungan pada daerah lumbar.

2 Tinggi siku duduk 9 Digunakan untuk menentukan tinggi mejabelajar

3 Tinggi popliteal 14 Digunakan untuk menentukan tinggi permukaanalas kursi(tempat duduk)

4 Lebar bahu 15 Digunakan untuk menentukan lebar sandarankursi

5 Lebar pinggul 16 Digunakan untuk menentukan lebar alas kursi

6 Jarak antara pantat ke popliteal 12 Digunakan untuk menentukan panjang alasduduk

7 Jarak dari siku ke ujung jari 19 Digunakan untuk menentukan panjang meja

8 Tebal paha 10 Digunakan untuk menentukan tinggi meja

9 Tebal Dada 17 Digunakan untuk kedalaman penahan badanpada meja

10 Jarak genggam tangan ke depan 26 Digunakan untuk menentukan lebar meja Sumber : Hasil penelitian,2017

Dari perhitungan di atas maka rekapitulasi dimensi tubuh dan persentil untuk ukuran perancangan kursi adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Perhitungan Ukuran Kursi

Komponen Kursi Persentil Ukuran kursi yang akan dirancang (cm)

Tinggi alas duduk 5 39,7

Komponen Meja Persentil Ukuran Kursi yang Akan Dirancang (cm)

Tinggi meja 95 61,32

Panjang meja 5 86,63

Lebar meja 5 62,3

Tinggi Penahan badan siswa pada meja 95 8,66

Lebar penahan badan siswa pada meja 95 35,64

Sumber : Pengolahan Data,2017

(4)

4.2. Gambar Desain Produk

Dalam perancangan suatu produk dibutuhkan gambar produk yang akan dibuat, hal ini berguna untuk memudahkan dalam mengevaluasi desain juga berfungsi sebagai alat untuk mempermudah produk yang akan dibuat dapat dibaca oleh pembuat produk. gambar desain kursi yang dirancang seperti terlihat dalam gambar berikut :

Gambar 1. Tampak atas kursi dan meja rancangan

Gambar 2. Tampak depan dan samping kursi rancangan

4.3. Estimasi Biaya

Adapun estimasi biaya meja dan kursi untuk pelajar tunadaksa setelah melalui pemilihan dan pembelian bahannya adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Nama dan biaya peralatan perancanagan kursi dan meja siswa tunadaksa

No Nama Barang Ukuran Jumlah Harga

1 Besi Hollow 30X30 mm 12 m 140000

(5)

3 Besi Hollow 15x15 mm 2,76 m 35000

9 Cat Luar 0,5 Liter 1/4 liter 30000

10 Thinner 1 Kaleng 1/2 kaleng 38000

11 Karet Bantalan 8 Pcs 8 Pcs 30000

12 Paku Rivet 8 Pcs 8 Pcs 5000

13 Hekter 1 Pcs 1 Pcs 1000

Jumlah 389000

Sumber: Data Penelitian 2017

Dari total biaya pengeluaran untuk pembelian bahan dan proses pembuatannya , maka dapat dianggap tidak terlalu mahal, dan juga memberatkan bagi pihak sekolah jika menyediakannya untuk siswa sekolah mereka.

4.4. Peta Proses Operasi

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan peta kerja agar semua langkah-langkah yang dilalui sejak awal hingga akhir pembuatan alat dapat dilihat melalui peta kerja yang digunakan tersebut. Peta kerja yang digunakan adalah peta proses operasi (Operation Process Chart).

Pada meja belajar tunadaksa, jumlah operasi yang dilakukan adalah 25 operasi dan jumlah Pemeriksaan yang dilakukan adalah 9 pemeriksaan dengan total waktu 46,5 menit. Pada kursi belajar tunadaksa, jumlah operasi yang dilakukan adalah 25 operasi dan 9 pemeriksaan dengan total waktu 46,5 menit. Hal inilah ynag diperoleh dari pembuatan Peta Proses Operasi yang pada akhirnya membantu untuk memastikan urutan dan waktu yang optimal dalam pembuatan produk dalam penelitian ini.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian, pengolahan data serta analisis dimensi kursi dan meja siswa tunadaksa dapat ditarik kesimpulan,

1. Perancangan meja dan kursi untuk siswa tunadaksa yang aman, nyaman dan ergonomis adalah dengan alas duduk dan sandaran kursi menggunakan busa agar siswa yang duduk dapat lebih nyaman dan aman serta dapat mengurangi rasa sakit akibat duduk dan bersandar pada waktu yang di kursi karena permukaan alas duduk dan sandaran kayu yang keras. Pada meja, dibuat melengkung di bagian dalamnya agar badan siswa tunadaksa dapat tertahan dengan aman dan tidak menyakiti dada dan perut siswa dan ukuran dimensi kursi belajar siswa tunadaksa, kedalaman alas kursi: 39,50 cm; tinggi alas kursi : 39,70 cm; lebar alas kursi: 45,97 cm; lebar sandaran kursi: 45,30 cm; tinggi sandaran kursi : 63,30 cm. Dan dimensi meja belajar siswa tunadaksa, tinggi meja : 61,32 cm; panjang meja: 63,36 cm; lebar meja : 43,69 cm; lebar penahan badan siswa: 35,64 cm, kedalaman penahan badan siswa : 8,66 cm.

(6)

Setelah melakukan penelitian ini penulis menyarankan untuk perancangan selanjutnya, pembuatan meja dan kursi tunadaksa menggunakan stainless steel agar lebih ringan dan tahan lama juga untuk memudahkan pemindahan kursi dan meja tersebut.

6. DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Rosnani, 2010, Perancangan Produk, Yogyakarta, Graha Ilmu. Hakim Nasution, Arman, 2005, Manajemen Industri, Yogyakarta, Andi.

Retno, Widyaningrum, 2011, Antropometri, Surabaya, Institute Teknologi Surabaya. Robbins, S,. 2011. Penelitian dan Pengembangan Produk, Jakarta, Erlangga.

Santoso, G., 2013. Ergonomi Terapan, Jakarta, Prestasi Pustaka Publissher. Sutalaksana, I, 2012, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Bandung, Penerbit ITB. Usman, Husaini, 2006, Pengantar Statistika, Yogyakarta, Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1. Data Antropometri dan Tujuan Pengukuran
Gambar 2. Tampak depan  dan samping kursi rancangan

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan kursi dan meja yang digunakan Sekolah Dasar Negeri 060798 menunjukan bahwa ukuran dimensi kursi dan meja yang digunakan disekolah tidak sesuai dengan ukuran tubuh

Hasil penelitian didapatkan rancangan kursi kuliah dengan desain yang baru yang memiliki kelebihan kursi bisa dilipat, alas menulis bisa dilipat, alas duduk dan sandaran

Dari permasalahan di atas diketahui bahwa meja dan kursi komputer yang digunakan masih sangat sederhana dan kurang ergonomis yang terutama pada meja komputer yang

Perbaikan meja komputer hidesk dengan menggunakan pendekatan anthropometri di atas didapatkan rancangan yang ergonomis yang aman dan nyaman bagi penggunanya. Meja komputer

Redesain meja dan kursi sekolah yang dilakukan menghasilkan tinggi meja dan tinggi kursi yang adjustable dengan ukuran tinggi minimum meja 41,4 cm dan tinggi maksimum meja 58,9

Perancangan kursi plus meja ergonomis sesuai antropometri santri MDA Masjid Muhajirin Kampung Tangah menghasilkan rancangan kursi plus meja di sisi kanan yang bisa

Pengguna meja dan kursi kuliah di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada umumnya yang kebanyakan kita lihat adalah berbentuk kursi dengan meja kecil

Dari perbandingan ukuran, meja kursi Sekolah Dasar Negeri 1 Karanganyar yang ada sekarang ini dari segi ukuran sudah cukup ergonomis, cukup sesuai dengan antropometri pemakai