• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI AREMANIA TERHADAP PAHAM ULTRAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSEPSI AREMANIA TERHADAP PAHAM ULTRAS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ELICIA DHANIAR FAIRUSH, 2013. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya. PERSEPSI AREMANIA TERHADAP PAHAM ULTRAS (Studi Deskriptif Kualitatif pada Anggota Komunitas GATE 4 Suporter Arema Indonesia). Dibimbing oleh Suryadi dan Maya Diah Nirwana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Aremania terhadap Paham Ultras. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi Aremania terhadap Paham Ultras

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tataran analisis deskriptif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi partisipatoris, dan dokumentasi. Lokasi dari penelitian ini adalah Stadion Kanjuruhan. Fokus Penelitian ini adalah a. Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi b. Tahap – tahap terbentuknya persepsi. Teknik pemilihan informan dengan purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan a. faktor pembentukan persepsi dipengaruhi faktor personal diantaranya motivasi informan untuk menambah wawasan mengenai suporter Ultras, mempelajari budaya dari suporter Ultras, untuk memenuhi kebutuhan akan hiburan. Sedangkan faktor luar personal dipengaruhi oleh lingkungan disekitar informan, juga karena ada faktor kesamaan hobi dalam menonton bola, serta faktor kedekatan seperti dalam persahabatan. b. Hasil analisis tahapan persepsi menunjukkan bahwa informan memiliki kesamaan dalam menggunakan indra penglihatan dan pendengaran dalam memperoleh informasi. Awal pemrosesan informasi ditanggapi berbeda oleh tiap informan, ada yang tertarik dengan koreo, parade bendera, pyro show dan lain lain. Paham Ultras menurut para informan merupakan paham yang positif.

Persepsi komunitas Aremania GATE 4 mengenai paham Ultras adalah mereka memandang bahwa paham Ultras adalah style mereka dalam mendukung tim. Style yang mereka maksud adalah cara mereka mendukung, atribut apa saja yang mereka pakai serta cara mereka berpakaian.

(2)

Elicia Dhaniar Fairush, 2013. Department of Communication Studies, Faculty of Social and Political Sciences, University of Brawijaya. AREMANIA PERCEPTION ABOUT ULTRAS CONCEPT (Qualitative Descriptive Study on Community Members GATE 4 Supporters Arema Indonesia). Supervised by Suryadi and Maya Diah Nirvana.

ABSTRACT

This study aims to determine perception Aremania about Ultras concept. The purpose of this study was to determine the perceptions Aremania about Ultras concept. This research is a qualitative descriptive level of analysis, the data collection techniques using interviews, participatory observation, and documentation. Location of the study was Kanjuruhan Stadium. This research focused on the study a. Factors that influence the perception b. Phase - phase formation of perceptions. Informant selection techniques with purposive sampling.

This reaserch result shows a. The perception is influent by personal fact which is source motivation to increase knowledge about Ultras supporter, studying culture from Ultras, to fullfill the need about entertaiment. The external factors influent by enviroment near the source, it also because of same hobby to see football match, and friendship factor. b. The sources getting information about Ultras style from television, social media, and from relatives, the infomation which are accepted by the senses whether listening or seeing then the information processing by selection where is the stimuli accepted by the sources such as moved, intensity, stimuli, renewable, and repeated. The next step is interpretation step for the information by the senses. Aremania community perceptions regarding GATE 4 Ultras understand is their view that understands their style Ultras are in favor of a team. Style is the way that they mean they support, attribute anything they wear and how they dress.

(3)

PERSEPSI AREMANIA TERHADAP

PAHAM ULTRAS

(Studi Deskriptif Kualitatif pada Anggota Komunitas

GATE 4 Suporter Arema Indonesia)

Oleh:

Elicia Dhaniar Fairush 0610023045

Latar Belakang

Olahraga sepakbola merupakan permainan yang diikuti 11 orang dan mampu menarik minat perhatian milyaran mata manusia dari seluruh dunia untuk memainkan dan memperhatikannya. Permainan sepak bola disenangi banyak orang karena merupakan olah raga yang sederhana namun memiliki kekuatan jiwa yang mampu menembus usia, gender, dan semua lapisan masyarakat.

Sejarah sepak bola di Indonesia berawal dari masa kolonial Belanda. Olahraga sepakbola diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak akhir tahun 1920, klub pertama yang muncul saat itu adalah Nederlandsch Indische Votbal Bond (NIVB). NIVB pada waktu itu

menaungi dunia persepakbolaan di Indonesia pada waktu itu, sejalan degan perjalanan waktu

terbentuklah PSSI (persatuan sepak bola seluruh Indonesia). PSSI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 19 April 1930 yang diketuai oleh Ir.Soeratin, PSSI kemudian menjadi organisasi yang menangani segala sesuatu yang terkait dengan sepak bola di Indonesia (Pandjaitan, 2011:11).

Indonesia sendiri, memiliki banyak klub-klub besar yang meramaikan dunia sepak bola nasional, seperti Persib (Bandung), Persebaya (Surabaya), PSMS (Medan), Persipura (Jayapura), Sriwijaya FC (Palembang), Arema Indonesia (Malang), serta masih banyak lagi klub-klub sepak bola besar yang ada di Indonesia. Tim sepak bola tidak hanya bermodalkan manajemen yang baik dan pemain yang berkualitas saja, melainkan diperlukan juga dukungan dari suporternya.

(4)

masing-masing suporter setia, contohnya The Jak Mania yang merupakan suporter dari klub persija Jakarta, viking yang merupakan suporter dari Persib Bandung, serta Aremania yang merupakan suporter dari Arema Indonesia dsb.

Berbicara sepak bola, Kota Malang erat kaitanya sebagai salah satu kiblat dalam dunia persepakbolaan nasional, hal ini dikarenakan masyarakat Kota Malang menganggap sepak bola merupakan bagian terpenting bagi hidup mereka. Sikap fanatisme Aremania terhadap tim kesayangan mereka yaitu Arema Indonesia terbukti dengan banyaknya penonton yang datang langsung menyaksikan pertandingan Arema Indonesia, baik di stadion Kanjuruhan maupun saat bertandang ke stadion kota lawan (Djuraid, 2007:10).

Aremania merupakan salah satu kelompok suporter kota Malang yang lahir pada tanggal 4 September 1993, muncul sebagai suporter yang terkenal keras dengan adanya geng-geng pemuda kota Malang saat itu (Muntholib, 2009:68). Aremania lambat laun berhasil menarik simpati masyarakat sebagai suporter yang santun, hal itu

terbukti dengan prestasi Aremania mampu dua kali mendapatkan penghargaan yaitu, yang pertama mereka dapatkan sebagai the best supporter yang diberikan oleh ketua umum PSSI

yang dijabat oleh Agum Gumelar pada saat itu. Predikat terbaik kedua diberikan PSSI dan Badan Liga Indonesia (BLI) untuk Aremania sebagai komunitas suporter terbaik di Indonesia, yang pada saat mereka sedang bertandang di stadion Delta Sidoarjo. Aremania mampu mempertahankan predikatnya sebagai suporter terbaik di Liga copa pada tahun 2006 dan berkat prestasinya, Aremania mendapatkan hadiah uang senilai 75juta kemudian uang tersebut digunakan Aremania untuk membangun monumen Aremania yang di bangun didepan stadion Gajayana Monumen Aremania tersebut dibangun bertujuan untuk mengenang prestasi yang telah didapat aremania pada waktu itu (Djuraid, 2007:56).

(5)

komunitas penghuni tribun utara atau Curva Nord ini. GATE 4 dalam kurun tiga tahun ini selalu menghadirkan inovasi baru dalam mendukung tim nya. Tidak hanya melalui yel-yel saja, tetapi GATE 4 menghadirkan kreatifitas – kreatifitas baru yang belum pernah ada di Indonesia seperti adanya kreatifitas sky dancer, paper rain, flow banner, parade flag dan masih banyak yang lain.

Atraksi dan kreatifitas GATE 4 sendiri hampir sama dengan atraksi suporter luar negeri mulai dari parade big flag, choreography, pyro show, chant – chant serta dukungan tanpa batas lainya

saat mendukung tim. Karakter seperti ini yang dimiliki suporter luar negeri berpaham Ultras.

Ultras berasal dari kata ‘ultra’, artinya adalah ‘teramat sangat”. Ultra juga merupakan nomina, yakni ‘sesuatu yang teramat sangat’. Bentuk jamaknya adalah Ultras. Ultras dalam konteks sepak bola dimaknai sebagai kelompok suporter garis keras yang sangat fanatik membela timnya. Ultras terdengar ‘nyaring’ pengaruhnya di Italia. Di negeri Pizza tersebut banyak bermunculan sejumlah kelompok suporter fanatik. Kehadirannya dapat dilihat secara kasat mata

melalui pakaian dan pernak-pernik yang dikenakan, yang semua berciri khas klub yang dibela. Di stadion, Ultras biasanya menguasai tribun tertentu, meneriakkan yel-yel tanpa henti sepanjang pertandingan, menabuh drum, membuat atraksi baik itu koreo, parade bendera, menyalakan kembang api, dan sebagainya (Begawan,2011).

Komunitas GATE 4 yang pada prinsipnya memeliki kesamaan karakter dengan paham Ultras dalam mendukung tim kebanggan, misalnya dari Giant flag yang berkibar-kibar, flare atau pyro show yang memerahkan stadion,

(6)

karakteristik Ultras (Handoko, 2008: 45), diantaranya :

1. Tidak pernah berhenti bernyanyi sepanjang pertandingan,tidak peduli apa hasilnya.

2. Tidak pernah duduk selam pertandingan.

3. Hadir dalam setiap pertandingan tidak terpengaruh jarak dan biaya. 4. Kesetiaan pada kelompok dalam

stadion, seperti curva baik curva sud maupun curva nord, gate, stand, kop, dan beberapa istilah lain.

Penelitian membahas mengenai persepsi dari Aremania terhadap paham Ultras. Alasan peneliti meneliti persepsi guna mengetahui proses individu dalam memaknai sesuatu informasi yang diperoleh individu melalui indranya kemudian menyimpulkan dan menafsirkan informasi sesuai dengan pengalaman individu dalam menyikapi suatu peristiwa. Menurut Rahmat (2003:51) mengemukakan pendapatnya bahwa persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan - hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi setiap individu dapat sangat berbeda walaupun yang diamati benar - benar sama.

Alasan pentingnya peneliti meneliti tentang persepsi Aremania khususnya anggota GATE 4 pada Ultras adalah karena peneliti ingin mengetahui pandangan informan mengenai paham Ultras baik dari melihat, memahami kemudian menafsirkan suatu stimulus sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan menghasilkan penafsiran.

Berdasarkan dari beberapa uraian tersebut di atas, peneliti memutuskan untuk membuat dan melakukan sebuah penelitian ilmiah yang diberi judul “Persepsi Aremania terhadap Paham Ultras (Studi Deskriptif Kualitatif pada Anggota Komunitas GATE 4 Suporter Arema Indonesia)” Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka penulis menyusun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana persepsi Aremania terhadap Paham Ultras ? Tujuan Penelitian

(7)

Manfaat Penelitian Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya bagi yang memfokuskan penelitiannya pada komunikasi intrapersonal.

Manfaat Praktis

Untuk menambah pengetahuan atau pemahaman masyarakat khususnya masyarakat Malang tentang Aremania, khususnya pada Komunitas GATE 4 sehingga meminimalkan penilaian negatif masyarakat terhadap komunitas fans Aremania.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif.

“Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau sampling nya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas data) (Kriyantono, 2006:58).”

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam penelitian kualitatif ini, karena mampu menggambarkan dan mendeskripsikan secara mendalam mengenai persepsi komunikasi yang dilakukan suporter Arema khususnya GATE 4. Sesuai dengan tujuannya peneliti ingin melihat secara langsung fakta yang ada berdasarkan informasi yang dikumpulkan, fakta yang terjadi pada setiap individu informan dengan berbagai perbedaan latar belakang.

(8)

makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian mengenai persepsi Aremania GATE 4 dilakukan di wilayah Malang Raya. Ada beberapa pertimbangan mengapa penelitian ini dilaksanakan di Kota Malang.

1. Aremania yang merupakan suporter klub sepakbola Arema, sebagian besar adalah masyarakat Malang, sehingga memudahkan peneliti dalam menggali data dan mendapatkan informan.

2. Pertandingan Arema pada umumnya juga dilaksanakan di Malang tepatnya di homebase Arema, yaitu stadion Kanjuruhan

Malang, sehingga mempermudah peneliti untuk melalukan observasi langsung.

Pelaksanaan penelitian akan mengikuti waktu dari penelitian awal hingga pengumpulkan data penelitian, melalui wawancara dengan informan dan pengumpulan dokumentasi.

Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah

1. Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi

2. Tahap – tahap terbentuknya persepsi Teknik Pemilihan Informan

Penelitian ini menentukan informan dengan menggunakan purposive (secara sengaja), yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu

proses pengambilan sampel dengan menentukan

terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak

diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan

dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu.

Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian (Mulyana, 2001:132).

b. Data Sekunder

(9)

umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Mulyana, 2001:132). Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara Semistruktur (Semistructured Interview)

“Wawancara semistruktur ini, pewawancara biasanya mempunyai daftar tertulis tapi memungkinkan untuk menanyakan pertanyaan- pertanyaan secara bebas, yang terkait dengan permasalahan” (Kriyantono, 2006: 97 - 98). Wawancara ini dikenal pula dengan nama wawancara terarah atau wawancara bebas terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas, tapi terarah dengan tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu.

b. Observasi Partisipatoris

Dalam hal ini peneliti akan mengamati dan berpartisipasi langsung dalam aktivitas yang berkaitan dengan penelitian, sehingga peneliti memperoleh pengalaman yang sama seperti informan. Oleh karena itu peneliti merupakan

instrumen penelitian, peranan peneliti sangatlah penting dalam variasi menggali data.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat dikemukakan beberapa hal sebagai simpulan:

1. Faktor pembentukan persepsi dipengaruhi faktor personal diantaranya motivasi informan untuk menambah wawasan mengenai suporter Ultras, mempelajari budaya dari suporter Ultras, untuk memenuhi kebutuhan akan hiburan. Sedangkan faktor luar personal dipengaruhi oleh lingkungan disekitar informan, juga karena ada faktor kesamaan hobi dalam menonton bola, serta faktor kedekatan seperti dalam persahabatan .

(10)

kerabat maupun melihat langsung baik itu dari televisi, browsing dari internet dan lain – lain.

Mengenai atensi, stimulus ditangkap informan berbeda pada masing – masing Informan. Ada yang tertarik dengan koreografi yang disajikan oleh suporter Ultras, ada yang menyukai parade bendera, parade kembang api dan flare (pyro show) dan ada juga yang tertarik dengan atraksi bom asap (smokebomb). Selain memperhatikan segala jenis kreativitas dari suporter Ultras, informan juga memahami atribut apa saja yang sering dipakai suporter dalam mendukung tim. Berikut ini beberapa atribut yang sering dipakai suporter dalam mendukung tim seperti syal, drum, megaphone, penutup wajah (balaclava), smoke bomb, serta tak lupa flare.

Pada tahap Interpretasi informan disini melakukan penilaian terhadap pahamUltras, apakah paham tersebut positif atau negatif. Menurut para informan, paham Ultras merupakan paham yang positif dengan ditunjukkan bahwa suporter yang berpaham Ultras memiliki komitmen dengan tidak menyanyikan lagi – lagu

yang berbau rasis, hal ini juga dapat meminimalisir stigma negatif masyarakat pada suporter yang dikenal membuat keresahan seperti penjarahan, pengrusakan fasilitas umum dan lain – lain.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi penelitian ini maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Laboratorium

Penelitian ini merupakan sebuah replika dari beberapa penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan ini peneliti membuat sebuah judul dan dibuat lebih sederhana dengan

Berdasarkan beberapa uraian diatas, menarik minat peneliti untuk meneliti dan mengkaji pengaruh dari iklan, motivasi, persepsi dan sikap konsumen dalam melakukan minat

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka berikut beberapa kesimpulan yang menyangkut penelitian ini dengan judul “Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Keuntungan, dan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Persepsi, Gaya Hidup, dan Konsep Diri terhadap

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan membuat sebuah tulisan dari hasil penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul :

Berdasarkan beberapa uraian diatas, menarik minat peneliti untuk meneliti dan mengkaji pengaruh dari iklan, motivasi, persepsi dan sikap konsumen dalam melakukan minat

Berdasarkan uraian tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi