• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPER PEMBUATAN TEMPE KACANG HIJAU DALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAPER PEMBUATAN TEMPE KACANG HIJAU DALAM"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN TEMPE KACANG HIJAU DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI

PAPER

Diajukan kepada Madrasah Aliyah “Darul Huda” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Mengikuti Ujian Nasional

Oleh:

WISNU PRASTYO NISN: 0005023204

Jurusan: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

MADRASAH ALIYAH “DARUL HUDA”

(2)

ii

YAYASAN PONDOK PESANTREN “DARULHUDA”

MADRASAH ALIYAH DARUL HUDA MAYAK PONOROGO STATUS TERAKREDITASI A

PAPER INI TELAH DISETUJUI OLEH PEMBIMBING DAN DISAHKAN OLEH KEPALA MADRASAH ALIYAH DARUL HUDA

MAYAK TONATAN PONOROGO JAWA TIMUR

PADA TANGGAL : _________________ MENGESAHKAN

MADRASAH ALIYAH “DARUL HUDA”

Kepala

Drs. MUDAFIR

Pembimbing

Ust. SURYADI, S.Pd

DIPERTAHANKAN DI DEPAN TEAM PENGUJI PADA HARI / TANGGAL : __________________

NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1. Penguji I

2. Penguji II

(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, karena dapat menyelesaikan pembuatan paper ini dan dengan berhasilnya pembuatan paper ini maka penulis ingin mempersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang, dukungan semangat dan do’a demi kesuksesan belajar di Darul Huda.

2. Madrasah Aliyah “Darul Huda”.

3. Dewan Asatidz yang telah membimbing dan mendidik dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

4. Sepupuku tersayang “Fira Iffah Fauziah” yang membantu dan membimbingku dalam kebaikan.

5. Sahabat seperjuangan kelas XII MIPA C.

(5)

v

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا ه مسب

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “PEMBUATAN TEMPE KACANG HIJAU DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI”.

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya. Paper ini ditulis untuk memenuhi dan melengkapi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Nasional di Madrasah Aliyah “Darul Huda” Mayak Tonatan Ponorogo.

Bersama ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ustadz Drs. Mudafir, selaku kepala Madrasah Aliyah “Darul Huda” Mayak

Tonatan Ponorogo.

2. Ustadz Qoribun Siddiq, S.Ag selaku wali kelas XII MIPA C Madrasah Aliyah “Darul Huda” Mayak Tonatan Ponorogo.

3. Ustadz Suryadi, S.Pd selaku pembimbing paper.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian paper ini.

Semoga jerih payah serta ketulusan beliau mendapat balasan yang sepantasnya dari Allah SWT.

(6)

vi

kesempurnaan karya tulis dimasa yang akan datang. Selain itu penulis juga mengharapkan paper ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Amin

2018 Ponorogo,

Penulis

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Pembahasan ... 2

D. Jenis Penelitian ... 2

E. Metode Pengumpulan Data ... 3

F. Metode Analisis Data ... 3

G. Sistematika Pembahasan ... 3

BAB II : TEMPE DAN KACANG HIJAU A. Tempe ... 5

1. Pengertian Tempe ... 5

(8)

viii

B. Kacang Hijau ... 9

1. Pengertian Kacang Hijau ... 9

2. Kandungan Gizi Kacang Hijau ... 10

3. Varietas Kacang Hijau ... 11

BAB III : PEMBUATAN TEMPE KACANG HIJAU DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI A. Cara Membuat Tempe Kacang Hijau ... 13

B. Kandungan Gizi Tempe Kacang Hijau ... 17

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 20

B. Saran ... 20

C. Penutup ... 21 DAFTAR PUSTAKA

(9)

ix

DAFTAR TABEL

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia tempe merupakan makanan rakyat, dari segi gizi maupun kesehatan, manfaat tempe sangat besar. Kandungan gizi tempe disejajarkan dengan kandungan gizi yang ada pada yogurt.

Tempe merupakan sumber protein nabati. Mengandung serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Kandungan antibiotika dan antioksidan di dalam tempe dapat menyembuhkan infeksi serta mencegah penyakit degeneratif.

Dalam 100 gram tempe, mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat 1,4 gram, kalsium 155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1 0,19 miligram, karoten 34 mikrogram.

Kini berkembanganya produk tempe telah populer dengan penganeka-ragamannya. Pada umumnya tempe dibuat dari kacang kedelai. Pemilihan bahan alternatif tempe selain kacang kedelai, dapat menggunakan kacang hijau. Dalam kacang hijau terkandung gizi yang baik untuk kesehatan, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, vitamin B1 dan juga mineral. Harganya yang relatif murah dan ketersediaan kacang hijau melimpah menyebabkan kacang hijau menjadi alternatif bahan dasar pembuatan tempe.

(11)

2

kaya akan antioksidan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis paper yang berjudul “PEMBUATAN TEMPE KACANG HIJAU DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI”.

B. Rumusan Masalah

Agar mudah dalam pemahaman paper ini, maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membuat tempe kacang hijau?

2. Bagaimana mutu gizi hasil pembuatan tempe kacang hijau?

C. Tujuan Pembahasan

Dalam pembahasan paper berjudul “PEMBUATAN TEMPE KACANG HIJAU DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI”, penulis

mem-punyai beberapa tujuan:

1. Untuk mengetahui cara membuat tempe kacang hijau.

2. Untuk mengetahui mutu gizi hasil pembuatan tempe kacang hijau.

D. Jenis Penelitian

Di dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan penelitian perpustakaan (library research) yaitu:

1. Mencari sumber-sumber data dari perpustakaan dan mencari buku-buku bacaan atau yang ada sangkut pautnya dengan pembahasan paper ini. 2. Data tersebut diolah sehingga menghasilkan suatu yang ada dalam karya

(12)

3

E. Metode Pengumpulan Data

Penulis menyusun paper ini dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu membaca buku-buku panduan yang ada hubungannya dengan penulisan paper ini, kemudian dikumpulkan dan diambil kesimpulan.

F. Metode Analisis Data

Dalam usaha menyusun paper ini, penulis menggunakan metode analisis data sebagai berikut:

1. Metode Deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari masalah-masalah yang bersifat umum untuk dipecahkan menjadi hal-hal yang bersifat khusus. 2. Metode Induktif, yaitu suatu analisa yang mengambil dari hal-hal yang

bersifat khusus untuk dipecahkan menjadi hal-hal yang bersifat umum.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih memudahkan paper ini, penulis akan mengemukakan sistematika pembahasan yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan sistematika pembahasan.

BAB II : TEMPE DAN KACANG HIJAU

(13)

4

kandungan gizi tempe, pengertian kacang hijau, kandungan gizi kacang hijau dan varietas kacang hijau. BAB III : PEMBUATAN TEMPE KACANG HIJAU DALAM

UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI

Bab ini mencakup cara membuat tempe kacang hijau dan mutu gizi hasil pembuatan tempe kacang hijau. BAB IV : PENUTUP

(14)

5 BAB II

TEMPE DAN KACANG HIJAU

A. Tempe

1. Pengertian Tempe

Tempe telah lama dikenal di Indonesia. Rujukan pertama mengenai tempe ditemukan pada tahun 1875. Bahkan, dalam Serat Centini (tulisan bersejarah pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata tempe. Kata itu menunjukkan bahwa makanan tradisional ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta dan Surakarta.

Tempe merupakan salah satu produk makanan tradisional Indonesia dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Makanan tersebut dibuat melalui proses fermentasi dari kacang kedelai atau kacang-kacangan lainnya dalam waktu tertentu menggunakan jamur Rhizopus sp. (Astawan, 2010)

(15)

6

serta negara-negara Amerika Latin dan Afrika, tempe sudah dikenal walaupun di kalangan terbatas.

2. Kandungan Gizi Tempe

Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Tempe

Zat gizi Satuan Komposisi zat gizi 100 gram bdd tempe

Sumber: Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia Depkes RI Dir. Bin. Gizi Masyarakat dan Puslitbang Gizi 1991

Menurut Widianarko (2002), bahwa secara kuantitatif nilai gizi tempe lebih rendah dari pada nilai gizi kedelai. Namun, secara kualitatif nilai gizi tempe lebih tinggi, karena tempe mempunyai nilai cerna yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein yang larut dalam air akan meningkat akibat aktivitas enzim proteolitik.

a. Asam Lemak

(16)

7

asam inoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam aleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

b. Vitamin

Dua kelompok terdapat dalam tempe, yaitu larut air (vitamin B komplek) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupa-kan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niagin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).

(17)

8

berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 10 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12 sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.

c. Mineral

Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.

d. Antioksidan

(18)

9

isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadi-nya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bekteri Micrococus luteus dan coreyne bacterium.

B. Kacang Hijau

1. Pengertian Kacang Hijau

Kacang hijau atau phaseolus aureus berasal dari famili leguminoseae alias polong-polongan. Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupa-kan sumber mineral penting, diantaranya ialah kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan oleh tubuh. Sedangkan, kandungan lemaknya merupa-kan asam lemak tak jenuh, sehingga aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki masalah kelebihan berat badan.

Kacang hijau merupakan salah satu komoditi camman pala wija yang banyak dibudidayakan oleh petani. Di beberapa lahan usaha tani produktivitas kacang hijau masih rendah, karena belum dikawal dengan teknologi budidaya yang tepat sesuai spesifik lokasi.

Menilik asal-usulnya, kacang hijau diduga berasal dari kawasan India, dan telah lama dikenal serta ditanam oleh petani di Indonesia.

(19)

10

harga jual tinggi dan stabil, dan dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan yang mudah.

2. Kandungan Gizi Kacang Hijau

Tabel 2.2 Kandungan Gizi Kacang Hijau

Zat gizi satuan Nilai kandungan gizi kacang hijau per 100 gram

Kalori (kal) 323

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 22% dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.

Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.

(20)

11

3. Varietas Kacang Hijau

Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Jenis ataupun varietas kacang hijau di Indonesia beragam. Adapun varietas kacang hijau yang telah diluncurkan kementrian pertanian dan menjadi unggulan antara lain adalah:

a. Vima -1

Vima -1 (akronim dari vigna sintesis – Malang) ini berkulit biji kusam. Sejumlah kelebihan dimiliki oleh vima -1 ini. Dari sisi budi daya, varietas ini memiliki keunggulan, yakni hasil cukup tinggi, umur yang genjah, dan tahan penyakit embun tepung. Tandan polong vima -1 yang seluruhnya berada di atas kanopi merupakan daya tarik tersendiri bagi petani, karena relatif mudah dipelihara dan dipanen. Kualitas biji vima -1 memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, lemak rendah, dan pati tinggi.

b. Vima -2

(21)

12

c. Vima -3

(22)

13 BAB III

PEMBUATAN TEMPE KACANG HIJAU DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI

A. Cara Membuat Tempe Kacang Hijau 1. Alat dan Bahan

a. Kacang hijau b. Ember c. Air d. Bak

e. Asam cuka PHS f. Tampah

g. Panci h. Ragi

i. Daun pisang

2. Proses Pembuatan Tempe Kacang Hijau a. Pemilihan dan Pencucian Kacang Hijau

Kacang hijau yang digunakan sebagai bahan utama tempe dipilih yang bagus. Apabila terdapat kotoran seperti pasir dapat dibersihkan dengan cara sebagai berikut.

(23)

14

demi sedikit di atas bak. Cara ini berguna untuk menuang kacang hijau agar tidak terbawa aliran air.

Apabila airnya habis, segera diisi air lagi, lalu dituang lagi perlahan-lahan. Pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang sampai kacang hijau yang terendam di ember habis.

Dengan cara ini, pasir dan kotoran yang tidak terbawa aliran air tetap tertinggal di ember.

b. Perendaman Awal

Rendam kacang hijau dengan air asam cuka PH 5 selama 12 jam. Perendaman ini dimaksud untuk mencapai tingkat keasaman PH yang sesuai untuk pertumbuhan kapang pada kacang hijau. Kapang akan tumbuh baik jika PH kacang hijau di antara 3,5 dan 5,2. Nilai PH yang rendah ini penting karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri. c. Perendaman Lanjutan

Setelah proses perendaman awal menggunakan air cuka, bersihkan dan rendam dalam air selama 12 jam. Proses perendaman ini bertujuan untuk melunakkan kacang hijau agar memudahkan penetrasi asam untuk mengubah PH kacang hijau cocok untuk pertumbuhan kapang.

(24)

15

d. Perendaman pada Air Mendidih

Proses ini sebagai proses sterilisasi untuk mematikan mikro-organisme yang tumbuh selama perendaman. Rendam dalam air men-didih selama 15 menit.

e. Penirisan dan Pendinginan

Setelah sterilisasi, kacang hijau diangkat dari tempat perendaman. Kacang hijau ditebarkan di atas tampah besar yang lebar, kemudian diserakkan tipis-tipis agar cepat tiris dan dingin.

Proses penirisan bertujuan untuk menghilangkan air yang menempel pada kacang hijau. Air yang menempel akan memicu pertumbuhan bakteri dan akan menghambat pertumbuhan kapang. Penirisan secara tuntas merupakan faktor yang sangat penting bagi keberhasilan pembuatan tempe. Penyebab utama kegagalan umumnya adalah kurang tuntasnya penirisan karena bahan tempe masih basah.

Proses penirisan yang baik dapat dilakukan dengan menyebar bahan dan meratakan secara tipis ke tempat yang diberi kain penyerap. Selain itu, juga dapat menggunakan wadah berlubang atau anyaman bambu.

(25)

16

Dengan demikian, kacang hijau tidak terlalu basah sehingga kelembapannya dapat sesuai dengan kebutuhan kapang tempe yang akan ditumbuhkan.

f. Fermentasi

Setelah tiris, siap untuk difermentasi dengan inokulum tradisional (daun waru) dan inokulum serbuk (raprima). Fermentasi berlangsung selama 48 jam. Fermentasi pada kacang hijau dilakukan pada suhu sekitar 370C. Suhu itu merupakan suhu optimal untuk pertumbuhan kapang.

Proses ini sering dianggap paling sulit. Apabila salah perlakuannya, dapat mengakibatkan bakal tempe tidak dapat di-tumbuhi kapang.

Pertumbuhan kapang tempe dipengaruhi suhu lingkungan dan cuaca. Apabila cuaca berbeda dari biasanya, banyaknya ragi yang diberikan dapat berbeda dari hari-hari biasanya. Pada cuaca tertentu, misalnya pada musim pancaroba, pemberian ragi dapat dua kali lipat dari takaran biasa.

g. Pembungkusan

(26)

17

Pengemasan atau pembungkusan diperlukan bahan tempe karena fermentasi hanya memerlukan sedikit oksigen untuk memacu pertumbuhan kapang. Oleh karena itu, kemasan dilubangi agar oksigen dapat masuk. Kemasan juga berguna untuk mengondisikan suhu agar selalu sesuai untuk pertumbuhan kapang bahan pengemas bisa dipergunakan bahan alami maupun bahan buatan.

B. Kandungan Gizi Tempe Kacang Hijau

Tabel 3.1 Hasil analisis proksimat tempe kacang hijau (%bk)

Zat gizi Presentasi (%) kacang hijau lebih rendah dibanding dengan kadar air tempe kedelai yaitu 69% kadar air tempe kacang hijau sama dengan jumlah kadar air tempe koro benguk (64%) dan tempe lamtoro (64%%) (Depkes RI, 1981 dalam Sarwono, 2002). Kadar air ini yang menyebabkan tekstur tempe kacang hijau agak keras / kenyal. Tekstur ini adalah tekstur tempe segar yang baik yaitu tampak padat dan apabila dipegang kenyal atau agak keras. 2. Kadar Abu

(27)

18

pangan tersebut. Kadar abu tempe kacang hijau dipengaruhi adanya pengelupasan kulit kacang hijau pada saat fermentasi. Perlakuan perendaman pada kacang hijau menyebabkan pengelupasan kulit yang lebih baik sehingga kulit yang merupakan bagian yang banyak mengandung mineral terkikis sempurna (Triantarti, 1989).

Adanya pengelupasan kulit kacang hijau pada pengolahan tempe menyebabkan kadar abu tempe menurun drastis.

3. Lemak

Tempe kacang hijau mengandung lemak 0,56% (bk). Kandungan lemak tempe, kacang hijau jauh lebih kecil dibanding jenis tempe-tempe yang lain. Menurut data Depkes RI (1981) dalam Sarwono (2002), pada 100g bahan tempe kedelai mengandung lemak 12,9g (bk), tempe bongkrek 12,7g (bk), tempe lamtoro 6,9 (bk).

4. Protein

Jumlah protein tempe kacang hijau adalah 41.92% (bk). Protein tempe kedelai sebesar 59% (bk) (Depkes RI, 1981 dalam Sarwono, 2002). Kandungan protein tempe kacang hijau lebih tinggi dibandingkan dengan tempe bongkrek 16% (bk), tempe koro benguk 28,3% (bk) dan tempe lamtoro 30,6% (bk).

(28)

19

komponen khitin dari dinding sel kapang tempe (Hadioetomo, 1982) dan perbedaan kadar air dari kedua bahan.

Proses fermentasi mempengaruhi kualitas protein pada bahan makanan. Hal ini disebabkan karena Kapang Rhyzopus Oligosporus mensintesis enzim protease lebih banyak yang memecah senyawa organik kompleks menjadi sederhana sehingga menyebabkan protein pada tempe lebih mudah dicerna dan diserap tubuh.

5. Karbohidrat

Tempe kacang hijau mengandung karbohidrat 56,81% (bk). Jumlah karbohidrat ini lebih tinggi dari tempe kedelai 40,9% (bk) dan tempe lamtoro 56,7% (bk), tetapi masih lebih rendah dibanding tempe bongkrek 66,5% (bk) dan tempe koro benguk 64,4% (bk) (Depkes RI, 1981 dalam Sarwono, 2002).

(29)

20 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Cara membuat tempe kacang hijau diantaranya yaitu menyiapkan alat dan bahan, pemilihan dan pencucian kacang hijau, perendaman awal, perendaman lanjutan, perendaman pada air mendidih, penirisan atau pendinginan, fermentasi, dan pembungkusan.

2. Kandungan gizi kacang hijau mengalami perubahan setelah menjadi tempe. Kandungan gizi tempe kacang hijau terdiri dari 0,7% kadar abu, 0,56% lemak, 41,92% protein, dan 56,81% karbohidrat.

B. Saran-Saran

Dari berbagai pembahasan tentang “Pembuatan Tempe Kacang Hijau dalam Upaya Peningkatan Mutu Gizi”, maka penyusun memberi saran

sebagai berikut:

1. Hendaknya produsen tempe tidak mengutamakan kedelai sebagai bahan dasar tempe.

(30)

21

C. Penutup

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT berkat ridho dan hidayah-Nya, sehingga penulis menyelesaikan karya tulis ini meski sangat sederhana karena keterbatasan, kemampuan serta pengalaman.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi terwujudnya kesempurnaan dikemudian hari.

Demikian karya tulis yang sederhana ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan bermanfaat bagi pembaca umumnya.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Hadisaputra, Denny Indra Praja. 2012. Super Foods. Jogjakarta: Flash Books. Surwono, Bambang. 2010. Usaha Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta: Penebar

Swadaya.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JST/article/download/6055/4299

http://www.murodmaulana.com/2014/02/manfaat-kacang-hijau-dan-kandungan.html.

http://www.jitunews.com/read/13952/ini-dia-rarietas-kacang-hijau-unggulan-indonesia-apa-saja.

http://stuff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi/yuaqita-lestari-ssi-msc/kandungan-gizi-tempe-beserta-manfaatnya-versi-ringkas.pdf.

https://nuragnialvina.wordpress.com/2015/07/27kacang-hijau-dan-kacang-kedelai/ http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1560/iswandari.?sequence

(32)

BIODATA PENULIS

Nama : Wisnu Prastyo Tempat Tanggal Lahir : Ngawi, 11 Mei 2000.

Alamat : RT 04/RW 06, Dsn. Blutak, Ds. Gerih, Kec. Gerih, Kab. Ngawi.

Riwayat Pendidikan : > SDN GERIH 4. > SMP N 1 Geneng.

> MA Darul Huda Ponorogo. Orang tua : - Suwito

-Sukati

Hobby : Listening Music.

Motto : Stel kendo disambi ngopi + golek inspirasi.

Cita-Cita : Ahlul jannah yang paling utama & membahagiakan orangtua. Kabeh sing apik-apik, it’s okay and aminnn...!!!

Pesan : Bangunlah untuk mewujudkan mimpimu.

Kesan : - Selama 3 tahun disini banyak suka dan duka yang ku alami. Aku jadi mengerti akan arti sahabat yang sesungguhnya. Semua pengalaman ini takkan pernah terlupakan dan takkan terganti oleh apapun.

Gambar

Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Tempe
Tabel 2.2 Kandungan Gizi Kacang Hijau Nilai kandungan gizi
Tabel 3.1 Hasil analisis proksimat tempe kacang hijau (%bk) Zat gizi Presentasi (%)

Referensi

Dokumen terkait

11 Mesin Penghisap Debu (Vacum Cleaner)7. 12 Mesin

Penelitian retrospektif ini dilakukan untuk mengetahui angka kejadian HZ, distribusi HZ pada berbagai usia dan jenis kelamin, lama perawatan di rumah sakit,

Menimbang, bahwa sesuai bukti Penggugat bertanda P-4A sId P-4G di dapat fakta hukum bahwa sejak tahun 1997 merek EPIDER- MA Penggugat telah terdaftar pad a badan

atas Muslimah berkahwin dengan lelaki bukan Islam, sama ada dari kalangan ahli kitab.

Bidang teknologi pendidikan telah mengikuti perkembangan dalam ruang lingkup media yang teoretis untuk bahan dan sistem yang telah dibuat dari film-film bisu

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan hidup merupakan sesuatu yang muncul secara intrinsik dari dalam diri manusia dalam

$EVWUDN $QDOLVLV ,PSOLNDWXU SDGD .RORP 0DQJ 8VLO GDODP 6XUDW .DEDU +DULDQ .RPSDV GDQ ,PSOLNDVLQ\D GDODP 3HPEHODMDUDQ %DKDVD ,QGRQHVLD GL 60$ 3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ

Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik