• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten Demak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Etos Kerja Guru SD Dalam Mengikuti KKG Melalui Supervisi Kelompok Teknik Diskusi Di Gugus Sultan Agung Kecamatan Dempet Kabupaten Demak"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran lokasi penelitian

(3)

menyelenggarakan pendidikan yang berpilar pada karakter bangsa, 8) menyelenggarakan pembinaan keagamaan melalui hari-hari besar agama, 9) menyelenggarakan pembinaan jiwa nasionalisme melalui hari-hari besar nasional

4.2

Pelaksanaan penelitian

(4)

kondisi awal kompetensi profesional guru, pelaksanaan tindakan memberikan supervisi kelompok pada guru untuk meningkatkan artisipasi dalam KKG.

4.3

Diskripsi hasil penelitian

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang guru. Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya adalah tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain kecuali dirinya sendiri. Oleh karena itu guru dituntut agar selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas profesinya. Ia harus peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Tugas dan tanggung jawab itu erat kaitanya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi, kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah kompetensi guru.

(5)

profesional guru yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar pikiran dan berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang disampaikan oleh Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar, SPd sebagai berikut

“Pembentukan KKG sebenarnya didasari oleh kesulitan guru dalam melaksanakan tugas-tugas kesehariannya terutama dalam hal pengajaran. Oleh karena itu, KKG diharapkan dapat menjadi ajang sosialisasi, berbagi informasi dan pengalaman, baik diantara sesame guru maupun dengan pihak terkait memfasilitasi kegiatan yang dilaksanakan oleh KKG seperti kepala sekolah, pengawas sekolah, perwakilan dinas pendidikan kabupaten/kota dan narasumber kegiatan”

(6)

“Awal terbentuknya Gugus Sultan Agung yaitu pada tahun 1995, yang terdiri dari SDN Kebonsari 1, SDN Kebonsari2, SDN Jeruk Gulung, SDN Baleromo 1, SDN Baleromo 2, SDN Kuwu. Gugus Sekolah Sultan Agung yang berpusat di SDN Kuwu”(Wawancara,22 november 2014)

Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa Awal terbentuknya Gugus Sultan Agung yaitu pada tahun 1995, yang terdiri dari SDN Kebonsari 1, SDN Kebonsari 2, SDN Jeruk Gulung, SDN Baleromo 1, SDN Baleromo 2, SDN Kuwu. Gugus Sekolah Sultan Agung yang berpusat di SDN Kuwu. Partisipasi dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan bentuk keikutsertaan guru dalam upaya peningkatan profesional melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang bertujuan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan fungsi dan tugas pokok guru Sekolah Dasar (SD). Partisipasi guru dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) dapat dibuktikan dengan tingkat kehadiran, keaktifan, serta sikap guru dalam mengikuti kegiatan KKG. Permasalahan yang terjadi di Gugus Sultan Agung yaitu masih rendahnya etos kerja guru di Gugus Sultan Agung, masih rendahnya partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi, SPd sebagai berikut

(7)

secara rata-rata kurang dari 50% dari jumlah guru yang sebenarnya berjumlah 76 orang. Sehingga perlu diupayakan peningkatan etos kerja guru dalam mengikuti KKG“(Wawancara 22 November 2014)

Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa permasalahan yang terjadi di Gugus Sultan Agung masih rendahnya etos kerja guru dalam mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru. Hal tersebut dapat dilihat dari absensi kehadiran guru dalam mengikuti KKG, khususnya di Gugus Sultan Agung yang menunjukkan bahwa persentase kehadiran mereka secara rata-rata kurang dari 50% dari jumlah guru yang sebenarnya berjumlah 76 orang. Sehingga perlu diupayakan peningkatan etos kerja guru dalam mengikuti KKG. Bapak Sujaedi, SPd Sekretaris Gugus Sultan Agung juga menyampaikan, perlu diadakan upaya untuk meningkatkan etos kerja guru dalam mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) khusunya di Gugus Sultan Agung sebagai berikut

(8)

Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa setelah ketua Gugus Sultan Agung mengumpulkan semua kepala sekolah yang ada di Gugus Sultan Agung dan melakukan musyawarah secara bersama-sama maka diambil suatu cara untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan KKG yaitu dengan melakukan supervisi kepada guru dengan teknik diskusi kelompok yaitu teknik supervisi yang dilakukan melalui pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk mengembangkan ketrampilan para guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi bersama. Melalui diskusi kelompok, guru-guru dapat berpartisipasi dalam kelompok, adanya interaksi antar guru, guru-guru dapat memperoleh informasi dari peserta diskusi untuk pengembangan dan mengembangkan profesinya. Agar terjadi peningkatan partisipasi guru dalam mengikuti KKG perlu dilakukan tindakan-tindakan nyata khususnya dari kepala sekolah masing-masing sekolah dasar seperti yang dijelaskan oleh Kepala Sekolah SDN Jeruk Gulung Bapak Jamil, SPd sebagai beikut

(9)

supervisi kepada guru untuk meningkatkan partisipasi daslam kegiatan KKG”(Wawancara,22 November 2014)

Hasil wawancara dengan kepala sekolah di atas

memberikan informasi bahwa uapaya yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mengikuti KKG dengan melakukan sosialisasi ulang kepada guru mengenai pentingnya tujuan, manfaat KKG secara terperinci dan juga juga menjelaskan mengenai akan diadakannya supervisi kepada guru untuk meningkatkan partisipasi daslam kegiatan KKG. Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar,SPd juga menjelasakan mengenai tujuan pelaksanaan supervisi diskusi dalam kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung sebagai berikut

“ Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah– masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari–hari dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi.Teknik supervisi ini diikuti oleh sejumlah guru dan satu atau beberapa supervisor.Namun, diharapkan yang terlibat dalam diskusi adalah para guru.di dalam setiap diskusi, supervisor diharapkan atau kepala sekolah dapat memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat, ataupun saran-saran yang diperlukan’(Wawancara,22 November 2014)

(10)

dalam diskusi adalah para guru. Didalam setiap diskusi, supervisor diharapkan atau kepala sekolah dapat memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat, ataupun saran-saran yang diperlukan.

Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi. SPd menjelaskan mengenai perencanaan supervisi diskusi kelompok untuk meningkatkan etos kerja sebagai berikut

“Dalam merencanakan supervisi diskusi kelompok untuk meningkatkan etos kerja guru dalam mengikuti KKG yaitu 1) menyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi, 2) menyusun jadwal supervisi, mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan. 3) melakukan sosialisasi awal tentang rencana supervisi diskusi, 4) merumusan indikator keberhasilan guru dalam meningkatkan etos kerja, perencanakan pelaksanaan supervisi diskusi kelompok melalui dua sikus “(Wawancara,22 November 2014)

Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa Dalam merencanakan supervisi diskusi kelompok untuk meningkatkan etos kerja guru dalam mengikuti KKG yaitu 1) menyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi, 2) menyusun jadwal supervisi, mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan. 3) melakukan sosialisasi awal tentang rencana supervisi diskusi, 4) merumusan indikator keberhasilan guru dalam meningkatkan etos kerja, perencanakan pelaksanaan supervisi diskusi kelompok melalui dua sikus.

(11)

“pelaksanaan diskusi kelompok saya langsungkan dalam 2 siklus masing-masing suklus terdiri dari 2 minggu pengamatan. supervisi dengan menciptaan suasana awal yang akrab dengan guru, mengamati aspek-aspek yang menjadi fokus pengamatan yaitu etos guru dalam dalam mengikuti KKG, memberikan nilai pada setiap aspek yang telah ditentukan bersama pada instrumen” Indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan “(Wawancara,22 November 2014)

Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa pelaksanaan diskusi kelompok dilangsungkan dalam 2 siklus masing-masing suklus terdiri dari 2 minggu pengamatan. supervisi dengan menciptaan suasana awal yang akrab dengan guru, mengamati aspek-aspek yang menjadi fokus pengamatan yaitu etos guru dalam dalam mengikuti KKG, memberikan nilai pada setiap aspek yang telah ditentukan bersama pada instrumen” Indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan.

Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar, SPd menjelaskan mengenai langkah-langkah pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di Gugus Sultan Agung menggunakan teknik diskusi kelompok sebagai berikut

(12)

oleh supervisor, 3) Inisiatif mengadakan pertemuan atau diskusi muncul, bisa dari guru dan bisa juga dari supervisor, 4) Undangan dibuat untuk para peserta, 5) Proses supervisi terjadi. Para peserta, yaitu guru-guru dan supervisor atau para supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor berdiskusi, setelah guru menyampaikan masalahnya atau supervisor mengemukakan informasi yang diterimanya, 6) diskusi berhenti setelah peserta menemukan jalan keluar permasalahan-permasalahan yang dibahas. Jalan keluar ini harus disepakati bersama oleh peserta, berarti supervisi sudah selesai, 7) Tindak lanjut diadakan kalau para peserta menghendakinya, 8) Tukar menukar pengalaman “(Wawancara,29 November 2014)

(13)

Ketua Gugus Sultan Agung Bapak Sabar, SPd menjelaskan mengenai materi yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sekolah Sultan Agung sebagai berikut

“Materi yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sekolah Sultan Agung adalah meteri mengenai 1) Pembuatan RPP, Masalah mengenai kegiatan belajar mengajar, 3) Pembuatan Penilaian, 4) Pengisian raport “(Wawancara,29 November 2014)

Hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa materi yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sekolah Sultan Agung adalah meteri mengenai 1) Pembuatan RPP, Masalah mengenai kegiatan belajar mengajar, 3) Pembuatan Penilaian, 4) Pengisian raport. Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi. SPd menjelaskan mengenai partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan KKG di Gugus Sultan setelah adanya sosialisasi tentang supervisi yang ditujukan kepada guru untuk mengikuti KKG di Gugus Sultan Agung

(14)

Hasil wawancara diatas memberikan informasi bahwa dengan adanya penjelasan ulang tentang kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung, serta penjelasan terperinci mengenai supervisi yang ditujukan kepada guru di gugus sultan agung dalam mengikuti KKG dengan teknik supervsi diskusi kelompok, dimana penjelasan tersebut dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing. Setelah adanya penjelasan dari kepala sekolah mengenai supervisi teknik diskusi kelompok kepada guru di gugus sultan agung dalam keikutsertaanya pada kegiatan KKG, guru menjadi antusias dan terjadi peningkatan partisipasi pada pelaksanaan pertama setelah diadakannya penjelasan mengenai kegiatan KKG dengan adanya supervisi teknik diskusi kelompok. Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi. SPd juga menjelasakan peningkatan peserta KKG dalam kurun waktu 1 bulan setelah adanya penjelasan mengenai supervisi teknik diskusi kelompok yang ditujukan kepada guru dalam mengikuti kegiatan KKG sebagai berikut

”Setelah satu bulan pelaksanaan kegiatan KKG dengan teknik supervisi diskusi kelompok terjadi peningkatan keikutsertaan guru-guru di Gugus Sultan Agung, ini dikarenakan guru-guru yang telah mengikuti kegiatan KKG menjelaskan kepada guru yang lain mengenai manfaat dari kegiatan KKG dengan teknik supervisi diskusi kelompok, ini terjadi secara otomatisasi karena guru di gugus sultan agung merasakan manfaat dengan adanya pelaksanaan KKG. Dari presentasi kehadiran terdapat 57 peserta atau 75 % yang mengahdiri KKG di gugus Sultan Agung.”

(15)

Hasil wawancara di atas memberikan informasi

bahwa setelah satu bulan pelaksanaan kegiatan KKG

dengan teknik supervisi diskusi kelompok terjadi

peningkatan keikutsertaan guru-guru di Gugus Sultan

Agung, ini dikarenakan guru-guru yang telah

mengikuti kegiatan KKG menjelaskan kepada guru

yang lain mengenai manfaat dari kegiatan KKG dengan

teknik supervisi diskusi kelompok, ini terjadi secara

otomatisasi karena guru di gugus sultan agung

merasakan manfaat dengan adanya pelaksanaan KKG.

Dari presentasi kehadiran terdapat 57 peserta atau 75

% yang mengahdiri KKG di gugus Sultan Agung.

Pengamatan yang dilaksanakan pada siklus I dan II

adalah mengenai indikator etos kerja seperti yang

dujelaskan oleh Sekretaris Gugus Sultan Agung

Bapak Sujaedi. SPd sebagai berikut.

“Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan II sesuai degan indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan. Indikator yang belum maksimal yang didapat setelah siklus II adalah kreativitas dalam bekerja yang hasilnya belum maksimal “(Wawancara,29 November 2014)

Hasil wawancara diatas memberikan informasi

bahwa pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan

II sesuai degan indikator yang mempengaruhi etos

(16)

dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan,

kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan

tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan.

Indikator yang belum maksimal yang didapat setelah

siklus II adalah kreativitas dalam bekerja yang

hasilnya belum maksimal.

Ibu Juwariyah guru SDN Baleromo 1 menjelaskan

mengenai keterlibatan guru dalam diskusi kelompok

saat pelaksanaan KKG di Gugus Sultan Agung sebagai

berikut

“Dengan adanya diskusi kelompok ini kami guru-guru lebih dapat untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri kami dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu guru dengan yang lain, guru saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama–sama akan mencari secara bersama-sama alternatif pemecahan masalah yang sedang terjadi.”Wawancara,29 November 2014)

(17)

Sekretaris Gugus Sultan Agung Bapak Sujaedi, SPd

menjelaskan mengenai tindak lanjut dari pelaksanaan

kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung sebagai berikut

”Tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung yaitu guru-guru khususnya di Gugus Sultan Agung dapat menerapakan ilmu-ilmu yang didapat dari pelaksanaan KKG dalam pembelajaran di kelas, dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar, dapat mingkatkan kompetensi agar tercipta mutu pendidkan yang sesuai diharapkan dan tentunya prestasi

belajar siswa dapat

ditingkatkan”(Wawancara,29 November 2014)

Hasil wawancara di atas memberiakan informasi

bahwa tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan KKG di

Gugus Sultan Agung yaitu guru-guru khususnya di

Gugus Sultan Agung dapat menerapakan ilmu-ilmu

yang didapat dari pelaksanaan KKG dalam

pembelajaran di kelas, dapat mengatasi

masalah-masalah yang terjadi berkaitan dengan proses kegiatan

belajar mengajar, dapat meningkatkan kompetensi

agar tercipta mutu pendidikan yang sesuai diharapkan

dan tentunya prestasi belajar siswa dapat

ditingkatkan.

4.4

Pembahasan Hasil Penelitian

(18)

melakukan musyawarah secara bersama-sama maka diambil suatu cara untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mengikuti kegiatan KKG yaitu dengan melakukan supervisi kepada guru dengan teknik diskusi kelompok yaitu teknik supervisi yang dilakukan melalui pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk mengembangkan ketrampilan para guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi bersama. Melalui diskusi kelompok, guru-guru dapat berpartisipasi dalam kelompok, adanya interaksi antar guru, guru-guru dapat memperoleh informasi dari peserta diskusi untuk pengembangan dan mengembangkan profesinya.

Dalam merencanakan supervisi diskusi kelompok untuk meningkatkan etos kerja guru dalam mengikuti KKG yaitu 1) menyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi, 2) menyusun jadwal supervisi, mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan. 3) melakukan sosialisasi awal tentang rencana supervisi diskusi, 4) merumusan indikator keberhasilan guru dalam meningkatkan etos kerja, perencanakan pelaksanaan supervisi diskusi kelompok melalui dua sikus.

(19)

nilai pada setiap aspek yang telah ditentukan bersama pada instrumen” Indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan.

(20)

Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan II sesuai dengan indikator yang mempengaruhi etos kerja adalah pertimbangan dalam bekerja, kreativitas dalam bekerja, tanggung jawab dalam pekerjaan, kemampuan dalam melaksanakan tugas, pengetahuan tentang pekerjaan, antusias terhadap pekerjaan. Indikator yang belum maksimal yang didapat setelah siklus II adalah kreativitas dalam bekerja yang hasilnya belum maksimal.

(21)

Agar terjadi peningkatan partisipasi guru dalam mengikuti KKG perlu dilakukan tindakan-tindakan nyata khususnya dari kepala sekolah masing-masing sekolah dasar . Dengan adanya permasalahan yang dihadapi oleh kelompok kerja antara lain: (1) masih minimnya minat anggota untuk mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh KKG; (2) terbatasnya sarana dan prasarana yang menunjang program KKG; (3) terbatasnya dana untuk mengadakan pelatihan ataupun pendidikan bagi anggota KKG. Upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan partisipasi guru dalam mengikuti KKG dengan melakukan sosialisasi ulang kepada guru mengenai pentingnya tujuan, manfaat KKG secara terperinci dan juga juga menjelaskan mengenai diadakannya supervisi kepada guru untuk meningkatkan partisipasi dalam kegiatan KKG.

Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah–masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari– hari dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi. Teknik supervisi ini diikuti oleh sejumlah guru dan satu atau beberapa supervisor.Namun, diharapkan yang terlibat dalam diskusi adalah para guru.di dalam setiap diskusi, supervisor diharapkan atau kepala sekolah dapat memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat, ataupun saran-saran yang diperlukan.

(22)

terperinci mengenai supervisi yang ditujukan kepada guru di gugus sultan agung dalam mengikuti KKG dengan teknik supervsi diskusi kelompok, dimana penjelasan tersebut dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing. Setelah adanya penjelasan dari kepala sekolah mengenai supervisi teknik diskusi kelompok kepada guru di gugus sultan agung dalam keikutsertaanya pada kegiatan KKG, guru menjadi antusias dan terjadi peningkatan partisipasi yaitu menjadi 57 serta atau 75%.

(23)

Tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung yaitu guru-guru khususnya di Gugus Sultan Agung dapat menerapakan ilmu-ilmu yang didapat dari pelaksanaan KKG dalam pembelajaran di kelas, dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar, dapat meningkatkan kompetensi agar tercipta mutu pendidikan yang sesuai diharapkan dan tentunya prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

Walaupun ada kenaikan jumlah peserta yang diambil dari data kehadiran, akan tetapi masih ada guru yang tidak hadir sama sekali selama 1bulan kegiatan KKG di Gugus Sultan Agung dan rata-rata merupakan guru Wiyata Bhakti ini bisa menjadi bahan evaluasi selajutnya mengapa ada guru yang masih belum memahami pentinganya menghadiri kegiatan Kelompok Kerja Guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar, mengajar bukan hanya sekedar untuk mentransfer ilmu saja, akan tetapi merupakan tanggung jawab sebagai seorang guru.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

 jika kamu sakit atau sakit atau dalam perjalanan atau dalam perjalanan atau kembali dari kembali dari tempat buang air tempat buang air *kakus) atau *kakus) atau menyentuh

Dari penelitian ini ditemukan beberapa permasalahan dalam pengolahan penyimpanan rekam medis rawat inap, yaitu ; (1) Pengolahan penyimpanan rekam medis rawat inap

Penanganan untuk masalah kebosanan customer adalah dengan memberikan hal-hal baru yang dopat membuat customer ingin mendapatkan pelayanan dari Sekoci Resto lagi

Hal ini dapat dilihat bahwa dijaman urban-kosmopolit para kaum muda mengadopsi sebauh gaya dari komunitas punk yang dijadikan sebuah fesyen dalam berpakaian, tetapi dengan

Rumusan Masalah Kriteria apakah yang menentukan dalam obligasi sehingga dapat dikategorikan sebagai surat berharga Sejauhmana perlindungan hukum bagi investor dalam transaksi

Apakah Harga, Kualitas, Nilai yang Dirasakan, dan Pelayanan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap Loyalitas Merek pada konsumen KFC di Surabaya?.

2 Asril Sitompul, 1999, Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Tinjauan Terhadap UU Nomor 5 Th.1999) , Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.85.. a) Melakukan penilaian

Zulkarnain, Tahir Imran Gulzar (2011) meneliti dengan judul Factors Behind The Brand Loyalty, Developing And Proposing A Conceptual Model (Interdisciplinary Joural Of