BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang yang beralamat di Jalan Manggis No. 2 Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang, Kode Pos 50188. Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang saat ini adalah Mulyono, S.Pd.M.Pd.
SD Negeri Wates 01 Kota Semarang yang terletak di Jalan Manggis No. 2 Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang merupakan UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Ngaliyan dengan luas tanah dan bangunan 5.030 M2 / 1.074 M2. Untuk menunjang proses belajar mengajar, SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini memiliki fasilitas antara lain adalah ruang kelas sebanyak 12 ruang, kantor kepala sekolah, lapangan olah raga/upacara, perpustakaan, musholla, aula, ruang guru, ruang UKS, kantin, rumah penjaga, kamar mandi/wc siswa dan kamar mandi.wc guru.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Evaluasi Konteks Kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru
SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang
sasaran-sasaran yang akan dicapai serta keterkaitan antara kebutuhan-kebutuhan, peluang, dari pelaksanaan program dengan tujuan program supervisi kepala sekolah.
Dalam evaluasi konteks kepemimpinan Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini tentunya Kepala Sekolah harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan apa yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga bisa menindaklanjutinya. Seperti yang diungkapkan oleh Mulyono, S.Pd.M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“
Permasalahan yang dihadapi guru dalampembelajaran di SDN Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang ini antara lain adalah 1) Kesulitan dalam penguasaan kelas karena jumlah siswa dalam satu kelas yang terlalu banyak, 2) kurangnya media buku pembelajaran karena ketersediaan buku pelajaran dari sekolah terbatas
yang mengakibatkan kurangnya kesadaran
orangtua tentang pentingnya buku pelajaran terhadap keberhasilan anak dalam belajar, 3) guru kurang optimal dalam penggunaan alat peraga, dan 4) guru kurang berhasil dalam
memotivasi siswa.”
Guru kelas I A SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:
“Permasalahan yang dihadapi kami dalam
Kepala Sekolah tadi adalah 1) ada siswa yang selalu over sehingga mengganggu temannya, 2) masoh banyak siswa yang perlu perhatian khusus
hal tersebut terlihat apabila ketika guru
menerangkan ada beberapa anak yang kurang memperhatikan sehingga waktu diberi pertanyaan tidak bisa menjawab dengan benar, dan 3) banyak orangtua kurang peduli terhadap pendidikan anaknya karena di sekolah kami mayoritas orangtua siswa berada pada ekonomi menengah ke bawah sehingga orangtua sibuk mencari kebutuhan hidup dan kurang memperhatikan
anaknya.”
pada ekonomi menengah ke bawah sehingga orangtua sibuk mencari kebutuhan hidup dan kurang memperhatikan anaknya.
Permasalahan yang dihadapi guru SD Negeri Wates 01 Kota Semarang dalam pembelajaran tentunya memiliki alasan tertentu sehingga membuat guru merasa masih kurang dalam melaksanakan pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Alasan guru masih kurang dalam
melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini adalah 1) karena masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah nilai KKM, 2) antusias siswa terhadap pembelajaran masih rendah, 3) siswa masih banyak yang membuat gaduh atau ramai dalam proses KBM, dan 4) siswa kesulitan dalam memperoleh
informasi tentang pembelajaran dikarenakan
hanya terbatas informasi dari guru saja.”
Guru kelas II SD Negeri Wates 01 Kota Semarang mengungkapkan berikut ini:
“Kenapa para guru merasa masih kurang dalam
pelaksanaan pembelajaran adalah karena 1) jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan perhatian guru yang tidak dapat mendalam terhadap masing-masing anak, 2) alat peraga atau sumber materi yang diberikan dan digunakan dalam pembelajaran belum lengkap sepenuhnya, 3) terbatasnya media pembelajaran, dan 4) waktu pembelajaran yang diberikan guru
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa masalah yang tampak bahwa guru merasa masih kurang dalam pelaksanaan pembelajaran adalah karena 1) karena masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah nilai KKM, 2) antusias siswa terhadap pembelajaran masih rendah, 3) siswa masih banyak yang membuat gaduh atau ramai dalam proses KBM, 4) siswa kesulitan dalam memperoleh informasi tentang pembelajaran dikarenakan hanya terbatas informasi dari guru saja, 5) jumlah siswa yang terlalu banyak sehingga mengakibatkan perhatian guru yang tidak dapat mendalam terhadap masing-masing anak, 6) alat peraga atau sumber materi yang diberikan dan digunakan dalam pembelajaran belum lengkap sepenuhnya, 7) terbatasnya media pembelajaran, dan 8) waktu pembelajaran yang diberikan guru sangat terbatas.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Langkah-langkah evaluasi kepemimpinan saya
sebagai kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yaitu dengan melakukan supervisi kelas, pembimbingan dan pembinaan baik secara umum maupun individu. Selain itu saya juga mengoptimalisasi kinerja guru.”
Konteks evaluasi kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini tidak luput pula dari Permasalahan aspek atau materi yang akan ditanyakan kepala sekolah pada guru dalam pembelajaran yang dilakukan, selain materi atau konteks pembelajaran sarana pendukung yang akan dibutuhkan dalam proses KBM serta perlengkapan atau bahan pendukung dan bagaimana proses kepala sekolah dalam evaluasi kepemimpinan kepala sekolah tersebut juga sangat penting untuk diungkap. Seperti yang dinyatakan kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Aspek atau materi yang saya tanyakan kepada
guru yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan antara lain adalah 1) saya menanyakan
kesulitan apa yang dihadapi guru dalam
pembelajaran, 2) menanyakan ketersediaan
media dalam pembelajaran, dan 5) saya menanyakan hasil pembelajaran siswa di kelas. Kemudian untuk sarana pendukung yang akan dibutuhkan guru dalam proses KBM adalah 1) ruang kelas yang nyaman, 2) ketersediaan sumber dan media belajar yang cukup, 3) alat peraga yang menarik bagi siswa dan tepat sasaran, 4) proses pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat guru yang sesuai
“Biasanya kepala sekolah menanyakan aspek
atau materi yang diberikan guru pada
pembelajaran yang dilakukan sudah lengkap atau belum. Selain aspek materi yang ditanyakan tersebut perlu diketahui pula dalam konteks evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini sarana pendukung yang dibutuhkan dalam KBM juga dibutuhkan. Sarana pendukung dalam KBM itu seperti alat peraga, buku pelajaran, buku guru
dan media yang digunakan dalam KBM.
Kemudian untuk perlengkapan atau bahan pendukung dalam KBM yang dilakukan guru di SDN Wates 01 Kota Semarang ini meliputi
Silabus, RPP, dan alat peraga.”
maupun siswa, 2) langkah-langkah dalam evaluasi yang harus dilakukan kepala sekolah dengan melakukan supervisi kelas, pembimbingan dan pembinaan baik secara umum maupun individu. Selain itu Kepala Sekolah juga mengoptimalisasi kinerja guru, 3) aspek/materi yang ditanyakan kepala sekolah pada guru dalam proses KBM nantinya, dan 4) sarana pendukung, perlengkapan serta bahan pendukung yang dibutuhkan guru yang meliputi Silabus, RPP dan alat peraga serta media dalam pembelajaran.
4.2.2 Evaluasi Input Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri
Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
penggunaan anggaran dalam pelaksanaannnya serta kelayakan/kelengkapan dari sarana dan prasarana pembelajaran.
Dalam evaluasi input kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang ini bersangkutan dengan penilaian tenaga pengajar maupun peserta yang mengikuti pembelajaran. Seperti yang diutarakan Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Bentuk penilaian yang diberikan pada guru
dalam proses KBM adalah penilaian secara langsung melalui pengamatan dan pemantauan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru sehingga saya sebagai kepala sekolah memperoleh fakta yang berupa dokumentasi dan catatan-catatan penting tentang kondisi proses
pembelajaran.”
Guru kelas III SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:
“Bentuk penilaian yang diberikan kepala
sekolah pada guru biasanya dilakukan dengan supervisi ke kelas-kelas kemudian penilaiannya
ditulis dengan angka dan didiskripsikan.”
adalah dengan supervisi atau penilaian secara langsung melalui pengamatan dan pemantauan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru sehingga saya sebagai kepala sekolah memperoleh fakta yang berupa dokumentasi dan catatan-catatan penting tentang kondisi proses pembelajaran.
Kemudian dalam konteks evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru ini tentunya perlu kesiapan-kesiapan khusus yang dilakukan baik oleh Kepala Sekolah maupun guru yang bersangkutan. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Dalam menghargai kesiapan guru dalam
proses KBM yang saya lakukan adalah dengan saya selalu mendukung usaha dan kreatifitas masing-masing guru dalam rangka peningkatan keberhasilan pembelajaran. Kemudian dalam menghadapi keberadaan guru dalam proses KBM dengan cara saya memberi kebebasan yang terarah terhadap kinerja guru untuk mewujudkan keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam hal ini saya sebagai kepala sekolah menganggap bahwa guru sebagai rekan kerja yang mau diajak bekerja sama dan bekerja sesuai tupoksinya untuk
mencapai tujuan pendidikan.”
Kota Semarang juga diungkapkan oleh guru kelas IV SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Saya dalam menyikapi kesiapan memberikan
pelajaran pada siswa yaitu dengan
mempersiapkan diri baik secara fisik dan mental, mempersiapkan sarana dan prasarana, media dan alat peraga yang mendukung pembelajaran. Saya juga memilih metode dan model pembelajaran
yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Kemudian sikap saya dalam menghadapi
pengajaran di kelas yaitu sebagai mana sikap orangtua terhadap anak-anaknya yaitu dengan penuh kesabaran dan kasih sayang membimbing dan mendidik anak-anak agar menjadi lebih baik. Selain dua hal yang saya utarakan tadi, minat saya dalam mempersiapkan pengajaran di kelas menurut saya sudah baik, ini terbukti satu hari
sebelum jadwal pelajaran saya sudah
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam pembelajaran.”
Selain kesiapan kepala sekolah dan guru dalam input evaluasi kepemimpinan kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini tidak luput pula kesiapan sarana prasarana penunjang dalam pembelajaran juga penting. Seperti yang diungkapkan kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Dalam input evaluasi kepemimpinan kepala
banyak debu yang masuk ke dalam kelas karena halaman sekolah belum dipaving semua. Untuk kesiapan instrument dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam keadaan baiki dan selalu disiapkan guru sebelum pembelajaran.
Kesiapan buku panduan atau referensi
pembelajaransudah digunakan guru sesuai
petunjuk, namun masih ada buku panduan yang jumlahnya masih kurang atau belum mencukupi.
Sedangkan untuk kelengkapan administrasi
pembelajaran baik untuk guru maupun siswa
sudah baik kesiapannya.”
4.2.3 Evaluasi Proses Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri
Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
Evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru merupakan model CIPP yang diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan, apakah program terlaksana sesuai dengan rencana atau tidak. Evaluasi proses juga digunakan untuk mendeteksi atau memprediksi rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Proses dalam penelitian ini adalah pelaksanaan dan rincian aktivitas pelaksanaan supervisi kepala sekolah, serta peran guru terhadap siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran.
Dalam evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang tentunya motivasi kepala sekolah sangat penting diberikan pada guru dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 berikut ini:
“Motivasi yang saya berikan pada guru dalam
meningkatkan kinerja guru ini adalah 1) guru supaya menjadi pelayan masyarakat yang baik agar dimana tempat guru selalu mendapat kebaikan, 2) kalau guru bekerja dengan iklas dan tanggungjawab maka akan menjadi keberkahan, dan 3) guru adalah profesi maka jadilah guru
yang professional.”
Guru kelas V SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:
“Partisipasi yang diberikan guru dalam kegiatan
evaluasi kepemimpinan kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru adalah dengan
memberikan pembinaan ketika rapat sekolah dan memberikan solusi kepada guru ketika ada
masalah.”
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi kepala sekolah dalam kegiatan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah dengan memberikan motivasi kepada guru dan memberikan pembinaan ketika rapat sekolah serta memberikan solusi kepada guru ketika ada masalah.
diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut:
“Motivasi yang dimiliki guru dalam
mempersiapkan pengajaran di kelas antara lain adalah: 1) persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan pembelajaran di kelas, 2) guru yakin bahwa dirinya mampu untuk mengajar dan mendidik anak-anak dengan baik, 3) guru yakin akan dapat menjadi orangtua yang kedua bagi anak didik, 4) guru yakin akan menjadi panutan yang baik bagi anak didik, dan 5) guru yakin bahwa pengajaran di kelas akan berhasil dengan
baik.”
Guru kelas VI SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:
“Motivasi yang dimiliki guru dalam
mempersiapkan pengajaran di kelas adalah guru supaya terobsesi dengan siswanya agar berhasil
dalam belajar dan mendapat nilai yang
maksimal.”
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi yang dimiliki guru dalam mempersiapkan pengajaran di kelas antara lain adalah 1) persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan pembelajaran di kelas, 2) guru yakin bahwa dirinya mampu untuk mengajar dan mendidik anak-anak dengan baik, 3) guru yakin akan dapat menjadi orangtua yang kedua bagi anak didik, 4) guru yakin akan menjadi panutan yang baik bagi anak didik, 5) guru yakin bahwa pengajaran di kelas akan berhasil dengan baik, dan 6) guru harus terobsesi dengan siswanya agar berhasil dalam belajar dan mendapat nilai yang maksimal.
Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Respon saya dalam kelengkapan bahan
pendukung proses pembelajaran guru adalah saya memberikan pujian, memberikan semangat dan memberikan apresiasi pada guru. Kemudian jika
ditanya tentang kehadiran saya dalam
pelaksanaan evaluasi kepemimpinan ini menurut saya sudah tertib dan menunjukkan kewibawaan.
Selain itu menurut saya saya dapat
menyelesaikan tugas kepemimpinan dengan tepat waktu. Tapi kembali lagi semua penilaian tentang saya itu orang lain yang memberikan bukan saya
sendiri.”
Guru kelas I SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:
“Respon kepala sekolah dalam kelengkapan
bahan pendukung proses pembelajaran guru adalah selalu mengawasi dan memberikan arahan agar menggunakan kelengkapan pembelajaran dengan baik dan benar. Kemudian untuk
kehadiran kepala sekolah dalam
kepemimpinannya menurut saya sudah baik, selalu ada di sekolah untuk memantau jalannya KBM. Sedangkan apakah kepala sekolah dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu???
Menurut saya selalu menyelesaikan tepat waktu.”
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa respon kepala sekolah dalam kelengkapan bahan pendukung proses pembelajaran guru adalah selalu mengawasi dan memberikan arahan agar menggunakan kelengkapan pembelajaran dengan baik dan benar, selain itu kepala sekolah juga memberikan pujian, memberikan semangat serta apresiasi kepada guru. Kemudian untuk kehadiran kepala sekolah dalam kepemimpinannya sudah baik, selalu ada di sekolah untuk memantau jalannya KBM. Selain itu kepala sekolah dalam kepemimpinannya juga dapat menyelesaikan dengan tepat waktu.
Evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang ini supaya dapat berjalan baik juga ada pengaruh dari penguasaan para guru dalam pembelajaran. Seperti yang diungkap oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Menurut saya guru sudah menguasai semua
materi pelajaran. untuk penguasaan guru dalam penyampaian materi pembelajaran sudah baik dan jelas. Sedangkan penguasaan guru dalam
meningkatkan kinerja mengajarnya dengan
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang adalah kepala sekolah memberikan partisipasi kepada guru dengan memberikan motivasi kepada guru dan memberikan pembinaan ketika rapat sekolah serta memberikan solusi kepada guru ketika ada masalah, adanya motivasi dari guru sendiri dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, adanya respon yang positif dari kepala sekolah dalam kelengkapan bahan pendukung pembelajaran, kehadiran kepala sekolah yang disiplin serta penyelesaian tugas kepala sekolah yang tepat waktu, dan penguasaan para guru akan materi pelajaran.
4.2.4 Evaluasi Produk Kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru
SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang
sedang terlaksana. Keputusan ini juga dapat membantu untuk membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Produk dalam penelitian ini adalah adanya siswa yang menguasai pembelajaran, dan hasil belajar yang baik sebagai dampak dari meningkatnya kinerja guru.
Evaluasi produk kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD Negeri Wates 01 Kota Semarang tentunya berhubungan dengan kesuaian penggunaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Untuk kelayakan sarana dan prasarana
pendukung pembelajaran dalam meningkatkan kinerja guru sudah cukup baik, namun perlu ditambah beberapa alat peraga dan buku-buku pelajaran lain yang kurang. Sarana prasarana yang ada sudah sesuai namun juga perlu
diperbaiki. Kemudian kelayakan media
pembelajaran yang lain yang mampu mendukung pembelajaran dalam meningkatkan kinerja guru sudah cukup baik dan sudah sesuai yang
Bertolak dengan pendapat kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang Guru kelas V SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:
“Kelayakan saspras pendukung pembelajaran
menurut saya sudah layak walaupun masih ada
yang harus diperbaiki, selain itu saspras
pendukung pembelajaran juga belum sesuai seluruhnya karena ditiap kelas belum bisa menggunakan pembelajaran dengan media layar proyektor. Untuk kelayakan media pembelajaran yang lain sudah cukup bagus walaupun juga
belum sesuai sepenuhnya.”
Kelayakan akan sarpras dapat diketahui dari ketersediaan meja kursi yang layak pada setiap kelas, kipas angin, penerangan dikelas yang cukup baik, serta adanya proyektor dibeberapa kelas. Dokumentasi yang dimiliki sekolah bisa dilihat pada lampiran . Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesesuaian penggunaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang sudah layak namun masih kurang dan ada yang harus diperbaiki. Kemudian untuk media pembelajaran juga sudah cukup bagus walaupun juga belum sesuai sepenuhnya.
SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berpengaruh pada kinerja guru yang bersangkutan. Seperti yang diungkapkan kepala sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Hasil akhir dari kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru yaitu bahwa kinerja guru meningkat. Untuk manfaat yang diperoleh kepala sekolah dan guru dalam kegiatan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini yaitu optimalisasi kinerja guru semakin baik. Kemudian hasil pembelajaran yang dilakukan guru di kelas
juga meningkat.”
Guru kelas VI SD Negeri Wates 01 Kota Semarang mengungkapkan berikut ini:
“Hasil akhir dari kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan kinerja guru sudah bagus karena sudah ada peningkatan kinerja guru. Manfaat yang diperoleh kepala sekolah dan guru
dengan pelaksanaan evaluasi kepemimpinan
kepala sekolah ini adalah mampu meningkatkan
kualitas pendidikan yang ada di sekolah.
Sedangkan untuk hasil pembelajaran yang
dilakukan guru di kelas sudah bagus walaupun masih harus ditingkatkan lagi. asil obseravasi di sekolah menunjukkan hal yang sama bahwa
kinerja gauru amengalami perkembangan
menjadi lebih baik, hal tersebut bisa dilihat pada saat guru menyiapkan perangkat pembelajarran dengan komplit sebelum mulai pembe;lajaran dikelas, cara meareka mengoperasikan alat perga dikelas serta pada saat siswa mulaia mengantuk, guru mencoba menunjukkan hal yang menarik dalam pembelajaran , misalkan gambar, video serta membuat apermainan sambil belajar dikelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru mulai
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini mampu meningkatkan kinerja guru yang dapat dilihat dari hasil akhir dari kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yang sudah bagus karena sudah ada peningkatan kinerja guru. Manfaat yang diperoleh kepala sekolah dan guru dengan pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah ini adalah mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di sekolah. Sedangkan untuk hasil pembelajaran yang dilakukan guru di kelas sudah bagus walaupun masih harus ditingkatkan lagi.
Selain terhadap guru dan kepala sekolah evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru juga berpengaruh terhadap siswa di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Wates 01 Kota Semarang berikut ini:
“Materi pembelajaran yang dberikan guru pada
siswa. Selain itu evaluasi kepemimpinan kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
berpengaruh terhadap hasil akhirnya yaitu dilihat
dengan hasil belajar siswa yang meningkat.”
Guru kelas IV SD Negeri Wates 01 Kota Semarang menambahkan berikut ini:
“Materi pelajaran yang diberikan guru setelah
pelaksanaan evaluasi kepemimpinan kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru
sekarang sudah sesuai dengan kurikulum,
Silabus dan RPP yang sudah dibuat sebelumnya. Pembelajaran guru ini juga mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan untuk pengaruh dari hasil akhir kegiatan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah untuk siswa yaitu bahwa sekarang kualitas pendidikan lebih baik sehingga prestasi siswapun meningkat.”
Tentunya yang tidak kalah penting kesesuaian antara materi pembelajaran, metode, danstrategi pembelajaran.
4.3. Pembahasan
4.3.1 Evaluasi Konteks Kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru
SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang
Evaluasi konteks kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja guru merupakan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam suatu program kepemimpinan yang bersangkutan. penilaian dari dimensi konteks evaluasi ini seperti kebijakan atau unit kerja terkait, sasaran yang ingin dicapai unit kerja dalam waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja terkait dan sebagainya. Sehingga dalam hal ini kepala sekolah berupaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.
sasaran-sasaran yang akan dicapai serta keterkaitan antara kebutuhan-kebutuhan, peluang, dari pelaksanaan program dengan tujuan program supervisi kepala sekolah.
Konteks evaluasi kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang meliputi 1) Adanya permasalahan yang nampak dari proses kegiatan belajar mengajar baik pada guru maupun siswa, 2) langkah-langkah yang akan dilakukan kepala sekolah melalui supervisi kelas, pembimbingan dan pembinaan baik secara umum maupun individu, dan 3) bahan pendukung yang perlu dipersiapkan guru meliputi Silabus, RPP dan alat peraga serta media dalam pembelajaran serta jadwal kegiatan pelaksanaan evaluasi oleh kepala sekolah.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011) dalam Using the Context, Input, Process, and Product Evaluation Model (CIPP) as a
Comprehensive Framework to Guide the Planning,
Implementation, and Assessment of Service-learning
Terdapat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011). Persamaannya bahwa kedua penelitian ini sama-sama melakukan evaluasi model CIPP. Namun perbedaannya jika penelitian ini merupakan evaluasi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dalam proses KBM, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011) merupakan penelitian yang menggunakan konsep CIPP sebagai kerangka komprehensif untuk penduan perencanaan, implementasi dan penilaian pelayanan program pendidikan.
4.3.2 Evaluasi Input Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri
Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
Evaluasi input kepemimpinan kepala sekolah pada dasarnya mempunyai tujuan untuk mengaitkan tujuan, konteks, input, dan proses dengan hasil program. Evaluasi ini juga untuk menentukan kesesuaian lingkungan dalam membantu pencapaian tujuan dan objektif program. Menurut Eko Putro Widyoko, evaluasi masukan (input evaluation) ini ialah untuk membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Input dalam penelitian ini adalah tenaga pengajar maupun peserta yang mengikuti pembelajaran, penggunaan anggaran dalam pelaksanaannnya serta kelayakan atau kelengkapan dari sarana dan prasarana pembelajaran.
yang digunakan, buku panduan atau referensi dan kelengkapan administrasi pembelajaran baik pada guru maupun siswa dan penggunaan dana BOSS yang dimanfaatkan untuk melengkapi referensi perpustakaan.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Guili Zhang, ect. (2011) dalam Using the Context, Input, Process, and Product Evaluation Model (CIPP) as a
Comprehensive Framework to Guide the Planning,
Implementation, and Assessment of Service-learning
Programs. Artikel ini membahas tentang (1) eksplorasi akar teoritis evaluasi model CIPP dan aplikasinya, (2) melukiskan empat komponen, dan (3) analisis peran masing-masing komponen.
Negeri Wates 01 dengan semakin meningkatnya kesiapan guru dalam proses pembelajaran dan kesiapan sarana dan prasarana pembelajaran. Ini bisa terlihat dari persiapan guru sebelum melaksanakan pembelajara,,sehari sebelumnya sudah mempersiapkan silabus,RPP,alat paraga dan media pembelajaran.Sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.
4.3.3 Evaluasi Proses Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri
Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
sekolah, serta peran guru terhadap siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran.
Evaluasi proses kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri Wates 01 Kota Semarang adalah program evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah sudah sesuai dengan jadwal yang sudah disusun sebelumnya, kepala sekolah memberikan partisipasi kepada guru dengan cara pemberian motivasi, memberikan pembinaan serta memberikan solusi kepada guru, meningkatnya motivasi dari guru sendiri, kelengkapan bahan pendukung pembelajaran, kehadiran kepala sekolah yang disiplin serta penyelesaian tugas kepala sekolah yang tepat waktu, dan penguasaan para guru akan materi pelajaran sehingga memunculkan respon yang positif.
Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Negeri Wonosari.
pembinaan baik secara pribadi maupun secara umum. Sehingga dapat meningkatkan penguasaan guru terhadap materi pembelajaran.
4.3.4 Evaluasi Produk Kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru
SD Negeri Wates 01 Kecamatan Ngaliyan Kota
Semarang
Evaluasi produk kepemimpinan kepala sekolah yaitu merupakan daur ulang suatu keputusan dalam program. Dari evaluasi produk diharapkan dapat membantu pimpinan dalam mengambil suatu keputusan terkait program yang sedang terlaksana. Keputusan ini juga dapat membantu untuk membuat keputusan selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah program itu berjalan. Evaluasi produk diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. Produk dalam penelitian ini adalah adanya siswa yang menguasai pembelajaran, dan hasil belajar yang baik sebagai dampak dari meningkatnya kinerja guru.
pendidikan lebih baik sehingga prestasi siswapun meningkat.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Gede Prawira Utama Putra (tt) dalam Pengaruh Disiplin Kerja, Gaya Kepemimpinan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Matahari Terbit Bali Tanjung Benoa-Nusa Dua. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud). Bali. Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja, gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan. Variabel gaya kepemimpinan menjadi variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan karena berdasarkan perhitungan analisis Standardized Coefficients Beta memiliki nilai terbesar.