• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.

Winkel menjelaskan konseling kelompok merupakan pelaksanaan proses konseling yang dilakukan antara seorang konselor profesional dan beberapa klien sekaligus dalam kelompok kecil. Sementara menurut Gazda, konseling kelompok merupakan hubungan antara beberapa konselor dan beberapa klien yang berfokus pada pemikiran dan tingkah laku yang disadari. Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.

Tujuan layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok pada umumnya ialah untuk mengembangkan kemampuan berbersosialisasi khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan.

▸ Baca selengkapnya: contoh umpan balik bimbingan dan konseling layanan dasar

(2)

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK 1. LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

A. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Bimbingan kelompok juga dapat diartikan sebagai bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.1

Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam kelompok agar individu-individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal.2

Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam layanan bimbingan kelompok dibahas topik-topik umum yang menjadi kepedulian bersama di kelompok. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).

Dalam layanan bimbingan kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik pelayanan bimbingan dan konseling. 3

B. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

1 http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-tujuan-bimbingan.html

2 Gede Sedanayasa dkk, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, (Singaraja:Jurusan Bimbingan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha,2010 ), hlm. 30

(3)

Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan.4 Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa. 5

Selain itu, tujuan khusus bimbingan kelompok ialah:

 Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-temannya.

 Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok

 Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya.

 Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.

 Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.

 Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial

 Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan orang lain.6

Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber (terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Bahan yang dimaksudkan dapat juga dipergunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan.7

C. Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok

Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar.

4 Ibid., hlm.172

5Prayitno, Layanan L.1-L.9 (Padang : Universitas Negeri Padang, 2004) hlm. 3 6 http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/

(4)

2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan.

3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok.

4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap sesuatu hal yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang baik.

5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan hasil sebagaimana apa yang mereka programkan semula.8

D. Isi Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok membahas materi atau topik-topik umum baik topik tugas maupun topik bebas. Yang dimaksud topik tugas ialah topik atau pokok bahasan yang diberikan oleh pembimbing (pimpinan kelompok) kepada kelompok untuk dibahas. Sedangkan topik bebas adalah suatu topik atau pokok bahasan yang dikemukakan secara bebas oleh anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan topik secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas terlebih dahulu dan seterusnya.

Topik-topik yang dibahas dalam layanan bimbingan kelompok baik topik bebas maupun topik tugas dapat mencakup bidang-bidang pengembangan kepribadian, hubungan sosial, pendidikan, karier, kehidupan berkeluarga, kehidupan beragama dan lain sebagainya. Topik pembahasan bidang-bidang di atas dapat diperluas ke dalam subbidang yang relevan. Misalnya pengembangan bidang pendidikan dapat mencakup masalah cara belajar, kesulitan belajar, gagal ujian dan lain-lain.9

E. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok

Suatu proses layanan sangat ditentukan pada tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga akan terarah, runtut, dan tepat pada sasaran. Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Prayitno ada empat tahapan, yaitu:

1) Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin

8 http://ewintri.wordpress.com/2012/01/02/bimbingan-kelompok/

(5)

dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka.

2) Tahap Peralihan

Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota meniti jembatan itu dengan selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:

 Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya

 Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya

 Membahas suasana yang terjadi

 Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota

 Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.

3) Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan dan penguatan serta penuh empati.

Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:

 Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau topik bahasan.  Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu

(6)

 Kegiatan selingan.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

4) Tahap Pengakhiran

Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

 Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.  Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan.  Membahas kegiatan lanjutan.

 Mengemukakan pesan dan harapan.

Kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari.10

F. Teknik Layanan Bimbingan Kelompok

Ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam layanan bimbingan kelompok, yaitu: 1) Teknik Umum

Dalam teknik ini, dilakukan pengembangan dinamika kelompok. Secara garis besar meliputi:

a. komunikasi multi arah secara efektif, dinamis dan terbuka.

b. Pemberian rangsangan untuk menimbukan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis dan pengembangan argumentasi

10 Prayitno, 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Cetakan Pertama. Jakarta : Ghalia

(7)

c. Dorongan minimal untuk memantapkan respons dan aktivitas anggota kelompok d. Penjelasan, pendalaman dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis,

argumentasi dan pembahasan

e. Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikendaki. 2) Permainan kelompok

Permainan dapat dijadikan sebagai salah satu tenik dalam layanan bimbingan kelompok baik sebagai selingan maupun sebagai wahana yang memuat materi pembinaan atau materi layanan tertentu. Permaianan kelompok yang efektif dan dapat dijadikan sebagai teknik dalam layanan bimbingan kelompok harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:

a. Sederhana b. Mengembirakan

c. Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan d. Meningkatan keakraban

e. Diikuti oleh semua anggota kelompok.11

G. Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok memerlukan kegiatan pendukung seperti aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.

1) Aplikasi Instrumentasi

Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembentukan kelompok, pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan, materi atau pokok bahasan dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. Selain itu, hasil ulangan atau ujian, hasil AUM, hasil tes, sosiometri dan lain sebagainya merupakan bahan yang sangat berguna dalam merencanakan dan mengisi kegiatan layanan bimbingan kelompok serta untuk tindak lanjut layanan.

2) Himpunan data

Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dihimpun dalam himpunan data. Kemudian data tersebut dapat digunakan dalam merencanakan dan mengisi kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan berlandaskan asas-asas tertentu yang relevan.

3) Konferensi Kasus

Konferensi kasus dapat dilakukan sebelum atau setelah layanan bimbingan kelompok dilakukan. Siswa yang masalahnya dikonferensikasuskan, dapat dilakukan tindak lanjut layanan dengan menempatkan siswa tersebut ke dalam kelompok bimbingan kelompok tertentu sesuai dengan masalahnya.

4) Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan penanganan lebih lanjut tentang masalah siswa yang dibahas atau dibicarakan dalam layanan. Untuk melakukan

(8)

kunjungan rumah, konselor harus melakukan persiapan yang matang dan mengikutsertakan anggota kelompok yang masalahnya dibahas.

5) Alih Tangan Kasus

Seperti pada layanan-layanan yang lain, masalah yang belum tuntas atau di luar kewenanangan konselor dalam layanan bimbingan kelompok juga harus di alih tangankan atau dilimpahkan kepada konselor atau petugas lain yang lebih mengetahui.12

H. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok menempuh tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: 1) Perencanaan, yang mencakup mengidentifikasi topik yang akan dibahas dalam

layanan bimbingan kelompok, membentuk kelompok, menyusun jadwal kegiatan, menetapkan prosedur layanan, menetapkan fasilitas layanan dan menyiapkan kelengkapan administrasi.

2) Pelaksanaan, yang mencakup kegiatan mengkomunikasikan rencana layanan bimbingan kelompok, mengorganisasikan kegiatan layanan bimbingan kelompok, menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok dengan melalui tahap pembentukan, peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran.

3) Evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur dan standar evaluasi, menyusun instrumen evaluasi, mengoptimalisasikan instrumen evaluasi dan mengolah hasil aplikasi instrumen.

4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan menetapkan norma atau standar analisis, melakukan analisis dan menafsirkan hasil analisis.

5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan menetapkan jenis dan arah tindak lanjut, mengomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak yang terkait dan melaksanakan tindak lanjut.

6) Laporan, yang meliputi menyusun laporan, menyampaikan laporan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang terkait dan mendokumentasikan laporan layanan.

I. Beberapa Catatan Penting yang Harus Diperhatikan

Pertama, layanan bimbingan kelompok bukan sekedar kegiatan kelompok. Kegiatan

bimbingan kelompok mengemban fungsi-fungsi konseling seperti pemahaman, pencegahan, pengentasan masalah, pengembangan, pemeliharaan dan fungsi advokasi serta menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas konseling.

(9)

Kedua, kegiatan bimbingan kelompok bukan berarti membimbing kelompok, melainkan suatu layanan terhadap sejumlah klien (siswa) sebagai anggota kelompok agar setiap klien (siswa) memperoleh manfaat tertentu.

Ketiga, kegiatan bimbingan kelompok tidak sama dengan diskusi biasa atau rapat. Sehingga, dalam bimbingan kelompok tidak diperlukan adanya laporan kelompok dengan notulennya.

Keempat, heterogenitas dalam kelompok. Dinamika kelompok yang kaya dan bersemangat memerlukan kondisi kelompok yang relatif heterogen sehingga terjadi proses saling merangsang dan merespon dengan materi yang bervariasi.

Kelima, layanan bimbingan kelompok tidak sekedar memberikan informasi kepada

anggota kelompok.13

(10)

LAYANAN KONSELING KELOMPOK

A. Pengertian Layanan Konseling Kelompok

Winkel menjelaskan konseling kelompok merupakan pelaksanaan proses konseling yang dilakukan antara seorang konselor profesional dan beberapa klien sekaligus dalam kelompok kecil. Latipun menambahkan bahwa konseling kelompok adalah bentuk konseling yang membantu beberapa klien normal yang diarahnya mencapai fungsi kesadaran secara efektif. Konseling kelompok biasanya dilakukan untuk jangka waktu pendek atau menengah.14

Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Jadi, layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Dengan perkataan lain, konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.15

Konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan, pribadi dan pemecahan masalah individu yang menjadi peserta kegiatan kelompok. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Konseling kelompok dapat diselenggarakan di mana saja, di dalam ruangan ataupun di luar ruangan, di sekolah atau di luar sekolah, di rumah salah seorang peserta atau di rumah konselor. Dimanapun layanan konseling kelompok itu dilaksanakan harus terjamin bahwa dinamika kelompok dapat berkembang dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan layanan.16

14Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik (Jakarta

: Kencana Prenada Media Group), hlm. 198

15Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada), hlm. 179

(11)

B. Tujuan Layanan Konseling Kelompok

Tujuan khusus Konseling Kelompok ialah Konseling Kelompok terfokus pada pembahasan masalah pribadi individu peserta kegiatan layanan. Melalui layanan kelompok yang intensif dalam upaya pemecahan masalah tersebut para peserta memperoleh dua tujuan sekaligus :

 Terkembangkannya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasi/komunikasi, dan

 Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan diperolehnya imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta layanan Konseling Kelompok.17

Secara umum tujuan layanan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya. Melalui layanan konseling kelompok, hal-hal dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi siswa diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang secara optimal. Melalui layanan Konseling kelompok juga dapat dientaskan masalah klien (siswa) dengan memanfaatkan dinamika kelompok.18

Adapun tujuan konseling kelompok menurut Barriyah adalah :

 Membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.

 Berperan mendorong munculnya motivasi kepada klien untuk merubah prilakunya dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.

 Klien dapat mengatasi masalahnya lebih cepat dan tidak menimbulkan gangguan emosi.

 Menciptakan dinamika sosial yang berkembang intensif.

 Mengembangkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial yang baik dan hebat. George dan Cristiani juga menjelaskan bahwa konseling kelompok dimanfaatkan sebagai proses belajar dan upaya membantu klien dalam pemecahan masalahnya.

Ada beberapa kelebihan atau keuntungan yang dapat diperoleh klien melalui konseling kelompok seperti yang dikemukakan Hough berikut ini :

 Konseling kelompok menerapkan pendekatan yang menjalin hubungan perasaan sebagai sebuah kelompok dalam masyarakat yang sudah saling terasing dan tidak memiliki aturan yang jelas.

 Kelompok juga saling memberikan dukungan dalam menghadapi masalah yang dihadapi setiap orang.

17 Ibid, hlm. 4

18 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo

(12)

 Kelompok dapat memberikan kesempatan untuk belajar antara satu sama lain.

 Kelompok dapat menjadi motivator bagi masing-masing klien.

 Kelompok dapat menjadi tempat yang baik untuk menguji dan mencoba prilaku yang baru.

 Kelompok menanamkan perasaan tentram kepada anggotanya.

Sedangkan kekurangan yang terdapat dalam konseling kelompok seperti yang ditulis oleh Latipun adalah :

 Klien perlu menjalani konseling individual terlebih dahulu sebelum mengikuti konseling kelompok.

 Konselor harus memberikan perhatian secara adil pada semua anggota kelompok. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.

 Kelompok dapat bubar seketika karena masalah dalam “proses kelompok”.

 Klien yang sulit mempercayai orang lain akan berpengaruh negatif pada situasi konseling secara keseluruhan.19

C. Isi Layanan Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok membahas masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Secara bergiliran anggota kelompok mengemukakan masalah pribadinya secara bebas, selanjutnya dipilih mana yang akan dibahas dan dientaskan terlebih dahulu dan seterusnya.20

D. Teknik Layanan Konseling Kelompok

1. Teknik Umum : Pengembangan Dinamika Kelompok

Secara umum, teknik-teknik yang digunakan oleh pemimpin kelompok dalam menyelenggarakan layanan konseling kelompok mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok, dalam rangka mencapai tujuan layanan. Teknik-teknik ini secara garis besar meliputi :

 Komunikasi multiarah secara efektif dinamis dan terbuka.

 Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, pengembangan argumentasi.

 Dorongan minimal untuk memantapkan respon dan aktivitas anggota kelompok.

 Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi dan pembahasan.

19 Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik

(Jakarta : Kencana Prenada Media Group), hlm. 205-206

20 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo

(13)

 Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku (baru) yang dikehendaki. 2. Permainan Kelompok

Permainan kelompok yang efektif bercirikan : (1) sederhana, (2) menggembirakan, (3) menimbulkan suasana relaks dan tidak melelahkan, (4) meningkatkan keakraban, dan (5) diikuti oleh semua anggota kelompok.21

E. Tahapan Konseling Kelompok 1. Prakonseling

Tahap prakonseling dianggap sebagai tahap persiapan pembentukan kelompok. Adapun hal-hal mendasar yang dibahas pada tahap ini adalah para klien yang telah diseleksi akan dimasukkan dalam keanggotaan yang sama menurut pertimbangan homogenitas. Penting sekali pada tahapan ini konselor menanamkan harapan pada anggota kelompok agar bahu membahu mewujudkan tujuan bersama sehingga proses konseling akan berjalan efektif.

2. Tahap Permulaan

Tahap ini ditandai dengan dibentuknya struktur kelompok. Black menguraikan secara sistematis langkah yang dijalani pada tahap permulaan adalah perkenalan, pengungkapan tujuan yang ingin dicapai, penjelasan aturan dan penggalian ide dan perasaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah anggota kelompok dapat saling percaya satu sama lain serta menjaga hubungan yang berpusat pada kelompok melalui saling memberi umpan balik, memberi dukungan, saling toleransi terhadap perbedaan dan saling memberi penguatan positif.

3. Tahap Transisi

Tahap ini disebut Prayitno sebagai tahap peralihan. Hal umum yang sering terjadi pada tahap ini adalah terjadinya suasana ketidakseimbangan dalam diri masing-masing anggota kelompok. Konselor diharapkan dapat membuka permasalahan masing-masing anggota sehingga masalah tersebut dapat bersama-sama dirumuskan dan diketahui penyebabnya. Dan konselor sebagai pemimpin kelompok harus dapat mengontrol dan mengarahkan anggotanya untuk merasa nyaman dan menjadikan anggota kelompok sebagai keluarganya sendiri.

4. Tahap Kerja

Prayitno menyebut tahap ini sebagai tahap kegiatan. Tahap ini dilakukan setelah permasalahan anggota kelompok diketahui penyebabnya sehingga konselor dapat melakukan

21 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo

(14)

langkah selanjutnya yaitu menyusun rencana tindakan. Kegiatan kelompok pada tahap ini dipengaruhi pada tahapan sebelumnya. Jadi apabila pada tahap sebelumnya berlangsung dengan efektif maka tahap ini juga dapat dilalui dengan baik, begitupun sebaliknya. Apabila tahap ini berjalan dengan baik, biasanya anggota kelompok dapat melakukan kegiatan tanpa mengharapkan campur tangan pemimpin kelompok lebih jauh.

5. Tahap Akhir

Tahap ini adalah tahapan dimana anggota kelompok mulai mencoba prilaku baru yang telah mereka pelajari dan dapatkan dari kelompok. Umpan balik adalah hal penting yang sebaiknya dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok. Hal ini dilakukan untuk menilai dan memperbaiki prilaku kelompok apabila belum sesuai.

Sehubungan dengan pengakhiran kegiatan, Prayitno mengatakan bahwa kegiatan kelompok harus ditujukan pada pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam kelompok. Apabila pada tahap ini terdapat anggota yang memiliki masalah belum dapat terselesaikan pada tahap sebelumnya, maka pada tahap ini masalah tersebut harus diselesaikan.

Konselor dapat memastikan waktu yang tepat untuk mengakhiri proses konseling. Apabila anggota kelompok merasakan bahwa tujuan telah tercapai dan telah terjadi perubahan prilaku maka proses konseling dapat segera diakhiri.

6. Pascakonseling

Jika proses konseling telah berakhir, sebaiknya konselor menetapkan adanya evaluasi sebagai bentuk tindak lanjut dari konseling kelompok. Evaluasi bahkan sangat diperlukan apabila terdapat hambatan dan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan dan perubahan prilaku anggota kelompok setelah proses konseling berakhir.

Konselor dapat menyusun rencana baru atau melakukan perbaikan pada rencana yang telah dibuat sebelumnya. Apapun hasil dari proses konseling kelompok yang telah dilakukan seyogyanya dapat memberikan peningkatan pada seluruh anggota kelompok. Karena inilah inti dari konseling kelompok yaitu untuk mencapai tujuan bersama.22

F. Kegiatan Pendukung Konseling Kelompok

Pertama, aplikasi instrumental. Data yang dihimpun atau diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dapat digunakan sebagai :

 Pertimbangan dalam pembentukan kelompok konseling kelompok.

22 Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik

(15)

 Pertimbangan dalam menetapkan seseorang atau lebih dalam kelompok layanan konseling kelompok.

 Materi atau pokok bahasan kegiatan layanan konseling kelompok.

Kedua, himpunan data. Data dalam himpunan data yang dihasilkan melalui aplikasi instrumentasi, dapat digunakan untuk merencanakan dan mengisi kegiatan layanan konseling kelompok.

Ketiga, konferensi kasus.konferensi kasus dapat dilakukan sebelum kegiatan layanan konseling kelompok dimulai dan dapat juga sebagai tindak lanjut dari kegiatan layanan konseling kelompok untuk peserta tertentu.

Keempat, kunjungan rumah. Untuk melakukan kunjungan rumah, perlu dilakukan persiapan secara baik dengan melibatkan anggota kelompok yang masalahnya dibahas dalam konseling kelompok.

Kelima, alih tangan kasus.23

G. Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok 1) Perencanaan yang mencakup kegiatan :

 Membentuk kelompok

 Mengidentifikasi dan meyakinkan klien (siswa) tentang perlunya masalah dibawa ke dalam layanan konseling kelompok.

 Menempatkan klien dalam kelompok.

 Menyusun jadwal kegiatan.

 Menetapkan prosedur layanan.

 Menyiapkan kelengkapan administrasi. 2) Pelaksanaan yang mencakup kegiatan :

 Mengkomunikasikan rencana layanan konseling kelompok.

 Mengorganisasikan kegiatan layanan konseling kelompok.

 Menyelenggarakan layanan konseling kelompok melalui tahap-tahap : a. Pembentukan.

b. Peralihan. c. Kegiatan, dan d. Pengakhiran.

3) Evaluasi yang mencakup kegiatan :

 Menetapkan materi evaluasi.

 Menetapkan prosedur evaluasi.

 Menyusun instrumen evaluasi.

 Mengoptimalisasikan instrumen evaluasi.

 Mengolah hasil aplikasi instrumen.

4) Analisis hasil evaluasi yang mencakup kegiatan :

 Menetapkan norma atau standar analisis.

23 Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (Jakarta : PT RajaGrafindo

(16)

 Melakukan analisis, dan

 Menafsirkan hasil analisis.

5) Tindak lanjut yang mencakup kegiatan :

 Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.

 Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak-pihak terkait

 Melaksanakan rencana tindak lanjut. 6) Laporan yang mencakup kegiatan :

 Menyusun laporan layanan konseling kelompok.

 Menyampaikan laporan kepada kepala sekolah atau madrasah dan kepada pihak-pihak lain yang terkait.

 Mengkomunikasikan laporan layanan.24

H. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok 1. Pemimpin Kelompok

Pemimpin kelompok adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional.

a. Karakteristik Pemimpin Kelompok

 Mampu membentuk kelompok dan mengarahkannya sehingga terjadi dinamika kelompok dalam suasana interaksi antara anggota kelompok yang bebas, terbuka dan demokratik, saling mendukung dan meringankan beban.

 Berwawasan luas dan tajam sehingga mampu mengisi, menjembatani, meningkatkan, memperluas.

 Memiliki kemampuan hubungan antar-personal yang hangat dan nyaman, sabar dan memberi kesempatan, jujur, disiplin dan kerja keras.

b. Peran Pemimpin Kelompok

1. Pembentukan kelompok dari sekumpulan (calon) peserta (terdiri atas 8-10 orang), sehingga terpenuhi syarat-syarat kelompok yang mampu secara aktif mengembangkan dinamika kelompok, yaitu :

 Terjadinya hubungan antara anggota kelompok, menuju keakraban diantara mereka.

 Tumbuhnya tujuan bersama diantara anggota kelompok, dalam suasana kebersamaan.

 Berkembangnya itikad dan tujuan bersama untuk mencapai tujuan kelompok.

(17)

 Terbinanya kemandirian kelompok.

2. Penstrukturan yaitu membahas bersama anggota kelompok apa, mengapa dan bagaimana layanan Konseling Kelompok dilaksanakan.

3. Pentahapan kegiatan konseling kelompok.

4. Penilaian segera hasil layanan konseling kelompok. 5. Tindak lanjut layanan.

2. Anggota Kelompok a. Besarnya Kelompok

Kelompok yang terlalu kecil, misalnya 2-3 orang akan mengurangi efektifitas Konseling Kelompok. Sebaliknya kelompok yang terlalu besar juga kurang efektif, karena jumlah peserta yang terlalu banyak, maka partisipasi aktif individual dalam dinamika kelompok menjadi kurang intensif, kesempitan berbicara.

b. Homogenitas/Heterogenitas Kelompok

Layanan konseling kelompok memerlukan anggota kelompok yang dapat menjadi sumber-sumber bervariasi untuk membahas suatu topik atau memecahkan masalah tertentu. Dalam hal ini anggota kelompok yang homogen kurang efektif dalam konseling kelompok. Sebaliknya, anggota kelompok yang heterogen akan menjadi sumber yang lebih kaya untuk pencapaian tujuan layanan.

c. Peranan Anggota Kelompok 1. Aktifitas Mandiri

Masing-masing anggota kelompok beraktifitas langsung dan mandiri dalam bentuk:

 Mendengar, memahami dan merespon dengan tepat dan positif.

 Berpikir dan berpendapat.

 Menganalisis, mengkritisi dan beragumentasi.

 Merasa, berempati dan bersikap.

 Berpartisipasi dalam kegiatan bersama.

2. Aktifitas mandiri masing-masing anggota kelompok itu diorientasikan pada kehidupan bersama dalam kelompok. Kebersamaan ini diwujudkan melalui :

 Pembinaan keakraban dan keterlibatan secara emosional antar anggota kelompok.

 Kepatuhan terhadap aturan kegiatan dalam kelompok.

 Komunikasi jelas dan lugas dengan lembut dan bertata krama.

 Saling memahami, memberi kesempatan dan membantu.

 Kesadaran bersama untuk menyukseskan kegiatan kelompok.25 d. Sifat Kelompok

Ada dua macam sifat kelompok yang terdapat dalam konseling kelompok, yaitu : 1. Sifat Terbuka

(18)

Dikatakan sebagai sifat terbuka karena pada kelompok ini dapat menerima kehadiran anggota baru setiap saat sampai batas yang telah ditetapkan.

2. Sifat Tertutup

Sifat tertutup maksudnya adalah konselor tidak memungkinkan masuknya klien baru untuk tergabung dalam kelompok yang telah terbentuk.

e. Waktu Pelaksanaan

Batas akhir pelaksanaan konseling kelompok sangat ditentukan seberapa besar permasalahan yang dihadapi kelompok. Latipun menambahkan penjelasannya dengan mengatakan bahwa batasan waktu yang biasanya ditetapkan pada konseling kelompok pada umumnya dilakukan satu hingga dua kali dalam seminggu. Hal ini dikarenakan apabila terlalu jarang (misalnya, satu kali dalam dua minggu) akan menyebabkan banyaknya informasi dan umpan balik yang terlupakan.26

26 Namora Lumongga Lubis, 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik

(19)

KESIMPULAN

Layanan bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi, proses dan kegiatan kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu dalam kelompok agar individu-individu yang diberikan bimbingan mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam menuju perkembangan optimal.

Layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Dengan perkataan lain, konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mengalami masalah-masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.

Adapun tahapan dalam layanan bimbingan kelompok terdiri dari tahap pembentukan, tahap peralihan, kegiatan dan tahap pengakhiran. Kemudian, dalam layanan konseling kelompok terdiri dari enam tahapan yakni, tahap prakonseling, tahap permulaan, tahap transisi, tahap kerja, tahap akhir dan pascakonseling.

(20)

LAPORAN HASIL OBSERVASI

Kami melakukan observasi mengenai Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok pada hari Sabtu, 29 Maret 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan.

1. Nama sekolah : Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan (MAN 1 Medan). 2. Nama guru BK : Asrul Yafizham M.Pd. Kons.

Fasilitas Layanan Bimbingan Konseling :

Adanya ruang BK yang cukup memadai dan bagus. Hasil wawancara dengan guru BK :

1. Menurut Bapak apa itu Layanan Bimbingan kelompok dan Konseling Kelompok ?

Layanan bimbingan kelompok itu adalah suatu pemberian informasi kepada peserta

didik dalam pengembangan potensi yang dimilikinya melalui kegiatan kelompok guna dalam rangka mengembangkan pola pikir, perasaan atau tindakan atas suatu topic yang dibincangkan bersama–sama.

Layanan konseling kelompok adalah yang membahas tentang masalah yang sama

yang dialami/dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dibentuk menjadi sebuah kelompok. Layanan konseling kelompok ini lebih dipicu oleh kasus/permasalahan. Contohnya : ada 6 orangg yang mempunyai permasalahan yang sama yaitu seringnya datang terlambat ke sekolah, mereka dikumpulkan dan dijadikan sebuah kelompok dan dilakukanlah proses layanan konseling.

2. Apakah Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok sudah diterapkan di madrasah ini Pak ?

Alhamdulilllaah, layanan tersebut sudah diterapkan.

3. Selama melakukan Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling kelompok, apa kendalanya Pak ?

(21)

4. Menurut Bapak, apa manfaat dari Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok ?

Manfaatnya itu positif, tapi semua itu tergantung kepada individu.

5. Apa tujuan dari Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok Pak ?

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Lumongga Lubis, Namora. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Prayitno. 2004. Layanan L.1-L.9. Padang : Universitas Negeri Padang.

Sedanayasa, Gede dkk. 2010. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Singaraja:Jurusan Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha

M.Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan&Konseling Kelompok Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia

http://warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-tujuan-bimbingan.html

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai akhir dari pembahasan secara menyeluruh dari uraian terhadap permasalahan yang telah dikemukakan dalam skripsi ini tentang Pengangkatan Anak Warga Negara Indonesia

Rute pemberian obat terbanyak di unit perawatan intensif adalah rute intravena karena penderita unit perawatan intensif berada dalam kondisi kritis yang mengancam

Dalam pembuatan website ini menggunakan aplikasi Dreamweaver 8 sebagai web editor yang berguna untuk mendesain dan mengelola halaman web dan PhpTriad sebagai paket terpadu

Metode yang digunakan oleh orang tua dalam memberikan pendidikan seksualitas sangat bervariasi tergantung pada gangguan yang dialami anak, perkembangan mereka dan perilaku

Hong Kong, dengan nama resmi Hong Kong Special Administrative Region (Hong Kong SAR) Republik Rakyat China , memiliki ekonomi pasar bebas, dan sangat tergantung pada

Usaha dan upaya untuk senantiasa melakukan yang terbaik atas setiap kerja menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian yang terwujud dalam bentuk penulisan skripsi

Penggunaan faktor produksi pada usahatani cabai merah masih didasarkan pada minat dan pengalaman para petani cabai merah, penggunaan bibit, pupuk organic dan anorganik,

In this study, the detection of changes in river outlet, river bank and coastlines of rivers of Bucao and Santo Tomas rivers in Zambales through image analysis using