• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Kelompok dan Dinamika Kelompok dalam Bimbingan Konseling

N/A
N/A
MUHAMMAD FAIZ FADILLAH

Academic year: 2025

Membagikan "Hakikat Kelompok dan Dinamika Kelompok dalam Bimbingan Konseling"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

HAKEKAT KELOMPOK DAN DINAMIKA KELOMPOK

Dosen Pengampu: Ariandi Nugraha, S.pd., M.pd.

Disusun Oleh : KELOMPOK 1

CLARA PUSPITA 2400001006

SELLIVIKA MELIANA 2400001007

MUHAMMAD FAIZ FADILLAH 2400001025

LEANCY AKSA ANDIKO 2400001030

ODITIA DELFENI 2400001047

VIONA DWI AUDYLIA 2400001049

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA 2025

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul

“Hakikat Kelompok dan Dinamika Kelompok” ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Bimbingan dan Konseling di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, Ariandi Nugraha, S.Pd., M.Pd., yang telah memberikan arahan dan bimbingan, serta kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dalam memahami pentingnya keberadaan kelompok serta dinamika yang terjadi di dalamnya, terutama dalam konteks pendidikan dan bimbingan konseling. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan karya tulis di masa yang akan datang.

Yogyakarta, 22 April 2025

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

COVER...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. RUMUSAN MASALAH...1

C. TUJUAN PENULISAN...1

BAB II PEMBAHASAN...3

A. PENGERTIAN KELOMPOK...3

B. JENIS – JENIS KELOMPOK...3

C. PERBEDAAN KELOMPOK EFEKTIF DAN KELOMPOK TIDAK EFEKTIF... 6

D. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK...8

E. STRUKTUR DAN HAKEKAT KELOMPOK...12

F. HAKIKAT DINAMIKA KELOMPOK...15

G. PERBEDAAN KELOMPOK DENGAN DINAMIKA KELOMPOK...19

BAB III KESIMPULAN...20

DAFTAR PUSTAKA... iv

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk sosial yang secara alamiah hidup dalam kelompok.

Keberadaan kelompok tidak hanya penting dalam kehidupan sosial, tetapi juga dalam dunia pendidikan, pekerjaan, dan organisasi. Dalam kelompok, individu berinteraksi, berkomunikasi, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Namun, keberhasilan kelompok tidak hanya ditentukan oleh keberadaan anggotanya saja, melainkan juga oleh dinamika yang terjadi di dalamnya. Dinamika kelompok menjadi elemen penting yang memengaruhi efektivitas kerja sama dan perkembangan kelompok secara keseluruhan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu kelompok, bagaimana struktur dan hakikatnya, serta proses dinamika yang terjadi di dalam kelompok.

Pengetahuan ini sangat relevan bagi mahasiswa, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling, untuk dapat menerapkan konsep-konsep tersebut dalam membantu individu maupun kelompok dalam proses pengembangan diri dan sosialnya.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian kelompok dan macam-macamnya?

b. Bagaimana struktur dan hakikat dari kelompok?

c. Apa yang dimaksud dengan dinamika kelompok?

d. Apa perbedaan antara kelompok yang efektif dan tidak efektif?

e. Apa perbedaan antara konsep kelompok dan dinamika kelompok?

C. TUJUAN PENULISAN

a. Untuk memahami pengertian dan jenis-jenis kelompok dalam kehidupan sosial.

b. Untuk menjelaskan struktur dan hakikat dari sebuah kelompok.

(5)

c. Untuk mengetahui konsep dasar dinamika kelompok dan elemen- elemennya.

d. Untuk mengidentifikasi perbedaan antara kelompok yang efektif dan tidak efektif.

e. Untuk membedakan konsep kelompok dengan dinamika kelompok secara jelas.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KELOMPOK

Kelompok merupakan suatu gambaran umum tentang orang-orang dalam satu kesatuan sosial yang didalamnya terdapat interaksi yang intensif dan memiliki tujuan bersama.

Terbentuknya kelompok adalah ketika terdapat dua orang atau lebih yang berkumpul. George Homans pada tahun (1950) mengemukakan bahwa kelompok adalah beberapa individu yang tidak terlalu banyak yangberkomunikasi satu dengan lain dalam jangka waktu tertentu, dan komunikasi yang terjadi dilakukan antarsemua anggota secara langsung.Menurut Mills (1967), kelompok adalah dua orang atau lebih yang melakukan kontak dan kerjasama untuk mencapai tujuan dengan menganggap kerjasama tersebut sebagai sesuatu yang berarti.Pada tahun 1979, Baron dan Byrne menyumbang definisi kelompok yaitu memiliki dua tanda psikologis, yang pertama adanya sense of belonging, dan yang kedua nasib anggota kelompok yang tergantung satu sama lain sehingga hasil setiap anggota akan berkaitan dengan anggota yang lain.

B. Ciri ciri kelompok

Ciri ciri kelompok dikutip dari buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2022) oleh Andi Hasnah, berikut ada 4 karakteristik kelompok sosial:

 Merupakan suatu kesatuan yang nyata

 Memiliki struktur sosial

 Memiliki norma

 Terdapat interaksi dan komunikasi di antara anggotanya

C. JENIS – JENIS KELOMPOK a. Kelompok Sosial Teratur

(7)

1. In-group dan Out-groupIn-group adalah kelompok sosial di mana individu mengidentifikasikan dirinya dalam kelompok tersebut, sedangkan out- group adalah kelompok sosial yang diartikan individu sebagai lawan dari in-group dan biasanya ditandai dengan antipati terhadap kelompok lawan 2. Primary group dan Sekundary groupPrimary group merupakan kelompok yang ditandai dengan adanya saling mengenal antara anggota-anggotanya, jumlah anggota sedikit dan berdekatan secara fisik, sedangkan sekundary 3. group merupakan kelompok yang lebih besar, bersifat sementara untuk

tujuan tertentu dan bersifat impersonal.

b. Gemeinschaft dan Gesselschaft

1. Gemeinschaft (paguyuban) adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya terikat hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal.

2. Gesselschaft (patembayan) diartikan sebagai suatu kelompok yang hubungan antaranggotanya bersifat longgar dan impersonal.

c. Kelompok Sosial Tidak Teratur

1. Kerumunan (crowd) yaitu individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan pada waktu yangbersamaan.

2. Publik yaitu orang-orangyang berkumpul yang mempunyai kesamaan dalam kepentingan.

3. Massa yaitu sekumpulan individu yang tercipta bisa setiap saat karena kesamaan tujuan.

D. Teori Pembentukan kelompok

 Teori Kedekatan

Teori kedekatan menjelaskan bahwa terbentuknya kelompok terjadi karena adanya hubungan antar individu tertentu. Selain itu, interaksi antar orang sering kali dipengaruhi oleh kedekatan fisik dan geografis mereka

 Teori Keseimbangan

Teori keseimbangan menjelaskan bahwa seseorang cenderung tertarik kepada orang lain karena adanya kesamaan dalam sikap terhadap tujuan yang saling berkaitan

(8)

 Teori motivasi praktis

berpendapat bahwa orang bergabung dalam kelompok untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang bersifat praktis. Kebutuhan praktis ini dapat dibagi menjadi kategori berikut: Kebutuhan biologis (seperti makanan, air, pakaian, dan oksigen) Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai Kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan diri Kebutuhan untuk mencapai potensi diri

 Teori aktivitas-interaksi-sentimen

Teori ini berfokus pada hubungan antara aktivitas, interaksi, dan sentimen (perasaan atau emosi). Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga aspek tersebut: Semakin banyak aktivitas yang dilakukan bersama orang lain, semakin beragam interaksi yang terjadi, dan semakin kuat sentimen yang berkembang antara mereka. Semakin sering interaksi terjadi di antara individu, semakin besar kemungkinan adanya aktivitas dan sentimen yang akan berpindah kepada orang lain. Teori ini menjelaskan bahwa kelompok terbentuk ketika individu berinteraksi secara intensif dalam kegiatan bersama, yang kemudian meningkatkan ruang lingkup dan bentuk interaksi antar mereka. Akhirnya, perasaan saling terikat akan muncul sebagai elemen yang membentuk kelompok sosial

 Teori mengenai hubungan antarpribadi dikenal juga sebagai FIRO-B (Fundamental Interpersonal Relation Orientation Behavior). Teori ini menjelaskan bahwa individu berkumpul untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam interaksi sosial, yang meliputi: Kebutuhan inklusi, yang berarti keinginan untuk terlibat dan menjadi bagian dari suatu kelompok. Kebutuhan kontrol, yang merupakan keinginan untuk

mendapatkan arahan dan pedoman perilaku dalam kelompok. Kebutuhan afeksi, yang mencakup kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian dalam kelompok. Selain itu, individu dalam kelompok dapat dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu:

1.Tipe yang membutuhkan (wanted),

o menginginkan inklusi (ingin berpartisipasi), o kontrol (berharap mendapatkan bimbingan), o afeksi (merasakan perhatian dan kasih sayang).

2.Tipe yang memberi (expressed),

o yang menawarkan inklusi (mengajak orang lain untuk berpartisipasi), o kontrol (memberikan arahan, bimbingan, dan kepemimpinan), o serta afeksi (menunjukkan perhatian dan kasih sayang).

(9)

 Teori identitas sosial

Orang-orang dapat membentuk kelompok karena memiliki kesamaan dalam identitas etnis atau ras. Identitas etnis ini bisa tercermin dalam ciri fisik, kebiasaan sehari-hari, ekspresi budaya, atau bahasa yang digunakan

 Teori keinginan sosial

menyatakan bahwa manusia yang sebelumnya hidup terpisah akhirnya

berinteraksi satu sama lain karena di dalam diri setiap individu terdapat keinginan sosial yang terus mendorong untuk bersosialisasi dengan orang lain.

 Teori pembentukan beralasan memberikan tekanan pada sejumlah alasan pembentuk kelompok yaitu:

o Deliberate formation Kelompok dibentuk berdasarkan

pertimbangan tertentu, seperti mendukung tercapainya tujuan.

o Spontaneous formation Kelompok dibentuk secara spontan, tanpa direncanakan.

o External designation Pembentukan kelompok didasarkan pada hal- hal tertentu yang dapat dijadikan sebagai patokan.

E. PERBEDAAN KELOMPOK EFEKTIF DAN KELOMPOK TIDAK EFEKTIF

a. kelompok yang efektif mempunyai 3 aktivitas pokok (Sahertian.1987), yakni bekerja untuk mencapai tujuan ,serta berkembang dan berubah dalam cara mencapai tujuan . Sedangkan untuk menjadi efektif ,suatu kelompok harus menacapai tujuannya, harus bisa mempertahankan hubungan kerja yang baik antar anggotanya,dan harus bisa beradaptasi terhadap situasi yang berubah ubah dengan lingkungan sekitarnya.

b. Jhonson (2012) memberikan pedoman untuk menciptakan kelompok yang efektif yaitu:

1. Tujuan kelompok harus jelas, dapat dijalankan, dan berhubungan sehingga menciptakan saling ketergantungan dengan yang positif dan menimbulkan tingkat komitmen yang tinggi dari setiap anggota.

(10)

2. Komunikasi dua arah yang efektif tercipta dengan baik, sehingga anggota dapat menyampaikan ide dan perasaan mereka dengan tepat dan jelas.

3. Kepemimpinan dan keikutsertaan mereka antar anggota kelompok 4. Penggunaan kekuasaan dibagi antar anggota dan pola pengaruh

bermacam-macam berdasarkan kebutuhan kelompok karena setiap anggota berusaha untuk mencapai tujuan mereka yang menguntungkan.

5. Cara paling efektif pengambilan keputusan biasanya dengan suara terbanyak. Metode pengambilan keputusan sesuai dengan:

 waktu dan sumber daya yang tersedia,

 ukuran dan pentingnya keputusan yang diambil, dan

 jumlah anggota ahli yang diperlukan dalam mengambil keputusan.

6. Mendorong perdebatan yang timbul ketika anggota kelompok menyampaikan pandangan mereka, kelompok yang efektif mendorong anggota menyampaikan alasan untuk membuat keputusan yang berbeda dan kreatif.

7. Anggota menghadapi konflik dengan menggunakan negosiasi dan jalan tengah untuk memecahkan konflik tersebut secara membangun.

c. Kelompok tidak efektif

1. Kelompok tinggal menerima tujuan kadang di paksakan 2. Komunikasi satu arah

3. Kepemimpinan otoriter

4. Pemimpin memutuskan segalanya 5. Tingkat pemecahan masalah rendah

KELOMPOK YANG EFEKTIF KELOMPOK YANG TIDAK

EFEKTIF Tujuan jelas, bersifat kooperatif, untuk

kepentingan anggota, terdapat musyawarah

Anggota tinggal menerima tujuan, kadang dipaksakan, kompetisi, saling

bersaing Komunikasi dua arah Komunikasi satu arah Partisipasi dan kepemimpinan Kepemimpinan otoriter

(11)

didistribusikan kepada semua anggota.

Memperhatikan pendapat, minat, kebutuhan, dan perasaan anggota

Pemimpin menentukan segalanya

Prosedur pengambilan keputusan disesuaikan dengan situasi. Metode pengambilan keputusan adalah secara

musyawarah bersama

Keputusan diambil pemimpin atau orang yang berkuasa. Partisipasi

anggota sangat kecil

Konflik atau ketidaksepakatan pendapat diselesaikan dengan

perundingan bersama

Tidak ada musyawarah untuk menghindari adanya konflik

(Sumber : Zulkarnain, W. Dinamika kelompok : Latihan kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Pustaka setia)

F. PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika kelompok merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusiadalam kelompok atau ilmu yang mempelajari tenaga-tenaga yang bekerja dalam kelompok, mencari penyebabnya, dan apa akibatnya terhadap individu maupun kelompok. Sebelum perang dunia ke II para ahli masih memusatkan perhatiannya pada individu, seperti Kurt Lewin, sebagai pencetus gagasan dinamika kelompok berhasil menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri. Berdasarkan hasil penemuan timbul suatu upaya bagaimana mendidik manusia untuk mencapai pertumbuhan kepribadian sendiri serta kelompok yang memanfaatkan tenaga yang mempengaruhi tersebut.

G. Sejarah Dinamika Kelompok

1. Zaman yunani

Pada era ini, ajaran Plato berkembang, yang menyatakan bahwa kekuatan yang ada pada individu tercermin dalam struktur masyarakat dengan karakteristik yang saling berbeda Plato menyatakan bahwa "Kemampuan

(12)

berpikir individu tercermin dalam segmen pemerintahan, kemampuan berkehendak tercermin dalam segmen militer, dan kemampuan berperasaan tercermin dalam segmen perdagangan.”

 Setiap struktur masyarakat tersebut merupakan kelompok yang terpisah dan masing-masing memiliki norma-norma yang berfungsi sebagai pengikat dan panduan dalam interaksi sosial di antara anggotanya.

Persatuan dan interaksi sosial yang ada begitu kuat sehingga setiap kelompok dapat menjaga kesatuannya dan terhindar dari pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil.

2. Zaman Liberalisme

Pengaruh pemikiran bebas saat itu membuat setiap individu dapat menentukan segala hal untuk dirinya sendiri, dan tidak ada individu lain yang bisa mengatur kehidupannya. Pesatnya kebebasan ini, pada gilirannya, berujung pada kesulitan bagi individu, karena mereka merasa tidak memiliki panduan dalam hidup sehingga merasakan ketidakpastian. Kondisi ini menciptakan bayang-bayang ketakutan dalam diri individu yang mendorong mereka untuk mencari berbagai cara untuk mengatasi rasa takut dan sekaligus menemukan pedoman dalam menjalani kehidupa. Oleh karena itu, muncul gagasan untuk menandatangani perjanjian sosial antar sesama individu yang digambarkan dalam Leviathan atau Negara, dengan harapan dapat

memberikan jaminan bagi kehidupan mereka.

Secara esensial, Leviathan atau Negara adalah sebuah bentuk pengelompokan dengan norma, struktur, dan kepemimpinan yang belum tentu ditemukan dalam suatu kelompok.

3. Zaman ilmu jiwa jiwa bangsa

Pada era ini, Moritz Lazarus dan Stanley Hall menjadi pelopor dalam melakukan penelitian terhadap masyarakat primitif yang memiliki ciri khas dalam kehidupan mereka. Keduanya menganalisis adat dan bahasa masyarakat dalam konteks perilaku komunitas primitif.

(13)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh adat dan bahasa telah menciptakan homogenitas dalam masyarakat, sehingga sikap dan perilaku anggotanya hampir tidak berbeda satu sama lain.

Hal ini terjadi karena adat dan bahasa menciptakan kesamaan psikologis, yang tercermin dalam sikap dan perilaku mereka.

Teori ini kemudian berkembang menjadi wawasan bahwa setiap masyarakat dengan kesamaan psikologis menjadi satu suku bangsa tertentu, masing-masing dengan kepribadiannya.   Inilah yang dikenal sebagai teori sosial. Keunikan setiap suku bangsa mengingatkan kita pada bentuk kelompok, di mana setiap kelompok pasti berbeda satu sama lain. Misalnya, kelompok olahraga berbeda dengan kumpulan seni.

4. Zaman gerakan massa

Bentuk pemerintahan otokrasi dan segala bentuk penekanan yang menyertainya mendorong masyarakat untuk merasakan dorongan untuk membebaskan diri dan merancang pemerintahan yang sesuai keinginan mereka.Gerakan masyarakat, yang akrab disebut sebagai gerakan massa, mendorong Gustave Le Bon untuk mengkaji gejala-gejala psikologi yang muncul dalam gerakan massa melalui penelitian yang mendalam dan menyeluruh.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gustave le Bon dijelaskan dalam bukunya yang berjudul The Crowd, yang menunjukkan bahwa dalam situasi kerumunan, setiap individu cenderung kehilangan kendali atas diri mereka sendiri. Jika kita perhatikan, kerumunan yang bergerak dengan intensitas tinggi pasti terdiri dari anggota, norma, pemimpin, dan tujuan, yang serupa dengan karakteristik suatu kelompok.

5. Zaman psikologi sosial

Studi tentang kerumunan telah menginspirasi para ilmuwan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam meskipun mengadapi sejumlah resiko, meskipun pada awal abad ke-20, para peneliti mulai

(14)

mengalihkan fokus mereka untuk mengeksplorasi fenomena psikologis yang muncul dalam situasi tertentu yang diyakini dapat memberikan hasil yang lebih efektif Dalam hal ini, Edward A. Ross melakukan penelitian tentang interaksi psikologis antara individu dan lingkungan mereka yang kemudian dituangkan dalam bukunya yang berujudul buku social psylocgy.

Buku tersebut memberikan motivasi bagi para ahli lainnya untuk dengan lebih jelas mendefinisikan objek penelitian psikologi sosial, yang berfokus pada analisis perilaku individu dalam konteks sosial Ketika melihat situasi sosial, hal ini merujuk pada keadaan yang mengumpulkan sejumlah individu pada suatu waktu tertentu. Pengertian ini sejalan dengan pandangan bahwa situasi sosial

juga menciptakan kehadiran kelompok

6.Zaman dinamika kelompok

Erich Fromm memulai penelitian yang diuraikan dalam bukunya Escape From Freedom untuk menunjukkan pentingnya kerjasama antar individu untuk menciptakan solidaritas dalam kehidupan mereka.

Hal ini disebabkan oleh dorongan individu untuk mencari kepastian dalam hidup, yang hanya dapat dicapai melalui rasa solidaritas di antara mereka.

Moreno berpendapat bahwa kelompok kecil seperti keluarga, komunitas, tim kerja, dan kelompok belajar sangat penting, terutama ketika ada suasana saling mendukung yang memperkuat kohesi dan

meningkatkan moral kelompok tersebut.

Dalam hal ini, Moreno berhasil menggambarkan kelompok-kelompok yang lebih spesifik dibandingkan dengan para ahli psikologi sosial lainnya dan menunjukkan dampak kelompok tersebut terhadap

kehidupan individu di dalamnya.

Kurt Lewin menyimpulkan bahwa perilaku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok yang mereka ikuti. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa

(15)

kelompok memiliki pengaruh signifikan terhadap kehidupan masing- masing individu.

H. STRUKTUR DAN HAKEKAT KELOMPOK a. Struktur kelompok

Struktur kelompok merupakan hubungan dan cara orang berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Kelompok formal dan informal berbeda dalam struktur mereka. Sulit untuk mengubah struktur kelompok yang memiliki kekuatan rata-rata. Menurut Cartwright dan Zander, faktor-faktor penentu struktur dalam suatu kelompok dapat digolongkan ke dalam tiga kategori, antara lain:

 Kebutuhan dalam efisiensi kegiatan luar

 Keahlian serta dorongan dalam anggotakelompok

 Kondisi sosisal serta fisik dalam suatu kelompok

Menurut Dr. H. Bambang Samsul Arifin, M.Si, struktur kelompok terdiri dari hubungan antara setiap anggota kelompok sesuai dengan posisi, status, dan peran masing-masing. Ia juga mengemukakan ada empat aspek yang berkaitan dengan struktur kelompok, yaitu sebagai berikut:

1. Struktur komunikasi. Sistem komunikasi kelompok harus memungkinkan semua anggota menerima informasi dengan lancar sehingga tidak ada anggota yang tidak puas, yang akhirnya menyebabkan kelompok tidak kompak.

2. Struktur tugas ataupun pengambilan keputusan. Pembagian ini harus sama dan imbang dengan memperhatikan kemampuan, peranan, serta posisi pada tiap-tiap anggota. Dengan demikian, semua anggota kelompok harus berpartisipasi dan terlibat, yang akan menghasilkan dinamika kelompok yang kuat.

3. Struktur dalam kekuasaan atau pengembalian keputusan. Kedinamisan kelompok berkaitan dengan kecepatan pengambilan keputusan; harus jelas siapa yang mengambil keputusan dan jika terjadi kelambatan, yang menunjukkan lemahnya struktur kelompok, itu disebut kedinamisan kelompok.

(16)

4. Proses terjadinya interaksi. Interaksi sangat berpengaruh didalam sebuah kelompok, begitupun didalam struktur kelompok harus dapat menjamin kelancaran interaksi antar anggota.Dalam struktur kelompok, terdapat komponen-komponen penunjang tercapainya sebuah tujuan kelompok.

Diantaranya, yaitu

 Peran, ialah rangkaian tingkah laku yang dijalankan suatu anggota kelompok yang mempunyai posisi tertentu dalam sebuah kelompok yang pada akhirnya membedakan antara anggota lain yang mempunyai posisi berbeda. Peran menciptakan lingkungan yang solid dan mengurangi ketidakpastian, memberikan informasi tentang apa yang seharusnya dilakukan di dalam suatu kelompok, membantu dalam memberikan informasi, dan bisa mencegah anggota kelompok dari sanksi negatif diakibatkan adanya kesalahan dalam mengambil suatu tindakan serta mencegah anggota kelompok dari kesalahpahaman.

 Norma adalah aturan yang berlaku di dalam kelompok yang menunjukkan bagaimana anggotanya berperilaku. Secara umum norma terbagi menjadi dua, yaitu norma yang memberitahukan cara berperilaku (norma preskriptif) dan norma yang tidak berperilaku (norma proskriptif). norma kelompok adalah pedoman-pedoman yang mengatur perilaku atau perbuatan anggota kelompok, norma berada dan berlaku dalam kelompok yang bersangkutan. Norma kelompok bersifat tidak tetap, yang dapat berubah dengan keadaan yang dihadapi oleh kelompok.

 Status adalah posisi seorang anggota kelompok didalam hierarki kelompok berdasarkan prestasi, penghormatan atau keistimewaan yang membedakan dirinya dengan anggota lain didalam kelompok tersebut. Status dibagi menjadi dua bagian, yaitu status yang diwariskan (ascribed status) dan status yang diusahakan (achived status). Status yang diwariskan merupakan status yang diberikan kepada seorang individu dikarenakan mempunyai keunikan yang menurut kelompok berharga dan bermartabat, sedangkan status yang

(17)

diusahakan didapat seorang individu sebab melakukan sesuatu yang berharga didalam mencapai tujuan kelompok atau berkorban untuk kelompok.

b. Hakekat Kelompok

Manusia secara alami adalah makhluk sosial atau berkelompok, dan karena itu mereka selalu hidup bersama satu sama lain dalam hubungan sosial. Orang tidak bisa berjalan sendirian tanpa bantuan orang lain. Orang juga dapat berkomunikasi dan berbicara dengan bantuan orang lain. Adapun beberapa definisi hakekat kelompok menurut ahli pakar, diantaranya :

1. Menurut (Newcomb et al., 1981). Definisi kelompok adalah hal-hal yang memperkuat atau memperluas kesamaan yang pertama kali mempertemukan orang-orang dalam kelompok interaksi biasanya berdampak pada orang-orang yang sudah menjadi anggota kelompok. Dan seseorang dapat menjawab dengan mengatakan bahwa mereka bertindak dengan cara yang serupa atau memiliki sikap yang sama dalam banyak kasus, meskipun tidak dalam semua kasus.

2. Menurut (Jhonson, 5:2012). Definisi kelompok adalah sejumlah orang yang berkumpul bersama untuk mencapai suatu tujuan.

3. Menurut (Mulyana 2020). Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, mengenal satu sama lain dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

4. Menurut Maclever & Charles H. Page (1957), kelompok adalah himpunan atau kesatuankesatuan manusia yang hidup bersama, yang bersifat mempengaruhi dan saling menolong.

5. Menurut Soerjono Soekanto (1983), kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan diantara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

6. Macam-macam Kelompok Sosial Menurut Robert Bierstedt (1970), kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis.

Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam, yaitu :

(18)

 Kelompok statistik, Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah Kecamatan.

 Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya

 Kelompok sosial, contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.

 Kelompok asosiasi, contoh: Negara, sekolah.

I. HAKIKAT DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika kelompok merupakan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok sehingga memengaruhi proses dalam kelompok.

Dinamika kelompok terdiri dari dua kata yaitu "dinamika" dan "kelompok".

Dinamika berarti bergerak dan kelompok merupakan kumpulan atau perhimpunan dari orang. Kata "dynamic" sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti kekuatan, force atau influence. Sedangkan kata kelompok merupakan kumpulan orang orang sebagai satu kesatuan sosial yang mengadan interaksi intensif dan memiliki tujuan bersama.

Dinamika kelompok merupakan kumpulan konsep yang dipergunakan untuk menggambarkan berbagai proses yang terjadi dalam sebuah kelompok. Dinamika kelompok merujuk pada interaksi antara dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis yang jelas satu sama lain. Dalam hubungan ini berlangsung dalam situasi yang dialami bersama dengan tujuan tertentu yang menjadi dasar terbentuknya kelompok. Dalam dinamika kelompok terjadi interaksi dan saling memengaruhi baik antar individu maupun kelompok secara keseluruhan melalui proses umpan balik yang teratur dan dinamis.

Selain itu dinamika kelompok dapat dipahami sebagai proses yang terus bergerak, berkembang dan beradaptasi sesuai dengan perubahan situasi. Konsep ini menkankan pada pentingnya hubungan yang terjalin secara psikologis diantara anggota kelompok untuk menciptakan kerjasama yang efektif dalam mencapai tujuan bersama.

Kemudian berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan pengertian atau hakikat dari Dinamika Kelompok itu sendiri adalah

(19)

Studi tentang interaksi dan Interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain dengan adanya feedback dinamis atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis antar individu sebagai anggota kelompok dengan memiliki tujuan tertentu.

J. Study Dinamika Kelompok

Studi mengenai dinamika kelompok merupakan analisis tentang interaksi, ketergantungan, dan kekuatan yang ada dalam sebuah kelompok, bertujuan untuk memahami proses pembentukan, perkembangan, dan perilaku kelompok tersebut.

Penelitiannya berfokus pada pola interaksi, peran yang diambil, konflik yang muncul, serta pengambilan keputusan yang dilakukan dalam kelompok.

Elaborasi:Interaksi dan Ketergantungan:

Dinamika kelompok mengeksplorasi cara anggota berkomunikasi dan berkolaborasi satu sama lain, serta dampak sosial yang timbul. Ketergantungan berarti anggota grup saling mempengaruhi dan bergantung satu sama lain.

Kekuatan dalam Kelompok:

Penelitian ini juga mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong perilaku dalam kelompok, seperti norma, peran, kekuasaan, dan konflik.

Tujuan:

Tujuan dari studi dinamika kelompok adalah untuk memahami cara kerja kelompok, bagaimana mereka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta cara mereka beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.

Aspek yang Dianalisis:

Dinamika kelompok sering kali menganalisis berbagai aspek, seperti:Peran Anggota: Menyusun bagaimana anggota memiliki tanggung jawab dan peran tertentu di dalam kelompok.

o Konflik: Mempelajari bagaimana konflik muncul dalam kelompok dan cara penyelesaian yang dilakukan.

o Komunikasi: Meneliti pengaruh komunikasi terhadap interaksi dan keputusan dalam kelompok.

o Kepemimpinan: Memahami bagaimana kepemimpinan memberikan dampak pada dinamika kelompok.

(20)

o Tujuan Kelompok: Meneliti bagaimana tujuan grup dapat memotivasi anggota untuk bekerja sama dan saling mendukung.

K. Proses Dinamika Kelompok

1. Pembentukan (Forming) kelompok mulai terbentuk.

Anggota masih dalam tahap saling mengenal, cenderung bersikap sopan dan hati- hati.

Tujuan belum sepenuhnya terdefinisi.

Pemimpin biasanya masih terlihat dominan, dan pembagian peran belum jelas.

Ciri-ciri:Komunikasi masih terbatas.

Ketergantungan pada pemimpin tinggi.

Tingkat kecemasan dan ketidakpastian juga tinggi.

2. Konflik (Storming).Mulai muncul perbedaan pandangan, konflik peran, dan persaingan antara anggota.

Anggota mulai berani mengungkapkan pandangan pribadi.

Pembuktian kepemimpinan dan batas kekuasaan mulai terlihat.

Ciri-ciri:

Adanya konflik antarpribadi.

Terdapat ketegangan dan ketidakpuasan.

Penolakan terhadap tugas atau tujuan yang telah ditetapkan.

3. Penyeragaman Norma (Norming)

Tanda-tanda kesepahaman dan kolaborasi mulai terasa.

Aturan kelompok mulai disusun dan disepakati oleh semua anggota.

Anggota mulai merasa memiliki peran dan saling mendukung satu sama lain.

Ciri-ciri:

Pembentukan norma berlangsung.

Hubungan antar anggota lebih harmonis.

Tugas-tugas mulai dikerjakan secara kolaboratif.

(21)

4. Kinerja (Performing)

Kelompok mencapai tahap yang lebih produktif dan efektif.

Fokus utama adalah pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Konflik yang ada dapat dikelola secara produktif.

Ciri-ciri:

Kerja sama mencapai tingkat optimal.

Peran dan tanggung jawab setiap anggota jelas.

Tingkat produktivitas sangat tinggi.

5. Pembubaran (Adjourning) (opsional, jika tugas selesai) Kelompok dibubarkan setelah menyelesaikan tugas yang diberikan.

Anggota mungkin merasakan kepuasan, kenangan, atau kesedihan saat perpisahan.

Ciri-ciri:

Melakukan evaluasi hasil kerja.

Perpisahan atau transisi ke kelompok baru.

Tidak semua kelompok menjalani setiap tahap dengan baik.

Terkadang kelompok bisa kembali ke tahap sebelumnya, terutama jika ada anggota baru atau konflik yang muncul.

L. PERBEDAAN KELOMPOK DENGAN DINAMIKA KELOMPOK a. Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang (minimal dua orang) yang saling berinteraksi, memiliki tujuan bersama, nilai, dan norma. Kelompok berfokus pada tujuan kelompok, struktur tertentu (misalnya peran atau pemimpin). Contoh : Tim sepak bola dan kelompok belajar.

Ciri dari kelompok adalah

1. Ada tujuan atau kepentingan bersama.

2. Adanya interaksi antar anggota.

3. Dsb.

(22)

b. Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok adalah proses sosial yang terjadi di dalam kelompok, mencakup interaksi, perubahan perilaku, konflik, dan cara kelompok berkembang dari waktu ke waktu. Dinamika kelompok berfokus pada proses interaksi, perubahan, dan perkembangan kelompok. Ciri dari dinamika kelompok yaitu

1. Bersifat dinamis (selalu berubah dan berkembang).

Contoh : Bagaimana konflik antar anggota tim diselesaikan, bagaimana keputusan kelompok diambil

(23)

BAB III KESIMPULAN

Kelompok merupakan himpunan individu yang berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kelompok memiliki struktur yang terdiri dari peran, norma, dan status yang mengatur perilaku anggota kelompok. Hakikat kelompok menunjukkan bahwa manusia secara alami cenderung hidup dalam komunitas sosial.

Dinamika kelompok merujuk pada proses interaksi antar anggota dalam kelompok yang bersifat dinamis, berkembang, dan saling memengaruhi. Dinamika ini penting dalam menentukan keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuannya.

Kelompok yang efektif ditandai oleh komunikasi yang baik, pembagian peran yang jelas, kepemimpinan yang partisipatif, serta kemampuan menyelesaikan konflik secara konstruktif.

Pemahaman terhadap kelompok dan dinamika kelompok sangat penting dalam konteks pendidikan, terutama bagi calon konselor yang akan bekerja dengan kelompok dalam upaya pengembangan pribadi dan sosial kliennya.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Kandioh, Frangky, Johny Lumolos, and Markus Kaunang. "Eksistensi kelompok- kelompok sosial dalam melestarikan nilai-nilai budaya di Desa Kamangta Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa." Jurnal Ilmiah Society 1.21 (2016): 49-62.

"Herlianto, Purwo. "Hubungan Kohesivitas Dengan Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok Pada Siswa SMP Negeri 13 Semarang." Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application 1.2 (2012)."

Suryabrata, S. (2004). Penerapan dinamika kelompok. Universitas Gadjah Mada.

Retrieved from

Setyawan, D. A. (2022). Dinamika kelompok dalam bimbingan dan konseling. Pati:

Al Qalam Media Lestari.

Zulkarnain, W. (Tanpa tahun). Dinamika kelompok: Latihan kepemimpinan pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok, dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh

- Makalah ini membahas peran media dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling Islam di

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK MENULIS

Dokumen ini membahas evaluasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh Kelompok 10 mahasiswa di Universitas Negeri

Makalah ini membahas tentang hakikat pendidikan dan ilmu

Makalah ini membahas tentang pentingnya program Bimbingan dan Konseling (BK) dalam mendukung perkembangan siswa di lingkungan

Dokumen ini membahas tentang posisi, urgensi, dan periodesasi pergerakan Bimbingan dan Konseling (BK) di Indonesia dalam konteks

Jurnal ini membahas profil kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam pelayanan kelompok di SMA Sumatra Barat, dilihat dari berbagai fase