CRITICAL BOOK REPORT DASAR – DASAR BK
“ Evaluasi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling”
Disusun Oleh Kelompok 10 :
Nama : Maria Anabel Nikithalia (1233351039) Chelsea Benedicta Bangun (1233351006) Dosen Pengampu : Miswanto, S.Pd, M.Pd
Mata Kuliah : Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN NOVEMBER 2023
CRITICAL BOOK REPORT MK : DASAR – DASAR BIMBINGAN KONSELING
PERKOTAAN PRODI S1 BIMBINGAN KONSELING-FIP
Skor Nilai :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas “Critical Book Report ” ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Bapak Miswanto dalam mata kuliah Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling Prodi Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Medan yang sudah memberikan penulis kesempatan untuk meyelesaikan penulisan tugas ini sebagaimana mestinya untuk memenuhi proses pengumpulan nilai.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian tugas ini tidak terlepas peran dan dukungan dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
Medan, November 2023 Hormat kami,
Kelompok 10
ii DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 3
1.1 Latar Belakang ... 3
1.2 Tujuan ... 3
1.3 Manfaat ... 3
1.4 Identitas Buku ... 3
BAB II Ringkasan Buku ... 4
BAB III ANALISIS ISI BUKU ... 16
3.1 Analisis Buku Utama ... 16
3.2 Analisis Buku Pembanding ... 17
DAFTAR PUSTAKA ... 18
3 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR Evaluasi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Kenseling:
Evaluasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling merupakan langkah penting dalam memastikan efektivitas dan kualitas layanan yang diberikan.
Evaluasi ini membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga tersebut.
Dengan memahami area yang perlu diperbaiki, pemangku kepentingan seperti guru, konselor, dan manajer dapat meningkatkan dan mengoptimalkan layanan yang disediakan.
Evaluasi juga memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dalam mengalokasikan sumber daya yang tepat untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling.
1.2 Tujuan penulisan CBR Evaluasi Pelaksaan Layanan Bimbingan dan Konseling:
Mengevaluasi sejauh mana implementasi dan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga itu mencapai tujuan yang diinginkan.
Mengidentifikasi kelemahan atau hambatan dalam implementasi layanan bimbingan dan konseling, serta menemukan area yang perlu diperbaiki dan dikembangkan.
Memberikan rekomendasi dan saran untuk perbaikan atau pengembangan layanan bimbingan dan konseling yang lebih efektif.
Mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang pengalaman dan persepsi stakeholder terkait dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
1.3 Manfaat penulisan CBR Evaluasi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling:
Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam tentang efektivitas layanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah atau lembaga tersebut.
Identifikasi kelemahan dan tantangan dalam implementasi layanan, sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas layanan tersebut.
Menyediakan bukti dan informasi berdasarkan fakta yang dapat digunakan sebagai dasar kebijakan dan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam hal pembangunan dan pengembangan layanan.
4
Memfasilitasi evaluasi kontinu dan perbaikan berkelanjutan dalam implementasi layanan bimbingan dan konseling.
Membantu mendapatkan dukungan dan pemahaman yang lebih baik dari pemangku kepentingan lainnya, seperti guru, siswa, orang tua, dan pimpinan sekolah, mengenai pentingnya layanan bimbingan dan konseling dan upaya evaluasi yang dilakukan.
1.4 Identitas Buku a. Identitas Buku Utama
1. Judul : Modul Pembelajaran 4 : Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling 2. Penulis : 1. Bibit Prayoga
2. Ana Susanti 3. Rini Kristiani 4. Nazia Nurul Fuadia 5. Siti Kulsum
3. Penerbit : Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah 4. Kota Terbit : Indonesia
5. Tahun terbit : 2020
6. Jumlah Halaman : 85 Halaman
7. ISBN : -
b. Identitas Buku Pembanding
1. Judul : Evaluasi Bimbingan dan Konseling 2. Penulis : Dr. Hadiwinarto, M.Psi
3. Penerbit : UNY Press
4. Kota Terbit : Karangmalang, Yogyakarta 5. Tahun terbit : 2019
6. Jumlah Halaman : 254 Halaman
7. ISBN : 978-602-079-5
5 BAB II
RINGKASAN BUKU
Kegiatan evaluasi pelaksanaan program BK di madrasah membutuhkan perangkat alat/instrument yang dapat dijadikan sebagai alat ukur. Kualitas data dan informasi yang dihasilkan akan bergantung pada tingkat kevalidan alat/instrumen yang digunakan.
Alat/instrumen yang digunakan dalam evaluasi harus disesuaikan dengan data dan informasi apa yang hendak diketahui, disini seorang Guru BK dapat memilih instrumen, atau mengembangkan sendiri alat/instrumen sesuai kebutuhan. Menurut Arikunto, (2006) ada 2 jenis alat/istrumen evaluasi yaitu instrumen tes dan non-tes.
Evaluasi dengan instrumen tes pada pelayanan BK umumnya dilakukan oleh petugas yang memliki sertifikasi, dan guru BK hanya dapat menggunakan hasilnya sebagai dasar untuk melaksanakan pelayanan BK di sekolah. Instrumen tes dalam pelayanan BK, antara laian: tes prestasi belajar, tes untuk mengungkap aspek-aspek psikologis (misalnya tes intelegensi, tes bakat skolastik, tes bakat khusus, inventori minat, dsb), Sedangkan instrumen yang bisa dikembangkan adalah evaluasi yang berbentuk non-tes. alat/instrumen non-tes seperti: daftar cek masalah, kuesioner, skala penilaian, dsb. Prosedur pelaksanaan evaluasi program BK di madrasah dilalui dengan tahapan sebagai berikut:
1. Fase awal Pada fase ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis masalah dan kebutuhan pengembangan alat evaluasi, guna menentukan masalah mendasar yang ada dalam mengembangkan evaluasi program BK. Hasil dari fase ini adalah sebagai berikut: Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK
a) Penetapan aspek-aspek program BK yang di evaluasi, meliputi :
(1) Penentuan dan Perumusan masalah yang hendak dipecahkan atau tujuan yang akan dicapai
(2) Program kegiatan bimbingan dan konseling (3) Personal
(4) Fasilitas material
(5) Pengelolaan dan administrasi
6 (6) Pembiayaan
(7) Partisipasi personal (8) Proses kegiatan (9) Akibat sampingan
b) Penetapan kriteria keberhasilan evaluasi c) Penetapan alat-alat/instrumen yang digunakan
d) Penetapan prosedur evaluasi bimbingan dan konseling e) Penetapan tim evaluator bimbingan dan konseling f) Penetapan waktu evaluasi bimbingan dan konseling
2. Fase penyiapan Alat/Instrumen Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
a) Memilih alat-alat/instrumen evaluasi yang ada atau mengembangan alat/instrumen evaluasi yang diperlukan. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun atau mengembangkan instrumen evaluasi:
(1) Perancangan Instrumen Evaluasi (a) Menentukan tujuan evaluasi
(b)Menentukan jenis instrumen evaluasi
(c) Membuat format tabel spesifikasi kisi-kisi instrumen evaluasi (d)Menentukan dimensi instrumen evaluasi
(e) Menulis butir item pernyataan/ kuesioner (f) Merakit butir item menjadi instrumen evaluasi
(g)Menulis petunjuk evaluasi Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK
(2)Melakukan Uji Validitas Isi Instrumen, Verifikasi dan Pengesahan Instrumen Evaluasi
7
(a) Melaksanakan judgement profesi/pakar, yakni dengan cara meminta pertimbangan terhadap instrumen yang telah dirakit dari pihak-pihak yang kompeten tentang dimensi dan indikator subtansi yang akan diukur.
(b)Memverifikasi hasil judgement profesi/pakar
(c) Mengesahkan instrumen evaluasi setelah diverifikasi.
(d) Penggandaan alat-alat/instrumen evaluasi yangakan digunakan.
B. Pelaksanaan Evaluasi Program BK
1. Fase Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Pada fase ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh evaluator yang dalam hal ini adalah guru BK, berupa:
a) Persiapan pelaksanaan kegiataan evaluasi bimbingan dan konseling,
b) Melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan.
2. Fase mengolah menganalisis hasil evaluasi Dalam fase analisis atau pengelolaan data hasil evaluasi ini dilakukan mengacu pada jenis datanya. Langkah-langkahnya, diantaranya:
a) Tabulasi data,
b) Analisis hasil pengumpulan data melalui statistik atau non statistik.
3. Fase penafsiran (interpretasi) dan pelaporan hasil evaluasi Pada fase ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil analisa data, dengan kriteria penilaian keberhasilan dan kemudian diinterpretasikan dengan memakai kode-kode tertentu, untuk kemudian dilaporkan serta digunakan dalam rangka perbaikan program pelayanan bimbingan dan konseling.
C. Pendekatan dalam Evaluasi Program BK Beberapa pendekatan yang digunakan dalam evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah di antaranya : Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK
1. Pendekatan Survei Pendekatan ini merupakan suatau usaha untuk mengenal keadaan sesungguhnya dari suatu sekolah secara menyeluruh sebagaimana adanya. Hal tersebut sangat berguna untuk menentukan kegiatan sekolah selanjutnya dalam rangka memperbaiki hal-hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik/konseli, melengkapi kebutuhan yang belum
8
terpenuhi, memperbaiki hubungan antara unsur-unsur yang mendukung kehidupan sekolah tersebut.
2. Pendekatan Eksperimental Pada pendekatan ini dibentuk dua kelompok peserta didik/konseli. Kelompok pertama dijadikan kelompok instrumen yaitu yang mendapat pelayanan BK. Kelompok kedua merupakan kelompok kontrol yaitu yang tidak mendapat layanan BK. Dalam suatu periode tertentu kemudian keduanya diperbandingkan. Dari hasil perbandingan akan diketahui sejauh mana program BK itu dapat membantu peserta didik/konseli.
3. Pendekatan Kelompok Tunggal Prosedur ini ialah dengan menghilangkan kelompok kontrol, dan menggantinya dengan penilaian terhadap kelompok yang sama sebelum dan segera sesudah pelayanan bimbingan diberikan kepada kelompok itu. Kelemahannya ialah bahwa jika pada akhir eksperimen terjadi perubahan atas kelompok itu, perubahan belum tentu disebabkan oleh adanya pelayanan BK yang diberikan.
4. Penilaian oleh Peserta didik/konseli Prosedur yang sederhana adalah dengan mengumpulkan pendapat kepada peserta didik/konseli yang telah mendapat pelayanan BK mengenai kegunaan dan faedah pelayanan BK yang diterimanya. Hal ini mempunyai kelemahan bahwa pendapat peserta didik/konseli kurang teliti. Pendapatnya akan sangat dipengaruhi oleh masalah yang diusahakan untuk dipecahkan dalam rangka pelayanan yang diperolehnya yang sangat mempengaruhi penilaian yang diberikannya. Penilaian peserta didik/konseli cenderung bersifat emosional daripada rasional dan bersifat subjektif. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK
5. Studi Lanjutan (Follow-up Study) Studi lanjutan ini mempunyai nilai evaluatif terhadap program bimbingan konseling yang sudah dan atau sedang berjalan.
6. Penilaian Para Ahli Prosedur ini dilakukan dengan meminta kepada para ahli BK yang tidak turut serta dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di madrasah yang bersangkutan, untuk memberikan penilaian tentang pelaksanaan program BK. Prosedur ini menuntut informasi yang lengkap yang harus diberikan kepada para ahli tersebut untuk menentukan penilaiannya. Kekurangan atau kesalahan informasi yang diberikan akan mengakibatkan pula kekurangan dan kesalahan dalam penilaian para ahli tersebut.
7. Penilaian Diri Oleh Guru BK (Counselor Self- Evaluation) Prosedur ini pada dasarnya sama dengan penilaian oleh para ahli. Dalam hal ini guru BK/konselor dianggap sebagai ahli,
9
akan tetapi ahli yang turut mengambil bagaian di dalam penyelenggaraan program BK di madrasah yang bersangkutan. Dengan demikian faktor subjektif kurang dapat dihindarkan, tetapi informasi dapat terkumpul lebih memadai dan lebih dapat dipercaya.
d. Metode Evaluasi program BK
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan evaluasi program BK, evaluasi pelayanan konseling lebih bersifat “penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1) Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta didik/konseli dalam kegiatan layanan konseling.
2) Mengungkapkan pemahaman peserta didik/konseli atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman/pendalaman peserta didik/konseli atas masalah yang dialaminya.
3) Mengungkapkan kegunaan layanan bagi peserta didik/konseli dan perolehan peserta didik/konseli sebagai hasil dari partisipasi /aktivitasnya dalam kegiatan layanan konseling.
4) Mengungkapkan minat peserta didik/konseli tentang perlunya layanan Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK konseling lebih lanjut.
5) Mengamati perkembangan peserta didik/konseli dari waktu ke waktu (butir ini terutama dilakukan dalam kegiatan layanan konseling yang berkesinambungan).
6) Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.
Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk angka atau skor, maka hasil evaluasi pelayanan konseling berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang dievaluasi. Adapun aspek-aspek yang menjadi fokus dalam evaluasi program BK, antara lain:
(1) partisipasi/aktivitas dan pemahaman peserta didik/konseli;
(2) kegunaan layanan menurut peserta didik/konseli;
(3) perolehan peserta didik/konseli dari layanan;
(4) minat peserta didik/konseli terhadap layanan lebih lanjut;
(5) perkembangan peserta didik/konseli dari waktu ke waktu;
(6) perolehan guru pembimbing;
10 (7) dan komitmen pihak-pihak terkait; serta
(8) kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan.
Deskripsi tersebut mencerminkan sejauh mana proses penyelenggaraan layanan/pendukung memberikan sesuatu yang berharga bagi kemajuan dan perkembangan dan/atau memberikan bahan atau kemudahan untuk kegiatan layanan terhadap peserta didik/konseli.
e. Penilaian Pelayanan Konseling
Penilaian merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam setiap kegiatan. Sebagai kegiatan yang profesional, kegiatan-kegiatan dalam bimbingan dan konseling seyogyanya mendapat penilaian. Penilaian yang baik semestinya (konsep penilaian, pengaplikasian penilaian, prosedur, standart penilain, mekanisme, model/pendekatan, sampai tindak lanjut penilaian) muncul dan ada dalam berbagai kegiatan bimbingan dan konseling yang profesional. Kegiatan penilaian akan mencerminkan profesionalitas guru pembimbing dan profesi yang diampunya. Kegiatan itu akan bermuara pada kredibilitas Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK profesi dan justifikasi tenaga bimbingan.Penilaian bimbingan konseling hendaknya bersumber pada pemanfaatan berbagai model penilaian, termasuk kegiatan mengintegrasikan berbagai model itu. Tujuan penilaian semata-mata untuk memberikan berbagai informasi tentang bimbingan konseling itu sendiri, dimulai dari perencanaan program, pelaksanaan, dan hasil layanan.
F. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Bimbingan dan Konsleing 1. Konsep Kegiatan Tindak Lanjut
a. Pengertian Tindak Lanjut Menurut Hiro Tugiman (2006: 72) tindak lanjut adalah suatu proses untuk menetukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program.
Tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan kegiatan layanan BK dan atau program BK yang diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya menuntaskan bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan program BK pada tahun pelajaran berikutnya. Tindak lanjut menjadi alat penting dalam mendukung program BK, oleh karena kegiatan tindak lanjut merupakan wujud kegiatan dari proses penuntasan program BK yang dikembangkan oleh guru BK dalam memfasilitasi kebutuhan setiap peserta
11
didik/konseli. Pelaksanaan kegiatan tindak lanjut merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil evaluasi program BK, yang mencakup penilaian proses dan penilaian hasil yang kemudian diterjemahkan kedalam rekomendasi kegiatan tindak lanjut. Fokus kegiatan guru BK dalam evaluasi pelaksanaan program BK adalah pada penggunaan materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, yang dalam pelayanan BK di sebut kegiatan Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK kegiatan tindak lanjut. Dengan demikian kegiatan tindak lanjut dilakukan oleh guru BK/konselor adalah dalam rangka meningkatkan program, serta digunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem madrasah.
b. Tujuan Tindak Lanjut Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dalam evaluasi program BK, dari hasil temuan dipergunakan oleh guru BK untuk tujuan:
a. memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai;
b. mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau efektifitas program.
c. Sebagai ujud akuntabilitas pelayanan, kejelasan program, proses implementasi dan hasil- hasil yang dicapai serta informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi.
d. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah menginformasikan kepada pihak terkait (kepala sekolah, guru dan orang tua) tentang faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan atau ketercapaian pelaksanaan program BK termasuk pelayanan peminatan peserta didik/konseli. Oleh karena itu Guru BK perlu menguasai data dan bertindak atas dasar data yang terkait dengan perkembangan peserta didik/konseli.
2. Langkah-langkah Kegiatan Tindak Lanjut Berdasarkan hasil refleksi rumuskan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk memperbaiki atau meningkat kualitas program pelayanan BK. Bentuk langkah tindak lanjut, antara lain: Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK
12
a. Penetapan program pelayanan BK Hasil evaluasi menjadi rujukan dalam rangka menetapkan program pelayanan BK yang sesuai, misalnya:
1) Mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK lebih optimal:
2) Melakukan Alih Tangan Kasus bagi Peserta didik/konseli yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain
b. Penetapan Strategi Layanan
1) Konsep Dan Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling dalam menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut dengan memanfaatkan hasil evaluasi.
b. Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling Pada Permendikbud No. 111 Tahun 2014 Pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa komponen layanan bimbingan dan konseling mencakup komponen-komponen berikut ini.
(a) Layanan Dasar Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan diri yang efektif sebagai tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan standar kompetensi kemandirian peserta didik).
(b) Layanan Responsif Layanan responsive merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK 38 yang memerukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling kelompok, kunjungan rumah, kolaborasi, konsultasi dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif.
(c) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan / atau kemampuan peserta
13
didik / konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan / atau pendalaman mata pelajaran dan / atau muatan kejuruan.Peminatan peserta makna didik dalam Kurikulum 2013 mengandung:
(1) Suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan;
(2) suatu proses penentuan dan penetapan peminatan belajar yang ditawarkan oleh satuan pendidikan;
(3) merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan belajar yang didasarkan pada pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia pada satuan pendidikan serta prospek peminatannya;
(4) merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mampu mencapai proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan
(5) layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan individu. Layanan Perencanaan individu adalah bantuan kepada peserta didik / konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitasaktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam, penafsiran hasil asesmen (d) Layanan Dukungan Sistem Tiga komponen layanan yang lain merupakan pemberian bimbingan dan konseling kepada konseli secara langsung, sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya teknologi informasi dan komunikasi) dan pengembangan kemampuan professional guru BK secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik/konseli. Program ini memberikan dukungan kepada guru BK dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling, sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di madrasah.
14
Dukungan system ini meliputi aspek-aspek : (a) pengembangan jejaring (networking), (b) kegiatan manajemen, (c) riset dan pengembangan. c. Kegiatan Pendukung Layanan meliputi : a. Aplikasi Instrumenasi Kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik/konseli dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non- tes. b. Himpunan Data Kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta didik/konseli, yang diselenggarakan Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK 40 secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia. c. Tampilan Kepustakaan Kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik/konseli dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan.
2. Bentuk Layanan bimbingan dan konseling dikelompokan menjadi meliputi: 1.
Layanan langsung a. Konseling Individual Merupakan layanan profesional yang diberikan kepada individu yang mengalami berbagai bidang masalah dilakukan secara tatap muka atau memberdayakan teknologi, penyelesaiannya membutuhkan bantuan guru BK atau konselor. • Tujuan: untuk mencapai perkembangan secara optimal, perumusan tujuan tersebut mengacu pada tugas-tugas perkembangan b. Konseling Kelompok Merupakan layanan profesional dengan melandaskan kepada dinamika dalam kelompok yang pengentasan masalahnya membutuhkan kontribusi pengalaman dari anggota kelompok. Karakteristik permasalahan lebih pada permasalahan penyesuaian diri dan bersifat developmental. Tujuan konseling kelompok bertujuan untuk mengentaskan masalah anggota kelompok melalui dinamika dalam kelompok sehingga terjadi perubahan persepsi, pola pikir, wawasan, sikap dalam berperilaku. Dalam pelaksanaan konseling kelompok dilakukan melalui tahapan: Tahap awal, Tahap transisi, Tahap kerja, dan Tahap pengakhiran.
Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK c. Bimbingan kelompok Bentuk layanan yang membahas suatu topik yang menarik dan bersifat umum dengan berbasis dinamika kelompok untuk mencapai tujuan dalam layanan. Tujuan yang akan dicapai untuk menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial bagi masing- masing anggota kelompok. Prosedur kegiatan bimbigan kelompok, terdiri dari pra bimbingan, pelaksanaan dan pasca bimbingan. d. Bimbingan Klasikal Layanan ini dilakukan dalam seting kelas seperti “pembelajaran”, sehingga pelaksanaannya menggunakan strategi
“pembelajaran” yang inovatif dan kreatif.. Namun layanan klasikal sangat berbeda dengan pembelajaran pada mata pelajaran, lebih bersifat preventif, pengembangan dan perseveratif (pemeliharaan). Prosedur dan tahap yakni: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dan tindak
15
lanjut e. Bimbingan Kelas Besar/lintas kelas Hampir sama dengan layanan bimbingan klasikal, namun penyelenggaraannya pada kelas besar atau lintas kelas. Layanannya bersifat preventif, pengembangan dan perseveratif untuk semua bidang masalah (belajar, sosial, pribadi dan karir). Tujuan memberikan pemahaman, wawasan, inspirasi, ketrampilan berpikir dan motivasi untuk mendukung perkembangan kepribadian yang lebih mantap f. Layanan Konsultasi layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK.
Layanan Kolaborasi Layanan bimbingan dan konseling untuk melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain. Melalui kolaborasi tercipta interaksi yang efektif diantara guru, orang tua, komunitas/kelompok, dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan layanan kolaborasi adalah membangunan kolaborasi yang bersinergi antara guru BK dengan guru maple, orangtua atau pihak lain, yang dapat membuat membuat layanan BK semakin efektif dan efisien h. Alih Tangan Kasus Membantu masalah individu dengan bantuan dari ahli lain yang lebih kompeten. Alih tangan kasus dapat berasal dari pihak sekolah, seperti kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran. Kegiatan ini dilakukan manakala persoalan yang ditangani oleh konselor sudah berada di luar kompetensinya. Prosedur Alih Tangan Kasus: (a) memilih ahli yang dirujuk dengan persetujuan klien dan orang tua; (b) membawa catatan sejarah kasus untuk diserahkan ke ahli yang dituju; (c) meminta ijin kepala sekolah untuk melakukan alih kasus ke ahli yang dirujuk; (d) memberikan surat pengantar ke ahli yang dirujuk; (e) konselor memantau perkembangan kasus dari ahli yang dirujuk; (f) mengadministrasikan hasil rujukan. i. Kunjungan Rumah Kegiatan yang dilakukan untuk mendeteksi kondisi keluarga yang diduga menjadi penyebab masalah yang dialami oleh individu.
Tujuan kunjungan rumah: a. Deteksi kondisi keluarga b. Klarifikasi data. Prosedur kunjungan rumah 1. Persiapan, mempersiapkan data apa yang akan diungkap 2. Pelaksanaan, guru BK melakukan wawancara mendalam 3. Pengakhiran, guru BK mengevaluasi hasil yang diperoleh 43 Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program BK j. Layanan Advokasi Kegiatan yang dilakukan untuk mendampingi setiap individu dalam bidang akademik, karir dan kebutuhan sosial atau personal.
16
BAB III ANALISIS BUKU 3.1 Analisis Buku Utama
Keunggulan buku "Modul Pembelajaran: Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling" dapat mencakup:
Penyajian materi yang sistematis: Buku ini memiliki struktur yang jelas dan sistematis dalam menyajikan langkah-langkah dan konsep-konsep yang terkait dengan evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan dan konseling.
Materi yang relevan: Buku ini memberikan informasi yang relevan dengan bidang bimbingan dan konseling, termasuk metode evaluasi, teknik pelaporan, dan langkah- langkah tindak lanjut untuk meningkatkan efektivitas program.
Contoh kasus dan studi: Buku ini menyertakan contoh-contoh kasus atau studi yang membantu pembaca memahami penerapan konsep-konsep evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut dalam konteks nyata.
Bahan tambahan: Buku ini menyediakan bahan tambahan seperti lembar kerja, tabel, atau lembaran latihan yang membantu pembaca dalam menerapkan konsep-konsep yang diajarkan.
Namun, kekurangan buku tersebut mencakup:
Buku ini lebih cocok untuk penggunaan dalam konteks pendidikan tertentu atau untuk pemahaman awal, dan mungkin tidak memberikan pemahaman mendalam bagi pembaca yang sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam bidang bimbingan dan konseling.
Ketidaklengkapan informasi atau cakupan materi: Buku ini mungkin tidak mencakup seluruh aspek atau topik yang relevan dalam evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut program bimbingan dan konseling.
Kelemahan buku ini terkait dengan kurangnya pengalaman atau kredibilitas penulis, atau kurangnya upaya untuk merujuk kepada penelitian atau sumber yang terkini dalam bidang bimbingan dan konseling.
17 3.2 Analisis Buku Pembanding
Keunggulan buku "Evaluasi Bimbingan dan Konseling" mencakup:
Buku ini memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang prinsip dan metode evaluasi dalam bidang bimbingan dan konseling. Ini mencakup teori dan kerangka evaluasi yang relevan, serta teknik dan alat evaluasi yang dapat digunakan.
Buku ini menyajikan konsep evaluasi yang bisa diterapkan dengan mudah dalam konteks bidang bimbingan dan konseling. Ini bisa mencakup petunjuk langkah demi langkah tentang bagaimana merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis evaluasi program bimbingan dan konseling.
Buku ini menyertakan contoh-contoh kasus dan studi yang nyata, yang dapat membantu pembaca memahami penerapan evaluasi dalam situasi nyata dalam program bimbingan dan konseling.
Buku ini merujuk pada teori dan penelitian terbaru dalam bidang bimbingan dan konseling, dan mengintegrasikan informasi ini dengan konsep-konsep evaluasi untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
Namun, buku ini juga memiliki kekurangan seperti:
Buku ini tidak mencakup seluruh aspek evaluasi dalam bimbingan dan konseling, dan bisa fokus pada beberapa aspek tertentu.
Jika buku ini tidak diperbarui secara teratur, mungkin tidak mencerminkan perkembangan terbaru dalam bidang evaluasi bimbingan dan konseling.
Buku ini tidak menyajikan sudut pandang yang beragam atau alternatif dalam evaluasi bimbingan dan konseling, yang bisa mengurangi keberanian pembaca untuk
mempertimbangkan pendekatan yang berbeda.
Jika penulis buku ini memiliki pemahaman atau pengalaman yang terbatas dalam evaluasi bimbingan dan konseling, ini bisa memengaruhi kualitas dan kegunaan informasi yang disajikan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Bibit Prayoga, 2020. Modul Pembelajaran 4 : Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Hadiwinarto, 2019. Evaluasi Bimbingan dan Konseling. UNY Press, Karangmalang, Yogyakarta