• Tidak ada hasil yang ditemukan

Posisi, Urgensi, dan Periodesasi Bimbingan dan Konseling di Indonesia

N/A
N/A
FAJARIA NURUL SADIDAH

Academic year: 2025

Membagikan "Posisi, Urgensi, dan Periodesasi Bimbingan dan Konseling di Indonesia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

POSISI DAN KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN

KONSELING DALAM

PENDIDIKAN

(2)

Periodesasi Pergerakan

BK Di Indonesia

POSISI DAN URGENSI BK

DALAM PENDIDIKAN

Posisi BK dalam Pendidikan

Urgensi BK dalam

Pendidikan

Implikasi

(3)

Bagaimana Kronologi Periodesasi Pergerakan BK di Indonesia?

PERIODE I PRAWACAN A

PERIODE II PEN GEN ALAN

PERIODE III PEM ASYARAKATAN

PERIODE IV KON SOLIDASI

PERIODE V LEPAS LAN DAS

(4)

PERIODESASI PERISTIWA Periode I dan II (Sebelum

1960-1970an): Prawacana dan Pengenalan

1. Pada periode ini pembicaraan mengenai bimbingan dan konseling dimulai, terutama oleh para pendidik yang pernah mempelajari bimbingan dan konseling di luar negeri.

2. Dibukanya jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan pada tahun 1963 di IKIP Bandung (UPI). Dan telah berhasil meluluskan sejumlah sarjana BP.

Periode III (1970-1990an):

Pemasyarakatan 1. Diberlakukannya kurikulum 1975 untuk SD sampai SMA secara resmi kurikulum ini mengintegrasikan kedalamnya layanan BP bagi siswa.

2. Terbentuknya organisasi profesi BP dengan nama IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan

Indonesia).

3. Pemberlakuan kurikulum 1984, pelayanan BP difokuskan dalam bidang bimbingan karir.

4. Berkembangnya pemahaman keliru yaitu mengidentikan bimbingan karir (BK) dengan bimbingan penyuluhan (BP), sehingga muncul istilah BP/BK

(5)

PERIODESASI PERISTIWA Periode III (1970-1990an):

Pemasyarakatan 5. Terjadi kerancuan dalam

mengimplemantasikan SK Menpan No.26/Menpan/1989 terhadap penyelenggaraan layanan

bimbingan di sekolah. Dalam SK tersebut terimplikasi bahwa

semua guru dapat diserahi tugas melaksanakan pelayanan BP.

Akibatnya pelayanan BP menjadi kabur, baik pemahaman maupun implementasinya.

Periode IV (1990-2000): Konsolidasi 1. Diubahnya secara resmi kata penyuluhan menjadi konseling, istilahnya menjadi Bimbingan dan Konseling.

2. Pelayanan BK di sekolah hanya dilaksanakan oleh guru

pembimbing yang secara khusus ditugasi untuk itu.

3. Mulai diselenggarakan penataran (nasional dan daerah) untuk guru- guru pembimbing.

(6)

PERIODESASI PERISTIWA

4. Mulai adanya formasi untuk

pengangkatan guru pembimbing.

5. Pola pelayanan BK di sekolah dikemas dalam BK Pola 17.

6. Dalam bidang kepengawasan sekolah dibentuk kepengawasan bidang BK

7. Dikembangkan sejumlah panduan pelayanan BK di sekolah yang lebih operasional oleh IPBI

Periode V : Lepas Landas: 1. Pergantian nama organsisasi profesi dari IPBI menjadi ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia)

2. Lahirnya Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang di dalamnya termuat ketentuan bahwa konselor termasuk salah satu jenis tenaga pendidik (Bab I pasal 1 ayat 4)

(7)

PERIODESASI PERISTIWA

3. Terjalin kerjasama pengurus ABKIN dengan Dikti Depdiknas tentang standarisasi profesi konseling 4. Kerjasama ABKIN dengan

Direktorat PLP dalam merumuskan kompetensi guru pembimbing

(konselor) SMP dan sekaligus memberikan pelatihan kepada mereka.

(8)

Posisi Keilmuan Bimbingan dan Konseling

• Bimbingan mengandung ragam teknik yang lebih bersifat pedagogis untuk memfasilitasi perkembangan konseli

dalam upaya mengembangkan perilaku-perilaku jangka panjang secara sehat (Kartadinata, 2011:23)

• Penggunaan konseling tidak bisa terlepas dari layanan bimbingan sebagai bentuk upaya pedagogis. Penggunaan kata dan antara dua terminologi dapat dimaknai bahwa bimbingan tidak selamanya diikuti dengan konseling tetapi pada saat layanan konseling dilaksanakan haruslah didalam perspektif bimbingan sebagai upaya pedagogis

(Kartadinata, 2011:24)

(9)

Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal

Wilayah Manajemen dan Kepemimpinan Wilayah Pembelajaran Yg Mendidik

Wilayah Bimbingan &

Konseling yg Memandirikan

Manajemen Supervisidan

Pembelajara n Bidang

Studi

Bimbingan Konselingdan

Tujuan perkembangan

optimal tiap peserta didik

(10)

Nilai Urgensitas Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan

• Terselenggaranya bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,

intelektual, sosial, dan moral spiritual).

• Melalui bimbingan dan konseling, individu dibantu untuk mengembangkan cara-cara yang akan memungkinkan

individu: (1) untuk mengoptimalkan kemampuan individu, (2) untuk membuat pilihan yang bijak, dan (3) untuk menghadapi masalah yang dihadapi baik di dalam diri maupun di luar

sekolah. (Mortensen dan Schmuller, 1964)

(11)

PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING

BK merupakan fasilitas untuk peserta didik (konseli)

BK merupakan pelayanan psiko-

paedagogis dalam bingkai budaya Indonesia dan religius.

Arah BK mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-

tugas perkembangannya secara optimal.

Membantu siswa agar mampu mengatasi berbagai permasalahan yang

mengganggu dan menghambat

perkembangannya.

(12)

PERBEDAAN KARAKTERISTIK

BIMBINGAN TRADISIONAL DENGAN PERKEMBANGAN

TRADISIONAL 1. Bersifat Reaktif 2. Pendekatan Krisis (Remediatif)

3. Hanya melakukan konseling individual 4. Tidak semua siswa mendapat layanan 5. Menekankan layanan Informasi

6. Programnya tidak terstruktur

7. Hanya dilakukan oleh Konselor sendiri

PERKEMBANGAN 1. Terencana

2. Pendekatan Preventif dan Krisis

3. Melaksanakan Bimbingan dan konseling

4. Semua siswa (for all) mendapat layanan 5. Menekankan kepada program pengembangan 6. Programnya terstruktur 7. Dilakukan oleh konselor dan personel sekolah dalam suatu team work

(13)

Terima Kasih

Stay at home.. jaga kesehatan, selalu berpikir positif, dan tetap semangaaat..

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini membahas tentang posisi dan urgensi bimbingan dan konseling dalam pendidikan, sejarah perkembangan, konsep dasar bimbingan dan konseling yang

Karena bimbingan dan konseling ini bisa membantu mencari solusi atas masalah yang terjadi didunia pendidikan.Seperti yang telah diketahui bahwa dalam kegiatan

Hasil diskusi ringan penulis dengan salah satu dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada pertemuan kolegial bimbingan konseling (BK) se Indonesia di Surabaya pada tanggal 12 Agustus

konseling berbasis CIPP meliputi : Rasional evaluasi layanan informasi BK berbasis CIPP, Urgensi evaluasi layanan informasi BK berbasis CIPP, Tujuan evaluasi

Perwujutan nyata perkembangan bimbingan dan konseling Indonesia dengan upaya Asosiasi Bimbingan dan konseling Indonesia ABKIN yang telah melahirkan dokumen- dokumen untuk menata hal-hal

From 041_34_Fatimah Az Zahra Koordinator Bimbingan Konseling 1 Koordinator Bimbingan Konseling bertugas mengkoordinasikan guru BK dalam : a Memasyarakatkan pelayanan bimbingan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya kegiatan bimbingan dan konseling dalam program pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara

Makalah ini membahas assessment mengenal diri dalam konteks bimbingan konseling pribadi untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan