• Tidak ada hasil yang ditemukan

Assessment Mengenal Diri dalam Bimbingan Konseling Pribadi

N/A
N/A
Desti Rahmawati

Academic year: 2025

Membagikan "Assessment Mengenal Diri dalam Bimbingan Konseling Pribadi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ASSESMENT MENGENAL DIRI

Ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Pribadi yang diampu oleh Rizki Erdiantoro, M.Pd

Kelas : BK A3.24 Kelompok 3 Di susun oleh:

Akif Arifda (24144200052) Desti Rahmawati (24144200048) Fransiscus Nadi S.H (24144200083)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2025

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan rahmad dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Pribadi dengan Dosen Pengampu Rizki Erdiantoro, M.Pd. Selain itu, makalah ini ditulis bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Assesment Mengenal Diri” bagi para pembaca dan penyusun.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian pengetahuan sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun nantinya demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pembaca serta mengetahui bagaimana konsep dasar interpersonal skill.

Yogyakarta, 26 April 2025

ii

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar belakang...1

B. Rumusan masalah...2

C. Tujuan... 2

BAB II LANDASAN TEORI...3

A. Teori Self-Awareness... 3

B. Cara Meningkatkan Self-Awarness...4

BAB III PEMBAHASAN...6

A. Instrumen dalam Assesmen Mengenal Diri...6

B. Mengenali Diri Melalui MBTI, DISC, VIA Character Strengths...7

BAB IV STUDI KASUS...18

A. Kasus Nyata atau Simulasi...18

B. Analisis dan Pendekatan BK...18

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...19

A. KESIMPULAN...19

B. REKOMENDASI...19

DAFTAR PUSTAKA...20

iii

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Setiap individu memiliki potensi bakat dan minat serta karakteristik pribadi yang unik. Namun, tidak semua individu memahami dirinya sendiri.

Pemahaman terhadap diri sendiri merupakan fondasi penting dalam proses perkembangan individu, terutama pada masa remaja yang penuh dengan dinamika dan pencarian jati diri. Dalam layanan Bimbingan dan Konseling (BK), pemahaman terhadap diri sendiri adalah upaya untuk membantu individu mengenali dirinya secara lebih mendalam. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam konteks ini adalah menggunakan assessment pengenalan diri, yang mencakup pengukuran aspek-aspek psikologis seperti kepribadian, minat, bakat, gaya belajar, dan nilai-nilai pribadi.

Assessment mengenal diri memiliki peran strategis dalam membantu peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki serta membuat keputusan yang lebih baik dalam hal pendidikan, karier, maupun hubungan sosial. Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi guru BK atau konselor dalam merancang layanan yang sesuai dengan kebutuhan individual.

Assesment dalam BK pribadi merupakan proses sistematis untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan relevan mengenai individu.

Assesment bertujuan untuk membantu individu memahami potensi, kekuatan dan kelemahan, serta kebutuhan mereka, sehingga individu mampu merancang pengembangan diri yang sesuai dengan diri peserta didik. Pentingya assessment mengenal diri dalam layanan BK pribadi terletak pada kemampuannya dalam membantu individu memahami individu secara mendalam, mengenali kekukatan dan kelemahan dan mengindentifikasi area yang perlu dikembangkan.

iv

(5)

Dengan demikian, topik ini sangat penting dalam BK pribadi karena merupakan fondasi penting dalam mendukung individu mencapai perkembangan optimal. Melalui pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, individu dapat merancang tujuan hidup yang realistis, membuat Keputusan yang tepat, dan berkontribusi secara positif dalam lingkungan sosial mereka.

B. Rumusan masalah

1. Apa saja instrument dalam assessment mengenal diri?

2. Bagaimana cara mengenali diri melalui MBTI, DISC, VIA Character Strengths?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui instrumen dalam mengenal diri

2. Untuk mengetahui cara mengenali diri melalui MBTI, DISC, VIA Character Strengths

v

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Teori Self-Awareness

1. Menurut (Goleman, 2005), self awareness adalah kesadaran diri seseorang dalam memahami, menerima dan mengelola setiap potensi yang ada pada dirinya untuk pengembangan hidup di masa depan.

Kesadaran diri dapat dilihat ketika seseorang mengenali apa yang dirasakan untuk membantunya dalam mengambil keputusan sendiri, memahami apa yang dirasakannya hingga mampu menilai diri sesuai dengan kemampuan dan kepercayaan dirinya. Berdasarkan definisi yang telah Goleman sampaikan, terdapat 3 aspek dalam kesadaran diri, yaitu:

a. Emotional self awareness: Emotional self awareness adalah kemampuan seseorang dalam mengenali emosi diri dan pengaruhnya. Emotional self awareness juga berkenaan dengan kesadaran akan pengetahuan pada apa yang dirasakan dan mengetahui penyebab munculnya emosi tersebut.

b. Accurate self assessment: Accurate self assesment adalah kemampuan seseorang dalam mengenali kekuatan dan keterbatasan yang dimilikinya. Dalam hal ini, kemampuan refleksi diri juga digunakan dalam prosesnya sehingga individu mampu mengevaluasi diri dengan baik dan mempunyai kesadaran pada kelemahan dan kelebihan diri yang dimilikinya.

Seseorang juga mampu untuk menempatkan dirinya sesuai dengan keadaan, mampu menerima kritik, dan mampu belajar dari pengalaman

c. Self confidence: Self confidence ini merupakan kepercayaan diri terhadap kemampuan (keahlian) yang dimilikinya.

Kepercayaan diri ini berkaitan dengan efektivitas diri atau penilaian positif atas kemampuan kerja. Efektivitas diri ini juga merupakan keyakinan individu atas apa yang dikerjakannya

vi

(7)

dengan keterampilan yang dimilikinya. Kepercayaan diri ini juga berkaitan dengan keberanian dalam menyatakan pendapat, pandangan dan tegas dalam membuat keputusan (Goleman, 2018).

2. Psikolog humanis Carl Rogers percaya bahwa konsep diri terdiri dari tiga bagian yang berbeda: diri ideal, citra diri, dan harga diri. Teorinya menjelaskan apa artinya ketika bagian-bagian ini kongruen atau tidak kongruen dengan kenyataan yang memengaruhi konsep diri Anda.

Rogers menggambarkan konsep diri terdiri dari tiga bagian:

a. Diri ideal (Ideal self): Diri ideal adalah sosok yang individu inginkan. Sosok ini memiliki atribut atau kualitas yang individu upayakan atau ingin miliki. Sosok yang individu bayangkan akan menjadi diri individu.

b. Citra diri (Self-image): Citra diri mengacu pada bagaimana individu melihat diri sendiri pada saat ini. Karakteristik fisik, sifat kepribadian, dan peran sosial memengaruhi citra diri individu.

c. Harga diri (Self-esteem): Seberapa besar individu menyukai, menerima, dan menghargai diri sendiri merupakan berkontribusi pada konsep diri individu. Harga diri dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk bagaimana orang lain melihat individu, bagaimana individu berpikir tentang diri sendri dibandingkan dengan orang lain, dan peran individu dalam masyarakat.

B. Cara Meningkatkan Self-Awarness

Berdasarkan teroi dari Goleman dan Rogers, individu dapat meningkatkan self-awarnes dengan cara-cara berikut :

a. Refleksi Diri Secara Teratur: Melakukan introspeksi untuk memahami perasaan, reaksi, dan pola pikir pribadi.

b. Menerima Umpan Balik dari Orang Lain: Mendengarkan masukan dari orang lain untuk mendapatkan perspektif eksternal tentang diri sendiri.

vii

(8)

c. Mengenali Pemicu Emosi: Mengidentifikasi situasi atau faktor yang memicu emosi tertentu guna mengelola respons secara lebih efektif.

d. Mengevaluasi Kekuatan dan Kelemahan: Memahami kelebihan dan area yang perlu dikembangkan untuk pertumbuhan pribadi.

e. Penerimaan Tanpa Syarat (Unconditional Positive Regard):

Menerima diri sendiri dan orang lain tanpa syarat, yang memungkinkan eksplorasi diri tanpa rasa takut akan penolakan.

f. Empati: Berusaha memahami pengalaman dan perasaan orang lain dari sudut pandang mereka, yang juga membantu dalam memahami diri sendiri.

g. Kongruensi: Menjadi autentik dan jujur terhadap perasaan dan pengalaman pribadi, serta berusaha menyelaraskan antara diri ideal dan diri nyata.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dari Goleman dan Rogers, individu dapat meningkatkan self-awareness mereka, yang merupakan langkah penting dalam pengembangan pribadi dan profesional.

viii

(9)

BAB III PEMBAHASAN A. Instrumen dalam Assesmen Mengenal Diri

Assesemen mengenal diri adalah proses sistematis dalam Bimbingan dan Konseling (BK) yang bertujuan untuk membantu individu memahami potensi, minat, nilai dan karakteristik pribadinya. Assesment dalam BK merupakan pengumpulan informasi yang sistematis dan objektif mengenai individu yang digunakan untuk memahami dan membuat Keputusan berdasarkan data yang relevan. Dalam konteks kali ini assesment dibagi menjadi 3 instrumen yaitu:

1. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah alat asesmen kepribadian yang dirancang untuk membantu individu memahami preferensi psikologis mereka dalam cara mereka memandang dunia dan membuat keputusan. Dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya Isabel Briggs Myers selama Perang Dunia II, MBTI didasarkan pada teori tipe psikologis Carl Jung.

2. DISC merupakan instrumen yang mendasarkan pengukuran pada perilaku manusia yang dapat diobservasi. Melalui sejarah dan perkembangan sebelumnya para ilmuwan dan peneliti telah mengobservasi adanya kesamaan dari perilaku dasar manusia, yang mana saat ini DISC dikembangkan untuk membantu individu dalam memaksimalkan baik potensi pribadi maupun dalam pengelolaan potensi sumber daya manusia. DISC merupakan non-critical tool untuk memahami tipe (style) perilaku seseorang. DISC dibuat untuk membantu individu mengeksplorasi kepribadian dan tipe tingkah laku mereka sehingga mereka dapat lebih baik dalam memahami diri mereka sendiri dan orang lain (Bonnstetter & Suiter, 2011 : 32).

3. VIA Character Strengths adalah kerangka kerja dalam psikologi positif yang mengidentifikasi dan mengklasifikasikan 24 kekuatan karakter positif yang dimiliki oleh setiap individu dalam berbagai derajat.

Konsep ini dikembangkan oleh psikolog Christopher Peterson dan

ix

(10)

Martin Seligman sebagai alternatif dari pendekatan psikologi tradisional yang berfokus pada gangguan dan kelemahan. Tujuannya adalah untuk membantu individu mengenali dan mengembangkan kekuatan positif mereka guna meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan yang bermakna. VIA Character Strengths adalah sifat-sifat positif dalam kepribadian seseorang yang memengaruhi cara berpikir, merasa, dan berperilaku. Setiap individu memiliki semua 24 kekuatan karakter ini dalam tingkat yang berbeda-beda, yang membentuk profil unik masing- masing. Dengan mengenali dan menerapkan kekuatan karakter tertinggi mereka, individu dapat mencapai versi terbaik dari diri mereka sendiri.

B. Mengenali Diri Melalui MBTI, DISC, VIA Character Strengths 1. MBTI (Myers Briggs Type Indicator)

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah alat penilaian kepribadian yang dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya, Isabel Briggs Myers, pada tahun 1940-an. MBTI berakar pada teori tipe psikologis yang diperkenalkan oleh psikolog Swiss, Carl Gustav Jung, dalam bukunya Psychological Types. Tujuan utama pengembangan MBTI adalah untuk membuat teori kompleks Jung lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. MBTI mengkategorikan kepribadian individu berdasarkan empat dimensi utama:

1. Ekstraversi (E) – Introversi (I): Menunjukkan sumber energi seseorang, apakah dari dunia luar (E) atau dari dalam diri sendiri (I).

2. Sensing (S) – Intuition (N): Menunjukkan cara seseorang memproses informasi, apakah melalui fakta dan detail konkret (S) atau melalui pola dan kemungkinan (N).

3. Thinking (T) – Feeling (F): Menunjukkan dasar seseorang dalam membuat keputusan, apakah berdasarkan logika dan objektivitas (T) atau berdasarkan nilai dan perasaan pribadi (F).

x

(11)

4. Judging (J) – Perceiving (P): Menunjukkan gaya hidup seseorang, apakah lebih terstruktur dan terorganisir (J) atau fleksibel dan spontan (P).

Cara mengenali diri dengan metode ini adalah dengan melakukan tes di website yang menyediakan tes MBTI. Hasil dari tes kepribadian MBTI adalah enam belas macam tipe kepribadian yang merupakan kombinasi huruf dari keempat dimensi MBTI. 16 Tipe kepribadian MBTI adalah sebagai berikut :

1. ESTJ : Berpikir yang ekstrover dengan dibantu oleh pegindera.

2. ENTJ : Pemikir yang ekstrover dengan dibantu oleh intuitif.

3. ISTP : Pemikir yang introver dengan dibantu oleh pegindera.

4. INTP : Pemikir yang introver dengan dibantu oleh intuitif.

5. ESFJ : Perasa yang ekstrover dengan dibantu oleh pegindera.

6. ENFJ : Perasa yang ekstrover dengan dibantu oleh intuitif.

7. ISFP : Perasa yang introver dengan dibantu oleh pegindera.

8. INFP : Perasa yang introver dengan dibantu oleh intuitif.

9. ESTP : Pegindera yang ekstrover dengan dibantu oleh berpikir.

10. ESFP : Pegindera yang ekstrover dengan dibantu oleh perasa.

11. ISTJ : Pegindera yang introver dengan dibantu oleh berpikir.

12. ISFJ : Pegindera yang introver dengan dibantu oleh perasa.

13. ENTP : Intuitif yang ekstrover dengan dibantu oleh berpikir.

14. ENFP : Intuitif yang ekstrover dengan dibantu oleh perasa.

15. INTJ : Intuitif yang introver dengan dibantu oleh berpikir.

16. INFJ : Intuitif yang introver dengan dibantu oleh perasa.

Namun, MBTI ini dianggap kurang valid dan reliable karena hasilnya tidak selalu konsiten. Peserta tes MBTI bisa saja menjawab dengan asal, jadi MBTI ini tidak bisa menjadi patokan dalam mengenali diri seorang individu.

Tes kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) merupakan salah satu alat yang populer digunakan untuk memahami

xi

(12)

kepribadian individu. Namun, seperti alat lainnya, MBTI memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.

1. Kelebihan MBTI

a. Meningkatkan pemahaman diri, MBTI membantu individu memahami preferensi dasar mereka dalam berpikir, merasa, dan berinteraksi, yang dapat meningkatkan kesadaran diri dan pengembangan pribadi.

b. Membantu dalam pengembangan karier, dengan mengetahui tipe kepribadian, individu dapat memilih jalur karier yang sesuai dengan kekuatan dan minat mereka, serta meningkatkan kepuasan kerja.

c. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi, memahami perbedaan tipe kepribadian dapat membantu dalam meningkatkan komunikasi dan kerja sama dalam tim, serta mengurangi konflik interpersonal.

d. Aplikasi luas MBTI digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, konseling, dan pengembangan organisasi, menunjukkan fleksibilitas dan kegunaannya.

2. Kekurangan MBTI

a. Validitas dan reliabilitas yang dipertanyakan Beberapa penelitian menunjukkan bahwa MBTI memiliki validitas dan reliabilitas yang rendah, dengan hasil yang tidak konsisten dan kurang dapat diandalkan.

b. Kategorisasi yang sederhana, MBTI membagi individu ke dalam 16 tipe kepribadian yang berbeda, yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kompleksitas kepribadian manusia.

c. Tidak mengukur kemampuan atau keterampilan Tes ini fokus pada preferensi kepribadian dan tidak mengukur kemampuan atau keterampilan individu, yang penting dalam konteks profesional.

xii

(13)

d. Potensi penyalahgunaan karena hasil MBTI sering digunakan dalam proses rekrutmen atau penilaian karyawan, ada risiko penyalahgunaan atau penilaian yang tidak adil berdasarkan tipe kepribadian.

MBTI dapat menjadi alat yang berguna untuk memahami diri sendiri dan orang lain, serta meningkatkan komunikasi dan kolaborasi.

Namun, penting untuk menyadari keterbatasannya dan tidak menggunakannya sebagai satu-satunya dasar dalam pengambilan keputusan penting. Sebagai tambahan, hasil MBTI sebaiknya digunakan bersama dengan alat penilaian lain dan refleksi pribadi untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.

2. DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Conscientiousness)

DISC adalah tes kerpibadian yang ditemukan oleh Dr. William Moulton Marston pada tahun 1928 melalui bukunya yang berjudul “The Emotions of Normal People”. Perlu diketahui bahwa pada era awal abad 19, ilmu psikologi hanya membahas seputar perilaku-perilaku menyimpang atau gangguan kepribadian saja.

DISC merupakan instrumen yang mendasarkan pengukuran pada perilaku manusia yang dapat diobservasi. Melalui sejarah dan perkembangan sebelumnya para ilmuwan dan peneliti telah mengobservasi adanya kesamaan dari perilaku dasar manusia, yang mana saat ini DISC dikembangkan untuk membantu individu dalam memaksimalkan baik potensi pribadi maupun dalam pengelolaan potensi sumber daya manusia.

DISC merupakan non-critical tool untuk memahami tipe (style) perilaku seseorang. DISC dibuat untuk membantu individu mengeksplorasi kepribadian dan tipe tingkah laku mereka sehingga mereka dapat lebih baik dalam memahami diri mereka sendiri dan orang lain (Bonnstetter & Suiter, 2011 : 32). Berikut adalah empat kepribadian DISC:

a. Dominasi/ Dominance: Individu adalah pemimpin alami yang mampu menghadapi tantangan. Individu lebih suka mengambil alih kendali dan membuat keputusan cepat. Saat

xiii

(14)

individu memasuki ruangan, energi seorang individu berubah. Kepercayaan diri dan tekad individu membantu individu mencapai tujuan, tetapi individu mungkin perlu memperhatikan sudut pandang orang lain.

b. Pengaruh/ Influence: Seorang individu supel, antusias, dan pandai membangun hubungan. Individu suka memberi inspirasi dan motivasi kepada orang-orang di sekitar mereka.

c. Keteguhan/ Steadiness: Individu yang dapat diandalkan, sabar, dan pemain tim. Individu menghargai kestabilan dan konsistensi, dan bekerja dengan baik dalam lingkungan yang mendukung dan kolaboratif.

d. Kehati-hatian/Conscientiousness: Seorang Individu yang mengutamakan akurasi, kualitas, dan sangat analitis.

Individu unggul dalam perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan yang cermat.

Sementara kebanyakan orang cenderung lebih atau kurang cocok dengan salah satu tipe kepribadian, beberapa orang mungkin memiliki lebih dari satu tipe kepribadian ini. Misalnya, Individu mungkin memiliki kepribadian dominan dengan beberapa sifat pengaruh yang disertakan, menjadikan individu kepribadian dominan-pengaruh (DI). Atau, Individu mungkin terutama memiliki kepribadian yang stabil dengan beberapa sifat kehati-hatian, menjadikan individu kepribadian stabil-hati-hatian (SC). DISC juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

1. Kelebihan Tes DISC :

a. Meningkatkan kesadaran diri dan komunikasi tes DISC membantu individu memahami gaya komunikasi mereka sendiri dan orang lain, yang dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dan kolaborasi dalam tim.

b. Aplikasi luas dalam pengembangan tim, DISC digunakan untuk membangun tim yang lebih harmonis dengan

xiv

(15)

memahami perbedaan gaya kerja dan komunikasi antar anggota tim.

c. Mudah diakses dan cepat dilakukan, tes DISC relatif mudah diakses dan dapat diselesaikan dalam waktu singkat, membuatnya praktis untuk digunakan dalam berbagai setting.

d. Membantu dalam penyesuaian gaya kepemimpinan, dengan mengetahui tipe DISC seseorang, pemimpin dapat menyesuaikan pendekatan mereka untuk memotivasi dan mengelola anggota tim secara lebih efektif.

2. Kekurangan Tes DISC

a. Tidak Mengukur Keterampilan atau Kinerja Tes DISC fokus pada gaya perilaku dan komunikasi, bukan pada keterampilan teknis atau kinerja individu dalam tugas tertentu.

b. Potensi Penyederhanaan Kompleksitas Kepribadian Membagi individu ke dalam empat kategori utama dapat menyederhanakan kompleksitas kepribadian manusia, yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan nuansa individu.

c. Kurangnya Sensitivitas Budaya Tes DISC mungkin tidak sepenuhnya sensitif terhadap perbedaan budaya, yang dapat mempengaruhi interpretasi hasil di berbagai konteks budaya.

d. Tidak direkomendasikan untuk keputusan rekrutmen utama, meskipun dapat memberikan wawasan tambahan, DISC sebaiknya tidak digunakan sebagai satu-satunya dasar dalam pengambilan keputusan rekrutmen atau promosi.

Tes DISC adalah alat yang berguna untuk memahami gaya perilaku dan komunikasi individu, yang dapat meningkatkan kesadaran diri dan efektivitas tim. Namun, penting untuk menggunakannya sebagai bagian dari pendekatan yang lebih holistik dalam pengembangan pribadi

xv

(16)

dan profesional, mengingat keterbatasannya dalam mengukur keterampilan teknis dan sensitivitas budaya.

3. VIA Character Strengths

Pencetus konsep VIA Character Strengths (Kekuatan Karakter VIA) adalah Christopher Peterson dan Martin Seligman. Mereka menghasilkan klasifikasi yang terkenal mengenai kekuatan karakter dan keutamaan pada awal tahun 2000-an, yang dikenal sebagai "Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classification".

VIA Character Strengths adalah sifat-sifat positif dalam kepribadian seseorang yang memengaruhi cara berpikir, merasa, dan berperilaku. Setiap individu memiliki semua 24 kekuatan karakter ini dalam tingkat yang berbeda-beda, yang membentuk profil unik masing-masing. Dengan mengenali dan menerapkan kekuatan karakter tertinggi mereka, individu dapat mencapai versi terbaik dari diri mereka sendiri. VIA Character Strengths membagi 24 kekuatan karakter dalam enam kebajikan inti yakni :

a. Kebijaksanaan

Mereka yang mendapat skor tinggi dalam bidang kebijaksanaan cenderung memiliki kekuatan karakter yang mengarahkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakannya dengan cara yang kreatif dan bermanfaat. Kekuatan karakter inti kebijaksanaan adalah:

Kreativitas : Memikirkan cara baru untuk melakukan sesuatu

Rasa ingin tahu: Memiliki minat terhadap berbagai macam topik

Keterbukaan pikiran: Memikirkan segala sesuatunya secara menyeluruh

Kecintaan terhadap pembelajaran: Menguasai topik, keterampilan, dan hasil penelitian baru

Perspektif: Mampu memberikan nasihat bijak kepada orang lain; melihat dunia dengan cara yang masuk akal

xvi

(17)

b. Keberanian

Orang yang memiliki skor tinggi dalam keberanian memiliki kekuatan karakter emosional yang memungkinkan mereka mencapai tujuan meskipun menghadapi pertentangan apa pun—baik dari dalam maupun luar. Kekuatan karakter yang terkait dengan keberanian adalah:

Kejujuran : Mengatakan kebenaran; menjadi otentik dan asli

Keberanian : Menghadapi tantangan, kesulitan, atau rasa sakit;tidak takut terhadap ancaman

Kegigihan: Menyelesaikan sesuatu setelah dimulai

Semangat: Mendekati semua hal dalam hidup dengan energi dan kegembiraan

c. Kemanusiaan

Mereka yang mendapat skor tinggi dalam hal kemanusiaan memiliki serangkaian kekuatan karakter interpersonal yang melibatkan kepedulian dan persahabatan dengan orang lain. Kekuatan karakter inti ini adalah:

Kebaikan: Melakukan kebaikan dan perbuatan baik

Cinta: Menghargai hubungan dekat dengan orang lain

Kecerdasan sosial: Menyadari motif dan perasaan orang lain d. Keadilan

Orang-orang yang kuat dalam keadilan cenderung memiliki kekuatan kewarganegaraan yang menggarisbawahi pentingnya masyarakat yang sehat. Kekuatan karakter dalam kelompok keadilan adalah:

Keadilan: Memperlakukan semua orang secara sama

Kepemimpinan: Mengorganisir kegiatan kelompok dan memastikannya terjadi

Kerjasama Tim: Bekerja sama dengan baik dengan orang lain sebagai sebuah kelompok atau tim

xvii

(18)

e. Pengendalian diri

Mereka yang mendapat skor tinggi dalam hal pengendalian diri cenderung memiliki kekuatan yang melindungi mereka dari hal-hal yang berlebihan dalam hidup. Kekuatan-kekuatan ini adalah:

Pengampunan: Memaafkan orang lain yang telah berbuat salah kepada mereka

Kesederhanaan: Membiarkan keberhasilan dan prestasi seseorang berdiri sendiri

Kehati-hatian: Menghindari melakukan hal-hal yang mungkin mereka sesali

Pengaturan diri: Mengendalikan nafsu dan emosi seseorang f. Transendensi

Orang yang kuat dalam transendensi cenderung menjalin hubungan dengan Tuhan, alam semesta, atau agama yang memberikan makna, tujuan, dan pemahaman. Kekuatan karakter positif inti yang terkait dengan transendensi adalah:

Apresiasi keindahan: Memperhatikan dan menghargai keindahan dan keunggulan dalam segala hal

Bersyukur: Bersyukur atas hal-hal baik; meluangkan waktu untuk mengungkapkan rasa terima kasih

Harapan: Mengharapkan yang terbaik; bekerja untuk mewujudkannya; percaya bahwa hal baik itu mungkin terjadi

Humor: Membuat orang lain tersenyum atau tertawa

Religiusitas: Memiliki keyakinan kuat tentang tujuan dan makna hidup yang lebih tinggi

Meskipun VIA Character Strengths merupakan alat yang bermanfaat untuk pengembangan diri, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

1. Kelebihan VIA Character Strengths :

a. Menekankan kekuatan positif , VIA fokus pada identifikasi dan pengembangan kekuatan karakter, bukan kelemahan, yang

xviii

(19)

dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan emosional individu.

b. Aksesibilitas dan validitas survei, VIA tersedia secara gratis dan telah divalidasi secara ilmiah, menjadikannya alat yang dapat diakses oleh siapa saja untuk memahami kekuatan karakter mereka.

c. Aplikasi luas, VIA digunakan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, psikoterapi, dan pengembangan organisasi, menunjukkan keberagaman aplikasi dan manfaatnya.

d. Pendekatan positif terhadap pengembangan diri dengan fokus pada kekuatan, VIA membantu individu membangun rasa percaya diri dan motivasi untuk berkembang, daripada terfokus pada kekurangan.

2. Kekurangan VIA Character Strengths :

a. Tidak menilai kelemahan atau deficit, VIA tidak mengukur kelemahan atau area yang perlu diperbaiki, sehingga individu mungkin tidak mendapatkan gambaran lengkap tentang diri mereka.

b. Potensi bias laporan diri karena menggunakan format survei diri, hasilnya dapat dipengaruhi oleh bias individu, seperti keinginan untuk tampil lebih baik atau kurang objektif dalam penilaian diri.

c. Struktur faktor yang kontroversial, beberapa penelitian menunjukkan bahwa struktur enam kebajikan inti dalam VIA mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan struktur faktor yang ada dalam data empiris, yang dapat mempengaruhi interpretasi hasil.

d. Keterbatasan dalam menilai kompleksitas kepribadian, VIA mengklasifikasikan kekuatan karakter dalam enam kebajikan inti, namun pendekatan ini mungkin tidak sepenuhnya

xix

(20)

mencakup kompleksitas dan nuansa kepribadian manusia yang beragam.

VIA Character Strengths adalah alat yang berguna untuk mengenali dan mengembangkan kekuatan karakter positif. Namun, penting untuk menyadari keterbatasannya dan menggunakannya sebagai salah satu dari berbagai alat dalam proses pengembangan diri. Untuk hasil yang lebih komprehensif, pertimbangkan untuk menggabungkan hasil dari VIA dengan alat penilaian lainnya dan refleksi pribadi.

xx

(21)

BAB IV STUDI KASUS A. Kasus Nyata atau Simulasi

Kiarra, seorang mahasiswa jurusan Psikologi di Universitas A, merasa kesulitan dalam memahami kelebihan dan kekurangan dirinya. Meskipun telah mengikuti berbagai tes kepribadian seperti MBTI, DISC, dan VIA Character Strengths, ia merasa hasilnya tidak memberikan wawasan yang jelas. Kiarra merasa bingung dalam menentukan jurusan spesialisasi dan merancang rencana pengembangan diri yang efektif.

B. Analisis dan Pendekatan BK

Bagimana analisis yang tepat terhadap hasil dari tes kepribadian Kiarra agar Kiarra terbantu dalam memahami potensi dirinya?

xxi

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN

Dalam membantu individu dalam mengenali dirinya bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan assessment mengenal diri. Assesment mengenal diri terdiri dari 3 instrumen yakni MBTI, DISC dan VIA Character Strengths.

Masing-masing dari intrumen ini memiliki klasifikasi yang berbeda seperti, MBTI yang membagi tipe kepribadian menjadi 16 tipe yakni ESTJ, ENTJ, ISTP, INTP, ESFJ, ENFJ, ISFP, INFP, ESTP, ESFP, ISTJ, ISFJ, ENTP, ENFP, INTJ, INFJ.

DICS sendiri juga memiliki klasifikasi masing-masing yakni, Dominasi, Pengaruh, Keteguhan, Kehati-hatian. DISC dibuat untuk membantu individu mengeksplorasi kepribadian dan tipe tingkah laku mereka sehingga mereka dapat lebih baik dalam memahami diri mereka sendiri dan orang lain. VIA Character Strengths membagi 24 kekuatan karakter dalam enam kebajikan inti yaitu Kebijaksanaan, Keberanian, Kemanusiaan, Keadilan, Pengendalian Diri, dan Transendensi.

Seorang individu dapat mengenali dirinya melalui tiga assessment tersebut guna mengenali diri mereka meskipun ketiga assesment ini memiliki kekurangan.

B. REKOMENDASI

1. Mahasiswa dianjurkan mencoba tiga assesmen tersebut untuk mengetahui potensi mereka.

2. Konselor dianjurkan menggunakan tiga assesmen tersebut untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka.

xxii

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Aldini Agniarahmah, C. Y. (2023). KEEFEKTIFAN MEDIA ULAR TANGGA DALAM MENINGKATKAN SELF AWARENESS. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia.

Asmadin, & Silvianetr. (2022). Need Asesmen Non Tes Bimbingan Dan Konseling Dalam Layanan Penempatan. Jurnal Pendidikan dan Konseling.

Bonnstetter, B. J. (2011 ). The Universal Language DISC: Reference Manual. 6th edition. USA: Target Training International, Ltd. .

Dorwart, L. (2023). All About the Different Personality Types.

https://www.health.com/personality-type.

Goleman, D. (2005). Kecerdasan Emosi: Untuk Mencapai Puncak Prestasi.

Terjemahan Alex Tri Kantjono. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kendra Cherry, M. (2024). How Client-Centered Therapy Works.

https://www.verywellmind.com/client-centered-therapy.

Kusumawardhani, D. (2023). Tipe Kepribadian DiSC: Definisi dan Penerapan.

https://hrpods.co.id/organizational-development/tipe-kepribadian-disc- 210219.

Niemiec, R. M. (2008). Positive psychology at the movies: Using films to build virtues and character strengths. Cambridge : MA: Hogrefe.

Simkus, J. (2025). Myers-Briggs Type Indicator (MBTI): 16 Personality Types.

https://www.simplypsychology.org/the-myers-briggs-type-indicator.

xxiii

(24)

LAPORAN HASIL PRESENTASI

xxiv

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2

Untuk menganalisis keefektifan model konseling teman sebaya berbasis humanistik untuk meningkatkan keterampilan interpersonal siswa, desain yang akan digunakan oleh

Dalam upaya membantu peserta didik di sekolah menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan maka layanan bimbingan dan konseling di sekolah

Makalah Asas Bimbingan Konseling

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING 2023/2024 NO KEGIATAN MATERI BIDANG PENGEMBANGAN PRIBADI SOSIAL BELAJAR KARIR 1 Layanan orientasi Mengenal tugas dan kewajiban baru di sekolah

ABSTRAK Efektifitas Pelatihan Wawasan Dasar Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Pemahaman Guru Sekolah Dasar terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar..

- Makalah ini membahas peran media dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling Islam di

Dokumen ini membahas tentang posisi, urgensi, dan periodesasi pergerakan Bimbingan dan Konseling (BK) di Indonesia dalam konteks