SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA
(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
Ingrit Nanisrinuria 0806884
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL SISWA
(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Ingrit Nanisrunuria
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ingrit Nanisrinuria 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA
(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dr. Hj. Nani .M. Sugandhi, M.Pd
NIP : 195708301981012001
Pembimbing II
Dra. Hj. Setiawati, M.Pd
NIP : 196211121986102001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa
1. Dr. Hj. Nani .M Sugandhi, M.Pd 2. Dra. Hj. Setiawati, M.Pd
INGRIT NANISRINURIA 2012
Penelitian bertujuan membuat program hipotetik bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dan metode penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan di SMPN 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung dengan mengambil subjek penelitian teknik random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Angket Komunikasi Interpesonal. Tingkat pencapaian aspek komunikasi interpersonal siswa menunjukkan keterbukaan 73,84%, empati sebesar 68,60%, sikap mendukung 55,23%, sikap positif 58,72%, dan kesetaraan sebesar 62,79%. Disimpulkan bahwa siswa memiliki kemampuan komunikasi yang cukup optimal namun tetap perlunya upaya yang dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimilikinya. Upaya yang diberikan berupa program bimbingan dan konseling pribadi-sosial.
Kata kunci : Komunikasi Interpersonal, Hipotetik Program, Bimbingan dan Konseling Pribadi- Sosial
This research aims to create a hypothetical program guidance and personal-social counseling to enhance students' interpersonal communication skills. It used a quantitative approach and descriptive research methods. This research was conducted in SMP 2 Dayeuhkolot Bandung regency by taking random sampling technique. This research instrument used interpersonal Communication Questionnaire. Level of interpersonal communication aspects of student achievement showed 73.84% openness, empathy for 68.60%, 55.23% being supportive, positive attitude 58.72%, and equity of 62.79%. It was concluded that the students have adequate communication skills but still need optimal effort that can help improve interpersonal communication skills they have. Efforts exerted is program guidance and personal-social counseling.
Ingrit Nanisrinuria, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………. i
KATA PENGANTAR……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH……… iii
DAFTAR ISI……….………. v
BAB II KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA DAN
PROGRAM BIMBINGAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL
A. Komunikasi Interpersonal………
1. Definisi Komunikasi dan Definisi Komunikasi Interpersonal….
2. Proses Terjadinya Komunikasi Interpersonal………
3. Tujuan Komunikasi Interpersonal……….
4. Fungsi Komunikasi Interpersonal………
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal…
6. Efektivitas Komunikasi Interpersonal………
B. Karakteristik Perkembangan Remaja……….
1. Definisi Fase Awal Remaja………..
2. Tugas-tugas Perkembangan Remaja………. 3. Perkembangan Komunikasi Merupakan Salah Satu Aspek
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perkembangan Remaja Awal……….
C. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial
1. Konsep Dasar Bimbingan Pribadi-Sosial………... 2. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial………..
3. Komponen Program……….
4. Evaluasi………….………
5. Langkah-langkah Penyusunan Program……… D. Program Bimbingan dan Konsleing Pribadi-Sosial untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa……. BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian………...
B. Definisi Operasional Variabel………... BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian……….………
B. Pembahasan Hasil Penelitian………..
C. Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa...
53 53 68
74 BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Ingrit Nanisrinuria, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan salah satu masa dalam dalam rentang kehidupan yang dilalui oleh individu. Masa ini merupakan periode kehidupan yang penting dalam perkembangan individu dan merupakan masa transisi menuju pada perkembangan masa dewasa yang sehat (Yusuf : 2007, 71). Masa dewasa yang sehat akan tercapai apabila individu mampu mengentaskan tugas-tugas perkembangannya karena pada dasarnya setiap periode dalam rentang kehidupan individu memiliki tugas perkembangannya masing-masing.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu. Tugas-tugas perkembangan berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang sebaiknya dimiliki oleh individu, sesuai dengan fase atau usia perkembangannya. William Kay ( Yusuf, 2009 :72) mengemukakan salah satu tugas perkembangan remaja adalah mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun berkelompok.
Rakhmat (2011:4) mengemukakan komunikasi merupakan penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh diantara berbagai sistem dalam diri individu dan diantara individu.
Raymond (Rakhmat, 2011:3) mendefinisikan komunikasi sebagai “a transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experience a meaning
2
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan berkomunikasi sangat penting dimiliki oleh individu, yang dalam hal ini adalah siswa karena dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk dapat mengeluarkan ide atau gagasannya. Salah satu cara yang sering digunakan guru adalah dengan meminta siswa berbicara di depan kelas untuk melatih keberanian siswa. Selain itu, keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa menjadi sangat penting karena dalam bergaul dengan teman sebayanya siswa seringkali dihadapkan dengan hal-hal yang membuatnya harus mampu menyatakan pendapat pribadinya tanpa disertai emosi, marah atau sikap kasar, bahkan siswa harus bisa mencoba menetralisasi keadaan apabila terjadi suatu konflik.
Vance Packard (Budiamin, 2011:2) mengemukakan bila seseorang mengalami kegagalan dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, dingin, sakit fisik dan mental, dan ingin melarikan diri dari lingkungannya. Pendapat tersebut menyiratkan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai dampak yang cukup besar bagi kehidupan siswa.
Studi pendahuluan di kelas VIII Tahun Ajaran 2012/2013 SMP Negeri 2 Dayeuhkolot yang dilakukan melalui wawancara dengan guru BK dan observasi terhadap siswa kelas VIII. Studi pendahuluan menunjukkan siswa kurang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal. Banyak siswa kelas VIII yang kurang mampu mengemukakan pendapat atau gagasannya ketika diminta untuk berbicara di depan kelas. Tidak jarang siswa yang menjawab “ya gitu aja bu, susah diungkapkan” atau “nah, itu bu yang saya maksud juga”. Selain kurangnya kemampuan siswa dalam komunikasi interpersonal, studi pendahuluan juga menunjukkan bahwa program bimbingan dan konseling yang ada di sekolah lebih berfokus pada bantuan yang bersifat kuratif. Berdasarkan penuturan guru BK hal ini disebabkan karena tidak adanya jam BK di sekolah sehingga sulit untuk memberikan layanan preventif terutama dalam mengakomodasi pengembangan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
mendapatkan layanan bimbingan pribadi-sosial berada pada kategori sedang (67,4%) dalam hal kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Jika ditinjau dari aspek komunikasi interpersonal siswa, aspek keterbukaan pada kategori sedang (59,8%), empati pada kategori sedang (46,4%), sikap mendukung pada kategori sedang (64,3%), sikap positif pada kategori rendah (39,7%), dan kesetaraan pada kategori sedang (64,3%). Artinya, penelitian menunjukkan bahwa ketidakmampuan siswa dalam komunikasi interpersonal cenderung menimbulkan sikap negatif. Salah satu bentuk perilaku negatif yang dimaksud yaitu munculnya rasa malu pada siswa yang ditunjukkan ketika diminta untuk mengutarakan ide atau menjelaskan suatu hal yang diminta baik oleh guru matapelajaran maupun oleh guru pembimbing di depan orang lain.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Zayiroh (2007: 72) pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Ungaran terhadap keefektifan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan perilaku komunikasi interpersonal yang ditinjau dari lima aspek yaitu keterbukaan, empati, sikap mendukung, rasa positif, dan kesetaraan. Aspek-aspek komunikasi interpersonal siswa kelas X SMA Negeri 1 Ungaran sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok menunjukkan sebagian besar berada pada kriteria rendah. Dengan jumlah persentase pada sub variabel keterbukaan (48,6%), empati (48,8%), dukungan (50,2 %), rasa positif (46,9 %). Sub variabel kesetaraan termasuk dalam kriteria sangat rendah dengan persentase skor( 43,5%). Dari kelima sub variabel yang merupakan aspek-aspek dalam komunikasi interpersonal, menunjukkan kecenderungan kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa kelas X SMA Negeri 1 Ungaran.
4
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan siswa. Salah satunya adalah mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa melalui pemberian layanan bimbingan dan konseling dalam ranah pribadi-sosialnya. Bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan upaya untuk membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang bersifat pribadi sebagai akibat ketidakmampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Tujuan Bimbingan dan Konseling yang terkait dengan aspek pribadi sosial salah satunya adalah memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan sesama manusia. Salah satu bentuk interaksi sosial adalah melalui komunikasi interpersonal yang efektif. Dengan adanya layanan bimbingan pribadi sosial akan membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya, baik untuk siswa yang komunikasi interpersonalnya dalam tahap yang rendah sampai siswa yang masuk dalam kategori efektif. Bimbingan dan konseling pribadi-sosial akan efektif diberikan untuk membantu meningkatkan komunikasi interpersonal siswa jika direncanakan secara sistematis, terpadu, dan terarah. Layanan bimbingan dan konseling pribadi-sosial ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam komunikasi interpersonal.
Program Bimbingan dan Konseling yang ada di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot dibuat berdasarkan pengembangan atau penyempurnaan dari program pada tahun sebelumnya. Pendekatan yang dilakukan adalah preventif dan kuratif dan tidak semua layanan yang diberikan sesuai dengan urutan yang telah dibuat di program karena pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi sekolah. Di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot sudah ada layanan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal namun belum dibuat program secara khusus dan terperinci.
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik akan memudahkan seorang siswa dalam memasuki lingkungan baru karena ia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, karena secara hakiki manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain, sejak dilahirkan hingga akhir hayat membutuhkan pergaulan dengan orang lain. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan memudahkan individu dalam mengutarakan gagasan, ide, atau pendapat mengenai suatu permasalahan yang terjadi di sekitarnya.
Kemampuan komunikasi interpersonal yang baik merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dimiliki oleh remaja. Dengan kata lain, kemampuan berkomunikasi interpersonal idealnya berkembang dengan baik pada fase remaja. Pada fase ini, remaja menjadi lebih kritis dalam berpendapat atau mengkritisi permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekitarnya.
Namun sayang, pada kenyataannya masih ada siswa yang belum mampu mengemukakan apa yang dipikirkannya dengan baik di depan forum. Masih banyak siswa yang belum mampu mengemukakan secara jelas mengenai ide atau gagasan yang ia miliki di depan forum baik itu teman sebaya maupun orang tua.
6
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Budiamin (2011:2) mengemukakan bahwa bimbingan pribadi-sosial ditujukan supaya siswa dapat mencapai perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri dan bertanggung jawab. Melalui layanan bimbingan pribadi sosial ini diharapkan siswa mampu memahamai, mengendalikan dan mengarahkan diri dalam hubungannya dengan lingkungan sosial di sekolah sehingga mereka mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya.
Untuk rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP N 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung?
2. Seperti apa program hipotetik bimbingan pribadi-sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan di kelas VIII SMPN 2 Dayeuhkolot ini adalah :
1. Mendeskripsikan gambaran umum kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP N 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
2. Merancang program hipotetik bimbingan pribadi-sosial yang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, manfaat penelitian ini memberikan khazanah keilmuan dalam bidang Bimbingan dan Konseling khususnya mengenai permasalahan penyesuaian sosial yang muncul pada siswa, penelitian ini juga diharapkan mampu menambah variasi pembahasan dalam mata kuliah Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial.
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh wawasan baru mengenai pembuatan program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial terutama untuk sekolah tingkat menengah pertama.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk diimplementasikan langsung di sekolah melalui pemberian layanan disekolah yang berdasar pada materi pada program hipotetik dalam penelitian ini.
3. Bagi Jurusan Psikologi Bimbingan dan Konseling
Penelitian akan menjadi salah satu model program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dan dapat menambah khazanah pada mata kuliah BK Pribadi-Sosial dan BK Pribadi-Sosial Remaja.
4. Bagi Peneliti Berikutnya
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai patokan untuk mengembangkan dan menyempurnakan penelitian mengenai komunikasi interpersonal baik di jenjang yang sama maupun jenjang yang berbeda.
E. Sistematika Penulisan
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah kuantitatif karena diperlukan data hasil penelitian mengenai kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang akan mengukur kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Data dari hasil penelitian berupa skor (angka-angka) dan akan diproses melalui pengolahan statistik lalu d ideskripsikan untuk mendapatkan gambaran kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah. Kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah yang digambarkan akan dijadikan sumber dalam penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha untuk memecahkan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data faktual. Melalui metode ini diharapkan diperoleh gambaran kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah beserta indikator-indikator pada masing-masing aspek kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah. Gambaran dari indikator-indikator ini dianggap sebagai fenomena kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah yang sesungguhnya.
Data awal pengukuran kebutuhan penyusunan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa diambil dari kondisi kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah. Empat tahapan kegiatan program bimbingan yang layak dilaksanakan meliputi sebagai berikut:
2. Tahap pengembangan program layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung berdasarkan kajian terhadap data-data hasil pengidentifikasian.
3. Tahap diskusi program hipotetik. Pertimbangan dalam pengembangan program dilakukan untuk menguji kelayakan sebuah program langkah berikutnya adalah mengadakan diskusi dengan dosen dan guru Bimbingan dan Konseling.
4. Tahap penyempurnaan program. Setelah melaksanakan pengembangan dan diskusi, program disempurnakan dan dinyatakan sebagai program yang layak untuk dilaksanakan.
B. Definisi Operasional Variabel
1. Komunikasi Interpersonal
Dalam penelitian ini, komunikasi interpersonal merujuk pada konsep komunikasi interpersonal yang dikemukakan Devito (2011: 252). Devito mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi yang berlangsung diantara dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Komunikasi interpersonal adalah kemampuan yang dimiliki siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung dalam pengiriman pesan yang disertai adanya feedback dalam bentuk keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan sehingga terjalin komunikasi interpersonal yang baik dalam berkomunikasi dilingkungan sekolah.
Sub aspek komunikasi interpersonal yang diungkap adalah : a. Keterbukaan
33
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Empati.
Empati ialah kemampuan untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. Kemampuan untuk mampu memahami yang dirasakan dan dipikirkan dari sudut pandang orang lain secara emosional maupun intelektual. c. Sikap Mendukung
Sikap mendukung adalah sikap yang bertolak belakang dengan sikap defensif (bertahan). Orang yang defensif cenderung lebih banyak melindungi diri dari ancaman dalam situasi komunikasi. Menciptakan suasana yang bersifat mendukung dapat dilakukan dengan menggunakan isyarat-isyarat non verbal seperti tersenyum, menganggukkan kepala, mengedipkan mata, tepuk tangan. Dalam sikap mendukung, seseorang berpikiran terbuka, bersedia mendengar pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah pendapat dan keyakinan apabila keadaan mengharuskan.
d. Sikap Positif
Seseorang yang bersikap positif dalam komunikasi interpersonal dapat menghargai dirinya sendiri dan orang lain secara positif begitupun yang mempunyai perasaan negatif terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, sikap positif muncul dengan diawali dari adanya penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
e. Kesetaraan
Komunikasi interpersonal akan berlangsung secara efektif apabila suasananya setara, yaitu adanya pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan memiliki sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Jadi kesetaraan adalah kesamaan pikiran, ide, pandangan, dan gagasan. Pada kesetaraan, seseorang menerima orang lain apa adanya tanpa harus ada syarat-syarat tertentu.
2. Program Bimbingan Pribadi-Sosial
matang. Bimbingan pribadi-sosial berarti upaya untuk membantu individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina hubungan sosial di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).
Proses penyusunan program kerja yang dilakukan akan sangat menentukan pada keberhasilan suatu program. Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling, perencanaan dan perancangan program kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap keberhasilan pelaksanaan sebuah rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru pembimbing atau konselor sekolah adalah mengelola program bimbingan dan konseling, yaitu: merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan merancang tindak lanjut atau mendesain perbaikan atau pengembangan program bimbingan dan konseling.
Pada penelitian, program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah yang dimaksud adalah rancangan layanan bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi dan terkoordinasi dalam periode tertentu yang direncanakan untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa di sekolah.
Stuktur program yang dikembangkan dalam penelitian mengacu kepada struktur pengembangan program berbasis tugas perkembangan, yaitu: a) Rasional Program, b) Visi dan Misi, c) Deskripsi Kebutuhan, d) Tujuan, e) Komponen Program, f) Rencana Operasional, g) Pengembangan Tema, h) Pengembangan Satuan Layanan, i) Evaluasi.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
35
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada populasi kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Bandung tahun ajaran 2012/2013, diambil sampel untuk pengolahan data awal yang akan dijadikan landasan pembuatan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling), maksudnya setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel pengolahan data awal pembuatan program. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel sesuai dengan penjelasan Sugiyono yaitu jumlah sampel ditentukan berdasarkan pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel yang diperlukan dan begitu pula sebaliknya. Sugiyono memberikan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dan populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:
s
=
(Sugiyono, 2012:87)
λ 2
dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, dan 10%. P = Q = 0,5. d = 0,05. s= jumlah sampel.
Berdasarkan asumsi yang dikemukakan Sugiyono, peneliti akan mengambil sampel dengan tingkat kesalahan 5% dari jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung adalah 335 siswa sehingga sampel yang diambil adalah sebanyak 172 siswa yang diambil secara acak dengan menggunakan teknik random sampling. Pengambilan sampel tidak dipilih perkelas melainkan setiap lembar jawaban diberi nomor dan dilakukan pengundian nomor untuk mendapatkan sampel yang dibutuhkan sebanyak 172 siswa.
λ 2
Rincian jumlah populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.1
Jumlah Anggota Populasi dan Sampel
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Tahun Ajaran Kelas Jumlah
2012/2013
VIII-A 35
VIII-B 38
VIII-C 38
VIII-D 38
VIII-E 37
VIII-F 37
VIII-G 37
VIII-H 37
VIII-I 38
Jumlah Keseluruhan 335
Jumlah Sampel 172
D. Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan angket pengungkap kemampuan komunikasi interpersonal. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil adapatasi dari angket yang dibuat dan dikembangkan oleh Leni Aelani pada tahun 2011.
37
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lainnya yang indikatornya mengalami penambahan ialah aspek kesetaraan dengan menambahkan indikator tidak membedakan teman dalam berkomunikasi. Tujuan dari penyebaran angket ini ialah untuk mendapatkan gambaran bagaimana perkembangan komunikasi interpersonal antara siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa
( Sebelum Uji Coba)
Aspek Indikator No Item Jml
(+) (-)
1. Keterbukaan (openness)
a. Kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan gagasan
c. Mengakui bahwa pendapat dan pikiran yang b. Merasakan apa yang dirasakan
oleh teman. 21,22, 25 23,24 5
c. Mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang diceritakan dan dialami
Aspek Indikator No Item Jml
a. Mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan
terhadap diri sendiri 46,47,50 48,49 5
b. Memiliki sikap positif terhadap teman yang satu gender
52,54 51,53,55 5
c.Memiliki sikap positif terhadap teman dengan yang mempunyai kepentingan yang
sama 61,62,64
39
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Indikator No Item Jml
(+) (-)
b. Memberikan penghargaan
tidak bersyarat 68,69,70 66,67,71 6 c. Tidak membedakan gender
dalam berkomunikasi
73,75 72,74 4
Selain penilaian terhadap instrumen, di bawah ini dipaparkan mengenai kisi-kisi penilaian uji kelayakan program, yaitu :
Tabel 3.3
Kisi-kisi Penilaian Uji Kelayakan Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa
Variabel Aspek Indikator
Program
2.Landasan Formal yang digunakan (landasan hukum penyelenggaraan BK) 3.Visi dan Misi BK Sekolah
4.Tujuan Pengembangan Program
2. Materi layanan yang digunakan pada masing-masing komponen layanan 3. Personel/pihak yang terlibat 4. Mekanisme kerja antar personel
5. Sarana dan Prasarana yang digunakan (sarana dan prasarana fisik)
6. Upaya sosialisasi program Evaluasi Program 1.Pendekatan konteks
2.Pendekatan input 3.Pendekatan proses 4.Pendekatan hasil
E. Uji Coba Alat Ukur
Kuesioner sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan telah melalui beberapa tahap pengujian, sebagai berikut:
1. Uji Kelayakan Instrumen
Kelayakan instrumen diuji dengan tujuan mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Penimbangan instrumen dilakukan oleh tiga dosen ahli/dosen dari Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB) untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut. Masukan dari tiga dosen ahli dijadikan landasan dalam penyempurnaan alat pengumpul data yang dibuat. Instrumen angket hasil judgement dari dosen ahli, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Judgement Angket
Kesimpulan No Item Jumlah
Memadai 1,2,3,4,5,6,7,9,11,12,13,14,16,17,19,21,22,23,26,27,29, 31,33,34,35,36,39,42,44,47,48,49,50,51,53,61,62,63,64 ,65,67,68,69,70,71,73,74
47
Revisi 8,10,15,18,20,24,28,30,32,37,38,40,41,45,46,52,54,55, 56,57,58,59,60,66,75
25
Buang 25,43,72 3
Tambahan -
41
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penimbangan menunjukkan terdapat 47 item yang dapat digunakan, 25 item yang perlu direvisi dan 3 item yang harus dibuang karena tidak relevan dengan aspek dan indikator. Dengan demikian, jumlah pernyataan yang digunakan untuk uji coba instrumen ialah sebanyak 72 item. Berdasarkan salah satu pendapat dari dosen ahli, pengambilan data tidak menggunakan Skala Likkert karena dirasa kurang sesuai, sehingga diganti dengan menggunakan Skala Guttman dengan dua opsi jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak”.
Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa
(Setelah Uji Kelayakan Instrumen)
Aspek Indikator No Item Jml
(+) (-)
1. Keterbukaan (openness)
a. Kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan gagasan
c. Mengakui bahwa pendapat dan pikiran yang dikemukakan b. Merasakan apa yang dirasakan
Aspek Indikator No Item Jml
(+) (-)
c. Mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang
a. Mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan
a. Memiliki sikap positif terhadap
diri sendiri 44,45,48 46,47 5
b. Memiliki sikap positif terhadap
teman yang satu gender 50,52 49,51,53 5 mempunyai kepentingan yang sama
59,60,62 61,63 5
b. Memberikan penghargaan tidak bersyarat
43
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Indikator No Item Jml
(+) (-)
c. Tidak membedakan gender dalam berkomunikasi
72 70,71 3
2. Uji Keterbacaan Item
Sebelum instrumen komunikasi interpersonal diuji validitas eksternal, instrumen terlebih dahulu di uji keterbacaan kepada sampel setara yaitu kepada empat puluh orang siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Baleendah, untuk mengukur keterbacaan instrumen. Setelah uji keterbacaan pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Baleendah dan kemudian dilakukan uji validitas eksternal.
Berdasarkan hasil uji keterbacaan, responden dapat memahami dengan baik seluruh item pernyataan yang ada baik dari segi bahasa maupun makna yang terkandung dalam pernyataan. Dengan demikian, dapat disimpulkan seluruh item pernyataan dapat digunakan dan mudah dimengerti oleh siswa kelas Kelas VIII SMP Negeri 3 Baleendah Kabupaten Bandung tahun ajaran 2012/2013 sebagai sekolah untuk uji coba instrumen.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diketahui setelah dilakukan uji coba instrumen. Uji coba angket dilaksanakan terhadap siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Baleendah. Angket diberikan kepada siswa yang berbeda sekolah dengan subjek penelitian, pemilihan sekolah uji coba didasarkan pada kesamaan karakteristik siswa dan sekolah yang diujicobakan dengan sekolah penelitian. Siswa yang mengikuti uji coba instrumen sebanyak 40 siswa yang dipilih secara acak. Siswa sebelum mengisi angket, terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian angket.
Uji validitas bertujuan untuk menunjukkan tingkat kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Uji validitas diuji cobakan pada 60 siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Baleendah tahun ajaran 2012/2013.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 121). Semakin tinggi nilai validasi soal menunjukkan semakin valid instrumen yang akan digunakan. Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam angket pengungkap komunikasi interpersonal siswa.
Validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian yang diuji adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkap komunikasi interpersonal siswa. Pengolahan data dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program MS. Excel. Pengujian validitas alat pengumpul data menggunakan korelasi biserial titik dengan rumus:
(Furqon,2008:108) Dimana:
Rpbis = koefisiensi kolerasi bisrial titik Yp = rata-rata kelompok p (kesatu) Yt = rata-rata seluruh subjek
St = simpangan baku untuk seluruh onjek p = proporsi subjek kelompok Satu q = proporsi subjek kelompok dua
Pengujian validitas dilakukan terhadap 72 item pernyataan dengan jumlah subjek 60 siswa. Dari 72 item diperoleh 64 item yang valid dan 8 item tidak valid.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Yp - Yt p Rpbis=
45
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kesimpulan Item Jumlah
Tidak valid 1,16,19,28,34,58,61,62 8
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas intrumen ditunjukkan sebagai derajat keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek.
Hasil uji reliabilitas menunjukan nilai reliabilitas instrumen sebesar 0,901477 artinya tingkat korelasi atau derajat keterandalan sangat tinggi, yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Didapat dari rumus:
� = �−�
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa (Setelah Uji Validitas)
a. Kemauan untuk membuka diri atas pendapat dan gagasan yang dimiliki.
1,4 2,3 4
b. Kemauan memberikan
Aspek Indikator No Item Jumlah
(+) (-)
secara jujur mengenai sebuah gagasan dan pendapat
c. Mengakui bahwa pendapat dan pikiran yang dikemukakan b. Merasakan apa yang dirasakan
oleh teman. 18,19 20,21 4
c.Mampu mendengarkan dan ikut merasakan yang diceritakan dan
a. Mengungkapkan perasaannya dan tidak melakukan
a. Memiliki sikap positif terhadap
47
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Aspek Indikator No Item Jumlah
(+) (-)
(positiveness) b. Memiliki sikap positif terhadap
teman yang satu gender 45,47 44,46,48 5 mempunyai kepentingan yang sama
53,54 55 3
b. Memberikan penghargaan tidak bersyarat
58,59,60 56,57,61 6
c. Tidak membedakan gender dalam berkomunikasi
64 62,63 3
4. Penyusunan Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa
Dalam penelitian. proses penyususnan program bimbingan pribadi sosial terdiri dari tiga langkah, yaitu :
a. Penyusunan Program
b. Validasi Program
Validasi adalah langkah berikutnya setelah penyusunan program. Validasi terhadap program yang telah disusun dilakukan oleh dosen ahli program dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Hasil validasi program merupakan pedoman untuk melakukan revisi dan perbaikan untuk menyusun program bimbingan pribadi sosial yang tepat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Proses validasi program diawali dengan penimbangan kisi-kisi penilaian uji kelayakan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
c. Penyusunan Program Hipotetik
Penyusunan rumusan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa, dilakukan dengan berdasar pada hasil penelitian dan hasil validasi program pada dosen. Rumusan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dijadikan rekomendasi bagi layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
5. Analisis Data
a. Verifikasi data
Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data bertujuan untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah. Dari hasil verifikasi diperoleh data yang diisikan responden menunjukkan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah data sesuai dengan subjek dan keseluruhan data memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.
b. Penyekoran
49
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Pola Skor Opsi Alternatif Respons Model Pure Choice (Guttman)
Pernyataan
Skor Alternatif
Respons
Ya Tidak
Favorable (+) 1 0
Un-Favorable (-) 0 1
Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 0-1 dengan bobot tertentu. Bobotnya ialah :
1) Untuk pilihan jawaban Ya memiliki skor 1 pada pernyataan positif atau skor 0 pada pernyataan negatif.
2) Untuk pilihan jawaban Tidak memiliki skor 0 pada pernyataan positif dan skor 1 pada pernyataan negatif.
c. Pengolahan Data
Data yang diperoleh akan diolah dan menjadi landasan dalam pembuatan program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa. Gambaran umum karakteristik sumber data penelitian yaitu kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang akan dijadikan landasan dalam pembuatan program bimbingan terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penentuan kelompok siswa dengan menggunakan panjang interval sebagai acuan rentang nilai pada tiap kategorinya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menghitung skor total masing-masing responden. 2) Menghitung panjang (rentang) kelas.
3) Menentukan rentang dalam tiap kategori (tinggi, sedang, dan rendah). 4) Mengelompokan data sampel menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang
d. Pengolahan Data untuk Pengembangan Program
Hasil pengolahan data kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang dijadikan landasan dalam pembuatan program bimbingan terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan patokan seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.9
Konversi skor mentah menjadi skor matang dengan batas aktual
Skala skor mentah Kategori Skor
X > µ + 1,0 ơ Tinggi µ - 1,0 ơ ≤X ≥ µ + 1,0 ơ Sedang X > µ - 1,0 ơ Rendah
Hasil pengelompokan data berdasarkan kategori dan interpretasinya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.10
Interpretasi Skor Kategori Komunikasi Interpersonal
Kategori Skor Interpretasi
Tinggi >44 (tinggi)
Siswa yang termasuk dalam kategori tinggi mampu mencapai tingkat komunikasi interpersonal yang optimal pada setiap aspeknya, yaitu memiliki kemampuan yang tinggi terhadap pengiriman pesan disertai adanya feedback dalam bentuk keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
Sedang 22 s/d 43 (Sedang)
51
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kategori Skor Interpretasi
kemampuan yang sedang terhadap pengiriman pesan atau informasi dengan adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
Rendah <22 (rendah)
Siswa yang termasuk dalam kategori rendah telah mencapai tingkat komunikasi interpersonal yang dapat dikatakan tidak optimal pada setiap aspeknya, yaitu rendahnya kemampuan terhadap pengiriman pesan atau informasi disertai adanya feedback baik dalam bentuk keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan dari hasil penelitian, siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Tahun Ajaran 2012/2013 membutuhkan upaya pemberian layanan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonalnya yaitu berupa layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual dan dukungan sistem. Pemberian layanan difokuskan berdasarkan kualifikasi dari interpretasi skor kategori komunikasi interpersonal.
6. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi langkah berikut :
a. Studi pendahuluan di SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang dilaksanakan pada tanggal 14 februari 2012.
b. Membuat proposal penelitian dan mengkonsultasikannya dengan dosen mata kuliah Metode Riset Bimbingan Konseling.
d. Mengurus surat permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat fakultas.
e. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat Fakultas dan Rektor UPI. Kemudian surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan pada kepala sekolah SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
f. Menyusun instrumen penelitian berikut penimbangannya kepada tiga orang dosen ahli dari jurusan PPB.
g. Melakukan uji coba angket dan keterbacaan soal kepada 60 siswa kelas VIII dari sekolah lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan sekolah yang akan diteliti dalam hal ini sekolah yang dimaksud adalah SMP Negeri 3 Baleendah Kabupaten Bandung pada tanggal 12 September 2012.
h. Mengumpulkan data dengan menyebarkan angket pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 pada tanggal 25 dan 27 September 2012.
i. Mengolah dan menganalisis data dari hasil angket komunikasi interpersonal yang telah disebarkan.
j. Pembuatan program bimbingan hipotetik berdasarkan hasil analisis data deskripsi kemampuan komunikasi interpersonal siswa dengan mempertimbangkan program yang ada di sekolah.
k. Diskusi dengan dosen dan guru Bimbingan dan Konseling mengenai kelayakan program bimbingan hipotetik.
Ingrit Nanisrinuria, 2013
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA (PENELITIAN DESKRIPTIF TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 160
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut.
1. Temuan dari hasil penelitian menunjukkan 76,16% berada pada kategori sedang tingkat kemampuan komunikasi interpersonalnya,13,95% siswa berada pada kategori tinggi dan 9,88% siswa berada kategori rendah. Dilihat secara umum diperoleh gambaran kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki kemampuan komunikasi interpersonal sedang, artinya siswa yang termasuk dalam kategori sedang mampu mencapai tingkat komunikasi interpersonal yang sudah cukup optimal yaitu kemampuan yang sedang terhadap pengiriman pesan atau informasi dengan adanya feedback yang diwujudkan dalam bentuk keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Tingkat pencapaian aspek komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 menunjukkan semua aspek berada pada kategori sedang yaitu keterbukaan 73,84%, empati sebesar 68,60%, sikap mendukung 55,23%, sikap positif 58,72%, dan kesetaraan sebesar 62,79%, namun aspek sikap mendukung memiliki persentase yang paling kecil yaitu 55,23%. Munculnya aspek-aspek komunikasi interpersonal ditandai oleh adanya indikator yang menunjukkan tingkat pencapaian komunikasi interpersonal siswa VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
dengan materi yang telah disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 dan disesuaikan dengan visi misi sekolah.
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)
Pada upaya mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa di sekolah, konselor kedepannya direkomendasikan untuk mampu mengaplikasikan program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa yang telah dirancang peneliti terhadap siswa kelas VIII untuk mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal yang dimiliki siswa.
2. Bagi Jurusan Bimbingan dan Konseling
Penelitian direkomendasikan menjadi salah satu model program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dan dapat menambah khazanah pada mata kuliah BK Pribadi-Sosial dan BK Pribadi-Pribadi-Sosial Remaja.
3. Bagi Peneliti Berikutnya
a. Penyebab belum efektifnya komunikasi interpersonal pada tiap jenjang tentu saja berbeda, peneliti selanjutnya direkomendasikan dapat menemukan penyebab ketidakefektifan pada tiap jenjang sehingga dapat menemukan cara untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa dalam tiap jenjang tersebut.
b. Selain jenjang, jenis kelamin juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kemampuan komunikasi interpersonal. Direkomendasikan peneliti selanjutnya dapat lebih dalam membahas mengenai pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap kemampuan komunikasi interpersonal siswa pada jenjang tertentu.