• Tidak ada hasil yang ditemukan

326364144 Bg Fisika Xi Versi Cetak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "326364144 Bg Fisika Xi Versi Cetak"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Guru

(2)

Buku Guru Fisika

untuk SMA/MAKelas XI

Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam

Penulis : - Sunardi - Siti Zenab

Desain Cover : W. Abdul Aziz

Lay Out : M. Sya’bani

Diterbitkan oleh Penerbit Yrama Widya Jl. Permai 28 No. 100

Margahayu Permai, Bandung (40218)

Telp. (022) 5403533 (Hunting), 5403518, 5426845 Fax. (022) 5403512

ANGGOTA IKAPI

e–mail : yrama.redaksi@gmail.com (Redaksi) yramawidya@indo.net.id (Penjualan) http://www.yrama–widya.co.id

Copyright © 2014 pada Penerbit Yrama Widya

Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi sebagian atau seluruh isi buku ini serta memperjualbelikannya tanpa mendapat izin tertulis dari Penerbit Yrama Widya

© Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang

KATALOG DALAM TERBITAN

Sunardi

Buku Guru Fisika untuk SMA/MA Kelas XI / Penulis Sunardi, Siti Zenab. -- Cet.1. -- Bandung : Yrama Widya, 2014.

viii + 192 hlm. ; 17,6 × 25 cm.

untuk SMA/MA

Kelompok Pemintan Ilmu-ilmu Alam ISBN 978-602-277-656-7 (no.jil. lengkap) ISBN 978-602-277-657-4 (jil.1)

ISBN 978-602-277-658-1 (jil.2)

ISBN 978-602-277-659-8 (jil.3)

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Buku Guru Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Buku Guru Fisika ini dipergunakan sebagai pegangan guru untuk memberikan atau mentransfer ilmu isika dan menghubungkan penerapan konsep Fisika tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Materi dalam Buku Guru Fisika ini disajikan dengan bahasa yang sederhana, lugas, dan penyajiannya dilengkapi dengan ilustrasi yang mendukung materi yang akan dibahas sehingga mambantu guru untuk lebih mudah menyampaikan materi.

Selain itu, buku ini juga menjadi pedoman untuk guru menyampaikan contoh-contoh sikap yang mencerminkan karakter bangsa Indonesia, misalnya bertanggung jawab dengan segala tindakan yang dilakukan dan membangun sikap kritis yang konstruktif pada siswa agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, pengetahuan dan keterampilan siswa yang diberi pembekalan materi ini dapat berjalan selaras dengan perannya sebagai seorang pelajar.

(4)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... iii

Daftar isi ... iv

Bagian 1 Petunjuk Umum ... 1

A. Pendahuluan ... 2

B. Cakupan dan Lingkup Mata Pelajaran Fisika ... 5

C. Tujuan Pembelajaran Fisika ... 6

D. Strategi Pembelajaran Fisika SMA/MA ... 7

E. Media Pembelajaran Fisika ... 17

F. Proses Kegiatan dan Evaluasi Pembelajaran Fisika ... 18

G. Panduan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar ... 21

H. Pentingnya Pembelajaran Fisika melalui Kurikulum 2013 ... 35

I. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan ... 35

Bagian 2 Petunjuk Khusus ... 37

Bab I Gerak Dua Dimensi ... 39

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 40

B. Tujuan Pembelajaran ... 40

C. Konsep Prasyarat ... 41

D. Gerak Dua Dimensi (Gerak dalam Bidang) ... 41

E. Hubungan Posisi, Kecepatan, dan Percepatan dari Suatu Fungsi ... 45

F. Gerak Parabola ... 46

G. Gerak Melingkar ... 49

H. Sikap dalam Pembelajaran tentang Gerak pada Bidang Dua Dimensi ... 51

I. Pengayaan Materi ... 52

J. Media Pembelajaran ... 53

K. Bentuk Evaluasi ... 53

L. Remedial ... 54

M. Rangkuman ... 55

N. Penutup ... 58

Bab II Hukum Newton tentang Gravitasi ... 59

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 60

B. Tujuan Pembelajaran ... 60

C. Konsep Prasyarat ... 60

D. Gaya Gravitasi Antarpartikel ... 61

E. Kuat Medan Gravitasi dan Percepatan Gravitasi ... 62

F. Hukum Kepler ... 64

(5)

H. Pengayaan Materi ... 66

I. Media Pembelajaran ... 67

J. Bentuk Evaluasi ... 67

K. Remedial ... 68

L. Rangkuman ... 69

M. Penutup ... 70

Bab III Usaha dan Energi ... 71

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 72

B. Tujuan Pembelajaran ... 72

C. Konsep Prasyarat ... 73

D. Energi Kinetik dan Energi Potensial Gravitasi dan pegas ... 73

E. Konsep Usaha ... 75

F. Hubungan Usaha dan Energi Kinetik ... 76

G. Hubungan Usaha dan Energi Potensial ... 77

H. Hukum Kekekalan Energi Mekanik ... 77

I. Sikap dan Pembelajaran tentang Usaha dan Energi ... 79

J. Pengayaan Materi ... 80

K. Media Pembelajaran ... 81

L. Bentuk Evaluasi ... 81

M. Remedial ... 82

N. Rangkuman ... 83

O. Penutup ... 84

Bab IV Getaran Harmonis ... 85

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 86

B. Tujuan Pembelajaran ... 86

C. Konsep Prasyarat ... 86

D. Karakteristik Getaran Harmonis ... 87

E. Periode dan Frekuensi pada Pegas ... 88

F. Simpangan Gerak Harmonis Sederhana ... 89

G. Kecepatan Gerak Harmonis Sederhana ... 90

H. Percepatan Gerak Harmonis Sederhana ... 90

I. Fase Gerak Harmonis Sederhana ... 90

J. Proaktif dalam Melakukan Percobaan dan Diskusi tentang Getaran Harmonis .. 91

K. Pengayaan Materi ... 92

L. Media Pembelajaran ... 92

M. Bentuk Evaluasi ... 92

N. Remedial ... 93

O. Rangkuman ... 94

P. Penutup ... 94

Bab V Momentum dan Impuls ... 95

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 96

B. Tujuan Pembelajaran ... 96

(6)

E. Impuls ... 98

F. Hubungan Momentum dengan Impuls ... 98

G. Hukum Kekekalan Momentum ... 99

H. Tumbukan ... 99

I. Penerapan Konsep Momentum ... 100

J. Sikap dalam Pembelajaran tentang Impuls dan Momentum ... 102

K. Pengayaan Materi ... 103

L. Media Pembelajaran ... 103

M. Bentuk Penilaian ... 104

N. Remedial ... 104

O. Rangkuman ... 106

P. Penutup ... 106

Bab VI Dinamika Rotasi ... 107

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 108

B. Tujuan Pembelajaran ... 108

C. Konsep Prasyarat ... 109

D. Momen Gaya ... 109

E. Momen Kopel ... 110

F. Momen Inersia ... 111

G. Titik Berat ... 113

H. Dinamika Rotasi ... 115

I. Momentum Sudut ... 116

J. Energi Kinetik Rotasi ... 117

K. Usaha dalam Gerak Rotasi ... 118

L. Energi dalam Gabungan Gerak Rotasi dan Translasi ... 118

M. Sikap dalam Pembelajaran tentang Dinamika Rotasi ... 119

N. Pengayaan Materi ... 120

O. Media Pembelajaran ... 121

P. Bentuk Penilaian ... 121

Q. Remedial ... 122

R. Rangkuman ... 123

S. Penutup ... 126

Bab VII Dinamika Fluida ... 127

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 128

B. Tujuan Pembelajaran ... 128

C. Konsep Prasyarat ... 128

D. Garis Alir ... 129

E. Asas Kontinuitas ... 130

F. Asas Bernoulli ... 131

G. Penerapan Asas Kontinuitas dan Asas Bernoulli ... 132

H. Sikap dan Pembelajaran tentang Dinamika Fluida ... 136

(7)

J. Media Pembelajaran ... 138

K. Bentuk Evaluasi ... 138

L. Remedial ... 139

M. Rangkuman ... 141

N. Penutup ... 142

Bab VIII Teori Kinetik Gas ... 143

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 144

B. Tujuan Pembelajaran ... 144

C. Konsep Prasyarat ... 144

D. Teori Kinetik Gas ... 145

E. Hukum-hukum yang Mendasari Persamaan Gas Ideal ... 146

F. Persamaan Keadaan Gas Ideal ... 147

G. Tekanan Gas Ideal ... 148

H. Tekanan dan Energi Kinetik ... 149

I. Suhu Mutlak dan Energi Kinetik Rata-rata ... 150

J. Kecepatan Partikel Gas ... 150

K. Energi Dalam ... 152

L. Sikap dan Pembelajaran tentang Teori Kinetik Gas ... 153

M. Pengayaan Materi ... 154

N. Media Pembelajaran ... 155

O. Bentuk Evaluasi ... 155

P. Remedial ... 156

Q. Rangkuman ... 157

R. Penutup ... 158

Bab IX Efek Rumah Kaca ... 159

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 160

B. Tujuan Pembelajaran ... 160

C. Konsep Prasyarat ... 161

D. Pengertian Efek Rumah Kaca dan Jenis-jenis Gas Rumah Kaca ... 161

E. Emisi Karbon ... 162

F. Pemanasan Global dan Perubahan Iklim ... 162

G. Solusi dan Penanggulangan Pemanasan Global ... 163

H. Sumber Energi Alternatif ... 164

I. Kesepakatan Internasional ... 165

J. Sikap dan Pembelajaran tentang Efek Rumah Kaca ... 165

K. Pengayaan Materi ... 167

L. Media Pembelajaran ... 167

M. Bentuk Evaluasi ... 167

N. Remedial ... 168

O. Rangkuman ... 169

(8)

Bab X Gelombang ... 171

A. Kompetensi dan Indikator Pembelajaran ... 172

B. Tujuan Pembelajaran ... 172

C. Konsep Prasyarat ... 173

D. Pengertian dan Karakteristik Gelombang ... 173

E. Sifat-sifat Gelombang ... 177

F. Formulasi Gejala Gelombang ... 178

G. Sikap dan Pembelajaran tentang Gelombang ... 183

H. Pengayaan Materi ... 185

I. Media Pembelajaran ... 186

J. Bentuk Evaluasi ... 186

K. Remedial ... 187

L Rangkuman ... 188

M. Penutup ... 189

Glosarium ... 190

Daftar Pustaka... 191

(9)

Bagian 1

(10)

Pendahuluan

A

1. Gambaran Umum

Buku Guru untuk Mata Pelajaran Fisika SMA/MA Kelas XI disusun untuk memudahkan para guru dalam melaksanakan pembelajaran isika. Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi tentang petunjuk umum pembelajaran isika, keterampilan proses dalam pembelajaran isika, serta penilaian dalam pembelajaran isika. Bagian kedua menguraikan strategi pembelajaran isika pada tiap materi.

Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan guru mendapatkan kemudahan dan pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Serta, guru mendapatkan gambaran terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar (terutama untuk KD pada KI III dan KI IV). Sebagai muaranya, panduan pembelajaran Fisika ini diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara optimal, sehingga peserta didik mampu mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada satuan pendidikan tertentu.

2. Penggunaan Buku Guru

Buku guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai petunjuk penggunaan buku peserta didik dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan memerhatikan hal-hal sebagai berikut.

a. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.

b. Pahamilah setiap Kompetensi Dasar dan kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan materi.

c. Upayakan untuk mencakup Kompetensi Inti (KI) I dan (KI) II dalam semua kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan melakukan penguatan untuk mendukung pembentukan sikap, pengetahuan, dan perilaku positif.

d. Dukunglah ketercapaian Kompetensi Inti (KI) I dan (KI) II dengan kegiatan pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah.

e. Cocokkanlah setiap kegiatan peserta didik yang berhubungan dengan buku peserta didik sesuai dengan halaman yang dimaksud.

f. Mulailah setiap kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengantar sesuai materi pembelajaran. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan kegiatan pembuka yang menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik.

g. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Termasuk di dalamnya menemukan kegiatan alternatif apabila kondisi yang terjadi kurang sesuai dengan perencanaan.

h. Pilihlah beragam metode pembelajaran yang akan dikembangkan. i. Kembangkanlah keterampilan berikut ini:

(11)

3) keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, dan 4) keterampilan mengelola kelas.

j. Gunakanlah media atau sumber belajar alternatif yang tersedia di lingkungan sekolah.

3. Interaksi Guru dan Orang Tua

Interaksi antara guru dengan orang tua harus dilakukan secara berkala agar kedua belah pihak dapat mengetahui proses belajar yang terjadi di rumah dan di sekolah. Hal ini dapat dijadikan suatu dasar dalam mengetahui kesesuaian perkembangan peserta didik melalui apa yang dilakukan di rumah dengan di sekolah. Selain itu, interaksi ini dapat dijadikan sebagai sarana bekerja sama pihak orang tua dan sekolah untuk terus memantau dan mengarahkan peserta didik agar dapat belajar dengan baik serta memiliki budi pekerti yang sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat dan negara.

Pada praktiknya, interaksi guru dan orang tua bisa menggunakan berbagai metode. Misalnya, melalui wawancara, lembar ceklis, atau melalui lembar laporan. Interaksi dapat dilakukan secara berkala, bisa setiap hari, seminggu sekali, satu bulan sekali, setiap tengah semester atau bisa juga dapat dilakukan setiap akhir semester. Akan tetapi, hal ini perlu dipertimbangkan dengan situasi dan kondisi.

Berikut ini akan disajikan suatu contoh format laporan yang dilakukan secara berkala selama satu bulan sekali dan perkembangan yang dilihat adalah akumulasi tiap minggu.

Laporan Bulanan Perkembangan Peserta Didik

Nama : Dean

Kelas : XI IPA 3

Mata Pelajaran : Fisika (Neni Sagita, S.Pd.)

Graik perkembangan sikap siswa tiap minggu

si

ka

p

Minggu

sikap

K

1 2 3 4 5

(12)

Ranah

Komentar

Aktivitas peserta didik

di rumah Guru

Orang Tua Telah

dilakukan

Akan dilakukan

Pengetahuan Dean memiliki kemampuan yang baik dalam hal menerapkan suatu konsep akan tetapi kemampuan dalam menganalisis pada materi keseimbangan benda tegar masih kurang.

Keterampilan Kemampuan Dean dalam membuat graik, membuat hipotesis, dan mengolah data sudah baik akan tetapi dalam proses pengambilan data kemampuannya cukup. Sikap Sikap Dean sejauh ini sudah

cukup baik dalam proses belajar di dalam kelas. Akan tetapi dalam kegiatan praktikum Dean belum mengikutinya dengan baik, khususnya dalam proses pengambilan data. Proses pengambilan data ini erat kaitannya dengan sikap kerja sama dan tanggung jawab.

Paraf Guru

(...)

Orang Tua

(...)

Tanggal

Catatan:

Diharapkan orang tua mengisi kolom yang telah disediakan.

(13)

4. SKL dan KI

Standar Kompetensi Lulusan

Dimensi Kualiikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan berpikir dan bertindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

KI (Kompetensi Inti)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesiik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Cakupan dan Lingkup Mata Pelajaran Fisika

B

(14)

Mata pelajaran isika merupakan varian dari mata pelajaran peminatan yang diberikan pada jenjang pendidikan menengah (SMA/MA dan SMK/MAK). Mata pelajaran isika memiliki arti yang strategis dalam pembentukan sikap positif terhadap isika dengan cara menyadari keteraturan dan keindahan alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dan pembentukan sikap ilmiah (seperti jujur, disiplin, objektif, komunikatif, santun, dan lain sebagainya).

Ruang lingkup mata pelajaran Fisika kelas XI akan membahas materi-materi sebagai berikut.

1. Gerak Dua Dimensi

2. Hukum Newton tentang Gravitasi 3. Usaha dan Energi

4. Getaran Harmonis 5. Momentum dan Impuls 6. Dinamika Rotasi 7. Dinamika Fluida

8. Teori Kinetik Gas 9. Efek Rumah Kaca 10. Gelombang

Tujuan Pembelajaran Fisika

C

1. Membentuk sikap positif terhadap isika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain.

3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip isika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

(15)

Strategi Pembelajaran Fisika SMA/MA

D

1. Strategi dan Model Pembelajaran Fisika

Paradigma belajar bagi peserta didik menurut jiwa kurikulum 2013 adalah peserta didik aktif mencari bukan lagi peserta didik menerima. Oleh karena itu, pembelajarannya harus dikembangkan berdasarkan basis kegiatan, bersifat interaktif dan partisipatif yang memotivasi peserta didik dalam pencapaian Kompetensi Inti (KI) dan Kompentensi Dasar (KD) yang hendak dicapai. Berdasarkan hal tersebut, maka strategi dan model pembelajaran yang diterapkan dalam buku ini, dilandasi teori pembelajaran yang menganut paham konstruktivistik yang memberi perhatian pada aspek-aspek kognisi dan mengangkat proses pembelajaran. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang sesuai dengan teori konstruktivistik dan dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran, di antaranya sebagai berikut.

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen (Slavin dalam Isjoni 2010 : 15). Terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kooperatif, di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Model pembelajaran investigasi kelompok (Group Investigation)

Model group investigation merupakan suatu model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya melalui investigasi terhadap suatu topik. Langkah-langkah model pembelajaran group investigation

adalah sebagai berikut.

a) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok heterogen. b) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.

c) Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.

d) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan.

e) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.

f) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.

2) Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran jigsaw merupakan model pembelajaran dengan kegiatan diskusi kelompok tim ahli. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran jigsaw

(16)

a) Peserta didik dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok mempunyai 4 orang anggota.

b) Setiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

c) Tiap anggota tim dari seluruh kelompok berkumpul ke dalam kelompok baru (tim ahli) untuk membahas materi yang sama yang telah ditugaskan oleh guru. d) Setelah selesai berdiskusi, tiap anggota tim ahli kembali ke dalam kelompok nya

untuk menyampaikan hasil diskusi mereka kepada kelompoknya. e) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusinya.

f) Guru memberi evaluasi.

3) Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)

Model pembelajaran ini menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara peserta didik untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dalam menerapkan model pembelajaran STAD, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut.

a) Guru membentuk kelompok dengan masing-masing kelompok ber anggota kan 4 orang secara heterogen.

b) Guru menyajikan pelajaran.

c) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh setiap anggota kelompok. Anggota kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota yang lainnya sampai semua anggota dalam kelompok mengerti. d) Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat

menjawab kuis, peserta didik tidak boleh saling membantu. e) Guru memberi evaluasi.

f) Guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan.

b. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam memecahkan suatu masalah (Komalasari: 2010). Langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

1) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.

2) Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

3) Guru membantu peserta didik mendeinisikan dan meng organisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lain-lain).

(17)

c. Model Pembelajaran Inquiry

Model pembelajaran inquiry adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis. Guru membimbing peserta didik untuk menemukan pengertian baru, praktik keterampilan, dan memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka sendiri. Dalam pembelajaran

inquiry, peserta didik belajar secara aktif dan kreatif untuk mencari pengetahuan. Langkah-langkah pembelajaran inquiry yang dilakukan guru yaitu:

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2) Guru membagi petunjuk inquiry atau petunjuk praktikum. 3) Guru menugaskan peserta didik untuk melaksanakan inquiry. 4) Guru memantau pelaksanaan inquiry.

5) Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil inquiry bersama-sama.

Pembelajaran isika yang diharapkan dalam praktik pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas peserta didik, (2) peserta didik diberi kebebasan berpikir memahami masalah, membangun strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas, dan terbuka, (3) guru melatih dan membimbing peserta didik berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, (4) upaya guru mengorganisasikan bekerja sama dalam kelompok belajar, melatih peserta didik berkomunikasi menggunakan graik, diagram, skema, dan variabel, (5) seluruh hasil kerja selalu dipresentasikan di depan kelas untuk menemukan berbagai konsep, hasil penyelesaian masalah ditemukan melalui proses pembelajaran.

2. Rancangan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran yang diterapkan mengikuti 5 komponen utama model pembelajaran yang dijabarkan sebagai berikut.

a. Sintak

Pengelolaan pembelajaran terdiri atas empat tahapan pembelajaran, yaitu:

1) Apersepsi

Tahap apersepsi diawali dengan menginformasikan kompetensi dasar (KD) kepada peserta didik melalui pembelajaran yang akan diajarkan. Kemudian, guru menumbuhkan persepsi positif dan motivasi belajar pada diri peserta didik melalui pemaparan manfaat materi isika yang dipelajari dalam penyelesaian masalah kehidupan. Dengan demikian, peserta didik akan lebih baik menguasai materi yang diajarkan, informasi baru berupa pengetahuan lebih bertahan lama di dalam ingatan peserta didik, dan pembelajaran lebih bermakna sebab setiap informasi baru dikaitkan dengan apa yang diketahui peserta didik dan menunjukkan secara nyata kegunaan konsep dan prinsip isika yang dipelajari dalam kehidupan.

2) Interaksi Sosial di antara Peserta Didik, Guru, dan Masalah

(18)

bertujuan agar peserta didik senantiasa terlatih untuk bekerja sama, berkomunikasi, menumbuhkan rasa toleransi dalam perbedaan, saling berkontribusi memberikan ide atau gagasan masing-masing peserta didik dalam menyelesaikan masalah, saling membantu dan berbagi informasi dengan tujuan untuk keberhasilan bersama. Pada saat pembelajaran berlangsung guru memfasilitasi peserta didik dengan buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan asesmen autentik. Selanjutnya guru mengajukan permasalahan isika yang bersumber dari lingkungan kehidupan peserta didik yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Guru menanamkan nilai-nilai sikap ilmiah (jujur, kritis, mempunyai rasa ingin tahu, objektif, berani, santun, disiplin, tekun, peduli terhadap lingkungan, dan bisa bekerja sama secara tim) dan nilai-nilai budaya agar para peserta didik dapat saling berinteraksi secara sosio-kultural, memotivasi dan mengarahkan jalannya diskusi agar lebih efektif, serta mendorong peserta didik untuk bekerja sama dengan baik.

Selanjutnya, untuk menyelesaikan masalah dalam pembelajaran, guru memusatkan pembelajaran pada peserta didik dalam kelompok belajar. Guru meminta peserta didik untuk memahami masalah secara individu, kemudian mendiskusikan hasil pemikirannya dalam kelompok, dan mempresentasikannya dengan cara membuat seperti diskusi panel kecil di depan kelas dengan arahan guru. Di sini akan terjadi suatu interaksi peserta didik, seperti saling berkontribusi dengan kelompok lain untuk bertukar ide, gagasan, saling berdebat mengemukakan pendapat, bertanya, mencari ide dan jalan keluar penyelesaian masalah. Setiap kelompok akan menuangkan hasil pemikirannya pada sebuah Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang sudah dipersiapkan oleh guru. Jika ada suatu hal yang tidak dimengerti oleh semua anggota kelompok, maka perwakilan dari kelompok tersebut dapat mengajukan pertanyaan kepada guru. Selanjutnya, guru akan memberikan arahan dan petunjuk sederhana agar peserta didik dapat dengan mudah memahami maksud dan tujuan pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengambil alih tugas-tugas penyelesaian masalah yang mereka hadapi.

3) Mempresentasikan dan Mengembangkan Hasil Kerja

Pada tahap ini, guru meminta salah satu kelompok peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi atau hasil penelitian (praktikum) di depan kelas. Pada saat presentasi berlangsung, kelompok penyaji memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan berupa kritikan yang disertai dengan alasan-alasan yang jelas, serta memberikan masukan sebagai pembanding pemikiran. Selain itu, sesekali guru pun dapat mengajukan beberapa pertanyaan untuk menguji pemahaman dan penguasaan atas apa yang disajikan oleh kelompok penyaji dan dapat ditanggapi oleh kelompok lain. Selama presentasi berlangsung, guru sebaiknya mendorong peserta didik untuk mengajukan ide-ide secara terbuka sehingga berlangsung diskusi kelas.

(19)

4) Menganalisis dan Mengevaluasi Proses dan Hasil Penyelesaian Masalah

Pada tahap terakhir ini, guru diharapkan dapat membantu seluruh peserta didik dalam kelompok membahas ulang hasil penyelesaian masalah, pemahaman peserta didik dalam proses penemuan konsep, dan prinsip saat bekerja kelompok. Selanjutnya, guru dapat memberikan evaluasi materi kognitif kepada peserta didik dengan memberikan soal-soal uraian atau pilihan ganda, pertanyaan dalam bentuk kuis, atau dapat pula meminta peserta didik untuk membuat peta konsep dari konsep yang sudah dipelajari, dan dapat pula memberikan tugas di rumah dari materi pembelajaran yang telah dipelajari.

b. Sistem Sosial

Pembelajaran menerapkan pola pembelajaran kooperatif. Dalam interaksi sosio-kultural di antara peserta didik dan temannya, guru selalu menanamkan nilai-nilai soft skill dan nilai isika. Peserta didik dalam kelompok saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, saling bertanya/berdiskusi antara peserta didik yang lemah dan yang pintar, kebebasan mengajukan pendapat, berdialog dan berdebat, guru tidak boleh terlalu mendominasi peserta didik, dan mengarahkan penyelesaian masalah yang disepakati bersama. Dalam interaksi sosio-kultural, para peserta didik diizinkan berbahasa daerah dalam menyampaikan pertanyaan, kritikan, dan pendapat terhadap temannya maupun pada guru.

c. Prinsip Reaksi

Model pembelajaran yang diterapkan dalam buku ini dilandasi teori konstruktivis yang memberi penekanan pembelajaran berpusat pada peserta didik, sehingga guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator dalam pembelajaran. Respons guru dalam menanggapi hasil pemikiran peserta didik berupa pertanyaan atau kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan masalah harus bersifat mengarahkan, membimbing, memotivasi, dan membangkitkan semangat belajar peserta didik.

Untuk mewujudkan tingkah laku tersebut, guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan hasil pemikirannya secara bebas dan terbuka, mencermati pemahaman peserta didik atas objek isika yang diperoleh dari proses dan hasil penyelesaian masalah, menunjukkan kelemahan atas pemahaman peserta didik, dan memancing mereka menemukan jalan keluar untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang sesungguhnya. Jika ada peserta didik yang bertanya, sebelum guru memberikan penjelasan/bantuan, guru terlebih dahulu memberi kesempatan kepada peserta didik lainnya untuk memberikan tanggapan dan merangkum hasilnya. Jika keseluruhan peserta didik mengalami kesulitan, maka saatnya guru memberi penjelasan atau bantuan/ memberi petunjuk sampai peserta didik dapat mengambil alih penyelesaian masalah pada langkah berikutnya. Ketika peserta didik bekerja menyelesaikan tugas-tugas, guru mengontrol jalannya diskusi dan memberikan motivasi agar peserta didik tetap berusaha menyelesaikan tugas-tugasnya.

d. Sistem Pendukung

(20)

langkah-Dalam hal ini dikembangkan buku model yang berisikan teori-teori pendukung dalam melaksanakan pembelajaran, komponen-komponen model, petunjuk pelaksanaan, dan seluruh perangkat pembelajaran yang digunakan seperti rencana pembelajaran, buku guru, buku peserta didik, Lembar Kerja Siswa (LKS), objek-objek abstraksi dari lingkungan budaya, dan media pembelajaran yang diperlukan.

e. Dampak Intruksional dan Pengiring yang Diharapkan

Dampak langsung dari penerapan model pembelajaran ini adalah mampu merekonstruksi konsep dan prinsip isika melalui penyelesaian masalah dan terbiasa menyelesaikan masalah nyata di lingkungan peserta didik. Pemahaman terhadap objek-objek isika dibangun berdasarkan pengalaman budaya dan pengalaman belajar yang telah dimiliki peserta didik sebelumya. Peserta didik juga akan terbiasa menganalisis secara logis dan kritis memberikan pendapat atas apa saja yang telah ia pelajari menggunakan pengalaman belajar yang dimiliki sebelumnya.

Dampak pengiring yang akan terjadi dengan penerapan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

1) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan meng gunakan bahasa peserta didik sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong peserta didik memberikan penjelasan tentang gagasannya.

2) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal untuk merangkai fenomena, sehingga peserta didik terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang peserta didik.

3) Pembelajaran konstruktivisme memberi peserta didik kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Hal ini dapat mendorong peserta didik berpikir kreatif, imajinatif, mendorong releksi tentang model dan teori, dan mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.

4) Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesem patan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru agar peserta didik terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi peserta didik untuk menggunakan berbagai strategi belajar.

5) Pembelajaran konstruktivisme mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan peserta didik untuk mengidentiikasi perubahan gagasan mereka.

(21)

3. Panduan Pembelajaran Fisika

Pembelajaran isika merupakan pembelajaran yang mengembangkan ranah kognitif, afektif, sekaligus psikomotor secara simultan. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran isika harus dapat memuat pengembangan ketiga ranah tersebut. Berikut ini beberapa panduan yang dapat diterapkan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran isika.

a. Panduan Pemilihan Jenis Metode Kegiatan

Selain model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran isika, adapula metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran isika, metode pembelajaran adalah suatu teknik atau cara mengajar dalam menyampaikan materi (informasi) dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pem be lajaran. Beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran isika adalah sebagai berikut.

1) Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode penyampaian informasi oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar.

2) Metode diskusi

Metode diskusi pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau topik yang telah dibahas. Dalam metode ini, setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pemikiran sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan masalah tersebut.

3) Metode ekspositori

Metode ekspositori adalah cara penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.

4) Metode eksperimen

Metode eksperimen (praktikum) adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan kegiatan percobaan.

5) Metode domonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan suatu peristiwa tertentu. Perbedaannya antara lain adalah pada metode demonstrasi, percobaan tidak dilakukan oleh setiap peserta didik tetapi oleh satu atau dua peserta didik, dan yang lain sebagai pengamat.

b. Paduan Mengembangkan Soal

(22)

Langkah-langkah untuk mengembangkan soal terstandar meliputi penentuan tujuan tes, penyusunan kisi-kisi tes, penulisan soal, penelaahan soal (validasi soal), perakitan soal menjadi perangkat tes, uji coba soal termasuk analisisnya, bank soal, penyajian tes kepada peserta didik, dan skoring. Langkah-langkah tersebut dapat diaplikasikan oleh Bapak/Ibu guru dengan membuat beberapa format, antara lain format kisi-kisi penulisan soal dan kartu soal bentuk pilihan ganda (PG).

Setelah Bapak/Ibu guru mencoba menulis soal, sebaiknya Bapak/Ibu guru melakukan tahapan penganalisisan soal yang telah dibuat. Tahap-tahap analisis soal yang telah Bapak/Ibu guru buat dapat dilihat pada diagram alir berikut.

menulis soal telaah/revisi soal

seleksi soal soal jelek (kualitatif dan kuantitatif)

analisis soal

soal baik

bank soal kalibrasi uji coba merakit tes

c. Panduan Mendidik Sikap Ilmiah

Untuk menumbuhkan motivasi peserta didik dalam mempelajari isika terutama untuk menarik minat peserta didik dalam mengembangkan konsep-konsep isika, maka setiap peserta didik diperkenalkan dengan cara para ilmuwan bekerja untuk mencapai teori-teorinya. Cara kerja para ilmuwan ini dapat dicapai dengan pendekatan scientiic atau pendekatan ilmiah.

Pendekatan scientiic adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada aplikasi pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini mengharuskan guru melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah. Secara sederhana pendekatan ilmiah dapat diartikan sebagai cara atau mekanisme mendapatkan pengetahuan sesuai prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Langkah-langkah pokok pendekatan ilmiah meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.

(23)

1) mengamati; 2) menanya;

3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan

5) mengomunikasikan.

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 1

Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

Langkah

Pembelajaran Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa

yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang diperlukan untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Mengumpulkan informasi/ eksperimen

- Melakukan eksperimen - Membaca sumber lain

selain buku teks - Mengamati objek/

kejadian/aktivitas - Wawancara dengan

narasumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan

mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,

(24)

Mengasosiasikan/ mengolah informasi

- Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Mengomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Sumber: Permendikbud No. 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum (2013:37)

Jadi, dengan menerapkan pendekatan ilmiah ini, secara tidak langsung, peserta didik pun dididik untuk memiliki sikap ilmiah seperti kritis, objektif, jujur, proaktif, responsif, teliti, ulet, bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif.

d. Panduan Praktikum

Untuk mengembangkan ranah afektif dan psikomotor tidak cukup hanya mengandalkan pembelajaran di kelas, tetapi perlu ditunjang dengan pembelajaran di luar kelas, baik dalam bentuk aktivitas proyek maupun aktivitas terarah berupa praktikum maupun eksperimen.

(25)

perlu dipikirkan berbagai kemungkinan agar kegiatan praktikum dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi yang paling memungkinkan. Guru sebaiknya mencoba terlebih dahulu sebelum melakukan demonstrasi untuk mengantisipasi kemungkinan kegagalan percobaan. Guru pun perlu memberikan beberapa panduan kepada peserta didik agar memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut.

1) Keterampilan praktik (mengamati, mengukur, mencatat, menghitung, menerang kan, dan menarik kesimpulan).

2) Bekerja cermat serta mengenal batas-batas kemampuan peng ukuran laboratorium.

3) Ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan. 4) Berpikir kritis analitis melalui penafsiran percobaan. 5) Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggung jawab.

6) Merencanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang ada.

7) Mengolah data dengan benar, menalar, dan menyajikan hasil percobaan

Secara umum, peran guru dalam praktikum terutama menilai keterampilan peserta didik dalam menggunakan alat/bahan, ketepatan, baik dalam hal ketepatan pemilihan alat, pengambilan data yang tepat, pengendalian variabel, perumusan hipotesis dan pengujiannya, serta penyimpulan berdasarkan data yang diperoleh, dan ketelitian

Media Pembelajaran Fisika

E

Berikut ini akan diuraikan klasiikasi media pembelajaran menurut taksonomi Leshin, dkk., dalam (Arsyad, 2008: 81-101), yaitu:

1. Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia merupakan media yang digunakan untuk mengirimkan dan mengomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran.

2. Media Berbasis Cetakan

Media pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, buku kerja/latihan, jurnal, majalah, dan lembar lepas. Pada pembelajaran isika, buku ini juga merupakan media pembelajaran.

3. Media Berbasis Visual

(26)

4. Media Berbasis Audio-Visual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memer lukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Contoh media yang berbasis audio-visual dalam pembelajaran isika adalah video atau ilm mengenai fenomena tertentu yang akan dipelajari.

5. Media Berbasis Komputer

Dewasa ini komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-Managed Instruction (CMI). Adapula peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer-Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer. Media berbasis komputer dalam pembelajaran isika dapat menggunakan animasi dan laboratorium virtual art.

Proses Kegiatan dan Evaluasi Pembelajaran

Fisika

F

1. Proses Kegiatan Pembelajaran

Proses kegiatan pembelajaran isika dapat dirumuskan pada rencana pembelajaran berpedoman pada kurikulum Fisika 2013 dan sintaksis model pembelajaran. Berdasarkan analisis kurikulum isika, ditetapkan hal-hal berikut.

a. Kompetensi Dasar (KD) dan kegiatan pembelajaran untuk setiap bahasan. Rumusan kompetensi dasar dan kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip pembelajaran isika berdasarkan masalah, memberikan pengalaman belajar peserta didik, seperti menyelesaikan masalah autentik (masalah bersumber dari fakta dan lingkungan budaya), berkolaborasi, berbagai penge tahuan, saling membantu, berdiskusi dalam menyelesaikan masalah.

b. Materi pokok yang akan diajarkan, termasuk analisis topik dan peta konsep.

c. Materi prasyarat, yaitu materi yang harus dikuasai oleh peserta didik sebagai dasar untuk mempelajari materi pokok. Dalam hal ini perlu dilakukan tes kemampuan awal peserta didik (pretes).

d. Kelengkapan, yaitu fasilitas pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh guru. Misalnya, rencana pembelajaran, buku petunjuk guru, buku peserta didik, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), kumpulan berbagai masalah-masalah, laboratorium, dan alat peraga, serta media pembelajaran jika dibutuhkan.

(27)

f. Hasil belajar yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut.

Produk : Konsep dan prinsip-prinsip terkait dengan materi pokok.

Proses : Apersepsi, interaksi sosial dalam penyelesaian masalah, merencana kan penyelesaian masalah, menya jikan hasil kerja, dan menganalisis serta meng evaluasi kembali hasil penyelesaian masalah.

Kognitif : Kemampuan isika, kemampuan abstraksi, pola pikir deduktif, berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis, objektif, dan berpikir kreatif).

Psikomotor : Keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan berkolaborasi, dan kemampuan berkomunikasi.

Afektif : Menghargai pendapat orang lain, dapat menerima perbedaan setiap individu, bekerja sama, jujur mengungkapkan pendapat, senang belajar isika, dan tangguh menghadapi suatu permasalahan.

Sintaksis pembelajaran adalah langkah-langkah pembelajaran yang dirancang dan dihasilkan dari kajian teori yang melandasi model pembelajaran berbasis konstruktivistik. Adapun rencana pembelajaran adalah operasional dari sintaks. Oleh karena itu, skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana pembelajaran disusun mengikuti setiap langkah-langkah pembelajaran (sintaks). Sintaks model pembelajaran terdiri dari lima langkah pokok, yaitu: (1) apersepsi budaya, (2) orientasi dan penyelesaian masalah, (3) persentase dan mengembangkan hasil kerja, (4) menganalisis dan (5) mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah. Kegiatan yang dilakukan untuk setiap tahapan pembelajaran dijabarkan sebagai berikut.

1. Kegiatan guru pada tahap apersepsi budaya antara lain sebagai berikut. a. Menginformasikan kompetensi dasar.

b. Menciptakan persepsi positif dalam diri peserta didik ter hadap budayanya dan Fisika sebagai hasil konstruksi sosial.

c. Menjelaskan pola interaksi sosial, menjelaskan peranan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

d. Memberikan motivasi belajar pada peserta didik melalui penanaman nilai-nilai positif dari pembelajaran Fisika, soft skill dan kebergunaan Fisika.

e. Memberi kesempatan pada peserta didik menanyakan hal-hal yang sulit dimengerti pada materi sebelumnya.

2. Kegiatan guru pada tahap penyelesaian masalah dengan pola interaksi edukatif yaitu sebagai berikut.

a. Membentuk kelompok.

b. Mengajukan masalah yang bersumber dari fakta dan lingkungan budaya peserta didik.

c. Meminta peserta didik memahami masalah secara individual dan kelompok. d. Mendorong peserta didik bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas.

e. Membantu peserta didik merumuskan hipotesis (dugaan).

(28)

h. Mengondisikan antarkelompok berdiskusi dan berdebat dengan pola kooperatif. i. Mendorong peserta didik mengekspresikan ide-ide secara terbuka.

j. Membantu dan memberi kemudahan pengerjaan peserta didik dalam menyelesai-kan masalah dalam pemberian solusi.

3. Kegiatan guru pada tahap presentasi dan mengembangkan hasil kerja antara lain: a. Memberi kesempatan pada kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian

masalah di depan kelas.

b. Membimbing peserta didik menyajikan hasil kerja.

c. Memberi kesempatan kelompok lain mengkritisi/menang gapi hasil kerja kelompok penyaji dan memberi masukan sebagai alternatif pemikiran.

d. Membantu peserta didik menemukan konsep berdasarkan masalah. e. Mengontrol jalannya diskusi agar pembelajaran berjalan dengan efektif. f. Mendorong keterbukaan dan proses-proses demokrasi.

g. Menguji pemahaman peserta didik.

4. Kegiatan guru pada tahap menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah antara lain:

a. Membantu peserta didik mengkaji ulang hasil penyele saian masalah.

b. Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam penye lesaian masalah yang selektif.

c. Mengevaluasi materi akademik: memberi kuis atau membuat peta konsep atau peta materi.

2. Prinsip-prinsip Evaluasi

Prinsip-prinsip evaluasi dalam mata pelajaran Fisika kelas XI, yaitu sebagai berikut. a. Menentukan aspek dari hasil belajar isika yang sudah dan belum dikuasai peserta didik

setelah satu proses pembelajaran.

b. Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang atau belum dikuasai.

c. Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi peserta didik yang meng alami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan, nilai, dan sikap.

d. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembe lajaran berikutnya. e. Aspek-aspek yang dievaluasi mencakup hal-hal berikut.

1) Produk: konsep dan prinsip-prinsip yang terkait dengan materi pokok.

2) Proses: apersepsi, interaksi sosial dalam penyelesaian masalah, merencanakan penyelesaian masalah, menyajikan hasil kerja, dan menganalisis serta mengevaluasi kembali hasil penyelesaian masalah.

3) Kognitif: kemampuan isika, kemampuan abstraksi, pola pikir deduktif, berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis, objektif, dan berpikir kreatif).

(29)

5) Afektif: menghargai pendapat orang lain, dapat menerima perbedaan setiap individu, bekerja sama, jujur mengung kapkan pendapat, senang belajar isika, dan tangguh meng hadapi suatu permasalahan.

Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik selama proses dan setelah pembelajaran berlangsung. Penilaian dapat berupa tes tertulis, lisan, uraian, produk, observasi, dan lain sebagainya. Apabila nilai peserta didik tidak memenuhi kompetensi yang diharapkan, Bapak/ Ibu guru dapat melakukan remedial kepada peserta didik

Panduan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

G

Proses pembuatan bahan evaluasi harus didasarkan pada indikator pembelajaran yang bercermin pada KI-KD. Oleh karena itu, pembuatan indikator pembelajaran sangat penting sekali untuk mendapatkan sebuah gambaran khusus bagaimana KI-KD akan dicapai yang nantinya akan dilihat ketercapaiannya melalui evaluasi proses dan hasil belajar. Manfaat adanya indikator adalah a) guru dapat memilih materi, metode, media dan sumber belajar yang tepat, sesuai dengan KI-KD yang telah ditetapkan dan b) sebagai pedoman dan pegangan bagi guru untuk menyusun soal atau instrumen penilaian yang tepat, sesuai dengan KI-KD yang telah ditetapkan.

Setiap indikator yang dibuat minimal harus memuat satu buah instrumen untuk melihat ketercapaiannya. Oleh karena itu, jenis tes yang digunakan harus sesuai dengan indikator pembelajaran. Jenis tes harus disesuaikan dengan karakteristik indikator pembelajaran apakah indikator tersebut berkaitan dengan proses belajar atau dengan hasil belajarnya, jadi instrumen yang digunakan pun harus sesuai dengan kebutuhannya. Evaluasi biasanya dilakukan pada tiga domain utama, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam praktiknya, pembuatan indikator harus menggunakan kata kerja operasional yang harus disesuaikan dengan domain dan jenjang kemampuan yang diukur.

Ada dua macam teknik yang digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis, dan tes performance. Tes lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di kelas yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung atau di akhir pembelajaran. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya, sedangkan tes performance atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban berbentuk performance atau tindakan.

Evaluasi dengan menggunakan teknik tes bertujuan untuk mengetahui: 1. tingkat kemampuan peserta didik,

2. hasil belajar peserta didik,

3. perkembangan prestasi peserta didik,

4. keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

(30)

1. Pengamatan atau observasi dilakukan dengan mengamati perilaku atau sikap yang terlihat dan dicatat secara sistematis dari objek yang dijadikan sasaran pengamatan. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian.

2. Wawancara adalah cara untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.

3. Angket adalah bentuk lain dari wawancara yang penyajiannya dilakukan secara tertulis. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik atau diberikan pada orang tua.

4. Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Norman E. Gronlund (1985) menyatakan jika dalam evaluasi akan digunakan teknik tes maka langkah-langkah yang harus ditempuh dalam perencanaannya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan tujuan tes.

2. Mengidentiikasi hasil belajar yang akan diukur melalui tes.

3. Merumuskan hasil belajar dalam bentuk perilaku yang spesiik dan dapat diamati. 4. Menyusun garis besar materi pelajaran yang akan diukur melalui tes.

5. Menyiapkan suatu tabel yang spesiik atau kisi-kisi.

6. Menggunakan tabel spesiik sebagai dasar untuk persiapan tes.

Dalam kebutuhan pembelajaran di dalam atau di luar kelas sebaiknya kedua teknik tes ini digabungkan dalam menilai kemampuan peserta didik baik dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai instrumen evaluasi untuk domain-domain tersebut.

1. Domain Kognitif atau Pengetahuan

Untuk mengukur kemampuan kognitif peserta didik biasanya digunakan bentuk tes subjektif atau tes objektif.

a. Tes Subjektif

Arikunto S. (2013) menyatakan bahwa tes subjektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya terdapat kemungkinan risiko unsur-unsur subjektif. Tes ini biasanya dalam bentuk uraian (esai). Tes bentuk ini memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Soal-soal dalam bentuk esai menuntut kemampuan peserta didik untuk dapat mengorganisir, menginter pretasi, meng hubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan kata lain, tes ini merangsang peserta didik untuk menggunakan daya kreativitas yang tinggi dalam menjawab soal.

(31)

Contoh,

KD Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum. Serta pene rapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator Pembelajaran

Menghitung besar momentum suatu benda.

Soal Sebuah benda dengan massa 2 kg jatuh bebas dari suatu ketinggian 80 m di atas permukaan tanah. Tentukanlah besar momentum benda, ketika benda tersebut sampai di permukaan tanah! (percepatan gravitasi g = 10 m/s2).

Jawaban Diketahui : m = 2 kg

vo = 0 m/s (benda jatuh bebas) Pada gerak jatuh bebas

vt2 = v 0

2 + 2gh

vt2= 0 + 2 (10) (80)

vt2= 1600

vt = 1600 = 40 m/s

p = m. vt

= 2 kg . 40m/s = 80 kg m/s

Rubrik Penilaian Skor 4:

Peserta didik menjawab dengan lengkap sesuai dengan langkah-langkahnya

Skor 3:

Peserta didik menjawab tidak lengkap sesuai dengan langkah-langkahnya (1 langkah terlewat)

Skor 2:

Peserta didik menjawab tidak lengkap sesuai dengan langkah-langkahnya (2 langkah terlewat)

Skor 1:

Peserta didik menjawab tidak lengkap sesuai dengan langkah-langkahnya (lebih dari 3 langkah terlewat)

Skor 0:

Peserta didik tidak menjawab pertanyaan sama sekali

Untuk pemberian nilai akhir dapat menggunakan persamaan di bawah ini.

Nilai Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor total

= ×100

(32)

b. Tes Objektif

Menurut Arikunto S. (2009), tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaan nya dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif mempunyai karakteristik lebih mudah untuk diperiksa dan tidak ada unsur subjektifnya. Berikut adalah penjelasan dari macam-macam tes objektif. Untuk tes objektif penskoran biasanya hanya dilihat dari jawaban benar atau salah. Jika jawaban benar maka diberikan skor 1, sedangkan untuk jawaban salah diberikan skor 0.

1) Tes benar salah (true-false)

Umumnya bentuk soal dari tes benar salah berupa pernyataan-pernyataan. Pernyataan-pernyataan yang dibuat terdiri atas pernyataan yang salah dan benar. Pada praktiknya peserta didik menilai apakah pernyataan dalam soal tersebut benar atau salah, dengan melingkari huruf B jika benar atau huruf S jika salah. Jika penilaian peserta didik terhadap pernyataan benar maka diberi skor 1, sedangkan jika salah diberi skor 0. Untuk nilai peserta didik dapat diperoleh dengan persamaan:

Nilai Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor total

= ×100

Contoh pembuatan kisi-kisi bisa dilihat pada submateri tes pilihan ganda.

2) Tes pilihan ganda

Tes pilhan ganda atau multiple choice terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu konsep, analisis, atau penerapan yang belum lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih salah satu kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

Untuk penskorannya, untuk soal yang dijawab benar diberi skor 1 sedangkan untuk jawaban salah diberi skor 0. Contoh penyusunan tes pilihan ganda.

No. KD Indikator

Pembelajaran Soal Jawaban

Rubrik Penilaian

1. 3.1 Menganalisis gerak benda tersebut dari t =0 sampai t = 1 sekon adalah ….

Nilai yang diperoleh peserta didik dapat diperoleh dengan persamaan:

Nilai Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor total

(33)

3) Kegiatan Kajian Literatur

Kriteria Sering Kadang Jarang

Comprehension:

Apakah Anda memahami yang Anda baca? Strategi:

Sebelum membaca, apakah Anda menggunakan strategi, seperti: Membaca sekilas seluruh teks? Membuat prediksi-prediksi? Strategi:

Setelah selesai membaca, apakah Anda menggunakan strategi, seperti:

Memeriksa prediksi yang telah Anda buat? Membuat ikhtisar?

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi: Apakah Anda mempertanyakan apa yang dibaca?

Apakah Anda membuat koneksi-koneksi? Apakah Anda membuat penilaian-penilaian? Motivasi:

Apakah Anda gemar membaca? Apakah Anda sering membaca? Apakah Anda percaya diri dalam membaca?

Apakah Anda suka berbicara tentang apa yang Anda baca?

Setelah membaca buku referensi, saya menjadi tahu bahwa

... Target saya dalam membaca sekarang adalah

...

4) Kegiatan Diskusi

Tema Topik Tanggal

Setiap anggota tim menyampaikan informasi selama diskusi. Memberikan fakta yang akurat.

(34)

Catatan:

……… ……… ………

5) Laporan Praktikum

Laporan praktikum digunakan untuk menilai keteram pilan peserta didik dalam hal melakukan pengamatan, mengum pulkan dan mencatat data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan dari data ketika diadakannya kegiatan praktikum di dalam kelas maupun di laboratorium sekolah.

Contoh instrumen penilaian laporan praktikum

Lembar Penilaian Laporan Praktikum

Kelompok : Kelas : Tugas : Tanggal :

No. Aspek yang dinilai Skor

maksimal

Skor yang diperoleh peserta didik

1. Sistematika laporan 4

2. Kelengkapan laporan 4

3. Kejelasan dan keruntutan penulisan 4 4. Kebenaran konsep ide yang dipaparkan 4 5. Ketepatan pemilihan kosakata 4 6. Kemampuan peserta didik menjelaskan

isi laporan

4

7. Usaha peserta didik dalam menyusun laporan

4

8. Presentasi laporan praktikum

Skor maksimal = 32/32 × 100 = 100

Rubrik Penilaian Laporan Praktikum 1. Sistematika laporan

4 = laporan dibuat sesuai sistematika penulisan, jelas, dan benar 3 = laporan dibuat dengan benar tetapi kurang jelas

2 = laporan dibuat kurang benar dan kurang jelas 1 = laporan dibuat dengan sistematika yang salah 2. Kelengkapan laporan

4 = laporan dibuat secara lengkap sesuai petunjuk pem buatan laporan 3 = laporan dibuat tanpa kesimpulan

(35)

3. Kejelasan laporan

4 = laporan jelas, dapat dipahami, ditulis secara runtut 3 = laporan jelas, tetapi penulisan kurang runtut

2 = laporan kurang jelas, kurang sesuai dengan kerun tutan penulisan 1 = laporan tidak jelas, tidak sesuai dengan keruntutan penulisan 4. Kebenaran konsep

4 = konsep/ide yang dipaparkan tepat, benar, dan sesuai dengan teori 3 = konsep/ide yang dipaparkan sesuai dengan teori tetapi kurang jelas 2 = konsep/ide yang dipaparkan kurang tepat

1 = konsep/ide yang dipaparkan tidak tepat 5. Ketepatan pemilihan kosakata

4 = menggunakan kata-kata yang tepat, menggunakan kalimat aktif 3 = menggunakan kata-kata yang kurang tepat, meng gunakan kalimat aktif 2 = menggunakan kata-kata yang kurang tepat, tidak menggunakan kalimat aktif 1 = menggunakan kosakata yang salah

6. Kemampuan peserta didik menjelaskan isi laporan

4 = menguasai latar belakang, metode, diskusi, kesim pulan 3 = menguasai latar belakang, metode, dan diskusi

2 = menguasai latar belakang dan metode 1 = menguasai latar belakang saja

7. Usaha peserta didik dalam menyusun laporan

4 = berusaha melengkapi isi laporan dengan sungguh-sungguh, berusaha memperbaiki isi, tulisan rapi, mudah dibaca

3 = sesuai aspek yang tercantum pada nomor 4, kecuali ada 1 aspek yang tidak dilakukan

2 = sesuai aspek yang tercantum pada nomor 4, kecuali ada 2 aspek yang tidak dilakukan

1 = tidak berusaha melengkapi dan memperbaiki isi laporan 8. Presentasi laporan praktikum

4 = semua anggota kelompok aktif dan berusaha men jawab pertanyaan dengan benar

3 = semua anggota kelompok aktif akan tetapi kurang berusaha menjawab pertanyaan dengan benar

2 = beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun ada usaha untuk menjawab pertanyaan dengan benar

1 = beberapa anggota saja yang aktif (dominasi) namun kurang berusaha untuk menjawab pertanyaan dengan benar

6) Mind Map

(36)

Contoh teknik penilaian tugas mind map.

Nama : NIS : Kelas :

No. Kriteria Skor

1 2 3 4

1. Kata kunci

2. Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya 3. Desain (warna dan gambar)

Rubrik Penilaian Tugas Mind Map

1. Kata kunci

4 = Penggunaan kata kunci yang sangat efektif (semua ide ditulis dalam bentuk kata kunci)

3 = Semua ide ditulis dalam kata kunci dan kalimat

2 = Penggunaan kata kunci terbatas (semua ide ditulis dalam bentuk kalimat) 1 = Tidak ada atau sangat terbatas dalam pemilihan kata kunci (beberapa ide

ditulis dalam bentuk paragraf)

2. Hubungan cabang utama dengan cabang lainnya 4 = Menggunakan lebih dari 3 cabang

3 = Menggunakan 3 cabang 2 = Menggunakan 2 cabang 1 = Hanya menggunakan 1 cabang 3. Desain (warna dan gambar)

4 = Mengggunakan warna berbeda di setiap cabang dan pemberian gambar/ simbol pada ide sentral, cabang utama dan cabang lainnya

3 = Mengggunakan warna berbeda di setiap cabang dan pemberian gambar/ simbol hanya pada ide sentral, dan cabang utama

2 = Mengggunakan warna berbeda di setiap cabang dan pemberian gambar/ simbol pada ide sentral.

1 = Tidak menggunakan warna dan gambar atau hanya menggunakan satu warna

7) Tugas proyek

(37)

Contoh teknik penilaian tugas proyek.

Mata pelajaran : Nama Proyek : Alokasi Waktu : Guru Pembimbing :

Nama : NIS : Kelas :

No. Aspek Skor (1-4)

1 2 3 4

1. PERENCANAAN: Persiapan

Rumusan Judul 2. PELAKSANAAN:

Sistematika Penulisan

Keakuratan Sumber Data/Informasi Kuantitas Sumber Data

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan 3. LAPORAN PROYEK:

Perfomans

Presentasi/Penguasaan TOTAL SKOR

Keterangan: skor 1 (kurang), skor 2 (cukup), skor 3 (baik), skor 4 (baik sekali)

Kriteria:

33 ke atas : A (Baik sekali dan berkualitas) 24-32 : B (Baik)

14-23 : C (Cukup)

< 9 : D (Kurang memenuhi syarat)

8) Portofolio

(38)

Contoh lembar penilaian tugas portofolio.

1. Komponen makalah: judul, pendahuluan, isi, penutup, gambar, daftar tabel, dan daftar pustaka

2. Penyajian data dan isi materi dalam makalah relevan 3. Menyimpulkan dan memberi saran dari hasil diskusi 4. Menyerahkan makalah yang telah dibuat

5. Menyerahkan laporan hasil diskusi

Rubrik Penilaian

No. Indikator Rubrik

1. Komponen makalah: judul, pendahuluan, isi, penutup, gambar, daftar tabel, dan daftar pustaka.

3 = Makalah mengandung 7 komponen. 2 = Makalah mengandung 4 komponen. 1 = Makalah mengandung 1 komponen.

2. Penyajian data dan isi materi dalam makalah relevan

3 = Memuat data dan isi materi yang relevan. 2 = Memuat salah satu dari data dan isi materi yang

relevan.

1 = Tidak memuat data dan isi materi yang relevan. 3. Menyimpulkan dan

membe-ri kan saran damembe-ri hasil diskusi

3 = Mampu menyimpulkan dan memberi saran dari hasil diskusi dengan benar.

2 = Mampu menyimpulkan dan memberi saran sebagian dengan benar.

1 = Tidak mampu menyimpulkan dan memberi saran dari hasil diskusi dengan benar.

4. Menyerahkan makalah yang telah dibuat

3 = Menyerahkan makalah tepat waktu. 2 = Menyerahkan makalah telat satu jam. 1 = Menyerahkan makalah telat dua jam. 5. Menyerahkan laporan hasil

diskusi

3 = Menyerahkan laporan hasil diskusi tepat waktu. 2 = Menyerahkan laporan hasil diskusi telat satu jam. 1 = Tidak mampu menyimpulkan dan memberi saran

dari hasil diskusi dengan benar. Kriteria Penilaian:

Nilai Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor total

(39)

2. Domain Afektif atau Sikap

Arikunto S. (2009) menyatakan bahwa pengukuran afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku peserta didik memerlukan waktu yang sama dan tidak berubah dalam waktu yang relatif singkat. Tujuan penilaian sikap ini, yaitu mendapatkan umpan balik, mengetahui perubahan tingkah laku, menempatkan peserta didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat pencapaian, kemampuan, dan karakteristik peserta didik, untuk mengenal latar belakang kegiatan belajar dan kelainan tingkah laku peserta didik.

Sebelum melakukan penilaian atau pengukuran terhadap sikap peserta didik, guru diharapkan mendaftar sikap apa yang dapat muncul atau dikembangkan dari materi yang dicakup dalam KI-KD. Kemudian, sikap yang terlihat dan dapat dikembangkan dibuat indikator ketercapaiannya dan dibuat skala untuk mengukurnya.

Ada beberapa bentuk skala yang digunakan untuk mengukur skala sikap, antara lain:

a. Skala Likert

Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respons yang menunjukkan tingkatan.

b. Skala Pilihan Ganda

Skala ini bentuknya seperti soal bentuk pilihan ganda yaitu suatu pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat.

c. Skala Thurstone

Skala thurstone merupakan skala mirip skala likert karena merupakan suatu instrumen yang menunjukkan tingkatan.

d. Skala Guttman

Skala ini terdiri atas tiga atau empat buah pernyataan yang masing-masing harus dijawab “ya” atau “tidak”. Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan tingkatan yang berurutan sehingga bila peserta didik setuju dengan pernyataan nomor 2, diasumsikan setuju juga dengan pernyataan nomor 1. Selanjutnya jika setuju dengan pernyataan nomor 3, berarti setuju juga dengan pernyataan nomor 1 dan 2.

e. Semantic Differential

Instrumen ini digunakan untuk mengukur konsep-konsep tiga dimensi. Dimensi yang ada diukur dalam kategori baik-tidak baik, kuat-lemah, dan cepat-lambat atau aktif-pasif, atau juga berguna-tidak berguna. Dalam buku Osgood dikemukakan adanya 4 faktor untuk menganalisis skalanya yaitu sebagai berikut.

1) Evaluation (baik-buruk)

2) Potency (kuat-lemah) 3) Activity (cepat-lambat)

Gambar

Tabel 1
gambar tersebut?" Jawaban yang diharapkan: "gerakan pada gambar tersebut merupakan salah
Gambar 1.1 Lintasan gerak parabola suatu benda yang dilemparkan ke atas dengan kecepatan awal V0 dan membentuk sudut α0
Tabel pengamatan, melatih peserta didik dalam mengamati perilaku bekerja sama, saling
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka berdasarkan latar belakang ditas, penulis tergugah untuk meneliti tentang perkara Gugat Cerai Istri Hamil, maka dari itu penulis mengambil objek penelitian

Bagaimana keefektifan pelaksanaan manajemen rantai pasokan hijau yang telah diimplementasikan pada proses manufaktur pada produk Lift Gen2 di Otis Elevator

Hasil pengujian menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemanfaatan Google terhadap Penggunaan Google. Koefisien jalur Kemanfaatan Google terhadap

[r]

Selain itu adanya proses fermentasi dalam pembuatan roti manis dan adanya penambahan bahan lainnya, juga tidak dapat menutupi aroma dari ubi jalar

 Kepala terletak di tengah secara horisontal (jarak kepala ke batas kiri kurang lebih sama dengan jarak kepala ke batas kanan). Contoh Pasfoto yang

politik hukum pidana secara komprehensif baik yang berorientasi pada pendekatan penal (sanksi) maupun yang berorientasi pada pendekatan non penal yang

Jika pengguna ketika itu sedang menjalankan sebuah Activity, maka sistem akan memberikan perioritas utama untuk aplikasi yang tersebut.. Sebaliknya, jika suatu Activity