• Tidak ada hasil yang ditemukan

Obat Yang Bekerja Pada Saluran Pencernaa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Obat Yang Bekerja Pada Saluran Pencernaa"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gadjah Mada 1 BAHAN AJAR

BAB II. OBAT YANG BEKERJA PADA SALURAN PENCERNAAN

A. PENDAHULUAN

Materi kuliah obat yang bekerja pada saluran pencernaan meliputi mekanisme obat-obat yang bekerja pada mulut, lambung, rumen maupun intestinum. Perbedaan anatomis dan fisiologis sistem pencernaan juga berpengaruh terhadap obat-obat yang diberikan. Secara umum pembahasan ini meliputi macam obat, mekanisme kerja, efek farmakologi dan tujuan penggunaannya. Obat-obat tersebut dikelompokkan dan dibahas sehubungan dengan penggunaan terapinya. Fungsi saluran pencemaan diatur oleh saraf otonom intrinsik dan ekstrinsik, sirkulasi dan hormon lokal. Beberapa faktor dapat mengganggu proses digesti dan proses hemodinamika pada sirkulasi saluran pencernaan. Agen terapetik digunakan bereaksi di dalam saluran pencernaan dengan mengubah atau mempengaruhi satu atau lebih fungsi-fungsi fisiologis saluran pencernaan

(2)

Universitas Gadjah Mada 2 B. PENYAJIAN

Obat yang bekerja pada saluran pencernaan terbagi atas :

I. OBAT YANG BEKERJA PADA MULUT, OESOPHAGUS DAN PHARING

1. Stimulasi appetite : meningkatkan nafsu makan Contoh: - Vit B komplek

- anabolik steroid

- kortiko steroid aksi spesifik bukan pada pengontro feed - nux vomica intake (di hipatalamus)

- gentian - diazepam

2. Anoreksigenik Contoh: - amfetamin

- dietil propion penambah nafsu makan dengan bekerja - Fenmetrazin mengganggu metabolisme lemak dan KH

3. Sialagago/ stimulasi saliva

Bekerja dengan jalan meningkatkan volume dan keenceran saliva, umumnya berasal dari tanaman, menstimulasi rasa dan menyebabkan fase cephalic digesti.

Contoh : - nux vomica - gentian

- cinchona meningkatkan volume dan keenceran saliva digu - guassia nakan untuk pengobatan hipoptialismus

4. Anti sialagago

Obat ini biasanya untuk menurunkan kelebihan saliva yang diakibatkan oleh anestesi inhalasi menurunkan produksi dan keenceran saliva berfungsi sebagai premedikasi

(3)

Universitas Gadjah Mada 3 5. Antiseptik Buccopharingeal

Contoh : - Sodium perborat biasanya berbentuk cair berfungsi sebagai - feriol pencuci mulut dan pengontrol pertumbuhan - hexitidin bakteri pengobatan ginggivitis dan

- dibromo dropamid stomatitis

Beberapa obat antikolinerjik bila digunakan dalam dosis besar menyebabkan kekeringan pada mulut, neuroleptik, antikonvulsan dan antihistamin.

II. OBAT PADA LAMBUNG

A. Stomatika : meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi lambung, melalui peningkatan

ekskresi dan motilitas. Contoh: - muskarinik agen

- antagonis dopamin metoclopramid - garam alkali

- histamin

Anti stomatika : menurunkan aktivitas dan sekresi lambung Contoh : - anti muskarinik

- adrenergik drugs

- spasmodik gastrium : morfin, kodein

- antagonik reseptor H2 cimetidin, ranitidin

Peranan ACH, histamin dan gastrin dalam sekresi HCI lambung.

(4)

Universitas Gadjah Mada 4 B. Pelapis Mukosa Lambung

1. DemuIsansia, merupakan senyawa dengan masa molekul besar dan larut air

Contoh : - zat gula

- gums mekanisme kerja :

- protein hewani melapisi meniadakan iritasi

- minyak tumbuhan melindungi m.mukosa sal. pencernaan bag. Atas - gliserol

2. Adsorbensia

Contoh: - kaolin bekerja dengan jalan:

- bentonit melapisi dan mengabsorbsi toxin, bak. Untuk dikeluarkan - norit dan G.I . terapi : diare,ulserasi kolitis,

- pektin keracunan

3. Adstringensia

Contoh: - acidum tanikum melapisi dengan jalan presipitasi - mineral adst.

Terapi : - diare - luka bakar Kasus diare

Adstringensia presipitasi pada permukaan usus lapisan pelindung

Menurunkan peristaltik Penyerapa air pada ingesta

konstipasi Menunda transmisi isi usus

C. Karminativa

Obat yang dapat meningkatkan pengeluaran gas dari lambung. Umumnya karminativa berupa minyak volatil yang dieliminasikan lewat paru-paru, ginjal dan kulit. Contoh:

(5)

Universitas Gadjah Mada 5 6. menthol

Mekanisme kerja:

Iritasi pada mukosa G.I , merelaksasi spinter kardia , gas keluar Aplikasi:

- timpani & bloat - kolik

Bagan terjadinya bloat dan timpani

Contoh karminativa yang beredar di pasaran:

- anti bloat : dimetikon

- bloat remedy : dimetikon + suspensi silica - neometeoryl : trigliserida polioksietilen - therabloat : poloxalene

- tympasol : formaldehid + as. kresol sulfonat dimetil polioksan

D.Antasida

: Yaitu obat yang menetralisir dan mengikat as. lambung yang berlebihan. Sifat farmakologi dibagi atas

a. Antasida sistemik:

Antasida yang diresorbsi sehingga megganggu keseimbangan asam basa dan cairan tubuh dan mengakibatkan metabolik alkalosis.

(6)

Universitas Gadjah Mada 6 Contoh : Na. bikarbonat

NaHCO3 + HC1 Na CI + H2O + CO2

Daya larut tinggi. CO2 yang terbentuk akan menimbulkan efek karminatif.

Dosis ulang sistemik alkalosis

Hiperkalsemia Nephrokalsinosis

b. Antasida non sistemik

Tidak dapat diresorbsi metabolit alkalosis

Contoh

1. kalsium karbonat.

Antasida yang kuat dan murah.

Proses penetralan asam kalsium karbonat diubah menjadi kalsium kiorida.

CaCO2 + HCI CaCl2 + H2O + CO2

Efek samping: hiperkalsemia 2. Alumuniaum hidroksida

Al(OH)3 + 3 HCI Al Cl3 + 3 H2O

Daya menetralkan as lambung lambat efek kerja lama Bereaksi dengan fosfat Al fosfat sukar di absorbsi Ion Al bereaksi dengan protein adstringensia

Al juga berefek dengan sebagai demulsansia dan adsorbensia

Efek samping : osteomalasia

Gangguan abs. vitamin + tetrasiklin

3. Magnesium Hidroksida

Mg (OH)2 + HCl Mg Cl2 + H2O

(7)

Universitas Gadjah Mada 7 Mg(OH)2 menyebabkan pelunakan tinja/efek katartika karena Mg

tidak terabsorbsi dan menahan air. Dikombinasi dengan al. hidroksida.

Penggunaan Antasida

Pd. Hewan lambung tunggal ulserasi peptikum

Pd. Ruminansia acidosis

E. Emetika

Emesis merupakan mekanisme perlindungan tubuh dan kejadian emesis menunjukkan bahwa hewan telah memakan bahan yang bersifat iritasi.

Proses emesis tidak biasa terjadi pada kuda, ruminansia dan tikus dan umumnya terjadi pada kucing dan anjing. Hal ini disebabkan pada anjing dan kucing pertumbuhan dan perkembangan pusat muntah di otak sangat baik dan juga tidak jelas batas gastrium cardia sphinxter secara anatomi.

(8)

Universitas Gadjah Mada 8 Mekanisme terjadinya emesis

Etiologi dari pusat muntah

1. Stimulasi pusat muntah dan proyeksi thalamus, korteks, hipothalamus, karena sensasi sakit, takut.

2. aktivitas yang tinggi dalam sistern retikuler

3. obat-obat atau toksin yang berefk pada kemoreseptor triger zone 4. kenaikan tekanan intra cranial

5. tumor pada pusat muntah 6. epilepsy

(9)

Universitas Gadjah Mada 9 Etiologi dari perifer

1. Stimulasi saraf vagus pada pharing/laring 2. stimulasi cabang pulmo dan nervus vagus 3. cardia aritmia

4. hepatitis 5. iritasi GIT

6. faktor-faktor penyebab stasis 7. antikolinesterase

8. glaukoma

Obat yang menyebabkan muntah disebut emetika yang dikiasifikasikan menjadi dua, yaitu : - emetika sentral

- emetika lokal/reflek emetika

A. sentral emetika

- menstirnulasi pusat muntah contoh: - apomorfin hidrokiorid

- zylazin/rompun - prostaglandin - glikosida jantung

G. Farmakologi rumen

a. Pengertian: Rumen merupakan suatu kantung besar untuk menyimpan makanan

sementara dan tempat berlangsungnya proses fermentasi

(10)

Universitas Gadjah Mada 10 b.Fungsi mikrobia rumen

c. Metabolisme asarn lemak volatil

(11)

Universitas Gadjah Mada 11 Contoh inaktivasi :

1. kloramfenikol reduksi menjadia amina. 2. glikosida digitalis rusak masuk rumen 3. parathion

4. oxalate 5. saponin

Contoh aktivasi :

1. miserotoxin → trinitro 1 propanol 2. nitrat → nitrit

3. cyanogenik glikosida → cyanide 4. tryptophan → 3 metil indol

e. Absorbsi obat

Epirumino retikulum → - permeabel obat larut lemak - impermeabel terhadap ion Transfer obat → secara difusi non ion

Faktor yang mempengaruhi abs. obat dr. ruminoretikulum a. jumlah vol. cairan ingesta

b. stasis rumen c. aliran darah

(12)

Universitas Gadjah Mada 12 g. Efek obat pada mikroflora rumen:

III. OBAT YANG BEKERJA PADA USUS

Katartika

: obat yang menyebabkan intensifikasi aktivitas usus sehingga menyebabkan isi usus dan kolon ke rektum

Prinsip: mempercepat gerakan peristaltik usus → defekasi

Aplikasi:

1. terapi konstipasi

2. pengeluaran zat yang bersifat racun 3. pengeluaran gas pada fermentasi 4. pengobatan udem dan cacingan

efek buruk:

- mengganggu abs. bahan gizi

(13)

Universitas Gadjah Mada 13 kontra indikasi

- gastritis

- hewan bunting Katartika dibagi menjadi A. Lubricant Laksasi

Mekanisme: Mengemulsi feses

Melapisi mukosa keluarnya feses Melincinkan

Keburukan

- konstipasi kronis → mengurangi iritasi → gerak feses lambat - pelapis mukosa usus → ganggu abs. protein, KH, lemak dan Vit.

Contoh: - parafin liquidum

- dioctil sod. Sulfosukinat - poloxalene

B. Bulk purgative

a. simple bulk purgativa - agar

- metil selulose - laktulosa

- karboksi metilselulosa (CMC)

A. saline bulk purgativa / osmotik purgativa - mencegah reabsorsi air

- menarik air intestinum

(14)

Universitas Gadjah Mada 14 Garam epsom surbitol

Garam glauber gliserol

C. Irritant purgativa A. Efek langsung

Contoh: - kalomel/merkuri kiorida - fenoiftalin

- castrol oil (olium ricini) - olium rini

B. Efek tidak langsung

absorbsi Efek timbul setelah

Metabolisasi Bekerja pada usus besar

Contoh : aloe

- cascara sagrada - senna

- sintetik antraquinon (dulcolax)

aloe mengandung aloin persenyawaan antraquinon katartik

Laksansia di pasaran:

Pelunak feses / emolien - laxoberon

(15)

Universitas Gadjah Mada 15

DIARE : mekanisme perlindungan tubuh Dif. Fisiologis:

Proses fisiologis untuk mengeluarkan cairan dan zat-zat yang tidak berguna.

Mekanisme terj adinya diare:

1. sekresi cairan dan elektrolit dan sel epithel usus ke dalam lumen usus. 2. peningkatan osmolaritas cairan usus karena intoleransi disakarida (laktosa) 3. peningkatan motilitas usus halus

Terapi diare: 1. cairan elektrolit 2. antidiare.

Berdasarkan mekanisme kerja dibedakan atas: - obat pengubah konsistensi tinja.

(16)

Universitas Gadjah Mada 16 - anti mikrobia

A. Obat pengubah konsistensi tinja

- adsorbensia : kaolin, pektin, norit (tabonal/zat arang aktif) prinsip: menyerap mengikat toksin

- adstringensia : tanalbumin, garam-garam bismuth, garam alumunium

B. Anti Motilitas - golongan opium

- derivat petidin (difenoksilat, loperamid) - antikolinergik

C. Anti sekretorik

- indometasin, bismuth sub salisilat - gol. Fenotiazin

- somatostatin

D. Anti mikrobia

- bakteri kolera : - sulfonamid, streptomisin - shigella spp : - sulfonamid

kotrimoksasol kloramfenikol

ampisilin antibiotik tetrasiklin

(17)

Universitas Gadjah Mada 17 PENUTUP

Topik mata kuliah ini secara keseluruhan dapat dipahami intisarinya dengan cara mahasiswa mengerjakan soal-soal di bawah ini:

LATIHAN:

1. Apa yang dimaksud dengan stomatika dan antistomatika? 2. Jelaskan mekanisme terjadinya bloat dan bagaimana terapinya. 3. Jelaskan mekanisme emesis.

Referensi

Dokumen terkait

Masysrakat Bali selalu menjaga tradisi dan budayanya sebagai warisan dari para leluhur. Tradisi Omed-omedan merupakan tradisi yang unik dan langka karena tidak dapat

Peningkatan Ib sebesar 0,80 persen yakni dari 118,65 pada Mei 2015 menjadi 119,60 pada Juni 2015, disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang dibayar petani untuk

Pernyataan di atas beririsan dengan hal berikut: (1) beras menjadi bahan pokok utama lebih dari 95% penduduk Indonesia (Sudaryanto 2013); (2) tingkat konsumsi per kapita per

Salah satu kendala produktivitas adalah tidak melakukan sapih pada pedet yang akan memperpanjang post partum estrus (PPE), sehingga mengakibatkan pemeliharaan lebih lama

Untuk mengidentifikasi potensi lahan padi digunakan analisis kesesuaian lahan metode FAO (1976) yang berdasarkan kriteria kesesuaian lahan untuk padi sawah (LREP II,

Proses pengumpulan data awal yang diperoleh dari wawancara kepada responden baik dengan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur akan member ipewawancara gagasan

Sebelum sakit sakit : : pasien pasien mengatakan mengatakan tidak tidak mempunyai mempunyai kebiasan kebiasan rutin untuk rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah