• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN ( 2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN ( 2)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian, dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan perannya sangat penting untuk membantu guru dan muridnya. Di dalam kepemimpinnya kepala sekolah harus dapat memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja para guru atau bawahannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang, sebagai pemimpin sekolah harus mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru tergerak untuk melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka akan lebih baik. Sebagai pemimipin yang mempunyai pengaruh, ia berusaha agar nasehat, saran dan jika perlu perintahnya di ikuti oleh guru-guru. Dengan demikian ia dapat mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, sikap, tingkah laku yang dipimpinnya. Dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan pengalaman, ia membantu guru-guru berkembang menjadi guru yang profesional.

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kepemimpinan kepala sekolah?

2. Apa saja prinsip-prinsip kepemimpinan kepala sekolah? 3. Apa saja tugas kepala sekolah sebagai pemimpin? 4. Apa saja peranan kepala sekolah sebagai pemimpin? 5. Bagaimana syarat-syarat menjadi seorang kepala sekolah?

6. Bagaimana hasil penelitian tentang kepemimpinan kepala sekolah?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, didapatkan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian kepemimpinan kepala sekolah

2. Mengetahui prinsip-prinsip kepemimpinan kepala sekolah 3. Mengetahui tugas kepala sekolah sebagai pemimpin 4. Mengetahui peranan kepala sekolah sebagai pemimpin 5. Mengetahui syarat-syarat menjadi seorang kepala sekolah

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan, bersifat unik karena sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan manusia. Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebut, sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.“Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah.”

Kata “kepala sekolah” tersusun dari dua kata yaitu “kepala” yang dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, dan “sekolah” yaitu sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seseorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa. “Kepala sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka dan mereka yang menentukan irama bagi sekolah mereka” .

Rumusan tersebut menunjukkan pentingnya peranan kepala sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah guna mencapai tujuan. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Kepala sekolah yang berhasil adalah kepala sekolah yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi kompleks yang unik, serta mampu melaksanakan perannya dalam memimpin sekolah.

(4)

Menurut Wahjosumidjo dalam praktek organisasi, kata “memimpin” mengandung konotasi menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan sebagainya Betapa banyak variabel arti yang terkandung dalam kata memimpin, memberikan indikasi betapa luas tugas dan peranan seorang pemimpin organisasi. Kepemimpinan biasanya didefinisikan oleh para ahli menurut pandangan pribadi mereka, serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang paling baik bagi pakar yang bersangkutan.

Yuki mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antar peran, kedudukan dari suatu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh. Kepemimpinan sebagai kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan.

B. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Kepala Sekolah

Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah harus memiliki dan memahami prinsip-prinsip sebagai pemimpin pendidikan, agar dalam kepemimpinannya dapat berjalan dengan harmonis sesuai dengan yang diinginkan.Adapun mengenai prinsip kepala sekolah menurut Burhanuddin dalam bukunya Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan sebagai berikut :

a. Prinsip Konstruktif, yaitu di dalam prinsip konstruktif ini yang terpenting dari seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam membina, membimbing setiap personel yang dipimpin ke dalam aktifitas-aktifitas yang dapat mendorong mereka untuk bertumbuh dan berkembang. Bukan sebaliknya kearah yang merugikan individu.

(5)

yang terlibat secara keseluruhan, Pemimpin harus dapat memberikan motivasi dan layanan sedemikian rupa sehingga semua orang turut berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan organisasi. Maka dari itu sebagai seorang pemimpin pendidikan yang baik hendaknya mau menghargai prestasi dan ide-ide staffnya yang menuju peningkatan pelaksanaan tugas yang terdapat dalam lembaga pendidikan tersebut.

c. Prinsip Partisipatif, yaitu dalam suatu kepemimpinan yang demokratis, masalah partisipasi dari setiap anggota dan lembaga tersebut merupakan suatu hal yang penting. Maka dari itu, sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus berusaha membangkitkan dan memupuk kesadaran pada setiap anggotanya agar mereka ikut bertanggung jawab, dan selanjutnya ikut aktif dalam memikirkan serta memecahkan masalahmasalah yang menyangkut perencanana, program pendidikan dan pembelajaran, Karena keberhasilan dalam memperoleh keputusan yang tepat maupun pemecahan masalah di suatu lembaga pendidikan secara memuaskan hanya dapat dicapai melalui usaha pemimpin dengan mengikut sertakan anggota-anggotanya.

(6)

terbatas, sehingga perlu mendelegasikan kekuasan, wewenang dan tanggung jawabnya kepada anggoga staffnya menurut kemampuan masing-masing, supaya proses kerja tersebut secara keseluruhan dapat berjalan lancar, efektif dan efisien.

Pembinaan kepemimpinan melalui latihan dalam bentuk pendelegasian merupakan salah satu cara yang cukup praktis bagi kepentingan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang. Ini berarti bahwa sebernanya keberhasilan dalam memimpin itu tergantung pada kemampuan dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada bawahan secara efektif.

f. Prinsip Kapasitas Integratif, yaitu prinsip kapasitas integratif adalah prinsip yang sangat penting bagi seorang pemimpin Karena hanya dengan kapasitas yang demikianlah administrasi dan organisasi dapat digerakkan sebagai suatu total sistem ke arah perncapaian tujuan yang telah ditentukan.

g. Rasionalitas dan Obyektivitas, yaitu sebagai pemimpin tidak akan berhasil apabila menggerakkan organisasinya dengan cara emosional. Artinya jika emosi merajai cara berpikir seorang pemimpin, maka rasionalitas dan obyektivitas akan berkurang dan yang pada gilirannya keputusan yang dibuat tidak akan tepat.

h. Prinsip Pragmatisme, yaitu sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus dapat membuat keputusang yang akurat sesuai dengan kemampuan dan sumber-sumber yang tersedia. Ini merupakan salah satu ciri pemimpin yang baik.

i. Prinsip Adaptabilitas dan Fleksibilitas, yaitu jika ada pendapat yang mengatakan bahwa satu-satunya hal yang konstan di dunia ini adalah perubahan, maka sikap kaku dan apriori akan merugikan seseorang dalam menjalankan peranannya selaku pemimpin.

(7)

terlepas dari berbagai hubungan kemanusiaan diantara anggota staf. Dengan demikian prinsip fleksibilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi.

C. Tugas Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

Tidak semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin pendidikan. Setiap orang yang memberikan sumbangan bagi perumusan dan pencapaian tujuan bersama adalah pemimpin, namun individu yang mampu memberi sumbangan yang lebih besar terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya suatu kelompok di dalam kerja sama mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang sebenarnya. Orang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan.

Menurut (Dirawat, 1986 : 80) tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua bidang, yaitu:

1. Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:

1) Pengelolaan pengajaran

Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok.

Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:

 Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk tiap bidang studi dan tiap kelas,

 Menyusun program sekolah untuk satu tahun,  Menyusun jadwal pelajaran,

 Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,

 Mengatur kegiatan penilaian,

 Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas,

(8)

 Mengkoordinir program non kurikuler,  Merencanakan pengadaan,

 Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.

2) Pengelolaan kepegawaian

Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah penerapan kode etik jabatan.

3) Pengelolaan kemuridan

Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru, pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping), perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus (special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran, penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.

4) Pengelolaan gedung dan halaman

(9)

perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan alat-alat komunikasi.

5) Pengelolaan keuangan

Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.

6) Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat

Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.

2. Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi

Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara lain :

 Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan.

 Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan dan kebutuhan murid.

 Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.

(10)

D. Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

Menurut Purwanto, mengatakan bahwa seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan, yaitu : “Sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-anggota, menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai wasit, pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang ayah.” (Purwanto, 2004 : 65)

Untuk lebih jelasnya, berikut uraian peranan kepala sekolah sebagai pemimpin, yaitu: 1) Sebagai pelaksana (executive)

Seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama.

2) Sebagai perencana (planner)

Sebagai kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga segala sesuatu yang akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan diperhitungkan dan bertujuan.

3) Sebagai seorang ahli (expert)

Ia haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.

4) Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)

Menjaga jangan sampai terjadi perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang harmonis.

5) Mewakili kelompok (group representative)

Ia harus menyadari, bahwa baik buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik buruk kelompok yang dipimpinnya.

6) Bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman

Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap kelompoknya.

(11)

Dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia harus dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.

8) Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya

Ia haruslah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang dilakukan atas nama kelompoknya.

9) Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)

Seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-citakan.

10) Bertindak sebagai ayah (father figure)

Tindakan pemimpin terhadap anak buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak buahnya.

E. Syarat-syarat Menjadi Seorang Kepala Sekolah

Untuk menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolahyang baik, diperlukan seseorang yang memiliki syarat-syarat tertentu. Disamping syarat ijazah (yang merupakan syarat formil), juga pengalaman kerja dan kepribadian yang baik perlu diperhatikan. Dalam peraturan yang berlaku di Kementrian Pendidikan Nasional untuk setiap tingkatan dan jenis sekolah sudah ditetapkan syarat-syarat yang diperlukan untuk pengangkatan seorang kepala sekolah.

Dalam Permendiknas No.13 tahun 2007 telah dijelaskan, terdapat kualifikasi umum dan kualifikasi khusus untuk mengangkat seorang kepala sekolah/ madrasah. Semua kualifikasi tersebut harus dimiliki oleh setiap orang yang akan menjadi atau diangkat sebagai kepala sekolah.

1. Kualifikasi Umum

a) Memenuhi kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi; b) Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 57

(12)

c) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan

d) Memilki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.

2. Kualifikasi Khusus

a) Kepala Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) adalah sebagai berikut:

1) Bersatatus sebagai guru TK/RA;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru TK/RA; dan

3) Memiliki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

b) Kepala Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai berikut: 1) Berstatus sebagai guru SD/MI;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD/MI; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

c) Kepala Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SMP/MTs;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

d) Kepala Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SMA/MA;

(13)

3) Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

e) Kepala Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru SMK/MAK;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

f) Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SDLB/SMPLB/SMALB) adalah sebagai berikut:

1) Berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan SDLB/SMPLB/SMALB;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SDLB/SMPLB/SMALB; dan

3) Memiliki sertifikat kepala SLB/SDLB yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.

g) Kepala Sekolah Indonesia Luar Negeri adalah sebagai berikut:

1) Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 tahun sebagai kepala sekolah;

2) Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan pendidikan; dan

(14)

3. Standar Kompetensi Kepala Sekolah

NO. DIMENSI

KOMPETENSI KOMPETENSI

1 Kepribadian 1.1 Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhalak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.

1.2 Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. 1.3 Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri

sebagai kepala sekolah/madrasah.

1.4 Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

1.5 Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/madrasah.

1.6 Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

2 Manajerial 2.1 Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.

2.2 Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.

2.3 Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal.

2.4 Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif.

2.5 Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. 2.6 Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan

sumber daya manusia secara optimal.

2.7 Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

2.8 Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah.

2.9 Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaa peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

2.1 0

Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

2.1 1

Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

2.1 2

(15)

NO. DIMENSI KOMPETENSI KOMPETENSI 2.1

3 Mengelola unit layanan khusus sekolah/madrasah dalammendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.

2.1

4 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalammendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

2.1 5

Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.

2.1 6

Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

3 Kewirausahaan 3.1 Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.

3.2 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

3.5 Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4 Supervisi 4.1 Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

4.2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

4.3 Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

5 Sosial 5.1 Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.

5.2 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. 5.3 Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok

(16)

F. Hasil Penelitian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar Islam Unggul di Malang: Studi

Multikasus di MIN Malang I dan SDI Surya Buana Malang

Penulis : M ASRORI ARDIANSYAH

Tahun : 2009

Fakultas : Pasca Sarjana

Jurusan : S2 Manajemen Pendidikan Islam

Pembimbing : 1) Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Pd. 2) Prof. Dr. H. Muhaimin Sulhan, MA.

Kata Kunci : Kepemimpinan kepala sekolah, mutu

pendidikan, sekolah unggul

Tuntutan akan pendidikan bermutu semakin hari semakin kuat. Fenomena ini muncul seiring dengan kondisi kebutuhan masyarakat yang berkembang demikian cepat. Tingginya tuntutan tersebut telah direspon oleh sebagian pimpinan lembaga pendidikan Islam dengan sikap yang rasional dan lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat secara luas. Sebagai pemimpin proses pendidikan di tingkat mikro, kepala sekolah mempunyai peran strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan demi mewujudkan sekolah-sekolah unggul yang diminati masyarakat.

Sudah sewajarnya apabila kemudian muncul tuntutan agar para kepala sekolah meningkatkan kapasitas dirinya untuk mendongkrak mutu sekolah yang dipimpinnya. Mulyasa (2003) menegaskan bahwa ada kaitan yang erat antara kualitas kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan di sekolah sekolah, seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunnya perilaku nakal peserta didik.

Berangkat dari pandangan tersebut, penulis terdorong untuk meneliti lebih lanjut tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di dua lembaga pendidikan dasar unggul di Malang. Kedua lembaga pendidikan dasar yang menjadi pilihan peneliti tersebut memiliki latar sejarah dan sistem organisasi yang berbeda. Keduanya adalah MIN Malang I dan SDI Surya Buana Malang.

(17)

meningkatkan mutu pendidikan. Untuk menjawab fokus penelitian tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi multikasus. Dengan rancangan ini, peneliti berharap keutuhan fenomena yang terjadi di kedua lembaga pendidikan tersebut dapat dipertahankan.

Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi: a) wawancara mendalam; b) observasi partisipan; dan c) studi dokumentasi. Data yang terkumpul melalui ketiga teknik tersebut diorganisasi, ditafsir, dan dianalisis secara berulang-ulang, selanjutnya dilakukan analisis lintas kasus guna menyusun konsep dan abstraksi temuan penelitian. Kredibilitas data dicek dengan prosedur triangulasi, pengecekan anggota, dan diskusi teman sejawat. Sedangkan ebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability) dilakukan oleh para pembimbing sebagai dependent auditor.

(18)

atas tiga kelompok besar, yaitu: 1) berkualitas tinggi; 2) berkualitas sedang; dan 3) berkualitas rendah dan membaginya dalam kelas heterogen dengan menjadikan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler sebagai penopang pembelajaran di kelas guna menghasilkan keluaran yang bermutu. Adapun terhadap guru dan karyawan, kedua kepala sekolah memberdayakan guru dan karyawan melalui kegiatan rutin dan dan temporal yang diisi dengan kegiatankegiatan pemberdayaan di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Sedangkan pada sarana dan prasarana, kedua kepala sekolah berupaya melengkapi sarana dan prasarana yang kurang secara bertahap dengan skala prioritas.

Dari hasil penelitian, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:

Pertama, Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen Agama Kota Malang disarankan: a) Dinas Pendidikan dan Departemen Agama Kota Malang hendaknya memberikan perhatian yang lebih besar terhadap kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan; b) Departemen Agama Kota Malang hendaknya memberi otonomi kepada sekolah dengan sepenuh hati sesuai dengan konsep manajemen berbasis sekolah (school based management). Dengan otonomi tersebut, sekolah dapat lebih leluasa untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki, sekaligus mendapat dukungan dan sumber daya dari para stake holders; c) Dinas Pendidikan Kota Malang hendaknya meningkatkan kontribusinya, terutama kontribusi material, terhadap sekolah swasta yang berupaya meningkatkan mutu pendidikannya dan telah menunjukkan prestasi-prestasinya.

Kedua, kepala sekolah disarankan: a) meskipun keunggulan dan prestasi telah menjadi tradisi warga sekolah, hal tersebut hendaknya disertai perhatian yang besar terhadap pengembangan potensi dan kepribadian dan sikap sosial anak; dan b) sekolah, khususnya SDI Surya Buana Malang, sudah saatnya melakukan penataan ulang dari segi fisik dan lingkungan sehingga kenyamanan belajar siswa dapat lebih dirasakan.

(19)

pendidikan dapat mengadopsi nilai-nilai di kedua sekolah dalam penelitian ini. Dengan mengadopsi nilai-nilai tersebut semua perilaku dan kinerja warga sekolah memiliki landasan dan tujuan yang jelas; dan c) para penyelenggara lembaga pendidikan hendaknya lebih lebih komitmen dalam meningkatkan mutu sekolah karena mendapatkan amanah dari orang tua siswa. Mutu pendidikan secara akan sangat berpengaruh pada kualitas generasi dan bangsa ini di masa depan.

Keempat, peneliti lain yang berminat dengan topik penelitian ini dapat mengembangkan kembali untuk menggali aspek-aspek lain yang berkaitan dengan visi, misi, nilai, dan strategi kepemimpinan guna mewujudkan sekolah unggul baik di tingkat pendidikan dasar, lanjutan, atau bahkan pendidikan tinggi.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

(20)

atau tempat di mana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

2. Prinsip-prinsip kepemimpinan kepala sekolah, yaitu:  Prinsip Konstruktif

 Prinsip Kreatif  Prinsip Partisipatif  Prinsip Kooperatif

 Prinsip Delegasi yang Baik  Prinsip Kapasitas Integratif  Rasionalitas dan Obyektivitas  Prinsip Pragmatisme

 Prinsip Adaptabilitas dan Fleksibilitas 3. Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin

 Tugas kepala sekolah di bidang administrasi  Tugas kepala sekolah di bidang supervisi 4. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin

 Sebagai pelaksana (executive)  Sebagai perencana (planner)  Sebagai seorang ahli (expert)

 Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)

 Mewakili kelompok (group representative)

 Bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman  Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)  Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya

 Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)  Bertindak sebagai ayah (father figure)

5. Syarat-syarat menjadi kepala sekolah, yaitu:  Kualifikasi umum

(21)

 Standar kompetensi kepala sekolah 6. Hasil penelitian kepemimpinan kepala sekolah

B. Saran

Setelah mempelajari dan memahami isi dari makalah ini, sebaiknya penulis dan pembaca dapat memahami dengan benar ketentuan menjadi kepala sekolah serta peranan kepala sekolah dalam suatu sekolah, dan dapat menerapkan prinsip-prinsip kepala sekolah dalam dunia pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Andiri Mata Oleo itu seorang gadis yang sejak bayi diangkat anak oleh raksasa perempuan. Gadis itu tidak menyadari bahwa dia selalu hadir dalam mimpi-mimpi seorang pemuda

Jadi dilihat dari individu yang belajar (siswa), proses belajar bersifat internal dan unik, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal adalah proses pembelajaran

Mengingat penelitian tentang kayu reaksi pada kayu tropis sangat terbatas, penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur anatomi, morpologi serat dan beberapa

penyesuaian diri di setiap sekolah. Untuk mengetahui akseptabilitas produk, berdasarkan hasil pengujian buku panduan kemampuan problem solving untuk siswa sekolah

Dalam pengumpulan data dengan metode wawancara, peneliti menetapkan beberapa narasumber yang menjadi informan penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini yaitu

Siapa yang merekomendasikan saya tentang Grand Keude Kupie Uleekareng.. dan

Pada menu ini terdapat daftar admin yang berhak mengakses menu Administrator seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.3.. Gambar 4.3 Halaman