• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Perilaku seks Pranikah Pada Remaja Di

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang 1

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI PUSKESMAS NGESREP KOTA SEMARANG Leni Karlina*), Faridah Aini**), Puji Pranowowati***)

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo

Ungaran ABSTRAK

Perilaku seks pra nikah pada remaja semakin meningkat. Remaja memiliki perilaku seks seperti: berpegangan tangan, berciuman, petting, sampai melakukan hubungan seks di luar nikah. Perilaku dipengaruhi oleh kepribadiannya karena kepribadian turut menentukan tingkah laku remaja dalam hidup bermasyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan tipe kepribadian dengan tingkat perilaku seks pranikah remaja di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh remaja usia 14-19 tahun di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang sejumlah 5.337. Sampel diambil sejumlah 54 remaja dengan menggunakan teknik Kuota Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Eysenck Personality Inventory (EPI) dan kuesioner perilaku. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memilik kepribadian ekstrovert 51,9%. Sebagian besar responden memiliki perilaku seks pranikah dalam kategori rendah 40,7%. Ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dengan perilaku seksual pranikah remaja dengan nilai p-value 0,003.

Disarankan bagi Puskesmas memberi pelayanan dengan model Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang menjangkau kebutuhan penerapan pendidikan kesehatan dan keterampilan kesehatan reproduksi bagi remaja.

Kata Kunci : Seks Pra Nikah, Remaja, Tipe Kepribadian ABSTRACT

Pre-marriage Sexual behavior of adolescent increasingly increases. Adolescent has sexual behavior like: join hand, kissing, petting, until do sexual intercourse without marriage. Behavior is influenced by the personality because it can determines adolescent’s behavior in social life. The objective of this research is to analyze the correlation between personality type with pre-marriage sexual behavior of adolescent at Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.

This research was descriptive correlation research with cross sectional approach. Population of this research was all adolescents age 14-19 years old at Puskesmas Ngesrep Kota Semarang working area as many as 5,337. Sample was taken as many as 54 adolescents used Quota Sampling technique. Instrument of

(2)

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Perilaku seks Pranikah Pada Remaja Di

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang 2

research used questionnaire of Eysenck Personality Inventory (EPI) and questionnaire of behavior. Data analysis used univariat and bivariate analysis with Kolmogorov-Smirnov test.

Results of research show that most of respondents have extrovert personality 51.9%. Respondent have pre-marriage sexual behavior in low category 40.7%. There is significant correlation between personality type and pre-marriage sexual behavior of adolescent, p-value 0,003.

It is suggested for Puskesmas to give service with Adolescent Health Care model that reach requirement of applying health education and health skill of reproduction for adolescent.

Keywords : Pre-marriage sexual, adolescent, personality type

PENDAHULUAN

Salah satu permasalahan yang dihadapi remaja adalah masalah seks dan seksualitas yang dikelompokkan menjadi Perilaku berisiko; kurangnya akses pelayanan kesehatan; kurangnya informasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan; banyaknya akses pada informasi yang salah tanpa tapisan; Masalah IMS; Tindak kekerasan seksual (pemerkosaan, pelecehan seksual dan transaksi seks komersial); kehamilan dan persalinan usia muda yang berisiko terhadap kematian ibu dan bayi; dan kehamilan yang tidak dikehendaki, yang seringkali menjurus pada aborsi yang tidak aman dan komplikasinya (BKKBN, 2005).

Berdasarkan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKKR) tahun 2012 yang dilakukan oleh BKKBN. Sebanyak 29,5 persen remaja pria dan 6,2persen remaja wanita pernah meraba atau merangsang pasangannya. Sebanyak 48,1 persen remaja laki-laki dan 29,3 persen remaja wanita pernah berciuman bibir. Sebanyak 79,6 persen remaja pria dan 71,6 persen remaja wanita pernah berpegangan tangan dengan pasangannya. Bahkan

dalam survei tersebut juga terungkap umur berpacaran pertama kali paling banyak adalah usia 15-17 tahun, yakni pada 45,3 persen remaja pria dan 47 persen remaja wanita. Dari seluruh usia yang disurvei yakni 10-24 tahun, hanya 14,8 persen yang mengaku belum pernah pacaran samasekali (BKKBN, 2012).

Segala tingkah laku yang terdiri dari sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking), dan bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama (petting), dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan diluar hubungan pernikahan disebut sebagai perilaku seks pranikah (Sarwono, 2011).

Seks pranikah didefinisikan sebagai segala tingkah laku remaja yang didorong oleh hasrat baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan sebelum adanya hubungan resmi sebagai suami istri, semakin meluas di masyarakat. Objek seksualnya bisa berupa orang

(3)

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Perilaku seks Pranikah Pada Remaja Di

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang 3

lain, orang dalam khayalan, atau diri sendiri (Soetjiningsih, 2007).

Aspek-aspek pada sistem kepribadian memiliki kontribusi lebih besar dibandingkan dengan aspek-aspek pada sistem lingkungan di dalam mewujudkan perilaku seks. Besarnya kontribusi aspek-aspek sistem kepribadian di sini menunjukkan bahwa perilaku seks bergantung pada bagaimana individu memaknakan diri dan lingkungannya (Syamsu Yusuf, 2010).

Puskesmas Ngesrep sebagai salah satu Puskesmas dengan fasilitas Rawat Bersalin di Kota Semarang melaporkan ada 17 kasus persalinan pada kondisi kehamilan tidak diinginkan dari 32 kasus kehamilan remaja di bawah umur 20 tahun. Dan berdasarkan hasil studi pendahuluan pada remaja dengan infeksi menular seksual yang berobat ke Puskesmas Ngesrep pada bulan Desember 2015 menunjukkan 25 remaja yang tercatat dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan telah melakukan seks pranikah dengan berbagai tipe kepribadian sesuai dengan ciri kepribadian ekstrovert dan introvert.

Remaja dalam tipe kepribadian ekstrovert dan introvert akan memberi reaksi yang cenderung berbeda dengan lingkungan sosial yang serupa. Remaja selayaknya memiliki kemampuan diri untuk mengendalikan dorongan seksual dan mendorong perilakunya sehingga dapat terhindar dari perilaku seks pranikah. Oleh karena itu peneliti memilih judul “Hubungan Tipe Kepribadian dengan Tingkat Perilaku seks pranikah pada Remaja di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang”.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasi untuk melihat gambaran tipe kepribadian dalam keterkaitannya dengan fenomena perilaku seks pranikah dalam populasi remaja di Puskesmas Ngesrep dengan wilayah kerja terdiri dari Kelurahan Ngesrep, Sumurboto, dan Tinjomoyo. Metode pendekatan menggunakan cross sectional dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersama atau sekali waktu. Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja usia pertengahan sampai dengan usia remaja akhir (14-19 tahun) yang tinggal di Kelurahan Ngesrep, Sumurboto, dan Tinjomoyo.

Sampel

Sampel yang diteliti pada penelitian ini adalah sampel kuota sebanyak 54 orang remaja yang datang pada acara undangan Penyuluhan Karang Taruna, berusia 14-19 tahun, bersedia menjadi responden. Teknik pengambilan sampel sesuai dengan kriteria ekslusi dan inklusi.

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Ngesrep, Sumurboto, dan Tinjomoyo sebagai wilayah binaan Puskesmas Ngesrep Kota Semarang pada tanggal 4 Februari 2016.

(4)

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Perilaku seks Pranikah Pada Remaja Di

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang 4

Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Tipe KepribadianEysenc Personality Inventory (EPI) dan kuesioner perilaku seks pranikah.

Analisa Data Analisa Univariat

Bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Analisa Bivariat

Analisa yang dilakukan terhadap variabel tipe kepribadian dan perilaku seks pranikah yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Uji statistik yang digunakan adalah uji kolmogrov-smirnov.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

1. Tipe Kepribadian Diagram 1

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tipe Kepribadian Remaja di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang

Diagram 1 menunjukan sebagian besar remaja di wilayah Puskesmas

Ngesrep Kota Semarang memiliki kepribadian ekstrovert, yaitu sejumlah 51,9 persen.

2. Tingkat Perilaku Seks Pra Nikah Diagram 2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Perilaku Seks Pra Nikah pada Remaja di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang

Berdasarkan Diagram 2, dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang memiliki perilaku seks pranikah dalam kategori rendah, yaitu sejumlah 40,7 persen.

Analisis Bivariat

Diagram 3

Hubungan antara Tipe

Kepribadian dengan Tingakt Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang 48.1 51.9 Introvert Ekstrovert Tidak Pernah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 50 46.2 0 3.8 0 10.7 35.7 25 14.3 14.3 Tidak Pernah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Introvert Ekstrovert

(5)

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Perilaku seks Pranikah Pada Remaja Di

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang 5

Berdasarkan diagram 3 dapat diketahui bahwa remaja dengan tipe kepribadian ekstrovert memiliki tingkat perilaku seks pranikah yang lebih tinggi.

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh p-value 0,003. Oleh karena p-value 0,003<α (α=0,05) maka disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dengan tingkat perilaku seks pranikah remaja di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.

PEMBAHASAN

Gambaran Tipe Kepribadian Remaja Di Puskesmas Ngesrep

Kepribadian turut menentukan tingkah laku remaja dalam hidup bermasyarakat yang mempunyai berbagai macam fenomena yang harus dihadapi. Remaja yang mempunyai kepribadian yang baik akan mampu mengelola dorongan dan kebutuhannya secara adekuat, mampu mempertimbangkan resiko sebelum menentukan sikap terhadap objek yang dihadapi dan cenderung dapat mencari penyaluran yang positif secara sehat dan bertanggung jawab. Dalam penelitian ini kepribadian dibagi menjadi kepribadian ekstrovert dan introvert.

Penilaian tipe kepribadian pada penelitan ini menunjukan sebagian besar remaja memiliki kepribadian ekstrovert. Hal ini mungkin disebabkan karena tipe kerpibadian terbentuk setelah usia 5 tahun, dan terus berkembang melalui proses belajar, serta dipengaruhi oleh lingkungan (Alwisol, 2010).

Gambaran tingkat perilaku seks pranikah remaja di Puskesmas Ngesrep

Penelitian ini menunjukan sebagian besar remaja memiliki perilaku seks pranikah tingkat rendah, yaitu mulai dari berpegangan tangan hingga berciuman bibir. Hal ini sejalan dengan hasil Penelitian Soetjiningsih (2008) yang dilakukan terhadap 398 siswa SMA di kota Yogyakarta usia 15-18 tahundimana enam puluh persen subjek penelitian menyatakan bahwa tingkat perilaku seksual ciuman bibir sambil pelukan sudah biasa dilakukan sebelum menikah. Arus informasi dan tontonan televisi yang tidak terbendung mengakibatkan pergeseran norma perilaku yang signifikan pada remaja saat ini. Remaja yang sering melihat tayangan adegan seks di mess media ataumembaca buku-buku porno akan menganggap perilaku tersebut sebagai normanya (Prawesti, 2013).

Untuk tingkat perilaku seks pranikah pada remaja berdasarkan karakteristik umur, usia akhir lebih tinggi daripada remaja usia menengah. Hal ini karena usia pada usia akhir remaja cenderung mencoba hal yang lebih menantang untuk alasan pemenuhan kebutuhan hak reproduksinya. (Kismi, 2011).

Remaja laki-laki ,melakukan perilaku seks pranikah lebih tinggi daripada perempuan. Karena laki-laki memiliki norma yang longgar daripada perempuan. Hal ini selaras dengan pendapat Jung (Alwisol, 2010) bahwa laki-laki lebih permisif terhadap perilaku seks daripada perempuan.

Remaja putus sekolah memiki tingkat perilaku seks pranikah lebih tinggi daripada remaja yang bersekolah. Sesuai dengan teori

(6)

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Perilaku seks Pranikah Pada Remaja Di

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang 6

Husodo dalam Azinar (2013) bahwa sekolah merupakan institusi dalam pembentukan karakter siswa, yang membentuk dan menjaga karakter untuk masa depan remaja, remaja putus sekolah memiliki banyak waktu luang sehingga mereka akan memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang akan berpengaruh terhadap tingkat perilaku seks pranikah. Sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa promosi atau pendidikan kesehatan di sekolah sangat penting dalam meletakan dasar perilaku untuk kehidupan remaja selanjutnya.

Hubungan Antara Tipe

Kepribadian Dengan Tingkat Perilaku Seks Pranikah Remaja Di Puskesmas Ngesrep.

Analisa bivariat menunjukan bahwa secara statistik ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dengan tingkat perilaku seks pranikah pada remaja di Puskesmas Ngesrep. Remaja dengan tipe kepribadian ekstrovert memiliki tingkat perilaku seks pranikah lebih tinggi daripada remaja dengan tipe kepribadian introvert. Hal ini terjadi karena remaja dengan tipe kepribadian ekstrovert memiliki pikiran, perasaan dan tindakan yang ditentukan oleh lingkungan sosial maupun non sosial diluar dirinya.

Remaja yang pada dasarnya ingin tahu dan ingin mencoba, serta kecenderungannya memiliki kelompok tertentu menjadikan remaja melakukan perilaku seks pranikah pada tingkat yang lebih tinggi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Laura et al (2013) bahwa tipe kepribadian ekstrovert memiliki perkembangan seks lebih pesat dan

memiliki perilaku seks yang lebih maju dan beresiko dibandingkan remaja yang memiliki tipe kepribadian introvert. Sejalan dengan pendapat Miller (2007) bahwa seorang ekstrovert memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku seks beresiko. Remaja yang memiliki kontrol rendah terhadap perilaku memiliki perkembangan seksual lebih pesat, dan memiliki perilaku seks yang lebih maju dan berisiko dibandingkan remaja lainnya.

Tingkat perilaku seks pranikah selain dipengaruhi oleh faktor kepribadian, perilaku dipengaruhi pula oleh faktor eksternal yang salah satunya adalah pengaruh teman sebaya. Bagi seorang remaja, persetujuan atau kesesuaian sikap sendiri dengan sikap kelompok sebaya adalah sangat penting untuk menjaga status afiliasinya dengan teman-teman, untuk menjaga agar ia tidak dianggap “asing” dan lalu dikucilkan.

Remaja dengan kepribadian ekstrovert memiliki kontrol diri yang rendah sehingga memperburuk pengaruh social negative dari teman sebaya (Baams, Overbeek, Dubas & Aken, 2015). Pemahamannya mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan teman sebayanya, baik melalui hubungan persahabatan, berkelompok, maupun berpacaran. Kontrol diri terhadap pengaruh teman atau kelompok terhadap perilaku seks pranikah akan mempengaruhi keputusan untuk melakukan perilaku seks pranikah.Kondisi ini berkaitan dengan kemampuan untuk berkomunikasi dan rasa percaya diri untuk membuka peluang memiliki teman lebih banyak.

(7)

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Perilaku seks Pranikah Pada Remaja Di

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang 7

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari adanya keterbatasan-keterbatasan, diantaranya hal-hal yang menyebabkan jawaban responden menjadi bias, seperti dalam privacy responden tidak bisa dimaksimalkan karena berhubungan dengan tempat, dan karakteristik dari tipe kepribadian sendiri yang memiliki sikap tidak terbuka terhadap orang lain.

KESIMPULAN

Ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dengan perilaku seks pranikah pada remaja di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang.

SARAN

Dalam memberikan asuhan keperawatan dalam komunitas agar memiliki pemahaman yang baik mengenai perkembangan tipe kepribadian dan fenomena kehidupan seks remaja.

Peneliti selanjutnya perlu meneliti alasan remaja melakukan perilaku seks pranikah dengan menganalisa pengaruh dari variabel yang lain.

Orang tua harus menciptakan iklim yang memfasilitasi atau memberi kemudahan kepada remaja untuk mengembangkan potensi atau tugas-tugas perkembangan secara optimal, menjaga keharmonisan keluarga, memperhatikan nilai-nilai agama, dan memberikan curahan kasih kasih sayang terhadap remaja..

Puskesmas perlu memberi pelayanan dengan Model pelayanan kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang menjangkau kebutuhan penerapan pendidikan kesehatan dan

keterampilan hidup sehat bagi remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM Pers.

Azinar. 2013. Perilaku Seksual Pranikah Beresiko Terhadapa Kehamilan tidak diinginkan; Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. BKKBN. 2008. Genre, Program KB untuk Remaja. Jakarta; BKKBN.

BKKBN. 2012. Profil Program KBN Jawa Tengah 2012. Semarang BKKBN

Laura E et al. 2013 Narcism and social networking, Personality and Social Psychology Buletin, Sage, L Baams, G.J. Overbeek, JS Dubas,

M.A.G. van Aken 2015. On Early Starters and Late Bloomers: The Development of Sexual Behavior in Adolescence Across Personality Types. Journal of Sex Research pp. 1 – 11

MillerENeil. 2007. Principles of Behavior and Essentials of Behavior.

(https://publikasiilmiah.ums.a c.id) diakses 2 Desember 2015

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta;

Rineka Cipta Pawestri, S, Wardani RS, Sonna M.

2013. Pengetahuan,Sikap

Dan Perilaku

RemajaTerhadapSeks

(8)

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Perilaku seks Pranikah Pada Remaja Di

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang 8

Keperawatan Maternitas Vol 1. Semarang. Universitas Muhammadiyah. Sarwono. 2011. Psikologi Remaja.

Jakarta; Rajawali Pers

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.Jakarta; Sagung SetoYusuf, Syamsu. 2010.

PsikologiPerkembangan Anak dan Remaja.;

Bandung; PTRemaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara dilakukan dengan hakim Pengadilan Agama Bogor yang memutuskan perkara nomor 583/Pdt.G/2012/PA.Bgr terkait pertimbangan hukum hakim mengenai batalnya

Pilihan akat atau diksi bukan hanya memilih kata-katayang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide, tetapi juga menyangkut persoalan fraseologi (cara

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause di Dusun Karangploso Sitimulyo Piyungan Bantul,

Tanda perubahan (alterasi) adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis (nada yang berjarak ½) salah satu nada dalam suatu Accord.. Tanda perubahan (alterasi) dibagi menjadi

KUALITI MASA PEMBELAJARAN AKADEMIK DALAM PENDIDIKAN JASMANI: KAJIAN KES DI SEKOLAH MENENGAH DAERAH HULU LANGAT, SELANGOR.. JULISMAH

Jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian (tidak sesuai.. dengan harapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP yang

Diploma III Pada jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik.. Negeri

Kartowisastro, Ph.D, selaku ketua jurusan sistem komputer dan dosen pembimbing yang telah banyak memberikan ide dan saran serta mengorbankan waktu dan tenaganya untuk