• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP WISATA SYARIAH PANTAI PULAU SANTEN DI BANYUWANGI JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP WISATA SYARIAH PANTAI PULAU SANTEN DI BANYUWANGI JAWA TIMUR"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP WISATA

SYARIAH PANTAI PULAU SANTEN DI

BANYUWANGI JAWA TIMUR

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

NINDA SUCI WAHYUNINGSIH

165020501111018

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP WISATA SYARIAH PANTAI

PULAU SANTEN DI BANYUWANGI JAWA TIMUR

Yang disusun oleh :

Nama

: Ninda Suci Wahyuningsih

NIM

: 165020501111018

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

Jurusan

: S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai

persyaratan ujian skripsi

yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 25 November 2020

Malang, 25 November 2020

Dosen Pembimbing,

Dr. Sri Muljaningsih, SE.,MSP.

(3)

Persepsi Pengunjung Terhadap Wisata Syariah Pantai Pulau Santen di

Banyuwangi Jawa Timur

Ninda Suci Wahyuningsih

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Email: nindasuci2512@gmail.com

ABSTRAK

Pariwisata syariah merupakan perjalanan wisata yang tidak melanggar aturan atau ketentuan dalam Islam. Pada tahun 2017 pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengembangan wisata pantai syariah yang terletak di Pulau Santen yang merupakan wisata pantai syariah pertama di Banyuwangi bahkan di Indonesia. Data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan ke wisata syariah Pantai Pulau Santen sebesar 68.960 kunjungan. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Pantai Boom dengan jumlah kunjungan 255.438 kunjungan, Pantai Watu Dodol sebesar 137.078 kunjungan, Pantai Cacalan 197.786 kunjungan, serta Pantai Cemara sebesar 134.327 kunjungan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu non-probability sampling. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode pengumpulan data yaitu menggunakan survei atau menyebar kuesioner kepada 100 responden. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa hasil analisis regresi linier berganda diperoleh variabel bebas yaitu persepsi atas harga tiket, atraksi, aksesbilitas, amenitas dan atribut islam mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap jumlah kunjungan. Hasil pengujian secara parsial atau individu didapat bahwa harga tiket, atraksi, dan amenitas berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan. Sedangkan aksesibilitas dan atribut islam tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan. Hasil koefisien beta yang didapat bahwa variabel Harga Tiket mempunyai nilai t koefisien beta yang paling besar. Sehingga variabel Harga Tiket mempunyai pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan variabel yang lainnya maka variabel harga tiket mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Jumlah Kunjungan.

ini.

Kata kunci: wisata syariah, persepsi atas harga, atraksi, aksesibilitas, amenitas, atribut islam, jumlah kunjungan

A. PENDAHULUAN

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berulang kali dari suatu tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu dengan melakukan perencanaan sebelumnya dengan tujuan untuk rekreasi. Sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang diharapkan mampu menggerakkan sektor industri lainnya untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat khususnya masyarakat sekitar objek wisata dan dapat memperkenalkan keindahan alam, nilai dan budaya daerah. Pariwisata berkontribusi terhadap pendapatan devisa negara. Pada tahun 2009 pendapatan devisa negara dari sektor pariwisata sebesar 6,3 miliar dolar, pada tahun 2010 sebesar 7,6 miliar dolar, pada tahun 2011 sebesar 8,6 miliar dolar, pada tahun 2012 sebesar 9,1 miliar dolar, pada tahun 2013 sebesar 10,1 miliar dolar, pada tahun 2014 sebesarr 11,2 miliar dolar, pada tahun 2015 sebesar 12,2 miliar dolar, pada tahun 2016 sebesar 13,6 miliar dolar, pada tahun 2017 sebesar 15 miliar dolar, pada tahun 2018 sebesar 16,1 miliar dolar serta pada tahun 2019 sebesar

(4)

17,6 miliar dolar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan devisa negara dari sektor pariwisata mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2009 sebesar 6,32 juta orang, pada tahun 2010 sebesar 7 juta orang, pada tahun 2011 sebesar 7,64 juta orang, pada tahun 2012 sebesar 8,04 juta orang, pada tahun 2013 sebesar 8,8 juta orang, pada tahun 2014 sebesar 9,43 juta orang, pada tahun 2015 sebesar 10,23 juta orang, pada tahun 2016 sebesar 11,52 juta orang, pada tahun 2017 sebesar 14,04 juta orang, serta pada tahun 2018 sebesar 15,81 juta orang. Kunjungan wisatawan mancanegara meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara diiringi dengan meningkatnya jumlah pendapatan devisa negara pada sektor pariwisata. Dampak ekonomi yang timbul dari pengembangan sektor pariwisata berkaitan dengan dengan penghasilan (pendapatan), penjualan, dan tenaga kerja (peluang lapangan kerja) di kawasan pengembangan sektor wisata. Sektor pariwisata sebagai platform untuk mengembangkan ekonomi masyarakat serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Banyuwangi merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki beragam wisata budaya dan alam. Berdasarkan data dari CNN Indonesia, pada tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mampu menurunkan pengangguran diangka 3.07 persen yang sebelumnya pada tahun 2010 angka pengangguran diangka 6 persen. Hal ini karena adanya keseriusan pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mengembangkan sektor pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2018 mengalami kenaikan menjadi 98.970 orang dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2010 yang hanya mencapai 12.500 orang. Sedangkan untuk wisatawan dalam negeri mengalami kenaikan menjadi 4.83 juta orang dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya 332.550 orang. Wisatawan mancanegara memiliki rata-rata kemampuan membelanjakan uangnya sebesar 2.7 juta satu kali perjalanan di Banyuwangi. Sedangkan untuk wisatawan dalam negeri rata-rata sebesar 1.54 juta. Sehingga perputaran uang sekitar 7.7 triliun pertahunnya. Sektor pariwisata berkontribusi besar terhadap PDRB dalam 3 tahun terakhir yaitu 2016 sampai dengan 2018 sebesar 10.3 persen.

Pada tahun 2017 pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengembangan wisata pantai syariah yang terletak di Pulau Santen yang merupakan wisata pantai syariah pertama di Banyuwangi bahkan di Indonesia. Pada akhir bulan Februari 2017, Bupati Banyuwangi menerjunkan semua dinas dan instansi yang berkaitan serta masyarakat untuk membangun fasilitas penunjang wisata di Pulau Santen dengan cara bergotong royong dalam waktu satu minggu. Tanggal 2 Maret 2017 wisata syariah pantai Pulau Santen diresmikan. Pengembangan wisata syariah ini sebagai pembeda dari wisata lainnya yang ada di Banyuwangi serta mengubah Pulau Santen menjadi destinasi wisata dengan inovasi baru. Konsep wisata yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yaitu wisata yang memiliki fasilitas halal seperti tersedianya makanan halal, tidak menjual alkohol, pemberitahuan waktu adzan, ketersediaan tempat ibadah yang bersih (Banyuwangibagus, 2017). Pengembangan wisata pantai syariah di Pulau Santen diharapkan dapat menguatkan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Pengembangan wisata syariah Pulau Santen mengusung konsep pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat. Diharapkan dari adanya pengembangan wisata syariah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wisata syariah.

Data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan ke pantai syariah Pulau Santen sebesar 68.960 kunjungan. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Pantai Boom dengan jumlah kunjungan 255.438 kunjungan, Pantai Watu Dodol sebesar 137.078 kunjungan, Pantai Cacalan 197.786 kunjungan, serta Pantai Cemara sebesar 134.327 kunjungan. Pariwisata pantai syariah merupakan inovasi baru dibidang pariwisata khususnya Pulau Santen yang dikembangkan menjadi wisata pantai syariah. Pengembangan wisata syariah pantai Pulau Santen yang dipersiapkan dalam waktu satu bulan yaitu Februari hingga Maret 2017 diresmikannya wisata syariah pantai Pulau Santen dan sudah memasuki usia 3 tahun

(5)

setelah diresmikannya Pulau Santen sebagai wisata pantai syariah di Banyuwangi. Pengunjung sebagai konsumen suatu barang (objek wisata). Produk objek wisata dapat dikatakan sebagai suatu barang, namun objek wisata bukan merupakan barang primer. Dengan demikian perilaku konsumen terhadap barang tersebut (objek wisata) beragam. Oleh karena itu perlu mengetahui persepsi konsumen atau pengunjung terhadap objek wisata. Maka penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi terkait dengan rendahnya jumlah pengunjung ke objek wisata syariah Pulau Santen, sehingga penelitian ini dengan judul Persepsi Pengunjung terhadap Wisata Syariah Pantai Pulau Santen di Banyuwangi.

B. KAJIAN PUSTAKA Perilaku konsumen

Teori perilaku konsumen konvensional mendefinisikan konsumsi sebagai kegiatan menghabiskan atau mengurangi manfaat dari suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta mencapai kepuasan yang maksimal. Utilitas menunggambarkan konsumen dalam memilij kemungkinan konsumsi yang berbeda. Utilitas menunjukkan kepuasan. Ada dua pendekatan untuk mengukur kepuasan yaitu pendekatan kardinal (kepuasan bisa diukur) dan pendekatan ordinal (kepuasan tidak dapat diukur).

Dalam ekonomi islam konsumsi didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan manusia dalam menggunakan komoditas yang baik dan menghindari dari sesuatu yang haram untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sehingga manusia tersebut dapat memaksimalkan fungsi kemanusiaanya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah. Ekonomi islam menekankan konsumsi pada maslahah dengan memenuhi kebutuhan hidup manusia secara seimbang untuk mencapai falah. Dalam perilaku konsumen islam membangun hubungan antara orang dengan orang (hablumminannas), manusia dengan alam, serta manusia dengan Tuhan (hablumminallah). Konsumsi yang sesuai dengan kebutuhan atau hajat adalah konsumsi yang dilakukan untuk kebutuhan hidup yang wajar. Kebutuhan yang bersifat dhoruriyat yaitu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi terlebih dahulu (sandang, pangan, papan). Kebutuhan yang bersifat hajiyaat yaitu kebutuhan konsumsi yang dipenuhi hanya untuk menambah kepuasan (kebutuhan sekunder). Kebutuhan ini di penuhi setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan bersifat tahsiniayat yaitu kebutuhan atas hajiyat dan dibawah tabzir atau kebutuhan yang bersifat kemewahan. Sedangkan keinginan bersifat tidak terbatas. Konsumsi yang dilakukan berdasarkan pada keinginan akan mengarah kepada kegiatan yang berlebihan, mubadzir dan boros

Pariwisata Syariah

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan seseorang atau kelompok secara berulang-ulang dari suatu tempat ke tempat lain (Yoeti, 1996: 103). Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu oleh seseorang atau lebih ke suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan ekonomi, sosial kebudayaan, politik, agama, kesehatan atau pengalaman (Zendrato, 2014: 61). Menurut Herman V. Schulalard 1910 dalam (Yoeti, 1996: 105) yang merupakan ahli ekonomi berkebangsaan Austria mendefinisikan pariwisata sebagai sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan perekonomian yang berkaitan dengan kegiatan orang-orang asing yang meliputi keluar masuk dan tinggal sementara disuatu kota atau negara.

Pariwisata syariah disamakan dengan wisata islami, wisata syariah, perjalanan syariah, pariwisata halal, tujuan wisata muslimfriendly, dan lain-lain. Pariwisata syariah yaitu pariwisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Menurut Presiden Islamic Nutrition Council of America, Muhammad Munir Chaudry dalam (Jaelani, 2017), pariwisata syariah bukan merupakan wisata religi seperti umrah dan haji, namun pariwisata syariah merupakan pariwisata yang memberikan layanan dan gaya liburan dengan menyesuaikan kebutuhan dan permintaan wisatawan muslim (konsumen). Pariwisata syariah merupakan pengembangan produk baru dari

(6)

sektor pariwisata karena adanya trend halal. Atribut islam adalah penunjang kebutuhan wisatawan muslim selama melakukan perjalanan wisata. Contohnya, penyediaan makanan dan minuman halal, penyediaan tempat ibadah (masjid/mushola) (Battour, 2010; Syed, 2001), pakaian yang menutup aurat (Zamani-Farahani dan Henderson, 2010), dan melarang minuman beralkohol dan perjudian (Din,1989) dalam (Sulistyono, 2016).

Menurut Battour (2010), atribut islam meliputi sebagai berikut: a. Tempat ibadah

b. Ketersediaan Al-Quran dan arah kiblat c. Toilet.

d. Makanan halal

e. Larangan konsumsi alkohol dan perjudian f. Larangan berzina

g. Aturan berbusana sesuai dengan aturan islam h. Panggilan sholat (adzan)

C. METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif untuk meneliti populasi atau sampel. Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah Pantai Pulau Santen Kabupaten Banyuwangi. Varaibel yang digunakan yaitu persepsi atas harga (X1), atraksi (X2), aksesibilitas (X3), amenitas (X4), atribut islam (X5) dan jumlah kunjungan (Y). jumlah populasi serta karakteristik atau ciri ciri yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu non-probability sampling. Data yang digunakan yaitu data primer. Metode pengumpulan data menggunakan survei. Survei merupakan pengambilan data sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

Analisis regresi merupakan analisis yang mengukur pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Regresi berganda digunakan untuk mengatasi permasalahan analisis regresi yang mengakibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel bebas. Model persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Keterangan:

Y : Koefisien jumlah kunjungan a : Konstanta

b1 : Koefisien harga tiket

b2 : Koefisien atraksi

b3 : Koefisien aksesibilitas

b4 : Koefisien amenitas

b5 : Koefisien atribut islam

X1 : Variabel harga tiket

X2 : Variabel atraksi

X3 : Variabel aksesibilitas

X4 : Variabel amenitas

X5 : Variabel atribut islam

(7)

D. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden (pengunjung wisata syariah Pantai Pulau Santen) melalui penyebaran kuesioner, maka diperoleh gambaran umum terkait dengan karakteristik responden yang diteliti. Karakteristik responden berdasarkan usia yaitu usia dibawah 21 tahun berjumlah 7 responden (7%), 21 tahun - 30 tahun berjumlah 84 responden (84%), diatas 30 tahun – 40 tahun berjumlah 8 responden (8%) dan berusia lebih dari 40 tahun berjumlah 1 responden (1%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yaitu wanita berujumlah 65 responden (65%) dan laki-laki berjumlah 35 responden (35%). Karakteristik responden berdasarkan informasi yang didapat terkait dengan wisata syariah yaitu 40 responden (40%) dari internet, 54 responden (54%) dari teman dan serta 6 responden (6%) memilih lainnya. Karakteristik responden berdasarkan teman berkunjung yaitu 2 responden dengan instansi, 28 responden dengan keluarga serta 70 responden dengan teman.

Uji Validitas

Uji validitas diperlukan pada penelitian yang menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner untuk mengetahui keabsahan antara konsep dan kenyataan empiris. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel atau nilai sig lebih kecil dari alpha (0.05).

Tabel 4. Hasil Uji Validitas

Item r Hitung Sig. r Tabel Keterangan X1.1 0.928 0.000 0.195 Valid X1.2 0.943 0.000 0.195 Valid X1.3 0.928 0.000 0.195 Valid X2.1 0.850 0.000 0.195 Valid X2.2 0.868 0.000 0.195 Valid X2.3 0.855 0.000 0.195 Valid X2.4 0.748 0.000 0.195 Valid X3.1 0.784 0.000 0.195 Valid X3.2 0.786 0.000 0.195 Valid X3.3 0.783 0.000 0.195 Valid X3.4 0.740 0.000 0.195 Valid X3.5 0.823 0.000 0.195 Valid X3.6 0.786 0.000 0.195 Valid X4.1 0.891 0.000 0.195 Valid X4.2 0.911 0.000 0.195 Valid X4.3 0.914 0.000 0.195 Valid X4.4 0.856 0.000 0.195 Valid X5.1 0.791 0.000 0.195 Valid X5.2 0.893 0.000 0.195 Valid X5.3 0.890 0.000 0.195 Valid X5.4 0.642 0.000 0.195 Valid X5.5 0.829 0.000 0.195 Valid X5.6 0.843 0.000 0.195 Valid X5.7 0.858 0.000 0.195 Valid X5.8 0.800 0.000 0.195 Valid X5.9 0.878 0.000 0.195 Valid X5.10 0.855 0.000 0.195 Valid X5.11 0.851 0.000 0.195 Valid Sumber: Data primer diolah, 2020

(8)

Dari tabel 4. didapat dari hasil uji yaitu nilai sig. lebih kecil dari nilai alpha 0.05 atau atau nilai r hitung lebih besar dari r tabel yang berarti tiap-tiap indikator yang digunakan pada variabel

valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator yang digunakan pada item pertanyaan adalah valid yang dapat digunakan untuk mengukur variabel pada penelitian

Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk menguji konsistensi jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha instrumen dari masing-masing variabel yang diuji. Apabila nilai Cronbachs Coeficient Alpha kurang dari 0.6 maka jawaban para responden pada kuesioner sebagai alat ukur dinilai tidak reliable. Sebaliknya jika nilai Cronbachs Coeficient Alpha lebih dari 0.6 maka jawaban responden dinyatakan reliable.

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Koefisien Reliabilitas (Cronbach’s alpha) Keterangan

1. X1.1 0.898 Reliabel 2. X1.2 0.876 Reliabel 3. X1.3 0.902 Reliabel 4. X2.1 0.798 Reliabel 5. X2.2 0.784 Reliabel 6. X2.3 0.792 Reliabel 7. X2.4 0.860 Reliabel 8. X3.1 0.853 Reliabel 9. X3.2 0.853 Reliabel 10. X3.3 0.853 Reliabel 11. X3.4 0.863 Reliabel 12. X3.5 0.844 Reliabel 13. X3.6 0.852 Reliabel 14. X4.1 0.890 Reliabel 15. X4.2 0.878 Reliabel 16. X4.3 0.877 Reliabel 17. X4.4 0.912 Reliabel 18. X5.1 0.952 Reliabel 19. X5.2 0.947 Reliabel 20. X5.3 0.948 Reliabel 21. X5.4 0.958 Reliabel 22. X5.5 0.950 Reliabel 23. X5.6 0.950 Reliabel 24. X5.7 0.949 Reliabel 25. X5.8 0.951 Reliabel 26. X5.9 0.948 Reliabel 27. X5.10 0.949 Reliabel 28. X5.11 0.949 Reliabel Sumber: Data primer diolah, 2020

Dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai dari cronbach alpha dari seluruh variabel lebih besar dari 0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan pada penelitian ini sudah reliabel.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan analisis yang digunakan untuk menilai didalam ada tidaknya masalah asumsi klasik pada model regresi linear OLS.

(9)

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.11997384 Most Extreme Differences Absolute .077

Positive .077

Negative -.060

Test Statistic .077

Asymp. Sig. (2-tailed) .154c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: Data primer diolah, 2020

Pada tabel 4.12 dapat dilihat hasil uji yang dilakukan yaitu didapatkan nilai sig. sebesar 0.154 lebih besar dari nilai 0.05 (alpha), sehingga H0 diterima yaitu bahwa asumsi normalitas terpenuhi

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk menguji model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas denngan melihat nilai nilai VIF dan tolerance. Pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu Berdasarkan nilai Tolerance yaitu jika nilai Tolerance lebih besar dari 0.10 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi begitu juga sebaliknya jika nilai Tolerance lebih kecil dari 0.10 maka artinya terjadi multikolinearitas pada model regresi.

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Bebas Collinearity Statistics Keterangan Tolerance VIF

X1 0.274 3.643 Tidak terjadi multikolinearitas X2 0.293 3.410 Tidak terjadi multikolinearitas X3 0.390 2.567 Tidak terjadi multikolinearitas X4 0.247 4.042 Tidak terjadi multikolinearitas X5 0.197 5.080 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.13 hasil uji yang dilakukan didapat nilai tolerance secara keseluruhan lebih dari 0,1 serta hasil pengujian yang dilakukan didapatkan hasil nilai VIF lebih kecil dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model tidak terdapat multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Bebas Nilai sig. Keterangan

X1 0.077 Tidak terjadi heteroskedastisitas X2 0.477 Tidak terjadi heteroskedastisitas X3 0.442 Tidak terjadi heteroskedastisitas X4 0.147 Tidak terjadi heteroskedastisitas X5 0.957 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Data primer diolah, 2020

(10)

Berdasarkan tabel 4.14 dari hasil uji heteroskedastisitas dengan Uji Glejser didapatkan hasil nilai sig x1, x2, x3, x4 dan x5 lebih dari 0.05 (alpha). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi digunakan bertujuan untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2.882 .609 -4.731 .000 x1 .209 .087 .276 2.389 .019 x2 .169 .071 .264 2.366 .020 x3 .028 .044 .062 .638 .525 x4 .148 .072 .248 2.041 .044 x5 .010 .032 .043 .317 .752 a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan hasil uji persamaan regresi pada tabel 4.15 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 0.209 X1 + 0,169 X2 + 0.028 X3 + 0,148 X4 + 0,010 X5

Berdasarkan persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi atas harga tiket (X1), atraksi (X2), aksesibilitas (X3), amenitas (X4) dan atribut islam (X5) berpengaruh positif terhadap variabel jumlah kunjungan (Y).

Uji Simultan

Uji f atau uji model digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya dari analisi regresi yang dilakukan sehingga model yang digunakan tepat atau tidak. Jika f hitung lebih besar dari f tabel artinya signifikan.

Tabel 4. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 236.580 5 47.316 35.817 .000b

Residual 124.180 94 1.321

Total 360.760 99

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), x5, x3, x1, x2, x4 Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.16 didapatkan hasil dari nilai f hitung sebesar 35,817. Sedangkan f tabel yaitu nilai α = 0.05 ; db regresi = 5 : db residual = 94 adalah sebesar 2,311. Karena f hitung lebih besar dari f tabel yaitu 35.817 > 2,311 atau nilai Sig. f yaitu 0,000 lebih kecil dari 0.05 (alpha) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independent (X) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent (Y)

(11)

Uji Parsial

t test digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Jika t hitung lebih besar dari t tabel atau t hitung lebih kecil dari -t -tabel maka hasilnya pengujian dika-takan signifikan.

Tabel 4. Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2.882 .609 -4.731 .000 x1 .209 .087 .276 2.389 .019 x2 .169 .071 .264 2.366 .020 x3 .028 .044 .062 .638 .525 x4 .148 .072 .248 2.041 .044 x5 .010 .032 .043 .317 .752 a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Uji t variabel persepsi atas harga memiliki nilai sig sebesar 0.019 lebih kecil dari 0.05 (alpha). Nilai koefisien regresi mempunyai nilai positif yaitu sebesar 0.209. Nilai t hitung yang diperoleh yaitu 2.389 lebih besar dari nilai t tabel (α = 0.05; db residual = 94) yaitu 1.986. berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan bahwa atraksi berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah kunjungan diterima

b. Uji t variabel atraksi memiliki nilai sig sebesar 0.020 lebih kecil dari 0.05 (alpha). Nilai koefisien regresi mempunyai nilai positif yaitu sebesar 0.169. Nilai t hitung yang diperoleh yaitu 2.366 lebih besar dari nilai t tabel (α = 0.05; db residual = 94) yaitu 1.986. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan bahwa atraksi berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah kunjungan diterima

c. Uji t variabel persepsi atas harga memiliki nilai sig sebesar 0.525 lebih besar dari 0.05 (alpha). Nilai koefisien regresi mempunyai nilai positif yaitu sebesar 0.028. Nilai t hitung yang diperoleh yaitu 0.638 lebih kecil dari nilai t tabel (α = 0.05; db residual = 94) yaitu 1.986. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan bahwa aksesibilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan ditolak, namun perpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan

d. Uji t variabel persepsi atas harga memiliki nilai sig sebesar 0.044 lebih kecil dari 0.05 (alpha). Nilai koefisien regresi mempunyai nilai positif yaitu sebesar 0.148. Nilai t hitung yang diperoleh yaitu 2.041 lebih besar dari nilai t tabel (α = 0.05; db residual = 94) yaitu 1.986. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesi yang menyatakan bahwa amenitas berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah kunjungan diterima

e. Uji t variabel persepsi atas harga memiliki nilai sig sebesar 0.752 lebih besar dari 0.05 (alpha). Nilai koefisien regresi mempunyai nilai positif yaitu sebesar 0.010. Nilai t hitung yang diperoleh yaitu 0.317 lebih kecil dari nilai t tabel (α = 0.05; db residual = 94) yaitu 1.986. berdasarkan hasil tersebut maka hipotesi yang menyatakan bahwa atribut islam tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan ditolak namun positif terhadap jumlah kunjungan.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam penelitian

dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Adjusted R2 koefisien determinasi (R2) mempunyai

(12)

Tabel 4. Koefisien Determinasi Model Summaryb Mo del R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .810a .656 .637 1.149374 a. Predictors: (Constant), x5, x3, x1, x2, x4 b. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer diolah, 2020

Berdasarkan hasil uji tersebut didapat hasil analisis diperoleh hasil adjusted R2 (koefisien

determinasi) sebesar 0,637 yang artinya bahwa 63.7% yang berarti bahwa besarnya pengaruh variabel persepsi atas harga (X1), atraksi (X2), aksesibilitas (X3), amenitas (X4), dan atribut islam (X5) terhadap jumlah kunjungan (Y) adalah 63.7%, sedangkan sisanya yaitu 36.3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Pembahasan

Pengaruh persepsi harga tiket (X1) terhadap jumlah kunjungan (Y) Wisata Syariah Pantai

Pulau Santen Banyuwangi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel persepsi harga tiket (X1) berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel jumlah kunjungan (Y) dengan nilai sig sebesar 0.019 lebih kecil dari 0.05 serta berdasarkan uji signifikansi parametrik individual (uji t) menunjukkan nilai t hitung sebesar 2.389 lebih besar dari t tabel yaitu 1.986. yang artinya pada model regresi ini hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak.

Secara teoritis, Menurut Kotler dan Armstorng (2010) harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan pada barang dan jasa atau harga merupakan jumlah dari nilai yang ditukar oleh konsumen atas manfaat yang diperoleh dari penggunaan barang dan jasa. Penetapan harga akan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda bagi setiap konsumen. Menurut Xia et al. pada Lee dan Lawson-Body (2011) persepsi atas harga merupakan penilaian yang dilakukan oleh konsumen dalam bentuk emosional yang terasosiasi mengenai apakah harga yang ditawarkan oleh penjual dan pihak lainya masuk akal, dapat diterima dan dijustifikasi. Menurut Gourville dan Moon pada Toncar et al. (2010) persepsi atas harga dipengaruhi oleh harga yang ditawarkan oleh pihak lain dengan barang yang sama. Dalam hal ini adalah persepsi atas harga tiket wisata syariah Pulau Santen Banyuwangi. Harga yang ditetapkan adalah Rp. 5000 perorang. Dari harga tersebut, konsumen (wisatawan) akan menilai harga yang telah ditetapkan apakah sesuai dengan manfaat yang diberikan. Semakin baik persepsi atas harga oleh konsumen maka semakin besar keputusan konsumen dalam berkunjung ke wisata syariah Pantai Pulau Santen Banyuwangi dan berdampak pada jumlah kunjungan wisata syariah Pantai Pulau Santen Banyuwangi. Sehingga persepsi atas harga berpengaruh signifikan dan positif terhadap jumlah kunjungan.

Pengaruh atraksi (X2) terhadap jumlah kunjungan (Y) wisata syariah Pantai Pulau Santen

Banyuwangi

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel atraksi (X2) berpengaruh signifikan

dan positif terhadap variabel jumlah kunjungan (Y) dengan nilai sig sebesar 0.020 lebih kecil 0.05 serta berdasarkan uji signifikansi parametrik individual (uji t) menunjukkan nilai t hitung sebesar 2.366 lebih besar dari t tabel yaitu 1.986. yang artinya pada model regresi ini hipotesis H1 diterima

dan H0 ditolak.

Atraksi merupakan salah satu komponen pariwisata yang paling utama. Atraksi menurut Yoeti (2016) atraksi wisata merupakan sesuatu yang dapat dilihat atau pertunjukkan yang tersedia di destinais wisata. Dalam hal ini dapat berupa daya tarik alam, budaya dan buatan manusia. Destinasi wisata yang ideal bagi wisatawan yaitu tempat wisata yang mampu memberikan kesan baik dan pengalaman yang berharga sehingga wisatawan mempertimbangkan untuk melakukan

(13)

kunjungan kembali. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muharromah (2020) bahwa atraksi berpengaruh terhadap keputusan berkunjung. Atraksi yang disuguhkan oleh Pantai Pulau Santen yaitu atraksi alam yang menampilkan latar Pulau Bali dan keindahan laut ketika sunset dan sunrise. Pantai Pulau Santen memiliki atraksi yang dapat disajikan yaitu acara Petik Laut, Rebu Pungkasan, edukasi penangkaran penyu, edukasi pembuatan selai atau jenang dodol, dan wisata wahana air (Rahmatika, 2018). Jika atraksi yang disuguhkan dikelola dengan baik, maka konsumen akan memberikan kesan baik dan akan mempertimbangkan untuk mengunjungi kembali tempat wisata tersebut dan mempengaruhi jumlah kunjungan wisata.

Pengaruh aksesibilitas (X3) terhadap jumlah kunjungan (Y) wisata syariah Pantai Pulau

Santen Banyuwangi

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel aksesibilitas (X3) tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel jumlah kunjungan (Y) namun berpengaruh positif terhadap jumlah kunjungan. Nilai sig sebesar 0.525 lebih besar 0.05 serta berdasarkan uji signifikansi parametrik individual (uji t) menunjukkan nilai t hitung sebesar 0.638 lebih kecil dari t tabel yaitu 1.986. yang artinya pada model regresi ini hipotesis H1 ditolak dan H0 diterima.

Aksesibilitas menurut Yoeti (2016) yaitu semua prasarana yang memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk datang ke destinasi wisata. Suatu objek wisata tidak didukung oleh aksesibilitas yang memadai akan sulit untuk menjadi industri pariwisata. Berdasarkan penelitian Muharromah (2020) bahwa aksesibilitas berpengaruh terhadap keputusan berkunjung. Sarana akses meliputi infrastruktur jalan, objek wisata dekat dengan bandara serta terdapat transportasi untuk menuju daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro (2006) dalam (Kabu, 2016) aksesibilitas merupakan aspek penting yang mendukung pengembangan pariwisata menyangkut dengan oengembangan lintas sektoral. Aksesibilitas sangat penting untuk memudahkan konsumen (wisatawan) menuju destinasi wisata. Namun wisata alam di Banyuwangi sebagian besar memiliki aksesibilitas yang masih kurang. Karena wisata alam sebagian besar berada ditempat yang jauh dari pemukiman warga yang memiliki alam yang masih asri. Sehingga akses yang sulit menjadi ciri khas wisata alam sebagai tantangan untuk konsumen agar mendapatkan destinasi wisata alam yang masih asri dan menarik.

Pengaruh Amenitas (x4) terhadap Jumlah Kunjungan (Y) Wisata Syariah Pantai Pulau

Santen Banyuwangi

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel amenitas (X4) berpengaruh

signifikan dan positif terhadap variabel jumlah kunjungan (Y) dengan nilai sig sebesar 0.044 lebih kecil dari 0.05 serta berdasarkan uji signifikansi parametrik individual (uji t) menunjukkan nilai t hitung sebesar 2.041 lebih besar dari t tabel yaitu 1.986 yang artinya pada model regresi ini hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak.

Menurut Yoeti (2016) mendefinisikan amenitas sebagai semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama berkunjung pada suatu destinasi wisata, seperti: hotel, motel, restoran, shoping center, dan souvenir shop. Amenitas merupakan fasilitas pendukung dari sebuah objek wisata atau tujuan wisata. Amenitas meliputi fasilitas dasar seperti toilet, tempat parkir, tempat makan, dan tempat istirahat. Kenyamanan dan kelengkapan dari amenitas yang dimiliki sebuah destinasi wisata akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan. Pada wisata syariah Pulau Santen, amenitas yang tersedia sangat kurang diantaranya yaitu toilet yang kurang bersih, ketersediaan rumah makan yang kurang lengkap, karena hanya tersedia warung-warung kecil, serta tempat ibadah yang kurang layak. Maka amenitas tersebut menjadi pertimbangan bagi konsumen karena kurang menunjang kebutuhan konsumen selama berada di destinasi wisata syariah Pantai Pulau Santen. Sehingga amenitas berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisata syariah Pantai Pulau Santen Banyuwangi.

(14)

Pengaruh atribut islam (X5) terhadap jumlah kunjungan (Y) wisata syariah Pantai Pulau

Santen Banyuwangi

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel atribut islam (X5) tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel jumlah kunjungan (Y) dengan nilai sig sebesar 0.752 lebih besar 0.05 serta berdasarkan uji signifikansi parametrik individual (uji t) menunjukkan nilai t hitung sebesar 0.317 lebih kecil dari t tabel yaitu 1.986. yang artinya pada model regresi ini hipotesis H1 ditolak

dan H0 diterima.

Atribut islam penting bagi konsumen islam dalam melakukan konsumsi yang sesuai dengan syariah. atribut islam merupakan faktor yang harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan muslim. Kebutuhan wisatawan muslim yaitu tempat ibadah, ketersediaan makanan dan minuman halal, larangan minuman beralkohol, berpakaian sesuai dengan aturan islam, ketersediaan Al Quran, pengingat waktu sholat, dan larangan berzina. Atribut islam sebagai identitas dari islam itu sendiri. Atribut islam di wisata syariah Pantai Pulau Santen masih belum menonjol. Ketersediaan tempat ibadah, makanan halal, larangan minuman beralkohol merupakan fasilitas yang sama dengan wisata lainnya di Banyuwangi. Sebagian besar wisata di Banyuwangi, atribut islam secara tidak langsung sudah diterapkan yaitu adanya tempat ibadah yang layak (mushola), ketersediaan makanan dan minuman halal, serta larangan menjual minuman beralkohol di destinasi wisata. Atribut tersebut sudah menjadi satu dengan amenitas, yaitu fasilitas pendukung untuk menunjang kebutuhan konsumen selama berada di destinasi wisata. Atribut islam masih belum dipahami oleh masyarakat. Sebagian besar konsumen hanya memahami amenitas yang tersedia di destinasi wisata yang dapat menunjang kebutuhan konsumen selama di destinasi wisata. Perlunya peningkatan identitas wisata Pantai Pulau Santen sebagai wisata pantai syariah yang ramah muslim sesuai dengan aturan islam

PENUTUP KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa hasil analisis regresi linier berganda diperoleh variabel bebas yaitu persepsi atas harga tiket, atraksi, aksesbilitas, amenitas dan atribut islam mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap jumlah kunjungan. Hasil pengujian secara parsial atau individu didapat bahwa harga tiket, atraksi, dan amenitas berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan. Sedangkan aksesibilitas dan atribut islam tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan. Berdasarkan pada hasil koefisien beta didapatkan bahwa variabel Harga Tiket mempunyai nilai t koefisien beta yang paling besar. Sehingga variabel Harga Tiket mempunyai pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan variabel yang lainnya maka variabel harga tiket mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Jumlah Kunjungan.

SARAN

a. Diharapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi dan pihak pengelola wisata syariah Pantai Pulau Santen dapat meningkatkan dan melakukan perbaikan terkait dengan fasilitas penunjang kebutuhan wisatawan agar wisatawan lebih nyaman saat melakukan kegiatan wisata.

b. Meningkatkan dan lebih menonjolkan sisi syariah dari konsep yang diusung dalam pengembangan wisata syariah agar benar-benar menjadi objek wisata yang berbeda dari objek wisata lainnya di Banyuwangi

(15)

UCAPANTERIMAKASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga panduan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTARPUSTAKA

Al Hasam, Fahadil Amin. (2017). Penyelenggaraan Pariwisata Halal di Indonesia (Analisis Fatwa DSN MUI tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah. Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum Universitas Indonesia. Vol. 2, No.1.

http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/al-ahkam/article/view/699 diakses pada 5 Juli

2020

Antariksa, Basuki. (2016). Kebijakan Pembangunan Pariwisata. Malang: Intrans Publishing Banyuwangi Bagus. (2017). Pulau Santen Jadi Wisata Pantai Syariah Pertama di Indonesia.

http://www.banyuwangibagus.com/2017/03/pulau-santen-jadi-wisata-pantai-syariah-pertama-di-indonesia.html diakses pada 4 Maret 2020

Battour, Mohamed. (2010). The Impact of Destination Attributes on Muslim Tourist’s Choice. International Journal of Tourism Research. Vo. 5, Issue 6.

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/jtr.824 diakses pada 5 Juli 2020

Beritajatim. (2019). Khofifah Beberkan Potensi Wisata di Jawa Timur.

https://beritajatim.com/pendidikan-kesehatan/khofifah-beberkan-potensi-wisata-di-jawa-timur/ diakses pada 4 Maret 2020

CNN Indonesia. (2018). Ekonomi Banyuwangi Melesat Gara-Gara Pariwisata.

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181024185148-269-341178/ekonomi-banyuwangi-melesat-gara-gara-pariwisata diakses pada 27 Desember 2019

DSN-MUI Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia. Fatwa DSN MUI No.108/DSN-MUI/X/2016. https://dsnmui.or.id/kategori/fatwa/page/3/ diakses pada Februari 2020 Fawaid, Achmad dan Khotimah, Juzrotul. (2019). Persepsi dan Sikap Masyarakat terhadap

Wisata Syariah (Halal Tourism) di Pulau Santen Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Ilmiah ilmu-Ilmu Keislaman. Vol 16, No. 1.

http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/al-banjari/article/view/2532 diakses pada 5 Juli 2020

Gusneli. 2016. Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Pengunjung ke Objek Wisata Air Terjun Bayang Sani kabupaten Pesisir Selata. Program Studi Manajemen Perhotelan.

https://media.com/media/publications/71147-id-pengaruh-fasilitas-wisata-terhadap-kep.pdf diakses pada tanggal 17 Desember 2020.

Hadiwijoyo, Suryo S. (2012). Perencanaan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Sebuah Pendekatan dan Konsep). Yogyakarta: Graha Illmu.

Handayani, Sri. Khairiyansyah dan Wahyudin, Nanang. 2019. Fasilitas, Aksesbilitas dan Daya Tarik Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis. Vol.

(16)

20, No. 2 https://doi.org/10.350596/jimb.v20i2.3228 diakses pada tanggal 17 Desember 2020

Hasbiyah, Wiwik. 2018. Teori Perilaku Konsumen dalam Islam.

https://slideplayer.info/slide/13204754/ diakses pada 28 Oktober 2020

Irda, Irda. Yuliviona, Reni dan Azliyanti, Elfitra. (2019). Pengaruh Islamic Attributes Quality Service Terhadap Islamic Tourist Satisfaction Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung di Kota Padang. Journal of Islamic Economics, Financing and Banking. Vol. 3, No. 1.

http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JIEc/article/view/5517 diakses pada 5 juli 2020

Jaelani, Aan. (2017). Halal Tourism Industry in Indonesia: Potential and Prospects. International Review of Management and Marketing. Vol. 7, No. 3.

https://www.econjournals.com/index.php/irmm/article/view/4352 diakses pada 20 Januari

2020

Kabu, Melky. 2019. Pengaruh Daya tarik Wisata dan Aksesbilitas terhadap Tinglat Kunjungan Wisata ke Desa Boti Kabupaten Timor tengah Selatan. Jurnal Tourism. Vol. 02, No. 01, Halaman:24-31. file:///C/User/Lenovo/Download/316-73-734-1-10-20190621%20(2).pdf

diakses pada tanggal 17 Desember 2020

Kompas. (2018). Indonesia Daftarkan 16.056 Pulau Bernama ke PBB.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/04/20442371/indonesia-daftarkan-16056-pulau-bernama-ke-pbb diakses pada 1 Maret 2020

Mahmud, M Amir dan Fadflullah, Muhammad Endy. (2019). Mengintip Wisata Syariah di Pulau Santen Banyuwangi. Jurnal Studi Keislaman. Vol. 5, No. 2.

http://journal.kopertais4.or.id/madura/index.php/ulumuna/article/view/3649 diakses pada

5 Juli 2020

Marpaung, Halimastussaddin dan Sahla, Hilmiatus. 2017. Pengaruh Daya Tarik dan Aksesibilitas Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Air Terjun Ponot di Desa Tangga Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu UNA. file:///C/User/Lenovo/Download/Halimah%20danilmi%20(1).pdf diakses pada tanggal 17 Desember 2020

Misno, Abdurahman. (2018). Analisis Praktik Pariwisata Syariah Perspektif Hukum Ekonomi Syariah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol. 2, No.2.

http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ad/article/view/353 diakses pada 5 Juli

2020

Muhajirin. (2018). Pariwisata dalam Tinjauan Ekonomi Syariah. Jurnal Hukum Islam dan Pranata

Sosial Islam. Vol. 6, No. 1.

http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/am/article/view/241 diakses pada 5 Juli

2020

Muharromah, Gabriele L. 2020. Pengaruh atraksi wisata, amenitas, dan aksebilitas terhadap keputusan berkunjung pada Objek Wisata Religi Makam KH. Abdurrahman Wahid. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 3, No. 2.

https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jei/article/view/34839/30981 diakses pada

(17)

Omerzel, Doris Gomezelj. (2006). Competitiveness of Slovenia as a Tourist Destination. Managing Global Transition 4 (2): 167-189

Pitana, I Gede dan Diarta, I Ketut S. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: ANDI Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2014. Ekonomi Islam. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

Pusvisasari, Lina. (2020). Tafsir Ahkam Tentang Pariwisata Syariah. Jurnal Peradaban dan Hukum Islam. Vol. 3, No. 1. https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/tahkim/article/view/5642

diakses 5 Juli 2020

Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2016. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lemabag Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia)

Rahmatika, Maula Fadhilata. (2018). Analisis Daya Dukung Pariwisata Syariah dan Kontribusinya terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Lokal (Studi Kasus: Pantai Pulau Santen, Banyuwangi). Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Vol. 6, No. 2.

https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/4958 diakses pada 5 Juli 2020

Rosida, Fima. 2018. Pengaruh Harga dan Fasilitas terhadap Kunjungan Wisata di pantai Air

Bangis Kabupaten Pasaman Barat.

http://repository.uinsu.ac.id/5505/1SKRIPSI%20FIMA%20ROSIDA%20NIM.%2051143

176.pdf diakses pada l 29 Oktober 2020

Rozia, Rozia. Suprianto, Andi. Mahdani. Masyhudi, Lalu dan Kurniawan, Rizal. (2019). Kajian Tentang Potensi Daya Tarik Wisata Syariah di Pulau Lombok. Sekolah Tinggi Mataram. Vol. 13, No. 12. http://ejournal.binawakya.or.id/index.php/MBI diakses pada 22 Juli 2020 Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D. 2003. Ilmu Mikeoekonomi. Jakarta: Media Global

Edukasi

Suwena, I Ketut dan Widyatmaja, I Gst Ngr. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Bali: Pustaka Larasan.

Sulistyono, Prasetyo Adi. (2016). Analisis atribut Islam Faktor Pendorong dan Penarik terhadap Motivasi Wisatawan Muslim Berkunjung ke Provinsi Aceh. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya. Vol. 4, No.1.

https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/2431 diakses pada 1 Februari 2020

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Wartapalaindonesia. Masih Cerita Tentang Pulau santen Banyuwangi.

https://wartapalaindonesia.com/masih-cerita-tentang-pulau-santen-banyuwangi/ diakses 2

Juli 2020

Yoeti, Oka A. (2016). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka Zendrato, Kurniaman. (2014). Kebudayaan dan Pariwisata Nias. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Gambar

Tabel 4. Hasil Uji Validitas
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
+3

Referensi

Dokumen terkait

memiliki konsep emosi “Mewah”, “Modern”, “Futuristik” , dan “Kreatif”. Tetapi untuk mempertajam jumlah emosi maka yang digunakan adalah nilai yang memiliki

Penempatan penulis pada bidang Tata Usaha dan Perpustakaan selama Penempatan penulis pada bidang Tata Usaha dan Perpustakaan selama program magang berlangsung telah

Game bertipe fighting ini merupakan salah satu tipe game yang cukup digandrungi di kalangan remaja, dalam game ini pemain akan memainkan satu karakter atau

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Untuk kasus kemiskinan di Indonesia yang terdiri dari banyak variabel prediktor dan saling berinteraksi, yang dapat dikatakan sebagai kasus dimensi tinggi atau multivariate

pembelajaran, diantaranya adalah pengenalan aksara vokal, aksara konsonan, rarangken dan juga angka. Untuk mengetahui kemampuan terhadap penerimaan pembelajaran aksara,

Rasio-rasio dari Total Benchmarking ini menggunakan data-data (elemen-elemen) dari SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh), SPT Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Laporan

rakat setempat telah membuktikan bahwa rakyat telah mampu mengelola hutan secara lestari dan mendapatkan sertifikat Ekolabel. Keberhasilan tersebut melewati suatu proses