• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Disusun dan Diusulkan Oleh : HASMILAH. Nomor Stambuk : PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Disusun dan Diusulkan Oleh : HASMILAH. Nomor Stambuk : PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

STRATEGI PEMERINTAH KOTA DALAM MENURUNKAN ANGKA PENGANGGURAN MELALUI PROGRAM BULO

(Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan Bonto Makkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar)

Disusun dan Diusulkan Oleh : HASMILAH

Nomor Stambuk : 105640 202514

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

STRATEGI PEMERINTAH KOTA DALAM MENURUNKAN ANGKA PENGANGGURAN MELALUI PROGRAM BULO

(Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan Bonto Makkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan

HASMILAH

Nomor Stambuk : 105640202514

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)
(4)
(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Hasmilah

Nomor Stambuk : 105640202514

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Dengan ini menyatakan bahwa Proposal Penelitian dengan judul Strategi Pemerintah Kota Dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan Bontomakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) adalah sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain, tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas Pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Makassar, 2019 Yang menyatakan

Hasmilah

(6)

ABSTRAK

HASMILAH, 2020. Strategi Pemerintah Kota Dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan Bontomakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) (di bimbing oleh Amir Muhiddin dan Ahmad Taufiq )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pemerintah Kota dalam menurunkan angka pengangguran melalui Program BuLO (Studi tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan Bontomakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) yang berfokus pada strategi Pemerintah Kota dalam menurunkan angka pengangguran melalui Program BuLO di Kelurahan Bonto Makkio dan faktor penghambat dan pendukung Strategi Pemerintah Kota dalam menurunkan angka pengangguran melalui Program BuLO (Studi tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan Bontomakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif yaitu tidak untuk menguji hipotesa tertentu melainkan untuk menemukan gambaran mengenai penurunan angka pengangguran melalui Program BuLO di Kelurahan Bonto Makkio. Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari keterangan informan yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui dan bisa dipercaya dalam memberikan informasi yang akurat dengan menggunakan dua macam data yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi langsung ke lokasi penelitian, wawancara secara mendalam dan dokumentasi di lokasi penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran melalui Program BuLO (Studi Tentang Program Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) melalui budidaya cabai efektif dari aspek pemenuhan kebutuhan rumah tangga, tetapi belum bisa disebut signifikan dapat mengurangi Pengangguran di Kota Makassar. Pemenuhan sarana dan prasarana yang disediakan oleh Pemerintah sangat efisien dan mebuahkan hasil yang cukup maksimal. Hal ini di fasilitasi oleh Pemerintah Kota untuk memberdayakan masyarakat yang pada umumnya tidak memiliki kegiatan atau pekerjaan, sehingga para masyarakat khususnya di Kelurahan Bonto Makkio memiliki kegiatan yang dapat menghasilkan ataupun memenuhi kebutuhan rumah tangganya paling tidak pemenuhan kebutuhan dapur. Strategi selanjutnya yaitu marketing kontrak yang di fasilitasi Pemerintah berbanding terbalik dengan strategi sebelumnya dengan kata lain strategi ini tidak efisien untuk para Poktanrong di Kelurahan Bonto Makkio dikarenakan adanya beberapa masalah yang dihadapi para petani seperti hasil panen yang tidak maksimal karena adanya serangan hama terlambat untuk ditangani oleh para petani dan musim yang tidak menentu. Kata kunci : Program BuLO, Pengangguran,Pemenuhan kebutuhan rumah tangga, sarana dan prasarana, marketing kontrak.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tiada kata terindah yang patut di ucapkan oleh peneliti selain puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan nikmat kesehatan, kesabaran, kekuatan serta ilmu pengetahuan kepada hambaNya. Atas perkenaannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan dan mempersembahkan skripsi ini, bukti dari perjuangan yang panjang nan melelahkan dan jawaban atas do’a dan senantiasa mengalir dari orang-orang terkasih. Sholawat serta salam “Allahumma Sholli ala Sayyidina” juga peneliti sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sang pejuang sejati yang telah membawa kita menuju zaman perdamaian.

Skripsi dengan judul “Strategi Pemerintah Kota Dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan Bontomakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar)” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa mulai dari awal hingga akhir proses pembuatan skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada banyak drama, rintangan dan hambatan yang selalu menyertainya. Hanya dengan kesabaran dan kerja keraslah sehingga

(8)

membuat penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga dengan adanya berbagai bantuan baik berupa moril dan materil dari berbagai pihak sehingga mempermudah penyelesaian penulisan skripsi ini.

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Lallo dan Ibunda Sanawia dan saudara-saudaraku serta keluarga besar yang selalu memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang yang menjadi pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, diantaranya:

1. Dr. Amir Muhiddin, M.Si dan Bapak Ahmad Taufik, S.IP., M.AP selaku pembimbing I dan II yang selalu memberikan arahan dan motivasi atas penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, M.M selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP M.Si selaku ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Bapak Ahmad Harakan, S.IP., M.H.I selaku sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. 5. Bapak A. Luhur Prianto, S.IP, M.Si selaku dosen Penasehat Akademik yang

selalu memberikan motivasi kepada penulis selama 4 tahun menjalani jenjang

(9)

pendidikan di bangku kuliah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Para dosen dan Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan dan membantu penulis selama menjalani proses perkuliahan.

7. Seluruh informan yang berada di Kantor Walikota Makassar, Kantor Bappeda, Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Bapak Lurah Bonto Makkio Kecamatan Rappocini atas kesediaannya memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data dalam rangka merampungkan penelitian.

8. Saudara-saudara seperjuanganku di bangku perkuliahan angkatan 2014 terutama Jurusan Ilmu Pemerintahan kelas D yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu dan Gembel Elit Squad.

9. Teman-teman KKP Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Terutama di Kelurahan BontoParang, Kak Mariyana, Kak Hamrana, Ibu Basriati Ical, Jabal, dan Ima. Terima kasih juga kepada DG Paya seleaku Ibu Posko selama di Kelurahan BontoParang. Bapak Lurah Kelurahan BontoParang dan Bapak Seklur BontoPaeang serta Tokoh Masyarakat dan Masyarakat seKelurahan BontoParang. 10. Keluarga besar Kacoa Squad, Keluarga Besar Persene4ang, Munirah Asri Calon

S.M, A. Mutmainna Habe Calon S.Pd, Renaldi S.Pd, Nisva Dinata Calon S.T, A. Nurul Inayah adik Solehah, A. Sari Sartika Fitri Calon S.Pd, Risman Aprianto Calon S.IP, A. Nurul Hidayat Amnur Calon S.IP, Irfandi M Calon S.IP, Nur

(10)

Rahmat Calon S.IP, A.Husnul Khatimah Absir, S.Ked yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan selama pembuatan skripsi ini.

11. Kepada A.Sinar Wulandari Calon S.Pd dan Keluarga Besar, Risman Aprianto Calon S.IP, A. Nurul Hidayat Calon S.IP dan Irfandi M Calon S.IP yang telah menemani hari-hari penulis selama proses pembuatan skripsi.

12. Kepada snack terbaik Bananaroll, Indomie, Thai Tea, Susu yang selalu menjadi cemilan dan minuman penulis selama begadang dalam pembuatan skripsi.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak langsung seperti misalnya para tetangga yang selalu memotivasi penulis dengan pertanyaan-pertanyaan “Kapan Wisuda/Sarjana”.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 25 Oktober 2019

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... ... i

Halaman Pengajuan Skripsi ... ... ii

Lembar Persetujuan ... ... iii

Lembar Penerimaan Tim ... ... iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... ... v

Abstrak ... ... vi

Kata Pengantar ... ... vii

Daftar Isi... ... xi

Daftar Tabel ... ... xiii

Daftar Bagan ... ... xiv

Daftar Gambar ... ... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1 B. Rumusan Masalah ... ... 9 C. Tujuan Penelitian ... ... 9 D. Manfaat Penelitian ... ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR A. Konsep Strategi ... ... 12

B. Konsep Pemerintahan Daerah ... ... 14

C. Konsep Tentang Pengangguran... ... 21

D. Teori Manajemen Strategi ... ... 28

E. Penelitian Terdahulu ... ... 30

F. Kerangka Fikir ... ... 32

G. Fokus Penelitian ... ... 37

(12)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... ... 38

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... ... 38

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ... ... 39

D. Informan Penelitian ... ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... ... 42

F. Analisis Data ... ... 44

G. Teknik Keabsahan Data ... ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... ... 48

B. Strategi Pemerintah Kota Makassar dalam Menurunkan Angka Pengangguran melalui Program BuLO ... ... 50

C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung ... ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ... 67 B. Saran ... ... 69 DAFTAR PUSTAKA ... ... 71 LAMPIRAN xii

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Informan Penelitian ... ... 41 Tabel 4.1 Pencapaian Pendapatan Program BuLO ... ... 67

(14)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Fikir ... ... 36

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia adalah masalah pengangguran. Pengangguran di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius dari pada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat dari pada pertambahan penduduk yang berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin bertambah serius.

Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Adanya pengangguran akan mengurangi pendapatan masyarakat sehingga mengakibatkan tingkat kemakmuran negara juga berkurang. Pengangguran juga dapat menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial, masalah konsumsi, kesehatan, serta prospek pembangunan di masa yang akan

(16)

2

datang. Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia.

Menurut Nanga (2005) pengangguran merupakan kenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara berkembang akan tetapi juga dialami oleh negara maju. Secara umum pengangguran didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Seorang yang tidak bekerja, tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai pengangguran, pengangguran pada prinsipnya mengandung arti melemahnya pertumbuhan produk dan adanya kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja dan menyebabkan pemborosan sumber daya manusia, disamping memperkecil pertumbuhan produk, pengangguran juga mengacu pengeluaran pemerintah lebih tinggi untuk keperluan kompensasi, hal ini terutama terjadi pada negara maju dan pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan tunjangan bagi para penganggur.

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain: perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi

(17)

3

atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor dan lain-lain.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aprilia 2018 dengan judul penelitian “Strategi Pemerintah Kota Malang Menurunkan Angka Pengangguran Guna Menyokong Ketahanan Kota”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah Kota Malang masih belum maksimal dalam pelaksanaannya terutama pada bidang intensitas, kuantitas dan variasi kebijakan serta program yang dimiliki guna mengatasi beragam jenis pengangguran. Karena belum maksimalnya penanganan pengangguran di Kota Malang pada akhirnya berdampak pula pada ketahanan sosial ekonomi Kota Malang yang juga masih belum sempurna.

Penelitian kedua dilakukan oleh Hasbiyah 2014 dengan judul penelitian “Penguatan Ekonomi dalam Mengatasi Pengangguran di Kota Makassar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran selalu menjadi salah satu dari prioritas masalah yang harus dihadapi dalam setiap perencanaan pembangunan. Keberhasilan pembangunan biasanya diidentikkan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah seharusnya diikuti dengan penciptaan lapangan kerja baru. Dengan adanya penciptaan lapangan kerja baru, permintaan tenaga kerja di pasar kerja akan meningkat secara otomatis sehingga angkatan kerja yang ada dapat diserap di dalam pasar kerja. Penyerapan angkatan kerja ini akan berakibat pada penurunan angka pengangguran.

(18)

4

Dari kedua penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pengangguran selalu menjadi salah satu dari prioritas masalah yang harus dihadapi dalam setiap perencanaan pembangunan. Pemerintah harus menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan sebagai implementasi dari visi dan misi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pemerintah harus maksimal dalam penanganan pengangguran baik itu melalui penguatan ekonomi maupu pun membuka lapangan pekerjaan, sehingga tidak berdampak lagi pada ketahanan sosial ekonomi.

Daerah yang menjadi sorotan dalam penelitian ini terkhusus pada masyarakat di daerah Kota Makassar. Kota Makassar sebagai kota yang memberikan gambaran kehidupan yang menjanjikan bagi sebagian orang untuk mengais rezeki di segala bidang dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Fenomena ini semakin menambah keragaman Kota Makassar dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya. Namun di sisi lain juga mendatangkan masalah baru khususnya dalam hal pengangguran. Sebagian masyarakat di Kota Makassar adalah imigran. Sebagian dari mereka tidak semua memperoleh pekerjaan dengan mudah.

Menurut data yang diambil dari Kota Makassar dalam Angka Tahun 2020 jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Selatan yang termasuk dalam usia kerja bulan Februari 2019 sebanyak 6.371.451 orang. Dari jumlah tersebut, penduduk yang tergolong angkatan kerja mencapai 4.159.838 orang dengan komposisi 3.934.557 adalah penduduk yang bekerja dan 225.281 orang penduduk yang menganggur. Dibandingkan Februari 2018, jumlah angkatan kerja mengalami

(19)

5

penurunan sebesar 0,34 persen atau terjadi pengurangan angkatan kerja sebanyak 14.343 orang angkatan kerja. Jumlah orang yang bekerja juga menurun sebesar 0,37 persen atau berkurang sebanyak 14.739 orang, sedangkan jumlah orang yang menganggur meningkat 0,18 persen atau bertambah sebanyak 396 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2019 sebesar 65,29 persen. Sejalan dengan berkurangnya jumlah angkatan kerja, TPAK Februari 2019 1,07 persen poin lebih rendah dibandingkan Februari 2018. Penurunan TPAK memberikan indikasi adanya potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja yang juga menurun. Mengatasi pengangguran merupakan salah satu pekerjaan utama pemerintah Kota Makassar dalam beberapa tahun ke depan.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistika (BPS) 2019 Sulawesi Selatan, angka pengangguran di Kota Makassar pada 2017 mencapai 64.954 orang. Angka ini mengalami penurunan lebih dari 7 ribu orang jika dibandingkan dengan data 2016 lalu yaitu sebanyak 71.604 orang. Hebatnya lagi, penurunan ini terjadi saat jumlah pencari kerja baru semakin bertambah setiap tahun. Turunnya angka pengangguran tidak lepas dari kepiawaian Danny Pomanto selama menjabat walikota aktif. Tidak hanya pengangguran, angka kemiskinan juga turut berkurang sebagai dampak positif dari berkurangnya jumlah pengangguran terbuka di Kota Makassar. Salah satu tugas pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan warganya. Terutama warga yang kurang beruntung, dalam hal ini mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan.

(20)

6

Pembangunan Daerah (Bappeda) mencatat, pada Tahun 2017 jumlah penurunan angka kemiskinan di Kota Makassar mencapai 26.190 jiwa. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2019, Sulsel mencatat angka kemiskinan di Sulawesi Selatan mengalami penurunan pada 2019 yakni 767,80 ribu jiwa. Angka tersebut menurun sebesar 3,1% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai 792,63 ribu jiwa. Artinya angka kemiskinan Sulsel menurun sebesar 24,83 ribu jiwa. Penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan di Sulawesi Selatan pada periode Maret 2018 sebesar 9,0% turun menjadi 8,69% per Maret 2019. Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, data BPS menunjukkan Kota Makassar sebagai kota dengan angka kemiskinan paling rendah yakni sekitar 4,28%.

Pasar tenaga kerja di Kota Makassar yang lebih bias ke tenaga kerja tidak terdidik ketimbang tenaga kerja terdidik, tampaknya terkait dengan struktur perekonomian Kota Makassar yang terkonsentrasi pada sektor tersier (jasa). Sektor ini menyumbang sekitar 63 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Makassar. Dari angka tersebut, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum menyumbang sekitar sepertiga. Tentu saja kedua sektor ini tidak sepenuhnya membutuhkan tenaga kerja terdidik, setidaknya jika dibandingkan dengan sektor industri.

Dalam beberapa tahun ke depan, penyediaan lapangan kerja baru bagi para pencari kerja merupakan salah satu tantangan terbesar pemerintah Kota

(21)

7

Makassar. Inisiatif pemerintah Kota Makassar untuk mendorong usaha rumahan dan industri kecil, patut diapreasiasi. Begitu pula pemberdayaan ekonomi masyarakat lorong, terutama pembentukan Badan Usaha Lorong (BULo) juga patut dihargai mengingat lorong merupakan wilayah bermukim para penganggur. Inisiatif semacam ini bisa memberi dampak ganda, yaitu mengatasi pengangguran di satu sisi dan memperbaiki taraf hidup masyarakat di sisi lain. Kecamatan Rappocini Kelurahan Bonto Makkio merupakan salah satu Kecamatan yang menerapkan Program Badan Usaha Lorong (BULo) melalui kegiatan Budidaya cabai oleh Poktanrong di Kecamatan Rappocini.

Adapun strategi yang dilakukan Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan Bonto Makkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) yaitu penyediaan sarana dan prasarana untuk budidaya cabai serta adanya marketing kontrak antara petani dan pihak Supermarket. Hal ini di fasilitasi oleh Pemerintah Kota untuk memberdayakan masyarakat yang pada umumnya tidak memiliki kegiatan atau pekerjaan, sehingga para masyarakat khususnya di Kelurahan Bonto Makkio memiliki kegiatan yang dapat menghasilkan ataupun memenuhi kebutuhan rumah tangganya paling tidak pemenuhan kebutuhan dapur.

Pilihan-pilihan kebijakan dan program semacam ini, perlu terus dipraktekkan secara intensif oleh Pemerintah Kota Makassar. Sebab pengembangan usaha rumah tangga, industri kerajinan, dan industri kecil di banyak tempat telah terbukti mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar karena memiliki

(22)

8

elastisitas penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi, setidaknya jika dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. Posisi Kota Makassar yang sangat strategis, didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana ekonomi yang memadai, daya beli masyarakat yang cukup tinggi, dan skala pasar yang cukup besar, sesungguhnya merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi.

Tanggung jawab dalam mensejahterakan masyarakat pada dasarnya bukan saja merupakan beban pemerintah selaku penyelenggara Negara, namun juga menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, masyarakat maupun pihak swasta, oleh karena itu pendekatan kemitraan dalam upaya memberdayakan masyarakat merupakan sesuatu yang diidealkan. Dalam konsep kemitraan terdapat kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran dan keseimbangan peran antara pemerintah, masyarakat dan swasta artinya pemerintah memberikan rambu dan aturan main secara umum baik peranannya dalam membuat kebijakan maupun pendanaan.

Masyarakat diberi hak untuk mengelola sumber daya dalam rangka melaksanakan pembangunan, dan swasta memberikan energi dalam program pemberdayaan melalui investasi swasta. Konsep kemitraan muncul karena banyaknya masalah dalam pendekatan pembangunan pada masa yang lalu yang sifatnya topdown yang memposisikan pemerintah sebagai faktor dominan dan membiarkan sikap acuh tak acuh pihak swasta dalam memberdayakan kaum lemah.

(23)

9

Program pemberdayaan masyarakat miskin telah banyak dilakukan oleh Pemerintah maupun masyarakat yang ditujukan kepada individu atau masyarakat melalui program-program pemerintah baik yang dilakukan oleh Disnaker, Dinsos, dan sebagainya. Program pendidikan nonformal merupakan salah satu program yang banyak dipilih untuk memberdayakan masyarakat yang tujuannya memberikan keterampilan maupun pelatihan kepada masyarakat miskin agar mereka dapat menggunakan keterampilannya untuk mensejahterakan kehidupannya, terutama dalam kesejahteraan keluarga. Program pendidikan nonformal banyak dilakukan pada masyarakat baik yang dilakukan oleh sanggar kegiatan belajar masyarakat, PKBM, lembaga kursus dan pelatihan yang banyak tumbuh di masyarakat.

Pemerintah Kota Makassar hanya perlu mengingat satu hal: “program sederhana yang dilaksanakan secara sempurna akan jauh lebih baik daripada program sempurna yang dilaksanakan ala kadarnya.” Melihat permasalahan yang telah di uraikan diatas. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan “Strategi Pemerintah Kota Makassar dalam Menurunkan Angka Pengangguran melalui Program BuLO (Studi Tentang Program Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar)”.

(24)

10 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitin ini adalah:

1. Bagaimana Strategi Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) ?

2. Apakah Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis Strategi Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar)

2. Mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) ?

(25)

11 D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu politik, terkait dengan masalah Strategi Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar).

b. Diharapkan dapat memperkaya kajian sosial khususnya di bidang ilmu politik dalam hal Strategi Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar).

c. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis yang belum tercakup dalam penelitian ini.

b. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat membantu supaya mahasiswa dapat Strategi Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar).

b. Selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi tenaga pendidik dalam menganalisis Strategi Pemerintah Kota dalam

(26)

12

Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar).

c. Serta bagi peneliti, penelitian ini dapat membantu menambah cakrawala pemikiran dalam kaitannya dengan Strategi Pemerintah Kota dalam

Menurunkan Angka Pengangguran Melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar).

(27)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR

A. Konsep Strategi

Menurut Makmur (2019) Strategi adalah suatu tindakan yang berpengaruh dan sangat menentukan keberhasilan terhadap program atau kegiatan, baik yang akan maupun yang telah direncanakan oleh pihak manajemen. Menurut Allison (2013) Strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi, strategi juga adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk menccapai misi organisasi. Dalam buku Analisis SWOT Teknis Membedah Kasus Bisnis, Rangkuti (2013) mengutip pendapat dari beberapa ahli mengenai strategi, di antaranya Chandler Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak.

Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner Strategi merupakan respons secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat memengaruhi organisasi.

(28)

14

Porter Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Andrews, Chaffe Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Hamel dan Prahalad Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Dari definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan melihat faktor eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan melakukan tindakan yang dapat menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan maupun pihak lain yang berada di bawah naungan perusahaan.

Secara umum strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi, yakni pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi. Definisi ini disesuaikan dengan kata

(29)

15

strategi berasal dari kata kerja ahasa Yunani stratego yang berarti merencanakan pemusnahan musuh lewat penggunaan sumber-sumber yang efektif. Strategi dimaknai sebagai suatu cara atau kita mencapai tujuan tertentu (Effendi, 2005).

Menurut Fred R. David (2010) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Merupakan aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan dan berorientasi pada masa yang akan datang.

David (2006) Strategi merupakan suatu cara yang digunakan dalam menjalankan organisasi sehingga apa yang diinginkan organisasi akan dapat dicapai sesuai dengan misi dan tujuan organisasi tersebut. Kemudian menurut Quadrat (2007) strategi adalah perioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi, sehingga misi-misi dalam organisasi dapat teralisasikan.

Sofjan Assauri (2011) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu pernyataan yang mengarahkan bagaimana masing-masing individu dapat bekerja sama dalam suatu organisasi, dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran organisasi tersebut. Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi , disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai“(marrus 2002).

(30)

16

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Strategi didefenisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Jadi merumuskan strategi berarti memperhitungkan situasi dan kondisi (ruang dan waktu) yang akan dihadapi di masa yang akan datang guna mencapai efektifitas.

B. Konsep Pemerintahan Daerah a. Pemerintahan Daerah

Konsep pemerintahan daerah berasal dari terjemahan konsep local government yang pada intinya mengandung tiga pengertian, yaitu: pertama berarti pemerintah lokal, kedua berarti pemerintahan lokal, dan ketiga berarti wilayah lokal (Hoessein 2007).

Tjahja Supriatna (dalam Hanif 2007) yang menyetir pendapat de Guzman dan Taples menjelaskan bahwa unsur-unsur pemerintahan daerah:

a. Pemerintah daerah adalah subsidi politik dari kedaulatan bangsa dan Negara;

b. Pemerintah daerah diatur oleh hukum;

c. Pemerintah daerah mempunyai badan pemerintahan yang dipilih oleh penduduk setempat;

(31)

17

d. Pemerintahan daerah menyelenggarakan kegiatan berdasarkan peraturan perundangan;

e. Pemerintah daerah memberikan pelayanan dalam wilayah yurisdiksinya.

Dikaitkan dengan fungsi umum pemerintahan maka unsur-unsur pemerintahan daerah di atas masih ditambah dengan Pemerintah daerah melaksanakan pembangunan daerah dan memberdayakan masyarakat daerah dalam wilayah yurisdiksinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsep pemerintahan daerah di dalamnya melingkupi organisasi/lembaga/institusi, fungsi/kegiatan pemerintahan dan daerah pemerintahan. Kemudian untuk lebih memahami makna dari Pemerintahan daerah di bawah ini diuraikan beberapa dimensi yang menyangkut pengertian Pemerintahan daerah.

a. Dimensi Sosial Konsep pemerintahan daerah dipandang sebagai suatu kelompok Masyarakat yang terorganisasi yang mendiami/bertempat tinggal dalam satu wilayah tertentu dengan batasan geografis tertentu serta memiliki ciri-ciri tertentu pula.

b. Dimensi Ekonomi Pemerintah daerah dipahami sebagai organisasi pemerintahan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang terkait erat dengan kondisi an potensi dari daerah tertentu. Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan khususnya dalam pembangunan pemerintahan daerah, potensi ekonomi daerah menjadi satu indikator penting baik untuk

(32)

18

pemekaran daerah maupun untuk penyerahan urusan daerah. Setiap penyerahan urusan pemerintahan kepada pemerintah daerah seharusnya memperhatikan potensi ekonomi daerah. Hal ini penting agar dalam kelanjutan pengelolaan urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah itu dapat berdaya guna dan berhasil guna, demikian pula dengan pemekaran daerah (pembentukan daerah otonom baru) potensi ekonomi daerah menjadi indikator utama dalam mempertimbangkan bisa idaknya daerah itu dimekarkan.

c. Dimensi Geografi Pemerintahan daerah dipahami sebagai suatu unit organisasi pemerintahan yang mempunyai lingkungan geografis dengan ciri-ciri tertentu, yang meliputi keadaan fisik geografis tertentu, demografis tertentu dan potensi ekonomi tertentu. Ciri-ciri geografis ini dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan daerah mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan baik dalam penyelenggaraan pembangunan, pemerintahan maupun pembinaan masyarakat, juga terhadap pembuatan dan pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah maupun tugastugas administrasi lainnya.

d. Dimensi Hukum Pemerintah daerah dipandang sebagai suatu unit badan hukum publik. Dalam kedudukannya sebagai badan hukum publik pemerintah daerah di samping dipandang sebagai unit organisasi pelaksana pemerintah pusat, pemerintah daerah juga merupakan suatu organisasi mandiri yang mewakili kepentingan masyarakat di daerahnya. Hal ini

(33)

19

mengandung arti dalam batasbatas tertentu pemerintah daerah diserahi urusan pemerintahan tertentu untuk diatur, diurus dan dikelola, terkait dengan hal ini pemerintah dapat membuat kebijakan baik berwujud peraturan daerah dan atau peraturan dan atau keputusan Kepala daerah guna menyelenggarakan urusan pemerintahan yang telah diserahkan dimaksud. Sebagai badan hukum publik pemerintah daerah diberi wewenang untuk mengurus urusan pemerintahan yang telah diserahkan menjadi urusan rumah tangganya sekaligus pemerintah juga diberi kewenangan untuk memiliki harta kekayaan sendiri serta mewakili organisasinya baik di dalam maupun di luar pengadilan. Berdasarkan dimensi ini pemerintah daerah mempunyai tiga karakteristik:

a) Keberadaan pemerintah daerah itu harus merupakan satu kesatuan yang terorganisasi dan memiliki organisasi sendiri serta memiliki hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. b) Memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendiri atau juga sering ditafsirkan memiliki pemerintahan sendiri itu dicerminkan dengan dimilikinya satu Badan Perwakilan Rakyat Daerah. c) Mempunyai hak untuk mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga atau

pihak-pihak di luar organisasi pemerintahan daerah.

e. Dimensi Politik Pemerintah daerah dipandang mempunyai hubungan langsung dengan aspek-aspek atau merupakan bagian dari sistem politik

(34)

20

negara yang bersangkutan Dalam mengimplementasikan fungsinya, pemerintah daerah merupakan agen /pelaksana pemerintah pusat.

Dengan kata lain, pemerintah daerah merupakan satu mekanisme yang terintegrasi dalam satu pemerintahan negara yang berbentuk sebagai badan hukum publik. Dalam kaitan ini, pemerintah daerah sekalipun menyelenggarakan kewenangan pemerintahan sendiri tetapi tidak dalam artian kemutlakan, ada power sharing untuk satu urusan pemerintahan yang telah diserahkan kepada daerah bukan berarti secara keseluruhannya, namun ada aspek-aspek tertentu yang tetap menjadi urusan pemerintah pusat.

f. Dimensi Administrasi Pemerintah daerah dipahami sebagai suatu organisasi pemerintahan sendiri (Local Self Government). Pemerintah daerah mempunyai hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan tertentu yang telah diserahkan menjadi urusan rumah tangganya. Di Indonesia implementasinya diwujudkan dalam pembuatan peraturan daerah artinya peraturan ini hanya dibuat untuk mengatur urusan pemerintah yang menjadi urusan rumah tangga daerah dan pengadministrasiannya dipisahkan dengan kegiatan-kegiatan yang menjadi urusan pemerintah pusat.

(35)

21

b. Tujuan Umum Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Pemerintah Daerah sebagai salah satu subsistem dari sistem Pemerintah Indonesia adalah unsur utama dalam penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah. Oleh karena itu, tujuannya sama dengan Pemerintah Pusat, yaitu mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, jika dilihat dari aspekaspek manajemennya terdapat pembagian wewenang tugas dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Akan tetapi, tanggung jawab terakhir tetap berada di tangan Pemerintah Pusat.

Apabila disimak secara saksama dibalik pertimbangan-pertimbangan tentang perlu adanya penyerahan kewenangan kepada Pemerintah di Daerah sebagaimana telah diungkapkan terdahulu, dikandung maksud dan tujuan berikut.

a. Secara politis untuk menjaga tetap tegak dan utuhnya negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang dikonstruksikan dalam sistem Pemerintahan Pusat dan Daerah yang memberi peluang turut sertanya rakyat dalam mekanisme penyelenggaraan pemerintahan.

b. Secara formal dan konstitusional untuk melaksanakan ketentuan dan amanat UUD 1945.

(36)

22

c. Secara operasional, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, meningkatkan pelayanan masyarakat dan melancarkan pelaksanaan pembangunan.

d. Secara Administrasi pemerintahan untuk lebih memperlancar dan menertibkan pelaksanaan tata pemerintahan secara lebih baik dalam rangka good governance;

e. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas maka kegiatan Pemerintahan Daerah harus terarah kepada terjaminnya pertumbuhan pembangunan Daerah, terselenggaranya pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa dan terjaminnya hubungan yang serasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah atas dasar keutuhan Negara Kesatuan.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tujuan pemberian otonomi kepada daerah diarahkan untuk:

a. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.

b. Daerah mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

(37)

23

c. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan lebih memperhatikan hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintah daerah, potensi dan keanekaragaman daerah.

d. Aspek hubungan wewenang memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

e. Aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras.

f. Perlu memperhatikan peluang dan tantangan dalam persaingan global dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. g. Daerah diberi kewenangan yang seluas-luasnya disertai dengan pemberian

hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan pemberian otonomi kepada daerah itu menurut UU 32 tahun 2004 adalah untuk:

a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. b. Meningkatkan daya saing daerah.

c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(38)

24 C. Konsep Tentang Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang termasuk dalam golongan angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, Mahasiswa Perguruan Tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Menurut Nanga (2005) pengangguran merupakan kenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara berkembang akan tetapi juga dialami oleh negara maju dan terkhusus pada Kota Makassar. Secara umum pengangguran didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Seorang yang tidak bekerja, tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai pengangguran, pengangguran pada prinsipnya mengandung arti melemahnya pertumbuhan produk dan adanya kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja dan menyebabkan pemborosan sumber daya manusia, disamping memperkecil pertumbuhan produk, pengangguran juga mengacu pengeluaran pemerintah lebih tinggi untuk keperluan kompensasi, hal ini terutama terjadi pada negara maju dan pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan tunjangan bagi para penganggur.

(39)

25

Pengangguran merupakan perhatian masyarakat yang paling utama dalam setiap perekonomian modern, apabila tingkat pengangguran tinggi akan menyebabkan sumber daya terbuang percuma dan pendapatan masyarakat berkurang, dalam masamasa seperti itu, tekanan ekonomi menjalar kemana-mana sehingga mempengaruhi emosi masyarakat maupun kehidupan rumah tangga, masyarakat sangat membutuhkan tersediannya banyak lapangan kerja karena keadaan seperti ini dapat berarti dapat menghasilkan output yang tinggi dan pendapatan yang tinggi. Banyak kelompok masyarakat menganggap bekerja mempunyai nilai tersendiri, jika angka pengangguran tinggi, maka akan banyak output yang hilang, pendapatan menurun, dan masyarakat menderita batin karena hilangnya harga diri.

Salah satu penyebab timbulnya pengangguran dalam suatu negara adalah bertambahnya jumlah penduduk, mutu, baik kualitas maupun kuantitas penduduk suatu negeri merupakan unsur penentu yang paling penting bagi kemampuan memproduksi serta standar hidup suatu negara. Hal ini disebabkan karena penduduk merupakan sumber tenaga kerja dan disamping itu faktor produksi skill. Tujuan dari penambahan lapangan kerja adalah untuk meningkatkan kondisi rakyat miskin yang terhambat dengan adanya problem pengangguran dalam suatu masyarakat.

Menurut Dwi condro Triono (2012), dalam mencapai fullemployment atau kesempatan kerja penuh, setiap manusia terkhusus pada individu mencari peluang agar dapat meningkatkan pertumbuhan produk (output) sepanjang

(40)

26

waktu serta memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Dalam Islam mengharuskan setiap manusia diperintahkan untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya dan menghindari bermalas-malasan karena sifat tersebut merupakan perbuatan syetan. Islam mengajarkan ummatnya untuk berfikir rasional (masuk akal) dan melakukan tindakan-tindakan yang benar untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

a. Jenis-jenis Pengangguran

Menurut Case (2007) dalam bukunya Prinsip-prinsip Ekonomi Makro, pengangguran dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: a) Pengangguran Friksional (frictional unemployment)

Adalah bagian pengangguran yang disebabkan oleh kerja normalnya pasar tenaga kerja. Istilah itu merujuk pada pencocokan pekerjaan atau keterampilan jangka pendek. Selain itu pengangguran Friksional juga merupakan jenis pengangguran yang timbul sebagai akibat dari adanya perubahan di dalam syarat-syarat kerja, yang terjadi seiring dengan perkembangan atau dinamika ekonomi yang terjadi. Jenis pengangguran ini dapat pula terjadi karena berpindahnya orang-orang dari suatu daerah ke daerah lain, atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan akibatnya harus mempunyai tenggang waktu dan berstatus sebagai penganggur sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain.

(41)

27

b) Pengangguran Musiman (seasonal unemployment)

Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Yang dimaksud dengan pengangguran musiman yaitu pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun. Biasanya pengangguran sepertti ini berlaku pada waktu di mana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Dengan demikian, jenis pengangguran ini terjadi untuk sementara waktu saja.

c) Pengangguran Siklis (cyclical unemployment)

Pengangguran siklis atau pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan pereknomian. Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan memproduksinya. Dalam pelaksanaanya berarti jam kerja dikurangi, sebagian mesin produksi tidak digunakan dan sebagian tenaga kerja diberhentikan. Dengan demikian, kemunduran ekonomi akan menaikkan jumlah dan tingkat pengangguran.

d) Pengangguran Struktural (struktural unemployment)

Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat. Makin tinggi dan rumitnya proses produksi atau teknologi

(42)

28

produksi yang digunakan, menuntut persyaratan tenaga kerja yang juga makin tinggi. Dilihat dari sifatnya, pengangguran struktural lebih sulit diatasi dibanding pengangguran friksional. Selain membutuhkan pendanaan yang besar, juga waktu yang lama. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran struktural, yaitu: pertama, sebagai akibat dari kemerosotan pemintaan atau sebagai akibat dari semakin canggihnya teknik memproduksi. Faktor yang kedua memungkinkan suatu perusahhan menaikan produksi dan pada waktu yang sama mengurangi pekerja.

b. Akibat-akibat Buruk Pengangguran

Menurut Sadono Sukirno (2013) beberapa akibat buruk pengangguran dibedakan atas dua aspek, dimana kedua aspek tersebut yaitu:

a) Akibat buruk ke atas kegiatan perekonomian

Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat pencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari memperlihatkan berbagai akibat buruk yang bersifat ekonomi yang dirimbulkan oleh masalah pengangguran.

b) Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat

Penganguuran akan mempengaruhi kehidupan individu dan kestabilan sosial dalam masyarakat. Beberapa keburukan sosial yang diakibatkan oleh pengangguran adalah:

(43)

29

a) Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan.

b) Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan-keterampilan dalam mengerjakan suatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan apabila keterampilan tersebut digunakan dalam praktek. c) Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa puas kepada pemerintah.

D. Teori Manajemen Strategi

Menurut Fred R. David (2010) manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memapukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi computer untukmencapai keberhasilan organisasional. Tujuan manajemen strategi adalah mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk perencanaan jangka panjang dan berusaha untuk mengoptimalkan tren-tren saat ini untuk masa yang akan datang.

Fred R. David menjelaskan bahwa proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan, yaitu, memformulasikan strategi, mengimplementasikan strategi dan mengevaluasi strategi.

(44)

30

Tahap memformulasikan strategi antara lain menetapkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi dari sudut pandang eksternal, menetapkan kelemahan dan keunggulan yang dimiliki organisasi dari sudut pandang internal, menyusun rencana jangka panjang, membuat strategi-strategi alternatif dan memilih strategi tertentu yang akan dicapai.

Tahap mengimplementasikan strategi memerlukan suatu keputusan dari pihak yang berwenang dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sehingga strategi yang sudah diformulasikan dapat dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan pengembangan strategi pendukung budaya, merencanakan struktur organisasi yang efektif, mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan, mempersiapkan budget, mengembangkan dan utilisasi sistem informasi serta menghubungkan kompensasi karyawan terhadap kinerja organisasi. Mengimplementasikan strategi sering disebut sebagai “action stage” dari manajemen strategis. Pengimplementasian strategi memiliki maksud memobilisasi para pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi yang sudah diformulasikan menjadi aksi.

Tahap mengevaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu untuk mengetahui ketika ada strategi yang sudah diformulasikan tidak berjalan dengan baik. Evaluasi strategi memiliki tiga aktifitas yang fundamental, yaitu mereview faktor-faktor internal dan

(45)

31

eksternal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, mengukur performa dan mengambil langkah korektif.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ricky Firmansyah Aprilia pada Tahun 2018 dengan judul penelitian “Strategi Pemerintah Kota Malang Menurunkan Angka Pengangguran Guna Menyokong Ketahanan Kota”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah Kota Malang masih belum maksimal dalam pelaksanaannya terutama pada bidang intensitas, kuantitas dan variasi kebijakan serta program yang dimiliki guna mengatasi beragam jenis pengangguran. Karena belum maksimalnya penanganan pengangguran di Kota Malang pada akhirnya berdampak pula pada ketahanan sosial ekonomi Kota Malang yang juga masih belum sempurna.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Nisar pada Tahun 2016 dengan judul penelitian “STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENANGGULANGI PENGANGGURAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi di Kecamatan Soreang Kota Parepare)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Walikota bersama Perangkat Daerah Kota Parepare menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan sebagai implementasi dari visi dan misi yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah telah

(46)

32

mengupayakan peningkatan daya saing (ilmu pengetahuan) masyarakat dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat sehingga Angka Rata-rata Lama Sekolah merupakan rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani meningkat sebesar 10,03 tahun dan Pendapatan per Kapita dalam beberapa tahun terakhir mengalami tren peningkatan. Karenanya, strategi Pemerintah Daerah dalam menanggulangi pengangguran sudah sesuai dengan perspektif Ekonomi Islam, di mana pemerintah sebagai kepala daerah (Khalifah) telah memberikan hasil positif bagi masyarakatnya sebagai realisasi Politik Ekonomi Islam.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Sitti Hasbiyah pada Tahun 2014 dengan judul penelitian “Penguatan Ekonomi dalam Mengatasi Pengangguran di Kota Makassar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengangguran selalu menjadi salah satu dari prioritas masalah yang harus dihadapi dalam setiap perencanaan pembangunan. Keberhasilan pembangunan biasanya diidentikkan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah seharusnya diikuti dengan penciptaan lapangan kerja baru. Dengan adanya penciptaan lapangan kerja baru, permintaan tenaga kerja di pasar kerja akan meningkat secara otomatis sehingga angkatan kerja yang ada dapat diserap di dalam pasar kerja. Penyerapan angkatan kerja ini akan berakibat pada penurunan angka pengangguran.

(47)

33

Dari ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pengangguran selalu menjadi salah satu dari prioritas masalah yang harus dihadapi dalam setiap perencanaan pembangunan. Pemerintah harus menetapkan tujuan dan sasaran pembangunan sebagai implementasi dari visi dan misi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pemerintah harus maksimal dalam penanganan pengangguran khusunya di Kota Makassar, baik itu melalui penguatan ekonomi mau pun membuka lapangan pekerjaan, sehingga tidak berdampak lagi pada ketahanan sosial ekonomi Kota Makassar.

F. Kerangka Fikir

Menurut Muana Nanga (2005) pengangguran merupakan kenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara berkembang akan tetapi juga dialami oleh negara maju. Secara umum pengangguran didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan.

Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Adanya pengangguran akan mengurangi pendapatan masyarakat sehingga mengakibatkan tingkat kemakmuran negara juga berkurang. Pengangguran juga dapat menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial, masalah konsumsi, kesehatan, serta prospek pembangunan di masa yang akan datang.

(48)

34

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain: perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor dan lain-lain.

Daerah yang menjadi sorotan dalam penelitian ini terkhusus pada masyarakat di daerah Kota Makassar. Kota Makassar sebagai kota yang memberikan gambaran kehidupan yang menjanjikan bagi sebagian orang untuk mengais rezeki di segala bidang dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Fenomena ini semakin menambah keragaman Kota Makassar dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan budaya. Namun di sisi lain juga mendatangkan masalah baru khususnya dalam hal pengangguran. Sebagian masyarakat di Kota Makassar adalah imigran. Sebagian dari mereka tidak semua memperoleh pekerjaan dengan mudah. Dalam beberapa tahun ke depan, penyediaan lapangan kerja baru bagi para pencari kerja merupakan salah satu tantangan terbesar pemerintah Kota Makassar. Inisiatif pemerintah Kota Makassar untuk mendorong usaha rumahan dan industri kecil, patut diapreasiasi. Begitu pula pemberdayaan ekonomi masyarakat lorong, terutama pembentukan Badan Usaha Lorong (BULo) juga patut dihargai mengingat lorong merupakan

(49)

35

wilayah bermukim para penganggur. Inisiatif semacam ini bisa memberi dampak ganda, yaitu mengatasi pengangguran di satu sisi dan memperbaiki taraf hidup masyarakat di sisi lain. Kecamatan Rappocini Kelurahan Bonto Makkio merupakan salah satu Kecamatan yang menerapkan Program Badan Usaha Lorong (BULo) melalui kegiatan Budidaya cabai oleh Poktanrong di Kecamatan Rappocini.

Adapun strategi yang dilakukan Pemerintah Kota dalam Menurunkan Angka Pengangguran melalui Program BuLO (Studi Tentang Badan Usaha Lorong di Kelurahan Bonto Makkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) yaitu penyediaan sarana dan prasarana untuk budidaya cabai serta adanya marketing kontrak antara petani dan pihak Supermarket. Hal ini di fasilitasi oleh Pemerintah Kota untuk memberdayakan masyarakat yang pada umumnya tidak memiliki kegiatan atau pekerjaan, sehingga para masyarakat khususnya di Kelurahan Bonto Makkio memiliki kegiatan yang dapat menghasilkan ataupun memenuhi kebutuhan rumah tangganya paling tidak pemenuhan kebutuhan dapur.

Pilihan-pilihan kebijakan dan program semacam ini, perlu terus dipraktekkan secara intensif oleh Pemerintah Kota Makassar. Sebab pengembangan usaha rumah tangga, industri kerajinan, dan industri kecil di banyak tempat telah terbukti mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar karena memiliki elastisitas penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi, setidaknya jika dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya. Posisi Kota

(50)

36

Makassar yang sangat strategis, didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana ekonomi yang memadai, daya beli masyarakat yang cukup tinggi, dan skala pasar yang cukup besar, sesungguhnya merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi.

Kerangka Fikir

Bagan 2.1 Kerangka Fikir

Strategi Pemerintah Kota Makassar dalam

Menurunkan Angka Pengangguran melalui Program BuLO

(Studi Tentang Program Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar)

Manajemen Strategi Fred R. David (2010) 1. Memformulasikan Strategi 2. Mengimplementasikan Strategi 3. Mengevaluasi Strategi Pendukung Penghambat

Penurunan Angka Pengangguran di Kelurahan BontoMakki Melalui

(51)

37 G. Fokus Penelitian

Dalam Penelitian ini Peneliti memfokuskan penelitiannya pada Strategi Pemerintah Kota Makassar dalam Menurunkan Angka Pengangguran melalui Program BuLO (Studi Tentang Program Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar) melalui budidaya Cabai. H. Deskripsi Fokus Penelitian

a. Memformulasikan Strategi

Memformulasikan Strategi antara lain menetapkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi dari sudut pandang eksternal, menetapkan kelemahan dan keunggulan yang dimiliki organisasi dari sudut pandang internal, menyusun rencana jangka panjang, membuat strategi-strategi alternatif dan memilih strategi tertentu yang akan dicapai.

b. Mengimplementasikan Strategi

Mengimplementasikan Strategi memerlukan suatu keputusan dari pihak yang berwenang dalam mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki sehingga strategi yang sudah diformulasikan dapat dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan pengembangan strategi pendukung budaya, merencanakan struktur organisasi yang efektif, mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan, mempersiapkan budget, mengembangkan dan utilisasi sistem informasi serta menghubungkan kompensasi karyawan

(52)

38

terhadap kinerja organisasi. Mengimplementasikan strategi sering disebut sebagai “action stage” dari manajemen strategis. Pengimplementasian strategi memiliki maksud memobilisasi para pegawai dan manajer untuk menterjemahkan strategi yang sudah diformulasikan menjadi aksi.

c. Mengevaluasi Strategi

Mengevaluasi Strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu untuk mengetahui ketika ada strategi yang sudah diformulasikan tidak berjalan dengan baik. Evaluasi strategi memiliki tiga aktifitas yang fundamental, yaitu mereview faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, mengukur performa dan mengambil langkah korektif.

(53)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di daerah Kota Makassar tepatnya di Kantor Pemerintah Daerah Kota Makassar, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) dan Kelurahan BontoMakkio. Penelitian lebih lanjut akan dilaksanakan kurang lebih dua bulan sampai data yang diinginkan peneliti dapat terpenuhi dengan sempurna.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif-deskiptif, untuk menjelaskan “Strategi Pemerintah Kota Makassar dalam Menurunkan Angka Pengangguran melalui Program BuLO (Studi Tentang Program Badan Usaha Lorong di Kelurahan BontoMakkio Kecamatan Rappocini Kota Makassar)”. Metode ini bertujuan untuk mendalami suatu kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi.

Menurut I Made Wirartha (2006) metode analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang mengumpulkan hasil wawacara atau pengamatan mengnai masalah yang diteliti yang terjadi di dalam antara fakta yang ada serta

(54)

40

pengaruhnya terhadap suatu kondisi, dan sebagainya. Data yang nantinya diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif, berupa hasil wawancara maupun bagan yang diperoleh oleh penulis dari narasumber atau pelaku yang diteliti dan terpercaya.

Selanjutnya, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (M. Nazir, 1988).

Tipe penelitian ini adalah fenomenologi. Menurut Kuswarno (2009), fenomenologi adalah studi yang mempelajari fenomena seperti penampakan, segala hal yang muncul dalam pengalaman kita, cara kita mengalami sesuatu, dan makna yang kita miliki dalam pengalaman kita. Fenomenologi tidak hanya sekedar fenomena, akan tetapi pengalaman dari sudut pandang orang pertama atau yang mengalaminya secara langsung. Studi fenomenologi mencari arti pengalaman dalam kehidupan. Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian sikap, penilaian dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam kehidupan.

(55)

41 C. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui hasil wawancara atau pengamatan. Sedangkan data sekunder diperoleh secara tidak langsung/melalui pihak kedua (instansi terkait), dengan melakukan studi dokumentasi atau literatur (Sugiyono, 2018).

Penjelasan tersebut diatas apabila dijabarkan pengertian data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Dalam hal ini sumber data utama (data primer) diperoleh langsung dari setiap informan yang diwawancara secara langsung di lokasi penelitian. Data sekunder adalah data-data yang dapat diperoleh dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, hasil rapat perkumpulan, sampai dokumentasi-dokumentasi resmi dari alam lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dimana peneliti berusaha memberikan gambaran atau uraian yang bersifat deskriptif mengenai keadaan objek yang diteliti secara sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta yang ada. Dasar penelitian yang digunakan digunakan dalam

(56)

42

penelitian adalah studi kasus, yaitu dilukukan secara intesif dan komprehensif menjawab permasalahan yang teliti (Sugiyono, 2018).

D. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi informan penelitian yakni Pemerintah Kota Makassar, Dinas Ketahanan Pangan dan Lurah BontoMakkio. Teknik penentuan informan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yaitu penarikan informan secara purposif merupakan cara penarikan informan yang dilakukan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Salah pertimbangan yang dilakukan oleh penulis adalah kompetensi yang dimiliki dalam bidang yang dikuasai oleh informan tersebut. Teknik pemilihan sample bertujuan (purposive) yakni pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan (Ahmadin, 2013).

No. INFORMAN/INSTANSI

1. Pemerintah Daerah atau Staff

3. Dinas Ketahanan Pangan (DKP)

4. Lurah atau Masyarakat yang Mengikuti Program BuLo Tabel 3.1 Informan Penelitian

Gambar

Tabel 3.1 Informan Penelitian ................................................................
Gambar 4.1 Budidaya cabai oleh Poktanrong RT02/RW04
Tabel 4.1 Pencapaian Pendapatan Program BuLO

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kerangka berfikir di atas peneliti mencoba untuk menganalisa bagaimana peluang Indonesia dalam AEC 2015 mendatang melalui sudut pandang World system theory

Justifikasi : Bahwa berdasarkan hasil review dokumen RKUPHHK-HA periode Tahun 2019- 2028, wawancara dengan PIC VLK Hutan serta verifikasi pengamatan lapangan diketahui bahwa pada

Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah, yaitu: (1) Faktor-faktor apa yang dipertimbangan oleh kelompok pengguna personal di Kota Denpasar dalam memutuskan

Hakekat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian diterapkannya pada kehidupan yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kesulitan yang dihadapi siswa pada tahap persiapan pembuatan blus yaitu: pengambilan ukuran untuk pembuatan pola blus sebesar

Sedangkan pada siswa yang diajarkan dengan menggunkan model Problem Based Learning persentase dari siswa terhadap kriteria indikator keterampilan sosial yaitu pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui keberadaan nyanyian nutu ku lesung, untuk mengetahui bentuk nyanyian nutu ku lesung, untuk mengetahui peranan

Studi yang dilakukan oleh Studdert 10 , dengan mengevaluasi penyelesaian kasus malpraktik melalui jalur hukum di.. pengadilan Amerika didapatkan bahwa rata-rata waktu