• Tidak ada hasil yang ditemukan

; PERATURAN BUPATI PACITAN : NOMOR: 3 TAHUN 2010 GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PACITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "; PERATURAN BUPATI PACITAN : NOMOR: 3 TAHUN 2010 GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PACITAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

{

; PERATURAN BUPATI PACITAN : NOMOR: 3 TAHUN 2010 I TENTANG

GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PACITAN

i BUPATI PACITAN (

f

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan sebagai dasar pemantapan ketahanan pangan untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelestarian Sumber Daya Alam (SDA), diperlukan berbagai upaya secara sistematis dan terintegrasi;

b. bahwa penganekaragaman konsumsi pangan sampai saat ini belum optimal, dicirikan oleh skor Pota Pangan Harapan (PPH) yang belum sesuai harapan, dan belum optimalnya peran pangan lokal dalam mendukung penganekaragaman konsumsi pangan;

c. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada huruf a dan b di atas, serta menindaklanjuti Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal dan Peraturan Gubemur Jawa Timur Nomor 71 iTahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Ix>kal Propinsi Jawa Hmur, perlu menetapkan Petunjuk Teknis Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal di Kabupaten Pacitan dengan Peraturan Bupati Pacitan;

i

Mengingat ; 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan { Lembaran Negara Tahun 1996 nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1996 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebag^ana telah diubah beberapa kali terakhir daigan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ddan Pangan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3867);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4254);

i

Jala* Jaku AcyHg Stiprapt* Nen«r 8 p H i U a K M ] * P M 63512

Jawa Timur : - Tclp. (0357) 881032 Fas. (0357) 882472

(2)

t

1

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4924);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pcmbagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

8. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;

9. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;. 10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2008 tentang Cadangan

Pangan Pemerintah Desa.

11 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT. 140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;

12. Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan Nomor 12/KPTS/OT.140/K/02/2009 tentang Pedoman Umum Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi (P2KFG) Tahun 2009;

13. Peraturan Guberaur Jawa Timur Nomor 71 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Provinsi Jawa Hmur;

14. Keputusan Bupati Pacitan Nomor 188.45/152/408.21/2008 tentang Susunan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Pacitan.

I

! MEMUTUSKAN

PERATURAN BUPATI PACITAN TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KABUPATEN PACITAN

1 BAB I

i KETENTUANUMUM

r

Pasal 1 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pacitan 2. Kepala Daerah adalah Bupati Pacitan.

3. Badan Ketahanan Pangan adalah Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.

4. Badan Ketahanan Pangan Propinsi adalah Badan Ketahanan Pangan Propinsi Jawa Hmur

5. Dewan Ketahanan Pangan adalah Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten PacitaiL

6. Ketahanan Pangan adalah suatu kondlsi terpenuhinya pangan ba^ rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik jumlah inaupun mutu, aman, merata, dan teijangkau.

7. Pangan adalah segala sesuatu dari sumber daya hayati dan air, baik diolah maupun tidak, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman untuk dikonsumsi manusia.

8. Konsumsi Pangan adalah Jenis dan Jumlah pangan yang dimakan cleh seseorang

dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu.

9. Per^anekaiagaman Konsumsi Pangan adalah proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis saja, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan.

10. Pola Konsumsi adalah susunan makanan yang mencakig) jenis dan jumlah I

(3)

r

bahan makanan rata-rata per orang per hari yang umum dikonsumsi/dimakan pcnduduk dalam jangka waktu tertentu.

11. Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman adalah aneka ragam bahan pangan, balk sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin dan mineral, yang bila dikonsumsi dalam jumlah seimbang dapat memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan (rata-rata 2.000 Kkal/kapita/hari).

12. Pola Pangan Harapan yang selanjutnya dismgkat PPH adalah susunan beragam pangan yang (hdasarkan pada sumbangan encn^ dari keiompok pangan utama (baik secara absolut maupun dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan)

13. Gizi Pangan adal^ zat atau senyawa-senyawa kimiawi yang terdapat dalam pangan yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak vitamin, mineral dan turunannya yang bermanfaat ba^ pertumbuhan dan kesehatan manusia.

14. Keamanan Pangan adalah merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, Idmla dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan manusia. 15. Pangan Lokal adalah pangan baik sebagai sumber karbohidrat, protein,

vitamin dan mineral yang diproduksi dan dikembangkan sesuai dengan potensi sumber daya wilayah dan budaya setempat.

16. Makanan Tradisional adalah makanan yang dikonsumsi masyarakat golongan etnik dan wilayah yang spesifik, diolah dari resep yang dikenal masyarakat, bahan-bahannya diperoleh dari sumber lokal dan relatif memiliki rasa yang relatif sesuai dengan sclera masyarakat setempat.

17. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.

18. Menu adalah susunan makanan atau hidangan yang dimakan oleh seseorang untuk sekall makan atau untuk sehari menurut waktu makan. 19. Pekarangan adalah sebidang tanah di sekitar rumah dan lahan di sekitaraya

yang mudah diusahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga dan pendapatan keluarga. 20. Sosialisasi pangan beragam, ber^zi seimbang dan aman adalah

menginformasikan (transfer kebiasaan) pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman kepada anak didik dan masyarakat, agar pengetahuan dan pemahamannya tentang penganekaragaman konsumsi pangan meningkat

21. Demonstrasi Pangan adalah transfer kebiasaan melalui kegiatan secara bertahap seperti mengolah tepung, menyusun menu, memasak, mengolah lahan pekaningan dan Iain-lain.

22. Keiompok Wanita adalah kumpulan wanita yang keanggotaannya terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang mempunyai anak balita, serta wanita pasangan usia subur yang ditumbuhkan atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan dan keakraban untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman serta memanfaatkan pekarangan sebagai pangan keluarga.

23. Pemangku kepentingan adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah tcrkait yang melaksanakan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Kabupaten Pacitan sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing.

' BAB II

i TUJUAN DAN SASARAN

I

1 Pasal2

Tujuan dari Gerakan ini adalah untuk mendorong percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan agar masyarakat berperilaku

konsumsi pangan yang beragam, ber^zi, seimbang dan am:in berbasis 1

(4)

sumber daya lokal dilaksanakan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal di Kabupaten Pacitan

*

1 Pasal 3

Sasaran dari Gerakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah tercapainya Peningkatan skor PPH ( Pola Pangan Harapan ) secara konsisten, yaitu 95 pada Tahun 2015.

BAB III

( PELAKSANAAN i

Pasal 4

i

(1) Gerakan sebagaimana dimaksud Pasal 2 berpedoman pada Petunjuk tekiiis sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan ini

(2) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman Pemangku Kepentingan dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, pengendalian dan penganggaran.

(2) Pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikoordinasikan melalui Dewan Ketahanan . Pangan.

i Pasal5

(

Monitoring dan Evaluasi Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal sebagaimana dim^tsud dalam Pasal 4 ayat (2) dilakukan secara periodik sesuai tahapan dan dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan selaku Sekretans Dewan Ketahanan Pangan.

I

PasaI6 i

Camat selaku Ketua Dewan Ketahanan Pangan Kecamatan bertanggung jawab atas terselenggaranya koordinasi pelaksanaan percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan di wilayah masing-masing.

; BAB IV

\ PEMBIAYAAN ; Pasal?

Pembiayaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur dan Anggaran Pendapatan Belanja Daemh Kabupaten Pacitan dan Sumber Dana lainnya yang sah dan tidak mengikat

I

i

i i

^ i

(5)

BABV PEhfUTUP I Pasal 8

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pacitan. Ditetapkan di Pacitan Pada tanggal | — ^ 2010 BUPATI PACITAN H. SUJONO I

(6)

B A B V PENUTUP \ Pasal 8 i

Peraturan ini mulm berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daemh Kabupaten Pacitan. Ditetapkan di Pacitan Pada tanggal 1 - 4 2010 BUPATI PACITAN Cap.ttd H. SUJONO Diundangkan dl Pacitan Pada Tanggal 1-4-2010 1 SEKRETARIS DAERAH I r . M U L V O N O . M M . i ^ Pembina Utama Madya - *

N1P.I9571017 198303 1 014

(7)

LAMPIRAN: PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR : 3 TAHUN 2010 TANGGAL: \ - ^ . - 2010

PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PACITAN

a

. PENDAHULUAN^

Penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya untuk mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, ber^ri seimbang dan aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produktif. Indikator untuk mengukur tingkat keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat yaitu dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang ditunjukkan dengan nilai 95 dan diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015. Untuk mencapai target tersebut di atas, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal dan Petunjuk pelaksanaannya di Jawa Timur diatur dalam Peraturan Gubemur Jawa Timur Nomor 71 Tahun 2009 dimana pelaksanaannya dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu tahap I tahun 2009 - 2011dan tahapll tahun 2012-2015.

Agar program tersebut dapat berjalan dengan baik diperlukan suatu gerakan masyarakat yang difasilitasi dan didorong oleh para pemangku kepentingan dibawah koordinasi Dewan Ketahanan Pangan, agar terwujud peningkatan ketersediaan aneka ragam pangan dan peningkatan konsumsi pangan yang berbasis pada potensi sumber daya lokal. Petunjuk Teknis merupakan acuan untuk mendorong percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal melalui koordinasi antar para pemangku kepentingan di tingkat pusat maupun daerah.

TATA LAKSANA KEGIATAN

i

1 Perencanaan gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal merupakan bagian dari perencanaan masing-masing SKPD terkait dengan ketahanan pangan,termasuk persiapan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan penganggaran sebagai bagian dari perencanaan Daerah.

2 Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh dinas-instansi yang terkait dengan ketahanan pangan lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan. Integrasi dan sinkronisasi program dan anggaran dilaksanakan secara terkoordinasi melalui wadah Dewan Ketahanan Pangan.

j

3 Pelaksanaan gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal diselenggarakan melalui kegiatan:

a. Intemalisasi penganekaragaman konsumsi pangaa b. Pengembangan bisnis dan industri pangan lokal.

(8)

PENDEKATAN •

Pendekatan yang dilakukan dalam Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan adalah sebagai berikut:

1 Memberdayakan keiompok wanita yang sudah berkeluarga sebagai titik awal dan pengungkit dalam pengembangan pola pangan beragam, bergizi seimbang dan aman. !

2 Membenkan pengetahuan pola makan beragam, bergizi seunbang dan aman pada anak sejak usia dini.

3 Mengcmbangkan pcmanfaatan pckanmgan sebagai sumber pcnycdia pangan yang beragam, bergia seimbang dan aman bagi keluarga,

4 Mendorong dan menstimulasi pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah bidang pangan yang mengolah pangan lokal menjadi produk olahan.

5 Mendorong keterlibatan lembaga penelitian/perguruan tinggi untuk pengembangan teknologi tepat guna dalam upaya mendorong pengembangan pangan lokal menjadi produk olahan. :

6 Mendorong keterlibatan media massa, LSM dan lembaga profesi dalam mensosialisasikan dan mempromosikan berbagai ke^atan percepatan pengembangan konsumsi pangan berdasarkan sumber daya lokal.

7 Mendorong Lembaga Pemerintah dan Swasta untuk mempelopori gerakan penganekaragaman konsumsi pangan melalui penetapan hari tertentu mengkonsumsi pangan non beras.

i i i

INTERNALISASI PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN

1 Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal dilakukan melalui implcmentas! dan internallsasi dalam bentuk rekayasa sosial, khususnya pendidikan anak sejak usia dini dan promosi melalui berbagai jalur dan media komunikasi.

2 Proses intemalisasi penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal difokuskan pada kegiatan:

a. Advokasi dalam rangka membenkan solusi untuk mempercepat proses penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.

b. Kampanye dalam rangka penyadaran kepada aparat dan masyarakat imtuk pe rcepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. c. Promosi dan sosialisasi dalam rangka menghimbau dan mengajak aparat dan

masyarakat untuk melaksanakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.

d. Pendidikan konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman melalui jalur pendidikan non formal untuk seluruh lapisan masyarakat, khususnya keiompok wanita untuk mengubah perilaku sehingga mau dan mampu melaksanakan percepatan pengenekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. e. Penyuluhan kepada ibu rumah tangga dan remaja terutama ibu hamil, ibu

menyusui dan wanita usia subur tentang manfaat mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.

f. Pcmanfaatan pekarangan dan potensi pangan di sekitar lingkungan kita.

g. Pembinaan kepada industri rumah tangga guna meningkatkan kesadaran untuk memproduksi dan menyediakan aneka ragam pangan yang aman berbasis sumber daya lokal serta memfasilltasi pengembangan bisnis pangan, permodalan dan pemasaran kepada pengusaha di bidang pangan baik segar, olahan maupun siap saji yang berbasis sumber daya lokal.

h. Pengembangan dan diseminasi serta aplikasi teknologi terapan terhadap pengolahan aneka pangan.

i . Pemberian penghargaan kepada individu / perorangan dan keiompok masyarakat yang dinihu telah berperan sebagai pelopor d^am menjalankan dan memajukan upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis

i I

(9)

sumber daya lokal.

j . Peningkatan peran TIM PENGGERAKPKK dan POSYANDU.

3 Kegiatan intemalisasi penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal mencakup:

a Aspek ketersediaan pangan b Aspek distribusi pangan

* I

c Aspek Konsumsi Pangan

d Dukungan kelembagaan

Advokasi pengembangan agribisnis pangan Penyebarluasan informasi pasokan dan harga bahan pangan melalui media cetak dan elektronik secara mtin.

Pengembangan matcri advokasi, kampanye, promosi, serta sosialisasi pengembangan konsumsi dan keamanan pangan; optimalisasi pcmanfaatan pekarangan; pengembangan aneka olahan berbasis pangan lokal yang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan; serta pelatihan pengembangan konsumsi dan keamanan pangan.

Pendampingan, peningkatan peran dan fungsi kelembagaan masyarakat dibidang ketahanan pangan

PENGEMBANGAN BISNIS DAN INDUSTRI PANGAN LOKAL 1 Kegiatan pengembangan bisnis dan industri pangan difokuskan pada:

a. Fasilitasi kepada keiompok pangan olahan untuk pengembangan bisnis pangan segar, industri bahan baku, industri pangan olahan dan pangan siap saji yang aman berbasis sumber daya lokal melalui berbag^ ke^atan antara lain:

a) Bantuan alat penepung.

b) pengembangan resep-resep aneka olahan pangan lokal.

c) Peningkatan ketrampilan dalam pengembangan olahan pangan lokal. b Penerapan standar mutu dan keamanan pangan melalui:

a) Penerapan standar mutu terfiad^ olahan pangan pada industri rumah tangga. ' b) Pembinaan dan pengawasan keamanan pangan segar.

c) Peran serta aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan bisnis pangan lokal.

d) Penghargaan kepada industri rumah tangga dan dunia usaha di bidang pangan berbasis sumber daya lokal.

i

2 Pelaksaaan kegiatan pengembangan bisnis dan industri pangan mencakup: a. Aspek ketersediaan pangan

b. Aspek distribusi pangan (

c. Aspek konsumsi pangan

: Pengembangan agribisnis berbasis pangan lokal serta pengembangan produksi aneka olahan pangan laiimya.

: Fasilitasi pemunbuhan pasar pangan lokal, fasilitasi distribusi aneka produk pangan berbasis pangan lokal, serta stabilisasi harga aneka produk pangan berbasis pangan lokal. : Ujt dapur resep menu makanan; pelatihan

mutu dan keamanan pangan serta pendampingan mutu dan keamanan pangan pada industri olahan pangan lokal; penumbuhan keiompok tanl/gapoktan bidang olahan pangan lokal dan pangan siap saji yang aman; serta pemberian penghargaan kepada individu/perorangan dan keiompok masyarakat yang telah berperan sebagai

(10)

i t

+

I pelopor dalam upaya percepatan I penganekaragaman konsumsi pangan.

d Dukungan kelembagaan : Penyuluhan, pendampingan, pelatihan, I penguatan kelembagan dan penguatan modal. F, PROGRAM UNGGULAN

)

1 Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal dilaksanakan dengan 6 ( cnam ) program imggulan, yaitu:

a Gerakan melalui pengembangan produksi pangan spesifik daerah. b. Gerakan bagi Keiompok Wanita.

i

c Gerakan bagi Anak Sekolah.

d Gerakan melalui Pengembangan Agroindustri Pangan. e Gerakan melalm Pengembangan Bisnis Pangan pada UMKM. f. Gerakan melalui Peningkatan Citra Pangan Lokal.

2 Dalam mensosialisasikan Gerakan melalui berbagai media cetak dan elektronik digunakan slogan : **Akn sehat, knat dan produktif karena panganku cukup, beragam, bergizi seimbang dan aman**.

r

1

G. PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN MASYARAKAT DESA ( CPPD )

1 CPPD dibentuk disetiap Desa/Kelurahan sebagai lembaga kemasyarakatan yang berfungsi sosial.'

2 Kegiatan CPPD meliputi:

a. Aspek cadangan pangan {lumbung ) b Aspek bantuan pangan

c. Aspek konsumsi pangan ( perbaikan dan peningkatan gizi} 3 Pembiayaan CPPD dapat bersumber dari

a. DanaADD :

b. Sebaglan keuntungan BUMDES atau lembaga lain yang mengelola dana penguatan modal dari Pemerintah ( Dana Bergulir, Hibah, BLM dst)

c. Sumbangan masyarakat

d. Hibah dari Pemerintah ( APBN, APED Propinsi dan APBD Kabupaten )

i

H. INDIKATOR KEBERHASILAN

T

!

Keberhasilan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal terceimin dalam 7 (tujuh ) indikator, yaitu:

t . Semakin berkembangnya sumber daya pangan lokal nabati dan hewani sesum kondisi daerah. {

2 . Makin beragam' dan seimbangnya pangan sumber karbohidrat serta aneka pangan

sumber protein, vitamin dan mineral dalam menu makanan sehari-hari.

3. Makin banyak' masyarakat yang memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga.

4. Semakin berkembangnya teknologi agroindustri pangan,

5. Makin tingginya peran masyarakat dan usaha kecil dalam memanfaatkan kcragaman sumber daya pangan lokal dalam pengembangan bisnis pangan.

6. Makin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam bisnis pangan termasuk: penciptaan menu makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman melalui teknologi kultner berdasarkan kearifan dan budaya lokal.

(11)

i

7. Meningkatnya citra pangan lokal.

8. Pelaporan secara teratiu- dan berkelanjutan kepada Bupati Pacitan melalui Kantor Ket^ianan Pangan selaku Sekretans Dewan Ketahanan Pangan.

BUPATI PACITAN

Referensi

Dokumen terkait

a) Apakah interface sistem yang dibuat telah user frriendly (mudah digunakan oleh pengguna). Sebagian besar responden menjawab setuju dengan detail penilaian : 2 jawaban

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan Metode USLE maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Rancangan teknis penataan

Pada hasil olah data penelitian, terlihat bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara menghitung, membayar dan melaporkan terhadap kinerja pegawai pajak. Dapat

〔商法 四〇一〕経営が悪化した会社の資金捻出のため売れ残った販 売用不動産を時価より高額に購入したことにつき取締役の会社に対

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui model/konsep balanced scorecard yang sesuai dengan karakteristik organisasi di sektor pemerintahan dan penerapan konsep

Peubah ini berpengaruh positif dan sangat nyata terhadap daya dukung lahan. Hal ini rnenunjukkan semakin luas ladang yang ada di desa-desa pada kawasan DAS.. Tiworo

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang 1) Kandungan senyawa fitokimia potensial daun kersen, 2) Proses pengolahan teh (herbal) daun kersen, 3) Mutu

Lima pasien kasus kelolaan juga teridentifikasi gangguan pada Trophicognosis konservasi integritas personal kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit dan situasi