• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PENYALURAN KREDIT, PERTUMBUHAN TABUNGAN,DAN KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS LPD DI KOTA DENPASAR PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERPUTARAN KAS, PENYALURAN KREDIT, PERTUMBUHAN TABUNGAN,DAN KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS LPD DI KOTA DENPASAR PERIODE"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sains, Akuntansi dan Manajemen (JSAM) (Vol. 1, No. 3: Maret, 2019) http://www.journals.segce.com/index.php/JSAM

ISSN: 2656-5366

Doi: https://doi.org/10.1234/jsam.v1i3.67 Jurnal Sains,

Akuntansi dan Manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PENYALURAN KREDIT, PERTUMBUHAN TABUNGAN,DAN KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS LPD DI KOTA

DENPASAR PERIODE 2013-2016

I GEDE OMY WIRA DHARMA, ANIK YUESTI, I MADE SUDIARTANA Email: anikyuesti@unmas.ac.id

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Abstrak

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan yang pengelolaannya dilakukan oleh desa adat untuk membantu meningkatkan perekonomian krama desa adat. LPD mendapatkan keuntungan dari bunga kredit yang diperoleh dari penyaluran kredit ke masyarakat desa. LPD juga menghimpun dana berupa tabungan dari masyarakat desa yang digunakan sebagai modal untuk menyalurkan kredit kembali ke masyarakat. Semakin tinggi LPD dapat menyalurkan kredit maka semakin besar pendapatan bunga kredit yang akan diperoleh oleh LPD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Perputaran Kas, Penyaluran Kredit, Pertumbuhan Tabungan, dan Kecukupan Modal berpengaruh terhadap Profitabilitas dengan periode 4 tahun dari tahun 2013– 2016. Dengan menggunakan populasi 35 Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kota Denpasar. Untuk teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling diperoleh 34 Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang memenuhi syarat, sehingga memiliki jumlah amatan 136. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini adalah perputaran kas dan pertumbuhan tabungan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, ini dikarenakan tidak seimbangnya jumlah dana yang masuk dengan tingginya perputaran kas yang terjadi, serta dana yang masuk dari tabungan tidak maksimal disalurkan menjadi kredit sehingga profitabilitas dari LPD tidak memperoleh hasil yang maksimal, sedangkan penyaluran kredit dan kecukupan modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Kata kunci : Perputaran kas, Penyaluran kredit, Pertumbuhan tabungan, Kecukupan modal, dan Profitabilitas

(2)

369

LPD merupakan lembaga perkreditan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, di mana pengelolaannya dilakukan oleh desa adat yang ada di Bali. Pengelolaan LPD tersebut sepenuhnya diserahkan kepada organisasi struktural dan fungsional yang ada di masing-masing desa adat, sedangkan penerimaannya disesuaikan dengan penerimaan dan pendapatan. Lembaga Perkreditan Desa adalah salah satu lembaga desa yang merupakan unit operasional sebagai wadah kekayaan desa yang berupa uang tunai atau surat-surat berharga lainnya. Pemberdayaan LPD diarahkan kepada usaha-usaha peningkatan taraf hidup krama desa adat untuk menunjang pembangunan desa adat (Pemerintah Provinsi Bali, 2002).

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan LPD untuk menghasilkan keuntungan daalam kegiatan operasionalnya. Profitabilitas menjadi penting karena merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bersaing dalam kompetisi dengan perusahaan-perusahaan lainnya, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Tingkat profitabilitas LPD dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya,perputaran kas, penyaluran kredit,pertumbuhan tabungan,serta kecukupan modal yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat profitabilitas dari LPD.

Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas dimulai pada saat dimana kas itu diinvestasikan dalam modal kerja yang tingkat likuiditasnya paling tinggi. Ini berarti semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan berarti besar kemungkinan akan semakin rendah perputarannya. Perputaran kas dapat dihitung dengan membandingkan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata (Riyanto, 2001:95). Menurut Narayana (2013) efisiensi penggunaan kas dalam perusahaan dapat kita lihat melaui besar kecilnya dan tinggi rendahnya perputaran kas. Besarnya jumlah kas menunjukan banyaknya dana yang menganggur dalam suatu perusahaan, dan ini akan mempengaruhi profitabilitas. Penelitian dari Putra (2013), Narayana (2013), Sutika (2013), Lestari (2013), Sujana (2015) menyatakan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Penelitian Kesuma (2014) dan Dewi (2017) menyatakan tingkat perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian Hendiartha (2015) yang menyatakan perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Menurut Sutika (2013) penggunaan dana yang paling besar oleh LPD adalah penyaluran kredit kepada masyarakat untuk memperoleh bunga kredit. Tingkat penyaluran diperlihatkan melalui perputaran kredit yang dilakukan LPD, yang juga menunjukkan seberapa cepat penagihan kredit. Semakin besar tingkat perputarannya menunjukkan penagihan piutang dilakukan dengan cepat dan hal ini pun akan sejalan dengan tingkat pertumbuhan suatu profitabilitas LPD. Tingkat penyaluran kredit diukur dengan rasio Loan Deposit Ratio (LDR), yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam memanfaatkan dan menyalurkan kembali dana yang diperoleh. Sutika (2013), Suardita (2015), Dewi (2016), dan Lestari (2017) dalam penelitiaannya menemukan bahwa penyaluran kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Penelitian oleh Paramithari (2016) menyatakan bahwa penyaluran kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

(3)

370

simpanan dimana penyetorannya dilakukan sekaligus, namun untuk penarikannya dibatasi oleh pihak bank. Pertumbuhan tabungan menggambarkan tingkat perkembangan volume tabungan yang disalurkan oleh pihak ketiga yang mampu memberikan peningkatan profitabilitas suatu lembaga keuangan dan meningkatkan kinerja lembaga keuangan. Mukkaromah (2013), menyatakan bahwa variabel tabungan secara parsial berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Berbeda dengan Cahyani (2013) menyatakan bahwa pertumbuhan tabungan deposito berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian oleh Dewi (2017) menyatakan pertumbuhan tabungan berpengaruh pada profitabilitas. Sedangkan penelitian oleh Sulaksemi (2017) menyatakan pertumbuhan tabungan tidak berpengaruh pada profitabilitas.

Kecukupan modal LPD merupakan kemampuan LPD dalam permodalan yang ada untuk menutup jika kemungkinan LPD mengalami kerugian didalam sistem perkreditan. Jika nilai CAR

tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam memperoleh profit (Patmiwati, 2016). Menurunnya nilai CAR tentu saja berakibat menurunnya kemampuan LPD dalam menyalurkan kredit, yang pada akhirnya LPD akan kehilangan kemampuannya dalam memperoleh laba yang optimal. Semakin tingginya modal, manajemen LPD akan semakin leluasa dalam menempatkan dananya ke dalam aktivitas yang menguntungkan dengan tujuan untuk meningkatkan profitabilitas (Trisnayanti, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Suardita (2015), Sujana (2015), Hendiartha (2015), Yanti (2015), dan Paramithari (2016) menunjukkan bahwa kecukupan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ariani (2015), Sukma (2013), Trisnayanti (2015) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas. Berbeda dengan Sutika (2013) yang menyatakan tingkat kecukupan modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan Pudja (2014) menyatakan pengujian secara parsial menunjukan bahwa kecukupan modal berpengaruh terhadap profitabilitas.

Tabel 1.1

Perkembangan LPD di Kota Denpasar Periode 2013 – 2016

Uraian Tahun 2013 2014 2015 2016 Kas 13.075.851 14.586.833 16.589.461 17.646.893 Pinjaman diberikan 772.996.762 933.462.026 1.108.361.857 1.244.067.509 Tabungan 441.812.751 498.987.971 586.789.896 680.361.110 Modal 131.075.549 157.756.039 192.398.505 230.597.819 Laba 45.303.748 55.667.022 64.974.700 70.117.309 Sumber : LPLPD Kota Denpasar (*Hasil dalam ribuan rupiah)

(4)

371 Tabel 1.2

LPD Yang Mengalami Fluktuasi Pinjaman Yang Diberikan

Nama LPD Pinjaman Yang Diberikan

2013 2014 2015 2016 LPD Oongan 3.157.381 3.362.748 2.986.758 2.699.515 LPD Laplap 2.251.924 2.757.956 2.196.741 4.016.308 LPD Tonja 4.047.664 4.193.265 4.185.050 4.744.353 LPD Ubung 64.288.697 69.571.591 78.569.236 77.036.649 LPD Jenah 1.886.939 2.562.630 3.028.695 2.749.312 LPD Kepaon 45.853.515 54.805.971 68.941.156 68.518.654 Sumber : LPLPD Kota Denpasar (*Hasil dalam ribuan rupiah)

Pada Tabel 1.1 merupakan data penyaluran kredit, kas,dana pihak ketiga dan laba dari LPD sekota Denpasar dari tahun 2013-2016. Data tersebut merupakan data total dari LPD yang ada di Kota Denpasar, dari data tersebut dapat kita lihat semua aspek yang dicantumkan cenderung meningkat.

Pada Tabel 1.2 menunjukan data LPD yang mengalami fluktuasi pada aspek kredit yang diberikan, walaupun data total dari LPD di Kota Denpasar cenderung meningkat namun ada beberapa LPD yang mengalami fluktuasi, sehingga dari fenomena tersebut peneliti ingin mengkaji kembali apakah fluktuasi tersebut mempengaruhi tingkat dari profitabilitas LPD di Kota Denpasar, juga adanya ketidakkonsistenan pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya mendorong peneliti untuk menguji kembali variabel perputaran kas, penyaluran kredit, pertumbuhan tabungan, dan kecukupan modal terhadap profitabilitas khususnya pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kota Denpasar periode 2013-2016.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1) Apakah perputaran kas berpengaruh terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode

2013-2016 ?

2) Apakah penyaluran kredit berpengaruh terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016 ?

3) Apakah pertumbuhan tabungan berpengaruh terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016 ?

4) Apakah kecukupan modal berpengaruh terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

2) Untuk mengetahui pengaruh penyaluran kredit terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

(5)

372

3) Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan tabungan terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

4) Untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1) Mahasiswa

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan nyata mengenai aplikasi teori dan praktek yang diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di perusahaan dan juga menambah pengetahuan khususnya mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi profitabiltas dari LPD.

2) LPD di Kota Denpasar

Dapat memberikan informasi dan masukan kepada pimpinan LPD di Kota Denpasar mengenai faktor yang mempengaruhi profitabilitas LPD yang nantinya dapat digunakan untuk pertimbangan pengambilan keputusan dalam mengelola LPD ke depannya untuk menjadi lebih baik lagi.

3) Universitas Mahasaraswati

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta sebagai bahan referensi atau perbandingan bagi penelitian selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori pensinyalan menurut Brigham dan Houston (2006:39) merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan untuk masa mendatang. Teori ini menjelaskan secara sukarela informasi penting perusahaan kepada pihak eksternal untuk bisa dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan di mana perusahaan melaporkan informasi ke pasar modal, meskipun tidak ada mandat dari badan regulasi.

Pelaporan informasi oleh manajemen bertujuan untuk mempertahankan investor yang tertarik pada perusahaan. Informasi keuangan yang disampaikan perusahaan bertujuan untuk mengurangi asymmetric information antara perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan (Wolk dkk., 2001). Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang banyak dari pihak lain. Tingkat asymmetric information ini bervariasi dari tinggi ke rendah (Lestari, 2015).

Faktor keadaan dan posisi perusahaan harus dimasukan ke dalam tahapan berupa siklus hidup perusahaan, sehingga dengan lebih memahami posisi tahap siklus perusahaan, pengguna laporan keuangan dapat menentukan informasi akuntansi yang selayaknya dipakai. Kaitannya teori pensinyalan dengan variabel yang digunakan adalah teori pensinyalan berkaitan dengan pemberian informasi mengenai kondisi dari perusahaan di mana perusahaan yang dimaksud adalah LPD. Jika pertumbuhan perusahaan menunjukan kondisi yang baik secara tidak langsung akan menarik

(6)

373

investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dari dana yang didapatkan oleh investor akan mebantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja operasionalnya dari memberikan pinjaman sampai menghasilkan keuntungan dari penggunaan dana tersebut.

2.1.2 Laporan Keuangan

A. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Munawir (1986:5) dalam buku “Analisis Laporan Keuangan” menyebutkan laporan keuangan adalah suatu bentuk pelaporan yang terdiri dari neraca dan Perhitungan Laba Rugi serta laporan perubahan modal, di mana neraca menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Sedangkan Jumingan (2006) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.

B. Pemakai Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan meliputi para investor dan calon investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, pemerintah dan lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, dan shareholders (para pemegang saham).

Menurut Prastowo (2005:3-5), para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, yang meliputi.

1) Investor, berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil hasil pengembangan dari investasi yang dilakukan. Investor ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Selain itu mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.

2) Kreditor (pemberi pinjaman), tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 3) Pemasok dan kreditor usaha lainnya, tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka

untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibandingkan kreditor.

4) Shareholder (para pemegang saham), berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, penanaman modal untuk business plan selanjutnya.

5) Pelanggan, berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.

6) Pemerintah, berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

(7)

374

7) Karyawan, tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 8) Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara seperti

pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

C.Tujuan Laporan Keuangan

Menurut IAI dalam “Standar Akuntansi Keuangan” (2004:4), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Selain itu, laporan keuangan juga bertujuan untuk:

1) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2) Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

3) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

4) Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung-jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercaya kepadanya.

D.Komponen Laporan Keuangan 1. Neraca

Menurut Jusup (2011:27) neraca merupakan suatu daftar yang menggambarkan asset (kekayaan), kewajiban, dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada satu periode tertentu. Neraca memiliki tiga komponen utama yaitu:

a) Aktiva

Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (defered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan sebagainya. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

1. Aktiva Lancar

Aktiva Lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).

Komponen dari aktiva lancar yaitu:

a. Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. b. Piutang Wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam

(8)

375

c. Piutang Dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.

d. Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih di gudang atau belum laku dijual.

e. Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa/prestasinya tetapi belum diterima pembayarannya sehingga merupakan tagihan. f. Persekot atau biaya yang dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa/prestasi dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya atau jasa/prestasi pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.

g. Investasi jangka pendek (surat-surat berharga atau marketable securities) adalah investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi. 2. Aktiva Tidak Lancar

Aktiva Tidak Lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah:

a. Investasi Jangka Panjang, dapat berupa saham dari perusahaan lain, obligasi atau pinjaman kepada perusahaan lain, aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan usaha perusahaan, ataupun dalam bentuk dana-dana yang sudah mempunyai tujuan tertentu.

b. Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit) meliputi tanah, bangunan, gedung, kantor, mesin, inventaris, kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.

c. Aktiva Tetap Tidak Berwujud adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi merupakan suatu yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan.

d. Aktiva Lain-lain adalah menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya, misalnya gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang dan sebagainya.

b) Kewajiban

Menurut Jusup (2011:29) kewajiban adalah utang yang harus dibayar perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang. Dengan kata lain, kewajiban merupakan tagihan para kreditur kepada perusahaan. Kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Kewajiban jangka pendek

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

(9)

376

a. Hutang Dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagang secara kredit.

b. Hutang Wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu dimasa yang akan datang.

c. Hutang Pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun Pajak Pendapatan Karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.

d. Biaya Yang Masih Harus Dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.

e. Hutang Jangka Panjang Yang Segera Jatuh Tempo, adalah sebagian hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya.

f. Penghasilan Yang Diterima Di Muka adalah penerimaan uang untuk penjualan barang/jasa yang belum direalisasi.

2. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang meliputi:

a. Hutang Obligasi

b. Hutang Hipotik, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu. c. Pinjaman Jangka Panjang yang lain.

c) Modal

Menurut Jusup, (2011:29) modal pada hakikatnya merupakan hak pemilik perusahaan atas kekayaan (asset) perusahaan. Besarnya hak pemilik sama dengan asset bersih perusahaan ,yaitu selisih antara asset dan kewajiban. Dengan demikian jumlah modal merupakan sisa yaitu hak atas sisa aset setelah dikurangi kewajiban kepada kreditur . 2. Laporan Perubahan Modal

Menurut Jusup (2011:32) laporan perubahan modal sering disebut sebagai jembatan antara laporan laba rugi dengan neraca, di mana data laba-rugi yang tercantum pada laporan laba-rugi akhirnya akan mempengaruhi modal yang tercantum dalam neraca. Pengaruh laba atau rugi terhadap modal dicantumkan dalam laporan perubahan modal.

3. Laporan Rugi Laba

Menurut Jusup (2011:486) laporan rugi laba disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan kata lain, laporan rugi laba menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya.

Laporan rugi laba terdiri atas tiga komponen pokok, yakni pendapatan, biaya dan laba atau rugi.

a) Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa.

b) Biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan.

(10)

377

c) Laba (atau rugi) adalah selisih lebih (atau kurang) antara pendapatan dengan biaya. 4. Laporan Arus Kas

Menurut Ferdinansyah (2007:100) laporan arus kas adalah suatu laporan yang memberikan informasi mengenai kas (cash inflow) dan pengeluaran kas (cash outflow) selama satu periode tertentu. Menurut Jusup (2011:409) laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas, dan perubahan bersih kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama periode yang dilaporkan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Setiap akun dalam neraca laporan perubahan ekuitas, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang tardapat dalam catatan atas laporan keuangan. Hal-hal yang dapat diperoleh dari catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut.

a) Informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan serta kebijakan akuntansi yang dipilih dan digunakan dalam perusahaan.

b) Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetap tidak disajikan dalam laporan keuangan.

c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.1.3 Perputaran Kas

Menurut Riyanto (2001:91) tingkat perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah rata-rata kas. Penjualan pada lembaga keuangan adalah total pendapatan. Tingkat perputaran kas (yang dinyatakan dengan satuan kali) dalam penelitian ini diukur dengan rumus sebagai berikut:

Tingkat perputaran kas =Pendapatan operasional

Rata−rata kas ... (1)

Rata - rata kas dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

Rata − rata kas =Kas awal+Kas akhir

2 ... (2)

Semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya menunjukkan tingkat perputaran kas yang tinggi, sehingga diharapkan akan berpengaruh positif pada profitabilitas perusahaan.

2.1.4 Penyaluran Kredit

Tingkat penyaluran diperlihatkan melalui perputaran kredit yang dilakukan LPD, yang menunjukkan seberapa cepat penagihan kredit. Semakin besar tingkat perputarannya menunjukkan penagihan piutang dilakukan dengan cepat dan hal ini pun akan sejalan dengan tingkat pertumbuhan suatu profitabilitas LPD (Sutika, 2013). Penyaluran kredit diukur menggunakan loan to deposit ratio (LDR). LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR diukur dengan membandingkan besarnya kredit yang diberikan dengan jumlah dana yang diperoleh dari pihak ketiga dan modal inti (Yanti, 2015). LDR dihitung dengan rumus :

(11)

378 LDR = Pinjaman yang diberikan

Dana yang diterima+Modal inti x 100% ... (3)

2.1.5 Pertumbuhan Tabungan

Menurut Hakim (2009) pertumbuhan tabungan didefinisikan sebagai jumlah pertumbuhan simpanan pihak ketiga yang dalam penelitian ini adalah tabungan, yang penarikannya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati dan tidak boleh menggunakan cek atau bilyet giro dan atau alat yang dipersamakan dengan itu. Pengukuran atau perhitungan dari pertumbuhan tabungan diperoleh dari selisih antara jumlah tabungan pada periode saat ini (periode pembanding) dengan jumlah tabungan pada periode sebelumnya dibandingkan dengan jumlah tabungan periode sebelumnya. Andhika (2016) dalam penelitiannya menyatakan pertumbuhan tebungan dapat dihitung dengan rumus :

Pert. tabungan =tabungan saat ini−tabungan sebelumnya

tabungan sebelumnya ... (4)

2.1.6 Kecukupan Modal

Menurut John Brathland (2010) modal digunakan untuk meningkatkan pendapatan komersial lembaga keuangan. Menurut Rahmat dan Maya (2009: 45) rasio umum yang diwajibkan untuk tingkat kecukupan modal lembaga keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) biasanya minimal 8 persen sedangkan rasio umum untuk tingkat kecukupan modal LPD yakni 12 persen. Tingkat CAR yang rendah menyebabkan lembaga keuangan kesulitan dalam operasinya (Sudarmadi dan Teddy, 2009). LPD menyisihkan bagian laba yang cukup kedalam modal sendiri untuk mengimbangi pinjaman yang diberikan yang berisiko. Menurut Arthesa dan Handiman (2009:146) rumus untuk menghitung tingkat kecukupan modal sebagai berikut:

CAR =Total modal

ATMR x 100% ... (5)

ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dan jumlah yang cukup (Arthesa dan Handiman. 2009:147).

2.1.7 Profitabilitas

Menurut Sartono (2010:122) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu atau profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui profitabilitasnya dengan membandingkan antara laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam presentase. Profitabilitas pada kualitas aktiva jangka pendek dan kewajiban, ekspansi kekayaan bersih, yang merupakan modal ekuitas adalah fungsi dari Aset total dan Kewajiban (Omotola dan Roya, 2011). Menghitung profitabilitas digunakan rumus Return On Assets (ROA), yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan, sebagai berikut:

ROA = Laba Tahun Berjalan

(12)

379 2.2 Penelitian Sebelumnya

Cahyani (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh petumbuhan aktiva produktif, dana pihak ketiga, dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Badung. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah petumbuhan aktiva produktif, dana pihak ketiga, dan ukuran perusahaan. Lokasi penelitian berada di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung, periode tahun 2010-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Purposive sampling digunakan sebagai metode penentuan sampel sehingga diperoleh 35 LPD sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji regresi linear berganda. Hasil dari pengujian secara parsial (uji-t) diketahui bahwa variabel pertumbuhan kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan pertumbuhan tabungan deposito berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Badung.

Narayana (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh perputaran kas, loan to deposit ratio, tingkat permodalan dan leverage terhadap profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat (BPR) se-Kota Denpasar periode 2009-2011. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah perputaran kas, loan to deposit ratio, tingkat permodalan dan leverage. Metode sampel yang di gunakan adalah

proporsive sampling, dengan menggunakan 16 sampel BPR di kota Denpasar. Hasil penelitian ini diketahui perputaran kas, loan to deposit ratio, tingkat permodalan berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap profitabilitas BPR se-Kota Denpasar.

Putra (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat perputaran kas, piutang dan jumlah nasabah kredit pada profitabilitas LPD di Kecamatan Ubud. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah tingkat perputaran kas, piutang dan jumlah nasabah kredit. Data yang digunakan adalah data sekunder LPD di Kecamatan Ubud periode 2007-2011, dengan unit analisis sebanyak 60 dengan metode purposive sampling. Untuk mengetahui pengaruhnya secara parsial, peneliti menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini yaitu tingkat perputaran kas yang memiliki pengaruh positif pada profitabilitas LPD di Kecamatan Ubud. Sedangkan untuk variabel lainya yaitu piutang dan tingkat pertumbuhan jumlah nasabah kredit tidak memiliki pengaruh pada profitabilitas.

Sukma (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal dan risiko kredit terhadap profitabilitas. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah dana pihak ketiga, kecukupan modal dan risiko kredit. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009 sampai 2011. Sedangkan sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling sehingga diperoleh 28 perusahaan sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, kecukupan modal tidak berpengaruh

(13)

380

terhadap profitabilitas dengan tingkat signifikansi, serta risiko kredit berpengaruh terhadap profitabilitas .

Sutika (2013) melakukan penelitian mengenai analisis faktor kinerja yang mempengaruhi profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah tingkat perputaran kas, tingkat suku bunga kredit, dan pertumbuhan kredit. Penelitian ini dilakukan di LPD Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar periode 2009- 2012. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 sampel LPD, dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi non partisipan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa tingkat perputaran kas, penyaluran kredit, dan efektivitas pengelolaan hutang berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan tingkat kecukupan modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD. Sementara tingkat pertumbuhan jumlah nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD. Hal ini menunjukkan bahwa meningkat ataupun menurunnya tingkat pertumbuhan jumlah nasabah, tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas suatu LPD. Semakin tinggi tingkat perputaran kas, penyaluran kredit dan efektivitas pengelolaan hutang, akan semakin tinggi pula tingkat profitabilitas LPD. Namun semakin tinggi tingkat kecukupan modal, maka profitabilitas LPD akan semakin menurun.

Kesuma (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat perputaran kas, tingkat suku bunga kredit, dan pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Tegallalang, Gianyar. Adapun variabel dependen yang digunakan pada peneljtian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah tingkat perputaran kas, tingkat suku bunga kredit, dan pertumbuhan kredit. Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan Tegallalang, Gianyar. Data sekunder digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan periode 2009-2012. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil analisis dari penelitian ini yaitu tingkat perputaran kas dan tingkat suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan pertumbuhan kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas.

Pudja (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh perputaran kredit, kecukupan modal, dan jumlah nasabah pada profitabilitas. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah perputaran kredit, kecukupan modal, dan jumlah nasabah. Penelitian dilakukan di LPD Kabupaten Badung periode 2010-2012. Metode penentuan sampel dengan menggunakan purposive sampling, dan diperoleh 342 LPD. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis regresi berganda. Pengujian secara parsial menunjukan bahwa kecukupan modal, perputaran kredit, dan jumlah nasabah berpengaruh terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Badung periode 2010-2012.

Ariani (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh kecukupan modal, tingkat efisiensi, risiko kredit, dan likuiditas pada profitabilitas LPD Kabupaten Badung. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah kecukupan modal, tingkat efisiensi, risiko kredit, dan likuiditas. Penelitian dilakukan di LPD Kabupaten Badung dengan metode propotional random sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 94 unit LPD. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis

(14)

381

regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian dapat diambil kesimpulan bahwa kecukupan modal (CAR) tidak berpengaruh pada profitabilitas (ROA), tingkat efisiensi (BOPO) dan risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif pada profitabilitas (ROA), serta likuiditas (LDR) berpengaruh positif pada profitabilitas.

Hendiarta (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh kecukupan modal, likuiditas, net interest margin dan perputaran kas terhadap profitabilitas pada LPD di Kecamatan Abiansemal. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan kecukupan modal, likuiditas, net interest margin dan perputaran kas. Sampel dalam penelitian ini merupakan seluruh LPD di Kecamatan Abiansemal periode 2009-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linear berganda. Penelitian ini membuktikan bahwa kecukupan modal, likuiditas dan net interest margin secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kecamatatan Abiansemal, sedangkan perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kecamatan Abiansemal.

Lestari (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh pertumbuhan pcrusahaan, tingkat perputaran kas, rasio BOPO, dan leverage management terhadap profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) se-Kabupaten Jembrana periode 2010-2014. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah pertumbuhan pcrusahaan, tingkat perputaran kas, rasio BOPO, dan leverage management. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 56 LPD. Teknik analisis yang digupakan pada penelitian ini adalah uji regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, tingkat perputaran kas, dan leverage management

berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Mukarromah (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh pertumbuhan tabungan, deposito, dan kredit terhadap pertumbuhan profitabilitas PT BPR Partakencana Tohpati Denpasar. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah pertumbuhan tabungan, deposito, dan kredit. Desain penelitian yang digunakan, penelitian asosiatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian dilakukan di PT BPR Partakencana Tohpati Denpasar. Jenis data dalam penelitian, data kuantitatif berupa laporan keuangan perusahaan. Data penelitian bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan triwulan perusahaan PT BPR Partakencana Tohpati Denpasar periode 2011-2013. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial variabel pertumbuhan tabungan dan deposito berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan profitabilitas. Variabel pertumbuhan kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan profitabilitas.

Suardita (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh kecukupan modal dan penyaluran kredit pada profitabilitas dengan pemoderasi risiko kredit. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah kecukupan modal, dan penyaluran kredit, serta risiko kredit sebagai pemoderasi. Penelitian ini dilakukan pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2013 dengan jumlah populasi 36 bank. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan 24

(15)

382

perusahaan yang ditetapkan sebagai sampel dengan jumlah pengamatan sebanyak 72. Teknik analisis penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecukupan modal dan tingkat penyaluran kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Kemudian tingkat risiko kredit dan interaksi antara risiko kredit dengan tingkat kecukupan modal serta interaksi antara risiko kredit dengan tingkat penyaluran kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.

Sujana (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh cash turnover, loan to deposit ratio, capital adequacy ratio, dan dana pihak ketiga terhadap profitabilitas LPD. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah cash turnover, loan to deposit ratio, capital adequacy ratio, dan dana pihak ketiga. Penelitian ini menggunakan metode observasi non partisipan, yaitu dengan mempelajari dan melihat laporan keuangan LPD periode 2010-2012 dengan sampel sebanyak 34 LPD. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.Temuan menunjukkan adalah bahwa cash turnover, loan to deposit ratio, dan capital adequacy ratio secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2010-2012, sedangkan dana pihak ketiga berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2010-2012.

Trisnayanti (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh modal, efisiensi operasi, dan pertumbuhan kredit terhadap profitabilitas LPD di Kabupaten Karangasem. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah modal, efisiensi operasi, dan pertumbuhan kredit. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 190 LPD dan sampel yang digunakan sebanyak 73 LPD dan teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder berupa data dokumentasi yakni laporan keuangan LPD tahun 2012-2014. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, modal tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, efisiensi operasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, sedangkan pertumbuhan kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Yanti (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, risiko kredit, dan likuiditas terhadap profitabilitas LPD Kabupaten Badung. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah dana pihak ketiga, kecukupan modal, risiko kredit dan likuiditas. Penelitian ini dilakukan pada seluruh LPD se-Kabupaten Badung periode 2011-2014 dengan jumlah sampel sebanyak 119 LPD melalui teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi non partisipandengan teknik analisis data regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa dana pihak ketiga, kecukupan modal, dan likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan risiko kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.

Dewi (2016) melakukan penelitian mengenai kualitas kredit sebagai pemoderasi pengaruh tingkat penyaluran kredit dan BOPO pada profitabilitas LPD di Kabupaten Tabanan ditahun 2010-2014. Adapun variabel dependen yang, digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah penyaluran kredit dan BOPO, serta kualitas

(16)

383

kredit sebagai pemoderasi. Penelitian ini dilakukan di LPD yang terdapat di Kabupaten Tabanan sejumlah 307 LPD. Total sampel yang pada akhirnya dipergunakan dalam penelitian ini sebanyak 745 pengamatan dengan lama pengamatan lima tahun yakni dari tahun 2010-2014. Metode

purposive sampling digunakan untuk menentukan sampel penelitian dengan menggunakan empat kriteria. Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan Moderated Regression Analysis. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa tingkat penyaluran kredit berpengaruh positif pada profitabilitas, BOPO berpengaruh negatif pada profitabilitas, kualitas kredit memperlemah pengaruh tingkat penyaluran kredit pada profitabilitas, dan kualitas kredit tidak mampu memoderasi pengaruh BOPO pada profitabilitas.

Paramithari (2016) melakukan penelitian mengenai kemampuan capital, asset, earnings, dan liquidity memengaruhi pertumbuhan laba. Adapun variabel dependen yang, digunakan pada penelitian ini adalah pertumbuhan laba, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah CAR, KAP, PPAP, BOPO, ROA, LACLR dan LDR. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh LPD di Kabupaten Badung periode 2011-2013 dengan metode simple random sampling. Berdasarkan metode penentuan sampel diperoleh sampel sebanyak 54 LPD, setelah dilakukan pengolahan data terkena outlier 5 LPD, sehingga banyaknya sampel menjadi 49 LPD. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, PPAP, ROA, dan LACLR berpengaruh positif pada pertumbuhan laba. KAP dan LDR berpengaruh negatif pada pertumbuhan laba. BOPO tidak berpengaruh pada pertumbuhan laba.

Dewi (2017) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba dan dampaknya terhadap pertumbuhan aset LPD di Kabupaten Gianyar. Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah pertumbuhan laba, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah. tingkat perputaran kas, tingkat pertumbuhan kredit, tingkat pertumbuhan tabungan, tingkat pertumbuhan biaya bunga, dan tingkat pertumbuhan biaya tenaga kerja. Penelitian ini dilakukan pada LPD yang ada di Kabupaten Gianyar. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 162 sampel dengan metode purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat perputaran kas, pertumbuhan kredit, pertumbuhan tabungan, dan petumbuhan biaya tenaga kerja berpengaruh pada pertumbuhan laba.

Lestari (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat efisiensi, risiko kredit, dan tingkat penyaluran kredit pada profitabilitas LPD di Kabupaten Gianyar ditahun 2013-2015. Adapun variabel dependen yang, digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah tingkat efisiensi, risiko kredit, dan tingkat penyaluran kredit. Penelitian ini menggunakan 519 sampel LPD dan teknik analisis data regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA LPD di Kabupaten Gianyar, variabel NPL berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA LPD di Kabupaten Gianyar, sedangkan variabel LDR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA LPD di Kabupaten Gianyar.

Sulaksemi (2017) melakukan penelitian mengenai pengaruh pertumbuhan kredit, tabungan, dan deposito terhadap profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kecamatan

(17)

384

Sukawati periode 2014-2016. Adapun variabel dependen yang, digunakan pada penelitian ini adalah pertumbuhan kredit, pertumbuhan tabungan, dan pertumbuhan deposito, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah profitabilitas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh LPD di Kecamatan Sukawati periode 2014-2016 dengan metode sampling jenuh. Berdasarkan metode penentuan sampel diperoleh sampel sebanyak 33 LPD. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kecamatan Sukawati periode 2014–2016, sedangkan pertumbuhan tabungan dan pertumbuhan deposito tidak berpengaruh terhadap profitabilitas LPD di Kecamatan Sukawati periode 2014–2016.

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Berpikir

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu atau profitabilitas suatu perusahaan,dapat diketahui profitabilitasnya dengan membandingkan antara laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam presentase (Sartono, 2010:122).

Tingkat Perputaran Kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah rata-rata kas. Penjualan pada lembaga keuangan adalah total pendapatan (Riyanto, 2001:91). Semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya menunjukkan tingkat perputaran kas yang tinggi, sehingga diharapkan akan berpengaruh positif pada profitabilitas perusahaan.

Peningkatan dari penyaluran kredit, berakibat meningkatnya pendapatan LPD yang disebabkan karena penerimaan pembayaran bunga kredit, maka profitabilitas meningkat. Sebaliknya jika tingkat penyaluran kredit mengalami penurunan, maka pendapatan dari penerimaan pembayaran bunga juga mengalami penurunan yang mengakibatkan rendahnya keuntungan (Lestari, 2017).

Pertumbuhan tabungan didefinisikan sebagai jumlah pertumbuhan simpanan pihak ketiga, yang penarikannya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati dan tidak boleh menggunakan cek atau bilyet giro dan atau alat yang dipersamakan dengan itu (Hakim, 2009). Semakin tinggi tingkat pertumbuhan tabungannya maka akan semakin tinggi kemampuan LPD untuk memperoleh profitabilitas dari mengolah dana yang ada.

LPD menyisihkan bagian laba yang cukup kedalam modal sendiri untuk mengimbangi pinjaman yang diberikan yang berisiko. Tingkat CAR yang rendah menyebabkan lembaga keuangan kesulitan dalam operasinya (Sudarmadi and Teddy, 2009). Tingkat CAR yang rendah akan membuat LPD kesulitan untuk menyalurkan kredit dengan maksimal sehingga dapat menurunkan profitabilitas LPD.

Berdasarkan hubungan variabel dependen dan independen tersebut dapat digambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut :

(18)

385 Gambar 3.1

Kerangka Berfikir

Pengaruh Perputaran Kas, Penyaluran Kredit, Pertumbuhan Tabungan,Dan Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas di Kota Denpasar Periode 2013-2016

Sumber : Hasil Pemikiran Peneliti (2018)

3.2 Rumusan Hipotesis

3.2.1Pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas LPD

Tingkat perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah rata-rata kas. Penjualan pada lembaga keuangan adalah total pendapatan (Riyanto, 2001:91). Semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya menunjukkan tingkat perputaran kas yang tinggi, sehingga diharapkan akan berpengaruh positif pada profitabilitas perusahaan. Penelitian dari Putra (2013), Narayana (2013), Sutika (2013), Lestari (2013), Sujana (2015) menyatakan bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Penelitian Kesuma (2014) dan Dewi (2017) menyatakan tingkat perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.Penelitian Hendiartha (2015) yang menyatakan perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Tingkat perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

3.2.2Pengaruh penyaluran kredit terhadap profitabilitas LPD

Tingkat penyaluran kredit merupakan jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat diukur dengan rasio perputaran kredit. Peningkatan dari penyaluran kredit, berakibat meningkatnya pendapatan LPD yang disebabkan karena penerimaan pembayaran bunga kredit, maka profitabilitas meningkat. Sebaliknya jika tingkat penyaluran kredit mengalami penurunan, maka pendapatan dari penerimaan pembayaran bunga juga mengalami penurunan yang mengakibatkan rendahnya keuntungan (Lestari, 2017). Sutika (2013), Suardita (2015), Dewi (2016) dan Lestari (2017) dalam penelitiaannya menemukan bahwa penyaluran kredit berpengaruh positif terhadap

Perputaran Kas (X1) Penyaluran Kredit (X2) Pertumbuhan Tabungan(X3) Profitabilitas LPD (Y) Kecukupan Modal (X4)

(19)

386

profitabilitas.penelitian Paramithari (2016) menyatakan bahwa penyaluran kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Tingkat penyaluran kredit berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

3.2.3Pengaruh pertumbuhan tabungan terhadap profitabilitas LPD

Tingkat pertumbuhan tabungan merupakan jumlah pertumbuhan tabungan dari tahun ketahun. Pertumbuhan tabungan ini juga mempengaruhi tingkat kecukupan modal dari LPD untuk melakukan kegiatan operasional, sehingga diperkirakan semakin tinggi tingkat pertumbuhan tabungan maka semakin tinggi tingkat profitabilitas. Penelitan Mukkaromah (2013), menyatakan bahwa variabel tabungan secara parsial berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Penelitian Cahyani (2013) menyatakan bahwa pertumbuhan tabungan deposito berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian Dewi (2017) menyatakan pertumbuhan tabungan berpengaruh pada profitabilitas. Penelitian Sukma (2013) dan Sulaksemi (2017) menyatakan pertumbuhan tabungan tidak berpengaruh pada profitabilitas.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Tingkat pertumbuhan tabungan berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

3.2.4Pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas LPD

LPD menyisihkan bagian laba yang cukup kedalam modal sendiri untuk mengimbangi pinjaman yang diberikan yang berisiko. Modal digunakan untuk meningkatkan pendapatan komersial lembaga keuangan (John Brathland, 2010). Rasio umum yang diwajibkan untuk tingkat kecukupan modal lembaga keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) (Rahmat dan Maya, 2009:45). Tingkat CAR yang rendah menyebabkan lembaga keuangan kesulitan dalam operasinya (Sudarmadi dan Teddy, 2009). Semakin besar tingkat kecukupan modal maka keuntungan yang diperoleh lembaga keuangan akan meningkat . Penelitian yang dilakukan oleh Suardita (2015), Sujana (2015), Hendiartha (2015), Yanti (2015), dan Paramithari (2016) menunjukkan bahwa kecukupan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ariani (2015), Sukma (2013), Trisnayanti (2015) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas. Berbeda dengan Sutika (2013) yang menyatakan tingkat kecukupan modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan Pudja (2014) menyatakan pengujian secara parsial menunjukan bahwa kecukupan modal berpengaruh terhadap profitabilitas.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Tingkat kecukupan modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

(20)

387 4.1 Lokasi Penelitian

Penelitaan dilakukan di LPD yang terdapat di Kota Denpasar dengan jumlah sebanyak 35 LPD. Penelitian ini dilakukan di LPD di Kota Denpasar karena adanya fluktuasi penyaluran kredit secara personal LPD pada desa pekraman tertentu di kota Kota Denpasar walaupun secara umum penyaluran kredit LPD di Kota Denpasar cenderung meningkat.

.

4.2 Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perputaran kas, penyaluran kredit, pertumbuhan tabungan, dan kecukupan modal pada laporan keuangan LPD di Kota Denpasar periode tahun 2013-2016.

4.3 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1) Variabel terikat (variabel dependen) disimbolkan dengan “Y” merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat profitabilitas LPD di Kota Denpasar periode tahun 2013-2016. 2) Variabel bebas (variabel independen) disimbolkan dengan “X” merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini adalah perputaran kas (X1), penyaluran kredit (X2),pertumbuhan tabungan (X3),

dan kecukupan modal (X4).

4.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada variabel yang bertujuan untuk memberikan pengertian. Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

4.4.1 Perputaran Kas (X1)

Tingkat perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah rata-rata kas.Penjualan pada lembaga keuangan adalah total pendapatan (Riyanto, 2001:91). Semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya menunjukkan tingkat perputaran kas yang tinggi, sehingga diharapkan akan berpengaruh positif pada profitabilitas perusahaan. Tingkat perputaran kas (yang dinyatakan dengan satuan kali) dalam penelitian ini diukur dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat perputaran kas =Pendapatan operasional

Rata−rata kas ... (1)

Rata - rata kas dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

Rata − rata kas =Kas awal+Kas akhir

2 ... (2)

4.4.2 Penyaluran Kredit (X2)

Tingkat penyaluran diperlihatkan melalui perputaran kredit yang dilakukan LPD, yang juga menunjukkan seberapa cepat penagihan kredit. Semakin besar tingkat perputarannya menunjukkan

(21)

388

penagihan piutang dilakukan dengan cepat dan hal ini pun akan sejalan dengan tingkat pertumbuhan suatu profitabilitas LPD (Sutika, 2013). Pada penelitian ini penyaluran kredit diukur menggunakan loan to deposit ratio (LDR). LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR diukur dengan membandingkan besarnya kredit yang diberikan dengan jumlah dana yang diperoleh dari pihak ketiga dan modal inti (Yanti, 2015). LDR dihitung dengan rumus :

LDR = Pinjaman yang diberikan

Dana yang diterima+Modal inti x 100% ... (3)

4.4.3 Pertumbuhan Tabungan (X3)

Istilah pertumbuhan tabungan didefinisikan sebagai jumlah pertumbuhan simpanan pihak ketiga yang dalam penelitian ini adalah tabungan, yang penarikannya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati dan tidak boleh menggunakan cek atau bilyet giro dan atau alat yang dipersamakan dengan itu (Hakim, 2009). Andhika (2016) dalam penelitiannya menyatakan pertumbuhan tebungan dapat dihitung dengan rumus:

Pert. tabungan =tabungan saat ini−tabungan sebelumnya

tabungan sebelumnya ... (4)

4.4.4 Kecukupan Modal (X4)

Modal digunakan untuk meningkatkan pendapatan komersial lembaga keuangan (John Brathland, 2010). Tingkat CAR yang rendah menyebabkan lembaga keuangan kesulitan dalam operasinya (Sudarmadi dan Teddy, 2009). LPD menyisihkan bagian laba yang cukup kedalam modal sendiri untuk mengimbangi pinjaman yang diberikan yang berisiko. ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal dan jumlah yang cukup (Arthesa dan Handiman. 2009: 147). CAR dihitung dengan rumus :

CAR =Total modal

ATMR x 100% ... (5)

4.4.5 Profitabilitas (Y)

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu atau profitabilitas suatu perusahaan, dapat diketahui profitabilitasnya dengan membandingkan antara laba yang diperoleh selama periode tertentu dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam presentase (Sartono, 2010:122). Profitabilitas pada kualitas aktiva jangka pendek dan kewajiban, ekspansi kekayaan bersih, yang merupakan modal ekuitas adalahfungsi dari Aset total dan Kewajiban (Omotola dan Roya, 2011). Menghitung profitabilitas digunakan rumus Return On Assets (ROA), yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan asset sendiri yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. ROA dihitung dengan rumus:

ROA =Laba Tahun Berjalan

(22)

389 4.5 Jenis dan Sumber Data

4.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, ditinjau dari sifat data adalah sebagai berikut :

1) Data kuantitatif, yaitu data yang bersifat angka atau data kualititatif yang diangkakan (Sugiyono, 2015:6). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah laporan keuangan LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

2) Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, skema, gambar, dan foto (Sugiyono, 2015;6). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah gambaran umum laporan keuangan LPD di Kota Denpasar periode 2013-2016.

4.5.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulisan. Untuk penelitian ini digunakan data sekunder yang diperoleh dari Lembaga Pengawas Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD) Kota Denpasar.

4.6 Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2015:119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh LPD yang terletak di Kota Denpasar.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2015:120). Pemilihan sampel penelitian ini di dasarkan pada metode non-probability sampling, yang didasarkan pada kriteria tertentu . Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan berdasarkan seleksi khusus (Sugiono, 2015:126) dengan kriteria sebagai berikut, yaitu :

1) LPD yang terdaftar di Kota Denpasar Periode 2013-2016.

2) LPD yang memiliki data yang diperlukan secara lengkap, dan menerbitkan laporan keuangan periode 2013-2016 secara berturut–turut.

Tabel 4.1

Daftar LPD di Kota Denpasar Kecamatan Denpasar Barat Denpasar Timur Denpasar Selatan Denpasar Utara LPD Denpasar LPD Sumerta LPD Kepaon LPD Tonja LPD

Padangsambian LPD Kesiman LPD Pemogan LPD Oongan

LPD Tanjung

Bungkak LPD Pedungan LPD Ubung LPD Yang Batu LPD Sesetan LPD Poh

(23)

390

LPD Pagan LPD Panjer LPD Jenah

LPD Tembawu LPD Sidakarya LPD Peraupan LPD Penatih LPD Intaran LPD Peninjoan

LPD Penatih

Puri LPD Sanur LPD Kedua

LPD Laplap LPD Renon LPD Peguyangan LPD Anggabaya LPD Serangan LPD Cengkilung LPD Bekul LPD Penyaringan LPD Poh manis

Sumber : LPLPD Kota Denpasar (2018) Tabel 4.2

Penentuan Data Sampel

Keterangan Jumlah Sampel Populasi 35 Denpasar Barat 2 Denpasar Timur 12 Denpasar Selatan 11 Denpasar Utara 10

LPD yang tidak menerbitkan laporan keuangan 1

Sampel Penelitian 34

Jumlah Sampel Penelitian ( 4 tahun ) 136 Sumber : Data diolah (2018)

4.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik observasi non partisipan dengan melihat laporan tahunan LPD di Kota Denpasar sebagai sampel dan yang diterbitkan dari Tahun 2013 sampai 2016. Data diperoleh dari Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD) serta dengan cara mempelajari literatur yang berkaitan dengan permasalahan penelitian baik media cetak maupun elektronik. 4.8 Teknik Analisa Data

4.8.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistikdeskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang dilihat dari nilai rata–rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data memjadi informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.

(24)

391 4.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan layak untuk dianalisis, karena tidak semua data dapat dianalisis dengan regresi. Dalam penelitian ini menggunakan 4 uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, karena data yang baik adalah data yang berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka prediksi yang dilakukan dengan model tersebut akan tidak baik, atau dapat memberikan hasil prediksi yang menyimpang. Uji normalitas dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov-Smirnov (Ghozali, 2016:157). Pengambilan keputusan distribusi data pada metode Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

a) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,5 maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan data

residual terdistribusi tidak normal.

b) Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,5 maka H0 diterima. Dapat disimpulkan data

residual terdistribusi normal. 2) Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2016:103) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen karena multikolinieritas dapat menimbulkan bias dalam hasil penelitian terutama dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai yang umumnya digunakan untuk menunjukkan multikolinieritas adalah nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2016:104)

3) Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti varian variabel gangguan yang tidak konstan. Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali, 2016:134). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas, atau dengan kata lain hasilnya homokedastisitas. Salah satu cara untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan uji Glejser. Pengujian ini dilakukan dengan meregresikan nilai residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Sedangkan apabila variabel independen tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi variabel dependen, maka tidak ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Kriteria pengujiannya yaitu (Ghozali, 2016:138):

a) Jika nilai signifikan dari variabel independen > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. b) Jika nilai signifikan dari variabel independen < 0,05 maka ada indikasi terjadi

Gambar

Tabel 5.7  Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Diberitahukan bahwa Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Klaten akan menyelenggarakan Pengadaan Barang/Jasa Tahun 2011 Pelelangan Umum

Namun tidak sedikit pula orang melakukan tindakan korupsi karena didorong oleh sifat serakah dan ingin menumpuk numpuk harta, padahal gaji yang diberikan kepadanya

Apabila kondisi keluarga sudah baik, akan tetapi lingkungan sekitar tidak mendukung atau tidak kondusif, maka anak tersebut juga dapat terjerumus ke dalam pergaulan

Data penelitian meliputi 1) kondisi pembelajaran/tutorial penulisan karya ilmiah dalam kegiatan pembelajaran/tutorial mahasiswa S1 PGSD pokjar Tuban 2) proses model

Dalam memuwujudkan program acara televisi memerlukan waktu yang sangat lama, karena perlu waktu yang digunakan untuk mengurus segala persiapannya seperti ide,

Secara umum sistem informasi rekam medis dan resep obat berbasis web ini dapa berfungsi dengan baik dalam menangani proses pendaftaran pasien lama dan pasien baru ke dalam sebuah

Berbagai metode perhitungan dan penelitian telah dilakukan berkaitan dengan penelitian kuat sumber, antara lain penggunaan kode program ORIGEN- 2 untuk menghitung inventori

sebagai konsentrat pengganti ampas tahu pada kambing Nubian laktasi cukup baik, akan tetapi kambing harus diperkenalkan sedari dini terhadap bungkil inti sawit