• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meluruskan Pemahaman Tentang Puasa di Sepuluh Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meluruskan Pemahaman Tentang Puasa di Sepuluh Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 Meluruskan Pemahaman Tentang Puasa di Sepuluh Hari Pertama

di Bulan Dzulhijjah

Merupakan suatu kenikmatan yang besar yang telah Allah

karuniakan kepada kaum muslimin, yaitu diberikan kesempatan untuk mendapatkan hari-hari yang telah dinyatakan oleh Rasulullah

sebagai hari-hari yang terbaik jikalau seorang hamba melakukan amalan-amalan keta'atan didalamnya. Rasullullah

bersabda dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam at- Tirmidzi dari sahabat yang mulia 'Abdullah bin 'Abbas , Rasullullah  bersabda:

اﻮُﻟﺎَﻘَـﻓ ،ِﺮْﺸَﻌﻟا ِمﺎﱠﻳَﻷا ِﻩِﺬَﻫ ْﻦِﻣ ِﻪﱠﻠﻟا ﻰَﻟِإ ﱡﺐَﺣَأ ﱠﻦِﻬﻴِﻓ ُﺢِﻟﺎﱠﺼﻟا ُﻞَﻤَﻌﻟا ٍمﺎﱠﻳَأ ْﻦِﻣ ﺎ َﻣ

:

ِﻞﻴِﺒ َﺳ ﻲِﻓ ُدﺎ َﻬِﺠﻟا َﻻَو ،ِﻪﱠﻠﻟا َلﻮُﺳَر ﺎَﻳ

؟ِﻪﱠﻠﻟا

َﻢﱠﻠ َﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﱠﻠﻟا ﻰﱠﻠ َﺻ ِﻪﱠﻠﻟا ُلﻮُﺳَر َلﺎَﻘَـﻓ

:

ْﻊ ِﺟْﺮَـﻳ ْﻢَﻠَـﻓ ِﻪِﻟﺎ َﻣَو ِﻪِﺴْﻔَـﻨِﺑ َجَﺮَﺧ ٌﻞُﺟَر ﱠﻻِإ ،ِﻪﱠﻠﻟا ِﻞﻴِﺒ َﺳ ﻲِﻓ ُدﺎ َﻬِﺠﻟا َﻻَو

ٍءْﻲَﺸِﺑ َﻚِﻟَذ ْﻦِﻣ

"Tidaklah disana terdapat hari-hari yang didalamnya dikerjakan amalan-amalan shalih, lebih dicintai di sisi Allah ta'ala melainkan sepuluh hari ini. Maka para sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, tidak pula jika seorang berjihad di jalan Allah?", maka beliau menjawab : "Walaupun dia berjihad di jalan Allah, kecuali jika seorang yang pergi untuk berjihad dengan membawa jiwa dan hartanya kemudian ia tidak kembali lagi dengan sesuatu apapun darinya."

Maka dalam hadits diatas menunjukkan kepada kita betapa mulianya hari-hari tersebut, karena yang dimaksudkan dengan sabda beliau

“Tidaklah disana

terdapat hari-hari yang didalamnya dikerjakan amalan-amalan shalih, lebih dicintai di sisi Allah

melainkan sepuluh hari ini”, yaitu sepuluh hari pertama dari bulan

dzul hijjah. Begitu pula dalam hadits yang mulia ini, ketika Rasulullah

menyatakan “yang didalamnya dikerjakan amalan-amalan shalih”, maka yang demikian mencakup seluruh amalan shalih dan keta'atan yang telah Allah ta'ala syari'atkan kepada para hamba-Nya di muka bumi ini. Apakah hal tersebut direalisasikan dengan senantiasa berusaha melaksanakan perintah-perintah-Nya ataukah dengan menjauhi seluruh perbuatan yang telah dilarang oleh-Nya

.

Dan diantara amalan shalih yang telah Allah

anjurkan kepada segenap hambanya adalah berpuasa pada hari-hari yang mulia ini (sepuluh hari pertama dari bulan dzul hijjah), maka dalam tulisan yang ringkas ini, kami ingin meluruskan sebagian keyakinan yang ada di tengah-tengah kaum muslimin yang meyakini bahwa puasa yg dilakukan dan dikhususkan pada sepuluh hari pertama di bulan dzulhijjah ini merupakan amalan baru yang tidak pernah diamalkan oleh Rasulullah

dan tidak pernah pula dianjurkan oleh beliau. Dan konsekwensi dari perkara baru yang ada di dalam agama ini jika diamalkan oleh seorang muslim maka tertolaklah apa yang dia kerjakan dari amalan tersebut. Allahul Musta'an.

Dengan memohon petunjuk dan pertolongan dari sisi Allah

, kami akan membahas permasalahan ini dari beberapa sisi, yaitu :

(2)

2 1. Maksud dari puasa di sepuluh hari pertama pada bulan dzulhijjah.

Yang dimaksudkan dengan hal tersebut adalah puasa yang dikerjakan mulai tanggal satu hingga tanggal sembilan dari bulan tersebut. Karena tanggal sepuluh dzul hijjah merupakan hari raya kaum muslimin ('iedul adha), yang diharamkan bagi mereka untuk berpuasa padanya dan pada tiga hari setelahnya, yang dikenal dalam bahasa syar'i dengan hari-hari tasyrik, kecuali bagi mereka yang dikecualikan oleh syari'at islam maka diperbolehkan berpuasa pada hari-hari tasyrik tersebut. Dan Al Imam an- Nawawi telah menjelaskan maksud ini dalam kitab beliau "Syarh Shahih Muslim" (8/320/1176).

Al Imam Ibn Rajab al-Hanbali berkata : " Perkara ini telah dikenal dengan berpuasa pada sepuluh hari (pertama) di bulan dzul hijjah, padahal puasa yang dilakukan hanyalah sembilan hari. Oleh karena itu al-Imam Ibnu Sirin membenci ketika disebut dengan puasa sepuluh hari di bulan dzul hijjah, bahkan beliau rahimahullah mengatakan bahwa (yang sesuai) dalam penyebutan adalah puasa sembilan hari. Tetapi mayoritas dari kalangan para ulama tidak membenci hal tersebut, karena penyandaran sepuluh hari pada bulan dzul hijjah maksudnya adalah puasa yang mungkin dilakukan oleh seseorang selain dari hari raya ('iedul adha) tentunya, dan penyebutan sepuluh hari tersebut adalah secara mutlak, karena hari-hari yang diperbolehkan untuk berpuasa padanya lebih banyak dari hari yang dilarang."

(Latha"if Ma'arif/279).

2. Derajat Hadits

Bahwasanya hadits ini merupakan hadits yang shahih, yang telah diriwayatkan dari beberapa jalur riwayat dengan beberapa lafadz pada masing-masing riwayatnya. Hadits ini pun telah dishahihkan oleh sejumlah kalangan dari para ulama. Diantara yang menshahihkan hadits ini adalah al-Imam Muslim, al-Imam at-Tirmidzi, al-Imam Ibnu Khuzaimah, al-Imam Ibn Hibban, al-Imam an-Nawawi, al-Imam Ibnul Qayyim, al-Imam Ibn Katsir, al-Imam Syaukani, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, asy-Syaikh al-Albani, dan asy-asy-Syaikh Ibn Utsaimin.

Adapun pendalilan yang diambil dari hadits ini adalah pada kalimat (ﺢﻟﺎﺼﻟا ﻞﻤﻌﻟا),yang artinya amalan shalih. Maka ketika disebutkan hal itu secara umum oleh Rasulullah

, tentu mencakup ibadah puasa. Karena puasa merupakan bagian dari amalan shalih tersebut.

3. Perkataan sebagian para ulama berkaitan dengan hadits Abdullah bin Abbas radiyallahu 'anhu :

لﺎﻗ سﺎﺒﻋ ﻦﺑا ىور ﺎﻤِﻟ ،ﺔﺠﺤﻟا يذ ﺮﺸﻋ مﺎﻴﺻ ﺐﺤﺘﺴﻳو

:

ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ

:

))

ِمﺎﱠﻳَﻷا ِﻩِﺬَﻫ ْﻦِﻣ ِﻪﱠﻠﻟا ﻰَﻟِإ ﱡﺐَﺣَأ ﱠﻦِﻬﻴِﻓ ُﺢِﻟﺎﱠﺼﻟا ُ ﻞَﻤَﻌﻟا ٍمﺎﱠﻳَأ ْﻦِﻣ ﺎ َﻣ

.(( ...

ـﻫا

* Berkata al-Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi : "Disunnahkan bagi seseorang untuk melakukan puasa pada sepuluh hari pertama dari bulan bulan dzul hijjah, karena disana telah datang satu riwayat dari Abdullah bin Abbas bahwasanya Rasulullah

bersabda:

(3)

3

"Tidaklah disana terdapat hari-hari yang didalamnya dikerjakan amalan-amalan shalih, lebih dicintai di sisi Allah

melainkan sepuluh hari ini." (al-Kafi Fi Fiqhil

Imam Al Mubajjal Ahmad bin Hanbal : 1/362).

،ﺔﻓﺮﻋ مﻮﻳ ﻮﻫو ،ﺎﻬﻨﻣ ﻊﺳﺎﺘﻟا ﺎﻤﻴﺳﻻ ًاﺪﻳﺪﺷ ًﺎﺑﺎﺒﺤﺘﺳا ﺔﺒﺤﺘﺴﻣ ﻲﻫ ﻞﺑ ،ﺔﻫاﺮﻛ ﺔﻌﺴﺘﻟا ﻩﺬﻫ مﻮﺻ ﻲﻓ ﺲﻴﻠﻓ

ﺖﻘﺒﺳ ﺪﻗو

ﻲﻓ ﺖﺒﺛو ،ﻪﻠﻀﻓ ﻲﻓ ﺚﻳدﺎﺣﻷا

"

يرﺎﺨﺒﻟا ﺢﻴﺤﺻ

"

لﺎﻗ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر نأ

:

))

ﻩﺬﻫ ﻲﻓ ﻪﻨﻣ ﻞﻀﻓأ ﺎﻬﻴﻓ ﺢﻟﺎﺼﻟا ﻞﻤﻌﻟا مﺎﻳأ ﻦﻣ ﺎﻣ

((

ﻰﻨﻌﻳ

:

ﺔﺠﺤﻟا يذ ﻦﻣ ﻞﺋاوﻷا ﺮﺸﻌﻟا

.

ـﻫا

* Berkata al-Imam an-Nawawi : "Maka berpuasa sembilan hari (dzul hijjah) ini bukan perkara yang dibenci, bahkan sangat disunnahkan, terlebih lagi pada tanggal sembilan (dzul hijjah), yang merupakan hari arafah, dan telah dijelaskan apa-apa yang berkaitan dengan keutamaan hari tersebut. Dan telah diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari, bahwasanya Rasulullah

bersabda : "Tidak ada hari-hari yang lebih utama ketika

seorang beramal shalih didalamnya dibandingkan dengan hari-hari ini." Yaitu,

sepuluh hari pertama dari bulan dzulhijjah." (Syarh Shahih Muslim : 8/320/1176).

"

؟

ﺔﻋﺪﺑ ﺔﺠﺤﻟا يذ ﺮﺸﻋ مﺎﻴﺻ لﻮﻘ

ﻳ ﻦﻣ يأر ﻲﻓ ﻢﻜﺘﺣﺎﻤﺳ يأر ﺎﻣ

"

،ﺢﻟﺎﺼﻟا ﻞﻤﻌﻟا ﻦﻣ مﺎﻴﺼﻟاو ،ﺎﻬﻴﻓ ﺢﻟﺎﺼﻟا ﻞﻤﻌﻟا ﻰﻠﻋ ﱠﺾﺣ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ لﻮﺳﺮﻟﺎﻓ ،ﻢﻠﻌﻳ ﻞﻫﺎﺟ اﺬﻫ

ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﻲﺒﻨﻟا لﻮﻘﻟ

)) :

اﻮﻟﺎﻗ ،ﺮﺸﻌﻟا مﺎﻳﻷا ﻩﺬﻫ ﻦﻣ ﷲا ﻰﻟإ ﺐﺣأ ﻦﻬﻴﻓ ﺢﻟﺎﺼﻟا ﻞﻤﻌﻟا مﺎﻳأ ﻦﻣ ﺎﻣ

:

ﻲﻓ دﺎﻬﺠﻟا ﻻو ﷲا لﻮﺳر ﺎﻳ

لﺎﻗ ؟ﷲا ﻞﻴﺒﺳ

:

ﻦﻣ ﻊﺟﺮﻳ ﻢﻟو ﻪﻟﺎﻣو ﻪﺴﻔﻨﺑ جﺮﺧ ﻞﺟر ﻻإ ،ﷲا ﻞﻴﺒﺳ ﻲﻓ دﺎﻬﺠﻟا ﻻو

ءﻲﺸﺑ ﻚﻟذ )) ﺢﻴﺤﺼﻟا ﻲﻓ يرﺎﺨﺒﻟا ﻩاور

ـﻫا

.

* Asy-Syaikh Abdul Azis bin Baz rahimahullah telah ditanya terkait dengan masalah ini, "Apa pendapat anda dengan mereka yang menyatakan bahwa berpuasa pada sepuluh hari pertama dari bulan dzulhijjah merupakan perkara bid'ah?", beliau menjawab : "Ini adalah pendapat yang keliru yang harus diluruskan. Rasulullah

bersabda : "Tidaklah disana terdapat hari-hari yang didalamnya dikerjakan amalan-amalan shalih, lebih dicintai di sisi Allah

melainkan sepuluh hari ini. Maka para sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, tidak pula jika seorang berjihad di jalan Allah?", maka beliau menjawab : "Walaupun dia berjihad di jalan Allah, kecuali jika seorang yang pergi untuk berjihad dengan membawa jiwa dan hartanya kemudian ia tidak kembali dengan sesuatu apapun darinya." (HR. Imam al-Bukhari)

(Majmu' Fatawa : 15/418-419).

ﻲﻓ جﺮﺨﻤﻟا سﺎﺒﻋ ﻦﺑا ﺚﻳﺪﺣ ﺮﺸﻌﻟا مﺎﻳأ ﻲﻓ ﺢﻟﺎﺼﻟا ﻞﻤﻌﻟا ﻞﻀﻓ ﻰﻠﻋ لد ﺪﻗو

"

يرﺎﺨﺒﻟا ﺢﻴﺤﺻ

"

ﺎﻬﻣﻮﺻو ،

ﺎﻬﻣﻮﺻ بﺎﺒﺤﺘﺳا ﻚﻟذ ﻦﻣ ﺢﻀﺘﻴﻓ ،ﺢﻟﺎﺼﻟا ﻞﻤﻌﻟا ﻦﻣ

Dan beliau rahimahullah berkata : "Hadits Ibnu Abbas  yang dikeluarkan oleh al- Imam al-Bukhari telah menunjukkan tentang keutamaan beramal shalih pada sepuluh hari ini, dan berpuasa didalamnya termasuk dari amalan shalih yang disebutkan oleh beliau

. Maka menjadi jelas, berpuasa pada hari-hari itu merupakan perkara yang disunnahkan." (Majmu' Fatawa :15/418)

(4)

4

ﺮﻴﺒﻜﺘﻟاو ةءاﺮﻘﻟاو مﺎﻴﺼﻟا ﻢﻌﻳ ﺚﻳﺪﺤﻟا اﺬﻫو

"Dan (amalan shalih) dalam hadits ini mencakup berpuasa, membaca (Al Quran), dan bertakbir." (Ad Durarul Bahiyyah minal Fawaid Al Baziah : 1/91/2438).

4. Penukilan dari sebagian ulama salaf dalam hal ini

لﺎﻗ ،نﻮﻋ ﻦﺑا ﻦﻋ ذﺎﻌﻣ ﻦﺑ ذﺎﻌﻣ ﺎﻨﺛﺪﺣ

:

َﺮْﺸَﻌْﻟا ُمﻮُﺼَﻳ ٌﺪﱠﻤ َﺤُﻣ َنﺎَﻛ

ِﻪﱢﻠُﻛ ِﺔﱠﺠ ِﺤْﻟا يِذ َﺮْﺸَﻋ

* Dinukilkan dari al-Imam Muhammad bin Sirin rahimahullah, bahwasanya beliau melaksanakan puasa pada sepuluh hari pertama di bulan dzul hijjah.

( Mushannaf Ibn Abi Syaibah : 9221).

لﺎﻗ ﻦﺴﺤﻟا ﻦﻋ مﺎﺸﻫ ﻦﻋ نﺎﻤﻴﻠﺳ ﻦﺑ ﺮﻔﻌﺟ ﻦﻋ

:

ِﻦْﻳ َﺮْﻬَﺷ ُلِﺪْﻌَـﻳ ِﺮْﺸَﻌْﻟا َﻦِﻣ ٍمْﻮَـﻳ ُمﺎَﻴ ِﺻ

* Dinukilkan dari al-Imam Hasan al-Bashri rahimahullah, bahwasanya beliau berkata : "Berpuasa satu hari pada sepuluh hari pertama di bulan dzul hijjah setara dengan berpuasa selama dua bulan." (Mushannaf Abdir Razzaq : 8216). Dan sanadnya hasan insya Allah

.

5. Jawaban dari hadits Aisyah Radiyallahu 'anha

((

ﱡﻂَﻗ ِﺮْﺸَﻌْﻟا ﻲِﻓ ﺎ ًﻤِﺋﺎ َﺻ َﻢﱠﻠ َﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠ َﺻ ِﷲا َلﻮُﺳَر ُﺖْﻳَأ َر ﺎ َﻣ

)).

"Sungguh aku tidak pernah melihat Rasulullah

berpuasa satu hari pun pada sepuluh (hari pertama bulan dzul hijjah)."

* Telah dijelaskan maksud dari perkataan Aisyah diatas oleh para ulama, dan sebagian mereka menyebutkan bahwasanya perkataan tersebut memiliki beberapa kemungkinan, diantaranya adalah :

~ Bahwa Rasul

meninggalkan ibadah puasa tersebut disebabkan karena sebab-sebab syar'i yang beliau miliki, seperti sakit, safar atau sebab-sebab lain yang menjadikan beliau tidak berpuasa. Dan diantara mereka yang menjelaskan hal ini adalah al-Imam Muslim dalam "Syarh Shahih Muslim : 8/320/1176",dan asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz dalam "Majmu' Fatawa: 15/418".

~ Bahwa ibunda kita Aisyah radiyallahu 'anha tidak mengetahui puasa yang dilakukan oleh Rasulullah

, karena beliau memiliki waktu pembagian untuk bermalam di rumah-rumah istri beliau. Oleh karena itu, boleh jadi ketika bermalam di sisi Aisyah radiyallahu 'anha, beliau

tidak berpuasa pada hari tersebut. Dan kemungkinan ini telah disebutkan oleh beberapa ulama, diantaranya adalah al-Imam Abu Bakr al- Atsram (Nasikhul Hadits Wa Mansukhih : 1176), dan al-Imam ath-Thabari (Ghayatul Ihkam Fi Ahadits Al Ahkam : 4/472/8406).

(5)

5 ~ Bahwa yang dimaksud oleh Aisyah radiyallahu 'anha adalah Rasulullah

tidak berpuasa pada sepuluh hari tersebut secara keseluruhan. Akan tetapi beliau hanya mengerjakannya pada hari-hari tertentu saja. Dan yang menjelaskan hal ini adalah al-Imam Ahmad bin Hanbal (Lathaiful Ma'arif : 368).

Dan pada akhirnya, kami cukupkan penjelasan yang ringkas ini yang berkaitan dengan disyari'atkannya berpuasa pada sepuluh hari pertama di bulan dzulhijjah dan puncak dari kemuliaan yang akan didapati oleh seorang muslim adalah ketika ia melaksanakan ibadah ini pada hari arafah yang jatuh pada tanggal sembilan dzulhijjah. Sungguh telah ada hadits yang shahih, ketika Rasulullah

bersabda :

لﺎﻗ ﻪﻧأ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﻲﺒﻨﻟا ﻦﻋ

":

مﺎﻴﺻ

ﻨﺴﻟا ﺮﻔﻜﻳ ﻪﻧأ ﷲا ﻰﻠﻋ ﺐﺴﺘﺣأ ﻪﻓﺮﻋ مﻮﻳ

ﺔﻨﺴﻟاو ﻪﻠﺒﻗ ﻲﺘﻟا ﺔ

ﻩﺪﻌﺑ ﻲﺘﻟا

"

)

ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور

(

"Berpuasa pada hari arafah, aku harapkan balasan dari Allah

berupa pengampunan dosa yang telah dilakukan setahun yang lalu, dan setahun yang akan datang." (HR.Muslim)

Maka apabila di dalam tulisan yang ringkas ini terdapat kebenaran, sungguh hal tersebut datangnya dari Allah

dan pertolongan-Nya. Dan apabila disana terdapat kesalahan serta kekeliruan, sungguh hal tersebut dari kami sendiri yang hanya merupakan manusia biasa yang tidak akan pernah luput dari kesalahan dan kedzhaliman. Wallahu Ta'ala A'lam bi As Shawab Wa Shallallahu 'ala Nabiyyina wa

'ala Alihi wa Ashabihi wa Man Tabi'ahum bi Ihsan ila Yaum Addin.

Makkah al-Mukarramah 07 Dzulhijjah 1433H Abu Rufe Abdul Mu’thy Balikpapan

Referensi

Dokumen terkait

Pada G 4 , perlakuan kolkisin menyebabkan penu- runan pada tinggi tanaman, lingkar batang, kerapatan stomata, lebar daun, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot

Dalam tiga tahun terakhir ini, INFID adalah salah satu pemain kunci yang memfasilitasi keterlibatan organisasi masyarakat sipil Indonesia bersama dengan pemerintah dalam

suvervisi klinis adalah bantuan professional kesejawatan oleh supervisor kepada guru yang mengalami masalah dalam pembelajaran agar yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan sebuah simpulan yaitu pelaksanaan program pendidikan inklusif di SDN 20 Mataram menggunakan kurikulum 2013,

penalarannya, penciptaan, perkembangan daya pikir, perkembangan bahasa, berimajinasi dan kretivitas.. f) Membantu anak untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan baru

Investor Daily, “PetroChina Lanjutkan Lengowangi-1 ”, 28 Desember 2006, diakses dari www.investorindonesia.com/index.php?searchword=petrochina&option=com_search&Itemid

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri dari

Ketika setiap molekul antena menyerap foton, energinya disalurkan dari molekul pigmen ke molekul pigmen lain d idekatnya yang energinya lebih rendah hingga energi itu