• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. responden per variabel independen dan dependen. dan tempat berjualan benda-benda dan kegiatan kesenian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. responden per variabel independen dan dependen. dan tempat berjualan benda-benda dan kegiatan kesenian."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

58 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Penelitian ini akan menceritakan secara singkat tentang gambaran umum perilaku konsumen yang ada di Pasar Seni Jaya Ancol, gambaran umum responden terhadap barang-barang seni lukisan dan analisis hasil penelitian responden per variabel independen dan dependen.

4.2 Gambaran Umum Pasar Seni Jaya Ancol

Pasar Seni Jaya Ancol adalah salah satu tempat wisata di kompleks Taman Impian Jaya Ancol. Merupakan tempat berkarya pementasan, tempat pameran, dan tempat berjualan benda-benda dan kegiatan kesenian.

Gagasan mendirikan Pasar Seni di kawasan Taman Impian Jaya Ancol lahir dari kebutuhan untuk mendorong semangat berkarya dan berkreasi bagi para seniman, di samping membangun jembatan apresiasi antara seniman dengan masyarakat. Hingaa 1979, Pasar Seni telah memiliki 110 unit kios lebih yang menggelar aneka barang hasil seni kerajinan dan suvenir: mulai dari lukisan, patung, ukir-ukiran dan relief sampai kepada barang kerajinan yang terbuat dari kuningan, kayu, rotan, bambu, tembikar, kulit, tanduk dan keramik. Di antara kios / workshop ini juga ada yang difungsikan untuk kegiatan bengkel seni dan taman pengetahuan popular. Penting untuk dicatat adalah kegiatan pelatihan dan pembinaan citarasa seni bagi anak dan remaja dalam bentuk kursus, observasi atau

(2)

kerja nyata, sebagai kegiatan ekstra kurikuler. Pasar Seni Jaya Ancol merupakan lokasi ideal untuk eksibisi, terbukti dengan suksesnya penyelenggaraan berbagai pameran seperti Pameran Taman Hias, Pameran Buah, Pameran Boneka, Pameran Komponen Bangunan, dan Pameran Fotografi.

4.3 Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para pengunjung Pasar Seni Jaya Ancol. Hal ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu non probability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel. Berdasarkan data dari 185 responden yang berkunjung ke Pasar Seni Jaya Ancol, melalui daftar pertanyaan di dapat kondisi responden tentang jenis kelamin, usia dan tingkat pengeluaran responden per bulan . Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian. Gambaran umum dari responden sebagai obyek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan seperti pada bagian berikut:

4.3.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang jenis kelamin dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

(3)

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada responden dengan jenis kelamin perempuan. Responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 55% dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 45%. Pengunjung di Pasar Seni Jaya Ancol didominasi oleh laki-laki, tampaknya laki-laki lebih menyukai karya seni lukisan dan mempunyai jiwa seni yang lebih tinggi.

4.3.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang usia dari para responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi

Laki-laki 102 55%

Perempuan 83 415%

Jumlah 185 100 %

Usia Frekuensi Presentasi

17 – 25 Tahun 36 20 %

25 – 35 Tahun 80 43 %

35 – 50 Tahun 69 37 %

(4)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden dengan usia 25-35 tahun lebih banyak dari pada responden dengan usia 35-50 tahun dan 17-25 tahun. Responden dengan usia 17-25 sebanyak 20%, responden dengan usia 25-35 sebanyak 43% dan responden dengan usia 17-25 sebanyak 20%. Hal ini berarti bahwa Pasar Seni Jaya Ancol banyak dikunjungi oleh responden yang usianya antara 25-35 tahun, karena usia tersebut sangat produktif, sehingga dalam pembelian karya seni berupa lukisan sangat berpengaruh.

4.3.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang tingkat pengeluaran dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran Per Bulan

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Tabel 4.3 menunjukkan besar tingkat pengeluaran responden yang kurang dari Rp. 3.000.000 per bulan sebanyak 27 %, besar tingkat pengeluaran responden antara Rp.3.000.000 sampai dengan Rp.6.000.000 per bulan sebanyak 44% dan besar tingkat pengeluaran responden lebih dari Rp. 6.000.000 per bulan sebanyak 29%. Hal ini menggambarkan bahwa penyuka karya seni lukis belum tentu orang

Tingkat Pengeluaran Frekuensi Presentase (%)

< 3jt sebulan 49 27%

3jt – 6jt sebulan 82 44%

> 6jt sebulan 54 29%

(5)

yang pengeluarannya tinggi, yang pengeluaran Rp. 3.000.000 sampai dengan Rp. 6.000.000 juga tertarik karya seni lukis.

4.4 Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 185 responden melalui penyebaran kuesioner, untuk mendapatkan jawaban dari responden atas variabel Kepribadian, Motivasi dan Intensi Berperilaku berdasarkan pada rentang skor jawaban 1 sampai dengan 5.

4.4.1 Variabel Kepribadian (X1)

Dari hasil pernyataan 185 responden atas 5 pertanyaan menunjukan banyaknya responden menjawab tiap skor, seperti yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi berikut

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Variabel Kepribadian (dalam %)

Item No SS 5 S 4 N 3 TS 2 STS 1 Total 1 34.1 51.4 13.0 1.6 100 2 30.8 62.7 6.5 100 3 15.7 34.1 47.0 3.2 100 4 45.9 51.4 2.7 100 5 26.5 38.9 24.9 8.6 1.1 100

(6)

Berdasarkan item 1, sebanyak 34.1% responden menjawab sangat setuju dan 51.4% responden menjawab setuju. Hal ini menunjukan bahwa perilaku konsumen memiliki kepribadian yang mudah bergaul dengan orang lain.

Pada item 2, sebanyak 62.7% responden menjawab setuju dan 30.8% responden menjawab sangat setuju, hal ini menunjukan bahwa perilaku konsumen dalam kepribadian adalah suka menolong dan membuat orang lain disekitar merasa senang.

Pada item 3, sebanyak 47% responden menjawab netral dan 34.1% responden menjawab setuju. Hal ini menujukan sebagian kepribadian dalam perilaku konsumen memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan orang lain.

Pada item 4, sebanyak 51.4% responden menjawab setuju dan 45.9% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan kepribadian perilaku konsumen dalam hal berpikir positif sangatlah membantu dalam pengembangan diri menjadi lebih baik.

Pada item 5, sebanyak 38.9% responden menjawab setuju dan 26.5% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa kepribadian perilaku konsumen yang mempercayai intelektual adalah kunci dari kesuksesan.

4.4.2 Variabel Motivasi (X2)

Dari hasil pernyataan 185 responden atas 5 pertanyaan menunjukan banyaknya responden menjawab tiap skor, seperti yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi berikut

(7)

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi (dalam %)

Item No SS 5 S 4 N 3 TS 2 STS 1 Total 1 44.3 47.0 7.6 1.1 100 2 49.7 47.6 1.6 1.1 100 3 19.5 38.9 35.1 6.5 100 4 16.8 45.4 29.7 7.6 5 100 5 66.5 30.8 2.2 5 100

Sumber : Data kuesionar yang diolah,2014

Berdasarkan pertanyaan item 1, sebanyak 47.0% responden menjawab setuju dan 44.3 responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa motivasi dalam bekerja sangat mendorong untuk memenuhi kebutuhan.

Pada item 2, sebanyak 47.6% responden menjawab setuju dan 49.7% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa konsumen menyukai keamanan dan kenyamanan dalam hidup

Pada item 3, sebanyak 38.9% responden menjawab setuju dan 19.5% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan konsumen suka menjadi anggota dalam suatu organisasi.

Pada item 4, sebanyak 45.4% responden menjawab netral dan 16.8% responden menjawab setuju. Hal ini menunjukan motivasi konsumen untuk

(8)

mendapatkan apresiasi dari orang lain.

Pada item 5, sebanyak 30.8% responden menjawab netral dan 66.5% responden menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa motivasi konsumen untuk berkembang lebih maju dari sebelunya.

4.4.3 Variabel Intensi Berperilaku (Y)

Dari hasil pernyataan 185 responden atas 6 pertanyaan menunjukan banyaknya responden menjawab tiap skor, seperti yang terlihat pada Tabel 4.6 distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Variabel Intensi Berperilaku (dalam %)

Item No SS 5 S 4 N 3 TS 2 STS 1 Total 1 10.8 40.0 38.4 8.1 2.7 100 2 11.4 38.9 41.6 5.9 2.2 100 3 23.2 47.0 20.0 9.7 100 4 13.5 36.8 38.4 9.2 2.2 100 5 8.1 17.8 47.0 23.8 3.2 100 6 3.2 14.1 48.1 26.5 8.1 100

Sumber : Data kuesioner yang diolah, 2014

Pada item 1, terlihat sebanyak 40.0% responden menjawab setuju dan 38.4% responden menjawab netral. Hal ini menunjukan sebagian intensi berperilaku konsumen terhadap pembelian lukisan berdasarkan tema tertentu.

(9)

Pada item 2, sebanyak 41.6% responden menjawab netral dan 38.9% responden menjawab setuju. Hal ini menunjukan sebagian intensi berperilaku konsumen terhadap pembelian lukisan berdasarkan kondisi perasaan yang mereka rasakan saat ini.

Pada item 3, sebanyak 47.0% responden menjawab setuju dan 23.2% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukan intensi berperilaku konsumen sangat senang dalam melihat lukisan keindahan alam.

Pada item 4, sebanyak 38.4% responden menjawab netral dan 36.8% responden menjawab setuju. Hal ini menunjukan intensi berperilaku konsumen terhadap lukisan dari pelukis terkenal membuatnya merasa bangga.

Pada item 5, sebanyak 47.0% responden menjawab netral dan 23.8% responden menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan sebagian intensi berperilaku konsumen dalam usaha memiliki lukisan yang mereka sukai tidaklah banyak.

Pada item 6, sebanyak 48.1% responden menjawab netral dan 26.5% responden menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa intensi berperilaku konsumen dalam hal tempat pembelian lukisan tidaklah menjadi prioritas utama.

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat satu test (alat pengukur) melakukan fungsi ukurnya, sedangkan uji reliabilitas mengetahui sejauh mana pengukuran ini dapat memberikan hasil yang relatife tidak berbeda

(10)

bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama.

4.5.1 Variabel Kepribadian (X1)

Pada variabel Kepribadian (X1) digunakan 5 item pertanyaan di mana jumlah responden dalam penelitian sebanyak 185 responden dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepribadian Indikator Standardize Loading

Facto (SLF)

Nilai R Kesimpulan

KEP 1 0.400 0.5 Tidak Valid

KEP 2 0.456 0.5 Tidak Valid

KEP 3 0.617 0.5 Valid

KEP 4 0.694 0.5 Valid

KEP 5 0.614 0.5 Valid

Alpha = 0.705 Sumber : Lampiran output SPSS

Hasil pengolahan data terhadap variabel kepribadian terdapat 2 item yang tidak valid dengan nilai sebesar 0.400 dan 0.456 dan 4 item yang valid dengan nilai 0.751, 0.810, 0.752 dan 0.675. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sebesar 0.705, dengan demikian nilai reliabilitas ≥ 0.6 sehingga variabel kepribadian (X1) dinyatakan reliabel.

(11)

4.5.2 Variabel Motivasi (X2)

Pada variabel Motivasi (X2) digunakan 5 item pertanyaan di mana jumlah

responden dalam penelitian sebanyak 185 responden dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi

Indikator Standardize Loading Facto

(SLF)

Nilai R Kesimpulan

MOT 1 0.389 0.5 Tidak Valid

MOT 2 0.741 0.5 Valid

MOT 3 0.783 0.5 Valid

MOT 4 0.782 0.5 Valid

MOT 5 0.760 0.5 Valid

Alpha : 0.643 Sumber : Lampiran output SPSS

Hasil pengolahan data terhadap variabel motivasi terdapat 1 item yang tidak valid dengan nilai sebesar 0.389 dan 4 item yang valid dengan nilai 0.670, 0.682, 0.783 dan 0.741. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sebesar 0.643, dengan demikian nilai reliabilitas ≥ 0.6 sehingga variabel kepribadian (X1) dinyatakan reliabel..

(12)

4.5.3 Variabel Intensi Berperilaku (Y1)

Pada variabel Intensi Berperilaku (Y) digunakan 5 item pertanyaan di mana jumlah responden dalam penelitian sebanyak 185 responden dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Intensi Berperilaku

Indikator Standardize Loading Facto (SLF) Nilai R Kesimpulan IB 1 0.357 0.5 Tidak valid IB 2 0.642 0.5 Valid IB 3 0.645 0.5 Valid IB 4 0.660 0.5 Valid IB 5 0.635 0.5 Valid IB 6 0.566 0.5 Valid Alpha = 0.801 Sumber : Lampiran Output SPSS

Hasil pengolahan data terhadap variabel motivasi terdapat 2 item yang tidak valid dengan nilai sebesar 0.385 , 0.407 dan 4 item yang valid dengan nilai 0.566, 0.635, 0.660 dan 0.645. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai sebesar 0.801, dengan demikian nilai reliabilitas ≥ 0.6 sehingga variabel kepribadian (X1) dinyatakan reliabe

(13)

4.6 Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independent dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas data ini peneliti menggunakan uji Observed Cum Prob :

Sumber : Data diolah dengan SPSS

Gambar 4.1Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Observed Cum Pron

Berdasarkan grafik di atas menunjukan bahwa semua data yang ada berdistribusi normal, karena semua data menyebar membentuk garis lurus diagonal maka data tersebut memenuhi asumsi normal atau mengikuti garis normalitas. Hal ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan layak untuk memprediksi Kepribadian dan Motivasi terhadap Intensi perilaku konsumen pembelian karya seni lukis di Pasar Seni Jaya Ancol.

(14)

4.7 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik atau tidak.

4.7.1 Uji Multikolinearitas

Dari hasil pengolahan data statistik diperoleh tabel pengujian multikolinearitas sebagai berikut :

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinearitas

No Variabel Independen Nilai Tolerance Nilai VIF

1 Kepribadian 0.868 1.152

2 Motivasi 0.868 1.152

Sumber : Lampiran Output SPSS

Dari tabel tersebut menunjukan bahwa nilai VIF semua variabel independen dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, sedangkan nilai tolerance semua variabel independen lebih dari 10% yang berarti tidak terjadi korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 90% dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antara variabel independen dengan model regresi.

(15)

4.7.2 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian terhadap heteroskedisitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap pola scatter plot yang dihasilkan melalui SPSS. Apabila pola plot scatter membentuk pola tertentu, maka model regresi memiliki gejala heteroskedisitas munculnya gejala heteroskedisitas menunjukan bahwa penaksir dalam model regresi tidak efisiensi dalam membentuk sampel besar maupun kecil.

Uji Heteroskedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Jika varians dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedasitisitas jika berbeda maka disebut heteroskedatisitas.

Sumber : Data diolah dengan SPSS

(16)

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa distribusi data tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Sehingga dapat dikatakan uji heteroskedastisitas terpenuhi.

4.8 Pengujian Hipotesis Regresi Berganda

Hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepribadian dan motivasi terhadap intensi berperilaku. Hasil analisis ditunjukkan melalui :

Tabel 4.11

Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleran

ce VIF (Constant) -1.001E-013 .070 .000 1.000 Kepribadian .220 .076 .220 2.919 .004 .868 1.152 Motivasi .158 .076 .158 2.093 .038 .868 1.152

a. Dependent Variable: Intensi

Sumber : Lampiran Output SPSS

Dari tabel Coefficients apabila ditulias dalam bentuk persamaan regresinya sebagai berikut :

(17)

Y = a + bX1+ bX2 + e

Y = 1.000E-013+ 0.220 X1 + 0.158 X2 + e

Dimana :

Y = Intensi Berperilaku

a = Konstanta dari persamaan regresi

b1 = Koefisien regresi dari variabel X1 ( Kepribadian)

b2 = Koefisien regresi dari variabel X2 ( Motivasi )

X1 = Kepribadian

X2 = Motivasi

E = Variabel penggangu

Hasil persamaan regresi linier berganda diatas menyatakan bahwa :

1. Konstanta sebesar 1.013 bermakna jika skor kepribadian (X1) dan Motivasi (X2) sama dengan nol. Maka skor Intensi Berperilaku (Y) sama denagn 1.000E-013

2. Koefisiensi nilai regresi variabel Kepribadian sebesar 0,220, nilai positif terhadap Intensi Berperilaku, bermakna jika Variabel Kepribadian mengalami kenaikan, maka Intensi Berperilaku akan mengalami kenaikan. Atau sebaliknya jika Kepribadian mengalami penurunan maka Intensi Berperilaku secara otomatis akan mengalami penurunan.

(18)

3. Koefisiensi regresi Motivasi sebesar 0.158, nilai positif terhadap Intensi Berperilaku, bermakna jika variabel Motivasi mengalami kenaikan, maka Intensi Berperilaku mengalami kenaikan. Atau sebaliknya jika Motivasi mengalami penurunan maka Intensi Berperilaku dengan secara otomatis mengalami penurunan.

4.8.1 Koefisien Determinasi (Nilai R2) Tabel 4.12

Koefisien Determinasi (R2) Kepribadian dan Motivasi Scara Bersama-sama terhadap Intensi Berperilaku

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .314a .099 .089 .95448554

Sumber : Lampiran Output SPSS diolah, 2014

Nilai korelasi antara Kepribadian (X1) dan Motivasi (X2) secara bersama-sama terhadap Intensi Berperilaku (Y) sebesar 0.314 artinya 31,4% dengan demikian ada hubungan positif antar variabel, yaitu Kepribadian dan Motivasi dengan variabel Intensi Berperilaku.

Nilai koefisien determinan sebesar 0.099 atau 9,9% dengan demikian mempunyai kontribusi sebesar 9,9 % terhadap peningkatan atau penurunan kepribadian, dan mempunyai kontribusi sebesar 9,9% terhadap peningkatan atau penurunan Motivasi, selebihnya sebesar 90,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(19)

4.8.2 Uji t

Uji t dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen ( Kepribadian dan Motivasi ) secara individual dalam menerangkan variabel dependen ( Intensi Berperilaku ). Hasil Uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tebel 4.13. Tabel 4.13 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -1.001E-013 .070 .000 1.000 Kepribadia n .220 .076 .220 2.919 .004 .868 1.152 Motivasi .158 .076 .158 2.093 .038 .868 1.152

a. Dependent Variable: Intensi

Sumber : Lampiran Output SPSS

Dari tabel diatas diketahui nilai t-test, yang bertujuan mengetahui besarnya masing-masing variabel independen secara persial terhadap variabel dependen, nilai t-test dapat dilihat dari nilai signifikan (sig) pada tabel 4.13. untuk dapat mengujinya diperlukan hipotesis yaitu :

(20)

1. Hipotesis I

Ho : Kepribadian tidak berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku di Pasar Seni Jaya Ancol.

Ha : Kepribadian berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku di Pasar Seni Jaya Ancol.

2. Hipotesis II

Ho : Motivasi tidak berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku di Pasar Seni jaya Ancol.

Ha : Motivasi berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku di Pasar Seni Jaya Ancol.

Maka : - Jika Sig ≥ 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima -Jika Sig ≤ 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak Dari tabel 4.13 diatas didapat hasil sebagai berikut ;

1. Variabel kepribadian memiliki nilai Sig = 0,004 ≤ 0,05 artinya signifikan atau dengan kata lain H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi Kepribadian secara persial berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku.

2. Variabel Motivasi memiliki nilai Sig = 0,038 ≤ 0,05 artinya signifikan atau dengan kata lain Ha diterima dan Ho ditolak. Jadi Motivasi secara persial berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku.

(21)

4.8.3 Uji F

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi dapat digeneralisasikan maka dilakukan uji F dengan menggunakan model Analissi Of Variance (ANOVA).

Hipotesis untuk Uji Simultan adalah :

Ho : Faktor kepribadian dan Motivasi secara simultan tidak berpengaruh

Terhadap Intensi Berperilaku di pasar Seni Jaya Ancol.

Ha : Faktor Kepribadian dan Motivasi secara simultan berpengaruh terhadap

Intensi Berperilaku di Pasar Seni Jaya Ancol.

Hasil pengolahan Uji F dengan menggunakan model Analisis Of Variance (ANOVA) dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14

Hasil Uji F untuk X1 dan X2 terhadap Y

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 20.860 2 10.430 11.636 .000b

Residual 163.140 182 .896

Total 184.000 184

(22)

b. Predictors: (Constant), Favorable, Kepribadian Sumber : Lampiran Output SPSS

Hasil uji Hipotesis menunjukan bahwa nilai Sig pada Uji F adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ho dan H1 diterima artinya Kepribadian (X1) dan Motivasi (X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Intensi Berperilaku Pembelian Karya Seni Lukis di Pasar Sebi Jaya Ancol.

4.9 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat dilihat dengan jelas bahwa secara parsial semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengaruh yang diberikan kedua variabel independen tersebut bersifat positif, artinya semakin tinggi Kepribadian dan Motivasi maka akan mengakibatkan semakin tinggi juga Intensi Berperilaku dalam perilaku konsumen dalam hal pemilihan karya seni lukisan. Selain itu kedua variabel independen tersebut berpengaruh secara simultan sehingga bila kepribadian dan Motivasi meningkat secara bersama-sama juga akan meningkat Intensi Berperilaku, hal tersebut sesuai hipotesis yang diajukan.

4.9.1 Analisi pengaruh kepribadian Terhadap Intensi Berperilaku dalam Memilih Lukis.

Kepribadian berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku , artinya pengunjung Pasar Seni jaya Ancol melakukan pembelian karena terdorong oleh kepribadian masing-masing pengunjung. Hasil penelitian ini pernah dilakukan oleh penelitian terdahulu yaitu oleh Dwiya Surya Wardana ( Maret 2011) tentang

(23)

“ pengaruh Kepribadian Konsumen terhadap Pilihan Merek Sebagai Konsep Diri Terhadap Kategori Produk” yang menyatakan bahwa memang Kepribadian konsumen berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku dalam hal ini pemilihan suatu merek. Beberapa hal yang menyebabkan kepribadian berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku dalam pembelian karya seni lukis, karena keindahan lukisan yang menggambarkan kepribadian konsumen. Dengan demikian seseorang yang memiliki kepribadian yang tinggi, dapat meningkatkan intensi berperilaku dalam pembelian karya seni.

4.9.2 Analisis Pengaruh Motivasi Terhadap Intensi Berperilaku Dalam Memilih Lukisan.

Motivasi berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku, artinya pengunjung Pasar Seni Jaya Ancol melakukan pembelian didorong keinginan untuk memiliki karya seni lukis. Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh penelitian terdahulu yaitu oleh Jessica Scolastica Febrin Wisal Universitas Surabaya Fakultas Psikologi (2013) tentang “Hubungan antara Motivasi dengan Intensi Membeli pada Konsumen Branded” yang menyatakan bahwa Terdapat hubungan antara motivasi dengan intensi membeli pada konsumen tas branded. Seseorang yang memiliki motivasi yang besar untuk memiliki karya seni lukis, maka akan meningkatkan intensi berperilaku dalam pembelian karya seni.

(24)

4.9.3 Analisis Kepribadian dan Motivasi Trehadap Intensi Berperilaku

Dalam Memilih Lukisan

Kepribadian dan Motivasi berpengaruh terhadap Intensi Berperilaku, artinya pengunjung Pasar Seni Jaya Ancol melakukan pembelian karena terdorong oleh kepribadian masing-masing pengunjung dan konsumen melakukan pembelian karya seni lukis didorong keinginan untuk memiliki karya seni lukis.

Gambar

Tabel  4.2  menunjukkan  bahwa  responden  dengan  usia 25-35  tahun  lebih  banyak dari pada responden dengan usia 35-50 tahun dan 17-25 tahun
Gambar 4.1Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji Observed Cum Pron
Gambar : 4.2 Grafik Plot Uji Heteroskedastisitas

Referensi

Dokumen terkait

Langkah yang diambil untuk mengurangi masalah kebocoran ini adalah pengaturan ulang tekanan sealer vertikal dan horizontal dan pengaturan ulang temperatur sealer vertikal

UNIT 1.. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara peserta didik dengan guru,

Tangan Peri Malam menuding ke arah Dirgo Mukti, membuat Perawan Sesat memperhatikan wajah Dirgo dengan curiga.. Dirgo jadi gemas dan segera lancarkan pukulan

Firman Allah Azza wa Jalla , “Kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa,” maksudnya, keberuntungan dan keselamatan yang tetap dan terus-menerus itu

Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh pengelola di kompleks Pasujudan Sunan Bonang terus dilakukan, supaya terjaga keasriannya. Adapun tindakan pelestarian di

Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa Palembang terhadap berwirausaha, Jadi berdasarkan analisis data yang

Data dalam penelitian ini adalah skor hasil observasi kompetensi PCK mahasiswa yang meliputi kemampuan dalam merancang pembelajaran, kemampuan dalam mengelola pembelajaran,

Soetomo yang tingkat hubungan dijelaskan sebagai berikut:  Berdasarkan Tabel 5.12 diperoleh hasil yang tingkat pengetahuannya dalam kategori baik yang pada sikap