• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar:"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA

Sekip Utara, Gedung Jurusan Matematika, Yogyakarta - 55281

Bahan Ajar:

BAB / POKOK BAHASAN V

RING SUKU BANYAK

Direncanakan Untuk Perkuliahan

Minggu ke-11 dan 12

PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II

(Semester III/3 SKS/MMM-2201)

Oleh:

Prof. Dr. Sri Wahyuni, M.S.

Dr.rer.nat. Indah Emilia Wijayanti, M.Si.

Dra. Diah Junia Eksi Palupi, M.S.

Didanai dengan dana DIPA-UGM (BOPTN)

Tahun Anggaran 2013

(2)

BAB V

RING SUKU BANYAK

Suku banyak, atau yang biasa disebut dengan polinomial, telah kita kenal di jenjang pendidikan sekolah menengah. Kita mungkin mempunyai pemahaman bahwa suku banyak adalah suatu bentuk jumlahan a0 + a1x + · · · + anxn, dengan

x merupakan suatu simbol dan ai merupakan suatu koefisien bernilai bilangan real;

atau mungkin mempunyai pemahaman bahwa suku banyak sebagai suatu fungsi f (x) = a0+ a1x + · · · + anxn. Dari dua macam pemahaman tersebut pastinya akan

memunculkan beberapa pertanyaan. Bagaimanakah pengertian yang sebenarnya tentang suku banyak dari kaca mata orang matematika khususnya aljabar? Apakah simbol x tersebut? Mengapa dua suku banyak a0+ a1x + · · · + anxndan b0+ b1x +

· · · + bmxmdikatakan sama jika dan hanya jika n = m dan ai = bi, i = 1, 2, · · · , n?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab dalam pembahasan bab ini.

5.1. Suku Banyak atas Ring

Suku banyak yang biasa orang awam pahami adalah suku banyak dengan koefisien bilangan real, atau disebut suku banyak atas bilangan real. Telah kita ketahui bahwa himpunan bilangan real terhadap operasi penjumlahan dan perkalian membentuk struktur ring (lapangan). Oleh karena itu, dapat dilakukan abstraksi pada struktur himpunan semua kemungkinan koefisien suku banyak tersebut, yaitu diabstraksikan menjadi sebarang ring. Dengan demikian pembahasan tentang suku banyak pada bab ini akan lebih luas, yaitu suku banyak atas sebarang ring.

Dari kaca mata aljabar, suku banyak atas ring R didefinisikan sebagai suatu barisan tak hingga (a0, a1, a2, · · · ) di R yang mempunyai aturan tertentu. Secara

langsung definisi suku banyak ini tampak berbeda dengan suku banyak yang telah orang awam ketahui, karena tidak melibatkan simbol x dalam definisi suku banyak tersebut. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan, sebab makna dari suku banyak yang didefinisikan sebagai barisan dan suku banyak yang didefinisikan dengan

(3)

meli-batkan simbol x sebenarnya sama. Penjelasan lebih lanjut tentang hal tersebut akan dibahas pada subbab selanjutnya.

Definisi 5.1.1. Diberikan sebarang ring R. Misalkan R[x] adalah himpunan semua barisan tak hingga (a0, a1, a2, · · · ), dengan ai ∈ R, i = 0, 1, 2, · · · , dan terdapat

suatu bilangan bulatn ≥ 0 (bergantung pada barisan (a0, a1, a2, · · · )) sedemikian

sehingga untuk setiap k ≥ n, ak = 0. Elemen-elemen dari R[x] disebut suku

banyak (polynomials) atas ring R.

Contoh 5.1.2. Diberikan ring R. Barisan (5, 3, 0, 0, · · · ) merupakan suku banyak atas ring R. Barisan (5, 5, 5, · · · ) dan (5, 0, 5, 0, 5, · · · ) masing-masing bukan suku banyak atas ring R.

Perhatikan bahwa barisan (a0, a1, a2, · · · ) pada Definisi 5.1.1 dapat juga

di-pandang sebagai suatu pemetaan f : Z≥0 −→ R, dengan Z≥0 = {0, 1, 2, · · · } dan

f (t) 6= 0 untuk sebanyak berhingga bilangan bulat non negatif t. Sebagai con-toh, suku banyak (a0, a1, a2, a3, · · · ) = (5, 3, 0, 0, · · · ) atas ring R dapat dipandang

sebagai pemetaan f : Z≥0 −→ R dengan f (0) = a0 = 5,

f (1) = a1 = 3, dan

f (k) = ak = 0 untuk setiap k ≥ 2.

Oleh karena itu, himpunan semua suku banyak atas ring R dapat kita tuliskan seba-gai berikut:

R[x] = {(a0, a1, a2, · · · ) | ai ∈ R dan (∃n ∈ Z≥0)(∀k ∈ Z≥0, k ≥ n)ak = 0}

= {(a0, a1, · · · , an−1, 0, 0, · · · ) | ai ∈ R, n ∈ Z≥0}

= {f : Z≥0 −→ R | f pemetaan dan f (t) 6= 0 sebanyak berhingga bilangan bulat non negatif t}.

5.2. Ring Suku Banyak atas Ring

Diberikan sebarang ring R dan dibentuk himpunan semua suku banyak R[x]. Didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian pada R[x] sebagai berikut. Untuk

(4)

setiap (a0, a1, a2, · · · ), (b0, b1, b2, · · · ) ∈ R[x], (a0, a1, a2, · · · ) + (b0, b1, b2, · · · ) = (a0+ b0, a1+ b1, a2+ b2, · · · ) dan (a0, a1, a2, · · · ) · (b0, b1, b2, · · · ) = (c0, c1, c2, · · · ) dengan ck = k X i=0

aibk−i, k = 0, 1, 2, · · · . Operasi perkalian · antara dua suku

banyak yang didefinisikan seperti di atas disebut perkalian konvolusi. Dapat di-tunjukkan R[x] terhadap operasi penjumlahan dan perkalian tersebut merupakan ring (sebagai latihan), yaitu harus ditunjukkan:

1. (R[x], +) merupakan grup Abelian ( dengan elemen nol (0, 0, 0, · · · ) ) 2. (a). operasi · tertutup di R[x]

(b). operasi · bersifat asosiatif

(c). berlaku sifat distribusi kiri dan kanan.

Selanjutnya ring (R[x], +, ·) disebut ring suku banyak atas ring R. Dapat ditun-jukkan juga bahwa jika R komutatif, maka R[x] juga komutatif (sebagai latihan); jika R mempunyai elemen satuan, maka R[x] juga mempunyai elemen satuan (se-bagai latihan).

Selanjutnya diperhatikan pemetaan α :R −→ R[x]

a −→ (a, 0, 0, · · · ).

Pemetaan α merupakan monomorfisma dari R ke R[x]. Dengan demikian R da-pat disisipkan (embedded) di ring R[x] dan berakibat R dada-pat dianggap sebagai subring dari R[x]. Oleh karena itu, elemen a dan (a, 0, 0, · · · ) dapat dianggap se-bagai elemen yang sama di R[x]. Untuk kemudahan penulisan suatu suku banyak, didefinisikan notasi yang lebih ringkas dan familiar sebagai berikut:

(a, 0, 0, 0, · · · ) dinotasikan a = ax0 (0, a, 0, 0, · · · ) dinotasikan ax = ax1 (0, 0, a, 0, · · · ) dinotasikan ax2

.. .

(5)

Berdasarkan definisi operasi penjumlahan suku banyak, untuk sebarang suku banyak (a0, a1, · · · , an, 0, 0, · · · ) ∈ R[x] dapat ditulis

(a0, a1, · · · , an, 0, 0, · · · ) = (a0, 0, 0, · · · ) + (0, a1, 0, · · · ) + · · · + (0, · · · , 0, an, 0, · · · )

= a0 + a1x + a2x2+ · · · + anxn.

Jika R mempunyai elemen satuan 1R, maka (0, 1R, 0, 0, · · · ) = 1Rx dan selanjutnya

1Rx cukup dituliskan x. Dengan demikian diperoleh himpunan semua suku banyak

atas ring R yang telah familiar kita gunakan, yaitu

R[x] = {a0+ a1x + a2x2+ · · · + anxn | n ∈ Z≥0, ai ∈ R, i = 1, 2, · · · , n}.

Simbol x disebut indeterminate atas R dan elemen-elemen a0, a1, · · · , an disebut

koefisien dari a0+ a1x + a2x2+ · · · + anxn. Mengingat suku banyak a0+ a1x +

a2x2 + · · · + anxn merupakan suatu pemetaan f : Z≥0 −→ R, suku banyak a0 +

a1x + a2x2 + · · · + anxn tersebut dapat dinotasikan dengan f (x). Akan tetapi

perlu ditekankan bahwa notasi f (x) tersebut bukanlah notasi fungsi dari R ke R, melainkan notasi suatu suku banyak f : Z≥0 −→ R dengan indeterminate x.

Pada bagian awal bab ini telah disinggung pertanyaan tentang kesamaan dua polinomial. Dua polinomial f (x) = a0+ a1x + · · · + anxn, g(x) = b0+ b1x + · · · +

bmxm ∈ F [x] dikatakan sama jika dan hanya jika n = m dan ai = bi untuk setiap

i = 0, 1, 2, · · · . Hal ini disebabkan karena fungsi f : Z≥0 −→ F dan g : Z≥0 −→ F

merupakan fungsi yang sama jika dan hanya jika f (i) = ai = bi = g(i),

untuk setiap i ∈ Z≥0. Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan pada awal bab ini telah terjawab.

Definisi 5.2.1. Diberikan sebarang ring komutatif R dengan elemen satuan dan f (x) = a0+ a1x + · · · + anxn∈ R[x]. Untuk setiap r ∈ R, didefinisikan

f (r) = a0+ a1r + · · · + anrn.

(6)

Pada Definisi 5.2.1 secara langsung tampak bahwa f (r) merupakan suatu elemen di R yang diperoleh dengan cara mensubstitusikan r ke x di suku banyak f (x). Dengan demikian kita dapat secara bebas menggunakan definisi tersebut seolah-olah mensubtitusikan r ke x. Akan tetapi kita perlu berhati-hati ketika R tidak komutatif. Misalkan diberikan f (x) = a − x, g(x) = b − x ∈ R[x] dengan R tidak komutatif. Misal h(x) = f (x)g(x) = (a − x)(b − x) = ab − (a + b)x + x2.

Untuk sebarang c ∈ R, diperoleh h(c) = ab − (a + b)c + c2 = ab − ac − bc + c2 dan f (c)g(c) = (a − c)(b − c) = ab − ac − cb − c2. Dari sini kita tidak bisa

menyimpulkan bahwa h(c) = f (c)g(c) ketika R tidak komutatif.

Definisi 5.2.2. Diberikan sebarang ring R dan f (x) = a0 + a1x + · · · + anxn,

an 6= 0, suku banyak di R[x]. Bilangan n disebut derajat (degree) dari f (x),

dinotasikan deg(f (x)), dan an disebut leading coefficient dari f (x). Misalkan

R mempunyai elemen satuan 1R. Suku banyakf (x) disebut suku banyak monik

(monic polynomial) jikaf (x) mempunyai leading coefficient an = 1R.

Berdasarkan Definisi 5.2.2 di atas, mudah dipahami bahwa untuk setiap suku banyak di R[x] yang merupakan elemen di R\{0} mempunyai derajat 0. Khusus untuk suku banyak 0 ∈ R[x], didefinisikan deg(0) = −∞. Elemen-elemen di R disebut skalar atau suku banyak konstan.

Contoh 5.2.3. Diberikan ring R dan dua suku banyak f (x) = 2x3 + x2+ 10x + 1 dan g(x) = x2+ 5x + 1. Derajat dari f (x) adalah 3 dan derajat dari g(x) adalah 2.

Suku banyak g(x) merupakan suku banyak monik.

Lemma 5.2.4. Diberikan sebarang ring komutatif R. Untuk sebarang suku banyak f (x), g(x) ∈ R[x] berlaku

(i). deg (f (x) + g(x)) ≤ max {deg(f (x)), deg(g(x))}, (ii). deg(f (x) · g(x)) ≤ deg(f (x)) + deg(g(x)), dan

(iii). kesamaan pada (ii) dipenuhi jika leading coefficient dari f (x) atau g(x) bukan pembagi nol.

(7)

Bukti.

(i). Jika deg(f (x)) 6= deg(g(x)), maka deg(f (x)+g(x)) = max{deg(f (x)), deg(g(x))}. Jika deg(f (x)) = deg(g(x)), maka kemungkinan yang terjadi adalah f (x) +

g(x) = 0 atau deg(f (x) + g(x)) < max{deg(f (x)), deg(g(x))}).

(ii). Jika f (x) = a0+ a1x + · · · + anxndan g(x) = b0+ b1x + · · · + bmxm, maka

f (x)g(x) = a0b0 + (a0b1+ a1b0)x + · · · + anbmxn+m. Jika f (x)g(x) 6= 0,

maka paling tidak ada satu koefisien dari f (x)g(x) yang tak nol. Misalkan anbm 6= 0, diperoleh

deg(f (x)g(x)) = n + m = deg(f (x)) + deg(g(x)).

Misalkan anbm = 0 (kasus ini hanya dapat ditemui ketika R mempunyai

pembagi nol), diperoleh

deg(f (x)g(x)) < deg(f (x)) + deg(g(x)).

(iii). (sebagai latihan)

 Selanjutnya akan dibahas sifat-sifat dari ring suku banyak atas ring R. Sifat-sifat yang akan dibahas juga meliputi Sifat-sifat dalam kejadian khusus ketika ring R merupakan daerah integral ataupun lapangan.

Teorema 5.2.5. Diberikan sebarang ring R.

(i). Jika R adalah ring komutatif dengan elemen satuan 1R, maka R[x] juga

merupakan ring komutatif dengan elemen satuan1R.

(ii). JikaR adalah daerah integral, maka R[x] juga merupakan daerah integral. Bukti.

(i). Harus dibuktikan perkalian sebarang dua suku banyak bersifat komutatif dan ring R[x] mempunyai elemen satuan yaitu 1R.

(8)

(ii). Cukup ditunjukkan R[x] tidak memuat pembagi nol. Diambil sebarang f (x), g(x) ∈ R[x] dengan f (x) 6= 0 dan g(x) 6= 0. Mengingat R adalah daerah integral dan berdasarkan Lemma 5.2.4 diperoleh

deg(f (x)g(x)) = deg(f (x)) + deg(g(x)) ≥ 0 > −∞.

Akibatnya, f (x)g(x) 6= 0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R[x] merupakan daerah integral.



Akibat 5.2.6. Diberikan sebarang daerah integral R. Setiap elemen unit di R[x] juga merupakan elemen unit diR.

Bukti. Diambil sebarang elemen unit f (x) di R[x], berarti terdapat g(x) ∈ R[x] sedemikian sehingga f (x)g(x) = 1R. Berdasarkan Lemma 5.2.4 diperoleh

deg(f (x)) + deg(g(x)) = deg(f (x)g(x)) = deg(1R) = 0.

Oleh karena itu, f (x) dan g(x) masing-masing merupakan suku banyak dengan derajat 0, yaitu f (x), g(x) ∈ R. Jadi, elemen unit di R[x] juga merupakan elemen

unit di R. 

Teorema 5.2.7. Jika F adalah lapangan, maka F [x] merupakan daerah integral. Bukti. Telah kita ketahui bahwa F [x] merupakan ring komutatif dengan elemen satuan. Tinggal ditunjukkan bahwa setiap elemen tak nol di F [x] bukan merupakan

pembagi nol. (sebagai latihan) 

5.3. Algoritma Pembagian di Ring Suku Banyak

Pada subbab ini akan dibahas tentang algoritma pembagian untuk ring suku banyak atas ring. Diberikan sebarang ring komutatif R dengan elemen satuan. Mi-sal

(9)

dan g(x) = b0+ b1x + · · · + bm−1xm−1+ bmxm adalah suatu suku banyak di R[x]

dengan leading coefficient bm merupakan unit di R dan m ≥ 1. Jika n ≥ m, maka

dapat dibentuk q1(x) = b−1m anxn−m∈ R[x] dan

f1(x) = f (x) − g(x)q1(x) = a0+ a1x + · · · + anxn− (b0+ · · · + bm−1xm−1+ bmxm)b−1m anxn−m  = a0+ a1x + · · · + anxn− (b0b−1m anxn−m+ · · · + bm−1b−1m anxn−1+ anxn) = a0+ a1x + · · · + an−m−1xn−m−1+ (an−m− b0b−1m a n)xn−m+ · · · + (an−1− bm−1b−1m an)xn−1+ (an− an)xn = a0+ a1x + · · · + an−m−1xn−m−1+ (an−m− b0b−1m a n)xn−m+ · · · + (an−1− bm−1b−1m an)xn−1

dengan deg(f1(x)) ≤ n − 1. Jika deg(f1(x)) ≥ m, maka ulangi proses tersebut,

yaitu peran f (x) digantikan oleh f1(x), sehingga diperoleh suku banyak q2(x) dan

f3(x) di R[x]. Proses dilanjutkan sampai diperoleh suatu suku banyak fs(x)

perta-ma dengan deg(fs(x)) < m. Proses tersebut pasti terdiri dari berhingga (s) langkah,

sebab derajat dari f (x) berhingga. Dibentuk q(x) = q1(x) + q2(x) + · · · + qs(x)

dan r(x) = f (x) − g(x)q(x). Dengan demikian diperoleh persamaan suku banyak f (x) = g(x)q(x) + r(x) dengan deg(r(x)) < deg(g(x)). Proses seperti di atas dikenal sebagai algoritma pembagian untuk suku banyak.

Teorema 5.3.1. (Algoritma Pembagian) Diberikan sebarang ring komutatif R dengan elemen satuan. Jika f (x) ∈ R[x] dan g(x) adalah suatu suku banyak di R[x] dengan leading coefficient dari g(x) merupakan unit di R, maka terdapat den-gan tunggal suku banyak q(x) dan r(x) di R[x] dengan deg(r(x)) < deg(g(x)) sedemikian sehingga

f (x) = g(x)q(x) + r(x).

Bukti. Proses di atas merupakan bukti eksistensi suku banyak q(x) dan r(x) di R[x] dengan deg(r(x)) < deg(g(x)) sedemikian sehingga f (x) = g(x)q(x) + r(x). Dengan demikian tinggal ditunjukkan ketunggalan dari suku banyak q(x) dan r(x) tersebut. Misal terdapat dua bentuk dekomposisi

(10)

dengan deg(r(x)) < deg(g(x)) dan deg(t(x)) < deg(g(x)). Dari dua bentuk dekomposisi tersebut, diperoleh bahwa

g(x)(q(x) − p(x)) = t(x) − r(x).

Karena leading coefficient dari g(x) merupakan unit (yang berakibat bukan pembagi nol), berdasarkan Lemma 5.2.4 (iii) diperoleh

deg(g(x)) + deg(q(x) − p(x)) = deg(t(x) − r(x)) < deg(g(x)).

Dari sini diperoleh deg(g(x))+deg(q(x)−p(x)) < deg(g(x)). Akibatnya, deg(q(x)− p(x)) = −∞, yaitu q(x)−p(x) = 0, yang berarti q(x) = p(x). Karena q(x) = p(x), berakibat t(x) = f (x) − g(x)q(x) = f (x) − g(x)p(x) = r(x). Jadi, terbukti

ke-tunggalan suku banyak q(x) dan r(x). 

Contoh 5.3.2. Diberikan ring suku banyak Z6[x]. Misalkan f (x) = 2x3+ 3x2+ 1

dan g(x) = 5x2+ 2 masing-masing adalah suku banyak di Z6[x]. Akan dicari suku

banyak q(x), r(x) ∈ Z6[x] dengan deg(r(x)) < deg(g(x)) sedemikian sehingga

f (x) = g(x)q(x) + r(x). Untuk mendapatkan suku banyak q(x) dan r(x) tersebut dapat menggunakan proses yang telah dijelaskan sebelumnya, atau dapat lebih mu-dah menggunakan metode yang dikenal dengan nama ’poro gapit’ sebagai berikut:

5x2+ 2  2x3 + 3x2 + 1 4x + 3 = q(x) 2x3 + 2x 3x2 + 4x + 1 3x2 4x + 1 = r(x).

Dengan demikian diperoleh suku banyak q(x) = 4x + 3 dan r(x) = 4x + 1 di Z6[x]

dengan deg(r(x)) < deg(g(x)) sedemikian sehingga f (x) = g(x)q(x)+r(x), yaitu 2x3+ 3x2+ 1 = (5x2+ 2)(4x + 3) + (4x + 1).

Akibat 5.3.3. Diberikan sebarang ring komutatif R dengan elemen satuan. Untuk setiapa ∈ R dan f (x) ∈ R[x] terdapat q(x) ∈ R[x] sedemikian sehingga

(11)

Bukti. Diambil sebarang a ∈ R dan f (x) ∈ R[x]. Misal x − a = g(x) ∈ R[x]. Berdasarkan algoritma pembagian, terdapat dengan tunggal q(x), r(x) ∈ R[x] sede-mikian sehingga f (x) = g(x)q(x) + r(x), dengan deg(r(x)) ≤ 0. Oleh karena itu, r(x) merupakan suku banyak konstan, katakan r(x) = d. Selanjutnya dengan mensubstitusikan a untuk x, diperoleh f (a) = (a − a)q(a) + d = d. Jadi, didapat

f (x) = (x − a)q(x) + d = (x − a)q(x) + f (a).



Akibat 5.3.4. Diberikan ring komutatif R dengan elemen satuan, f (x) ∈ R[x], dan a ∈ R. Suku banyak x − a membagi habis f (x) jika dan hanya jika a merupakan akar dari suku banyakf (x).

Bukti. Diambil sebarang f (x) ∈ R[x] dan a ∈ R.

(⇒). Diketahui suku banyak x−a membagi habis f (x), berarti terdapat q(x) ∈ R[x] sedemikian sehingga f (x) = (x − a)q(x). Oleh karena itu, f (a) = (a − a)q(a) = 0 sehingga diperoleh bahwa a merupakan akar dari f (x).

(⇐). Diketahui a merupakan akar dari suku banyak f (x), berarti f (a) = 0. Berdasarkan Akibat 5.3.3, terdapat q(x) ∈ R[x] sedemikian sehingga

f (x) = (x − a)q(x) + f (a) = (x − a)q(x) + 0 = (x − a)q(x).

Oleh karena itu, terbukti bahwa x − a membagi habis f (x). 

Teorema 5.3.5. Diberikan sebarang daerah integral R. Jika f (x) ∈ R[x]\{0} dengandeg(f (x)) = n, maka suku banyak f (x) mempunyai paling banyak n akar diR.

Bukti. Diketahui f (x) ∈ R[x]\{0} dengan deg(f (x)) = n. Jika n = 0, maka f (x) merupakan suku banyak konstan, katakan f (x) = c 6= 0. Dari sini jelas bahwa f (x) tidak mempunyai akar di R, sebab untuk setiap a ∈ R, f (a) 6= 0. Selanjutnya akan ditunjukkan teorema benar untuk n > 0 menggunakan metode induksi matematika. Diasumsikan Teorema benar untuk semua suku banyak di R[x] dengan derajat kurang dari n. Akan ditunjukkan teorema benar untuk suku banyak

(12)

f (x) dengan deg(f (x)) = n. Jika f (x) tidak mempunyai akar di R, maka teorema benar. Misalkan r ∈ R merupakan akar dari f (x). Berdasarkan Akibat 5.3.4, terdapat suku banyak q(x) ∈ R[x] sedemikian sehingga f (x) = (x−r)q(x), dengan deg(q(x)) = n − 1. Misalkan ada akar yang lain dari f (x), katakan s ∈ R, berarti 0 = f (s) = (s − r)q(s). Karena s 6= r dan R merupakan daerah integral, diperoleh q(s) = 0. Oleh karena itu, setiap akar yang lain dari f (x) juga merupakan akar dari q(x). Karena f (x) = (x − r)q(x), setiap akar dari q(x) merupakan akar dari f (x). Dari fakta deg(q(x)) = n − 1 dan dari asumsi bahwa teorema benar untuk suku banyak di R[x] dengan derajat kurang dari n, diperoleh kesimpulan bahwa q(x) mempunyai paling banyak n − 1 akar di R. Akibatnya, f (x) = (x − r)q(x)

mempunyai paling banyak n akar di R. 

5.4. Latihan

Kerjakan latihan-latihan soal berikut! 1. Diberikan ring suku banyak Z8[x].

a). Buktikan bahwa 2x + 1 dan 4x + 3 masing-masing merupakan unit di Z8[x]!

b). Buktikan bahwa 4x2+ 2x + 4 merupakan pembagi nol di Z8[x]!

2. a). Misalkan f (x) = x4 + 3x3 + 2x2 + 2 dan g(x) = x2 + 2x + 1

masing-masing merupakan suku banyak di Q[x]. Tentukan suku banyak q(x) dan r(x) di Q[x] dengan deg(r(x)) < deg(g(x)) sedemikian sehingga f (x) = g(x)q(x) + r(x) !

b). Misalkan f (x) = x4 + 3x3 + 2x2 + 2 dan g(x) = x2 + 2x + 1

masing-masing merupakan suku banyak di Z5[x]. Tentukan suku banyak q(x) dan

r(x) di Z5[x] dengan deg(r(x)) < deg(g(x)) sedemikian sehingga f (x) =

g(x)q(x) + r(x) !

3. Jika I adalah suatu ideal dari ring R, maka buktikan I[x] merupakan ideal dari R[x]!

(13)

a). Tentukan/deskripsikan hxi, yaitu ideal dari R[x] yang dibangun oleh x! b). Misalkan f (x) = a0+ a1x + a2x2 adalah suatu suku banyak di R[x].

Ten-tukan/deskripsikan hf (x)i, yaitu ideal dari R[x] yang dibangun oleh f (x)! c). Misalkan g(x) = a0+ a1x + · · · + anxn adalah suatu suku banyak di R[x]

dengan derajat n > 0. Tentukan/deskripsikan hg(x)i, yaitu ideal dari R[x] yang dibangun oleh g(x)!

5. Diberikan lapangan F dan suku banyak f (x) di F [x] dengan derajat n > 0. Buktikan setiap elemen dari ring faktor F [x].hf (x)i berbentuk p(x) + hf (x)i, dengan p(x) adalah suatu suku banyak dengan derajat paling besar n − 1 ! 6. Diberikan ring R dengan elemen satuan 1R. Buktikan bahwa R[x]

.

hxi∼= R! 7. Diberikan ring R dan dibentuk F (R, R) = {f : R −→ R | f fungsi}.

Him-punan F (R, R) merupakan ring terhadap operasi penjumlahan dan perkalian fungsi, yaitu untuk setiap r ∈ R, (f + g)(r) = f (r) + g(r) dan (f g)(r) = f (r)g(r). Didefinisikan fungsi

ψ :R[x] −→ F (R, R) f (x) −→ ψ(f (x))

dengan ψ(f (x))(r) = f (r), untuk setiap r ∈ R. Buktikan:

a). Jika R adalah suatu daerah integral tak berhingga, maka ψ bersifat injektif. b). Jika R adalah suatu daerah integral berhingga, maka ψ tidak bersifat injektif.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, sudut pandang kajian adalah terhadap proses yang berlangsung dari budaya alternatif/lokal pada media dalam menghadapi setiap arus besar budaya major/global,

Andaikan lingkaran putus-putus pada gambar 10.5 berikut memperlihatkan bekas orbit bumi, maka bagian dari raksasa merah matahari yang akan memberi kotribusi pada

(2.20) Tetapi energi untuk menggerakkan muatan dalam medan listrik di antara potensial V adalah energi potensial (E P ) yang tersimpan, sehingga sesungguhnya