i
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
ii
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
Susunan Pengurus
Penanggung Jawab
Mohammad Ridho Devantoro
Universitas Trisakti
Pimpinan Umum
Ahmad Arkan Ichsan
Universitas Lampung
Wita Fitriyani
Universitas Udayana
Pimpinan Redaksi
Neema Putri Prameswari
Universitas Lampung
Penyunting Ahli
dr. Nany Hairunisa, M.Si.
Universitas Trisakti
Penyunting Pelaksana
Abiyyu Didar Haq
Universitas Mataram
Ahmad Razi
Universitas Sumatera Utara
Alfreda Amelia Khotijah
Universitas Islam Indonesia
Andhwika Afif Fahrezi
Universitas Diponegoro
Bella Stevanny
Universitas Sriwijaya
Faisal Rohmadhiyaul Haq
Universitas Lampung
Hamzah Haryo Prakoso
Universitas Sebelas Maret
Mochamad Afifudin
Universitas Islam Indonesia
Namira Assyfa Nurazizah
Universitas Padjajaran
Nasvatia Harsyah
Universitas Sumatera Utara
Nisa Khoirun Nafia
Universitas Diponegoro
Tasya Dinasti Putri
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Humas dan Promosi
Mulia Laksmi Dewi
Universitas Udayana
Elsie Levina Aisha Lourent
Universitas Trisakti
I Gusti Ayu Intan Anindya Putri
Universitas Warmadewa
Tata Letak
Roihan Mohamad Iqbal
Universitas Gadjah Mada
Danan Budi Primadi
Universitas Islam Indonesia
Rahmalik Valent Milliano
Universitas Gadjah Mada
Putu Nandika Tungga Yudanti
Mahardani
iii
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
Daftar Isi
Susunan Pengurus ... ii
Daftar Isi ... iii
Penelitian Multisenter
Analisis Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pengelola dengan
Higiene Sanitasi Homestay pada Daerah Tujuan Wisata di Beberapa
Kota/Kabupaten di Indonesia
Attaufiq Irawan, Muhammad Ariq Fiqih, May Putra Daya, Cindy Jilbert, Anisya Zakiyyahaya A, Soroy Lardo, Pritha Maya Savitri.
... 1
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
1
ANALISIS HUBUNGAN
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN
PERILAKU PENGELOLA DENGAN
HIGIENE SANITASI HOMESTAY
PADA DAERAH TUJUAN WISATA DI
BEBERAPA KOTA/ KABUPATEN DI
INDONESIA
Attaufiq Irawan1, Muhammad Ariq Fiqih1,
May Putra Daya1, Cindy Jilbert1, Anisya
Zakiyyahaya A1, Soroy Lardo2, Pritha Maya Savitri3.
1Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta, Jakarta
2Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
3Departemen Kesehatan Matra Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
ABSTRAK
Pendahuluan: Pariwisata adalah sumber devisa kedua terbesar Indonesia. Peningkatan
jumlah wisatawan seiring dengan peningkatan kebutuhan jasa, salah satunya kebutuhan
akomodasi. Homestay adalah rumah penduduk yang disewakan bagi para wisatawan.
Sektor pariwisata membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah, salah satunya dari sektor kesehatan. Faktor lingkungan menjadi penting sebagai penentu kesehatan wisatawan.
Pemilik dan pekerja di homestay, yang selanjutnya disebut pengelola homestay perlu
memperhatikan higiene dan sanitasi. Homestay diatur oleh perseorangan tidak ada
standar mengenai higiene dan sanitasi. Penelitian ini adalah penelitian pertama yang melakukan analisis hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku pengelola dengan higiene
sanitasi homestay.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan
penelitian potong lintang. Sampel terdiri atas 156 homestay pada daerah wisata di sekitar
kota/kabupaten tempat Center Institusi (CI) berada pada Juli 2018-Juni 2019. Data diukur menggunakan hasil penilaian kuesioner serta formulir observasi. Analisis bivariat dilakukan dengan chi-square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap
sanitasi pengelola homestay terhadap lingkungan rumah homestay, namun tidak terdapat
hubungan antara perilaku sanitasi dan PSP (Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku) Higiene
pengelola homestay terhadap lingkungan rumah homestay.
Pembahasan: pengetahuan dan sikap sanitasi pada pengelola homestay masih sebatas
tahu dan memahami, tanpa diikuti aplikasi berupa tindakan yang konkrit.
Simpulan: Pengetahuan sanitasi adalah faktor yang paling mempengaruhi lingkungan
rumah homestay dengan OR 2.959. Penelitian ini adalah penelitian awal, penelitian
lanjutan terutama pada variabel higiene dan variabel lain yang berhubungan dengan
kesehatan wisatawan pada homestay dapat dikembangkan.
Kata Kunci: higiene, homestay, sanitasi, wisata
Penelitian
Multisenter
e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
2
ANALYSIS OF HOMESTAY MANAGEMENT'S KNOWLEDGE,
ATTITUDE AND PRACTICE ASSOCIATION WITH
HOMESTAY HYGIENE AND SANITATION AT TOURISM
DESTINATIONS IN SEVERAL CITY / REGENCY IN
INDONESIA
ABSTRACT
Background: Tourism is Indonesia's second largest source of foreign exchange. The
increase in the number of tourists is in line with the increasing need for services, one of which is the need for accommodation. Homestay is a resident's house rented out to tourists. The tourism sector needs more attention from the government, and one of the sectors is from health. Environmental factors are important determinant factors of tourist health. Owners and workers in homestays, hereinafter referred to as homestay managers, need to pay attention to hygiene and sanitation. Homestay is regulated by individuals, there are no standards regarding hygiene and sanitation.
Method: This study is the first study to analyze the relationship between knowledge,
attitudes, and behavior of managers with homestay sanitation hygiene. This study was an observational analytic study with cross-sectional study design. The sample consisted of 156 homestays in tourist areas around the city/district where the Institutional Center (CI) was in July 2018-June 2019. Data were measured using the results of the questionnaire assessment and observation forms. Bivariate analysis was performed with chi-square and multivariate analysis using logistic regression tests.
Results: of this study indicate that there is a relationship between knowledge and
sanitation attitudes of homestay managers to the homestay environment, but there is no relationship between sanitation behavior and Knowledge, Attitudes, and Behavior of Hygiene management of homestay to the home environment homestay.
Discussion: Knowledge and attitude towards sanitation are not followed by real action. Conclusion: Knowledge of sanitation is the factor that most influences homestay house
environments with OR 2995. This research is preliminary research, further research, especially on hygiene variables and other variables related to tourist health in homestays can be developed.
Keywords: hygiene, homestay, sanitation, travel 1. PENDAHULUAN
Pariwisata adalah sumber devisa
kedua terbesar Indonesia.[1] Dalam dunia
pariwisata dikenal dua macam
wisatawan, yaitu wisatawan
mancanegara (wisman) dan wisatawan
nusantara (wisnu).[2] Menurut data Badan
Pusat Statistik, jumlah kunjungan
wisman ke Indonesia selama tahun 2017
sebesar 14,04 juta. Jumlah ini
menunjukan peningkatan dari tahun
2016 sebesar 21,88 persen.[3]
Sementara, data Kementerian Pariwisata secara kumulatif sejak Januari-Oktober 2017 menunjukkan jumlah kunjungan wisnu mencapai 252.569.465.
Peningkatan jumlah wisatawan seiring dengan peningkatan kebutuhan
jasa, salah satunya kebutuhan
akomodasi. Akomodasi adalah fasilitas yang disediakan bagi orang yang
bepergian. Di tempat akomodasi,
wisatawan dapat beristirahat menginap atau tidur, mandi, makan dan minum
serta menikmati jasa pelayanan
danhiburan yang tersedia.[4]
Macam-macam bentuk akomodasi antara lain:
hotel, hostel, inn, bungalow, cottage,
guest house, homestay, dan
sebagainya.[5] Homestay adalah rumah
penduduk yang disewakan bagi para
wisatawan. Saat ini, homestay dapat
ditemukan hampir di seluruh daerah tujuan wisata. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2016, Pondok wisata /
Homestay menempati urutan kedua
akomodasi non hotel berbintang
terbanyak setelah hotel melati, yaitu
sebesar 2.940 usaha (18.16 persen)6.
Homestay menjadi pilihan akomodasi masyarakat luas dikarenakan harga yang lebih terjangkau juga lebih nyaman untuk
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
3
akomodasi dengan banyak orang.[7]
Homestay dapat dipesan secara
langsung maupun dipesan melalui
halaman web. Selain menguntungkan
wisatawan, usaha homestay dapat
menjadi salah satu sumber penghasilan bagi masyarakat.
Pertumbuhan signifikan dari sektor pariwisata membutuhkan perhatian lebih
dari pemerintah, terutama sektor
kesehatan. Dampak kesehatan yang
dapat ditimbulkan dari pariwisata
dipengaruhi oleh perubahan kondisi
lingkungan sehari-hari.[8] Menurut WHO,
masalah kesehatan yang dialami oleh wisatawan selama perjalanan wisata
yaitu gangguan kesehatan akibat
lingkungan seperti travel sickness,
bathing/diving, altitude, dan lain-lain;
gangguan kesehatan sexual transmitted
disease seperti HIV dan Hepatitis B;
gangguan kesehatan akibat vektor
seperti malaria, demam berdarah, dan lain-lain; dan penularan langsung seperti
Tuberkulosis, gangguan kesehatan
akibat makanan dan minuman seperti diare, Hepatitis A dan E dan lain
sebagainya.[9]
Salah satu tantangan kesehatan wisatawan di Indonesia yaitu penyakit saluran cerna. Hasil Survei Morbiditas
Diare tahun 2014 yaitu sebesar
270/1.000 penduduk, diperkirakan
jumlah penderita diare di fasilitas kesehatan pada tahun 2016 sebanyak
6.897.463 orang[10]. Diare menjadi
keluhan terbanyak yang dialami
wisatawan di Indonesia.[11] Penyebab
diare antara lain adalah infeksi oleh
bakteri, virus, protozoa[12].
Makanan yang terkontaminasi
oleh bakteri dapat disebabkan oleh kondisi higiene dan sanitasi yang kurang pada tempat pengolahan makanan. Pengolahan makanan yang tidak higienis
serta menggunakan sanitasi yang
tercemar dapat meningkatkan risiko
bakteri untuk hidup di bahan makanan[13].
Perlu disadari faktor lingkungan
menjadi penting sebagai penentu
kesehatan wisatawan. Pemilik dan
pekerja di homestay, yang selanjutnya
disebut pengelola homestay perlu
memperhatikan higiene dan sanitasi. Guna mencegah penyakit saluran cerna yang sebagian besar dipengaruhi oleh
higienis dan sanitasi[5]. Dikarenakan
homestay diatur oleh perseorangan
maka tidak ada standar mengenai
higiene dan sanitasi. Gangguan
kesehatan wisman dan wisnu yang diakibatkan oleh buruknya higiene dan
sanitasi homestay akan mempengaruhi
angka kunjungan Maka dari hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
pengetahuan, sikap, dan perilaku
pengelola homestay terhadap higiene
dan sanitasi homestay di daerah tujuan
wisata di Indonesia.
2. METODE
Penelitian ini merupakan
penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian potong lintang.
Penelitian dilakukan di homestay pada
daerah wisata di sekitar kota/kabupaten
tempat Center Institusi (CI) berada pada
Juli 2018-Juni 2019.
Populasi penelitian ini ialah
Homestay di daerah tujuan wisata di seluruh Indonesia. Populasi terjangkau
berupa Homestay pada daerah tujuan
wisata di sekitar kota/kabupaten tempat CI berada Sample diambil dengan
purposive sampling. Bedasarkan
perhitungan, dibutuhkan 156 sampel penelitian.
Kesediaan responden dipastikan
dengan melakukan informed consent.
Bagi responden yang berusia di bawah
17 tahun, informed consent didampingi
oleh wali/ orang tua. Data diukur menggunakan hasil penilaian kuesioner
yang telah divalidasi dan diuji
reabilitasnya, serta formulir observasi Rumah Sehat. validitas dan reabilitas kuesioner dapat dilihat pada Tabel 1. Analisa data dilakukan menggunakan
aplikasi SPSS 22 for Windows. Metode
analisis bivariat menggunakan
chi-square dan analisis multivariat
menggunakan regresi logistik.
Tabel 1. Uji Validitas dan Reabilitas Kuisioner Item n Cronbach’s Alpha Riwayat kejadian penyakit 2 0.780 Pengetahuan Sanitasi 15 0.827 Pengetahuan Higiene 5 0,732 Sikap Higiene 5 0.945 Perilaku Higiene 5 0.957 Sikap Sanitasi 15 0.969
e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
4
3. HASIL PENELITIAN 3.1 Karakteristik Responden
Pada penelitian ini dilakukan
pengamatan terhadap dua jenis subjek
yaitu pengelola homestay dan homestay
tempat pengelola bekerja. Karakterisik subjek peneltian dalam penelitian ini
dianalisis berdasarkan usia, jenis
kelamin, provinsi homestay tempat
subjek berada, pekerjaan, pendapatan,
tingkat pendidikan, tarif sewa homestay
tempat subjek bekerja. Hasil lengkap karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
3.1.1 Usia Pengelola
Proporsi pengelola CI pada
kategori anak-anak (1-17 tahun),
pemuda atau (18-65 tahun), dan
Setengah baya (66-79 tahun) berturut-turut yaitu, 1.9%, 95.5%, dan 2.6%.
3.1.2 Jenis Kelamin Pengelola
Pengelola homestay lebih
banyak berjenis kelamin laki-laki (n=89) dibandingkan perempuan (n=67).
3.1.3 Pekerjaan Pengelola
Homestay lebih banyak dikelola (n= 92) oleh karyawan daripada pemilik(n=64).
3.1.4 Pendapatan Pengelola
Proporsi pendapatan pengelola yang melebihi melebihi Upah Minimum Regional (UMR) sebesar 41% dan yang di bawah UMR sebesar 59%.
3.1.5 Tingkat Pendidikan Pengelola
Pengelola yang tidak sekolah
sebanyak 3.2%. Sebanyak 52.6%
Pengelola homestay memiliki pendidikan
terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA).
3.1.6 Lokasi Homestay
Homestay pada penelitian ini paling banyak berlokasi pada Provinsi
Jogjakarta. Sementara, homestay paling
sedikit berlokasi pada Provinsi Banten.
Tabel 2. Karakteristik Pengelola
Variabel n % Usia Pengelola Anak – anak (1-17 Tahun) 3 1.9 Pemuda (18-65 Tahun) 149 95.5 Setengah Baya (66-79 Tahun) 4 2.6 Jenis Kelamin Perempuan 67 42.9 Laki-laki 89 57.1 Pekerjaan Pemilik 62 39.7 Karyawan 94 60.3 Pendapatan > UMR 64 41 < UMR 92 59 Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah 5 3.2 SD 15 9.6 SMP 23 14.7 SMA 82 52.6 Perguruan Tinggi 31 19.9
Tabel 3. Karateristik Homestay
Variabel n % Lokasi Homestay Jakarta 15 9.6 Yogyakarta 34 21.8 Jawa Barat 23 14.7 Bali 32 20.5 Jawa Tengah 18 11.5 Banten 2 1.3 Jawa Timur 17 10.9 Sumatera Utara 15 9.6 Tarif Sewa < 150.000 33 21.2 150.000 – 500.000 96 61.5 > 500.000 27 17.3
Kejadian Diare Selama 1 Bulan
Tidak Ada 141 90.4
Ada 8 5.1
Tidak Tahu 7 4.5
Observasi Lingkungan Rumah
Sehat 64 59
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
5
3.1.7 Tarif Sewa Homestay
Proporsi homestay dengan tarif
sewa yang berkisar pada rentang Rp. 150.000-Rp. 500.000 adalah 61.5%, sementara yang kurang dari Rp. 150.000 dan lebih dari Rp. 500.000 berturut-turut yaitu, 21.2% dan 17.3%
3.1.8 Kejadian Diare pada Homestay
selama 1 Bulan
Pada penelitian ini diambil data mengenai kejadian diare selama 1 bulan. Berdasarkan Tabel 3, didapatkan hasil univariat yaitu, tidak ada kejadian diare (90.4%), ada kejadian diare (5.1%), tidak tahu (4.5%).
3.1.9 Observasi Lingkungan Rumah
Pada penelitian ini didapatkan hasil observasi mengenai lingkungan rumah.
Berdasarkan Tabel 3, didapatkan
gambaran mengenai observasi
lingkunga rumah yaitu, tidak sehat (41%) dan sehat (59%).
3.2 Sanitasi Pengelola
Analisis dilakukan terhadap
pengetahuan, sikap, dan perilaku
sanitasi pengelola homestay. Data
deskriptif lengkap dapat dibaca pada Tabel 4.
3.3.1 Pengetahuan Sanitasi
Pada penelitian ini didapatkan
hasil data kuesioner mengenai
pengetahuan sanitasi. Gambaran
mengenai pengetahuan sanitasi
pengelola homestay yaitu, kurang baik
(46.8%) dan baik (53.2%).
3.3.2 Sikap Sanitasi
Pada penelitian ini didapatkan hasil data kuesioner mengenai sikap
sanitasi. Didapatkan gambaran
mengenai sikap sanitasi pengelola
homestay yaitu, kurang baik (37.8%) dan baik (62.2%).
3.3.3 Perilaku Sanitasi
Pada penelitian ini didapatkan hasil
data kuesioner mengenai perilaku
sanitasi. Hasil yang didapatkan
mengenai perilaku sanitasi pengelola
homestay yaitu, kurang baik (41%) dan baik (59%).
3.3 Higiene Pengelola
Analisa juga dilakukan terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku higiene
pengelola homestay. Data deskriptif
lengkap dapat dibaca pada Tabel 4.
3.4.1 Pengetahuan Higiene
Berdasarkan hasil data dari
kuisioner mengenai pengetahuan
higiene, didapatkan gambaran mengenai
pengetahuan higiene pengelola
homestay yaitu, kurang baik (44.2%) dan baik (55.8%).
3.4.2 Sikap Higiene
Pada penelitian ini didapatkan hasil data kuisioner mengenai sikap
higieni pengelola homestay yaitu, yaitu,
kurang baik (44.2%) dan baik (55.8%).
3.4.3 Perilaku Higiene
Pada penelitian ini didapatkan hasil
data kuesioner mengenai perilaku
higiene. Didapatkan gambaran
mengenai perilaku higiene pengelola
homestay yaitu, kurang baik (18.6%) dan baik (81.4%).
Tabel 4. Sanitasi dan Higiene Pengelola Variabel n % Pengetahuan Sanitasi Kurang Baik 41 26.3 Baik 23 14.7 Perilaku Sanitasi Kurang Baik 31 19.9 Baik 33 21.2 Sikap Sanitasi Kurang Baik 31 19.9 Baik 33 21.2 Perilaku Sanitasi Kurang Baik 31 19.9 Baik 33 21.2 Pengetahuan Higiene Kurang Baik 34 21.8 Baik 30 19.2 Sikap Higiene Kurang Baik 22 14.1 Baik 42 26.9 Perilaku Higiene Kurang Baik 13 8.3 Baik 51 32.7
e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
6
3.4 Hubungan Pekerjaan dengan
Observasi Lingkungan Rumah
Hasil analisis bivariat pada
penelitian ini menggunakan uji chi-square. Pada Tabel 5, didapatkan nilai p yaitu 0.071 (p>0.05) yang menunjukkan H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan pengelola homestay dengan
lingkungan rumah
3.5 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Observasi Lingkungan Rumah
Berdasarkan Tabel 5, hasil analisis bivariat, didapatkan nilai P yaitu 0.046 (P<0.05) yang menunjukkan H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan pengelola
homestay dengan lingkungan rumah. 3.6 Hubungan Tarif Sewa dengan
Observasi Lingkungan
Hasil analisis bivariat dengan uji
chi-square pada Tabel 5, didapatkan hasil nilai p yaitu 0.043 (p<0.05) yang menunjukkan H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
tarif sewa homestay dengan lingkungan
rumah.
3.7 Hubungan Pengetahuan Sanitasi dengan Observasi Lingkungan Rumah
Hasil analisis bivariat uji chi-square pada Tabel 5 menunjukan nilai p yaitu 0.001 (p<0.05). Hal ini berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan sanitasi
pengelola homestay dengan lingkungan
rumah.
3.8 Hubungan Sikap Sanitasi dengan Observasi Lingkungan Rumah
Hasil analisis bivariate uji chi-square menunjukan nilai p yaitu 0.023 (p<0.05). Hal ini berarti H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara sikap sanitasi pengelola
homestay dengan lingkungan rumah. Hasil lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.
3.9 Hubungan Perilaku Sanitasi
dengan Observasi Lingkungan Rumah
Dari Tabel 5 dapat dilihat hasil
analisis bivariat dengan uji chi-square.
Didapatkan nilai p yaitu 0.116 (p>0.05)
yang menunjukkan H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara perilaku sanitasi
pengelola homestay dengan lingkungan
rumah.
3.10 Hubungan Pengetahuan Higiene dengan Observasi Lingkungan Rumah
Dari Uji chi-square pada Tabel 5 didapatkan nilai p yaitu 0.062 (p>0.05) yang menunjukkan H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan higiene
pengelola homestay dengan lingkungan
rumah.
3.11 Hubungan Sikap Higiene dengan Observasi Lingkungan Rumah
Hasil analisa bivariat dengan uji
chi-square pada Tabel 5 menunjukkan nilai p yaitu 0.112 (p>0.05). Hal ini menunjukan H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara sikap
higiene pengelola homestay dengan
lingkungan rumah.
3.12 Hubungan Perilaku Higiene
dengan Observasi Lingkungan Rumah
Dari Tabel 5 dapat terlihat hasil
analisa bivariat dengan chi-square dan
didapatkan nilai P yaitu 0.645 (P>0.05) yang menunjukkan H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara perilaku higiene
pengelola homestay dengan lingkungan
rumah.
3.13 Faktor yang Berpengaruh
terhadap Lingkungan Rumah
Penelitian ini dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik
untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi observasi lingkungan rumah. Berdasarkan Tabel 6, didapatkan faktor yang paling dominan adalah Pengetahuan sanitasi dengan nilai p yaitu 0.003 (p<0.05). Pengetahuan sanitasi memiliki OR sebesar 2.959 yang berarti memilki pengetahuan sanitasi
yang baik dapat mempengaruhi
lingkungan rumah menjadi sehat
sebesar 2.959 kali lipat dari
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
7
Tabel 5. Analisa Bivariat Observasi Rumah SehatVariabel
Observasi Rumah Sehat
Jumlah p-value
Tidak Sehat Sehat
n % n % Pekerjaan Pemilik 20 12.8 42 26.9 62 0.071 Karyawan 44 28.2 50 32.1 94 Pendidikan Tidak Sekolah 3 1.9 2 1.3 5 0.046 SD 10 6.4 5 3.2 15 SMP 13 8.3 10 6.4 23 SMA 28 17.9 54 34.6 82 Perguruan Tinggi 10 6.4 21 13.5 31 Tarif Sewa < 150.000 9 5.8 24 21.2 33 0.043 150.000-500.000 39 25 57 36.5 96 > 500.000 16 10.3 11 7.1 27 Pengetahuan Sanitasi Kurang Baik 41 26.3 32 20.5 73 0.001 Baik 23 14.7 60 38.5 83 Perilaku Sanitasi Kurang Baik 31 19.9 33 21.2 64 0.116 Baik 33 21.2 59 37.8 92 Sikap Sanitasi Kurang Baik 31 19.9 28 17.9 59 0.023 Baik 33 21.2 64 41 97 Perilaku Sanitasi Kurang Baik 31 19.9 33 21.2 64 0.116 Baik 33 21.2 59 37.8 92 Pengetahuan Higiene Kurang Baik 34 21.8 35 22.4 69 0.062 Baik 30 19.2 57 36.5 87 Sikap Higiene Kurang Baik 22 14.1 21 13.5 43 0.112 Baik 42 26.9 71 45.5 113 Perilaku Higiene Kurang Baik 13 8.3 16 10.3 29 0.645 Baik 51 32.7 76 48.7 127
e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
8
4. PEMBAHASAN
Tarif sewa kamar di homestay
berhubungan dengan kualitas
lingkungan homestay, dibuktikan dengan
uji chi-square (p=0.043). Menariknya
homestay dengan harga tarif yang relatif
tinggi tidak menunjukan kualitas
kesehatan yang lebih baik. Grafik
menunjukan bahwa, dari 27 homestay
yang tarifnya di atas 500.000 sebanyak 41% berada di kategori lingkungan
sehat. Pada kelompok homestay yang
tarifnya berkisar 150.000-500.000
didapatkan 59% lingkungan homestay
masuk kategori sehat. Pada kelompok
homestay dengan tarif sewa dibawah 150.000 didapatkan 72% lingkungan
homestay dalam kategori sehat. Sekilas, hasil deskripsi di atas menunjukkan harga tarif tidak mutlak menentukan kualitas lingkungan yang ditawarkan
homestay. Hal ini mungkin dapat terjadi karena kesehatan lingkungan ditentukan oleh banyak faktor.
Hasil uji chi-square menunjukan
tingkat pendidikan pengelola homestay
berhubungan dengan kualitas
lingkungan homestay (p=0.046). Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Theodora (2017) di Pulau Ende, di mana terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan tindakan kepala keluarga dengan kualiatas sanitasi lingkungan. Pengetahuan tidak lepas dari proses
pendidikan.[xiv] Tingkat pendidikan pada
penelitian ini adalah pendidikan formal
terakhir yang diselesaikan oleh
responden. Menurut Rahmawati (2017)
30% pembentukan karakter dan
peningkatan ilmu pengetahuan didapat
dari sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal. Semakin tinggi
pendidikan seseorang diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengetahuannya.
Penelitian ini menunjukkan
adanya hubungan antara pengetahuan
dan sikap sanitasi homestay dengan
lingkungan rumah sesuai dengan hasil uji
bivariat chi-square. Hasil ini
menunjukkan bahwa apabila masyarakat mengerti dan menyetujui bahwa sanitasi itu dapat menjadikan rumah lebih sehat walaupun perilaku sanitasi didapatkan
tidak memiliki hubungan terhadap
lingkungan rumah. Tetapi menurut
Purwaningrum et al (2018), bahwa
tingkat pengetahuan dan sikap
mempunyai hubungan yang kuat dan
positif dengan
perilaku warga dalam pemenuhan
komponen rumah sehat. [xv]
Menurut Notoatmodjo (2010),
terdapat enam tingkat pengetahuan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dari
tingkatan-tingakatan tersebut, pengelola homestay
yang menjadi sampel penelitian baru mengenal dua dari enam tingkatan tersebut yaitu tahu dan memahami higiene. Hal ini dilihat dari hasil
pengukuran pengetahuan pengelola
homestay dari instrument kuesioner. Menurut hasil pengukuran, diketahui dari
total 156 sampel pengelola homestay
55,8% memiliki pengetahuan baik
mengenai higiene.xvi
Perilaku digolongkan menjadi dua
yaitu bentuk pasif dan bentuk aktif.xvii
Menurut hasil pengukuran di mana dari total sampel 156 ditemukan 81,4% memiliki perilaku baik mengenai higiene. Ketiadaan hubungan antara perilaku
higiene dan kualitas lingkungan
homestay terjadi akibat perilaku baik yang dimiliki pengelola berbentuk pasif di mana perilaku tidak diikuti tindakan konkrit.
Tabel 6. Uji Multivariat
Variabel p-value OR CI 95 % Lower Upper Pengetahuan Sanitasi 0.003 2.959 1.431 6.120 Sikap Sanitasi 0.386 1.384 0.664 2.887 `Perilaku Sanitasi 0.234 1.535 0.758 3.108 Pengetahuan Higiene 0.187 1.595 0.798 3.188 Sikap Higiene 0.278 1.532 0.709 3.307 Perilaku Higiene 0.614 0.793 0.321 1.955
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
9
Tidak adanya hubungan antarapengetahuan, sikap, dan perilaku
pengelola dengan kualitas lingkungan
homestay disebabkan pengetahuan,
sikap, dan perilaku mengenai higiene
yang dimiliki pengelola tidak
diaplikasikan dalam pengelolaan
homestay setiap harinya
5. SIMPULAN
Terdapat hubungan antara
pengetahuan dan sikap sanitasi
pengelola homestay terhadap
lingkungan rumah homestay.
Tidak terdapat hubungan antara perilaku sanitasi dan PSP (Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku) Higiene pengelola
homestay terhadap lingkungan rumah
homestay.
6. SARAN
a. Untuk masyarakat, masyarakat disarankan untuk menerapkan
perilaku sanitasi dapat
berhubungan dengan
lingkungan rumah sehingga
apabila mempunyai sanitasi
yang baik maka rumah akan menjadi lebih sehat.
b. Untuk pengelola homestay,
disarankan untuk meningkatkan higienitas dalam pengelolaan
homestay. Peningkatan
higienitas bisa dimulai dengan
pemberian edukasi seperti
pelatihan hidup bersih dan sehat
kepada tenaga pengelola
homestay. Namun, Edukasi saja
tidak cukup. Pemilik perlu
membuat peraturan internal
mengenai standar pelayanan sehingga terjadi peningkatan pula pada penerapan higiene
oleh pengelola homestay.
c. Untuk pemangku kebijakan,
Para pemangku kebijakan dapat
membentuk suatu aturan
mengenai standar homestay
khususnya terhadap higiene, sanitasi serta kesehatan rumah
sehingga dapat menjaga
kesehatan dari wisatawan pula. Selain itu regulasi terhadap
ketenagakerjaan juga perlu
diperketat mengingat masih
adanya pekerja-pekerja yang di bawah umur.
d. Untuk peneliti lain, para peneliti
bisa melakukan penelitian
lanjutan terutama pada variabel higiene dan variabel lain yang berhubungan dengan kesehatan
wisatawan pada homestay.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini, terutama
para pengelola homestay yang bersedia
menjadi subjek dan para kolaborator yang telah membantu pengumpulan data dalam penelitian ini. Kolaborator pada penelitian ini yaitu, Abdurrahman Nur Prasetyo, Adhe Sugandhi, Almira Arasa, Alwi Maher Shahab, Annisa Illona Arini, Aryo Bimanto, Atemi, Augrey Prawita Libertyana, Bella Rizki Dayanti, Dea Desmonda, Devita Anggaraini, Dicky
Dewantoro, Eling Nurdianti, Elrian
Syaputra, Elsa Nur Rahma D., Enrique Aldrin, Fairuz Syafa, Faiz Rojifaikar Putra Nurtyas, Fiorentina Wahyutama, Fauzia
Nurunnisa, Galuh Shafira Savitri,
Hidayatika Sholehah, Ida Ayu Amanda Dewi Wikannanda, I Gede Ananta Widjaksana, I Gede Wikania Wira Wiguna, Indah Mardiana, Indria Savitri, I Nyoman Tri Pramartha, I Putu Wirasatya Eka Putra, Jasmine Tartila, Kadek Ayu Trishanti Devi, Kadek Dhiyo Mamhista Kumara, Kadek Virginia Mas Cahya Dewi, Komang Ariningrum Dwita Lestari A., Karolus Provesialitus Daya, Luthfan Ahnaf Ghaus, Luthfia Arifatul Faizah, Made Pradipa Yodyartha Pinatih, Made Syanindita Putri Larasati, Maghfiroh Arif, M. Arif Hadi Khoiruddin, M. Asyam Fawwaz Akbar, M. Fiqih Maulana Muchtar, M. Izzatul Imaduddin, M. Ridho Devantoro, M. Yuda Nugraha, Nadia Kirana, Nadya Pramesti, Nadya Windi Hapsari, Nahriyati Safira Salsabila, Ni Kade Sari Cihnawati, Niken Larasati, Ni Komang Surya Sanistiasih Budaya, Niluh Dika Jelita, Nur Adzhani, Nur Rafida, Oktavia Adiyani, Prayoga Aditama, Putu Febi Apriliona, Putu Feby Miswari Dewi,
Putu Illiomar Hiranyagarbha, Putu
Nandika Tungga Yudanti Mahardani, Puji Mar’atus Sholikah, Rafi Alwan H, Rahma Nur Amelia, Roihan Mohamad Iqbal, Roisya Nur Farhania, Rusdiyanah, Salwa Nabilah Cholfa, Sherlina Rintuik Tirta Ayu, Shiwi Linggarjati, Tivalen Dwiara
e-ISSN: 2721-1924
ISSN: 2302-6391
JIMKI PMC-KI Special Volume 1, 2020
10
Utami Riralvi, Vita Yuniar Saraswati, Victoria Tasya Arifa Guardiola, Wahidin Nawawi, Widya Ona Lestari, Windy Silvia Murti, Yustika Sari, dan Zeita Fauzia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ardan Adhi Chandra D. Tiga Tahun
Jokowi-JK, Pariwisata Sumbang
Devisa Terbesar Kedua [Internet]. detikfinance. 2018 2 Juli 2018. <https://finance.detik.com/berita- ekonomi-bisnis/d-3687715/tiga- tahun-jokowi-jk-pariwisata-sumbang-devisa-terbesar-kedua>
2. Kementerian Pariwisata. Rencana
Strategis Tahun 2018-2019. Jákarta; 2018 h.23
3. Badan Pusat Statistik. Jumlah
kunjungan wisman ke Indonesia Desember 2017 mencapai 1,15 juta
Kunjungan. 2 Juli 2018 https://www.bps.go.id/pressrelease/2 018/02/01/1468/jumlah-kunjungan-wisman-ke-indonesi a-desember- 2017-mencapai-1-15-juta-kunjungan--.html
4. Hindrawan, L, Ordiyasa, I. Sistem
Panduan Pemilihan Transportasi dan Akomodasi Pariwisata untuk Wilayah Yogyakarta Berbasis Mobile. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia. 2013. h.14-29
5. Brahmisiwi, I. Pengaturan Investasi
Semi Kelola di Bidang Perdagangan Jasa Akomodasi Wisata. Thesis. Universitas Udayana. 2015. h. 53-54
6. Badan Pusat Statistik. Laporan
Perekonomian Indonesia 2018.
Jakarta. 2018 h. 144
7. Liputan6.com. Liburan Tak harus
Menginap di Hotel, Sewa Rumah Malah Lebih Asyik. 2018 28 Juli 2018. <https://www.liputan6.com/properti/re ad/3037544/liburan-tak-harus- menginap-di-hotel-sewa-rumah-malah-lebih-asyik>
8. Achmadi, U. Manajemen Penyakit
Berbasis Wilayah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005. h.55-61
9. International Society of Travel
Medicine. Body of Knowledge for the
Practice of Travel Medicine - 2012 by Physicians, Nurses and Other Travel Health Professionals. International Society of Travel Medicine. 201528
Juli 2018.
h.35<http://www.istm.org/bodyofkno wledge>
10. Kementrian Kesehatan RI. Profil
Kesehatan Kesehatan Indonesia
2016. 2017 h.30
11. Gandamayu, Bagus Maha, Agustini, Luh Putu Inca Buntari Agustini ,
Kusuma, Dian Shanti. Gambaran
Masalah Kesehatan Wisatawan Asing yang Berkunjung ke Pusat Pelayanan
Kesehatan 2015. Jurnal Ners
LENTERA. 2016;4(2).h.13-18
12. Hakim A.R, Khan A. Problematika
Penyakit Pribumi bagi Para
Wisatawan Asing di Kota Manado.
ISM, 2010.h. 24-28
13. Rizqi Putri Kurniasih, Nurjazuli,
Yusniar Hanani D. Hubungan Higiene
dan Sanitasi Makanan dengan
Kontaminasi Bakteri Escherichia Coli dalam Makanan di Warung Makan
Sekitar Terminal Borobudur,
Magelang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2015.h.22-26
14. Theodora, FJ, Padmawati, RS.
Hubungan Antara Pendidikan,
Pendapatan dan Perilaku denan Kualitas Sanitasi Lingkungan pada Masyarakat Pulau di Kecamatan Pulau Ende Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur. Repository UGM. 2017 h.33
15. Purwaningrum, SW, Rini, TS, Saurina N. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dengan Perilaku Warga dalam
Pemenuhan Komponen Rumah
Sehat. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
2018. 12(1) h. 4
16. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.h.23
17. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012. H. 56-58.