KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus menjadi upaya untuk mendukung beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus menjadi upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Di samping
Di samping itu, itu, berbagai peberbagai persoalan yang rsoalan yang dihadapi odihadapi oleh bangsa leh bangsa kita dewasa kita dewasa ini makinini makin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter sebagai dasar
sebagai dasar pembangunan pembangunan pendidikan. pendidikan. Semangat itSemangat itu secara u secara implisit ditimplisit ditegaskan dalamegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
pembangunan nasional.
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, akan dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan (
tetapi juga melalui pembiasaan ( habituasi)habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin,dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembisaan itu bukan hanya toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembisaan itu bukan hanya mengajarkan (aspek kognitif) mana yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan mengajarkan (aspek kognitif) mana yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan (aspek afektif) nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya (aspek (aspek afektif) nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya (aspek psikomotorik) dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di psikomotorik) dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi pencerminan hidup bangsa Indonesia. oleh karena itu, sekolah memiliki peranan akan menjadi pencerminan hidup bangsa Indonesia. oleh karena itu, sekolah memiliki peranan yang besar sebagai pusat
yang besar sebagai pusat pembudayaan melalui pengembangan budaya sekolah ( pembudayaan melalui pengembangan budaya sekolah ( school culture school culture ). ). Pedoman
Pedoman ini ditujukan ini ditujukan kepada semua warkepada semua warga pada setiap ga pada setiap satuan pendidiksatuan pendidikan(dasar sampaian(dasar sampai menengah) melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang bersifat menengah) melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat satuan pendidikan pada dasarnya adalah melakukan komprehensif. Perencanaan di tingkat satuan pendidikan pada dasarnya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sedangkan penguatan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sedangkan pelaksanaan dan penilaian tidak hanya menekankan aspek pengetahuan saja, melainkan juga pelaksanaan dan penilaian tidak hanya menekankan aspek pengetahuan saja, melainkan juga sikap perilaku yang akhirnya dapat membentuk akhlak mulia.
sikap perilaku yang akhirnya dapat membentuk akhlak mulia. Pedoman ini
Pedoman ini dikembangkan dikembangkan berdasarkan atas pberdasarkan atas pengalaman beberapengalaman beberapa satuan pendidikan a satuan pendidikan yang yang telah mengimplementasikannya. Hasil-hasil pengalaman itu diperoleh melalui pelaksanaan telah mengimplementasikannya. Hasil-hasil pengalaman itu diperoleh melalui pelaksanaan (
( piloting piloting ) yang ) yang dilakukan Pusat Kudilakukan Pusat Kurikulum pada trikulum pada tahun 2010.ahun 2010.
Semoga Pedoman ini bermanfaat untuk kita semua. Selain itu, Badan Penelitian dan Semoga Pedoman ini bermanfaat untuk kita semua. Selain itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional mengucapkan terima kasih kepada semua Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
pihak yang telah memberikan kontribusi demi kesempurnaan pelaksanaan pendidikan karaktermemberikan kontribusi demi kesempurnaan pelaksanaan pendidikan karakter bangsa di masa depan.
bangsa di masa depan.
Jakarta, Januari 2011 Jakarta, Januari 2011
Kepala Kepala
Prof. Dr. H. Mansyur Ramly Prof. Dr. H. Mansyur Ramly
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii iiii iii iii KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAN BAGAN DAFTAR TABEL DAN BAGAN
TIM
TIM PENYUSUN PENYUSUN
BAB
BAB I I PENTINGNYA PENTINGNYA PENDIDIKAN PENDIDIKAN KARAKTER KARAKTER 11
A.
A. Hakikat Hakikat Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter 11
B.
B. Tujuan, Tujuan, Fungsi Fungsi dan dan Media Media Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter 22 C.
C. Nilai-nilai Nilai-nilai Pembentuk Pembentuk Karakter Karakter 22 D.
D. Proses Proses Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter 44 BAB
BAB II II STRATEGI STRATEGI PELAKSANAAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN KARAKTER KARAKTER 55
A.
A. Strategi Strategi di di Tingkat Tingkat Kemendiknas Kemendiknas 55 B.
B. Strategi Strategi di di Tingkat Tingkat Daerah Daerah 77 C.
C. Strategi Strategi di di Tingkat Tingkat Satuan Satuan Pendidikan Pendidikan 77 1.
1. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran 88
2.
2. Pengembangan Pengembangan Budaya Budaya Sekolah Sekolah dan dan Pusat Pusat Kegiatan Kegiatan Belajar Belajar 88 3.
3. Kegiatan Kegiatan Ko-kurikuler Ko-kurikuler dan/atau dan/atau Kegiatan Kegiatan Ekstra Ekstra Kurikuler Kurikuler 88 4.
4. KegiaKegiatan tan KesehKeseharian arian di di RumaRumah h dan dan Di Di MasyarMasyarakat akat 99 D.
D. Penambahan Penambahan Alokasi Alokasi Waktu Waktu Pembelajaran Pembelajaran 99 E.
E. PenPenilailaian ian kebkeberherhasiasilan lan 1010 BAB
BAB III III PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM KURIKULUM TINGKAT TINGKAT SATUANSATUAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
11 11 A.
A. Komponen Komponen Kurikulum Kurikulum Tingkat Tingkat Satuan Satuan Pendidikan Pendidikan (KTSP) (KTSP) 1111 B.
B. Tahapan Tahapan Pengembangan Pengembangan 1111
C. Penyiapan peran
C. Penyiapan perangkat gkat Dalam Rangka Pelaksanaan Dalam Rangka Pelaksanaan PendidikanPendidikan Karakter di Satuan pendidikan
Karakter di Satuan pendidikan
12 12
BAB
BAB IV IV PELAKSANAAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN KARAKTER KARAKTER ((BEST BEST PRACTICE PRACTICE )) 13 13 A. A. PAUD PAUD B. B. SD SD 1818 C. C. SMP SMP 2626 D. D. SMA SMA 3939 E. E. SMK SMK 5050 F. F. SLB SLB 5252 G. G. PKBM PKBM 5959 BAB
BAB V V MEMBANGUN MEMBANGUN BUDAYA BUDAYA SEKOLAHSEKOLAH 6363
A. Keterlibatan Semua Warga Sekolah dalam Pembelajaran yang A. Keterlibatan Semua Warga Sekolah dalam Pembelajaran yang
Berkarakter Berkarakter
63 63 B. Keterlibatan Semua Warga Sekolah dalam Perawatan, Pemanfaatan,
B. Keterlibatan Semua Warga Sekolah dalam Perawatan, Pemanfaatan, Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran serta
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran serta LingkunganLingkungan Sekolah
Sekolah
63 63
BAB
BAB VI VI PENUTUPPENUTUP 6464
SUMBER BAHAN
DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 1 1 Implementasi Implementasi Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter dalam dalam KTSP KTSP 99 Tabel
Tabel 2 2 Gambaran Gambaran Implementasi Implementasi Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter Setiap Setiap Hari Hari di di PAUD PAUD 1616 Table
Table 3 3 Contoh Contoh Rancangan Rancangan Rencana Rencana Aksi Aksi Sekolah Sekolah SMP SMP Negeri Negeri 36 36 Bandung Bandung 2929 Tabel
Tabel 4 4 Contoh Contoh Pengintegrasian Pengintegrasian Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter Melalui Melalui KegiatanKegiatan Pengembangan Diri di SMP Negeri 36
Pengembangan Diri di SMP Negeri 36 Bandung Bandung
35 35 Tabel
Tabel 5 5 Contoh Contoh Kalender Kalender Akademik Akademik SMP SMP Negeri Negeri 36 36 Bandung Bandung 3636 Tabel
Tabel 6 6 Contoh Contoh Implementasi Implementasi Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter melalui melalui Berbagai Berbagai Kegiatan Kegiatan didi SMA Negeri 4 Kota Balikpapan
SMA Negeri 4 Kota Balikpapan
42 42 Tabel
Tabel 7 7 Contoh Contoh Penerapan Penerapan Nilai-Nilai Nilai-Nilai Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter di di SMA SMA Negeri Negeri 44 Kota Balikpapan
Kota Balikpapan
45 45 Tabel
Tabel 8 8 Contoh Contoh Perencanaan Perencanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter di di SMK SMK Negeri Negeri 11 Bantul
Bantul Tabel
Tabel 9 9 Contoh Contoh Rencana Rencana Aksi Aksi Sekolah Sekolah di di SLB SLB Negeri Negeri Singkawang Singkawang 5252 Tabel 10
Tabel 10 Contoh Nilai-Nilai Pembentuk Karakter yang DiprioritaskanContoh Nilai-Nilai Pembentuk Karakter yang Diprioritaskan di SLB Negeri Singkawang di SLB Negeri Singkawang 54 54 DAFTAR BAGAN DAFTAR BAGAN Bagan
Bagan 1 1 Alur Alur Pikir Pikir Pembangunan Pembangunan Karakter Karakter Bangsa Bangsa 22 Bagan
Bagan 2 2 Ruang Ruang Lingkup Lingkup Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter 44 Bagan
Bagan 3 3 Strategi Strategi Kebijakan Kebijakan Pendidikan Pendidikan Karakter Karakter 55 Bagan
TIM PENYUSUN TIM PENYUSUN
Pengarah
Pengarah Prof. Prof. Dr. Dr. Mansyur Mansyur Ramly, Ramly, Kepala Kepala Balitbang Balitbang KemdiknasKemdiknas Dra. Diah Harianti, M.Psi., Kepala Pusat
Dra. Diah Harianti, M.Psi., Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Kurikulum dan Perbukuan, Kemdiknas
Kemdiknas Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Erry Erry Utomo, Utomo, Ph.D.Ph.D. Tim
Tim Pengembang Pengembang Drs. Drs. Zulfikri Zulfikri Anas, Anas, M.Ed.M.Ed. M. Hamka, S.S., M.Ed. M. Hamka, S.S., M.Ed.
Dr. Hermana Somantrie, M.A. Dr. Hermana Somantrie, M.A. Suharyadi, S.E., M.Pd.
Suharyadi, S.E., M.Pd. Kontributor
Kontributor Dra. Dra. Yuke Yuke Indrati, Indrati, M.Ed.M.Ed. Drs. Ariantoni
Drs. Ariantoni
Dra. Darmiasti, M.Si. Dra. Darmiasti, M.Si. Drs. Heni Waluyo, M.Pd. Drs. Heni Waluyo, M.Pd. Drs. Djuharis Rasul, M.Ed. Drs. Djuharis Rasul, M.Ed. Dra. Elly Marwati, M.Si. Dra. Elly Marwati, M.Si. Dra. Maria Listiyanti Dra. Maria Listiyanti
Dra. Ranti Widyanti, M.Psi. Dra. Ranti Widyanti, M.Psi. Feisal Ghozaly, LLM. Feisal Ghozaly, LLM. Drs. Budi Santosa Drs. Budi Santosa Drs. Suherman Drs. Suherman Drs. Slamet Wibowo Drs. Slamet Wibowo Drs. Bunyamin, M.Pd. Drs. Bunyamin, M.Pd. Anggraeni, S.Pd. Anggraeni, S.Pd.
Dra. Renni Diastuti, M.Si. Dra. Renni Diastuti, M.Si. Mohamad Irfan, S.TP. Mohamad Irfan, S.TP. Dra. Sri Yuniarti, M.M. Dra. Sri Yuniarti, M.M. Euis Yumirawati, S.Sos. Euis Yumirawati, S.Sos. Sandra Novrika, S.T. Sandra Novrika, S.T. Farah Ariani, S.Pd. Farah Ariani, S.Pd.
Nina Purnamasari, S.H., M.Ak. Nina Purnamasari, S.H., M.Ak. Noorman Prio Wicaksono, S.Kom. Noorman Prio Wicaksono, S.Kom. M. Yusri Saad, S.S., MM.
BAB I BAB I
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
A.
A. HakiHakikat kat PendPendidikidikan an KaraKarakterkter
Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam
keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernyamewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman
nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Bukudisintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Untuk mendukung Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana pendidikan karakter ditempatkan Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.”
Pancasila.”
Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang warga negara yang demokratis serta bertanggung demokratis serta bertanggung jawab”
jawab” (Undang-Unda(Undang-Undang Repubng Republik Indonesia lik Indonesia Nomor Nomor 20 Tahun 20 Tahun 2003 ten2003 tentang Sistemtang Sistem Pendidikan Nasional --UUSPN).
Pendidikan Nasional --UUSPN).
Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam Rencana Aksi program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai
Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuanyang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
sepenuh hati.
Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (
mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan ( habituation habituation ) ) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (
aspek “pengetahuan yang baik ( moral knowing moral knowing ), akan tet ), akan tetapi juga “mapi juga “merasakan dengan erasakan dengan baik baik atauatau
loving good
1.
1.Tangguh;Tangguh;
2.
2.kompetitif;kompetitif;3.3.
berakhlak
berakhlak mulia;mulia;
4. 4.bermoral;bermoral;5.5. bertoleran; bertoleran;6.6. bergotong bergotong royong; royong;7.7. berjiwa
berjiwapatriotik;patriotik;
8. 8.berkembangberkembang dinamis; dinamis;9.9. berorientasi berorientasi Iptek
Iptek yangyang
semuanya
semuanyadijiwaidijiwai
oleh
olehIMTAQIMTAQ
kepada
kepadaTuhanTuhan
Yang
YangMahaMahaEsaEsa
berdasarkan berdasarkan Pancasila. Pancasila. BANGSA BANGSA BERKARAKTER BERKARAKTER BANGSA
BANGSAYANGYANG
BERAKHLAK BERAKHLAK MULIA, MULIA, BERMORAL, BERMORAL, BERTETIKA, BERTETIKA, BERBUDAYA BERBUDAYA DAN
DAN BERADABBERADAB
BERDASARKAN BERDASARKAN PANCASILA PANCASILA pembagunan pembagunan karakter
karakterbangsabangsa
R R A AN:N: POLHUKAM, POLHUKAM, KESRA, KESRA, PEREKONOMIAN PEREKONOMIAN PERMASALAHAN PERMASALAHANBANGSABANGSA
DAN DANNEGARANEGARA
1. Disorientasi 1. Disorientasi dalamdalam
implementasi nilai implementasi nilai nilai nilai
Pancasila. Pancasila. 2. Bergesernya 2. Bergesernyanilai nilai etikaetika
dalam dalamkehidupankehidupan berbangsa
berbangsadandanbernegara.bernegara. 3. Memudarnya
3. Memudarnyakesadarankesadaran terhadap
terhadapnilai nilai nilai nilai budayabudaya
bangsa. bangsa. 4.
4. AncamAncamanandisintegrasi disintegrasi bangsa
bangsa 5. Melemahnya
5. Melemahnyakemandiriankemandirian bangsa.
bangsa. STRATEGI:STRATEGI:
1.Sosialisasi/ 1.Sosialisasi/ Penyadaran Penyadaran 2.Pendidikan 2.Pendidikan 3.Pemberdayaan 3.Pemberdayaan 4.Pembudayaan 4.Pembudayaan 5.Kerjasama 5.Kerjasama 1. 1.PANCASILAPANCASILA 2. 2.UUDUUD4545 3. 3.BhinekaBhineka Tunggal TunggalIkaIka 4. 4.NKRINKRI KONSENSUS KONSENSUS NASIONAL NASIONAL LINGKUNGAN LINGKUNGAN STRATEGIS STRATEGIS Global, Global, Regional, Regional, Nasional Nasional Alur
AlurPikir Pikir PembaPembangunanngunanKaraKaraktktererBangsaBangsa
+ +
FITRAH
FITRAHMANUSIAMANUSIADICIPTAKANDICIPTAKANSEBAGAI SEBAGAI MAKHLUK MAKHLUK
SOSIAL
SOSIALYANGYANGBERHARKAT BERHARKAT DAN DAN BERMATABAT BERMATABAT
Bagan 1. Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa Bagan 1. Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
Berdasarkan alur pikir pembangunan karakter bangsa, pendidikan merupakan salah Berdasarkan alur pikir pembangunan karakter bangsa, pendidikan merupakan salah satu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harus satu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu sosialisasi/penyadaran, pemberdayaan, pembudayaan dan kerjasama seluruh komponen sosialisasi/penyadaran, pemberdayaan, pembudayaan dan kerjasama seluruh komponen bangsa. Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan
bangsa. Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integratif denganintegratif dengan melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, anggota legislatif, media melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, anggota legislatif, media massa, dunia usaha, dan dunia industri (Buku Induk Pembangunan Karakter, 2010). Sehingga massa, dunia usaha, dan dunia industri (Buku Induk Pembangunan Karakter, 2010). Sehingga satuan pendidikan adalah komponen penting dalam pembangunan karakter yang berjalan satuan pendidikan adalah komponen penting dalam pembangunan karakter yang berjalan secara sistemik dan integratif bersama dengan komponen lainnya.
secara sistemik dan integratif bersama dengan komponen lainnya. B.
B. TujuTujuan, an, FungFungsi si dan dan MediMedia a PendPendidikidikan an karakkarakterter
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik
berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) m, dan berperilaku baik; (2) memperkuat emperkuat dan membangun pedan membangun perilaku bangsa yang rilaku bangsa yang multikultur;
multikultur; (3) meningkatkan per(3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitiadaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.f dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.
massa. C.
C. NilaiNilai-nil-nilai ai PembPembentuentuk k KaraKarakterkter
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui
nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing.program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18
prakondisi (
prakondisi ( the existing values the existing values ) yang dimaksud antara lain takwa, bersih, rapih, nyaman, dan ) yang dimaksud antara lain takwa, bersih, rapih, nyaman, dan santun.
santun.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai
18 nilai yang bersumber daryang bersumber dari agama, Pancasila, budayai agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidik, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:an nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (
(16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab ( Pusat KurikulumPusat Kurikulum.. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah
Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah . 2009:9-10). Nilai dan. 2009:9-10). Nilai dan deskripsinya terdapat dalam Lampiran 1.
deskripsinya terdapat dalam Lampiran 1.
Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu
antara satu daerah atau daerah atau sekolah yang sekolah yang satu dengan satu dengan yang lain. yang lain. Hal itu Hal itu tergantung ptergantung padaada kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni
mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih,bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan
rapih, nyaman, disiplin, sopan dandan santunsantun..
Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak peringatan Hardiknas di Istana Negara (Selasa, 11
peringatan Hardiknas di Istana Negara (Selasa, 11 Mei 2010) mengutarakan:Mei 2010) mengutarakan:
”…Saudara-saudara, kalau saya berkunjung ke SD, SMP, Saudara sering mendampingi saya, ”…Saudara-saudara, kalau saya berkunjung ke SD, SMP, Saudara sering mendampingi saya, sebelum saya dipresentasikan sesuatu yang jauh, yang maju, yang membanggakan, Saya lihat kamar sebelum saya dipresentasikan sesuatu yang jauh, yang maju, yang membanggakan, Saya lihat kamar mandi dan WC-nya bersih tidak, bau tidak, airnya ada tidak. Ada nggak tumbuhan supaya tidak mandi dan WC-nya bersih tidak, bau tidak, airnya ada tidak. Ada nggak tumbuhan supaya tidak kerontang di situ. Kebersihan secara umum, ketertiban secara umum. Sebab kalau anak kita TK, kerontang di situ. Kebersihan secara umum, ketertiban secara umum. Sebab kalau anak kita TK, SD, SMP selama 10 tahun lebih tiap hari berada dalam lingkungan yang bersih, lingkungan yang SD, SMP selama 10 tahun lebih tiap hari berada dalam lingkungan yang bersih, lingkungan yang tertib, lingkungan yang teratur itu ada values creation. Ada character building dari segi itu. Jadi bisa tertib, lingkungan yang teratur itu ada values creation. Ada character building dari segi itu. Jadi bisa kita lakukan semuanya itu dengan
kita lakukan semuanya itu dengan sebaik-baiknya….” sebaik-baiknya….”
(Gambar 1. Siswa SMP melakukan kegiatan di sawah bersama penduduk (Gambar 1. Siswa SMP melakukan kegiatan di sawah bersama penduduk
untuk melatih kebersamaan, peduli lingkungan, kerja keras) untuk melatih kebersamaan, peduli lingkungan, kerja keras)
D.
D. ProsProses Pees Pendidndidikan ikan KaraKarakterkter
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Totalitas
Totalitas psikologis dan sosiopsikologis dan sosiokultural dapat dkultural dapat dikelompokkan sebagaiikelompokkan sebagaimana yang digambmana yang digambarkanarkan dalam bagan berikut:
dalam bagan berikut:
OLAH OLAH HATI HATI OLAH OLAH PIKIR PIKIR OLAH OLAH RASA/ RASA/ KARSA KARSA OLAH OLAH RAGA RAGA beriman
berimandandanbertakwa,bertakwa,
jujur
jujur , ,amanah,amanah,adil,adil,
bertanggung
bertanggung jawab jawab , ,
berempati,
berempati,berani berani
mengambil
mengambil resiko,resiko,
pantang
pantangmenyerah,menyerah,relarela
berkorban,
berkorban,dandanberjiwaberjiwa
patriotik
patriotik
ramah,
ramah, saling saling menghargai,
menghargai, toleran,toleran, peduli
peduli , , suka sukamenolongmenolong , , gotong
gotong royong,royong, nasionalis,
nasionalis, kosmopolit kosmopolit , , mengutamakan mengutamakan kepentingan
kepentingan umum,umum, bangga
bangga menggunakanmenggunakan bahasa
bahasa dandan produk produk Indonesia,
Indonesia, dinamis,dinamis, kerja
kerja keras,keras, dandan beretosberetos kerja
kerja bersih
bersihdandan sehat, sehat,
disiplin
disiplin , , sportif, sportif,
tangguh,
tangguh,andal,andal,
berdaya
berdayatahan,tahan,
bersahabat, bersahabat, kooperatif, kooperatif, determinatif, determinatif, kompetitif,
kompetitif,ceria,ceria,
dan
dan gigih gigih
cerdas
cerdas , ,kritis,kritis,
kreatif
kreatif , ,inovatif,inovatif,
ingin
ingintahu,tahu,berpikir berpikir
terbuka,
terbuka, produktif, produktif,
berorientasi
berorientasi Ipteks,Ipteks,
dan
danreflektif reflektif
RUANG
RUANGLINGKUPLINGKUPPENDIDIKANPENDIDIKANKARAKTERKARAKTER
Bagan 2: Ruang Lingkup Pendidikan Karakter Bagan 2: Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
Berdasarkan gambar tersebut di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada Berdasarkan gambar tersebut di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter merupakan pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial-kultural dalam konteks
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial-kultural dalam konteks interaksiinteraksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyrakat) dan berlangsung sepanjang hayat. (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyrakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah hati (
dikelompokkan dalam: (1) olah hati ( spiritual & emotional development spiritual & emotional development ); (2) olah pikir ( ); (2) olah pikir ( intellectual intellectual development
development ); (3) olah raga dan kinestetik ( ); (3) olah raga dan kinestetik ( physical & kinesthetic development physical & kinesthetic development ); dan (4) olah rasa dan ); dan (4) olah rasa dan karsa (
karsa ( affective affective and and creativity creativity development development ). Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling ). Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada gambar di atas (Desain Induk
BAB II BAB II
STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER A.
A. StraStrategi di Tingtegi di Tingkat Kemekat Kementernterian Pendian Pendidikidikan Nasionan Nasionalal
Pendekatan yang digunakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam pengembangan Pendekatan yang digunakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam pengembangan pendidikan karakter, yaitu: pertama melalui
pendidikan karakter, yaitu: pertama melalui stream top down stream top down ; kedua melalui stream; kedua melalui streambottom upbottom up; dan; dan ketiga melalui
ketiga melalui stream revitalisasi program.stream revitalisasi program. Ketiga alur tersebut divisualisasikan dalam bagan diKetiga alur tersebut divisualisasikan dalam bagan di bawah ini:
bawah ini:
Bagan 3. Strategi Kebijakan Pendidikan Karakter Bagan 3. Strategi Kebijakan Pendidikan Karakter Strategi yang dimaksud secara rinci dapat dijelaskan
Strategi yang dimaksud secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:sebagai berikut:
1.
1. StrStream eam ToTop Dp Down own
Jalur/aliran pertama inisiatif lebih banyak diambil oleh Pemerintah/Kementerian Jalur/aliran pertama inisiatif lebih banyak diambil oleh Pemerintah/Kementerian Pendidikan Nasional dan didukung secara sinergis oleh Pemerintah daerah dalam hal ini Pendidikan Nasional dan didukung secara sinergis oleh Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam stream
Dinas pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam stream ini pemerintah menggunakanini pemerintah menggunakan lima strategi
lima strategi yang dilakukan yang dilakukan secara koheren, secara koheren, yaitu:yaitu: aa.. SSoossiiaalliissaassii
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya pendidikan karakter pada lingkup/tingkat nasional, melakukan gerakan kolektif dan pendidikan karakter pada lingkup/tingkat nasional, melakukan gerakan kolektif dan pencanangan pendidikan karakter untuk semua.
pencanangan pendidikan karakter untuk semua. b.
b. PePengngemembabangngan an reregugulalasisi
Untuk terus mengakselerasikan dan membumikan Gerakan Nasional Pendidikan Untuk terus mengakselerasikan dan membumikan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter, Kementerian Pendidikan Nasional bergerak mengonsolidasi diri di tingkat Karakter, Kementerian Pendidikan Nasional bergerak mengonsolidasi diri di tingkat internal
internal dengan mdengan melakukan uelakukan upaya-upaya paya-upaya pengembangan pengembangan regulasi untregulasi untuk membuk memberikanerikan
STRATEGI
STRATEGIKEBIJAKANKEBIJAKANPENDIDIKANPENDIDIKANKARAKTERKARAKTER
1.
1.STREAMSTREAMTOPTOPDOWNDOWN
3.
3.STREAMSTREAMREVITALISASIREVITALISASI
PROGRAM
PROGRAM
2.
2.STREAMSTREAMBOTTOMBOTTOMUPUP
SOSIALISASISOSIALISASI
PENGEMBANGANPENGEMBANGANREGULASIREGULASI
PENGEMBANGANPENGEMBANGANKAPASITASKAPASITAS
IMPLEMENTASIIMPLEMENTASI&&KERJASAMAKERJASAMA
MONITORINGMONITORING&&EVALUASIEVALUASI
ILUSTRASI
ILUSTRASIBEST BEST PRACTICE PRACTICE Talent
Talent scoutingscouting;;IHE;IHE;YPIYPIAlAl Hikmah;
Hikmah;TheTheESQ ESQ WayWay
165;
165;MHMMD;MHMMD;DLLDLL
SOSIO
SOSIOPEDAGOGISPEDAGOGIS Pramuka;
Pramuka;Kantin Kejujuran;Kantin Kejujuran;
UKS;
UKS;PMR;PMR;Perlombaan/Perlombaan/ olimpiade sains &
olimpiade sains ∨OR;
revitalisasi
revitalisasigugus gugus sekolahsekolah
INTEGRASI INTEGRASI33 PENDEKATAN PENDEKATAN 1.KBM 1.KBM 2.Pengembang 2.Pengembang an anBudayaBudaya Satuan Satuan Pendidikan; Pendidikan; 3.Keg. 3.Keg.KoKo Kurik
Kurikuleruler&/&/ Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler;;
4.Kegiatan
4.Kegiatan
kese
kesehariandihariandi
rumah dan
rumah dan
masyarakat.
Revitalisasi Revitalisasi Bottom BottomUpUp 54 54 Top
TopDownDown
PENDIDIKAN PENDIDIKAN KARAKTER KARAKTER TIGA
TIGASTREAMSTREAMDALAMDALAM
PENDIDIKAN
PENDIDIKANKARAKTERKARAKTER
payung hukum yang kuat bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pendidikan payung hukum yang kuat bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pendidikan karakter.
karakter. c.
c. PePengngemembabangngan an kakapapasisitatass
Kementerian Pendidikan Nasional secara komprehensif dan massif akan melakukan Kementerian Pendidikan Nasional secara komprehensif dan massif akan melakukan upaya-upaya pengembangan kapasitas sumber daya pendidikan karakter. Perlu disiapkan upaya-upaya pengembangan kapasitas sumber daya pendidikan karakter. Perlu disiapkan satu sistem pelatihan bagi para pemangku kepentingan pendidikan karakter yang akan satu sistem pelatihan bagi para pemangku kepentingan pendidikan karakter yang akan menjadi aktor terdepan dalam
menjadi aktor terdepan dalam mengembangkan dan mensosialisikan nilai-nilai karakter.mengembangkan dan mensosialisikan nilai-nilai karakter. d.
d. ImpImplemlemententasi asi dan dan kerkerjasjasamaama
Kementerian Pendidikan Nasional mensinergikan berbagai hal yang terkait dengan Kementerian Pendidikan Nasional mensinergikan berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter di lingkup tugas pokok, fungsi, dan sas
pelaksanaan pendidikan karakter di lingkup tugas pokok, fungsi, dan sas aran unit utama.aran unit utama. e.
e. MoMoninitotoriring ng dadan n evevalaluauasisi
Secara komprehensif Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan monitoring dan Secara komprehensif Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan monitoring dan evaluasi terfokus pada tugas, pokok, dan fungsi serta sasaran masing-masing unit kerja evaluasi terfokus pada tugas, pokok, dan fungsi serta sasaran masing-masing unit kerja baik di Unit Utama maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta
baik di Unit Utama maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta Stakeholder Stakeholder
pendidikan lainnya. Monitoring dan evaluasi sangat berperan dalam mengontrol dan pendidikan lainnya. Monitoring dan evaluasi sangat berperan dalam mengontrol dan mengendalikan pelaksanaan pendidikan karakter di setiap unit kerja.
mengendalikan pelaksanaan pendidikan karakter di setiap unit kerja.
2.
2. StStreream am BoBottttom om upup
Pembangunan pada jalur/tingkat
Pembangunan pada jalur/tingkat (stream)(stream) ini diharapkan dari inisiatif yang datang dariini diharapkan dari inisiatif yang datang dari satuan pend
satuan pendidikan. Pemeridikan. Pemerintah memintah memberikan banberikan bantuan teknis tuan teknis kepada kepada sekolah-sekolah sekolah-sekolah yang yang telah mengembangkan dan melaksanakan pendidikan karakter sesuai dengan ciri khas di telah mengembangkan dan melaksanakan pendidikan karakter sesuai dengan ciri khas di lingkungan sekolah tersebut.
lingkungan sekolah tersebut.
3.
3. StStreream Ream Revivitatalislisasasi Proi Progrgram am
Pada jalur/tingkat ketiga, merevitalisasi kembali program-program kegiatan Pada jalur/tingkat ketiga, merevitalisasi kembali program-program kegiatan pendidikan karakter di mana pada umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler pendidikan karakter di mana pada umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah ada dan
yang sudah ada dan sarat dengan nilai-nilai karakter.sarat dengan nilai-nilai karakter. Integrasi Tiga Pendekatan
Integrasi Tiga Pendekatan (top down-bottom up-revitalisasi)(top down-bottom up-revitalisasi)
Ketiga jalur/tingkat
Ketiga jalur/tingkat top down top down yang lebih bersifat intervensi,yang lebih bersifat intervensi, bottom upbottom upyang lebih bersifatyang lebih bersifat penggalian
penggalian bestpractice bestpractice dan habituasi, serta revitalisasi program kegiatan yang sudah ada yang dan habituasi, serta revitalisasi program kegiatan yang sudah ada yang lebih bersifat pemberdayaan.
lebih bersifat pemberdayaan.
Bagan 4.
Ketiga pendekatan tersebut, hendaknya dilaksanakan secara terintegrasi dalam Ketiga pendekatan tersebut, hendaknya dilaksanakan secara terintegrasi dalam keempat pilar penting pendidikan karakter di sekolah sebagaimana yang dituangkan dalam keempat pilar penting pendidikan karakter di sekolah sebagaimana yang dituangkan dalam Desain
Desain Induk PInduk Pendidikan endidikan Karakter, Karakter, (2010:28), (2010:28), yaitu: yaitu: kegiatan kegiatan pembelajaran pembelajaran di kelas,di kelas, pengembangan budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler, dan
pengembangan budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.ekstrakurikuler. B.
B. StrStrateategi di Tigi di Tingkngkat Daat Daeraerahh
Ada beberapa langkah yang digunakan pemerintah daerah dalam pengembangan Ada beberapa langkah yang digunakan pemerintah daerah dalam pengembangan pendidikan karakter, dimana semuanya dilakukan secara
pendidikan karakter, dimana semuanya dilakukan secara koheren.koheren. 1.
1. PenyusPenyusunaunan pern perangangkat kkat kebiebijakjakan di tian di tingkngkat kabat kabupaupatenten/ko/kota.ta.
Pendidikan adalah tugas sekolah, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk Pendidikan adalah tugas sekolah, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk mendukung terlaksananya pendidkan karakter di tingkat satuan pendidikan sangat mendukung terlaksananya pendidkan karakter di tingkat satuan pendidikan sangat dipengaruhi dan tergantung pada kebijakan pimpinan daerah yang memiliki wewenang dipengaruhi dan tergantung pada kebijakan pimpinan daerah yang memiliki wewenang untuk mensinerjikan semua potensi yang ada didaerah tersebut termasuk melibatkan untuk mensinerjikan semua potensi yang ada didaerah tersebut termasuk melibatkan instansi-instansi lain yang terkait dan
instansi-instansi lain yang terkait dan dapat menunjang pendidikan karakter ini. Untuk itudapat menunjang pendidikan karakter ini. Untuk itu diperlukan dukungan yang kuat dalam bentuk payung hukum bagi pelaksanaan kebijakan, diperlukan dukungan yang kuat dalam bentuk payung hukum bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan karakter.
program dan kegiatan karakter. 2.
2. PenyiPenyiapan apan dan pdan penyebenyebaran aran bahan bahan pendpendidikaidikan kan karakterakter r yang yang diprdiprioriioritaskantaskan
Bahan pendidikan karakter yang dibuat dari pusat, sebagian masih bersifat umum dan Bahan pendidikan karakter yang dibuat dari pusat, sebagian masih bersifat umum dan belum mencirikan kekhasan daerah tertentu. Oleh karena itu
belum mencirikan kekhasan daerah tertentu. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian dandiperlukan penyesuaian dan penambahan baik indikator maupun nilai itu sendiri berdasarkan kekhasan daerah. Selain penambahan baik indikator maupun nilai itu sendiri berdasarkan kekhasan daerah. Selain itu juga perlu disusun strategi dan bentuk-bentuk dukungan untuk menggandakan dan itu juga perlu disusun strategi dan bentuk-bentuk dukungan untuk menggandakan dan menyebarkan (bukan hanya dikalangan persekolahan tapi juga di lingkungan masyarakat menyebarkan (bukan hanya dikalangan persekolahan tapi juga di lingkungan masyarakat luas).
luas). 3.
3. MembMemberikaerikan dukun dukungan kengan kepada Tipada Tim Penm Pengembgembang Kurang Kurikuluikulum (TPKm (TPK) ting) tingkatkat kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan
kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan
Pembinaan persekolahan untuk pendidikan karakter yang bersumber nilai-nilai yang Pembinaan persekolahan untuk pendidikan karakter yang bersumber nilai-nilai yang diprioritaskan seb
diprioritaskan sebaiknya dilakukan terencana dan taiknya dilakukan terencana dan terprogram dalam sebuerprogram dalam sebuah program ah program didi dinas pendidikan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh tim professional tingkat daerah dinas pendidikan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh tim professional tingkat daerah seperti tim TPK
seperti tim TPK Kabupaten/koKabupaten/kota.ta. 4.
4. DukDukungungan saran saranaana, Pras, Prasaraarana, dana, dan Pembn Pembiayiayaanaan
Dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan ditunjang bukan hanya oleh dinas Dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan ditunjang bukan hanya oleh dinas pendidikan tapi juga oleh dinas-dinas lain yang terkait seperti dinas pendidikan tapi juga oleh dinas-dinas lain yang terkait seperti dinas pertamanan/per
pertamanan/pertanian dalam mengadakan tanaman tanian dalam mengadakan tanaman hias atau tanaman hias atau tanaman produktif produktif
C.
C. StraStrategi tegi di Tindi Tingkat Sgkat Satuaatuan Pendn Pendidikidikanan Strategi pelaksanaan pen
Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satudidikan karakter di satuan pendidikan meran pendidikan merupakan suatu kesatuan upakan suatu kesatuan daridari program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang terimplementasi dalam program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan,
tersebut d
tersebut diwujudkan miwujudkan melalui elalui pembelajaran pembelajaran aktif dengan aktif dengan penilaian berpenilaian berbasis kelas dbasis kelas disertaiisertai dengan
dengan program program remidiasi dremidiasi dan pengayaan.an pengayaan. 1.
1. KegKegiatiatan Pean Pembmbelaelajarjaranan
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, melalui dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, melalui pembelajaran kontekstual peserta didik lebih memiliki hasil yang komprehensif tidak hanya pembelajaran kontekstual peserta didik lebih memiliki hasil yang komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi pada tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi pada tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta psikomotor (olah raga).
psikomotor (olah raga). Pembelajaran
Pembelajaran kontekstual kontekstual mencakup mencakup beberapa beberapa strategi, strategi, yaitu: yaitu: (a) (a) pembelajaranpembelajaran berbasis masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek, (d) berbasis masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek, (d) pembelajaran pelayanan, dan (e) pembelajaran berbasis kerja. Kelima strategi tersebut dapat pembelajaran pelayanan, dan (e) pembelajaran berbasis kerja. Kelima strategi tersebut dapat memberikan
memberikan nurturant effect nurturant effect pengembangan karakter peserta didik, seperti: karakter cerdas,pengembangan karakter peserta didik, seperti: karakter cerdas, berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu.
berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu. 2.
2. PengePengembanmbangan Budaygan Budaya Sekolah dan Pua Sekolah dan Pusat Kegiasat Kegiatan Belajtan Belajarar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu:
pengembangan diri, yaitu: aa.. KKeeggiiaattaan n rruuttiinn
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara besar kenegaraan, pemeriksanaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk pemeriksanaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila kelas, berdo’a sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman.
bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman. b
b.. KKeeggiiaattaan n ssppoonnttaann
Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
untuk masyarakat ketika terjadi bencana. cc.. KKeetteellaaddaannaann
Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasih panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerjakeras.
sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerjakeras. d
d.. PPeennggkkoonnddiissiiaann
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di lorong sekolah dan
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASIPENDIDIKANPENDIDIKAN KARAKTERKARAKTERDALAMDALAMKTSPKTSP
1.
1. InteIntegrasigrasi daladalamm mata
mata pelajpelajaraarann yang
yang adaada
Mengemba
Mengembangkanngkan silabus dan RPPsilabus dan RPP pada kompetensipada kompetensi yang
yang telatelahh ada sesuada sesuai dengai dengan nilaian nilai yayangng akanakan diterapkan
diterapkan
2.
2. MataMata pelajaranpelajaran dalam Mulok dalam Mulok
DitetapkDitetapkanan oleh oleh sekolasekolah/daerh/daerahah
KompetKompetensiensi dikembdikembangkaangkann oleholeh sekolasekolah/daeh/daerahrah
3. 3. KegiatanKegiatan Pengembangan Pengembangan Diri Diri
PemPembudaybudayaanaan && PembiasaanPembiasaan
PengkondisianPengkondisian
KegiaKegiatantan rutinrutin
KegiatanKegiatan spontanitasspontanitas
KeteladananKeteladanan
KegiatanKegiatan terprograterprogramm
EkstrakurikulerEkstrakurikuler Pra
Pramukmuka;a; PMR;PMR; KanKantintin kejkejujuujurarann UKS
UKS;; KIR;KIR; Olah raga,Olah raga, Seni;Seni; OSISOSIS
BimbinBimbingangan KonselKonselinging Pemberia
Pemberiann laylayanan bagi anan bagi anak yanganak yang mengalamimengalami masalah
masalah
3.
3. KegiaKegiatan ko-kutan ko-kurikurikuler dan atau kegiatler dan atau kegiatan ekstrakan ekstrakurikuurikulerler
Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan perangkat pedoman pelaksanaan, pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung pelaksanaan pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang sudah ada ke arah pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang sudah ada ke arah pengembangan karakter.
pengembangan karakter. 4.
4. KegiaKegiatan kestan keseharieharian di ruan di rumah dan dmah dan di masyai masyarakatrakat
Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang d
karakter yang dikembangkan di ikembangkan di sekolah dengan psekolah dengan pembiasaan di rumah embiasaan di rumah dan masyarakat. dan masyarakat. AgarAgar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter dapat pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter dapat diimplementasik
diimplementasikan sebagaimana yang terdapat dalam Tabel an sebagaimana yang terdapat dalam Tabel di bawah ini.di bawah ini. Tabel 1. Implementasi Pendidikan Karakter dalam KTSP Tabel 1. Implementasi Pendidikan Karakter dalam KTSP
D.
D. Penambahan Alokasi WakPenambahan Alokasi Waktu Pembelajarantu Pembelajaran
Apabila pendidikan karakter diintegrasikan dalam ko-kurikuler dan ekstrakurikuler Apabila pendidikan karakter diintegrasikan dalam ko-kurikuler dan ekstrakurikuler akan memerlukan waktu sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Untuk itu, akan memerlukan waktu sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Untuk itu, penambahan alokasi waktu pembelajaran dapat dilakukan,
penambahan alokasi waktu pembelajaran dapat dilakukan, misalnya:misalnya: 1.
1. Sebelum pembSebelum pembelajaran di mulai atelajaran di mulai atau setiap hari seluruau setiap hari seluruh siswa diminta mh siswa diminta membaca surat-suratembaca surat-surat pendek dari kitab suci, melakukan refleksi (masa hening) selama 15 s.d 20 menit.
pendek dari kitab suci, melakukan refleksi (masa hening) selama 15 s.d 20 menit. 2.
2. Di hari-hDi hari-hari tertentari tertentu sebelum u sebelum pembelajaran dpembelajaran dimulai dilakukan imulai dilakukan kegiatan muhkegiatan muhadarahadarah (berkumpul dihalaman sekolah) selama 35 menit. Kegiatan itu berupa baca Al-Quran dan (berkumpul dihalaman sekolah) selama 35 menit. Kegiatan itu berupa baca Al-Quran dan terjemahan, maupun siswa berceramah dengan tema keagamaan sesuai
terjemahan, maupun siswa berceramah dengan tema keagamaan sesuai dengan kepercayaandengan kepercayaan masing-masing dalam beberapa bahasa (bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa masing-masing dalam beberapa bahasa (bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Daerah, serta bahasa asing lainnya), kegiatan ajang kreatifitas seperti: menari, bermain Daerah, serta bahasa asing lainnya), kegiatan ajang kreatifitas seperti: menari, bermain musik dan baca puisi. Selain itu juga dilakukan kegiatan bersih lingkungan dihari Jum’at musik dan baca puisi. Selain itu juga dilakukan kegiatan bersih lingkungan dihari Jum’at atau Sabtu (Jum’at/Sabtu bersih).
atau Sabtu (Jum’at/Sabtu bersih). 3.
3. Pelaksanaan ibadah Pelaksanaan ibadah bersama-sama dbersama-sama di siang hari i siang hari selama antara selama antara 30 s.d 60 m30 s.d 60 menit.enit. 4.
4. Kegiatan-kegiatan Kegiatan-kegiatan lain diluar plain diluar pengembangan dengembangan diri, yang dilakiri, yang dilakukan setelah jam ukan setelah jam pelajaranpelajaran selesai.
5.
5. Kegiatan untuKegiatan untuk membersihkan k membersihkan lingkungan sekolingkungan sekolah sesudah jam lah sesudah jam pelajaran berakhpelajaran berakhirir berlangsung selama antara 10 s.d 15 menit.
berlangsung selama antara 10 s.d 15 menit. E.
E. Penilaian Penilaian KeberhasilanKeberhasilan Untuk
Untuk mengukur mengukur tingkat tingkat keberhasilankeberhasilan pelaksanaan pelaksanaan pendidikan pendidikan karakter karakter di satuandi satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan kondisi pendidikan dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan kondisi awal dengan
awal dengan pencapaian dalam pencapaian dalam waktu tertentwaktu tertentu. u. Penilaian keberPenilaian keberhasilan tersebut hasilan tersebut dilakukandilakukan melalui langkah-langkah berikut:
melalui langkah-langkah berikut: 1.
1. MenetMenetapkan iapkan indikndikator daator dari nilari nilai-nii-nilai yang dlai yang ditetitetapkan aapkan atau disetau disepakatpakatii 2.
2. MenMenyusyusun beun berbrbagaagai insi instrutrumen pmen penienilailaianan 3.
3. MelakMelakukan ukan pencapencatatan tatan terhterhadap adap pencpencapaiaapaian inn indikatdikatoror 4.
4. MelMelakuakukan kan anaanalislisis is dan dan evaevalualuasisi 5.
BAB III BAB III
PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN A
A.. KKoommppoonnen en KKTTSSPP
Pendidikan karakter merupakan satu kesatuan program kurikulum satuan pendidikan. Pendidikan karakter merupakan satu kesatuan program kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu program pendidikan karakter secara dokumen diintegrasikan ke dalam Oleh karena itu program pendidikan karakter secara dokumen diintegrasikan ke dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dengan kata lain, pendidikan karakter harus kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dengan kata lain, pendidikan karakter harus tertera dalam KTS
tertera dalam KTSP P mulai dari visi, mmulai dari visi, misi, tujuan, struktur disi, tujuan, struktur dan muatan kurikuan muatan kurikulum, kalenderlum, kalender pendidikan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
pendidikan, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). B.
B. TaTahahapapan Pen Pengngemembabangnganan Pelaksanaan pendidika
Pelaksanaan pendidikan karakter di satuan penn karakter di satuan pendidikan perlu didikan perlu melibatkan seluruh wmelibatkan seluruh wargaarga satuan pendidikan, orangtua siswa, dan masyarakat sekitar. Prosedur pengembangan satuan pendidikan, orangtua siswa, dan masyarakat sekitar. Prosedur pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan karakter di satuan
kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan karakter di satuan pendidikan dilakukan melaluipendidikan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
tahapan sebagai berikut: 1.
1. Melaksanakan sosialisasi Melaksanakan sosialisasi pendidikan pendidikan karakter dan karakter dan melakukan komelakukan komitmen bermitmen bersama antarasama antara seluruh komponen warga sekolah (tenaga pendidik dan kapendidikan serta komite seluruh komponen warga sekolah (tenaga pendidik dan kapendidikan serta komite sekolah).
sekolah). 2.
2. MembMembuat uat komikomitmen tmen dengadengan sen semuamua stakeholder stakeholder (seluruh warga sekolah, orang tua siswa,(seluruh warga sekolah, orang tua siswa, komite, dan tokoh masyarakat setempat) untuk mendukung pelaksanaan pendidikan komite, dan tokoh masyarakat setempat) untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter.
karakter. 3.
3. Melakukan analiMelakukan analisis konteks sis konteks terhadap kterhadap kondisi sekolah ondisi sekolah (internal (internal dan eksternal) dan eksternal) yang yang dikaitkan dengan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan pada satuan pendidikan yang dikaitkan dengan nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan pada satuan pendidikan yang bersangkutan. Analisis ini dilakukan untuk menetapkan nilai-nilai dan indikator bersangkutan. Analisis ini dilakukan untuk menetapkan nilai-nilai dan indikator keberhasilan yang diprioritaskan, sumber daya, sarana yang diperlukan, serta prosedur keberhasilan yang diprioritaskan, sumber daya, sarana yang diperlukan, serta prosedur penilaian keberhasilan.
penilaian keberhasilan. 4.
4. Menyusun renMenyusun rencana aksi sekcana aksi sekolah berkaitolah berkaitan dengan an dengan penetapan penetapan nilai-nilai pennilai-nilai pendidikan kardidikan karakter.akter. 5.
5. Membuat perMembuat perencanaan dan encanaan dan program program pelaksanaan pendipelaksanaan pendidikan karakterdikan karakter, yang , yang berisi:berisi:
Pengintegrasian melalui pembelajaranPengintegrasian melalui pembelajaran
Penyusunan mata pelajaran muatan lokalPenyusunan mata pelajaran muatan lokal
Kegiatan lainKegiatan lain
Penjadwalan dan penambahan jam belajar di sekolahPenjadwalan dan penambahan jam belajar di sekolah
6.
6. MelMelakuakukan kan penpengkogkondindisiasian, sn, sepeepertirti::
Penyediaan saranaPenyediaan sarana
KeteladananKeteladanan
Penghargaan dan pemberdayaanPenghargaan dan pemberdayaan
7.
7. MelakMelakukan penukan penilaiailaian keberhn keberhasilan dan supasilan dan superviservisii
Untuk keberlangsungan pelaksanaan pendidikan karakter perlu dilakukan penilaian Untuk keberlangsungan pelaksanaan pendidikan karakter perlu dilakukan penilaian keberhasilan dengan menggunakan indikator-indikator berupa perilaku semua warga dan keberhasilan dengan menggunakan indikator-indikator berupa perilaku semua warga dan kondisi sekolah/instansi yang teramati. Penilaian ini dilakukan secara
kondisi sekolah/instansi yang teramati. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus melaluiterus menerus melalui berbagai
berbagai strategi. strategi. Supervisi Supervisi dilakukan dilakukan mulai mulai dari dari menelaah menelaah kembali kembali perencanaan,perencanaan, kurikulum, dan pelaksanaan semua kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan karakter, kurikulum, dan pelaksanaan semua kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan karakter,
Implementasi program pengembangan diri berkaitan dengan pengembangan nilaiImplementasi program pengembangan diri berkaitan dengan pengembangan nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya sekolah
Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung implementasi pengembangan nilaiKelengkapan sarana dan prasarana pendukung implementasi pengembangan nilai
pendidikan budaya dan karakter bangsa pendidikan budaya dan karakter bangsa
Implementasi nilai dalam pembelajaranImplementasi nilai dalam pembelajaran
Implementasi belajar aktif dalam Implementasi belajar aktif dalam pembelajaranpembelajaran
Ketercapaian Rencana Aksi Sekolah berkaitan dengan penerapan nilai-nilai pendidikanKetercapaian Rencana Aksi Sekolah berkaitan dengan penerapan nilai-nilai pendidikan
budaya dan karakter bangsa budaya dan karakter bangsa
Penilaian penerapan nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa pada pendidik,Penilaian penerapan nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa pada pendidik,
tenaga kependidikan, dan peserta didik (sebagai kondisi
tenaga kependidikan, dan peserta didik (sebagai kondisi akhir)akhir)
Membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir dan merancang program lanjutan.Membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir dan merancang program lanjutan.
8.
8. MelakMelakukan penukan penyusunyusunan KTSP yanan KTSP yang memuag memuat pengemt pengembangabangan nilai-n nilai-nilai penilai pendidndidikanikan karakter dan budaya bangsa.
karakter dan budaya bangsa.
Mendata Mendata kondisi dokumkondisi dokumen awal (mengiden awal (mengidentifikasi nilai-nentifikasi nilai-nilai pendidikan ilai pendidikan budaya danbudaya dan
karakter bangsa dalam dokumen I) karakter bangsa dalam dokumen I)
Merumuskan nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa di dalam (latarMerumuskan nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa di dalam (latar
belakang pengembangan KTSP, Visi, Misi, Tujuan Sekolah, Struktur dan Muatan belakang pengembangan KTSP, Visi, Misi, Tujuan Sekolah, Struktur dan Muatan Kurikulum, Kalender Pendidikan, dan program Pengembangan Diri)
Kurikulum, Kalender Pendidikan, dan program Pengembangan Diri)
Mengitengrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa dalam dokumenMengitengrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dan budaya bangsa dalam dokumen
II (silabus dan RPP) II (silabus dan RPP) C.
C. Penyiapan Penyiapan Perangkat Perangkat dalam rangdalam rangka Pelaksanaka Pelaksanaan Pendidan Pendidikan Karakikan Karakter di Ster di Satuanatuan Pendidikan
Pendidikan
Terkait dengan penyiapan perangkat itu
Terkait dengan penyiapan perangkat itu telah dilakukan kegiatan-kegiatan berikut:telah dilakukan kegiatan-kegiatan berikut: 1.
1. PembPembentuentukan Tim “Pkan Tim “Penggeenggerak” Tirak” Tingkangkat Nasiot Nasional, Tinnal, Tingkat Prgkat Propinopinsi, Tingsi, Tingkatkat Kabupaten/Kota, dan Tingkat Satuan Pendidikan
Kabupaten/Kota, dan Tingkat Satuan Pendidikan 2.
2. PemetPemetaan kesiaan kesiapan pelapan pelaksanaaksanaan pendan pendidikidikan karakan karakter di PAUter di PAUD, SD, SMPD, SD, SMP, SMA, SMK,, SMA, SMK, SLB dan PKBM untuk
SLB dan PKBM untuk setiap Kabupaten/Kota ( setiap Kabupaten/Kota ( SumberSumber: Bantuan Teknis : Bantuan Teknis ProfesionalProfesional Tim Pengembang Kuri
Tim Pengembang Kurikulum di Tingkat Prokulum di Tingkat Propinsi dan Kab/Kota, 20pinsi dan Kab/Kota, 2010; 10; ToT TingkatToT Tingkat Utama dan Tingkat Nasional terhadap 1.200 orang peserta dari unsur-unsur unit Utama dan Tingkat Nasional terhadap 1.200 orang peserta dari unsur-unsur unit Utama Kemendiknas, Dinas Pendidikan Provinsi & Kab/Kota, P4TK; LPMP; dan Utama Kemendiknas, Dinas Pendidikan Provinsi & Kab/Kota, P4TK; LPMP; dan Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta)
Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta) 3.
3. MenyiMenyiapkan baapkan bahan pelahan pelaksanaksanaan pendian pendidikan kardikan karakter paakter pada setiap sada setiap satuan pentuan pendidididikankan (
( Buku Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, 2011Buku Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, 2011 ) ) 4.
4. PenyiPenyiapan baapan bahan sosihan sosialisasalisasi berupi berupa bahan/a bahan/matemateri pelatri pelatihan unihan untuk peltuk pelaksanaksanaanaan pendidikan karakter dengan waktu/masa pelatihan yang bervariasi berupa
pendidikan karakter dengan waktu/masa pelatihan yang bervariasi berupa booklet booklet ,, leaflet leaflet
diperuntukan bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di diperuntukan bagi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan
setiap satuan pendidikan 5.
5. CoConntotohh-c-coonntotohh Best practice Best practice pelaksanaan pendidikan karakter di setiap jenjang pelaksanaan pendidikan karakter di setiap jenjang pendidikan (
pendidikan ( SumberSumber: Laporan Pelaksanaan Hasil Piloting dari 16 propinsi di 16: Laporan Pelaksanaan Hasil Piloting dari 16 propinsi di 16 Kab/Kota yang dilaksanakan oleh Pusat Kurikulum pada Tahun Anggaran 2010). Kab/Kota yang dilaksanakan oleh Pusat Kurikulum pada Tahun Anggaran 2010).