• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP IHD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP IHD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. PENGERTIANPENGERTIAN Ischemic

Ischemic Heart Heart Disease Disease (IHD) (IHD) atau atau penyakit penyakit jantung jantung ischemik ischemik adalahadalah ketidakseimbangan antara kebutuhan perfusi jantung dan pasokan darah teroksigenasi dari ketidakseimbangan antara kebutuhan perfusi jantung dan pasokan darah teroksigenasi dari arteri koronaria. Hasilnya bisa berupa iskemia miokard transien (angina) atau ischemia arteri koronaria. Hasilnya bisa berupa iskemia miokard transien (angina) atau ischemia  berkepanjangan

 berkepanjangan yang yang mengakibatkan mengakibatkan kerusakan kerusakan miosit miosit (sindrom (sindrom koroner koroner akut). akut). (Brashers.(Brashers. 2007)

2007)

Iskemia miokard adalah kondisi pada saat jantung tidak mendapatan oksigen secara Iskemia miokard adalah kondisi pada saat jantung tidak mendapatan oksigen secara adekuat, menyebabkan gelombang T membesar (puncaknya semakin tinggi, intervalnya adekuat, menyebabkan gelombang T membesar (puncaknya semakin tinggi, intervalnya semakin lebar) dan terbalik akibat gangguan repolarisasi

semakin lebar) dan terbalik akibat gangguan repolarisasi yang lambat. (Smeltzer. 2002).yang lambat. (Smeltzer. 2002).

Ischaemic Heart Disease (IHD) yaitu penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai Ischaemic Heart Disease (IHD) yaitu penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan darah berkurang) dari otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada dengan intensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen pembuluh darah intensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen pembuluh darah  jantung

 jantung biasanya biasanya menyempit menyempit karena karena plak plak ateromatosa. ateromatosa. Jika Jika pengobatan pengobatan dengan dengan obat-obatanobat-obatan vasodilator tidak berhasil, operasi bypass perlu dipertimbangkan.

vasodilator tidak berhasil, operasi bypass perlu dipertimbangkan. B.

B. ETIOLOGIETIOLOGI 1.

1. Faktor-faktor yang tak dapat dimodifikasiFaktor-faktor yang tak dapat dimodifikasi a.

a. GenetisGenetis  b.

 b. Usia dan genderUsia dan gender 2.

2. Faktor-faktor yang dapat dimodifikasiFaktor-faktor yang dapat dimodifikasi a.

a. Tekanan Darah Tinggi (HipertensiTekanan Darah Tinggi (Hipertensi  b.

 b. Stress MerokokStress Merokok c.

c. Kolesterol TinggiKolesterol Tinggi d.

d. ObesitasObesitas e.

e. Diabetes Militus (DM)Diabetes Militus (DM) f.

(2)

C. PATOFISIOLOGI

Perubahan awal terjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis. Perubahan intermediate Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner epikardium. Hal ini menyebabkan peningkatan sirkulasi darah sebanyak 2-3 kali lipat akibat olahraga tidak dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut Iskemia dan manifestasinya dapat berupa Angina atau nyeri pada dada akibat kerja jantung yang meningkat. Perubahan akhir terjadi ruptur pada ‘cap’ atau bagian superficial dari plak sehingga akan terjadi suatu situasi yang tidak stabil dan  bebagai macam manifestasi klinik seperti Angina at rest atau Infark Miokard. Dengan

terpaparnya isi plak dengan darah, akan memicu serangkaian proses platetel agregasi yang  pada akhirnya akan menambah obstruksi dari lumen pembuluh darah tersebut.

Iskemia miokard, peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi diastolik, lalu kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan impuls listrik (gelombang ST-T) dan akhirnya timbullah keadaan Infark Miokard.

a. Angina stabil : Bila obstruksi pada arteri koroner ≥ 75%  b. Unstable angina : Bila terjadi ruptur dari plak ateromatosa

c. Angina Prinzmetal : Bila terjadi vasospasme dari arteri koroner utama

D. TANDA DAN GEJALA

Gejala yang sering timbul pada IHD yaitu Angina, merupakan rasa ti dak nyaman atau rasa sakit  pada dada. Rasa sakit ini timbul akibat berkurangnya suplai O2 ke jantung. Kadang IHD tidadak menimbulkan gejala (silent ischemia). Gejala penyerta seperti keringat dingin dan timbulnya rasa mual, sesak napas, perasaan melayang dan pingsan (sinkop).

Ciri-ciri Angina:

1) Dada terasa tertekan oleh suatu benda berat atau seperti diremas. Hal ini terasa hingga ke leher, lengan, perut, punggung atas.

2) Rasa sakit biasanya timbul jika sedang melakukan aktivitas atau sedang dalam keadaan emosi tidak stabil. Rasa sakit ini dapat hilang dengan beristirahat atau dengan  pemberian Nitroglycerin.

3) Bila dilakukan pemeriksaan fisik dapat ditemukan hipertensi, pembesaran jantung dan kelainan bunyi jantung dan bising jantung.

(3)

1. EKG (Elektrokardiografi)

Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang konveks dan diikuti gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih dari ¼).

2. Laboratorium

a. Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkat. Hal ini terjadi karena kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal 0-1 mU/mL.

 b. SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test). Nomal kurang dari 12 mU/mL. kadar enzim ini naik pada 12-24 jam setelah serangan.

c. LDH (Lactic De-Hydrogenase). Normal kurang dari 195 mU/mL. kadar enzim  biasanya baru mulai naik setelah 48 jam.

3. Pemeriksaan lain : Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan kadang Hiperglikemi ringan.

4. Kateterisasi : Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi. 5. Radiology : Pembesaran jantung.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Tujuan penatalaksanaan medis iskemik miokard dengan angina pectoris adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan supai oksigen. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskulaisasi suplai darah jantung melalui jalan pintas arteri koronaria atau angioplasty koroner transluminal perkutan (PTCA = percutaneus transluminal coronary angioplasty). Biasanya dikombinasikan antara terapi medis dan pebedahan.

1) Istirahat total

2) Diet makanan lunak/saing serta rendah garam

3) Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena 4) Diberikan diuretik untuk meningkatkan aliran darah ginjal

5) Diberikan nitrat untuk mengurangi aliran balik vena dan melemaskan arteri 6) Oksigen 2-4 l/menit

(4)

8) Anti koagulan.

9) Pain Managemen : Morfin 2,5 –  5 mg atau petidin 25-50 mg/m bisa diulang-ulang. Lain-lain: nitra, antagonis kalsium, dan beta bloker

10) Resusitasi jantung paru bila terjadi fibrilasi jantung : Heparin 20.000-40.000 u/24jam iv tiap 4-6jam/drip iv dilakukan sesuai indikasi. Diteruskan aseta kumoral/walfin

G. TERAPI

1. Terapi medis

a.  Nitrogliserin : Senyawa nitrat masih merupakan obat utama untuk menangani angina pectoris. Nitrogliserin diberikan untuk menurunkan konsumsi oksigen  jantung yang akan mengurangi iskemia dan mengurangi nyeri angina.

 b. Penyekat beta-adrenergik.

Propanolol hidroklorit (inderal) masih merupakan obat pilihan. Obat ini  berfungsi untuk menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat impuls

simpatis ke jantung. c. Propanolol

Bila propanolol diberikan, maka tekanan darah dan frekuensi jantung harus dipantau (dengan pasien pada posisi tegak) 2 jam setelah pemberian obat. d. Antagonis ion kalsium / penyekat kanal.

Secara fisiologis, ion kalsium berperan ditingkat sel mempengaruhi kontraksi semua jaringan otot dan berperan dalam stimulasi listrik jantung.

2. Kontrol terhadap faktor resiko

Pasien harus berhenti merokok, karena merukok dapat mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. 3. Cara herbal

Beberapa jenis tanaman obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit jantung dan penyakit kardiovaskuler yang sudah melalui berbagai penelitian oleh para ahli antara lain :

a. Daun Mengkudu

Sehubungan dengan penyakit jantung dan stroke, Neil Solomon dari Amerika serikat, melalui penelitiannya mengungkapkan adanya

(5)

memperlebar saluran pembuluh darah akibat aterosklerosis dan emboli.  b. Bawang putih

Hal ini disebabkan ekstrak bawang putih yang dikombinasikan dengan vitamin B-12, asam folat, vitamin B-6 dan L-arginin dapat mencegah munculnya aterosklerosis atau penebalan jaringan dinding pembuluh darah.

c. Jamur Kuping

Peneliti dari cina Zhao Guang mengungkapkan hal yang sama bahwa jamur kuping bermanfaat dalam menurunkan kekentalan darah serta mencegah  penyumbatan pembuluh darah terutama di otak. Peneliti ini menyarankan

mengkonsumsi jamur kuping sebanyak 5 –  10 gram setiap hari. d. Terung

Kandungan asam folat yang terkandung dalam terung membantu menurunkan kadar homosistein darah.

(6)

H. PATHWAYS KEPERAWATAN

- Atersklerosis - Spasme pembuluh

darah

Latihan fisik Pola makan (kolesterol)

vasokonstriksi Aliran O2 ke arteri koronaria  berkurang Kebutuhan O2 meningkat Aliran O2 meningkat ke mesokonstrikus Aliran O2 kejantung menurun

Penimbunan lipid dan  jaringan fibrosa dalam

arteri koronaria Iskemia otot jantung Perfusi JaringanGangguan Jantung ke kurangan O2 Kontraksi jantung menurun Takut mati  Nyeri Curah Jantung Menurun Resistensi terhadap aliran darah meningkat Lumen pembuluh darah menyempit Cemas

Penurunan kemampuan pembuluh darah vaskular untuk melebar

Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2

miokardium

(7)

I. PENGKAJIAN 1) Pengkajian Primer

 Airways

a. Sumbatan atau penumpukan secret  b. Wheezing atau krekles

 Breathing

a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat

 b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal

 Circulation

a.  Nadi lemah , tidak teratur  b. TD meningkat / menurun  Disabillity a. Kesadaran : composmentis  b. Pupil : isokor 2) Pengkajian Sekunder  Aktivitas / istirahat

Gejala : Nyeri dada bila bekerja

Menjadi terbangun bila nyeri dada

 Sirkulasi

Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan.

 Makanan/ cairan

Gejala : Mual, nyeri ulu hati / epigastrium saat makan.

  Nyeri/ ketidaknyamanan

Gejala :  Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu, dan ekstremitas atas (lebih pada kiri dari pada kanan).

Tanda : Wajah berkerut, meletakkan pergelangan tangan pada midsternum, memijat tangan kiri, tegangan otot, gelisah.

(8)

 Hygiene

II. ANALISA DATA

1) Data subyektif :

 Lokasi nyeri (menyebar kebagian yang mana)  Dada terasa berat, kencang, seperti diperas.  Awitan dan lamanya nyeri.

 Faktor-faktor pencetus nyeri : kegiatan, panas, dingin, stress, makanan (banyak

lemak).

 Faktor-faktor yang dapat mengurangi nyeri : istirahat, nitro-gliserin

2) Data obyektif :

Apabila nyeri angina sedang dialami pasien, maka fokus perawat adalah tingkah laku  pasien seperti, cemas, ketakutan dan memegang dada, disamping itu, perawat juga perlu

melihat melihat tanda-tanda vital dan perubahan irama jantung.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada miokard.

3. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark.

4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.

5. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan penurunan  perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma protein.

IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR, miocardial infark. Tujuan: tidak terjadi penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan keperawatan.

Intervensi

 Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri,

(9)

curah jantung. Perubahan juga terjadi pada TD(hipo/hiper) karena respon  jantung.

 Catat warna kulit dan kaji kualitas nadi

Sirkulasi perifer turun jika curah jantung turun. Membuat kulit pucat atau warna abu-abu dan menurunnya kekuatan nadi

 Auskultasi suara nafas dan Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.

S3,S4 dan creackles terjadi karena dekompensasi jantung atau beberapa obat(penyekat beta).

 Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.

 Penghematan energy membantu menurunkan beban jantung

 Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan

anti disritmia.

Untuk hasil penunjang dan pengobatan lebih lanjut 

2. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.

Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan perfusi  jaringan.

Intervensi

 Kaji adanya perubahan kesadaran

Untuk mengevaluasi kondisi pasien

 Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan penurunan kualitas nadi

 perifer.

Untuk mengetahui kondisi tugor pasien

 Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion), erythema, edema.

Untuk mendeteksi adanya komplikasi

 Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha pernafasan).

Untuk mengevaluasi irama nafas pasien

 Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal distensi, constipasi).

Untuk mendeteksi terjadinya konstipasi

 Monitor intake dan out put.

Untuk mengetahui balance cairan dalam tubuh

 Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan elektrolit.

Untuk mendeteksi adanya kerusakan di gnjal

3. Resiko terjadinya ketidakseimbangan cairan excess berhubungan dengan  penurunan perfusi organ (renal), peningkatan retensi natrium, penurunan plasma

(10)

Intervensi

 Kaji adanya jugular vein distension, peningkatan terjadinya edema.

Untuk mengidentifikasi terjadinya jugular vein distension

 Ukur intake dan output (balance cairan).

Untuk mengetahui balance cairan di dalam tubuh

 Kaji berat badan setiap hari.

Untuk mengetahui pasien kurang gizi atau tidak

 Sajikan makanan dengan diet rendah garam

 Agar pasien tidak mengalami hipertensi

 Kolaborasi dalam pemberian deuritika.

Referensi

Dokumen terkait

Cedera kepala juga menyebabkan terjadinya kenaikan intracranial dan dapat mengakibatkan pengurangan suplai darah dan oksigen ke otak yang akan mengakibatkan serangkaian

Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak

Pada keadaan ini pasien sangat sakit, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga hebat apabila tekanan nanah di cavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat

Diindikasikan pada pasien dengan iskemia yang diketahui angina atau nyeri dada tanpa aktivitas, pada pasien kolesterol dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri

Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang.. (Brunner &

Keywords: Long-term diabetes; NIDDM; South India; Retinopathy; Nephropathy; Neuropathy; Ischaemic heart disease; Peripheral vascular disease 1.. Introduction It is well known

†At least 1 acute admission for heart failure, chronic obstructive pulmonary disease, ischaemic heart disease, hypertension, or diabetes in the year prior to admission for hip

2.1.2 Congenital Heart Disease Sianotik Congenital Heart Disease atau Penyakit Jantung Bawaan sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang ditandai