• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan LP Kelompok Diagnosi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Pendahuluan LP Kelompok Diagnosi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pendahuluan (LP)

Kelompok Diagnosis Risiko

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN

MASALAH: HIPERTENSI PADA KLIEN LANSIA

Disusun oleh:

HANA REGITA DWI C. (201510201094) HERTIN DIKA PUSPITASARI (201510201097)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH : HIPERTENSI PADA KLIEN LANSIA

1. Diagnosa keperawatan Hipertensi

Data :

Ny. Sa 76 tahun, mengalami nyeri tengkuk setiap mengkonsumsi makanan bersantan dan lemak tinggi, contohnya adalah sayyur lodeh. Klien juga mempunyai riwayat TD tinggi dari keluarga.

2. Proses terjadinya a. Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001) Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 /95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.

b. Etiologi

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :

1.Elastisitas dinding aorta menurun

2.Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur

20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

(3)

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi a. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ) b. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

Kegemukan atau makan berlebihan

Stress

Merokok

Minum alkohol

Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin ) (Smeltzer,2001)

C. Klasifikasi

Hipertensi dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )

1.Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg

2.Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

(4)

1. Optimal <120 <80 Grade 4 (sangat berat) >210 >120

Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :

1.Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya

2.Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

D. Manisfestasi Klinik

Manifestasi klinik pada hipertensi dibedakan menjadi : a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b.Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :

a. Mengeluh sakit kepala, pusing b.Lemas, kelelahan

c. Sesak nafas d.Gelisah

e. Mual

(5)

g.Epistaksis

h.Kesadaran menurun

E. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis yang mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dangan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. (Smeltzer,2001)

F. Komplikasi

Komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah :

1.Gangguan penglihatan

2.Gangguan saraf 3.Gagal jantung

4.Gangguan fungsi ginjal

5.Gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan

6.Gangguan kesadaran hingga koma.

G. Pemeriksaan Penunjang a. Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan (viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia. b. Glukosa

Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )

(6)

Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

d. Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi e. Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

f. Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi g. Kadar aldosteron urin/serum

h. Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

i. Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi j. Steroid urin

Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme k. Foto dada

Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung l. CT scan

Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

m. EKG

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

H. Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi : a. Terapi tanpa Obat

(7)

1. Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr  Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

 Penurunan berat badan

 Menghentikan merokok

2. Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :  Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,

jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain

 Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

 Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan

 Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

3. Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

 Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

 Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

4. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

(8)

b. Terapi dengan Obat Pengobatannya meliputi : Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

Step 2

Alternatif yang bisa diberikan : -Dosis obat pertama dinaikkan

-Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

-Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh -Obat ke-2 diganti

-Ditambah obat ke-3 jenis lain

Step 4 : Alternatif pemberian obatnya -Ditambah obat ke-3 dan ke-4

-Re-evaluasi dan konsultasi

c. Follow Up untuk mempertahankan terapi

(9)

I. PERUBAHAN PADA LANSIA

Perubahan yang terjadi pada lansia penderita hipertensi, yaitu :

1. Perubahan Anatomis

Penebalan dinding vertikel kiri jantung kerap terjadi, meski tekanan darah relatif normal. Pengurangan jumlah sel pada nodus sinoatrial (SA Node) yang menyebabkan hantaran listrik jantung mengalami gangguan. Hanya sekitar 10% sel yang tersisa ketika manusia berusia 75 tahun dari pada jumlahnya pada usia 20 tahun. Pembuluh darah terjadi kekakuan arteri sentral dan perifer akibat proliferasi kolagen, hipertrofi otot polos, kalsifikasi, serta kehilangan jaringan elastis.

2. Perubahan Fisiologis

Perubahan fisiologis yang paling umum terjadi seiring bertambahnya usia adalah perubahan pada fungsi sistol ventrikel. Sebagai pemompa aliran darah sistemik manusia, perubahan sistol ventrikel akan sangat mempengaruhi keadaan umum pasien. Parameter utama yang terlihat adalah detak jantung, preload dan afterload, performa otot jantung, serta regulasi neurohormonal kardiovaskuler.

3. Perubahan Patologi Anatomis

Perubahan patologi anatomis pada jantung umumnya berupa degeneratif dan antrofi. Perubahan ini dapat mengenai semua lapisan jantung terutama endokard, miokard, dan pembuluh darah. Organ-organ akan terjadi akumulasi pigmen lipofuksi didalam sel-sel otot jantung sehingga otot berwarna coklat dan disebut brown atropy. J. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Aktivitas / istirahat Gejala :

 Kelemahan

 Letih

 Napas pendek

 Gaya hidup monoton

Tanda :

 Frekuensi jantung meningkat

 Perubahan irama jantung

 Takipnea

(10)

A. Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup, penyakit serebrovaskuler

Tanda :

Kenaikan TD

Nadi : denyutan jelas

Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia

Bunyi jantung : murmur

Distensi vena jugularis Ekstermitas

Perubahan warna kulit, suhu dingin( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler mungkin lambat

c. Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan,

pekerjaan) Tanda :

Letupan suasana hati

Gelisah

Penyempitan kontinue perhatian

Tangisan yang meledak

otot muka tegang ( khususnya sekitar mata ) Peningkatan pola bicara

d. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal )

e. Makanan / Cairan Gejala :

Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi

garam, lemak dan kolesterol garam, lemak dan kolesterol Mual

Muntah

Riwayat penggunaan diuretik

Tanda :

(11)

Edema

Keluhan pusing / pening, sakit kepala

Episode kebas

Kelemahan pada satu sisi tubuh

Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia ) Episode epistaksis

Tanda :

Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )

Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman

Perubahan retinal optik g. Nyeri/ketidaknyamanan Gejala :

nyeri hilang timbul pada tungkai sakit kepala oksipital berat

nyeri abdomen

h. Pernapasan

Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas

Takipnea

Ortopnea

Dispnea nocturnal proksimal

Batuk dengan atau tanpa sputum

Riwayat merokok

Tanda :

Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )

Sianosis i. Keamanan

(12)

Tanda : Episode parestesia unilateral transien j. Pembelajaran / Penyuluhan

Gejala :Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal

Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain Penggunaan obat / alkohol

B. Diagnosa Keperawatan

1.Gangguan rasa nyaman : nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan

tekanan pembuluh darah otak.

2.Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload vasokontriksi.

3.Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun. 4.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.

C. Intervensi

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2004. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC Long C. Barbara. 2003. Perawatan Medikal Bedah. Bandung.Yayasan IAPK

Pajajaran. Buku Ajar Ilmu Bedah, editor R Sjamsuhidajat, Wim de Jong, edisi Revisi, Jakarta : EGC

Price, Sylvia Anderson. 2007. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit alih bahasa Peter Anugerah, editor Caroline Wijaya, edisi 4, Jakarta : EGC

Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pendapat di atas adalah suatu barang atau jasa yang dihasilkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pelayanan pembuatan SIUP juga

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan

Ukuran-ukuran tipe jalan sesuai dengan spesifikasi penyediaan parasaran di atas menjadi ukuran standar yang harus dicapai oleh jalan-jalan di Indonesia untuk masa

Dengan pemberian simulasi secara mendetail, gaya hidup glamour ditampilkan secara sempurna pada ruang simulacra yang dikehendaki seperti dalam pemakaian make up

nngpta Tbtap : Anggota Tbtap : Anggota Tbtap 3 Anggota lbtap : Angpta Tbtap 3 AngEota Tletap. Anggota-Anggota ridak Tbtap pada lGlcrryok penbalnran Bidang

Pelaksanaan Kegiatan kunjungan industri diharapkan membuat mahasiswa Program Diploma Institut Pertanian Bogor ikut serta dalam membangun kualitas sumber daya manusia, selain itu

41/2014 dinyatakan dalam preambulnya bahwa, dalam penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan, upaya pengamanan maksimal (Maximum Security) terhadap pemasukan dan

Untuk merancang suatu system yang dapat mengurangi kadar asap rokok.