Wilayah perencanaan dalam pekerjaan ini mencakup wilayah sepanjang pantai timur pulau Kalimantan di dua provinsi, yaitu Kalimantan Timur (10 Kabupaten/Kota) dan Kalimantan Selatan (5 Kabupaten/kota). Untuk memberikan gambaran umum tentang wilayah perencanaan, pada bagian ini akan diuraikan kondisi fisik, demografis, ekonomi wilayah, dan prasarana wilayah pada kedua provinsi yang tercakup. Selain itu, secara garis besar akan ditinjau pula arahan kebijaksanaan pengembangan pada wilayah tersebut berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah.
2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Gambaran umum kondisi fisik dua Provinsi yang melingkupi wilayah pantai timur Kalimantan meliputi letak geografis dan wilayah administratif, geologi, fisiografi, dan jenis tanah; iklim serta penggunaan lahan.
2.1.1 Kondisi Fisik
2.1.1.1 Letak Geografis dan Wilayah Administratif
Sebagian besar wilayah perencanaan termasuk dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur (10 dari 13 kabupaten/kota). Secara geografis, Provinsi Kalimantan Timur terletak pada kedudukan 4o 24’ LU – 2o 25’ LS dan 113o 44’ BT – 119o 00’ BT. Wilayah perairan Selat Malaka dan
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 2
Laut Sulawesi di bagian Timur Provinsi Kalimantan Timur merupakan jalur ALKI II (Alur Laut Kepulauan Indonesia), sehingga posisi Kalimantan Timur sangat strategis berada pada jalur transportasi laut internasional.
Provinsi Kalimantan Timur terletak di bagian Timur Pulau Kalimantan, dengan batas-batas :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Sabah (Malaysia) • Sebelah Selatan dengan Kalimantan Selatan
• Sebelah Timur dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Sarawak (Malaysia)
Provinsi Kalimantan Timur meliputi wilayah daratan seluas 211.440 Km2 dan wilayah lautan sejauh 12 mil laut dari garis pantai terluar ke arah laut. Wilayah Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 9 (sembilan) kabupaten dan 4 (empat) kota. Dari 13 kabupaten/kota tersebut, yang termasuk dalam wilayah koridor pantai timur adalah :
Kabupaten Nunukan Kabupaten Bulungan Kabupaten Berau Kabupaten Kutai Timur Kabupaten Kutai Kertanegara Kabupaten Penajam Paser Utara Kabupaten Pasir
Kota Samarinda Kota Balikpapan Kota Bontang
Bagian kedua wilayah perencanaan secara administratif termasuk dalam Provinsi Kalimantan Selatan (4 kabupaten). Provinsi Kalimantan
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 3
Selatan yang melingkup wilayah perencanaan secara geografis terletak di antara 1o 21’ 49” LS – 1o 10’ 14” LS dan 114o 19’ 33” BT – 116o 33’ 28”. Luas provinsi ini meliputi 6,98% luas Pulau Kalimantan, sebesar 37.377,53 km2. Provinsi Kalimantan Selatan terletak di bagian Selatan Pulau Kalimantan dengan batas-batas :
• Sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Timur
• Sebelah Selatan : Laut Jawa
• Sebelah Timur : Provinsi Kalimantan Tengah
• Sebelah Barat : Selat Makasar
Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas 9 (sembilan) kabupaten dan 2 (dua) kota. Yang termasuk dalam wilayah koridor pantai timur adalah :
Kabupaten Tanah Bumbu Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Kota Baru Kota Banjarbaru Kota Banjarmasin
2.1.1.2 Kondisi Geologi, Fisiografi, dan Jenis Tanah
Secara umum kondisi geologi Kalimantan Timur didominasi oleh batuan sedimen liat berlempung, batuan endapan tersier, dan batuan endapan kuarter. Formasi batuan terdiri atas batuan pasir kuarsa dan batuan liat. Struktur geologi memiliki patahan dan lipatan yang umumnya berada di wilayah pantai.
Fisiografi wilayah daratan Kalimantan Timur terdiri atas 6 (enam) satuan wilayah, yaitu :
• Wilayah pedataran pantai, yang tersebar di pesisir Timur Kalimantan Timur sepanjang lebih kurang 1.100 Km.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 4
GAMBAR 2.1 PETA ADMINISTRASI
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 5
• Wilayah cekungan (basin), tersebar di Malinau, Bulungan, Berau, Kutai Kertanegara, dan Kutai Barat.
• Wilayah perbukitan rendah, tersebar di bagian tengah Kalimantan Timur memanjang dari arah Utara ke Selatan, mulai dari Nunukan hingga Melak.
• Wilayah perbukitan vulkanik, tersebar di bagian Barat Kalimantan Timur di wilayah Kutai Barat, antara Melak dan Barongtongkok. • Wilayah pegunungan lipatan, tersebar di bagian Timur Kalimantan
Timur mulai dari Mangkaliat hingga Batu Sopang.
• Wilayah pegunungan tengah Kalimantan, tersebar di bagian Barat Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Malaysia dan Kalimantan Barat, membentang dari arah Utara ke Selatan.
TABEL II – 1
PENYEBARAN DAN FORMASI GEOLOGIS DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
No Formasi Geologi Luas (Ha)
1 Alluvium 2.447.062
2 Sajau – Tarakan - Bunyu 207.992
3 Bomaring Beds 133.216
4 Glance Coal Beds 64.339
5 Sterif Formation 137.249
6 Pulau Balang Beds 224.621
7 Balikpapan Beds 255.427
8 Meliat Beds 116.397
9 Masalai Naintupu Globi Gerina Marls 23.833
10 Ancam – Mandul Beds 3.578
11 Pemaluan Beds 2.308.454
12 Palaogene 1.377.311
13 Pretertiery 783.488
14 Young Volcanic (Effusive) Rock (Andesite Dasalt) 27.523
15 Kampung Baru Beds 161.230
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 6
Jenis tanah di wilayah daratan Kalimantan Timur didominasi oleh tanah podsolik merah kuning latosol dan litosol yang tersebar di bagian Tengah dan Utara Kalimantan Timur. Jenis tanah lainnya adalah aluvial, organosol, latosol, podsol, dan podsolik merah kuning dengan tingkat kesuburan yang rendah.
TABEL II – 2
JENIS TANAH DAN LUAS PENYEBARAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
No Jenis Tanah Luas (Ha) %
1 Podsolik/Lathosol 11.083 0,06 2 Podsolik Coklat/Andosol 245.250 1,22 3 Podsolik/Lithosol 1.777.430 8,87 4 Podsolik/Regosol 3.875.249 19,33 5 Lathosol 38.682 0,19 6 Lithosol 1.754.758 8,75
7 Podsolik, Lathosol, Regosol 31.856 0,16
8 Podsolik , Lathosol, Andosol, Lithosol, Regosol 229.478 1,14
9 Podsolik, Lithosol, Regosol 929.701 4,64
10 Podsolik, Lathosol, Andosol, Lithosol, Alluvial 385.304 1,92
11 Alluvial 622.751 3,11
12 Alluvial/Gambut (Organosol) 181.318 0,90
13 Gleisol Hidrik 315.241 1,57
14 Organosol Hidrik 492.881 2,46
15 Podsolik 6.977.896 34,81
16 Alluvial, Podsolik, Gambut (Organosol) 65.677 0,33
17 Alluvial, Gambut (Organosol), Leisol 66.949 0,33
18 Renzina, Alluvial, Regosol 537.789 2,68
19 Podsolik, Lithosol, Renzina, dan Mediteran 303.958 1,52
20 Lithosol, Mediteran, Podsolik 303.503 1,51
21 Podsolik, Lithosol 896.411 4,47
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 7
Sementara itu, wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai jenis tanah yang didominasi oleh tanah aluvial yang relatif subur. Jenis tanah lainnya adalah , organosol, latosol, podsol, dan podsolik merah kuning.
TABEL II – 3
JENIS TANAH DAN LUAS PENYEBARAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
No Jenis Tanah Luas (Ha) %
1 Organosol (Litosol) Gleyhumus 519.881 19,87
2 Aluvial 757.740 28,96
3 Latosol 270.339 10,33
4 Utosol 34.757 1,33
5 Podsolik 138.311 5,29
6 Podsolik Merah Kuning 671.917 25,68
7 Asosiasi Latosal Utosal 12.500 0,48
8 Asosiasi Podsolik Merah Kuning & Bahan Endapan 151.168 5,78 9 Asosiasi Podsolik Merah Kuning dengan Batuan Beku 59.766 2,28
Sumber : BPN Provinsi Kalimantan Selatan, 2004
2.1.1.3 Kondisi Iklim
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur secara umum memiliki iklim yang panas sepanjang tahun, lembab dan berangin. Kelembaban udara rata-rata cukup tinggi, yaitu mencapai 84,26%. Kecepatan angin bervariasi antara 1,80 knot di daerah Samarinda sampai 7,17 knot di daerah Tarakan.
Suhu udara rata-rata pada tahun 2001 berdasarkan pengamatan di enam stasiun tercatat sebesar 27,70C dengan suhu maksimum rata-rata mencapai 32,150C dan suhu minimum rata-rata mencapai 23,310C. Wilayah sekitar stasiun pengamatan Tanjung Redeb memiliki suhu minimum rata terendah, sementara suhu maksimum
rata-PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 8
rata tertinggi tercatat di wilayah sekitar stasiun pengamatan Balikpapan.
Curah hujan bulanan rata-rata di Provinsi Kalimantan Timur mencapai 197,22 mm, dengan Long Bawan sebagai daerah yang memiliki curah hujan bulanan terendah yaitu hanya 6,62 mm. Curah hujan yang cukup tinggi merupakan faktor penjamin keberlangsungan aliran sungai sebagai sarana transportasi air antara daerah pantai dengan daerah pedalaman dan sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup.
TABEL II – 4
SUHU UDARA, KELEMBABAN, KECEPATAN ANGIN DAN JUMLAH CURAH RATA-RATA MENURUT STASIUN
DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2001 Suhu Rata-rata (0C) No Stasiun Minimum Maksimum Kelembaban (%) Kecepatan Angin (Knot) Curah Hujan (MM) 1 Samarinda 23,20 32,20 82,70 1,80 159,40 2 Balikpapan 22,98 32,94 83,00 6,00 238,24 3 Tarakan 24,02 31,38 84,58 7,17 298,42 4 Tanjung Selor 23,71 32,32 85,17 5,42 263,47 5 Tanjung Redeb 22,57 32,87 84,08 4,52 217,15 6 Long Bawan 23,40 31,20 86,00 5,00 6,62
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, 2004
2.1.1.4 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2001 didominasi oleh hutan (88,40%), yaitu hutan lebat, hutan belukar, hutan sejenis, dan hutan rawa, dan tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Timur. Areal hutan dengan luas terbesar terdapat di Kabupaten Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, dan Malinau.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 9
Penggunaan lahan pertanian di Kalimantan Timur mencakup areal seluas 661.959 Ha atau 3,30% dari luas wilayah daratan Kalimantan Timur, meliputi areal persawahan, pertanian lahan kering, dan perkebunan. Sedang penggunaan lahan untuk perikanan, khususnya budidaya kolam air tawar dan tambak meliputi areal seluas 23.275 Ha atau 0,12%.
Sebagai Provinsi penghasil migas yang cukup besar bagi Indonesia, Provinsi Kalimantan Timur memiliki areal pertambangan yang cukup besar, terutama tambang migas dan batubara. Ladang migas di Kalimantan Timur tersebar di wilayah daratan maupun di wilayah perairan laut, sedang areal tambang batubara tersebar di wilayah daratan.
Berdasarkan hasil paduserasi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 1999, kawasan lindung di Provinsi Kalimantan Timur meliputi areal seluas 4.593.754 Ha atau 22,92% dari luas wilayah daratan Kalimantan Timur, terdiri dari hutan lindung seluas 2.574.616 Ha, cagar alam seluas 1.747.382 Ha, taman hutan raya seluas 61.850 Ha, taman nasional seluas 198.629 Ha, dan hutan pendidikan seluas 11.277 Ha. Kawasan hutan lindung tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, kecuali Kota Samarinda. Sebanyak lebih kurang 50% kawasan hutan lindung tersebar di Kabupaten Kutai Barat dan Malinau. Kawasan cagar alam tersebar di 6 (enam) daerah kabupaten, yaitu Kabupaten Kutai Kertanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Malinau, Nunukan, dan Pasir. Sebagian besar (67,17%) kawasan cagar alam berada di Kabupaten Malinau. Kawasan taman hutan raya tersebar di Kabupaten Kutai Kertanegara dan Pasir. Kawasan taman nasional tersebar di Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kutai Timur. Sedang kawasan hutan pendidikan/penelitian berada di Kabupaten Kutai Kertanegara.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 10
Kawasan budidaya terdiri atas kawasan budidaya kehutanan (KH) dan kawasan budidaya non kehutanan (KBNK). Kawasan budidaya kehutanan meliputi kawasan hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan hutan konversi. Kawasan budidaya kehutanan berdasarkan paduserasi penggunaan lahan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 1999 meliputi areal seluas 10.121.258 Ha, tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Timur, kecuali Bontang. Kawasan budidaya non kehutanan meliputi pengembangan sistem pusat-pusat permukiman, industri, pertanian, pariwisata, prasarana dan sarana wilayah, dan kawasan tertentu. Kawasan budidaya non kehutanan tercatat seluas 5.324.488 Ha.
Penggunaan lahan di Provinsi Kalimantan Selatan (tahun 2003) didominasi oleh lahan bukan sawah (33%), baik yang diusahakan maupun yang tidak diusahakan. Penggunaan lahan pertanian di Kalimantan Selatan mencakup areal seluas 2.231.368 Ha atau 18,47% dari luas wilayah daratan Kalimantan Selatan, meliputi areal persawahan berpengairan baik yang diusahakan maupun yang tidak, ladang, dan perkebunan.
Konversi penggunaan hutan menjadi penggunaan lahan lainnya tercatat sebagai yang terbesar. Pada tahun 2003, tercatat konversi lahan hutan menjadi pertanian sebesar 24.475 Ha. Konversi lahan sawah menjadi jenis penggunaan lahan lainnya pada tahun 2003 tercatat sebesar 3.568 Ha, dengan konversi terbesar adalah sawah menjadi jenis pertanian lainnya (38,59%).
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000, penggunaan lahan dibagi menjadi dua kawasan utama, yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung meliputi areal seluas 753.843 Ha atau 20,23% dari luas wilayah daratan Provinsi Kalimantan Selatan, terdiri atas kawasan perlindungan daerah bawahannya seluas 547.637 Ha, kawasan perlindungan
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 11
setempat seluas 29.591 Ha, dan kawasan suaka alam dan cagar budaya seluas 176.615 Ha.
Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya di Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas dua jenis, yaitu kawasan hutan lindung dan kawasan bergambut, dani sebagian besar berlokasi di Pegunungan Meratus yang membagi wilayah Kalimantan Selatan menjadi dua bagian (Wilayah Barat dan Timur). Kawasan lindung ini tersebar di Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong dan Kotabaru.
Luas kawasan perlindungan daerah bawahannya mengalami pergeseran dari rencana semua seluas 524.538 Ha menjadi 547.637 Ha. Pergeseran luas kawasan hutan lindung berkaitan dengan pembukaan kawasan hutan untuk 13 lokasi perkebunan. Namun, ada beberapa kawasan hutan produksi dan kawasan budidaya lainnya yang diarahkan untuk menjadi hutan lindung, antara lain kawasan bagian Timur Kabupaten Hulu Sungai Utara yang difungsikan sebagai penyangga Kota Barabai dan sekitarnya yang sering dilanda banjir. Kawasan bergambut yang pada RTRWP Kalimantan Selatan Tahun 1993 direncanakan sebagai suatu kawasan tersendiri, di dalam RTRWP Kalimantan Selatan Tahun 2000 didelineasi ke dalam hutan lindung dan sebagian masuk ke dalam pengembangan kawasan perkebunan dan pertanian lahan basah.
Upaya pemantapan fungsi lindung pada kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya dilakukan dengan pendekatan pengembangan Daerah Aliran Sungai. Kawasan yang dilindungi oleh kawasan ini memiliki berbagai kegiatan yang berpengaruh luas jika tidak dilindungi, antara lain waduk/bendungan Riam Kanan, Sungai Asam-asam yang menunjang operasional PLTU Asam-asam, aliran Sungai Riam Kiwa, penyangga pusat permukiman di Banua Lima, DAS Batulicin, dan lainnya.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 12
Kawasan perlindungan setempat di Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan sekitar mata air. Kawasan sempadan sungai terdapat di hampir seluruh wilayah Kalimantan Selatan, antara lain Sungai Barito, Sungai Martapura, Sungai Negara, Sungai Tabalong, Sungai Alalak, Sungai Balangan, Sungai Asam-asam, Sungai RiamKanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Batulicin, Sungai Batang Lai, Sungai Anjir Serapat, Sungai Sebambam, Sungai Serongga, Sungai Kusan, Sungai Setarap, Sungai Cantung, Sungai Bangkalan, Sungai Selatu, Sungai Sepapan, Sungai Manunggal, Sungai Cengal, Sungai Tapin, Sungai Maluka, Sungai Pinang, Sungai Sempanahan dan lainnya. Sementara kawasan sempadan pantai yang diukur sejauh 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah daratan terdapat di sepanjang pesisir pantai membujur dari Kecamatan Tabunganen di Kabupaten Batola, menyambung ke Kabupaten Tanah Laut hingga Kabupaten Kotabaru, juga terdapat di sekeliling Pulau Laut dan kepulauan di Kabupaten Kotabaru.
2.1.2 Kondisi Demografis 2.1.2.1 Kalimantan Timur
Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2001 adalah sebesar 2.494.988 jiwa dan tersebar di 12 kabupaten dan kota. Sebagian besar penduduk, yaitu sebesar 56,76% tinggal di daerah perkotaan sementara sisanya tersebar di daerah perdesaan. Penduduk yang tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2001 mengalami peningkatan yang cukup besar, yaitu sekitar 7%, dibandingkan dengan periode 1996 hingga 1998, sementara jumlah penduduk yang tinggal di daerah perdesaan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan tingginya tingkat urbanisasi selama periode 1998 - 2001.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 13
TABEL II – 5
LUAS WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MENURUT PENGGUNAAN LAHAN (Ha)
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 14
TABEL II – 6
LUAS WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT PENGGUNAAN LAHAN (Ha)
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 15
GAMBAR 2.2
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 16
Laju pertambahan penduduk rata-rata Provinsi Kalimantan Timur selama periode 1990 - 2000 adalah 2,74% per tahun. Daerah perkotaan dan daerah pertambangan merupakan daerah yang mengalami laju pertumbuhan yang tinggi. Selama periode ini, Kabupaten Berau mengalami pertumbuhan penduduk yang paling tinggi, yaitu sebesar 6,77%, sedangkan Kota Balikpapan mengalami pertumbuhan penduduk terendah. Akan tetapi, pada periode tahun 2000 - 2001 secara umum seluruh kabupaten dan kota di Provinsi ini mengalami penurunan jumlah penduduk apabila dibandingkan dengan pada periode 1990 - 2000. Daerah yang mengalami penurunan laju pertambahan penduduk terbesar pada periode 2000 - 2001 adalah Kota Tarakan (-1,47%), serta Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur (masing-masing menurun 1,39%) dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Secara geografis, penduduk Provinsi Kalimantan Timur terkonsentrasi di bagian Selatan. Hal ini kemungkinan disebabkan masih terkonsentrasinya fasilitas pelayanan serta kemudahan aksesibilitas di bagian Selatan dibandingkan dengan di bagian Utara. Konsentrasi penduduk terbesar di Provinsi Kalimantan Timur berturut-turut adalah di Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Pasir, dengan 21% dari total penduduk bermukim di Kota Samarinda.
Tingkat kepadatan penduduk relatif bervariasi. Pada tahun 2001, tingkat kepadatan penduduk berkisar antara 1 hingga 782 jiwa/km2, dengan kepadatan penduduk rata-rata Provinsi adalah 12 jiwa/km2. Kota Balikpapan tercatat sebagai daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 17
TABEL II – 7
LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK, LAJU PERTAMBAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN DAN KOTA
TAHUN 2000 – 2001 (Jiwa) Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan
Penduduk/Km2 Laju Pertambahan
No Kabupaten/ Kota Daratan Total 1990 2001 1990 2001 1990-2000 2000-2001 1 Pasir 13.912,0 15.793,66 211.021 273.495 13,93 19,66 2,50 2,07 2 Kutai Barat 31.628,7 31.628,70 106.134 139.407 3,36 4,41 2,61 2,38 3 Kutai 26.116,9 28.972,98 340.166 432.344 12,48 16,55 2,32 1,86 4 Kutai Timur 34.292,6 37.317,20 98.065 151.823 2,74 4,43 4,31 2,92 5 Berau 21.240,0 34.127,47 62.3 45 123.974 2,58 5,84 6,77 5,55 6 Malinau 41.990,4 41.990,40 28.522 37.237 0,67 0,89 2,57 2,18 7 Bulungan 15.587,9 19.003,05 68.201 84.438 3,79 5,42 2,08 1,81 8 Nunukan 13.917,9 16.966,66 54.474 82.469 3,73 5,93 3,97 3,91 9 Balikpapan 527,0 867,18 344.405 412.045 459,82 781,87 1,74 1,28 10 Samarinda 783,0 783,00 413.191 531.912 527,70 679,33 2,44 2,00 11 Tarakan 250,8 657,33 81.297 118.668 160,32 473,16 3,75 2,28 12 Bontang 147,8 497,57 68.842 102.176 169,27 691,31 3,90 2,51 Provinsi Kaltim 16.632,60 Total 200.395,0 245.237,80 1.876.663 2.489.988 8,88 12,43 2,74 2,19
Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka, BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2004
Akumulasi penduduk di perkotaan antara lain disebabkan masih terkonsentrasinya fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi serta sarana transportasi dan komunikasi yang lebih baik dibandingkan dengan daerah perdesaan. Perkotaan umumnya berkembang di daerah pesisir pantai atau di sepanjang aliran sungai yang dikembangkan sebagai daerah industri yang dikembangkan baik oleh pemerintah maupun swasta (Tarakan, Bontang, Loa Janan/Samarinda, Balikpapan, Sangatta, Long Iram/Melak, Berau, dan sebagainya) serta lokasi-lokasi transmigrasi (Salim Batu, Kaubun, Muara Wahau, Kota Bangun, Teluk Dalam, Anggana, Samboja, Semoi, Jone, Payo Klato, UPT Jelerai Selor, UPT Talisayan, UPT Palaran, UPT Pulau Atas, dan sebagainya). Selain
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 18
daerah industri dan transmigrasi, penduduk di daerah pesisir juga berkembang di pusat-pusat pemukiman nelayan dan pemukiman pantai, seperti di Kecamatan Nunukan (Kabupaten Nunukan), Kecamatan Bunyu (Kabupaten Bulungan), Kecamatan Tarakan Timur dan Tarakan Barat (Kota Tarakan), Kecamatan Tanjung Batu dan Talisayan (Kabupaten Berau), Kecamatan Muara Badak, Muara Jawa dan Samboja (Kabupaten Kutai Kertanegara), Kecamatan Sangkulirang (Kabupaten Kutai Timur), Kecamatan Balikpapan Timur (Kota Balikpapan), Kecamatan Tanjung Aru (Kabupaten Pasir) dan Kecamatan Penajam (Kabupaten Penajam Paser Utara).
Di perdesaan atau di pedalaman, penduduk pada umumnya terkonsentrasi di sepanjang aliran sungai yang berfungsi sebagai penghubung utama antara daerah pedalaman dengan daerah pesisir. Transportasi sungai masih menjadi sarana transportasi utama di Kabupaten Kutai Barat serta Kabupaten Bulungan, Malinau dan Nunukan di bagian Utara Provinsi Kalimantan Timur. Di samping permukiman, pemanfaatan tanah untuk pertanian umumnya berlokasi di sekitar tanggul sungai, sementara areal tanah yang jauh dari aliran sungai biasanya tidak tergarap.
TABEL II – 8
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KOTA DAN DESA TAHUN 1996 – 2001 Kota Desa No Tahun Jumlah % Jumlah % Total 1 1996 1.177.209 50,30 1.163.073 49,70 2.340.282 2 1997 1.235.107 50,60 1.205.910 49,40 2.441.017 3 1998 1.241.843 50,50 1.217.099 49,50 2.458.942 4 1999 - - - - 2.525.480 5 2000 1.375.618 57,05 1.035.448 42,95 2.411.066 6 2001 1.413.366 56,76 1.076.622 43,21 2.494.988
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 19
Dari aspek kualitas penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya, Provinsi Kalimantan Timur memiliki pencapaian yang menggembirakan. Hanya 5,69% dari jumlah penduduknya yang tidak/belum pernah bersekolah. Sementara itu, jumlah penduduk yang telah mengenyam pendidikan menengah mencapai angka 38,95% dan pendidikan tinggi 4,48%.
GAMBAR 2.3
PIRAMIDA PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2001 0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 0 - 4 10 - 14 20 - 24 30 - 34 40 - 44 50 - 54 60+ S T R U K T U R U S IA
JUMLAH PENDUDUK (jiwa)
2.1.2.2 Kalimantan Selatan
Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2000 adalah sebesar 2.641.115 jiwa dengan kepadatan rata-rata 8,16 jiwa/km2. Jumlah penduduk terbanyak di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan adalah di Kota Banjarmasin yaitu 527.724 jiwa dengan kepadatan rata-rata pada tahun 2000 sebesar 679,72 jiwa/km2. Sebaran kepadatan penduduk ditunjukkan pada Peta Kepadatan Penduduk.
Secara umum, pada periode tahun 1995 - 2000 Provinsi Kalimantan Selatan mengalami penurunan jumlah penduduk yang signifikan. Selama periode ini, terjadi penurunan jumlah penduduk rata-rata sebesar 6,69%.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 20
Secara umum, pada tahun 1995 - 2000 hampir seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Selatan, kecuali Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Tabalong, mencatat pertambahan penduduk yang menurun, terutama Kabupaten Kota Baru dan Kabupaten Banjar masing-masing sebesar 19,14% dan 19,17%.
TABEL II – 9
LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK, LAJU PERTAMBAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN DAN KOTA
TAHUN 1995 – 2000
Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk per Km2
No Kabupaten/Kota Luas (km2) 1995 2000 1995 2000 Laju Pertambahan 1995-2000 1 Banjarmasin 776,39 494.891 527.724 637,43 679,72 6,63 2 Tanah Laut 30.343,54 194.744 184.950 6,42 6,10 -5,03 3 Kota Baru 100.215,03 428.655 346.605 4,28 3,46 -19,14 4 Banjar 43.703,09 464.226 375.255 10,62 8,59 -19,17 5 Barito Kuala 29.600,40 230.075 213.090 7,77 7,20 -7,38 6 Tapin 27.183,80 156.207 147.326 5,75 5,42 -5,69 7 Hulu Sungai Selatan 16.885,00 190.528 194.176 11,28 11,50 1,91 8 Hulu Sungai Tengah 14.924,80 229.902 218.405 15,40 14,63 -5,00 9 Hulu Sungai Utara 26.794,30 283.673 272.339 10,59 10,16 -4,00 10 Tabalong 33.172,69 157.451 161.245 4,75 4,86 2,41 Prov. Kalimantan Selatan 323.599,04 2.830.352 2.641.115 8,75 8,16 -6,69
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan, 2004
2.1.3 Kondisi Ekonomi Wilayah
Selama periode 1999 - 2001, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur bergerak ke arah yang cenderung positif. Pada tahun 1999 laju pertumbuhan ekonomi Provinsi ini mencapai 4,90% dengan migas dan 4,45% tanpa migas. Pada tahun 2000 laju pertumbuhan dengan migas mencapai 4% dan tanpa migas sebesar 3,27%, sedangkan pada tahun 2001 dengan migas mencapai 4,25% dan 5,97% tanpa migas.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 21
Tingginya laju pertumbuhan ekonomi secara umum disebabkan peningkatan produksi dari sektor-sektor dominan, terutama pertambangan minyak dan gas bumi. Pertumbuhan sektor pertambangan merupakan salah satu bagian dari target program prioritas pengembangan Pemerintah Kalimantan Timur. Di lain pihak, secara keseluruhan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan yang melambat dibandingkan dengan tahun 1999. Kecuali sektor-sektor bangunan, pengangkutan & komunikasi, serta keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, pada tahun 2001 terjadi penurunan laju pertumbuhan sektor lainnya dibandingkan dengan tahun 1999.
GAMBAR 2.4
NILAI EKSPOR MIGAS DAN NON MIGAS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 1996 - 2001 0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 8000000 1996 1997 1998 1999 2000 2001 Tahun N il a i E k s p o r (0 0 0 U S $ )
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 22
TABEL II – 10
PDRB PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 1993, 1997 – 2001 (Milyar Rupiah)
PDRB ADH Berlaku PDRB ADH Konstan Laju
Pertumbuhan (%) No Tahun Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas 1 1993 15.708,42 7.939,66 15.708,42 7.939,66 - - 2 1997 27.305,23 13.924,67 20.672,72 11.407,64 4,45 6,41 3 1998 51.505,15 22.258,33 20.514,63 11.090,28 -0,76 -2,78 4 1999 55.867,18 24.102,23 21.519,67 11.584,18 4,90 4,45 5 2000r) 74.810,39 26.131,09 22.381,26 11.963,35 4,00 3,27 6 2001*) 84.828,44 31.036,52 23.333,42 12.677,21 4,25 5,97
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2004 Keterangan : r) Angka revisi; *) Angka sementara
TABEL II – 11
PDRB PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 1998 – 2001 (Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha 1998 1999 2000r 2001*
1 Pertanian 1.533.919 1.745.202 1.784.988 1.849.997 2 Pertambangan 6.413.052 6.776.681 6.694.590 7.224.143 3 Industri pengolahan 6.683.649 7.031.143 7.467.478 7.821.041 4 Listrik, gas, dan air bersih 68.980 75.642 84.247 89.119 5 Bangunan 558.811 567.193 594.929 667.498 6 Perdagangan, hotel dan restoran 1.901.088 1.960.528 1.989.651 2.030.164 7 Pengangkutan dan komunikasi 2.181.588 2.257.788 2.348.509 2.455.699 8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 669.998 578.835 599.743 6311.244 9 Jasa-jasa 503.558 526.657 547.120 564.515
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2004 Keterangan : r) Angka revisi; *) Angka sementara
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 23
Struktur ekonomi Kalimantan Timur pada tahun 1998 - 2001 relatif tidak mengalami banyak perubahan. Sektor industri pengolahan, terutama industri pengolahan migas merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan Provinsi Kalimantan Timur, diikuti oleh sektor pertambangan dan pertanian, terutama subsektor kehutanan. Bersama-sama, ketiga sektor ini membentuk 83,84% dari total PDRB Kalimantan Timur pada tahun 2001 dan memberikan sumbangan yang selalu meningkat. Total produksi dan nilai produksi sektor-sektor tersebut selalu mengalami peningkatan, disebabkan ketiganya merupakan program prioritas pengembangan ekonomi Pemerintah Kalimantan Timur. Ini berarti bahwa perekonomian Kalimantan Timur sebagian besar berasal dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang berbasis ekstraksi sumberdaya alam dan pertumbuha ekonominya sangat bergantung pada keberlanjutan kegiatan sektor-sektor tersebut.
GAMBAR 2.5
STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0 10 20 30 40 50
Pertanian Industri pengolahan Bangunan Pengangkutan & Komunikasi Jasa-jasa
Lapangan Usaha
%
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 24
Nilai PDRB per kapita dan pendapatan per kapita Kalimantan Timur selama tahun 1997 - 2001 selalu mengalami peningkatan. Walaupun mengalami krisis ekonomi dan laju inflasi yang tinggi selama periode tersebut, pendapatan per kapita dan PDRB per kapita masih tetap naik. Akan tetapi, berdasarkan penelitian BPS Kalimantan Timur, perlu diperhatikan bahwa angka tersebut belum dapat menunjukkan pendapatan riil penduduk Kalimantan Timur secara keseluruhan. Angka pendapatan yang tinggi tersebut belum dikurangi dengan komponen pendapatan faktor netto dari luar Kalimantan Timur. Jika komponen ini diperhitungkan, maka diperkirakan pendapatan perkapita Kalimantan Timur akan jauh lebih rendah mengingat pendapatan yang keluar Kalimantan Timur jauh lebih besar daripada pendapatan yang masuk karena modal dan faktor produksi yang ada lebih banyak berasal dari luar daerah.
TABEL II – 12
PDRB PERKAPITA DAN PENDAPATAN REGIONAL PERKAPITA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN DAN TANPA MIGAS
TAHUN 1993, 1997 - 2001 (JUTA RUPIAH)
PDRB Perkapita Pendapatan Regional Perkapita
No Tahun
Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas
1 1997 12,20 6,22 9,11 4,58
2 1998 22,39 9,68 17,05 7,27
3 1999 23,64 10,20 17,65 7,47
4 2000r 30,62 10,69 22,86 7,84
5 2001* 33,83 12,38 25,26 9,07
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2004 Keterangan : r) Angka revisi; *) Angka sementara
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 25
2.1.4 Prasarana Wilayah 2.1.4.1 Prasarana Transportasi
A. Kalimantan Timur
Sistem transportasi Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas sistem transportasi darat, laut, dan udara. Sistem transportasi darat meliputi sistem transportasi jalan dan sungai. Tidak seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur dapat dilayani oleh angkutan darat, khususnya jalan raya. Oleh karenanya angkutan sungai, laut, dan udara menjadi bagian penting dalam menjangkau seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur, terutama yang tidak terjangkau oleh prasarana jalan.
Secara umum sistem jaringan jalan Provinsi Kalimantan Timur dikelompokkan dalam 3 (tiga) poros utama, yaitu :
1. Poros Utara, yang menghubungkan :
• Samarinda – Muara Badak – Bontang – Sangatta – Tanjung Redeb – Tanjung Selor
• Sangatta – Sangkulirang
2. Poros Tengah, yang menghubungkan : • Samarinda – Sebulu – Muara Kaman
• Samarinda – Sanga-sanga – Muara Jawa – Samboja • Samarinda – Anggana
• Samarinda – Tenggarong – Kota Bangun – Melak 3. Poros Selatan, yang menghubungkan :
• Samarinda – Balikpapan – Penajam – Kuaro – Batu Aji • Kuaro – Tanah Grogot – Kerang Dayu
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 26
Jalan lintas Timur Kalimantan Timur menghubungkan jalur Malinau – Tanjung Selor – Tanjung Redeb – Sangatta – Bontang – Samarinda – Balikpapan – Tanah Grogot – hingga perbatasan Kalimantan Selatan.
Hingga tahun 2001, transportasi darat di Provinsi Kalimantan Timur berupa jalan sepanjang 8.189,78 km, terdiri atas jalan negara sepanjang 1.226,21km (14,97%), jalan Provinsi sepanjang 1.762,07 km (21,52%), dan jalan kabupaten/kota sepanjang 5.201,10 km (63,51%). Ketersediaan jaringan jalan di Kalimantan Timur relatif masih terbatas, dengan rasio panjang jalan terhadap luas wilayah mencapai 50 km/1.000 km2. Belum selesainya pembangunan jalan lintas Kalimantan mengakibatkan belum seluruh ibukota kabupaten terlayani oleh jaringan jalan yang memadai, terutama Kabupaten Malinau, Nunukan, dan Kutai Barat. Wilayah Selatan Kalimantan Timur relatif telah terlayani oleh jaringan jalan yang memadai, sedang wilayah Tengah dan Utara masih sangat terbatas.
Ditinjau dari kondisi permukaan jalan, jalan negara yang memiliki kondisi baik mencapai 93,36% dimana 65,36% berupa jalan aspal. Jalan Provinsi yang memiliki kondisi baik baru mencapai 52,63%, dimana 45,04% masih berupa jalan tanah. Sedang jalan kabupaten/kota yang berada dalam kondisi baik baru mencapai 23,60%, dimana 41,60% merupakan jalan tanah. Kabupaten Berau, Bulungan, dan Pasir, merupakan daerah dimana kondisi permukaan jalan yang baik mencapai kurang dari 32%.
Kualitas jalan yang belum memadai disebabkan, antara lain, kondisi struktur tanah di Provinsi Kalimantan Timur yang cenderung labil dan rawan terhadap longsor. Selain itu, besarnya jumlah sarana angkutan pertambangan dan kehutanan yang menggunakan jalan umum mengakibatkan kondisi jalan mudah mengalami kerusakan.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 27
TABEL II – 13
PANJANG JALAN MENURUT STATUS DAN KONDISI JALAN MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2001 (Km)
Status Jalan (Km) Kondisi Baik (Km) No Kabupaten/Kota
Negara Provinsi Kab./Kota Negara Provinsi Kab./Kota 1 Kab. Pasir 274,33 231,20 1.367,00 264,84 172,20 149,90 2 Kab. Kutai Barat - 300,18 - - 140,39 - 3 Kab. Kutai Kartanegara 430,98 421,77 1.085,70 362,52 276,69 180,10 4 Kab. Kutai Timur 380,84 241,00 - 380,84 20,00 - 5 Kab. Berau 72,19 228,60 983,90 72,19 93,10 120,10 6 Kab. Malinau - - - - 7 Kab. Bulungan - 134,00 995,10 - 77,00 225,80 8 Kab. Nunukan - - - - 9 Kota Balikpapan 33,74 70,17 260,30 30,22 70,17 221,60 10 Kota Samarinda 34,13 135,15 330,60 34,13 77,82 217,10 11 Kota Tarakan - - 148,40 - - 89,00 12 Kota Bontang - - 30,10 - - 24,10 J u m l a h 1.226,21 1.762,07 5.201,10 1.144,74 927,37 1.227,70 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur, 2004
TABEL II – 14
PANJANG JALAN MENURUT STATUS DAN JENIS PERMUKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2002 (Km)
Jenis Permukaan (km) Prosentase (%) No Status Jalan
Aspal Aggregat Tanah Jumlah Aspal Aggregat Tanah 1 Jalan Nasional 801,45 424,76 0,00 1.226,21 65,36 34,64 0,00 2 Jalan Provinsi 422,03 424,30 693,74 1.540,07 27,40 27,55 45,05 3 Jalan Kabupaten 1.402,09 1.402,03 1.997,39 4.801,50 29,20 29,20 41,60 4 Jalan Non Status 80,60 174,42 1.869,71 2.124,73 3,79 8,21 88,00
J u m l a h 2.706,17 2.425,51 4.560,84 9.692,51 27,92 25,02 47,06
Prosentase (%) 27,92 25,02 47,06 100,00
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 28
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas antara Kota Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Sangatta, sebagai pusat kegiatan ekonomi, direncanakan pembangunan highway sepanjang lebih dari 162,153 km, terdiri atas ruas Balikpapan – Samarinda sepanjang 78,278 km; ruas Samarinda - Bontang sepanjang 83,875 km; dan ruas Bontang - Sangatta.
Pembangunan jalan Trans-Kalimantan dilanjutkan dengan rencana jalan Poros Utara meliputi :
• Ruas jalan yang menghubungkan Malinau – Long Nawang – Long Pahangai – Tiong Ohong – hingga batas Provinsi Kalimantan Barat.
• Ruas jalan perbatasan yang menghubungkan
Malinau – Mensalong – Salang – Simanggaris dan Simpang Simanggaris – hingga perbatasan negara/Serudong,
Ruas jalan Malinau – Tau Lumbis dan Malinau – Long Semamu – Long Midang.
Sungai yang dimanfatkan sebagai prasarana transportasi di Provinsi Kalimantan Timur meliputi Sungai Mahakam, Sungai Kandilo, Sungai Telake, Sungai Segah, Sungai Kelay, Sungai Kayan, Sungai Sesayap, dan Sungai Sembakung. Sungai Mahakam merupakan sungai terpanjang dan terbesar di Kalimantan Timur, memiliki panjang 920 Km dan dapat digunakan untuk tranportasi sungai hingga sejauh 823 km. Di beberapa alur sungai tidak dapat dimanfaatkan secara optimal sepanjang tahun oleh karena penurunan ketinggian air sungai akibat musim kemarau. Untuk mendukung transportasi sungai, tersedia 56 (limapuluh enam) buah dermaga sungai.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 29
TABEL II – 15
JUMLAH DERMAGA SUNGAI DAN PENYEBERANGAN DI PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2001 No Kabupaten/Kota
Dermaga Sungai/Teluk/Selat Jumlah Kondisi Kota Samarinda
1 Mahakam Hilir Sungai Mahakam 5 Rusak : 2 Baik : 3 2 Mahakam Hulu Sungai Mahakam 5 Baik : 3 Sedang : 1 Rusak : 1 3 Harapan Baru Sungai Mahakam 3 Baik : 1 Sedang : 2 4 Samarinda Seberang Sungai Mahakam 2 Baik : 1 Sedang : 1 Kabupaten Kutai Kertanegara
5 Loa Janan Sungai Mahakam 1 Baik
6 Melayu Sungai Mahakam 1 Baik
7 Tepian Pandan Sungai Mahakam 1 Baik 8 Muara Kaman Sungai Mahakam 1 Baik 9 Muara Muntai Sungai Mahakam 1 Baik
10 Handil II Sungai Mahakam 1 Baik
11 Muara Muntai Sungai Mahakam 1 Baik
12 Handil II Sungai Mahakam 1 Baik
13 Sungai Meriam Sungai Mahakam 1 Baik 14 Kota Bangun Sungai Mahakam 1 Rusak Kabupaten Kutai Timur
15 Muara Ancalong Sungai Kedang Kepala 1 Baik 16 Muara Wahau Sungai Kedang Kepala 1 Baik Kabupaten Kutai Barat
17 Melak Sungai Mahakam 1 Baik
18 Tering Sungai Mahakam 1 Baik
19 Long Iram Sungai Mahakam 1 Baik
20 Long Bangun Sungai Mahakam 1 Baik 21 Muara Pahu Sungai Mahakam 1 Baik Kota Balikpapan
22 Kampung Baru Teluk Balikpapan 1 Rusak 23 Pelb. Penyeberangan Somber Teluk Balikpapan 1 Baik 24 Pelb. Penyeberangan Kaliangau Teluk Balikpapan 1 Baik
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 30
No Kabupaten/Kota
Dermaga Sungai/Teluk/Selat Jumlah Kondisi Kabupaten Penajam Paser Utara
25 Penajam Teluk Balikpapan 1 Baik
26 Pelb. Penyeberangan Penajam Teluk Balikpapan 1 Baik 27 Tanah Grogot Sungai Kandilo 1 Baik Kota Tarakan
28 Dermaga Tengkayu Teluk Tarakan 1 Baik 29 Dermaga Perikanan Teluk Tarakan 1 Baik 30 Dermaga Beringin Teluk Tarakan 1 Baik Kabupaten Bulungan
31 Tanjung Selor Sungai Kayan 1 Baik
32 Semakawir Sungai Kayan 1 Baik
33 Ancam Sungai Ancam 1 Baik
Kabupaten Berau
34 Pasar Lama Sungai Segah 1 Rusak
35 Pasar Inpres/Gayam Sungai Kelay 1 Baik 36 Pulau Derawan Sungai Segah 1 Baik
37 Teluk Bayur Sungai Segah 1 Baik
38 Tanjung Redeb Sungai Berau 1 Baik Kabupaten Malinau
39 Malinau/Pemkab Sungai Sesayap 1 Baik 40 Atap/Sembakung Sungai Sembakung 1 Baik Kabupaten Nunukan
41 Pelabuhan Laut Selat Makasar 1 Baik 42 PT. Yamaker Selat Makasar 1 Baik 43 Sungai Nyamuk Selat Makasar 1 Baik
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur, 2004
Angkutan penyeberangan antar pulau di Kalimantan Timur masih terbatas. Saat ini trayek penyeberangan yang ada baru melayani jalur Balikpapan – Penajam dan Balikpapan – Mamuju, Sulawesi Selatan. Trayek yang akan dikembangkan adalah jalur Tarakan – Toli-toli, Sulawesi Tengah.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 31
Transportasi laut di Provinsi Kalimantan Timur dikembangkan untuk melayani angkutan antar wilayah dalam Provinsi Kalimantan Timur, antar wilayah Provinsi, dan internasional. Saat ini terdapat 32 (tigapuluh dua) buah pelabuhan, terdiri atas :
a. Limabelas (15) buah pelabuhan umum, yaitu pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat umum. Berdasarkan statusnya, pelabuhan umum dibagi menjadi pelabuhan yang diusahakan, yaitu pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo dan pelabuhan yang tidak diusahakan, yaitu pelabuhan yang dikelola oleh UPT Kantor Pelabuhan.
Pelabuhan umum di Provinsi Kalimantan Timur meliputi : • 4 (empat) buah pelabuhan yang diusahakan
• 11 (sebelas) buah pelabuhan yang tidak diusahakan
b. Tujuhbelas (17) pelabuhan khusus, yaitu pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan kegiatan tertentu, misalnya pelabuhan migas, pelabuhan perikanan, dan sebagainya.
Angkutan laut di Provinsi Kalimantan Timur memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam melayani angkutan barang, baik angkutan barang antarpulau (interinsuler) maupun angkutan barang internasional (ekspor-impor). Dalam konstelasi nasional, peranan Kalimantan Timur dalam angkutan laut, khususnya angkutan barang cukup penting dan strategis.
Transportasi udara memegang peranan yang cukup penting dalam menghubungkan wilayah di Kalimantan Timur, terutama wilayah yang tidak terjangkau jaringan jalan darat, sungai, dan laut. Saat ini terdapat 70 (tujuh puluh) bandar udara dan bandar udara perintis (airstrips) di Provinsi Kalimantan Timur, meliputi :
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 32
TABEL II – 16
PELABUHAN UMUM DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
No Pelabuhan Kabupaten/Kota Kelas Pengelola
1 Balikpapan Kota Balikpapan III PT Pelindo IV
2 Samarinda Kota Samarinda III PT Pelindo IV
3 Tarakan Kota Tarakan IV PT Pelindo IV
4 Nunukan Kab. Nunukan V PT Pelindo IV
5 Sungai Nyamuk Kab. Nunukan V UPT
6 Tanjung Selor Kab. Bulungan V UPT
7 Tanjung Redeb Kab. Berau V UPT
8 Pulau Bunyu Kab. Bulungan V UPT
9 Sangkulirang Kab. Kutai Timur V UPT
10 Sangatta Kab. Kutai Timur IV UPT
11 Lhok Tuan Kota Bontang III UPT
12 Tanjung Laut Kota Bontang III UPT
13 Tanjung Santan Kota Bontang IV UPT
14 Samboja Kab. Kutai Kertanegara V UPT
15 Tanah Grogot Kab. Pasir IV UPT
Sumber : Dinas Perhubungan Laut Dan Udara Provinsi Kalimantan Timur, 2004
1. Sebelas (11) buah Bandar Udara Umum, meliputi :
• Satu (1) buah bandar udara yang dikelola PT Angkasa Pura, yaitu bandar udara Sepinggan - Balikpapan
• Sepuluh (10) buah bandar udara dikelola UPT Ditjen Perhubungan Udara, yaitu bandar udara Temindung (Samarinda), Juata (Tarakan), Nunukan, Yuvai Semaring (Long Bawan), Tanjung Harapan (Tanjung Selor), Kalimarau (Tanjung Redeb), Long Apung, Datah Dawai, Melak, dan Malinau.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 33
2. Lima (5) buah bandar udara khusus, meliputi bandar udara Bontang, Sakimah, Muara Badak, Tanjung Bara, dan Tanjung Santan.
3. Limapuluh Empat (54) buah airstrips
Bandar udara Sepinggan di Balikpapan merupakan bandar udara terbesar di Kalimantan Timur yang melayani penerbangan domestik dan internasional. Sebagai salah satu pintu gerbang internasional, bandar udara Sepinggan memiliki peran yang penting dan strategis dalam mendukung berbagai kegiatan sektor pembangunan di Kalimantan Timur. Bandar udara ini memiliki panjang landasan 2.500 meter dan dapat didarati oleh pesawat jenis DC 10A-300. Bandar udara Juata di Tarakan menjadi pintu gerbang Kalimantan Timur bagian Utara, dengan panjang landasan 1.850 meter dan dapat didarati pesawat jenis Boeing 737.
Penggunaan lalu lintas udara sebagai sarana transportasi penumpang dan barang semakin meningkat dari tahun ke tahun, ditandai dengan semakin banyaknya jumlah penumpang dan barang yang datang dan diberangkatkan dari setiap pelabuhan udara selama periode 1997 - 2001.
B. Kalimantan Selatan
Sistem transportasi Provinsi Kalimantan Selatan terdiri atas sistem transportasi darat, laut, dan udara. Seperti umumnya Provinsi lain di Kalimantan, transportasi sungai memegang peranan yang penting dalam menghubungkan pusat-pusat produksi dan distribusi di Provinsi Kalimantan Selatan khususnya untuk menjangkau daerah-daerah yang belum dilayani jaringan jalan.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 34
TABEL II – 17
LALU LINTAS ANGKUTAN UDARA MENURUT PELABUHAN UDARA TAHUN 2001
Penerbangan (Pesawat) Penumpang (Orang) Barang (Kg) No Pelabuhan Udara
Berangkat Datang Berangkat Datang Muat Bongkar 1 Sepinggan, Balikpapan 13.800 13.791 474.374 448.427 5.467.311 9.104.872 2 Temindung, Samarinda 2.728 2.733 33.543 34.146 469.125 228.388 3 Juata, Tarakan 2.707 2.697 53.839 50.609 432.890 441.485 4 Kalimarau, Berau 1.834 1.767 30.471 29.349 99.697 147.645 5 Nunukan 293 293 1.662 1.529 4.484 4.087 6 Tj. Harapan, Bulungan 767 767 4.539 4.607 16.572 59.053 J u m l a h 22.129 22.048 598.428 568.667 6.490.079 9.985.530
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur, 2004
Ada dua belas simpul penting dalam sistem jaringan transportasi yang melayani perhubungan di Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi di sekitarnya, yaitu:
1. Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, sebagai simpul pelayanan nusantara dan samudera (ekspor impor).
2. Pelabuhan Batulicin di Kabupaten Kotabaru, sebagai simpul pelabuhan nusantara dan samudera (ekspor impor).
3. Pelabuhan Mekarputih di Kabupaten Kotabaru, dikembangkan sebagai pelabuhan ekspor batubara.
4. Pelabuhan Kotabaru di Kabupaten Kotabaru, dikembangkan sebagai pelabuhan nusantara.
5. Pelabuhan Martapura Baru Banjarmasin, berfungsi sebagai simpul pelabuhan lokal/pelabuhan rakyat.
6. Angkutan sungai dan penyeberangan yang menghubungkan Banjarmasin dengan Provinsi Kalimantan Tengah serta kota-kota kecil di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 35
7. Kalua, sebagai simpul kota transit yang menghubungkan transportasi darat Banjarmasin - Amuntai - Muara Teweh/Buntok.
8. Tanjung, sebagai simpul kota transit transportasi darat yang menghubungkan Balikpapan (Provinsi Kalimantan Timur) dengan Banjarmasin, dan Balikpapan dengan Muara Teweh/Buntok.
9. Batulicin, sebagai simpul transporasi darat yang menghubungkan kota-kota di Provinsi Kalimantan Selatan dengan Tanah Grogot di Provinsi Kalimantan Timur, dan transit transportasi laut dari Surabaya dan Makasar.
10. Kandangan, sebagai simpul transportasi antar sub regional dengan Batulicin.
11. Margasari, sebagai simpul transportasi darat Banjarmasin – Marabahan - Negara/Rantau/Kandangan hingga ke Tamiyang Layang di Provinsi Kalimantan Tengah yang diintegrasikan sebagai simpul transportasi sungai untuk angkutan batubara, serta hasil perkebunan pertanian transmigrasi.
12. Lapangan Udara Warukin dan Batulicin sebagai simpul transportasi penerbangan perintis antar lapangan udara di Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
Pengembangan sistem jaringan jalan raya di Provinsi Kalimantan Selatan diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas daerah pedalaman, peningkatan aksesibilitas antar wilayah pengembangan, dan untuk mendukung pengembangan kawasan strategis dan sentra produksi. Konsep pengembangan sistem jaringan jalan raya di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut:
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 36
a. Peningkatan ruas jalan penghubung Kandangan - Batulicin, dengan tujuan :
• Mempermudah aksesibilitas antara Wilayah Pembangunan (WP) Benua Lima dan Tanah Bumbu.
• Meningkatkan aksesibilitas wilayah pedalaman/kawasan transmigrasi yang terletak di sepanjang jalan tersebut. • Menghubungkan pantai Timur Kalimantan Selatan dengan
Lembah Barito.
• Memungkinkan dibukanya pusat-pusat produksi dengan adanya Pelabuhan Batulicin.
b. Peningkatan ruas jalan penghubung Batulicin - Sengayam (ke arah Tanah Grogot di Provinsi Kalimantan Timur) sebagai bagian dari Trans-Kalimantan dan perpanjangan Koridor Banjarmasin - Batulicin.
c. Pengembangan jalan akses ke pedalaman yang berpangkal di koridor Batulicin -Sengayam. Untuk meningkatkan akses ke arah pusat permukiman yang terdapat di daerah pedalaman dengan koridor tersebut, diusulkan pengembangan jalan berikut:
• Jalan yang berujung di Bakau.
• Jalan yang berujung di Sungai Durian.
• Jalan yang berujung di Gunung Batu Besar hingga Tanjung Semalantakan.
• Jalan yang berujung di Hampang.
• Jalan yang berujung di Tanjung Batu hingga Pudi. • Jalan yang berujung di Pantai.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 37
d. Ruas jalan antara Marahaban - Margasari - Rantau, dan Amrahaban - Margasari - Negara hingga ke Kandangan dan Alabio-Amuntai; dihubungkan dengan pengembangan jalan Marahaban - Kuripan - Tamiyang Layang dan Margasari-Kuripan-Tamiyang Layang; yang dihubungkan juga dengan Trans-Kalimantan bagian Tengah. Pengembangan akses tersebut juga ditunjang dengan pembangunan jembatan yang menghubungkan Marahaban dengan Cerbon serta jalan Sungai Mandala - Sungai Buluh.
e. Ruas jalan lingkar Barat Banjarmasin dari dan ke Pelabuhan Trisakti hingga jalan Trans Kalimantan di Barito Kuala.
f. Ruas jalan Kotabaru - Pelabuhan Mekar Putih dan akses dari Tanjung Seloka untuk mendukung pengembangan Pelabuhan Batubara Mekar Putih.
g. Peningkatan ruas jalan Anjir Pasar - Belawang - Marahaban, untuk meningkatkan akses ke Kota Marahaban dan Kota Banjarmasin dengan Trans-Kalimantan bagian Selatan.
h. Jalan lingkar dari Simpang Empat - Pengaron - Karang Intan - Cempaka - Liang Anggang - Trisakti dan Jalan Simpang Empat - Asatambul - Sungai Tabuk -Banjarmasin (Gatot Subroto), yang bersimpangan dengan jalan lingkar Utara untuk menghindari hambatan perjalanan dari Banua Lima ke Banjarmasin atau sebaliknya yang diakibatkan erosi tepi sungai dan padatnya pemukiman tepi jalan di daerah Martapura - Astambul - Simpang Empat, serta untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas pada ruas jalan Martapura -Banjarbaru - Banjarmasin.
i. Jalan lingkar Utara Banjarmasin untuk mengurangi beban jalan di Banjarmasin dengan lancarnya transportasi Trans
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 38
Kalimantan yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
j. Jalan lingkar Utara Pelaihari, mulai dari Kecamatan Tambang Ulang hingga ke Kecamatan Batu Ampar untuk mengurangi beban dan kepadatan jalan, dan menarik perkembangan Kota Pelaihari ke arah Timur.
k. Jalan di sepanjang pesisir sungai yang menghubungkan Kecamatan Tabunganen - Tamban-Anjir Muara hingga ke jalur Trans-Kalimantan untuk membuka akses kawasan yang relatif tertinggal, dan mengendalikan konversi lahan di sepanjang tepi sungai.
l. Pengembangan jalan lingkar Timur Barabai.
m. Pembangunan dan peningkatan jalan lingkar Pulau Laut. n. Pembangunan dan peningkatan jalan Kota Batulicin.
Selain pengembangan jalan darat, juga direncanakan pengembangan jalur kereta api Trans-Kalimantan (Trans Borneo
Railway) yang menghubungkan wilayah Brunei Darussalam,
Malaysia, dan Indonesia. Pengembangan jalur kereta api di Provinsi Kalimantan Selatan direncanakan melintas sejajar dengan ruas jalan penghubung Banjarmasin - Tanjung hingga perbatasan Provinsi Kalimantan Selatan - Kalimantan Timur. Rencana pengembangan anak cabang jalur kereta api dilakukan untuk menghubungkan Banjarmasin dengan Pelaihari, Asam-Asam, Satui, Pagatan, dan Batulicin.
Sungai-sungai di Provinsi Kalimantan Selatan yang dapat dilayari antara lain Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Tabalong, Sungai Alalak, Sungai Martapura, dan Sungai Balangan. Pengembangan transportasi sungai meliputi pemanfaatan jaringan sungai yang ada
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 39
saat ini, penyediaan sarana dan prasarana penunjang, serta pengamanan alur pelayanan sungai.
Rencana pengembangan transportasi sungai di Provinsi Kalimantan Selatan meliputi:
• Peningkatan kondisi fisik Anjir Tamban, Serapat, Talaran sehingga memiliki navigability yang sama dengan muara anjir-anjir tersebut di Sungai Barito dan Kapuas.
• Peningkatan terminal Banjarmasin, Maranahan, Margasari, Negara, Amuntai dan Alabio.
Prasarana perhubungan laut yang berperan penting dalam pelayaran nasional dan samudera di Provinsi Kalimanan Selatan adalah :
Pelabuhan Trisakti. Fungsinya tetap dipertahankan sebagai pelabuhan laut utama untuk barang dan penumpang, khususnya pelayaran nusantara. Pelabuhan Banjarmasin (Trisakti dan Martapura Baru) direncanakan untuk melayani Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tapin, Tanah Laut, Barito Utara, Barito Selatan dan Kapuas.
Pelabuhan Batulicin. Fungsinya ditingkatkan sebagai pelabuhan samudra, khususnya untuk melayani angkutan barang. Pelabuhan ini direncanakan melayani Kabupaten Kotabaru, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Barito Utara dan Barito Selatan, dan sebagian Kalimantan Timur bagian Selatan. Pelabuhan ini juga berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan dengan Pulau Laut (Tanjung Serdang).
Pelabuhan Kotabaru, berfungsi melayani penyeberangan dengan Batulicin dan pelayaran antar pulau atau nasional.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 40
Pelabuhan Mekar Putih, merupakan pelabuhan baru yang berfungsi sebagai pelabuhan batubara, khususnya untuk ekspor ke luar Provinsi Kalimantan Selatan.
Pelabuhan Martapura Baru yang berperan penting dalam menunjang perekonomian daerah, khususnya dalam pelayaran antar pulau dan nusantara dengan menggunakan kapal pinisi/kapal kayu.
Untuk meningkatkan pelayanan transportasi laut di Provinsi Kalimantan Selatan, diajukan rencana pengembangan, sebagai berikut :
− Pembuatan alur baru muara Sungai Barito sehingga Pelabuhan Trisakti dapat dilayari selama 24 jam (saat ini hanya 4-6 jam/hari) dengan bobot kapal; yang bersandar mencapai 10.000 DWT (selama ini hanya 3.500 – 4.000 DWT).
− Penataan Wilayah Kerja dan Wilayah Kepentingan pelabuhan yang dapat mengamankan proses pengembangan pelabuhan. − Peningkatan prasarana Pelabuhan Batulicin secara bertahap,
khususnya untuk melayani pelayaran samudra. Untuk melayani kebutuhan penyeberangan Batulicin - Tanjung Serdang, dilakukan pemantapan fasilitas yang ada.
− Pembangunan prasarana Pelabuhan Mekar Putih, khususnya dalam rangka mendukung proses pengolahan dan pemuatan batubara
− Pembukaan outlet baru dermaga ekspor batubara melalui perencanaan terpadu.
Untuk menunjang pengembangan investasi swasta yang memerlukan dukungan transportasi yang memadai, maka pengembangan lapangan udara menjadi prioritas utama.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 41
Beberapa lapangan udara yang dikembangkan antara lain Lapangan Udara Warukin di Tanjung, Lapangan Udara Batulicin dan Lapangan Udara Stagen di Kotabaru. Selain itu, Bandara Syamsudin Noor dikembangkan sebagai bandara internasional di Provinsi Kalimantan Selatan.
Pengelolaan Lapangan Udara Warukin telah diserahkan oleh Pertamina kepada Pemda Kabupaten Tabalong. Dengan demikian perlu ada pengaktifan kembali melalui pembukaan jalur penerbangan reguler perintis antar lapangan udara di Kalimantan Selatan dengan kota-kota di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Pengembangan Lapangan Udara Batulicin direncanakan agar dapat didarati pesawat F-27 guna menunjang pengembangan Kapet Batulicin. Sedangkan Lapangan Udara Stagen tetap berfungsi untuk melayani angkutan carter dan penerbangan reguler perintis.
2.1.4.2 Air Bersih dan Listrik
A. Kalimantan Timur
Kebutuhan air bersih penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2001 dilayani oleh 12 perusahaan, meningkat dibandingkan tahun 2000 yang hanya dilayani 9 perusahaan. Kapasitas produksi menalami peningkatan karena adanya sumber-sumber air baru yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Sumber air utama untuk penyediaan air sbersih pada tahun 2001 adalah dari sungai (11 sungai) dan air tanah (4 sumber).
Konsumen terbesar dari produksi air bersih pada tahun 2001 adalah rumah tangga yang jumlahnya mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, yang perlu mendapat perhatian adalah besarnya jumlah penyusutan selama proses distribusi yang semakin meningkat. Pada tahun 2001, jumlah penyusutan mencapai 36% dari jumlah air minum yang
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 42
disalurkan kepada konsumen, atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2000 yaitu sebesar 25%.
Besarnya jumlah penyusutan menandakan kurangnya efisiensi selama proses distribusi. Ketidakefisienan tersebut dapat disebabkan berbagai hal, antara lain kebocoran pada pipa-pipa distribusi.
Seperti halnya air bersih, tingkat produksi listrik di Kalimantan Timur pada tahun 2001 juga mengalami peningkatan. Produksi mengalami peningkatan sebesar 20% dibandingkan dengan produksi pada tahun 2000, sementara penjualan meningkat sebesar 7%. Penyusutan juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2000, jumlah penyusutan hanya mencapai 5%, sementara pada tahun 2001 mencapai 14% atau meningkat hampir 3 kali lipat.
Jumlah pengguna listrik terbesar pada tahun 2001 adalah rumah tangga, diikuti oleh usaha. Keduanya mengalami peningkatan sebesar berturut-turut 5% dan 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebaliknya, pengguna listrik sektor industri dan pengguna umum mengalami penurunan masing-masing sebesar 8% dibandingkan dengan tahun 2000.
B. Kalimatan Selatan
Pengembangan pelayanan prasarana listrik di Provinsi Kalimantan Selatan ditujukan untuk mengimbangi perkembangan jumlah konsumen di kota dan perkembangan kawasan industri. Untuk mewujudkan arahan tersebut, Provinsi Kalimantan Selatan memiliki potensi dalam pengembangan PLTA, PLTU, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Hal ini ditunjang dengan melimpahnya cadangan batubara dan banyaknya sungai besar yang potensial untuk digunakan sebagai sarana pembangkit listrik. Sistem jaringan listrik direncanakan akan dilakukan melalui interkoneksi dengan
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 43
sistem di Provinsi Kalimantan Timur untuk menambah pasokan daya listrik. Rencana pembangunan pembangkit listrik di Kalimantan Selatan adalah PLTA Kusan, PLTU Asam-asam, dan Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
Pada tahun 2003, jumlah pengguna listrik di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2000. Jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik dari PLN pada tahun 2003 tercatat sebanyak 531.811 KK dari 424.710 KK pada tahun 2000. Jumlah pelanggan listrik non PLN juga mengalami peningkatan dari 10.104 KK pada tahun 2000 menjadi 21.514 KK pada tahun 2003.
TABEL II – 18
BANYAKNYA AIR MINUM YANG DISALURKAN PERUSAHAAN AIR MINUM MENURUT JENIS KONSUMEN
DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2000 - 2001
No Jenis Konsumen 2000 2001
1 Rumah tempat tinggal 34.211 35.921
2 Hotel/obyek wisata 689 723
3 Badan sosial dan rumah sakit 539 566
4 Tempat peribadatan 720 756
5 Umum 609 639
6 Pertokoan dan industri 3.115 3.271
7 Instansi pemerintah 951 998
8 Lain-lain 138 145
9 Susut 13.451 24.515
Jumlah 54.423 67.534
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 44
TABEL II – 19
PROFIL PRODUKSI LISTRIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2000 - 2001 No Komponen 2000 2001 1 Produksi (MWH) 1.004.777 1.208.721 2 Terpasang (MW) 284.724 296.893 3 Terjual (MWH) 931.408 997.888 4 Dipakai sendiri (MWH) 27.338 47.439 5 Susut (MWH) 46.031 163.395
Sumber : Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah VI Banjarbaru, 2004
TABEL II – 20
PELANGGAN LISTRIK MENURUT JENIS DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2000 - 2001 No Jenis Pelanggan 2000 2001 1 Rumah tangga 336.696 351.908 2 Usaha 21.795 23.633 3 Industri 245 226 4 Umum 9.862 9.092 Jumlah 368.598 384.859
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 45
TABEL II – 21
PELANGGAN LISTRIK MENURUT JENIS DAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2000 - 2003
Pelanggan PLN (KK) Pelanggan Non PLN (KK)
No Kabupaten/Kota 2000 2003 2000 2003 1 Tanah Laut 26.556 38.308 1.088 380 2 Kota Baru 34.290 47.204 6.667 15.045 3 Banjar 56.843 77.785 363 1.976 4 Barito Kuala 29.750 36.784 22 80 5 Tapin 23.453 25.097 85 1.157
6 Hulu Sungai Selatan 26.812 36.445 154 821
7 Hulu Sungai Tengah 39.278 42.889 79 473
8 Hulu Sungai Utara 45.795 52.251 268 407
9 Tabalong 26.820 32.514 1.155 438
10 Banjarmasin 115.113 113.347 223 737
11 Banjarbaru 0 29.187 0 0
Jumlah 424.710 531.811 10.104 21.514
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan, 2004
2.2 ARAHAN KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH 2.2.1 Arahan Rencana Tata Ruang Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) mengatur struktur dan pola pemanfaatan ruang nasional, serta memberikan arahan pengembangan beserta kriteria pengelolaan kawasan lindung, kawasan budidaya, dan kawasan tertentu. PP Nomor 47 Tahun 1997 mengatur hal-hal berikut bagi Provinsi Kalimantan Timur:
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 46
TABEL II – 22
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 47
TABEL II – 23
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 48
• Terdapat 4 (empat) kawasan andalan di Provinsi Kalimantan Timur, yaitu kawasan Balikpapan-Samarinda dan sekitarnya, Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya, Kawasan Tarakan dan sekitarnya, serta Kawasan Tanah Grogot dan sekitarnya.
• Kota Balikpapan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Selain itu ditetapkan pula 2 (dua) Pusat Kegiatan Wilayah, yaitu Samarinda dan Tarakan; serta 13 (tigabelas) Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
• Kawasan Tertentu ditetapkan di Kawasan Bontang dan Kawasan Nunukan sebagai kawasan dengan potensi pertumbuhan, dan kawasan perbatasan Kalimantan – Sarawak (Malaysia).
• Pelabuhan Balikpapan, Samarinda, dan Nunukan ditetapkan sebagai pelabuhan utama tersier; pelabuhan Tarakan sebagai pelabuhan pengumpan regional; dan pelabuhan Sangkulirang sebagai pelabuhan pengumpan lokal.
• Bandar udara Balikpapan ditetapkan sebagai pusat penyebaran primer, bandar udara Tarakan sebagai pusat penyebaran sekunder, dan bandar udara Samarinda sebagai pusat penyebaran tersier. Di Provinsi Kalimantan Selatan, dalam RTRWN ditetapkan tiga kawasan andalan yaitu :
1. Kawasan andalan Kandangan dan sekitarnya
Kawasan Kandangan dan sekitarnya termasuk dalam WP Banua Lima yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar, meliputi Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin dan Tabalong, dengan Kota Kadangan sebagai pusatnya. Sektor unggulan yang dikembangkan di kawasan ini adalah pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan pertambangan batu bara dan minyak bumi.
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 49
TABEL II – 24
KAWASAN ANDALAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR YANG DITETAPKAN PP NO. 47/1997 TENTANG RTRW NASIONAL
No Provinsi/ Kawasan Darat Kawasan Laut Yang Terkait Kota Dalam Kaw. Darat Fungsi Kota Nas. DAS Yang Melayani 1 Kawasan
Balikpapan-Samarinda dan sekitarnya Sektor Unggulan : - Perkebunan - Kehutanan - Industri - Pertambangan - Perikanan - Pariwisata Kawasan laut Bontang dan sekitarnya Sektor Unggulan : - Perikanan - Pertambangan - Pariwisata Kota Orientasi : - Balikpapan Balikpapan Samarinda Bontang Tenggarong Kotabangun Marangkayu PKN PKW PKL PKL PKL PKL S. Mahakam
2 Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya Sektor Unggulan : - Kehutanan - Industri - Pertambangan Tj. Redeb Tj. Selor Tj. Palar Tj. Santan Sangkurilang Muarawahau PKL PKL PKL PKL PKL PKL S. Berau
3 Kawasan Tarakan dan sekitarnya
Sektor Unggulan :
- Kehutanan - Industri
- Pertanian tanaman pangan - Perikanan Tarakan Nunukan PKW PKL S. Sesayap
4 Kawasan Tanah Grogot dan sekitarnya
Sektor Unggulan :
- Industri
- Pertanian tanaman pangan - Perikanan Tanah Grogot Muara Taloke PKL PKL S. Kendito
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 50
GAMBAR 2.6
PETA SISTEM KOTA – KOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 51
GAMBAR 2.7
PETA SISTEM KOTA – KOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PT. Pemeta Engineering System Consultant II - 52
2. Kawasan andalan Batulicin dan sekitarnya
Termasuk ke dalam WP Tanah Bumbu yang meliputi Kabupaten Kotabaru, dengan konsep pengembangan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batulicin.
Sektor yang menjadi unggulan di kawasan ini adalah sektor perkebunan, kehutanan, industri manufaktur, dan pertambangan batu bara.
3. Kawasan andalan Banjarmasin dan sekitarnya
Kawasan Andalan Banjarmasin termasuk ke dalam pengembangan WP Kayu Tangi dengan konsep pengembangan kawasan perkotaan Banjarmasin Raya, meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Barito Kuala. Kawasan ini dikembangkan sebagai kawasan jasa pelayanan sosial dan komersial, perumahan perkotaan, industri dan perhubungan. Kawasan ini ditunjang oleh pengembangan sektor jasa, pertanian tanaman pangan, dan industri manufaktur sebagai sektor unggulan.
Berkaitan dengan penetapan kawasan andalan, di Provinsi Kalimantan Timur lebih lanjut dikembangkan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Sasamba. Kapet Sasamba (Samarinda - Sangasanga - Muara Jawa - Balikpapan) ini merupakan salah satu pusat pertumbuhan Kawasan Timur Indonesia dengan cakupan wilayah Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Kutai. Rencana pengembangan pusat pertumbuhan Sasamba dengan luas sekitar 4.334,83 Ha pada dasarnya ditujukan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan dan faktor pendukung yang diperlukan untuk mendorong kegiatan investasi.