• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TUJUAN PENATAAN WILAYAH PERENCANAAN

N/A
N/A
Agisti Amelia Putri

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 2 TUJUAN PENATAAN WILAYAH PERENCANAAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. PERUMUSAN KONSEPSI RDTR

2.1.1. TINJAUAN RTRW TERHADAP WILAYAH PERENCANAAN

Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko dalam rencana struktur ruang termasuk kedalam Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kabupaten Mukomuko ditetapkan di Kelurahan Pasar Mukomuko, Kecamatan Kota Mukomuko . Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) memiliki fungsi sebagai;

a. Pusat pemerintahan kabupaten b. Permukiman perkotaan

c. Pelayanan sosial budaya d. Jasa perdagangan regional e. Jasa perkantoran

f. Pelayanan transportasi g. Pusat pelayanan pariwisata

h. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan

Untuk mengetahui dengan lebih jelasnya mengenai peran dan fungsi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dapat dilihat dengan lebih jelasnya melalui tabel berikut ini:

(2)

Tabel 2.1. Rencana Orientasi dan Jangkauan Pusat-Pusat Pelayanan

Hirarki Pusat

Pusat Pengembangan

Kegiatan Orientasi Jangkauan Pelayanan PKW Pasar Mukomuko

(Pusat pelayanan Primer Pemerintahan, Perekonomian, Jasa Sosial sekaligus sebagai Pusat Agropolitan)

 Kota Bangkulu dan Kota Padang

 Wilayah Kabupaten Mukomuko

 Wilayah Pembangunan (WP) Utara

 Sebagai pusat

agropolitan Mukomuko dengan hinterlandnya

Sumber : RTRW Kabupaten Mukomuko Tahun 2012-2032

Tabel 2.2. Rencana Fungsi dan Kegiatan Pusat-Pusat Pelayanan Hirarki

Kota

Pusat Pengemban

gan Kegiatan

Fungsi Pelayanan Kegiatan Pelayanan

Pusat Kegiata n Wilaya h / PKW

Pasar Mukomuko (Pusat pelayanan Primer

Pemerintahan )

 Fungsi Pemerintahan

 Fungsi Permukiman Perkotaan

 Fungsi Pelayanan Sosial Budaya

 Fungsi Jasa Perdagangan Regional

 Fungsi Jasa Perkantoran

 Fungsi Pelayanan Transportasi

 Fungsi Ketahanan dan Keamanan

 Fungsi Pariwisata

 Perkantoran Pemerintah Kab.Mukomuko dan DPRD

 Permukiman perkotaan (Perumahan dinas, DPRD, Masyarakat)

 RSUD, SMA s/d P.Tinggi, Mesjid dan Gereja, Balai Pertemuan, GOR dan Stadion Sepak Bola

 Fasilitas Pasar, Ruko, Mall, Hiburan dan Rekreasi

 Rumah Kantor, Kawasan Perkantoran, BANK

 Terminal Klas C,

 POLRES dan KODIM

Sumber : RTRW Kabupaten Mukomuko Tahun 2012-2032

Sistem jaringan transportasi darat yang berada di Wilayah Perencanaan sebagai berikut;

a) Jaringan jalan kolektor primer satu (JKP-1) meliputi jaringan jalan yang menghubungkan Bantal-Mukomuko dan Mukomuko-Batas Provinsi Sumatera Barat.

b) Jaringan jalan kolektor primer tiga (JKP-3) meliputi jaringan jalan yang menghubungkan Mukomuko-Agung Jaya, Mukomuko-Ponfok Batu, dan Mukomuko-Tanah Rekah.

c) Jaringan Jalan sekunder yang menghubungkan jalan dalam kawasan permukiman perkotaan.

(3)

d) Jaringan jalan khusus yang dipergunakanuntuk kepentingan khusus dalam kawasan perkebunan.

Adapun rencana pembangunan jalan baru yang berada di Wilayah Perencanaan yaitu;

a) Mukomuko-Selagan Jaya

b) Rencana pembangunan/pengalihan jaan negara yang berada di Kawasan Bandara Mukomuko

Rencana terminal yang berada Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko yaitu terminal penumpang tipe B, Terminal non barang yang melayani kegiatan bongkar dan/atau muat barang serta perpindahan intra dan/atau moda transportasi yaitu terminal argo dii PKW Mukomuko dan terminal Pet Kemas (dry port) di PKW Mukomuko.

Rencana sistem jaringan transportasi udara yaitu pengembangan Bandar Udara Mukomuko di Kecamatan Kota Mukomuko dan ruang udara untuk penerbangan/Kawasaa

penerbangan/Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) sesuai dengan Rencana Induk Banda yang akan di tetapkan lebhih lanjut oleh menteri perhubungan.

Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko dalam rencana pola ruang Kabupaten Mukomuko meliputi kawasan perlindungan setempat. Berdasarkan Pedoman Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi dan Penertiban Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota dan Rencana Detail Tata Ruang menjelaskan bahwa kawasan perlindungan setempat terdiri atas kawasan kearifan lokal dan sempadan yang berfungsi sebagai kawasan lindung antara lain sempadan pantai, sungai, danau waduk serta kawasan lainnya yang memiliki fungsi perlindungan setempat.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Mukomuko kawasan perlindungan setempat Kabupaten Mukomuko direncanakan sebagai berikut:

1. Sempadan Pantai ditetapkan dengan kriteria;

(4)

a) Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut tertingi ke arah darat.

b) daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai;

dan/atau

c) kawasan untuk pemertahanan titik referensi dan titik-titik garis pangkal.

d) sempadan pantai ditetapkan di wilayah pesisir di sebagian wilayah Kecamatan XIV Koto, sebagian wilayah Kecamatan Kota Mukomuko, sebagian wilayah Kecamatan teras terunjam, sebagian Kecamatan Air Dikit, sebagian wilayah Kecamatan Penarik, sebagian wilayah Kecamatan Teramang Jaya, sebagian wilayah Kecamatan Pondok Suguh, sebagain wilayah Kecamatan Sungai Rumbai, sebagian wilayah Kecamatan Ipuh, dan sebagian wilayah Kecamatan Air Rami;

2. Sempadan Sungai ditetapkan dengan kriteria;

a) Sungai di luar kawasan perkotaan ditentukan;

1. daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;

2. daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai;

dan

3. daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai;

b) Sungai di dalam kawasan perkotaan ditentukan;

1. daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 3 (tiga) meter dari kaki tanggul sebelah luar;

2. daratan sepanjang tepian sungai tidak bertanggul dengan lebar paling sedikit 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter;

3. daratan sepanjang tepian sungai tidak bertanggul dengan lebar paling sedikit 15 (lima belas) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai, dalam hal

(5)

kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter; dan

4. daratan sepanjang tepian sungai tidak bertanggul dengan lebar paling sedikit 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 20 (dua puluh) meter.

Sempadan sungai harus mempertimbangkan karakteristik geomorfologi sungai, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, serta memperhatikan jalan akses bagi peralatan, bahan, dan sumber daya manusia untuk melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan sungai. Sempadan sungai ditetapkan di sepanjang DAS yang melewati Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko adalah DAS Air Slagan.

3. Kawasan sekitar danau ditetapkan dengan kriteria;

a) Daratan dengan jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air danau tertinggi; atau

b) Daratan sepanjang tepian danau yang lebarnya proposional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau.

Kawasan sekitar danau ditetapkan dengan mempertimbangkan karakterisktik danau, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan kegiatan operasi dan pemeliharaan danau.

Kawasan sekitar danau yang berada di Kawasan Perencanaan Kota Mukomuko adalah Danau Nibung di Kecamatan Kota Mukomuko.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Mukomuko Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko termasuk salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan ekosistem magrove dengan tujuan untuk melestarikan fungsi ekosistem gambut dan mencegah terjadinya kerusakan ekosistem gambut. Kawasan ekosistem mangrove ditetapkan dengan kriteria koridor di sepanjang pantai dengan lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis air surut terendah ke arah darat. Kawasan ekosistem mangrove ditetapkan di Desa Pasar Mukomuko.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Mukomuko di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko memiliki rencana kawasan konservasi yang bertujuan melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu pengetahuan, dan pembangunan pada umumnya di Kabupaten Mukomuko. Kawasan Konservasi di Kabupaten

(6)

Mukomuko yang termasuk kedalam Wilayah Perencanaan Kota Mukomukomadalah Cagar Alam Mukomuko I dan Cagar Alam Mukomuko II.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Mukomuko di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko terdapat kawasan rawan bencana yang meliputi awasan rawan gempa bumi di tetapkan daerah-daerah yang memiliki potensi terhadap ancaman bahaya gempabumi yaitu meliputi seluruh wilayah Kabupaten Mukomuko, kawasan rawan tsunami ditetapkan dengan kriteria pantai dengan elevasi rendah dan/atau berpotensi atau pernah mengalami tsunami. Kawasan rawan tsunami ditetapkan di wilayah pesisir di sebagian wilayah Kecamatan Ipuh, sebagian wilayah Kecamatan Air Rami, sebagian wilayah Kecamatan Pondok Suguh, sebagian wilayah Kecamatan Teramang Jaya, sebagian wilayah Kecamatan Kota Mukomuko, sebagian wilayah Kecamatan Air Dikit, sebagian wilayah Kecamatan XIV Koto, dan Kawasan rawan banjir ditetapkan dengan kriteria kawasan yang diidentifikasikan sering dan/atau berpotensi tinggi mengalami bencana banjir. Kawasan rawan banjir ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Ipuh, sebagian wilayah Kecamatan Air Rami, sebagian wilayah Kecamatan Malin Deman, sebagian wilayah Kecamatan Pondok Suguh, sebagian wilayah Kecamatan Sungai Rumbai, sebagian wilayah Kecamatan Teramang Jaya, sebagian wilayah Kecamatan Teras Terunjam, sebagian wilayah Kecamatan Penarik, sebagian wilayah Kecamatan Selagan raya, sebagian wilayah Kecamatan Kota Mukomuko, sebagian wilayah Kecamatan Air Dikit, sebagian wilayah Kecamatan XIV Koto, sebagian wilayah Kecamatan Lubuk Pinang, sebagian wilayah Kecamatan Air Manjunto, dan di sebagian wilayah Kecamatan V Koto.

Kawasan Pariwisata di Wilayah Perencanaan terdiri dari Kawasan Wisata Pantai yang berlokasi di Kelurahan Koto Jaya yaitu Pantai Abrasi, Pantai Badoro, Pantai Pandan Wangi, Pantai Pasir Putih, Pantai Air Patah, Pantai Out Bond dan terdapat wisata alam yaitu Danau Nibung. Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko juga terdapat kawasan wisata sejarah/budaya yaitu Benteng Anna di Desa Talang Buai.

Arahan rencana permukiman di Kabupaten Mukomuko berdasarkan Pedoman Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 11 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi dan Penertiban Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota dan Rencana Detail

(7)

Tata Ruang terdiri atas kawasan permukiman perkotaan dan/atau kawasan permukiman perdesaan. Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko ditetapkan sebagai kawasan permukiman perkotaan yaitu PKW Pasar Mukomuko.

Sub Sektor perkebunan khususnya kelapa sawit merupakan produk unggulan di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko, terbukti dengan tercatat dalam 6 (enam) tahun terakhir berdasarkan Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko Tahun 2021 luas panen tanaman perkebunan kelapa sawit paling besar dan produksinya pun sangat tinggi menyentuh angka 11.426 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.3. Luas Panen Tanaman Perkebunan Menurut Komoditas di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko (Hektar)

Tahun 2015-2020

No Komoditas Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Karet 429 414 206 276 280 276

2 Kelapa 30 30 19 19 20 19

3 Kelapa Sawit 6.322 6.323 3.102 3.143 3.190 3.243

4 Kopi - - - -

5 Lada - - - -

6 Kakao 6 6 7 5 10 5

Sumber : Kecamatan Kota Mukomuko dalam Angka 2021

Tabel 2.4. Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Komoditas di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko (Ton) Tahun 2015-

2020

No Komoditas Tahun

2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Karet 274 375,7 614,8 242,05 250 289,80

2 Kelapa 13 22,75 22,75 16,44 10 11,05

3 Kelapa Sawit 25.902 22.780 14.358 9.678,6 11.180 11.426

4 Kopi - - - -

5 Lada - - - -

6 Kakao 5 14 5 0,18 0,10 0,10

Sumber : Kecamatan Kota Mukomuko dalam Angka 2021

Kecamatan Kota Mukomuko adalah Kecamatan agraris dan sekaligus mempunyai sektor unggulan perkebunan kelapa sawit. Sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian dan Perkebunan. Sektor perkebunan yang berkembang telah mampu menjadi pemacu perkembangan Kota Mukomuko dan Kabupaten Mukomuko umumnya.

Kota Mukomuko mendapatkan polarisasi efek dari hasil perkebunan kelapa sawit yang dominan dalam penggunaan tata guna lahan di Kecamatan

(8)

Kota Mukomuko. Kecamatan Kota Mukomuko mempunyai potensi pertanian tanaman pangan yang bisa dikembangkan. Hal ini bisa diketahui dari jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan perkebunan sangat dominan.

Apabila melihat kondisi yang ada di Kecamatan Kota Mukomuko maka arahan pengembangan merujuk kepada RTRW Kabupaten Mukomuko yaitu menjadikan Sektor Perkebunan Kelapa Sawit sebagai unggulan di Kecamatan Kota Mukomuko.

2.2. TUJUAN PENATAAN WILAYAH PERENCANAAN (WP)

Penetapan bagian Wilayah Perencanaan (WP) Kota Mukomuko di bagi menurut fungsi kawasan masing-masing. Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko dibagi dalam tiga fungsi utama kawasan yaitu :

1. BWP A, kawasan yang mendukung kawasan strategis pertanian tanaman pangan di bagian utara Kecamatan Mukomuko dan bersebelahan dengan kawasan strategis agropolitan yaitu Kecamatan IX Koto Kabupaten Mukomuko;

2. BWP B adalah kawasan yang mendukung fungsi kota sebagai fungsi perkantoran, perdagangan dan jasa-jasa atau di kenal dengan pusat kota (CBD) yaitu wilayah tengah dari Kecamatan Kota Mukomuko; dan

3. BWP C adalah kawasan yang didominasi perkebunan sawit sebagai salah satu komoditi unggulan daerah yang berada pada sebelah selatan Kecamatan Kota Mukomuko.

Karena wilayah Kecamatan Mukomuko dibagi dalam 3 bagian wilayah perkotaan (BWP) berdasarkan sokongan fungsi kawasan maka tujuan penataan BWP dapat di tentukan sebagai berikut :

“Mewujudkan Kecamatan Kota Mukomuko yang berdaya saing tinggi dengan kelengkapan infrastruktur perkotaan berbasiskan kepada

sektor perkebunan”

2.3. PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN (WP) KOTA MUKOMUKO

Satuan zonasi pada kawasan perkotaan yang dikelompokkan sesuai dengan kesamaan fungsi adanya sesuai dengan kesamaan fungsi, adanya

(9)

pusat tersendiri, kemudahan aksesibilitas, dan batasan-batasan, baik fisik maupun administrasi disebut dengan Wilayah Perencanaan (WP)

Penetapan Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko sebagai Wilayah Perencanaan yang mempunyai rencana detail tata ruang karena mempunyai fungsi besar dalam perencanaan wilayah Kabupaten Mukomuko dan Provinsi Bengkulu. Pada RTRW Kabupaten Mukomuko Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko adalah pusat kegiatan utama dan pada RTRW provinsi Bengkulu adalah Pusat Kegiatan wilayah dan regional. Berdasarkan fungsi dan tutupan lahan serta kegiatan dan aktifitas didalamnya maka Wilayah Perencanaan dibagi dalam 3 (tiga) sub WP . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 Rencana Pembagian Wilayah Perencanaan (WP) dan Gambar 3.1 Peta Pembagian Wilayah Perencanaan (WP) Kota Mukomuko.

Tabel 2.5. Rencana Pembagian Wilayah Perencanaan (WP) Kota Mukomuko

SUB BWP Luas (Ha)

A 4.873,2

B 3.712,3

C 5.543,5

Total 14.129

(10)

Gambar 2.1. Peta Rencana Pembagian Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

1. Sub Wilayah Perencanaan A adalah Desa Pasar Sebelah dan Kelurahan Bandar Ratu dan Desa Ujung Padang adalah sub WP yang berfungsi sebagai kawasan kota dan mendukung fungsi pertanian, Kawasan Lindung, kawasan perumahan dan kawasan campuran. WP ini juga sebagai kegiatan perkantoran dan jasa.

Alasan penetapan sub WP ini bahwa kawasan yang dimaksud mempunyai infrastruktur perkotaan yang cukup seperti pasar, kantor, perbankan, bahkan Lapangan Udara Mukomuko. Dari sisi pemukiman kawasan ini tergolong padat di banding kawasan lainnya. Selain fungsi sebagai pusat Kota Desa Pasar Sebelah didominasi oleh perkebunan sawit dan dapat di fungsikan untuk mendukung sentra kawasan pertanian Kabupaten Mukomuko di

(11)

Kecamatan tetangga yaitu Air Majunto dan Kecamatan IX Koto. Sub WP ini mempunyai 6 blok yaitu Blok A-1, A-2, A-3. A-4, A-5 dan A-6.

2. Sub Wilayah Perencanaan B adalah Kelurahan Pasar Mukomuko, Desa Pondok Batu dan Desa Selagan Jaya yang mendukung fungsi Kota sebagai kawasan penyangga dan didukung oleh kekuatan sektor perdagangan dan industri Rumah Tangga, alasan mendeleniasi kawasan ini sebagian blok terdiri dari blok perlindungan setempat dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sedangkan Blok Kelurahan pasar Mukomuko sebagai blok campuran yang didukung oleh mini market dan industri-industri rumah tangga.

Setiap kelurahan dan desa yang ada pada sub BWP 2 ini mempunyai pasar tradisional. Dari sisi pemukiman kawasan ini lebih renggang dari kawasan pada sub WP A. Sub WP ini mempunyai 4 blok yaitu Blok B-1, B-2, B-3 dan B-4.

3. Sub Wilayah Perencanaan C adalah Desa Tanah Harapan, Desah Tanah Rekah dan Kelurahan Koto Jaya, WP ini didominasi oleh kawasan perkebunan sawit, ruang terbuka Hijau dan zona lindung,alasan penetapan kawasan ini menjadi sub BWP tersendiri bahwa kawasan ini tutupan lahan didomonasi oleh perkebunan kelapa sawit dan hutan alam disamping bersebelahan dengan kawasan danau lebar sebagai zona konservasi yang memberikan perlindungan dibawahnya. Pada kawasan ini membentang Sungai Selagan yang membelah Kecamatan Kota Mukomuko yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Hampir 80% kawasan ini adalah kawasan hijau baik perkebunan maupun hutan alam.

Kawasan sub WP 3 ini juga berfungsi sebagai zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang besarnya melebihi 30% dari total wilayah Kecamatan Kota Mukomuko. Sub WP ini mempunyai 4 blok yaitu Blok C-1, C-2, C-3 dan C-4.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 Pembagian Sub WP Kota Mukomuko dan Gambar 3.2 Peta Pembagian Sub WP dan Blok Kawasan Perencanaan Kecamatan Kota Mukomuko.

(12)

Tabel 2.6. Rencana Pembagian Sub Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

Wilayah Perencanaan SUB WP BLOK LUAS (Ha)

Kota Mukomuko

Sub WP A

A-1 692.4

A-2 701.9

A-3 1.446.3

A-4 793.3

A-5 806.1

A-6 514.1

Sub WP B

B-1 188.3

B-2 1.130.8

B-3 1.746.7

B-4 516

Sub WP C

C-1 816.4

C-2 329.5

C-3 2.118.9

C-4 2.110.8

Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2021

Gambar 2.2. Bagian Sub Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko

(13)

2.1. PERUMUSAN KONSEPSI RDTR...1

2.2. TUJUAN PENATAAN WILAYAH PERENCANAAN (WP)...8

2.3. PEMBAGIAN WILAYAH PERENCANAAN (WP) KOTA MUKOMUKO...9

Tabel 2.1. Rencana Orientasi dan Jangkauan Pusat-Pusat Pelayanan...2

Tabel 2.2. Rencana Fungsi dan Kegiatan Pusat-Pusat Pelayanan...2

Tabel 2.3. Luas Panen Tanaman Perkebunan Menurut Komoditas di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko (Hektar) Tahun 2015-2020...7

Tabel 2.4. Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Komoditas di Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko (Ton) Tahun 2015-2020...7

Tabel 2.5. Rencana Pembagian Wilayah Perencanaan (WP) Kota Mukomuko...9

Tabel 2.6. Rencana Pembagian Sub Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko...12

(14)

Gambar 2.1. Peta Rencana Pembagian Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko...10 Gambar 2.2. Bagian Sub Wilayah Perencanaan Kota Mukomuko...13

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, berdasarkan Analisis studi literature, dalam perencanaan struktur ruang Kabupaten Dairi ditetapkan bahwa Kota Sidikalang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Fungsi pusat permukiman kota disesuaikan dengan kemampuan pusat permukiman baik sebagai pusat kegiatan dalam wilayah lokal, regional atau wilayah yang lebih luas

Rencana pengembangan struktur tata ruang Kota Batam merupakan pengembangan fungsi kegiatan pelayanan kota yang diwujudkan berdasarkan pengembangan fungsi kegiatan

Makna visi tersebut adalah bahwa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, RSU Daerah Tarutung diharapkan menjadi pusat pelayanan rujukan medik, dengan fungsi utama

Kelompok Unsur Stabilisasi Harga Kelompok Unsur Pelayanan Izin Usaha Kelompok Unsur Pemberdaya an UMKM UPTD Pasar Wilayah I Dinas Koperasi, Kelompok Unsur Pengemban

Pasar Tradisional merupakan Infrastruktur ekonomi daerah, menjadi pusat.. kegiatan distribusi

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsii. Penetapan Pusat Kegiatan

Fungsi ini ditetapkan bagi kota-kota yang memiliki kemampuan sebagai pusat pelayanan jasa, perdagangan, dan sosial/umum secara lokal. Kota-kota yang mengemban fungsi