• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN, ASUPAN ENERGI, DAN SCREEN TIME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN, ASUPAN ENERGI, DAN SCREEN TIME"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN, ASUPAN ENERGI, DAN SCREEN TIME DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP KATOLIK SANTA THERESIA MALALAYANG KOTA MANADO

Asrit Jessica Kario*, Nancy S. H. Malonda*, Woodford B. S. Joseph*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Remaja merupakan salah satu periode perkembangan manusia yang membutuhkan asupan zat gizi lebih banyak dari orang dewasa untuk masa pertumbuhan. Namun, adanya sosialisasi antar teman sebaya dan media massa mempengaruhi gaya hidup remaja terutama pada pemilihan makanan dibandingkan dengan nilai gizi dalam makanan atau minuman. Perkembangan teknologi membuat pola hidup remaja menjadi kurang aktif. Asupan energi yang tidak seimbang dan perilaku screen time yang berlebihan dapat berpengaruh terhadap masalah obesitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, asupan energi, dan screen time dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional pada bulan Juli-September 2015. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII dan kelas IX di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado sebanyak 302 pelajar, dengan sampel 83 pelajar. Teknik pengambilan sampel, yaitu systematic random sampling. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah uji Chi Square dengan α = 0,05, CI = 95%.

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square jenis kelamin dengan status gizi (p = 0,000), asupan energi dengan status gizi (p = 0,000), dan screen time dengan status gizi (p = 0,974). Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan status gizi, terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara screen time dengan status gizi.

Kata Kunci: Jenis Kelamin, Asupan Energi, Screen Time, Status Gizi, Pelajar

ABSTRACT

Adolescent is one period of human development that requires more nutrient intake from adults during growth period. However, socialization among peers and mass media affect teenage lifestyle, especially in food selection rather than the nutritional value of the food or beverage. Technological developments can make a less active lifestyle in adolescents. Obesity to death is the result of excessive screen time behavior and unbalanced energy intake. This study aims to know the relationship between gender, energy intake, and screen time with nutritional status of students in Saint Theresia Catholic Junior High School Malalayang, Manado.

This research uses observational analysis with cross sectional approach, conducted from July to September 2015. Population observed is all students of class VIII and IX of Saint Theresia Catholic Junior High School Malalayang, Manado as many as 302 students, with 83 respondents as sample size. Sample method used in this research is systematic random sampling. Chi Square test is used as statistical test to analyze the data with α = 0,05, CI = 95%.

Based on statistical analysis result with Chi Square test, it shows gender and nutritional status (p = 0,000), energy intake and nutritional status (p = 0,000), and screen time and nutritional status (p = 0,974). There is a significant relationship between gender and nutritional status, there is a significant relationship between energy intake and nutritional status, and there is no significant relationship between screen time and nutritional status.

(2)

PENDAHULUAN

Masalah gizi ganda menjadi masalah dunia yang dihadapi negara-negara maju dan berkembang (Shrimpton dan Rock, 2012). Pada tahun 2013 di Sulawesi Utara, prevalensi anak gemuk berdasarkan IMT/U umur 13-15 tahun memiliki prevalensi di atas prevalensi nasional sebesar 15,8% sedangkan anak kurus berdasarkan IMT/U dan anak pendek berdasarkan TB/U umur 13-15 tahun memiliki prevalensi di bawah prevalensi nasional sebesar 7,6% dan 27,9% (Kemenkes RI, 2013). Pada pelajar usia 12-14 tahun di Kota Manado didapat status gizi berdasarkan IMT/U terdapat 22,2% status gizi obesitas, 28,9% status gizi lebih, dan 48,9% status gizi normal (Sompie dkk, 2015).

Remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan kehidupan manusia yang membutuhkan asupan zat gizi lebih banyak daripada orang dewasa karena untuk masa pertumbuhan. Namun, gaya hidup pada remaja lebih dipengaruhi oleh sosialisasi antar teman sebaya dan media massa. Makanan yang tinggi energi disukai remaja karena memberikan rasa gurih dan lezat. Peningkatan asupan energi dapat berpengaruh pada peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Dieny, 2014).

Perkembangan teknologi membuat pola hidup remaja menjadi kurang aktif. Remaja memilih menggunakan waktu luang sehari-hari untuk menonton televisi, menggunakan laptop atau komputer, telepon genggam, ataupun permainan video dibandingkan beraktivitas di luar rumah (Strasburger and Hogan, 2013).

Penelitian Kairupan (2012) di Kota Manado mendapatkan 93,2% pelajar tidak memenuhi rekomendasi AAP (The American Academy of Pediatrics) dengan rata-rata screen time (televisi, permainan video, dan komputer) pelajar mencapai 5 jam 19 menit/hari. Menurut WHO (2008) dalam Kairupan (2012), obesitas hingga kematian merupakan akibat dari perilaku screen time yang berlebihan.

SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado merupakan salah satu sekolah swasta yang memiliki pelajar dengan status sosial ekonomi menengah ke atas sehingga dapat menjangkau berbagai makanan dan minuman serta paparan teknologi media informasi cukup tinggi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, asupan energi, dan screen time dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Juli-September 2015. Populasi yaitu seluruh siswa kelas VIII dan kelas IX di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado sebanyak 302 pelajar, dengan sampel 75 pelajar. Untuk mempertahankan sampel minimal, maka besar sampel ditambah 10% sehingga total sampel menjadi 83 pelajar. Teknik pengambilan

(3)

sampel, yaitu systematic random sampling. Banyaknya sampel yang diambil pada tiap kelas ditentukan secara proporsional.

Penentuan status gizi pelajar dengan mengukur berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan merek Seca dengan ketelitian 0,1 kg dan microtoise merek Seca yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. Pengukuran asupan energi pelajar menggunakan formulir food recall 3 x 24 jam dengan bantuan food model. Penilaian screen time pelajar dengan menggunakan kuesioner Screen Time Frequency. Analisis statistik jenis kelamin, asupan energi, dan screen time dengan status gizi menggunakan uji Chi square dengan α = 0,05, CI = 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Asupan Energi Pelajar SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado Zat gizi dalam makanan dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan (Almatsier dkk, 2011).

Berdasarkan penelitian pada pelajar SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado dengan wawancara menggunakan food recall 3 x 24 jam, jika dikaji berdasarkan jenis kelamin dan umur, asupan energi laki-laki umur 13-14 tahun sebesar 2287,2 kalori lebih tinggi dibandingkan dengan asupan energi perempuan umur 13-14 tahun sebesar 1924,9 kalori. Begitu juga dengan asupan energi laki-laki umur 12 tahun lebih tinggi dibandingkan dengan asupan

energi perempuan umur 12 tahun, yaitu sebesar 2121,2 kalori dan 1712,7 kalori.

B. Screen Time Pelajar SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado

Rata-rata screen time penelitian ini ialah 8 jam 5 menit/hari. Penelitian Kairupan (2012) di Kota Manado menemukan pelajar berumur 11-15 tahun menghabiskan 5 jam 19 menit/hari beraktivitas di depan layar media elektronik. Perbedaan hasil screen time dalam penelitian ini dengan penelitian Kairupan (2012) di Kota Manado disebabkan penggunaan media elektronik yang ditanyakan saat wawancara berbeda. Pada penelitian ini menanyakan waktu yang dihabiskan pelajar untuk menghadap televisi, bioskop, permainan video, komputer/laptop, dan telepon genggam/tab PC sedangkan pada penelitian Kairupan (2012) hanya menanyakan waktu menghadap televisi, permainan video, dan komputer/laptop.

Status kepemilikan media elektronik di rumah mempengaruhi screen time pada pelajar. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa seluruh pelajar setidaknya memiliki beberapa media elektronik yang ditanyakan dalam wawancara seperti televisi, komputer/laptop, telepon genggam, permainan video, alat pemutar VCD/DVD, dan tablet PC. Sekitar 51,8% pelajar memiliki semua media elektronik. Kepemilikan ini dapat memperlihatkan tingginya kemudahan akses pelajar menggunakan media elektronik di rumah apalagi jika media elektronik diletakkan dalam

(4)

kamar. Menurut Sirard et al. (2010) terdapat hubungan antara kepemilikan media elektronik di dalam rumah dengan screen time media elektronik yang dimiliki.

C. Status Gizi Pelajar SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado

Ketidakseimbangan dalam pemenuhan gizi dapat menyebabkan masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih (Dieny, 2014). Hasil pengukuran status gizi berdasarkan IMT/U menunjukkan bahwa 22,9% memiliki status gizi obesitas dan 21,7% memiliki status gizi gemuk.

Pada penelitian ini tidak ditemukan pelajar yang memiliki status gizi kurus dan sangat kurus.

Pada penilaian status gizi berdasarkan TB/U ditemukan sebanyak 6,1% memiliki status gizi pendek. Pelajar mengalami perubahan fisik yang cepat saat memasuki masa remaja yang ditandai dengan peningkatan berat badan dan tinggi badan. Puncak pertambahan tinggi badan terjadi di usia 11 tahun pada anak perempuan dan usia 14 tahun pada anak laki-laki. Ini membuat tinggi badan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan karena terjadi perbedaan lamanya proses pertumbuhan (Sulistyoningsih, 2012).

D. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado

Tabel 1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado

Jenis Kelamin

Status Gizi

Total

Nilai p Obesitas Gemuk Normal

n % n % n % n %

Laki-laki 11 37,9 11 37,9 7 24,2 29 100

0,000 Perempuan 8 14,8 7 13 39 72,2 54 100

Jumlah 19 22,9 18 21,7 46 55,4 83 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37,9% pelajar laki-laki memiliki status gizi obesitas dan status gizi gemuk sedangkan 14,8% pelajar perempuan memiliki status gizi obesitas dan 13% pelajar perempuan memiliki status gizi gemuk. Hasil uji Chi square diperoleh bahwa nilai p = 0,000, dimana p < α yang berarti ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik

Santa Theresia Malalayang Kota Manado. Pelajar laki-laki cenderung memiliki status gizi lebih daripada perempuan karena perempuan sangat memperhatikan bentuk tubuh. Pelajar perempuan takut terlihat gemuk karena takut dijuluki seperti sayur labu atau pipi bakpau oleh teman sebaya. Menurut Rosen dalam Dieny (2014) menyatakan bahwa remaja putri

(5)

memiliki usaha untuk mengurangi berat badan empat kali lebih besar daripada remaja laki-laki. Pada masa remaja, perempuan membentuk lebih banyak jaringan lemak sedangkan pada laki-laki membentuk lebih banyak jaringan otot sehingga kebutuhan energi pada remaja laki-laki lebih tinggi dibandingkan remaja perempuan. Kondisi ini membuat pelajar laki-laki berpeluang memiliki asupan energi lebih besar yang dapat menyebabkan gizi lebih dibandingkan dengan pelajar perempuan (Almatsier, 2009).

Intensitas screen time yang tinggi berhubungan dengan berat badan lebih (Maher et al., 2012). Pada penelitian ini, laki-laki memiliki rata-rata screen time lebih tinggi daripada perempuan, yaitu 9 jam 30 menit. Penelitian ini sejalan dengan Maher et al. (2012) dan Lee et al. (2015) yang menyatakan bahwa kategori high screen time lebih banyak pada remaja laki-laki daripada perempuan.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahayuningtyas (2012) dan Wang et al. (2014) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi.

E. Hubungan Antara Asupan Energi dan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado

Tabel 2. Hubungan Antara Asupan Energi dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado

Asupan Energi

Status Gizi

Total

Nilai p Obesitas Gemuk Normal

n % n % n % n %

Lebih 14 56 7 28 4 16 25 100

Cukup 4 9,3 9 20,9 30 69,8 43 100 0,000

Kurang 1 6,7 2 13,3 12 80 15 100

Jumlah 19 22,3 18 21,7 46 55,4 83 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelajar yang memiliki asupan energi lebih cenderung memiliki status gizi lebih. Sebanyak 56% pelajar yang asupan lebih memiliki status gizi obesitas, 69,8% pelajar yang asupan cukup memiliki status gizi normal, dan 80% pelajar yang asupan kurang memiliki status gizi normal. Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan Chi square diperoleh bahwa nilai p = 0,000, dimana p < α yang berarti ada hubungan yang

bermakna antara asupan energi dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado.

Asupan energi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado yang cenderung cukup dan lebih dipengaruhi oleh faktor ekonomi pelajar yang menengah ke atas yang memungkinkan pelajar bebas untuk membeli dan mengasup makanan dan minuman baik yang dijual di kantin sekolah

(6)

maupun di luar sekolah. Selain itu, pelajar ingin mencoba makanan atau minuman baru disebabkan keberadaan iklan/promosi makanan atau minuman melalui media elektronik maupun media cetak. Makanan yang diminati oleh pelajar, seperti bakso goreng, pisang goreng, tahu goreng, ayam goreng, roti boy dan makanan ringan (snack) memiliki nilai energi

besar. Kelebihan energi dalam konsumsi makanan akan disimpan sebagai lemak yang menyebabkan berat badan lebih (Supariasa dkk, 2012). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahayuningtiyas (2012) dan Vertikal (2012) yang menyatakan ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi.

F. Hubungan Antara Screen Time dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado

Tabel 3. Hubungan Antara Screen Time dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado

Screen Time

Status Gizi

Total

Nilai p Obesitas Gemuk Normal

n % n % n % n %

High Screen Time 18 22,8 17 21,5 44 55,7 79 100

0,974

Low Screen Time 1 25 1 25 2 50 4 100

Jumlah 19 22,9 18 21,7 46 55,4 83 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,7%

yang high screen time memiliki status gizi normal sedangkan 50% yang low screen time memiliki status gizi normal. Pada hasil analisis uji statistik dengan menggunakan Chi square diperoleh bahwa nilai p = 0,974, dimana p > α yang berarti tidak ada hubungan antara screen time dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado. Tidak ditemukan hubungan antara screen time dengan status gizi dalam penelitian ini disebabkan pelajar memiliki aktivitas fisik sedang dan berat pada hari yang sama seperti olahraga voli, basket, renang, karate, tenis meja, lari/jogging, sepakbola, lompat tali, bermain sepeda, naik/turun tangga. Selain dapat

menyebabkan peningkatan asupan makanan, high screen time di sisi lain dapat menyebabkan remaja melewatkan makan. Screen time dapat menyebabkan akibat berlawanan dengan membuat frekuensi dan porsi makan remaja berkurang (Kairupan, 2012). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kairupan (2012) dan Lee et al. (2015) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara screen time dan status gizi.

KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado.

(7)

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado.

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara screen time dengan status gizi pada pelajar di SMP Katolik Santa Theresia Malalayang Kota Manado.

SARAN

1. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan peraturan membatasi penggunaan telepon genggam pada pelajar saat jam pelajaran berlangsung. b. Memberikan penyuluhan kepada orang

tua tentang kerugian perilaku tidak aktif dan asupan makanan yang sesuai kebutuhan pada status gizi bagi kesehatan remaja serta mendorong orang tua untuk memantau asupan makanan yang dikonsumsi pada remaja dan memberikan batasan screen time di rumah dengan mengalihkan perhatian pelajar dari media elektronik ke kegiatan olahraga, hobi, dan kegiatan sosial.

2. Bagi Pelajar

Memperhatikan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan dengan menerapkan pola gizi seimbang.

3. Bagi Peneliti Lainnya

Meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi remaja seperti aktivitas fisik, media massa, teman sebaya, dan faktor ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S, Soetardjo S, dan Soekatri M. 2011.

Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Dieny, F. 2014. Permasalahan Gizi pada

Remaja Putri. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kairupan, T. 2012. Hubungan Antara Aktivitas

Fisik dan Screen Time dengan Status Gizi pada Siswa-Siswa SMP Kristen Eben Haezar 2 Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Volume 1 Nomor 2, Juli 2012 Halaman 45 – 55. Manado: Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (http://jkesmas fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/20 13/02/81.pdf) diakses pada tanggal 10 Juni 2015.

Kemenkes RI. 2013. Riskesdas 2013 dalam Angka. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (http://www. litbang.depkes.go.id/sites/do wnload/rkd2013/RKD_dalam_angka_non kuning.pdf) diakses pada tanggal 24 Mei 2015.

Lee S, Wong J, Shanita S, Ismail M, Deurenberg P, and Poh B. 2015. Daily Physical Activity and Screen Time, but Not Other Sedentary Activities, Are Associated with Measures of Obesity during Childhood. International Journal of Environmental Research and Public Health Volume 12, Halaman 146 – 161

(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles /PMC4306854/pdf/ijerph-12-00146.pdf) diakses pada tanggal 20 Agustus 2015. Maher C, Olds T, Eisenmann J, and Dollman J.

(8)

Associated than Physical Activity with Overweight and Obesity in 9- to 16-Year-Old Australians. Acta Pediatrica 2012 Volume 101, Halaman 1170 – 1174 (http: //onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.16 51-2227.2012.02804.x/pdf) diakses pada tanggal 10 Juni 2015.

Rahayuningtyas, F. 2012. Hubungan Antara Asupan Serat dan Faktor Lainnya dengan Status Gizi Lebih Pada Siswa SMPN 115 Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi. Depok: Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (http://lib.ui.ac.id/ file?file=di gital/20318965-S-PDF-Fiky% 20Rahayun ingtiyas.pdf) diakses pada tanggal 23 Mei 2015.

Shrimpton, R. dan Rock, C. 2012. Indonesia

Health Sector Review Indonesia:

Menghadapi Beban Ganda Malnutrisi. Jakarta: World Bank (http://wwwwds. worldbank.org/external/default/WDSCont entServer/WDSP/IB/2013/01/18/0003508 81_20130118154840/Rendered/PDF/Non AsciiFileName0.pdf) diakses pada tanggal 12 Mei 2015.

Sirard J, Laska M, Patnode C, Farbakhsh K, and Lytle L. 2010. Adolescent Physical Activity and Screen Time: Associations with The Physical Home Environment. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity Volume 7, Halaman 82 (http://www.ijbnpa.org/conte nt/pdf/1479-5868-7-82.pdf) diakses pada tanggal 10 Juni 2015.

Sompie K, Mantik M, dan Rompis F. 2015. Hubungan Antara Status Gizi dengan Kadar Hemoglobin pada Remaja Usia 12 – 14 Tahun. Jurnal e-Clinic Volume 3 Nomor 1, Halaman 150 – 156 (http://down load.portalgaruda.org/article.php?article=2 91801&val=1001&title=HUBUNGAN%2 0ANTARA%20STATUS%20GIZI%20D ENGAN%20KADAR%20HEMOGLOBI N%20PADA%20REMAJA%20USIA%20 12-14%20TAHUN) diakses pada tanggal 10 Juni 2015.

Strasburger, V. and Hogan, M. 2013. Children, Adolescents, and The Media. American Academy of Pediatrics Volume 132 Nomor 5, Halaman 958 – 961 (http:// pediatrics.aappublications.org/content/132 /5/958.full.pdf+html) diakses pada tanggal 10 Juni 2015.

Sulistyoningsih, H. 2012. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. Supariasa I, Bakri B, dan Fajar I. 2012.

Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Vertikal, L. 2012. Aktivitas Fisik, Asupan

Energi, dan Asupan Lemak Hubungannya dengan Gizi Lebih pada Siswa SD Negeri Pondok Cina 1 Depok Tahun 2012. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. (http:// lib.ui.ac.id/file?file= digital/20321 858-S-Luh%20Anggi%20 Vertikal.pdf) diakses pada tanggal 4 Februari 2015.

Wang L, Slawson D, Relyea G, Southerland J, and Wang Y. 2014. Prevalence of and Risk Factors for Adolescent Obesity in Southern Appalachia, 2012. Preventing Chronic Disease 2014, Volume 11 (http://www.cdc.gov/pcd/issues/2014/14_ 0348.htm) diakses pada tanggal 27 September 2015.

(9)

Gambar

Tabel 1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia  Malalayang Kota Manado
Tabel  2.  Hubungan  Antara  Asupan  Energi  dengan  Status  Gizi  Pada  Pelajar  di  SMP  Katolik  Santa  Theresia Malalayang Kota Manado
Tabel 3. Hubungan Antara Screen Time dengan Status Gizi Pada Pelajar di SMP Katolik Santa Theresia  Malalayang Kota Manado

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa jenis analisis keuangan yang disebutkan di atas, analisis rasio profitabilitas merupakan alat analisis yang paling dapat menunjukan kinerja keuangan

Berdasarkan analisa kemampuan dan kemauan pelanggan terhadap tarif resmi air bersih yang berlaku, kemampuan masyarakat dalam membayar tarif dengan pendekatan pendapatan rumah

Dengan metode yang akhirnya dicontoh oleh masyarakat sekitar / akhirnya dimusim kamarau seperti saat inipun / wilayahnya tidak kekurangan air dan kelihatan lebih hijau

‘’Analisis Pengaruh Cash Position, Return On Assets, Debt To Equity Ratio, Firm Size, dan Growth Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar

Gambar 1 Pemberian Penjelasan Dalam Pengisian Formulir Food Recall 24 jam Pada Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan... Menunjukkan Food Model

Sinar Ultraviolet digunakan untuk menyinari telur Drosophila melanogaster karena memiliki daya tembus yang rendah sehingga tidak semua bagian dalam telur akan terkena radiasinya

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu nifas di RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta Tahun 2010 tentang Postpartum blues

Profil glukosa darah sapi yang mendapat ransum berbasis jerami padi dengan tepung daun murbei sebagai substitusi konsentrat.. Pola kadar glukosa darah sapi perlakuan P1