KATA BERMAKNA MEMBESAR DALAM BAHASA JAWA
(The Meaning Words of Enlarge in Javanese)Oleh/by Sutarsih Balai Bahasa Jawa Tengah
Jalan Elang Raya No. 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang Telepon 024-76744357, 70769945; Faksimile 024-7674358, 70799945
Posel: [email protected]
*) Diterima: 3 Oktober 2017, Disetujui: 1 November 2017
ABSTRAK
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang berfungsi sebagai bahasa pergaulan masyarakat Jawa. Dalam kosakata bahasa Jawa ada beberapa kata yang memiliki makna membesar. Kata bermakna membesar tersebut mengacu pada kata tertentu. Kata tersebut berkaitan dengan manusia dan bukan manusia. Kata bermakna membesar dapat dilihat berdasarkan medan makna. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara melihat medan makna membesar dalam bahasa Jawa. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah menentukan cara melihat medan makna kata membesar dalam bahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, medan makna membesar dapat dilihat dari objek, letak, sebab, akibat, dan kuantitas. Setiap kata bermakna membesar berbeda peruntukannya.
Kata kunci: medanmakna, membesar, dan bahasa Jawa.
ABSTRACT
Javanese is one of the regional languages that function as a lingua franca of Javanese society. In the vocabulary of the Javanese, there are some words which mean ‘enlarge’. The words mean ‘enlarge’ refer to particular words. Those words relate to human and non-human. Those words can be seen based on the meaning fi eld. Therefore, the problem of this study is how to see the meaning fi eld of ‘enlarge’ in the Javanese. Thus, the purpose of this study is to determine how to see the meaning fi eld of the word ‘enlarge’ in the Javanese. This study uses qualitative descriptive analysis. Based on the results of the analysis, the meaning fi eld of ‘enlarged’ can be seen from the object, location, cause, effect, and quantity. Each word means ‘enlarged’ has different designation. Keywords: meaning fi eld, enlarge, and Javanese.
PENDAHULUAN
Setiap kata pasti memiliki makna, tidak terkecuali kata yang bersinonim. Kata yang bersinonim, meskipun memiliki makna yang hampir sama, tidak selalu dapat saling menggantikan di dalam konteks yang sama. Demikian pula halnya dengan kata-kata di dalam bahasa Jawa. Ada bentuk kata tertentu dalam bahasa
Jawa yang bentuknya berbeda, tetapi mengandung makna yang sama. Sejumlah kata dalam medan leksikal tersebut dihubungkan oleh komponen makna diagnostik atau pembeda. Komponen makna pembeda itulah yang menimbulkan kontras antara leksem yang satu dan yang lain di dalam sebuah medan leksikal (Lyons, 1977:326).
Persoalan bentuk dan makna kata berkaitan dengan proses pembentukan kata. Semua bahasa di dunia mempunyai proses pembentukan kata. Demikian pula halnya dengan bahasa Jawa yang memiliki kata sebagai proses pembentukan. Dalam proses pembentukan kata selain mempelajari proses pembentukannya, juga mempelajari pengaruh perubahan-perubahan bentuk dan makna kata.
Pengaruh perubahan bentuk dan makna kata tersebut adalah kemampuannya mewakili makna kata. Hal itu sesuai dengan pendapat Ramlan (2009:21) bahwa morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dengan kata lain, morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan bentuk kata, baik fungsi gramatik maupun semantik.
Menurut arah mata angin, bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua macam, yaitu 1) bahasa-bahasa di sebelah Barat dan Utara 2) bahasa-bahasa di sebelah timur. Bahasa-bahasa di sebelah Barat di antaranya adalah bahasa di Jawa yang terdiri atas bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Madura (Setiyanto, 2007:22). Dalam makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah bahasa Jawa.
Bagi masyarakat Jawa modern, bahasa Jawa adalah salah satu bahasa yang dikuasai selain bahasa Indonesia dan bahasa asing. Bahasa Jawa sebagai bahasa pergaulan di masyarakat Jawa begitu populer meski tidak sepenuhnya dikuasai oleh masyarakat Jawa. Hal itu terjadi karena kedudukan bahasa Jawa tidak selalu merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Jawa sekarang ini.
Para pendatang yang tinggal sementara atau menetap di Jawa pun belajar dan berusaha menguasai bahasa Jawa. Akibat akulturasi budaya, penyisipan kosakata dari bahasa lain dalam konteks tuturan bahasa Jawa memunculkan kata-kata baru. Meskipun demikian, ada beberapa kosakata bahasa Jawa yang unik. Keunikan kosakata tersebut adalah dari bentuk dan maknanya.
Berdasarkan penggunaannya, dapat dikatakan bahwa fungsi bahasa Jawa ada dua macam, yaitu fungsi linguistis dan fungsi budaya. Fungsi linguistis bahasa Jawa adalah sebagai alat komunikasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dipakai untuk menyampaikan gagasan atau pikiran dan perasaan tertentu kepada orang lain. Jadi, fungsi linguistis bahasa Jawa adalah sebagai sarana komunikasi masyarakat atau sebagai pemeliharaan kerja sama (Widada dalam Triyono, 1993:38). Kemudian, Yang dimaksud dengan fungsi budaya bahasa Jawa adalah sebagai sarana pengungkap kehalusan dan kelembutan cipta, rasa, dan karsa; sarana pemelihara etika dan estetika; sebagai fi lter pengaruh budaya asing; dan sebagai sarana pewarisan nilai-nilai luhur (Widada dalam Triyono, 1993:39). Kedua fungsi tersebut menunjukkan bahwa bahasa Jawa memiliki peran penting dalam berkomunikasi bagi masyarakat penuturnya. Kedua fungsi tersebut berjalan bersama-sama pada saat digunakan, meskipun penutur tersebut bukan penutur asli bahasa Jawa.
Salah satu golongan kata-kata unik dari bahasa Jawa yang dapat dikategorikan sebagai kata-kata beku adalah kata-kata yang memiliki makna ’membesar‘. Hal itu terjadi karena kata-kata dengan makna ’membesar‘ tersebut tidak berubah bentuk
Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ... (Sutarsih)
dari masa ke masa. Selain itu, kata-kata tersebut maknanya kekal. Dengan kata lain, kata-kata dengan makna membesar
tidak mengalami pergeseran bentuk dan makna. Artinya, kata-kata tersebut diututurkan oleh siapa saja dan di mana saja makna tetap sama. Hal itu sesuai dengan pendapat Lyons (1977:96) bahwa
the(form of the the) word as the expression capable of being communicated to the hearer (or reader etc.), the designatum (or the concept) as the respective mental, conceptual content expressed in it, and the denotatum as the respective segment of the extralinguistic world.
Zgusta (1971:34) menyatakan bahwa
a direct relation between the word and the designatum on the one side, and between the designatum and the denotatum on the other side, but the relation between the wont and the denotatum ‘is only an indirect one. Indeed, as far as the word denotatum line goes, it is mostly only the onomatopoetic words that show a more direct relation to their denotata. Pernyataan Zgusta tersebut menunjukkan bahwa setiap kata sebagai penanda ada hubungan antara bunyi dan kata yang dinamai. Akan tetapi, dalam kata unik bermakna membesar dalam bahasa Jawa tidak berlaku demikian. Oleh karena itu, perlu kajian untuk mengetahui bagaimanakah bentuk dan makna kata unik bahasa Jawa yang bermakna membesar. Unsur-unsur pembentuk dan relevansi antara unsur-unsur kata diperlukan untuk menganalisis kata-kata. Teknik analisis seperti itu disebut sebagai pendekatan struktural (Zaimar, 1990:3).
Kempson (1995:75) mengemukakan bahwa kata tidak mempunyai makna keutuhan, tetapi merupakan kumpulan komponen-komponen arti. Dalam hal ini, arti leksikal sebuah kata dapat diurai
fi tur-fi tur/ciri-ciri/komponen-komponen arti yang membangunnya. Sejumlah kata yang menampakkan adanya hubungan dalam komponen makna pembentuknya dapat dikelompokkan pada sebuah medan leksikal. Medan leksikal dikatakan sebagai sekumpulan leksem yang memiliki komponen arti bersama sebagai pembentuk satuan medan serta membedakan dari medan yang lain dan memiliki komponen makna pembeda untuk dapat dijadikan pembeda antarleksem yang tercakup dalam sebuah medan (Cruse, 2006:163).
Subroto (2011:103) yang memberikan satu jenis komponen makna yang dinamakan komponen makna unik. Misalnya, komponen makna (+JALUR KHUSUS) yang hanya dimiliki leksem
kereta api dalam medan leksikal (+BENDA+KARYA MANUSIA +TRANSPORTASI).
Lima macam notasi dapat digunakan untuk menandai adanya reaksi semantik komponen makna temuan dengan leksem pembentuk medan leksikal (Wedhawati, 2002:43—44). Pertama, reaksi semantik positif (+) untuk menandai komponen makna yang relevan/ berfungsi membentuk arti leksem. Kedua, reaksi semantik negatif (-) menunjukkan komponen makna tidak ada/tidak berfungsi dalam membentuk leksem. Ketiga, reaksi semantik netral (o) untuk menandai komponen yang tidak berfungsi pada tataran sistem, tetapi berfungsi pada tataran ujaran. Keempat, reaksi semantik positif/negatif (+/-) untuk menandai kemungkinan kehadiran komponen tertentu atau kemungkinan penegasian kehadiran komponen makna tertentu. Kelima, reaksi takbernilai (*) untuk menandai penolakan kehadiran komponen makna tertentu, baik pada tataran sistem Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ...
maupun pada tataran ujaran. Akan tetapi, dalam penelitian ini setiap kata dengan makna membesar diberi notasi positif (+) untuk menandai kemungkinan kehadiran medan makna dan notasi negatif (-) untuk menandai kemungkinan ketidakhadiran medan makna.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif adalah penelitian yang menggunakan data berbentuk kata-kata, bukan angka. Kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang. Data yang diperoleh meliputi catatan lapangan (Danim, 2002:51). Dari data yang bersifat deskriptif itu, peneliti melakukan analisis data untuk membuat generalisasi atau perampatan yang merupakan sistem atau kaidah yang bersifat mengatur atau gambaran dari tulisan yang dijadikan subjek penelitian (Subroto, 1992:7). Data penelitian ini berupa kata-kata dalam bahasa Jawa bermakna membesar yang sering muncul dalam tuturan sehari-hari.
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah padan intralingual. Menurut Mahsun (2005:117—118), teknik tersebut adalah teknik yang mengacu pada makna unsur-unsur yang berada dalam bahasa (bersifat lingual), seperti hal-hal yang menyangkut makna, informasi, dan konteks tuturan. Jadi, teknik padan intralingual dalam penelitian ini adalah teknik analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual dalam kosakata bahasa Jawa yang memiliki makna membesar. Makna kata dianalisis berdasarkan komponen makna dalam matriks. Kata yang memiliki komponen makna diberi tanda positif (+), sedangkan yang tidak memiliki
komponen makna diberi tanda negatif (–). Dimungkinkan sebuah kata dengan
makna membesar memiliki medan makna
yang sama dengan kata lainnya. Oleh karena itu, dimungkinkan sejumlah kata memiliki medan makna yang sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahasa Jawa merupakan bahasa yang unik. Keunikannya itu tidak hanya karena persebarannya yang hampir di seluruh wilayah Indonesia, penuturnya tidak hanya penutur asli bahasa Jawa, dan terdiri atas beberapa macam dialek. Keunikan yang lain adalah ditemukannya beberapa bentuk kata yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama, misalnya pada kata bermakna membesar. Komponen makna yang terkandung di dalam seperangkat kata bermakna membesar tersebut dapat diketahui melalui lima dimensi, yaitu objek, letak, sebab, akibat, dan kuantitas. Dimensi Objek
Dimensi objek dalam penelitian ini adalah cara memerikan medan makna suatu kata berdasarkan dua komponen pembeda, yaitu insan dan noninsan. Yang dimaksud insan adalah manusia, tanpa memandang jenis kelamin maupun usia sedangkan noninsan adalah selain manusia, yaitu binatang dan benda. Dengan demikian, kata bermakna membesar yang memenuhi komponen insan diberi notasi positif, apabila memenuhi komponen noninsan diberi notasi negatif. Apabila memenuhi kedua komponen, diberi notasi positif keduanya. Apabila tidak memenuhi kedua komponen, diberi notasi negatif keduanya. Oleh karena itu, dimungkinkan sebuah kata hanya memenuhi komponen insan atau hanya memenuhi komponen noninsan. Dapat pula sebuah kata memenuhi kedua komponen, insan dan noninsan.
Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ... (Sutarsih)
Tabel 1
Komponen Makna Objek
Kata Komponen Makna Objek Insan Noninsan abses + + abuh + + gendhut + + jebrot + + jendhol + + mbembeng + + mbendul + + mblendang + + mblendhing + + mblenduk + + meteng + + methunthung + + methuthuk + + mlembung + + mlempuh + + mlempung + + mlendhung + + mlenthi + + mlenthing + + mlenthung + + mlenuk + + njembling + + njembluk + + njendhil + +
Berdasarkan dimensi objek kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna
membesar dapat dipaparkan sebagai berikut.
Kata abses ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata abuh ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata gendhut ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata jebrot ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata jendhol ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata mbembeng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata mbendul ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata mblendang ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia.
Kata mblendhing ‘membesar (manusia)’ berkomponen: manusia.
Kata mblenduk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: manusia, binatang, botol.
Kata meteng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata methunthung ‘membesar (manusia, benda)’ berkomponen: manusia, baju.
Kata methuthuk ‘membesar (benda)’ berkomponen: makanan, material, sampah.
Kata mlembung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: manusia, binatang, perut, balon, bola, ban, kantung.
Kata mlempuh ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata mlempung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata mlendhung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: manusia, binatang, layar.
Kata mlenthi ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata mlenthing ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata mlenthung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata mlenuk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: manusia, binatang, material.
Kata njembling ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata njembluk ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Kata njendhil ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: manusia, binatang.
Berdasarkan hasil analisis yang dituangkan dalm tabel 1, kata bermakna
membesar berlaku pada insan dan noninsan. Kata bermakna membesar
berlaku pada manusia, binatang, material, baju, layar, makanan, sampah, balon, ban, kantung, bola, dan botol.
Kata dengan makna membesar yang hanya berlaku untuk manusia adalah
mblendang dan mblendhing. Kata dengan makna membesar yang berlaku untuk manusia dan binatang adalah abses, abuh, gendhut, jebrot, jendhol, mbembeng, mbendul, meteng, mlempuh, mlempung, mlenthi, mlenthing, mlenthung, njembling, njembluk, dan njendhil. Kata dengan makna membesar yang berlaku untuk
manusia, binatang, dan benda adalah
mblenduk, methunthung, methuthuk, mlembung, mlendhung, dan mlenuk.
Dimensi Letak
Dimensi letak dalam penelitian ini adalah cara memerikan medan makna suatu kata berdasarkan empat komponen pembeda, yaitu atas, bawah, tengah, dan semua. Komponen bawah adalah bagian bawah tubuh manusia, binatang, dan di bawah suatu benda. Komponen tengah adalah bagian tengah tubuh manusia, binatang, dan di tengah suatu benda. Komponen semua adalah di semua bagian tubuh bawah manusia, binatang, dan di semua bagian suatu benda. Yang dimaksud bagian atas tubuh manusia dan binatang yaitu dari kepala sampai leher. Yang dimaksud bagian tengah tubuh manusia dan binatang yaitu dari leher sampai pangkal paha. Yang dimaksud bagian tengah tubuh manusia dan binatang yaitu dari pangkal paha sampai telapak kaki. Adapun yang dimaksud dengan di atas benda adalah berada di atas permukaan suatu benda. Di tengah suatu benda berarti berada di posisi tengah dari suatu benda. Di bawah benda berarti berada di bawah suatu benda.
Apabila memenuhi keempat komponen, diberi notasi positif keempatnya. Apabila tidak memenuhi keempat komponen, diberi notasi negatif keempatnya. Oleh karena itu, dimungkinkan sebuah kata hanya memenuhi komponen atas, bawah, tengah, atau semua. Dimungkinkan pula sebuah kata memenuhi dua komponen, memenuhi tiga komponen, atau memenuhi empat komponen.
Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ... (Sutarsih)
Tabel 2
Komponen Makna Letak
Kata
Komponen Makna Letak
Atas wahBa- ngahTe- mua
Se-abses - - - + abuh - - - + gendhut - - + -jebrot - + + -jendhol - - - + mbembeng - - + -mbendul + - - -mblendang - - + -mblendhing - - + -mblenduk - - + -meteng - - + -methunthung + - - + methuthuk + - - + mlembung - - + + mlempuh - - - + mlempung - - - + mlendhung - - - + mlenthi - - + -mlenthing - - - + mlenthung - - - + mlenuk - - - + njembling - - + -njembluk - - + -njendhil - + +
-Berdasarkan dimensi letak dapat dipaparkan kata yang memiliki makna
membesar dalam bahasa Jawa sebagai berikut.
Kata abses ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kepala sampai kaki.
Kata abuh ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kepala sampai kaki.
Kata gendhut ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: perut.
Kata jebrot ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: pinggang, perut.
Kata jendhol ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kepala sampai kaki.
Kata mbembeng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kaki, pinggang.
Kata mbendul ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: jidat.
Kata mblendang ‘membesar (manusia)’ berkomponen: perut.
Kata mblendhing ‘membesar (manusia)’ berkomponen: perut.
Kata mblenduk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: perut, perut botol.
Kata meteng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: perut.
Kata methunthung ‘membesar (manusia, benda)’ berkomponen: kepala sampai kaki, badan.
Kata methuthuk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: kepala sampai kaki, di atas benda.
Kata mlembung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: kepala sampai kaki, seluruh bagian benda.
Kata mlempuh ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kepala sampai kaki.
Kata mlempung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kepala sampai kaki.
Kata mlendhung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: kepala sampai kaki, seluruh bagian benda.
Kata mlenthi ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: perut.
Kata mlenthing ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kepala sampai kaki.
Kata mlenthung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kepala sampai kaki.
Kata mlenuk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: kepala sampai kaki, di atas benda.
Kata njembling ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: perut.
Kata njembluk ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: perut.
Kata njendhil ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: perut.
Berdasarkan hasil analisis yang dituangkan dalm tabel 2, kata bermakna
membesar berlaku pada insan dan noninsan sesuai dengan letaknya. Kata bermakna membesar berlaku pada manusia, binatang, dan benda. Makna
membesar tersebut terletak di bagian anggota badan secara menyeluruh, dari kepala hingga kaki, bagian perut pada botol, dan seluruh bagian benda lainnya.
Kata dengan makna membesar yang terletak di seluruh bagian tubuh manusia dan bintang dari kepala sampai kaki adalah abses, abuh, jendhol, mlempuh, mlempung, mlenthing, dan mlenthung.
Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ di bagian perut, yaitu gendhut, jebrot, meteng, mblendang,mblendhing, mlenthi,
njembling, njembluk, dan njendhil. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ di bagian kaki dan pinggang adalah mbembeng.
Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ di bagian jidat adalah mbendul. Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ di bagian perut adalah mblenduk. Kata ‘membesar (manusia, benda)’ di bagian kepala sampai kaki methunthung. Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’
dari kepala sampai kaki dan di atas benda yaitu methuthuk. Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ di bagian kepala sampai kaki dan seluruh bagian benda adalah mlembung dan mlendhung. Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: kepala sampai kaki, di atas benda adalah mlenuk.
Dimensi Sebab
Dimensi sebab adalah pemerian makna kata berdasarkan komponen yang melatarbelakangi, yaitu sengaja dan tidak sengaja. Komponen sengaja adalah suatu tindakan yang dilakukan secara sadar dan berulang-ulang. Komponen tidak sengaja adalah suatu tindakan terjadi karena ketidaksengajaan atau disebabkan oleh sesuatu di luar dugaan.
Apabila memenuhi kedua komponen, diberi notasi positif keduanya. Apabila tidak memenuhi kedua komponen, diberi notasi negatif keduanya. Oleh karena itu, dimungkinkan sebuah kata hanya memenuhi komponen sengaja atau tidak sengaja. Dapat pula sebuah kata memenuhi kedua komponen, sengaja dan tidak sengaja.
Tabel 3
Komponen Makna Sebab
Kata
Komponen Makna Sebab
Sengaja Tidak sengaja
abses - + abuh - + gendhut + -jebrot + -jendhol - + mbembeng + -mbendul - + mblendang +
-Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ... (Sutarsih) mblendhing + -mblenduk + -meteng + -methunthung + -methuthuk + -mlembung + -mlempuh - + mlempung - + mlendhung + -mlenthi + -mlenthing - + mlenthung - + mlenuk + -njembling + + njembluk + + njendhil + +
Berdasarkan dimensi sebab dapat dipaparkan kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna membesar sebagai berikut.
Kata abses ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: penyakit.
Kata abuh ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: penyakit, terbentur.
Kata gendhut ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: banyak makan/ minum.
Kata jebrot ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: banyak makan/ minum.
Kata jendhol ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: terbentur.
Kata mbembeng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: banyak makan/ minum.
Kata mbendul ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: terbentur.
Kata mblendang ‘membesar (manusia)’ berkomponen: banyak makan/ minum.
Kata mblendhing ‘membesar (manusia)’ berkomponen: banyak makan/ minum.
Kata mblenduk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: banyak makan/minum, dicetak.
Kata meteng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: bersetubuh.
Kata methunthung ‘membesar (manusia, benda)’ berkomponen: banyak makan/minum, ukuran terlalu kecil.
Kata methuthuk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: banyak makan/minum, ditumpuk.
Kata mlembung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: banyak makan/minum, ditiup.
Kata mlempuh ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: banyak makan/minum, ditumpuk.
Kata mlempung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: banyak makan/ minum, terbentur, tersulut.
Kata mlendhung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: banyak makan/minum, ditiup.
Kata mlenthi ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: banyak makan/ minum, penyakit.
Kata mlenthing ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: penyakit, tertusuk.
Kata mlenthung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: penyakit, tertusuk, tersulut.
Kata mlenuk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: banyak makan/minum, ditumpuk.
Kata njembling ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: banyak makan/ minum.
Kata njembluk ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: banyak makan/ minum.
Kata njendhil ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: banyak makan/ minum.
Berdasarkan hasil analisis yang dituangkan dalm tabel 3, kata bermakna
membesar berlaku pada insan dan noninsan sesuai dengan penyebabnya. Kata bermakna
membesar berlaku pada manusia, binatang, dan benda. Makna membesar tersebut disebabkan oleh kesengajaan makan dan minum yang berlebihan, penempatan yang ditumpuk, penyakit, tertusuk, tersulut, terbentur, dicetak, bersetubuh, dan ukuran terlalu kecil.
Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang disebabkan oleh penyakit adalah
abses. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang disebabkan oleh penyakit dan terbentur adalah abuh. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang disebabkan oleh terbentur adalah jendhol
dan mbendul. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang disebabkan oleh banyak makan/minum adalah gendhut, jebrot, mbembeng, mblendang, mblendhing, njembling, njembluk, dan njendhil.
Adapun kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ yang disebabkan oleh banyak makan/minum dan dicetak adalah
mblenduk. Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ yang disebabkan oleh banyak makan/minum dan ditiup adalah
mlembung dan mlendhung.
Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ disebabkan oleh bersetubuh adalah
meteng.
Kata ‘membesar (manusia, benda)’ disebabkan oleh banyak makan/minum, ukuran terlalu kecil adalah methunthung.
Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ disebabkan oleh banyak makan/ minum dan ditumpuk adalah methuthuk,
mlempuh, dan mlenuk.
Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ disebabkan oleh banyak makan/minum, terbentur, dan tersulut adalah mlempung. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang disebabkan oleh banyak makan/ minum dan penyakit adalah mlenthi. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ disebabkan oleh penyakit dan tertusuk adalah mlenthing. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ disebabkan oleh penyakit, tertusuk, tersulut adalah
mlenthung. Dimensi Akibat
Dimensi akibat adalah pemerian makna kata berdasarkan komponen yang ditimbulkan, yaitu sedih dan bahagia. Komponen sedih adalah suatu perasaan susah hati. Kesedihan itu karena sakit, menderita, tidak indah, dan hal-hal tidak mengenakkan lainnya. Komponen bahagia adalah suatu perasaan senang hati. Kebahagiaan itu karena sesuai harapan, memenuhi keinginan, dan bernilai lebih.
Apabila tidak memenuhi kedua komponen, diberi notasi negatif keduanya. Oleh karena itu, dimungkinkan sebuah kata hanya memenuhi komponen sedih atau hanya memenuhi komponen bahagia. Dapat pula sebuah kata memenuhi kedua komponen, sedih dan bahagia.
Tabel 4
Komponen Makna Akibat
Kata Komponen Makna Akibat Sedih Bahagia abses + -abuh +
-Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ... (Sutarsih) gendhut + -jebrot + -jendhol + -mbembeng + -mbendul + -mblendang + -mblendhing + -mblenduk + -meteng - + methunthung + -methuthuk + + mlembung + + mlempuh + -mlempung + -mlendhung + + mlenthi + -mlenthing + -mlenthung + -mlenuk + -njembling + -njembluk + -njendhil +
-Berdasarkan dimensi akibat dapat dipaparkan kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna membesar sebagai berikut.
Kata abses ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: sakit.
Kata abuh ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: sakit.
Kata gendhut ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: tidak proposional.
Kata jebrot ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: tidak proposional.
Kata jendhol ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: sakit.
Kata mbembeng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: tidak proposional.
Kata mbendul ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: sakit.
Kata mblendang ‘membesar (manusia)’ berkomponen: tidak proposional.
Kata mblendhing ‘membesar (manusia)’ berkomponen: tidak proposional.
Kata mblenduk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: tidak proposional, muat banyak.
Kata meteng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: memiliki calon anak.
Kata methunthung ‘membesar (manusia, benda)’ berkomponen: tidak proposional.
Kata methuthuk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: tidak proposional, memenuhi tempat.
Kata mlembung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: tidak proposional, siap pakai.
Kata mlempuh ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: tidak proposional, memenuhi tempat.
Kata mlempung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: tidak proposional, sakit.
Kata mlendhung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: tidak proposional, siap pakai.
Kata mlenthi ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: tidak proposional, sakit.
Kata mlenthing ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: sakit.
Kata mlenthung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: sakit.
Kata mlenuk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: tidak proposional, memenuhi tempat.
Kata njembling ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: pakaian kesempitan.
Kata njembluk ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: tidak proposional.
Kata njendhil ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: tidak proposional.
Berdasarkan hasil analisis yang dituangkan dalm tabel 4 kata bermakna
membesar berlaku pada insan dan noninsan sesuai dengan akibatnya. Kata bermakna membesar berlaku pada manusia, binatang, dan benda. Makna
membesar tersebut mengakibatkan pakaian kesempitan, tidak proposional, memenuhi tempat, sakit, siap pakai, memiliki calon anak, dan muat banyak.
Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang menyebabkan sakit adalah abses,
abuh, jendhol, mbendul, mlenthing, dan
mlenthung. Adapun kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang menyebabkan memiliki calon anak adalah meteng.
Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ yang menyebabkan tidak proposional, dan muat banyak mblenduk.
Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang menyebabkan tidak proposional adalah gendhut, jebrot, dan
mbembeng. Kata ‘membesar (manusia)’ yang menyebabkan tidak proposional adalah mblendang dan mblendhing. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang menyebabkan tidak proposional adalah
njembluk dan njendhil.
Kata ‘membesar (manusia, benda) yang menyebabkan tidak proposional adalah methunthung. Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ yang menyebabkan tidak proposional dan memenuhi tempat adalah mlempuh,
methuthuk, dan mlenuk. Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ yang menyebabkan tidak proposional dan siap pakai adalah mlembung. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang menyebabkan tidak proposional dan sakit adalah
mlempung. Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ yang menyebabkan tidak proposional dan siap pakai adalah
mlendhung. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ yang menyebabkan tidak proposional dan sakitadalah mlenthi.
Kata njembling ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: pakaian kesempitan.
Dimensi Kuantitas
Dimensi kuantitas adalah pemerian makna kata berdasarkan komponen yang ditimbulkan, yaitu kecil, besar, satu, dan banyak. Komponen kecil adalah suatu kondisi dengan ukuran di bawah sedang. Komponen besar adalah suatu kondisi dengan ukuran di atas sedang. Komponen satu adalah jumlah hanya satu. Komponen banyak adalah jumlah lebih dari satu.
Apabila tidak memenuhi keempat komponen, diberi notasi negatif keempatnya. Oleh karena itu, dimungkinkan sebuah kata hanya memenuhi komponen kecil, besar, satu, atau banyak. Dimungkinkan pula sebuah kata memenuhi dua komponen, tiga komponen atau empat komponen sekaligus.
Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ... (Sutarsih)
Tabel 5
Komponen Makna Kuantitas
Kata
Komponen Makna Kuantitas
Kecil Besar Satu Banyak
abses + + + + abuh - + + + gendhut - + + -jebrot - + - + jendhol - + + + mbembeng - + + -mbendul - + + -mblendang - + + -mblendhing - + + -mblenduk - + + -meteng - + + -methunthung - + - + methuthuk - + - + mlembung - + + -mlempuh - + + + mlempung - + + + mlendhung - + - + mlenthi - + + -mlenthing + - + + mlenthung - + + + mlenuk - + - + njembling - + + -njembluk - + + -njendhil - + +
-Berdasarkan dimensi kuantitas dapat dipaparkan kata yang memiliki makna
membesar dalam bahasa Jawa sebagai berikut.
Kata abses ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kecil, besar, jumlah satu dan banyak.
Kata abuh ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu dan banyak.
Kata gendhut ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata jebrot ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata jendhol ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu dan banyak.
Kata mbembeng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata mbendul ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata mblendang ‘membesar (manusia)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata mblendhing ‘membesar (manusia)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata mblenduk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata meteng ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata methunthung ‘membesar (manusia, benda)’ berkomponen: besar, jumlah banyak.
Kata methuthuk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: besar, jumlah banyak.
Kata mlembung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata mlempuh ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu dan banyak.
Kata mlempung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu dan banyak.
Kata mlendhung ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata mlenthi ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata mlenthing ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: kecil, jumlah satu dan banyak.
Kata mlenthung ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu dan banyak.
Kata mlenuk ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berkomponen: besar, jumlah banyak.
Kata njembling ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata njembluk ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen: besar, jumlah satu.
Kata njendhil ‘membesar (manusia, binatang)’ berkomponen besar, jumlah satu.
Berdasarkan hasil analisis yang dituangkan dalm tabel 5, kata bermakna
membesar berlaku pada insan dan noninsan sesuai dengan kuantitasnya. Kata bermakna membesar berlaku pada manusia, binatang, dan benda. Makna
membesar tersebut dapat berukuran besar dengan jumlah satu, besar dengan jumlah banyak, kecil berjumlah satu dan banyak, dan besar jumlah satu dan banyak.
Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ dengan ukuran kecil dan besar, berjumlah satu dan banyak adalah abses. Adapun kata ‘membesar (manusia, binatang)’ dengan ukuran kecil, berjumlah satu dan banyak adalah mlenthing. Kata ‘membesar (manusia, binatang)’ berukuran besar dengan jumlah satu dan banyak adalah
abuh, jendhol, mlempuh, mlempung,
dan mlenthung. Adapun kata ‘membesar (manusia, binatang)’ berukuran besar dan jumlahnya satu adalah gendhut,
mbembeng, mbendul, meteng, mlenthi, njembluk, njendhil,dan njembling.
Berbeda halnya dengan kata mblendang
dan mblendhing untuk makna ‘membesar (manusia)’ yang memiliki ukuran besar dan berjumlah satu.
Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berukuran besar dan jumlah hanya satu adalah mblenduk, mlembung dan
mlendhung. Kata ‘membesar (manusia, binatang, benda)’ berukuran besar dan jumlah banyak adalah methuthuk dan
mlenuk. Adapun kata methunthung
bermakna ‘membesar (manusia, benda)’ berukuran besar dengan jumlah banyak.
SIMPULAN
Dalam penelitian ini ditemukan kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna
membesar, yaitu abuh, gendhut, jebrot, jendhol, mbembeng, mbendul, mblendang,
mblendhing, mblenduk, meteng,
methunthung, methuthuk, mlembung, mlempuh, mlempung, mlendhung, mlenthi, mlenthing, mlenthung, mlenuk, njembling, njembluk, dan njendhil. yang dapat diterapkan pada manusia, binatang, material, baju, layar, makanan, sampah, balon, ban, kantung, bola, dan botol. Setiap kata dengan makna membesar memiliki peruntukan sendiri-sendiri sesuai dengan objek, letak, sebab, akibat, dan kuantitas.
Kata bermakna membesar tersebut terletak di bagian anggota badan manusia atau binatang atau di suatu benda. Pada anggota badan, kata tersebut dapat terletak di seluruh anggota badan dari kepala hingga kaki dan ada yang hanya di bagian
Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ... (Sutarsih)
perut. Pada benda, kata tersebut terletak di bagian perut botol dan seluruh bagian benda lainnya.
Makna membesar tersebut disebabkan oleh kesengajaan makan dan minum yang berlebihan, penempatan yang ditumpuk, penyakit, tertusuk, tersulut, terbentur, dicetak, bersetubuh, dan ukuran terlalu kecil. Kata bermakna membesar tersebut mengakibatkan pakaian kesempitan, tidak proposional, memenuhi tempat, sakit, siap pakai, memiliki calon anak, dan muat banyak. Kata bermakna membesar
berlaku untuk membesar dengan ukuran besar dengan jumlah satu, ukuran besar dengan jumlah banyak, ukuran kecil berjumlah satu dan banyak, dan ukuran besar jumlah satu dan banyak.
Dapat dirumuskan bahwa kata-kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna
membesar sebagai berikut.
1) Kata abses adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh tubuh manusia dan binatang yang disebabkan oleh ketidaksengajaan.
2) Kata abuh adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh tubuh manusia dan binatang yang disebabkan oleh ketidaksengajaan
3) Kata gendhut adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh tubuh dan perut manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang, tidak proporsional.
4) Kata jebrot adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh tubuh dan perut manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang, tidak proporsional.
5) Kata jendhol adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh tubuh manusia dan binatang yang disebabkan oleh ketidaksengajaan.
6) Kata mbembeng adalah kata yang memiliki makna membesar untuk kaki dan pinggang manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang, tidak proporsional.
7) Kata mbendul adalah kata yang memiliki makna membesar untuk jidat manusia dan binatang yang disebabkan oleh ketidaksengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional dan sakit. 8) Kata mblendang adalah kata yang
memiliki makna membesar untuk bagian perut manusia yang disebabkan oleh faktor kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia tidak proporsional.
9) Kata mblending adalah kata yang memiliki makna membesar
untuk bagian perut manusia yang disebabkan oleh faktor kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang, tidak proporsional. 10) Kata mblenduk adalah kata yang
memiliki makna membesar untuk perut manusia, binatang, dan benda yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang, tidak proporsional. Sementara benda yang mblenduk
menjadi mampu memuat dalam jumlah banyak.
11) Kata meteng adalah kata yang memiliki makna membesar untuk perut manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan
binatang tidak proporsional dan menghasilkan anak.
12) Kata methunthung adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia dan seluruh bagian benda yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan wujud benda tidak proporsional. 13) Kata methuthuk adalah kata yang
memiliki makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia dan binatang dan seluruh bagian benda yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional, sedangkan benda menjadi memenuhi tempat.
14) Kata mlembung adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia dan seluruh bagian benda yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional, sedangkan benda menjadi siap pakai. 15) Kata mlempuh adalah kata yang
memiliki makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional, sedangkan benda menjadi memenuhi tempat.
16) Kata mlempung adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan dan ketidaksengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional dan sakit.
17) Kata mlendhung adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia, binatang, dan seluruh bagian benda yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional, sedangkan benda menjadi siap pakai. 18) Kata mlenthi adalah kata yang memiliki
makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan dan ketidaksengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional dan sakit.
19) Kata mlenthing adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan dan ketidaksengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional dan sakit.
20) Kata mlenthung adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan dan ketidaksengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional dan sakit.
21) Kata mlenuk adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh bagian tubuh manusia dan binatang serta benda yang berada di atas benda lainnya disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional, sedangkan benda menjadi memenuhi tempat.
22) Kata njembling adalah kata yang memiliki makna membesar untuk
Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ... (Sutarsih)
seluruh bagian perut manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan.
23) Kata njembluk adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh bagian perut manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional.
24) Kata njendhil adalah kata yang memiliki makna membesar untuk seluruh bagian perut manusia dan binatang yang disebabkan oleh kesengajaan. Hal itu menjadikan tubuh manusia dan binatang tidak proporsional.
DAFTAR PUSTAKA
Cruse, D. Alan. (2006). A Glossary of Semantics and Pragmatics. Edinburgh: Edinburgh University Press.
Danim, Sudarwan. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.
Kempson, Ruth M. (1995). Teori Semantik.
Terjemahan: Abdul Wahab. (hlm. 75). Malang: Airlangga University Press.
Lyons, John. (1977). Semantic: Volume I.
Cambridge: University Press.
Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafi ndo.
Ramlan, M. (2009). Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.
Setiyanto, Aryo Bimo. (2007). Parama Sastra Bahasa Jawa. Yogyakarta. Panji Pustaka.
Subroto, D. Edi. (1992). Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Subroto, D. Edi. (2011). Pengantar Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media.
Triyono, Adi dkk. (1993). Pusaran Bahasa dan Sastra Jawa. Balai Penelitian Bahasa. Yogyakarta.
Wedhawati. (2002). “Medan Leksikal dan Analisis Komponensial”. Linguistik Indonesia, 20 (1), 35—50.
Zaimar, Okke KS. (1990). Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang. Jakarta: Intermasa.
Zgusta, Ladislav. (1971). Manual of Lexicografphy. Prague: Academia Publishing House of The Czechoslovak Academy of Sciences. Kata Bermakna Membesar dalam Bahasa Jawa ...