• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP Sirosis Hepatis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP Sirosis Hepatis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN SIROSIS HEPATIS LAPORAN PENDAHULUAN SIROSIS HEPATIS

A. DEFINISI A. DEFINISI

Sirosis Hepatis

Sirosis Hepatis adalah penyakit hati kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan adalah penyakit hati kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan  pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati  pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium terakhir dari penyakit hati

kronis dan terjadinya pengerasan dari hati (Sujono H, 2002). kronis dan terjadinya pengerasan dari hati (Sujono H, 2002).

Sirosis hati adalah sekelompok penyakit hati kronik yang mengakibatkan kerusakan Sirosis hati adalah sekelompok penyakit hati kronik yang mengakibatkan kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jaringan parut sehingga terjadi penurunan jumlah sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jaringan parut sehingga terjadi penurunan jumlah  jaringan hati normal. (Soemoharjo, 2008)

 jaringan hati normal. (Soemoharjo, 2008)

Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, regenerasi sel-sel hati, sehingga menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati.

timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati. B.

B. TANDA DAN GEJALATANDA DAN GEJALA 1.

1. Anoreksia, mual, muntah, dan diareAnoreksia, mual, muntah, dan diare 2.

2. Demam, berat badan menurun, lekas lelahDemam, berat badan menurun, lekas lelah 3.

3. Asites, hidrotoraks, dan edemaAsites, hidrotoraks, dan edema 4.

4. Ikterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatanIkterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan 5.

5. HepatomegaliHepatomegali 6.

6. Kelainan pembuluh darah; kolateral didinding abdomen dan toraks, kaput medusa, wasir,Kelainan pembuluh darah; kolateral didinding abdomen dan toraks, kaput medusa, wasir, dan varises esophagus.

dan varises esophagus. 7.

7. Kelainan endokrin: Impotensi, atrofi testes, ginekomasti, hilangnya rambut aksila danKelainan endokrin: Impotensi, atrofi testes, ginekomasti, hilangnya rambut aksila dan  pubis, amenore, hiperpigmentasi areola mamae, spider nevi dan eritema, hiperpigmentasi.  pubis, amenore, hiperpigmentasi areola mamae, spider nevi dan eritema, hiperpigmentasi.

(2)

C. POHON MASALAH v Multifaktor penyebab : -. Malnutrisi - kolestasis kronik - toksik/infeksi - metabolic : DM - alcohol

- hepatitis virus B dan C

Inflamasi akut Sirosis hepatis

Fungsi hati terganggu kelainan jaringan

parenkim hati

kronis Nyeri Akut

ikterik Bilirubin tak terkunjugasi Gangguan metabolisme bilirubin Peningkatan tekanan hidrotastik, pengikatan permeabilitas vaskuler Varises esofagus Hipertensi portal pruritas Filtrasi cairan keruang

ketiga

Penumoukan garam empedu dibawah kulit

Ekspansi paru terganggu Kelebihan volume

cairan Asites dan edema

perifer

Kerusakan integritas kulit

Ketidak efektifan pola nafas

(3)

D. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium: albumin serum, globulin, bilirubin direk dan indirek, enzim kolinesterase

2. SGOT, SGPT

E. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Istirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, asites dan demam. 2. Diit rendah protein

3. Antibiotik untuk mengatasi infeksi

4. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu pemberian asam amino esensial berantai cabang dan glukosa

5. Roboransia vitamin B komplek

Penatalaksanaan asites dan edema adalah: 1. Istirahat dan diit rendah garam

2. Bila dengan istirahat dan diit rendah garam tidak dapat teratasi, diberikan pengobatan diuretic berupa spironolakton 50-100 mg/hari.

3. Bila terjadi asites refrakter, dilakukan terapi parasentesis. F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian pada klien dengan kanker payudara menurut Gordon 1. Pola persepsi kesehatan

1) Keluhan utama : keluhan utama masuk rumah sakit 2) Upaya apa yand dilakukan jika keluhan terjadi 2. Pola Nutrisi dan Metabolik

Data yang dikaji adalah frekuensi /porsi makan, berat badan, jenis makanan, makanan yang disukai, makanan yang tidak disukai, makanan pantangan, nafsu makan setelah dirumah sakit, perubahan berat badan dalam 3 bulan terakhir

3. Pola Eliminasi

Data yang dikaji adalah

BAB : frekuensi BAB :berapa kali BAB dalam sehari warnanya, waktu BAB  pagi/siang/sore/malam, konsistensinya, pengunaan pencahar : alasan

(4)

4. Pola Tidur dan Istirahat

Data yang dikaji adalah waktu tidur( jam), lamanya tidur/hari, kebiasaan pengantar tidur, kebiasaan saat tidur, kesulitan dalam hal tidur

5. Pola Aktivitas dan Latihan

Data yang dikaji adalah kegiatan dalam pekerjaan, olahraga, kegiatan diwaktu luang, kesulitan /keluahan seperti ; pergerakan tubuh, mengenakan pakaian aktifitas, bersolek, mandi, mudah merasa kelelahan, sesak nafas setelah mengadakan aktivitas

6. Pola Kognitif dan Perseptual

Data yang dikaji adalah alat bantu yang digunakan seperti kaca mata, alat bantu  pendengaran, kesulitan yang dialami seperti : sering pusing, menurunnya sensitifitas

terhadap panas dingin, membaca atau menulis 7. Pola Persepsi Diri

Data yang dikaji adalah hal yang dipikirkan saat ini, harapan setelah menjalani perawatan,  perubahan yang dirasakan setelah sakit

8. Pola Koping

Data yang dikaji adalah pengambilan keputusan dilakukan sendiri atau dibantu orang lain, hal yang disukai tentang diri sendiri, yang ingin dirubah dari kehidupan, hal yang dilakukan  jika stress

9. Sistem Nilai

 – 

 Kepercayaan

Data yang dikaji adalah siapa atau apa yang menjadi sumber kekuatan, apakah tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda, kegiatan agaman atau kepercayaan yang dilakukan, kegiatan agaman atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama dirumah sakit 10. Pola Seksualitas

11. Pola Peran dan Hubungan

Pekerjaan, kulatitas bekerja, hubungan dengan orang lain, sistem pendukung Pemeriksaan Fisik

1. Vital sign 2. Kesadaran 3. Keadaan umum

(5)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.  Nyeri akut berhubungan dengan pasca trauma karena gangguan (mis., infeksi, inflamasi) 2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan hipertensi portal sekunder terhadap sirosis

hepatis

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas sekunder terhadap kelemahan 4. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil INTERVENSI RASIONAL 1 1.  Nyeri akut  berhubungan dengan pasca trauma karena gangguan (mis., infeksi, inflamasi)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24  jam diharapkan pasien mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil;

1. Mengenali kapan nyeri terjadi

2. Menggunakan tindakan  pengurangan rasa nyeri tanpa analgestik (reposisi dan gosok  punggungm)

3. Menggunakan

analgestik yang

direkomendasikan

4. Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri  pada professional

kesehatan

1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,

onset/durasi,

frekuensi, kualitas, intensitas atau  beratnya nyeri dan

faktor pencetus. 2. Gunakan strategi terapiutik nonverbal 3. Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan,

1. Agar mengetahui lokasi nyeri, karakteristik nyeri, frekuensi nyeri, kualitas nyeri, intensitas nyeri, dan faktor  pencetus nyeri . Agar mengetahui  pengalaman nyeri dan sampaikan  penerimaan  pasien terhadap nyeri . Agar pasien mengetahui  penyebab nyeri,  berapa lama nyeri akan dirasakan dll.

(6)

5. Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada  professional kesehatan

6. Melaporkan nyeri yang terkontrol

dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur. 4. Tentukan lokasi,

karakteristik, kualits, dan keparahan nyeri. 5. Berikan kebutuhan

kenyamanan dan aktivitas lain yang dapat membantu relaksasi untuk memfasilitasi  penurunan nyeri 6. Cek perintah  pengobatan meliputi obat, dosis, dan frekuensi dan obat analgesti yang diresepkan . Agar kita mengetahui keparahan nyeri 5. Agar pasien merasa nyaman . Agar mengetahui  pengobatan apa yang diresepkan 2 1. Kelebihan volume cairan  berhubungan dengan hipertensi  portal sekunder terhadap sirosis hepatis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24  jam diharapkan pasien

mampu:

1. Mempertahankan tanda vital dalam  batas normal

2. Mempertahankan intake dan output dalam 24 jam

1. Pantau tekanan darah, suhu, nadi dan status pernapasan dengan tepat

2. Pantau warna kuit dan kelembaban

3. Timbang berat badan  pasien setiap hari dan monitor status  pasien 1. Untuk dapat menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan 2. Untuk mengetahui  perkembangan gangguan yang terjadi

3. Agar pasaien dapat mengetahui

mengenai penyebab serta cara mengatasi

(7)

3. Menjaga berat  badan agar tetap

stabil

4. Menghilangkan edema pada pasien

4. Hitung atau timbang  popok dengan baik

5. Bantu pasien buat  perencanaan makan yang seimbang dan konsisten dengan  jumlah energi yang dibutuhkan setiap harinya

6. Pantau intak/asupan yang akurat dan catat output pasien

gangguan kelebihan cairan yang dialami  pasien

4. Agar pasien dapat mengurangi kelebihan cairan yang dialami 5. Untuk mengetahui status kesehatan  pasien 6. Untuk mengetahui kesemimbangan caian dari pasien

3 Kerusakan integritas kulit  berhubungan dengan factor mekanis Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien integritas kulit tetap terjaga dengan kriteria hasil; 1. Integritas kulit

terjaga dengan normal

1. Monitor warna dan suhu kulit

2. Monitor perubahan  pada integritas kulit

dan lakukan

 pengobatan yang tepat 3. Hindari penggunaan

 plaster adhesive dan zat-zat lainnya yang mengiritasi kulit 4. Berikan perawatan

kulit khusus pada area

1. Agar mengetahui  perubahan warna

dan suhu kulit . Agar mengetahi

 perubahahan integritas kulit

. Agar kulit tidak iritasi

. Untuk

(8)

 jaringan di area lipatan-lipatan yang cenderung terkena infeksi

5. Hindari penggunaan losion cukur pada area yang terkena radiasi 6. Diskusikan kebutuhan  perawatan kulit seperti mempertahankan tanda/warna untuk radiasi, menghindari  pemakaian sabun dan  perlindungan ketika  berjemur atau aplikasi  panas pada kulit

5. Agar tidak iritasi

. Untuk melakukan  perawatan kulit 1. Ketidak efektifan  pola nafas  berhubungan dengan penurunan ekspansi paru  NOC: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam diharapkan  pasien memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1. Frekuensi pernafasan Dari rinan sampai tidak ada

2. Irama pernafasan dari ringan sampai tidak ada

 NIC:

Monitor pernafasan:

1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas 2. Monitor suara nafas

tambahan seperti ngorok atau mengi 3. Monitor pola nafas

(misal, bradipneu, takipneu,

hiperventilasi )

a.Untuk mengetahui tingkat pola nafas  pasien  b. Untuk meningkatkan efisiensi pola  pernafasan dan membersihkan jalan nafas

(9)

3. Kedalaman inspirasi dari ringan sampai tidak ada

4. Suara perkusi nafas dari ringan samai tidak ada

4. Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadi  penurunan atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara nafas tambahan

5. Kaji perlunya

 penyedotan pada

nafas dengan

auskultasi suara nafas ronki di paru

I. IMPLEMENTASI

Dilakukan sesuai dengan intervensi.

J. EVALUASI

1. Evaluasi Formatif(merefleksikan observasi perawat dan analisi terhadap klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan)

2. Evaluasi Sumatif(merefleksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu)(Poer, 2012)

(10)

I. REFERENSI

Gloria M. Bulechek. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Singapore: Elsevier

Moorhead, Sue, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Singapore: Elsevier  NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC

Poer, M. 2015. Makalah Dokumentasi Keperawatan “ Dokumentasi Evaluasi” . (Online). Available at https://www.scribd.com/doc/106424735/makalah-dokumentasi-evaluasi-keperawatan. Diunduh pada 1 September 2016

Soemoharjo S, Stephanus G. 2008. Hepatitis Virus B Ed. 2. Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

Sehingga implementasinya dalam pembelajaran guru di kelas tidak sesuai dengan RPP yang dibawanya, dan RPP yang ditunjukkannya hanya formalitas pada saat ada supervisi oleh

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 23 (1) yang mengamanatkan bahwa negara dan pemerintah menjamin perlindungan, pemeliharaan dan

pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari. luar Propinsi Lampung dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

pilih tidak terdaftar dalam pemilu terdaftar dalam daftar pemilih

Penelitian umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam penelitian meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian, dapat di tunjukkan simpulan bahwa model discovery learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas