BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
Kabupaten Aceh Singkil dengan ibukota Singkil adalah sebuah kabupaten yang berada di ujung selatan Provinsi Aceh di Pulau Sumatera, Indonesia. Aceh Singkil merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten ini terbentuk tahun 1999 dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 1999 tanggal 27 April 1999. Letak geografis Kabupaten Aceh Singkil berada pada posisi 2o0’2”-2o36’40” Lintang Utara dan 97o04’54”- 98o11’47” Bujur
Timur. Kabupaten ini terdiri dari dua wilayah yaitu daratan dan kepulauan. Kepulauan yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak yang terdiri dari Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat.
Kabupaten ini memiliki batas wilayah administrasi yang meliputi sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan.
Aspek administrasi Kabupaten Aceh Singkil mencakup wilayah daratan seluas 185.829,53 Ha yang terdiri dari 11 kecamatan, 15 mukim dan 120 gampong/desa, wilayah kewenangan laut sejauh 4 mil sejauh garis pangkal seluas 2.802,56 Km2, wilayah udara di atas daratan dan laut kewenangan, serta termasuk ruang di dalam bumi di bawah wilayah daratan dan laut kewenangan, serta wilayah kepulauan dengan jumlah pulau lebih kurang 87 pulau terdiri dari pulau-pulau kecil dan besar. Kesebelas kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pulau Banyak, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kecamatan Singkil, Kecamatan Singkil Utara, Kecamatan Kuala Baru, Kecamatan Simpang Kanan, Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Danau Paris, Kecamatan Suro, Kecamatan Singkohor dan Kecamatan Kota Baharu.
Melihat dari sisi topografi, wilayah Kabupaten Aceh Singkil berada di daerah pesisir dan daerah sebelah utara merupakan daerah dataran dengan kemiringan antara 0% – 8 %. Sedangkan pada daerah yang menjauhi pesisir merupakan daerah yang berbukit-bukit dengan
kemiringan antara 8% – 30%. Sebagian kawasannya merupakan daerah suaka alam Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL). Kondisi ketinggian lahan menunjukkan bahwa Kabupaten
Aceh Singkil berada di antara ketinggian 0 m – 100 m dpl. Daerah pesisir di sebelah selatan dan daerah di sebelah timur berada pada ketinggian antara 0 m – 5 m dpl. Sedangkan pada daerah di sebelah utara memiliki kondisi yang relatif berbukit-bukit dengan ketinggian antara 5 m – 100 m dpl.
Secara geologi, bagian utara Kabupaten Aceh Singkil merupakan daerah dengan fisiografi wilayah perbukitan yang didominasi oleh sistem perbukitan berupa bukit lipatan. Di antara bukit-bukit terdapat sungai dan anak-anak sungai yang bermuara ke Samudera Indonesia. Pada bagian selatan, fisiografi terdiri atas dataran aluvial sungai dan endapan pasir laut yang sebagian besar merupakan ekosistem rawa yang unik. Di samping itu, terdapat juga bahan induk tanah berupa bahan organik yang sebagiannya telah terdekomposisi membentuk gambut. Pada bagian selatan juga terdapat daerah kepulauan yang umumnya didominasi oleh bahan induk bukit kapur dan endapan pasir.
Sebagai daerah yang dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko yang diperkirakan bergeser sekitar 11 mm/thn maka wilayah Kabupaten Aceh Singkil termasuk dalam daerah dengan resiko bencana yang tinggi sebagai akibat dari proses geologis, terutama pada bagian selatan yang merupakan daerah pesisir pantai. Konsekuensinya, wilayah Kabupaten Aceh Singkil merupakan daerah rawan gempa dan longsor. Disamping itu, bagian utara wilayah kabupaten merupakan daerah yang rawan erosi karena sebagian besar material pembentuk tanah terdiri dari bahan induk berupa batuan liat, batu kapur, dan pasir kuarsa. Beberapa kawasan rawan gelombang pasang (rob) dan abrasi pantai adalah Kecamatan Singkil meliputi Kampung Pulau Sarok, Kecamatan Singkil Utara meliputi Kampung Gosong Telaga Selatan, Gosong Telaga Utara, GosongTelaga Timur, Gosong Telaga Barat dan Ketapang Indah, Kecamatan Kuala Baru meliputi Kampung Kuala Baru Laut, Kuala Baru Sungai dan Kayu Menang, Kecamatan Pulau Banyak dan Kecamatan Pulau Banyak Barat.
Secara hidrologis, Kabupaten Aceh Singkil memiliki potensi sumberdaya air yang sangat besar bersumber dari air sungai, danau, rawa-rawa dan mata air. Potensi sumberdaya
itu terdapat beberapa sungai lainnya yang relatif lebih kecil, diantaranya Lae Siragian dan Lae Silabuhan. Nama-nama Daerah Aliran Sungai di Aceh singkil dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Aceh Singkil
Nama DAS Luas (Ha)
DAS Cinendang 29.794,65
DAS Singkil 41.506,07
DAS Siragian 21.149,76
DAS Silabuhan 13.838,71
DAS Tapus 30.055,61
DAS Ujung Bawang 2.458,28
DAS Terap 10.425,98
DAS Pulau Tuangku 20.839,66
DAS Pulau Bengkaru 5.841,38
DAS Pulau-pulau Kecil 2.788,19
Sumber : Data RTRW Bappeda Kab. Aceh Singkil 2012
Kawasan rawa gambut dalam yang terdapat di bagian barat Kabupaten Aceh Singkil berfungsi sebagai daerah transisi antara daratan dan lautan sehingga berpotensi untuk mencegah rembesan air laut ke darat dan sekaligus sebagai sumber cadangan air tanah. Disamping itu, sebagian besar daerah rawa-rawa gambut tersebut adalah bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) sebagai Kawasan Suaka Alam (KSA) atau Kawasan Pelestarian Alam (KPA) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemanfaatan air tanah yang bersumber dari mata air dilakukan dengan pembuatan sumur bor dan pemanfaatan air tanah dangkal dilakukan dengan metode penggalian sumur yang umumnya terdapat di daerah yang agak tinggi. Sedangkan di daerah yang agak rendah seperti Kota Singkil, Kuala Baru dan Singkil Utara, air sumur tidak layak diminum karena berbau, berwarna, dan berasa lagang.
Sumberdaya air yang sangat besar seperti diuraikan di atas sangat berpotensi digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri, irigasi, perikanan, peternakan dan lainnya. Jumlah cadangan air yang tersedia dari Lae Singkil diperkirakan sebesar 982
Juta m3/tahun dengan debit rata-rata 55 m3/detik, Lae Cinendang sebesar 580 Juta m3/tahun
dan Lae Soraya sebesar 397 Juta m3/tahun. Lae Singkil yang melewati Kota Singkil juga
kondisi sebagian fisik lahan yang berbentuk rawa-rawa gambut mengakibatkan mudahnya terjadi genangan air yang agak lama.
Iklim di wilayah Kabupaten Aceh Singkil termasuk dalam tipe iklim tropis. Berdasarkan data tahun 2011, hari hujan rerata 36 hari/tahun dengan curah hujan 2.12,5 mm/bulan.
Secara Administratif, Kecamatan dengan wilayah terluas adalah KecamatanPulau Banyak Barat, dengan luas wilayah terluas yaitu 27.867,27 Ha, dengan persentase 15 % dari luas wilayah kabupaten Aceh Singkil. Sedangkan kecamatan dengan luas administrative terkecil adalah Pulau banyak barat, dengan luas wilayah 1.500,81 Ha dengan persentase 0,81 %dari total luas kabupaten aceh singkil.
Sedangkan secara luas wilayah yang terbangun, kecamatan dengan luas wilayah terluas adalah kecamatan Danau paris, dengan luas wialayah terbaguna adalah 24.179,06 Ha dengan persentase 20,17 % dari total wilayah terbangun Kabupaten Aceh Singkil. Untuk wilayah terbangun terkecil adalah kecamatan Pulau banyak dengan Luas daerah terbangun 1.038,67 Ha atau 0,87 % dari total wialayah terbangun kabupaten Aceh Singkil. Hal ini secara lengkap dapat dilihat dalam table 2.2
Tabel 2.2 Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah desa
Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/ Desa Luas Wilayah Administrasi Terbangun
(Ha) (%) thd total (Ha) (%) thd total
Pulau Banyak 3 1.500,81 0,81 1.038,67 0,87
Pulau Banyak Barat 4 27.867,27 15,00 4.087,20 3,41
Singkil 16 13.594,18 7,32 6.323,01 5,27 Singkil Utara 7 16.572,94 8,92 14.630,00 12,20 Kuala Baru 4 4.583,31 2,47 1.027,55 0,86 Simpang Kanan 25 16.951,67 9,12 12.950,78 10,80 Gunung Meriah 25 21.996,55 11,84 20.783,41 17,33 Danau Paris 7 27.851,83 14,99 24.179,06 20,17 Suro 12 11.296,66 6,08 9.200,70 7,67 Singkohor 7 17.677,93 9,51 17.675,64 14,74
Grafik 2.1. Penyebaran Persentase Luas Wilayah Administrasi Kecamatan yang terdapat di kabupaten aceh singkil sampai tahun 2012
Sumber : Bappeda, diolah.
Grafik 2.1. Penyebaran Persentase Luas Wilayah Administrasi Kecamatan yang terdapat di kabupaten aceh singkil sampai tahun 2012
7
2.2 Peta Administrasi Kabupaten Aceh Singkil dan Cakupan Wilayah Kajian
2.2 Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2011 adalah 104.856 jiwa yang terdiri dari 52.956 jiwa laki-laki dan 51.900 jiwa perempuan. Persentase penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu sebesar 29,88% dan Sedangkan persentase penduduk terkecil adalah Kecamatan Kuala Baru yaitu sebesar 2,12%. Komposisi umur penduduk didominasi oleh balita dan remaja yang pada suatu saat akan berada pada posisi usia produktif.
Laju pertumbuhan jumlah penduduk (population growth rate) di Kabupaten Aceh Singkil setiap tahunnya rata-rata 2,99% jika mengacu kepada data penduduk dari tahun 2006 sampai dengan 2011yang terangkum dalam data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Singkil 2012. Dengan luas wilayah Kabupaten Aceh Singkil yang terbangun 119.895 Ha dan
jumlah penduduk yang mendiami 104.856 jiwa maka tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Aceh Singkil adalah sebanyak 87 Orang/Km2. Kepadatan penduduk tertinggi
terdapat di Kecamatan Singkil sebanyak 264 Orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah
terdapat di Kecamatan Danau Paris sebanyak 28 Orang/Km2. Jumlah rumah tangga di
Kabupaten Aceh Singkil pada tahun 2011 adalah 23.731 rumah tangga. Secara rata-rata banyaknya penduduk yang menempati satu rumah tangga adalah 4 orang. Rata-rata anggota rumah tangga dalam satu rumah tangga untuk setiap kecamatan dapat dikatakan seragam (homogen).
Sedangkan untuk menghitung proyeksi pertambahan penduduk dikabupaten Aceh
Singkil selama 5 tahun kedepan, digunakan Metode Geometrik dengan rumus
Pn = P (1+ r)n
dimana:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n; Po = jumlah penduduk pada tahun dasar;
r = laju pertumbuhan penduduk rata-rata;
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KAB. ACEH SINGKIL 2013 9 Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 5 Tahun Terakhir
Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Tahun Tahun Tahun Tahun
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Pulau Banyak
6.087 6.288 6.496 6.515 3.916 4.005 1522 1572 1624 1629 979 1001 2,72 3,3 3,31 2,4 0,844 1,13 2,28 119 123 127 127 377 386
Pulau Banyak Barat*
2.654 2.715 664 679 1,14 1,14 65 66 Singkil 15.142 16.344 16.868 16.919 16.292 16.665 3786 4086 4217 4230 4073 4166 4,35 7,94 3,21 3,91 -3,71 1,14 2,81 239 258 267 268 258 264 Singkil Utara 7.588 7.986 8.624 8.650 8.918 9.122 1897 1997 2156 2163 2230 2281 4,94 5,25 7,99 4,58 3,10 1,14 4,50 52 55 59 59 61 62 Kuala Baru 2.215 2.292 2.404 2.411 2.173 2.223 554 573 601 603 543 556 2,98 3,48 4,89 2,89 -9,87 1,14 0,92 216 223 234 235 211 216 Simpang Kanan 12.838 13.636 13.776 13.816 12.716 13.007 3210 3409 3444 3454 3179 3252 4,07 6,22 1,02 2,87 -7,96 1,14 1,23 99 105 106 107 98 100 Gunung Meriah 26.658 28.746 31.055 31.148 30.630 31.331 6665 7187 7764 7787 7658 7833 5,71 7,83 8,03 5,42 -1,66 1,14 4,41 128 138 149 150 147 151 Danau Paris 5.406 5.582 5.599 5.616 6.622 6.774 1352 1396 1400 1404 1656 1694 2,04 3,26 0,3 1,47 17,91 1,14 4,35 22 23 23 23 27 28 Suro 7.146 7.479 7.734 7.757 7.559 7.732 1787 1870 1934 1939 1890 1933 3,57 4,66 3,41 2,97 -2,55 1,14 2,20 78 81 84 84 82 84 Singkohor 4.725 4.860 5.026 5.041 5.309 5.431 1181 1215 1257 1260 1327 1358 2,01 2,86 3,42 2,14 5,32 1,14 2,81 27 27 28 29 30 31 Kota Baharu 4.711 4.888 5.223 5.239 5.720 5.851 1178 1222 1306 1310 1430 1463 2,08 3,76 6,85 3,22 9,18 1,14 4,37 59 61 65 65 72 73
Kabupaten Aceh Singkil 92.516 98.101 102.805 103.112 102.509 104.856 23.129 24.525 25.701 25.778 25.627 26.214 3,45 4,86 4,24 3,19 1,06 1,14 2,99 77 82 86 86 85 87 * Kecamatan Pulau banyak Barat, dimekarkan tahun 2011
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Kepadatannya Proyeksi 5 Tahun kedepan Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan Penduduk
(%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
Tahun Tahun Tahun Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Pulau Banyak
4.055 4.148 4.242 4.339 4.438 1.014 1.037 1.061 1.085 1.110 1,13 2,28 2,28 2,28 2,28 135,80 399,32 408,44 417,77 427,31
Pulau Banyak Barat
2.715 2.746 2.777 2.809 2.841 679 686 694 702 710 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 25,70 67,18 67,95 68,72 69,51 Singkil 16.665 17.133 17.614 18.108 18.617 4.166 4.283 4.403 4.527 4.654 1,14 2,81 2,81 2,81 2,81 49,70 270,96 278,57 286,39 294,43 Singkil Utara 9.122 9.532 9.961 10.410 10.878 2.281 2.383 2.490 2.602 2.720 1,14 4,50 4,50 4,50 4,50 20,70 65,16 68,09 71,15 74,35 Kuala Baru 2.223 2.243 2.264 2.285 2.306 556 561 566 571 576 1,14 0,92 0,92 0,92 0,92 17,90 218,33 220,33 222,35 224,39 Simpang Kanan 13.007 13.167 13.328 13.491 13.657 3.252 3.292 3.332 3.373 3.414 1,14 1,23 1,23 1,23 1,23 54,90 101,67 102,91 104,17 105,45 Gunung Meriah 31.331 32.713 34.156 35.663 37.236 7.833 8.178 8.539 8.916 9.309 1,14 4,41 4,41 4,41 4,41 145,70 157,40 164,34 171,59 179,16 Danau Paris 6.774 7.069 7.377 7.698 8.033 1.694 1.767 1.844 1.924 2.008 1,14 4,35 4,35 4,35 4,35 20,00 29,24 30,51 31,84 33,22 Suro 7.732 7.902 8.076 8.254 8.435 1.933 1.976 2.019 2.063 2.109 1,14 2,20 2,20 2,20 2,20 55,20 85,89 87,77 89,71 91,68 Singkohor 5.431 5.584 5.741 5.903 6.069 1.358 1.396 1.435 1.476 1.517 1,14 2,81 2,81 2,81 2,81 52,20 31,59 32,48 33,39 34,33 Kota Baharu 5.851 6.107 6.374 6.652 6.943 1.463 1.527 1.593 1.663 1.736 1,14 4,37 4,37 4,37 4,37 49,60 76,34 79,68 83,16 86,80 Kabupaten Aceh Singkil
104.906 108.344 111.910 115.611 119.453 26.227 27.086 27.978 28.903 29.863 1,14 2,82 2,82 2,82 2,82 57,04 136,64 140,10 143,66 147,33
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Pemetaan keuangan dan perekonomian dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai arsitektur keuangan dan perekonomian Kabupaten Aceh Singkil dalam melaksanakan pembangunan sanitasi. Hasil pemetaan diharapkan dapat dengan jelas menggambarkan kondisi internal pendanaan sanitasi di Kabupaten Aceh Singkil yang masih dalam jangkauan kontrol kabupaten tentang kekuatan dan kelemahan pengelolaan air limbah domestik, persampahan, drainase, serta promosi higiene dan sanitasi. Selain itu, pemetaan ini juga ditujukan untuk mendapatkan gambaran jelas tentang kondisi eksternal pendanaan sanitasi yaitu kondisi di luar kontrol kabupaten yang menggambarkan tentang kesempatan yang dapat dimanfaatkan ataupun ancaman yang harus dihindarkan dalam pembangunan dilihat dari sisi pendanaan dan perekonomian. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat, maka diupayakan data yang digunakan adalah data realisasi belanja.
Arah kebijakan keuangan daerah merupakan pedoman bagi daerah dalam upaya peningkatan pendapatan daerah dan peningkatan ketepatan alokasi serta efisiensi anggaran dalam pengelolaan keuangan daerah. Implementasi dari kebijakan keuangan daerah ini tertuang secara rinci dan jelas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Qanun/Peraturan Daerah. Keuangan daerah Kabupaten Aceh Singkil dikelola sesuai dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Undang-Undang No. 13 tahun 2006 yang kemudian diubah dan dilengkapi dengan ketentuan baru yang diatur dalam Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Rekapitulasi realisasi anggaran Kabupaten Aceh Singkil dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendapatan, belanja dan pembiayaan. Untuk bagian pendapatan bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan (transfer) dan anggaran lain-lain yang sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan dan anggaran lain-lain pendapatan daerah yang sah. Untuk dana perimbangan (transfer) meliputi dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Sementara anggaran lain-lain yang sah meliputi hibah, dana darurat, dana bagi hasil
pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota, dana penyesuaian dan dana otonomi khusus serta bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya. Untuk bagian belanja, bersumber dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Sementara belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal.
Realisasi belanja sanitasi SKPD Kabupaten Aceh Singkil bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan, Pertamanan dan Kebersihan, meliputi investasi yang termasuk didalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi serta operasional/pemeliharaan. Pertumbuhan rata-rata belanja sanitasi Kabuapaten Aceh Singkil dari tahun 2008 sampai dengan 2011 adalah Rp 580.048.345/tahun. Belanja sanitasi kabupaten aceh singkil terbesar adalah tahun 2010, yakni sebesar Rp 6.405.197.700. Sedangkan belanja sanitasi Perkapita Kabupaten Aceh Singkil rata-rata sejak tahun 2008-2011 adalah Rp 36.223/jiwa, dengan belanja sanitasi perkapita terbesar terjadi pada tahun 2010 yakni Rp 62.484/jiwa. Data lengkap Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Aceh Singkil serta realisasi anggaran sanitasi dikabupaten aceh singkil sejak tahun 2008 sampai dengan 2011, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2008 – 2011 No Realisasi Anggaran
Tahun (dalam Rupiah)
2008 2009 2010 2011 pertumbuhanRata-rata
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 273.638.474.562 306.894.304.515 313.817.525.319 406.766.618.885 44.376.048.108 a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 8.803.302.150 5.979.218.763 9.437.191.386 10.926.051.044 707.582.965 a.1.1 Pajak daerah 1.596.446.308 995.336.467 1.219.284.754 1.927.370.244 110.307.979 a.1.2 Retribusi daerah 866.757.887 1.078.116.165 2.862.372.392 4.153.665.432 1.095.635.848 a.1.3 Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yang Dipisahkan 1.163.891.666 1.243.713.740 1.459.162.135 1.078.184.922 (28.568.915) 1.1.4 Zakat, infaq dan Shadaqah 1.250.121.197 416.707.066 1.1.5 Lain-lain PAD yang sah 5.176.206.289 2.662.052.391 3.896.372.105 2.516.709.249 (886.499.013) a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 250.142.647.007 279.364.684.081 286.419.452.768 326.429.043.812 25.428.798.935 a.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 41.098.919.007 22.053.596.081 38.298.163.768 34.090.165.560 (2.336.251.149) a.2.2 Dana alokasi umum 161.827.728.000 209.179.088.000 213.928.289.000 253.117.378.252 30.429.883.417 a.2.3 Dana alokasi khusus 47.216.000.000 48.132.000.000 34.193.000.000 39.221.500.000 (2.664.833.333) a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 14.692.525.405 21.550.387.672 17.960.881.164 69.411.524.028 18.239.666.208 a.3.1 Hibah - - 1.171.757.236 390.585.745 a.3.2 Dana darurat - - - - a.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 4.735.770.952 14.907.684.813 5.087.097.949 5.547.953.632 270.727.560 a.3.4 Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 9.318.137.265 6.382.226.000 12.873.783.215 62.691.813.160 17.791.225.298 a.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah
lainnya
638.617.188 260.476.859 - - (212.872.396)
a.3.6 pendapatan Lainnya - - - - - B Belanja (b1 + b.2) 281.804.749.120 241.413.559.389 310.997.811.251 408.779.680.620 42.324.977.167
b.1 Belanja Tidak Langsung 111.596.251.223 145.412.120.310 165.356.046.412 197.294.083.557 28.565.944.111 b.1.1 Belanja pegawai 91.037.848.523 108.701.006.654 135.127.622.010 158.896.562.217 22.619.571.231
b.1.2 Bunga - - - - - b.1.3 Subsidi 1.753.285.500 2.621.291.000 3.555.236.004 3.012.451.002 419.721.834 b.1.4 Hibah 6.025.000.000 21.385.528.660 16.941.982.000 24.096.167.248 6.023.722.416 b.1.5 Bantuan sosial 4.533.325.000 3.353.729.996 2.441.206.398 3.003.989.540 (509.778.487) b.1.6 Belanja bagi hasil
- - 5.850.000.000 - - b.1.7 Bantuan keuangan 7.227.173.000 8.633.102.000 7.380.000.000 50.942.333 b.1.8 Belanja tidak terduga
1.019.619.200 717.462.000 1.440.000.000 904.913.550 (38.235.217) b.2 Belanja Langsung 170.208.497.897 96.001.439.079 145.641.764.839 211.485.597.063 13.759.033.055 b.2.1 Belanja pegawai 27.137.371.870 25.334.089.338 28.554.355.844 36.203.972.790 3.022.200.307 b.2.2 Belanja barang dan jasa 60.213.304.599 63.979.804.852 57.223.470.247 73.306.655.011 4.364.450.137 b.2.3 Belanja modal 82.857.821.428 62.759.190.739 59.863.938.748 101.974.969.262 6.372.382.611 c Pembiayaan 11.519.669.350 518.382.466 9.065.847.592 12.035.561.633 171.964.094
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2008-2011 No SKPD Tahun 2008 2009 2010 2011 pertumbuhanRata2 1 PU-CK 760.870.000 2.667.485.100 5.405.032.700 1.878.580.000 371.944.950 1.a Investasi 760.870.000 2.667.485.100 5.405.032.700 1.878.580.000 371.944.950 Infrastruktur Sarana MCK - 534.730.100 924.145.000 820.000.000 142.634.950
Infrastruktur Sarana Sanitasi - - 68.400.000 81.010.000 12.610.000
Infrastruktur Air Bersih 760.870.000 2.132.755.000 4.412.487.700 977.570.000 216.700.000 1.b operasional/pemeliharaan (OM) - -
-2 BAPEDAL, PERTAMANAN DAN
KEBERSIHAN 806.724.350 1.004.610.600 1.000.165.000 1.416.709.385 233.095.169
2.a Investasi 770.940.550 647.970.500 469.230.000 854.070.385 60.242.403 Pembanguan tempat pembuangan benda
padat/cair yang menimbulkan polusi 307.500.000 45.000.000 - - (262.500.000) Pengujian kadar polusi limbah padat dan
limbah cair 463.440.550 533.950.000 43.800.000 70.940.460 (98.125.023) Peningkatan operasi dan pemeliharaan
prasarana dan sarana persampahan - 55.000.000 306.705.000 319.180.000 79.795.000 Pengembangan Data dan Informasi
Lingkungan - - 109.700.000 59.475.000 (50.225.000) Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) - - - 386.904.925 386.904.925 Penyediaan jasa kebersihan kantor - 14.020.500 9.025.000 17.570.000 4.392.500 2.b operasional/pemeliharaan (OM) 35.783.800 356.640.100 530.935.000 562.639.000 172.852.767
Penyuluhan dan pengendalian polusi dan
pencemaran 6.183.800 - - - 6.183.800 Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 29.600.000 - - 148.165.000 118.565.000 Peningkatan operasi dan pemeliharaan
prasarana dan sarana persampahan - 356.640.100 530.935.000 371.235.000 4.864.967 Pemantauan kualitas lingkungan - - - 28.100.000 28.100.000 Pengawasan pelaksanaan kebijakan
bidang lingkungan hidup - - - 15.139.000 15.139.000
3 Dinkes 12.450.000 12.450.000
3.a Investasi 12.450.000 12.450.000
pelatihan tenaga pemeriksaan kualitas air
ke banda aceh - 12.450.000 12.450.000 3.b operasional/pemeliharaan (OM) -4 Bappeda -4.a Investasi -4.b operasional/pemeliharaan (OM) -5 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 1.567.594.350 3.672.095.700 6.405.197.700 3.307.739.385 580.048.345 6 Pendanaan investasi sanitasi Total
(1a+2a+3a+…na) 1.531.810.550 3.315.455.600 5.874.262.700 2.745.100.385 404.429.945 7 Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) 35.783.800 356.640.100 530.935.000 562.639.000 175.618.400 8 Belanja Langsung
170.208.497.897 96.001.439.079 145.641.764.839 211.485.597.063 13.759.033.055
9 Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja
Langsung(5/8) 0,009 0,038 0,044 0,016 0,002 10 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja
Sanitasi (6/5) 0,977 0,903 0,917 0,830 (0,049) 11 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2008 - 2012
No D e s k r i p s i Tahun Rata-rata
2008 2009 2010 2011
1 Total Belanja Sanitasi
Kabupaten/Kota 1.567.594.350 3.672.095.700 6.405.197.700 3.307.739.385 3.738.156.784
2 Jumlah Penduduk 102.805 103.112 102.509 104.856 103.321
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 15.248 35.613 62.484 31.546 36.223
Sumber : APBD dan BPS tahun 2009-2012, diolah
Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Tahun 2008 - 2012
No D e s k r i p s i Tahun
2008 2009 2010 2011
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 4.539.088,14 4.621.469,02 4.727.160,35 4.853.668,87
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 4.295.553,34 4.373.563,95 4.473.534,95 4.593.255,92
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,59 4,75 4,97 5,03
Sumber : PDRB kabupaten Aceh Singkil 2008-2011
2.4 Tata Ruang Wilayah
Penataan ruang Kabupaten Aceh Singkil bertujuan "Mewujudkan Kabupaten Aceh Singkil sebagai Kawasan Agribisnis dengan Memperhatikan Kelestarian Alam dan Mitigasi Kebencanaan". Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah tersebut maka ditetapkan kebijakan penataan ruang Kabupaten Aceh Singkil meliputi :
1. Pemantapan fungsi pusat-pusat kegiatan dan aksesibilitas yang meliputi : Mengembangkan pusat kegiatan baru
Menetapkan kegiatan utama pada pusat-pusat kegiatan
Meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan dan perdesaan
Menyediakan sarana sosial ekonomi sesuai standar pelayanan minimal secara merata, dan
Meningkatkan sarana sosial ekonomi di pusat-pusat kegiatan sesuai dengan fungsi dan hirarki pelayanannya
Meningkatkan aksesibilitas transportasi darat, laut, dan udara, dan
Membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antar kawasan dan antara kawasan dengan pusat-pusat kegiatan
2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang meliputi :
Meningkatkan pelayanan jaringan telekomunikasi
Meningkatkan jaringan energi dan memanfaatkan energi terbarukan, dan Meningkatkan pelayanan sumber daya air
3. Peningkatan pengelolaan kawasan lindung, penatagunaan lahan dan manajemen resiko bencana yang meliputi :
Meningkatkan dan mengendalikan fungsi kawasan lindung Memulihkan kawasan lindung yang telah menurun fungsinya
Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa mengabaikan fungsi perlindungan melalui kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan, dan
Mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung
Menetapkan zona bahaya dan zona aman pada kawasan rawan bencana Mengembangkan perencanaan sesuai zona kerawanan bencana
Mengembangkan sistem pencegahan sesuai sifat dan jenis bencana, serta karakteristik wilayah
Mengembangkan sistem adaptasi dan mitigasi bencana
Mengembangkan upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana Mengembangkan sistem penanganan pasca bencana, dan
Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi pengelolaan kawasan lindung
Menjaga, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi kawasan lindung
Mengintensifikasi dan diversifikasi komoditas hasil perkebunan dan
Mengoptimalkan fungsi kawasan perkebunan secara terpadu dengan peternakan dan pertanian lahan kering
Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumberdaya pariwisata unggulan, kelautan dan perikanan sebagai penggerak utama perekonomian wilayah
Mengoptimalkan pemanfaatan perikanan tangkap, budi daya laut, air payau, dan tawar
Mengembangkan sarana dan prasarana
Mengembangkan industri pengolahan ikan dan Mengembangkan Kawasan Minapolitan
5. Pengembangan wisata potensial ramah lingkungan dan ramah budaya yang meliputi :
Mengembangkan ekowisata, agrowisata, wisata budaya, dan jasa lingkungan Mengembangkan kegiatan pariwisata secara terintegrasi dan
Mengembangkan sistem informasi, promosi, akomodasi, dan infrastruktur Pemantapan konsep kawasan agroindustri
Pemantapan rencana pengembangan pariwisata
6. Pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan kebencanaan yang meliputi :
Merehabilitasi lahan kritis
Mengoptimalkan industri hasil hutan Mengembangkan hasil hutan bukan kayu Mengembangkan tanaman hutan
Merehabilitasi tanaman tua, dan
Memanfaatkan dan mengelola sumber daya mineral ramah lingkungan Memanfaatkan potensi tambang, dan
Merehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
7. Pengembangan sistem jaringan prasarana kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya, agroindustri, pariwisata, dan permukiman yang meliputi :
Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi
Meningkatkan status dan kualitas jalan
Meningkatkan tipe terminal selaras hirarki kota
Mengembangkan infrastruktur bandara Syekh Hamzah Fansury Mengoptimalkan dermaga penyeberangan Singkil
Membangun pelabuhan barang atau pelabuhan kargo di Kecamatan Singkil dan Kecamatan Singkil Utara
Membangun breakwater dan kolam pelabuhan Pulau Sarok Kecamatan Singkil
Menyediakan energi dan telekomunikasi
Menyediakan jaringan prasarana sumber daya air
Mengembangkan jaringan irigasi, rawa, dan jaringan pengairan lainnya
Menyediakan sarana prasarana persampahan dan meningkatkan sistem pengelolaan
Mengembangkan dan menyediakan air bersih sesuai potensi air baku Menyediakan air bersih pada kawasan rawan air bersih
Menyediakan sarana dan prasarana jalur evakuasi
Menyediakan sistem pengolahan air limbah ramah lingkungan Memantapkan pengendalian dan normalisasi sungai
Membangun dan mengembangkan drainase pada semua daerah, terutama daerah banjir
Menyediakan infrastruktur skala pelayanan perdesaan di pusat desa Pembangunan tanggul Simpang Epat Sukajaya sampai SMK Kuala Baru; Pembangunan tanggul melingkari Kota Singkil untuk mengatasi banjir dan
gelombang pasang dan
Pembangunan pintu-pintu air otomatis di sepanjang tanggul yang melingkari Kota Singkil
Mendorong pengembangan kawasan industri yang berbasis pertambangan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
9. Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang meliputi :
Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan negara
Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif didalam dan disekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan negara
Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya tidak terbangun
Turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan
negara dan daerah
Kabupaten Aceh Singkil termasuk daerah yang rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gelombang pasang dan abrasi pantai dan bencana tsunami. Pemetaan kawasan-kawasan rawan bencana alam tersebut telah dilakukan sesuai dengan RTRW Kabupaten Aceh Singkil.
A. Kawasan rawan banjir seluas kurang lebih 22.478,48 Ha meliputi :
1. Kecamatan Singkil, meliputi Kampung Pasar, Kota Simboling, Kilangan, Takal Pasir, Ujung Bawang dan Rantau Gedang, Suka makmur, Ujung, Siti Ambiya Teluk Ambon, Pea Bumbung, Selok Aceh, Pemuka dan Pulo Sarok 2. Kecamatan Singkil Utara, meliputi Gampong Gosong Telaga dan Muara Pea 3. Kecamatan Kuala Baru, meliputi Gampong Kuala Baru Laut, Kuala Baru
Sungai dan Kayu Menang
4. Gunung Meriah, meliputi Gampong Cingkam, Handel, Labuhan Kera Lama, Tanjung Betik, Panjaitan, Sianjo-anjo, Peragusan, dan Lae Ijuk
5. Kecamatan Pulau Banyak, meliputi Gampong Kampung Teluk Nibung
6. Kecamatan Pulau Banyak Barat, meliputi Kampung Asantola, Ujung Sialit dan Suka Makmur
7. Kecamatan Simpang Kanan, Serasah, Silatong, Lae Riman, Tanjung Mas, Cibubukan, Ujung Limus, Pakiraman Lama, dan Tugan Lama
8. Kecamatan Singkohor di Gampong Mukti Jaya dan Mukti Lincir
9. Kecamtan Kota Baharu di Gampong Lentong, Ladang Bisik Lama, Silakar Udang, Butar Lama, Lapahan Buaya
10.Kecamatan Suro di Gampong Buloh Sema
B. Kawasan rawan longsor seluas kurang lebih 501,91 Ha meliputi :
1. Kecamatan Singkohor, meliputi Kampung Lae Sipola, Mukti Jaya, Lae Pinang dan Singkohor
2. Kecamatan Simpang Kanan, meliputi Kampung Lipat Kajang, Kuta Tinggi dan Pertabas
3. Kecamatan Suro Makmur, meliputi Kampung Buloh Sema, Lae Petal, Pangkalan Sulampi
4. Kecamatan Danau Paris, meliputi Kampung Biskang, Situbuh-tubuh, Sikoran, Lae Balno dan Napagaluh
5. Kecamatan Kota Baharu, meliputi Kampung Lentong dan 6. Kecamatan Gunung Meriah, meliputi Kampung Bukit Harapan C. Kawasan rawan gelombang pasang dan abrasi pantai meliputi :
1. Kecamatan Singkil, meliputi Kampung Pulau Sarok
2. Kecamatan Singkil Utara, meliputi Kampung Gosong Telaga Selatan, Gosong Telaga Utara, Gosong Telaga Timur, Gosong Telaga Barat dan Ketapang Indah
3. Kecamatan Kuala Baru, meliputi Kampung Kuala Baru Laut, Kuala Baru Sungai dan Kayu Menang
4. Kecamatan Pulau Banyak 5. Kecamatan Pulau Banyak Barat
D. Kawasan rawan bencana tsunami seluas kurang lebih 11.833,57 Ha meliputi : 1. Kecamatan Singkil
2. Kecamatan Singkil Utara 3. Kecamatan Kuala Baru
21
Peta 2.3: Rencana pusat layanan Kabupaten Aceh Singkil
2.5 Sosial dan Budaya 2.5.1 Pendidikan
Sistem pendidikan yang dikembangkan di Kabupaten Aceh Singkil telah sesuai dengan sistem Pendidikan Nasional berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan tujuan untuk mengembangkan karakter dan peradaban masyarakat Aceh Singkil yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat sehingga menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tangguh, dapat bersaing di era globalisasi dan mampu mendongkrak perekonomian berbasiskan masyarakat.
Pembangunan sarana pendidikan di bangun di setiap wilayah dan kecamatan yang terletak di Kabupaten Aceh Singkil berupa taman bermain untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta. Ketersediaan sarana dan prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pada tahun ajaran 2010/2011 terjadi penurunan siswa SD dari tahun ajaran sebelumnya. Demikian juga terjadi pada SMU di mana terjadi penurunan jumlah siswa. Namun, pada jenjang pendidikan SLTP terjadi kenaikan jumlah siswa sekolah.
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf. Semakin rendah persentasenya akan menunjukkan keberhasilan program pendidikan. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menunjukkan bahwa persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang buta huruf mengalami penurunan dengan status masih sekolah sebanyak 34,22% dan tidak bersekolah 56,77%, sedangkan yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 9%. Secara umum, tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Aceh Singkil untuk usia >10 yang belum/tidak tamat pendidikan dasar sekitar 42,05%, tamatan SD mencapai 24,53%, tamatan SLTP mencapai 15,74%, tamatan SMU 13,32% dan tamatan Universitas mencapai 4,36%.
Tabel 2.9 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Aceh Singkil
Nama Kecamatan
Jumlah Sarana Pendidikan
Umum Agama
SD SMP SMA SMK MI MTs MA
Pulau Banyak 4 1 1 0 1 0 0
Pulau Banyak Barat 3 2 0 0 0 0 0
Singkil 17 5 1 0 1 2 1 Singkil Utara 8 3 1 1 1 0 1 Kuala Baru 3 1 0 1 0 0 0 Simpang Kanan 13 5 1 1 1 1 1 Gunung Meriah 24 9 3 1 1 3 1 Danau Paris 7 4 1 0 0 0 0 Suro 12 3 1 0 0 0 1 Singkohor 6 2 1 0 1 0 1 Kota Baharu 10 2 1 0 0 0 0
Kab. Aceh Singkil 107 37 11 4 6 6 6
Sumber : Aceh Singkil Dalam Angka BPS Kab. Aceh Singkil 2012
2.5.2 Kesehatan
Mempertimbangkan bahwa pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian yang sangat penting bagi peningkatan Sumber Daya Manusia penduduk Indonesia, maka program-program kesehatan lebih diprioritaskan pada calon bayi dan anak di bawah 5 tahun (balita). Pentingnya pembangunan ini tercermin dari deklarasi MDGs yang mana lebih sepertiga indikator menyangkut bidang kesehatan.
Program kesehatan yang telah berjalan selama ini menunjukkan pertumbuhan dan kesehatan bayi yang sangat baik. Persentase balita yang mendapatkan asupan Air Susu Ibu (ASI) mencapai 94,33%. Hal ini berkaitan dengan adanya pengetahuan ibu terhadap pentingnya ASI bagi bayi. Dari hasil SUSENAS 2011 menunjukkan masih ditemuinya balita yang disusui <6 bulan mencapai 9,63% sedangkan balita yang disusui selama 12-17 bulan
3,16% oleh dokter ahli kandungan dan 66,74% oleh bidan, sementara 30,10% masih menggunakan tenaga non medis lainnya.
Untuk sarana kesehatan telah terdapat Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) sebanyak 11 unit yang tersebar di seluruh kecamatan, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (PUSTU), Poliklinik/Praktek Dokter, Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta. 2.5.3 Agama
Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Aceh Singkil terdiri dari mesjid sebanyak 138 unit, mushalla 70 unit, gereja Protestan sebanyak 11 unit dan gereja Katholik sebanyak 4 unit yang tersebar di seluruh kecamatan. Fasilitas ibadah paling banyak terdapat di Kecamatan Gunung Meriah sebanyak 41 unit (18,38%) dan Kecamatan Singkil sebanyak 37 unit (16,59%). Sedangkan fasilitas ibadah paling sedikit terdapat di Kecamatan Kuala Baru sebanyak 5 unit (2,24%) dan Kecamatan Pulau Banyak sebanyak 10 unit (4,48%).
2.5.4 Perumahan dan Lingkungan
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat bertahan hidup selain kebutuhan sandang dan pangan. Sebagai tempat berlindung, sebuah rumah harus memenuhi syarat kesehatan yang menunjang kehidupan manusia. Salah satu indikator rumah sehat menurut World Health Organization (WHO) adalah rumah yang memiliki luas lantai
minimal 10 m2/Kapita. Hasil SUSENAS 2011 menunjukkan bahwa baru 50,07% rumah
tangga di Kabupaten Aceh Singkil menempati rumah dengan luas lantai 50 m2 atau lebih.
Rumah tangga dengan kepemilikan sendiri mencapai 76,48% sementara sisanya 23,52% rumah tangga masih menempati rumah bukan milik sendiri.
Tabel 2.10: Jumlah rumah per kecamatan
No Nama Kecamatan Jumlah rumah (Unit)
1 Pulau Banyak 1.004
2 Pulau Banyak Barat 571
3 Singkil 4.849 4 Singkil Utara 1.924 5 Kuala Baru 558 6 Simpang Kanan 3.097 7 Gunung Meriah 8.251 8 Danau Paris 1.314 9 Suro 1.713 10 Singkohor 1.452 11 Kota Baharu 1.575
Kab. Aceh Singkil 26.308
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Singkil tahun 2012, di Kabupaten Aceh Singkil terdapat penduduk dengan klasifikasi Keluarga Pra Sejahtera sebanyak 7.501 KK atau 30,98%, Keluarga Sejahtera I sebanyak 6.957 KK atau 28,73%, Keluarga Sejahtera II sebanyak 6.668 KK atau 27,54%, Keluarga Sejahtera III sebanyak 2.308 KK atau 9,53% dan Keluarga Sejahtera Plus sebanyak 774 KK atau 3,19%. Jika kelompok Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I dikategorikan sebagai penduduk miskin, maka pada tahun 2011 terdapat jumlah keluarga miskin di Kabupaten Aceh Singkil sebanyak 14.458 KK atau 59,72% dari jumlah seluruh keluarga yang ada di kabupaten ini. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu sebesar 60,14%. Tabel 2.10: Jumlah penduduk miskin per kecamatan tahun 21011
No Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin
(KK)
1 Pulau Banyak 514
2 Pulau Banyak Barat 251
3 Singkil 2.487 4 Singkil Utara 1.229 5 Kuala Baru 476 6 Simpang Kanan 1.513 7 Gunung Meriah 3.410 8 Danau Paris 1.314 9 Suro 1.098 10 Singkohor 1.038 11 Kota Baharu 1.178
Kab. Aceh Singkil 14.308
Sumber : Aceh Singkil Dalam Angka BPS Kab. Aceh Singkil 2012, diolah
2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah
berdasarkan asas otonomi, penyelenggaraan keistimewaan dan kekhususan serta tugas pembantuan. Fungsi dari Dinas Daerah yaitu
(1) Perumusan kebijakan teknik sesuai dengan lingkup tugasnya,
(2) Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya
(3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya, dan
(4) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pada Dinas Daerah dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa Kecamatan dan Gampong.
2.6.2 Lembaga Teknis daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah untuk bidang-bidang tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Lembaga Teknis Daerah ini melaksanakan tugas melaksanakan tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik. Fungsi dari Lembaga Teknis Daerah yaitu
(1) Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya,
(2) pemberian dukungan atas penyelanggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya
(3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya, dan
(4) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.6.3 Pemerintah Kecamatan
Kecamatan merupakan perangkat Daerah yang dipimpin oleh seorang Camat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Organisasi Kecamatan terdiri dari Camat, Sekretariat, dan Seksi. Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Singkil hingga Tahun 2011 berjumlah 11 Kecamatan.
2.6.4 Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Bupati dalam merumuskan kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan masyarakat. Tugas pokok
Sekretariat Daerah adalah membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan Dinas dan lembaga teknis daerah. Fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup:
(1) Penyusunan kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil,
(2) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas Dinas dan lembaga teknis Daerah,
(3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, dan
(4) Pelaksanaan dan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah, Asisten Daerah dan bagian-bagian. Asisten terdiri dari Asisten Pemerintahan (Asisten I) (yang membawahi bagi Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Hukum dan Ham), Asisten Ekonomian dan Pembangunan (Asisten II) (yang membawahi Bagian Perekonomian, Bagian Pembangunan,