LAPORAN PRAKTIKUM LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN PROSES SATUAN PROSES PEMBUATAN KRISTAL CuSO
PEMBUATAN KRISTAL CuSO44.5H.5H22OO
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas praktikum
tugas praktikum
Mata kuliah Satuan Proses
Mata kuliah Satuan Proses
Dosen Pembimbing : Dra. Nancy Siti Djenar, MSi
Dosen Pembimbing : Dra. Nancy Siti Djenar, MSi
Tanggal
Tanggal Praktikum
Praktikum
18
18 April
April 2011
2011
Tanggal
Tanggal Pengumpulan
Pengumpulan Laporan
Laporan
25
25 April
April 2011
2011
Kelas IA-TKPB
Kelas IA-TKPB
Kelompok 3
Kelompok 3
Nama
NIM
Nama
NIM
Linda
Linda Permatasari
Permatasari
111424010
111424010
Medina
Medina Yasmin
Yasmin
111424011
111424011
M.Rendy
M.Rendy Andromeda
Andromeda
111424013
111424013
D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011-2012 2011-2012
Pembuatan Kristal Terusi (CuSO4.5H2O)
I. Tujuan
Membuat Kristal CUSO
4.5H
2O
II. Dasar TeoriTembaga adalah logam berwarna kuning/ jingga kemerahan.Tembaga memiliki sifat fisika antara
lain :
a.
lunak (dalam keadaan murni)
b.
mudah ditempa
c.
keras (dalam keadaan tidak murni)
d.
konduktor panas dan listrik yang baik
Sifat kimia dari tembaga adalah :
a.
Logam yang tidak reaktif
b.
Logam yang tahan karat
c.
Pada suhu 300
0C dapat bereaksi dengan O
2menghasilkan CuO dan pada suhu 1000
0C dapat
terbentuk tembaga (I) oksida (Cu
2O).
d.
Cu tidak bereaksi dengan alkali tapi larut dalam amoniak (NH
3)
e.
Cu panas dapat bereaksi dengan uap belerang membentuk tembaga(I)sulfide dan tembaga (II)
sulfide dan bereaksi dengan halogen membentuk tembaga (I) klorida.
f.
Cu tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tapi Cu dapat larut dalam HNO
3.
g.
Tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat yang encer karena E
sel= +0,34 V
Tembaga lebih sering ditemukan dalam bentuk padatan (solid).Tembaga memiliki densitas 8,94
g/cm
3, melebur pada suhu 1038
0C dan mendidih pada suhu 2562
0C.
Ada dua deret senyawa tembaga. Senyawa tembaga (I) diturunkan dari tem baga (I) oksidaCu
2O
yang berwarna merah dan mengandung ion tembaga (I) Cu
+, senyawa ini tidak berwarna, kebanyakan
garam tembaga (I) tidak larut dalam air, mudah dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II). Tembaga (II)
dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida Cu
2O yang berwarna hitam . Garam –
garam Cu
2O umumnya
berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat maupun dalam larutan air, war na ini memang khas
hanya untuk ion kompleks tetrakuokuprat (II) yaitu warna ion tembaga(II) dalam larutan
air.Garam-garam tembaga (II) anhidrat seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO
4berwarna putih atauu sedikit
kuning.Cu(II) lebih sering ditemukan dan stabil dalam bentuk larutan.
Biji tembaga ini dapat diperoleh dari karbonat, oksida, dan sulfide. Biji tembaga yakni,
Pirit/kalkopirit (CuFeS
2), kalkolit(Cu
2S), kuprit (Cu
2O), malkonit (CuO), dan malasit ( Cu
2(OH)
2CO
3).
Pembuatan tembaga dapat dilakukan dengan cara :
a.
Flotasi
b.
Pemanggangan
c.
Reduksi
d.
Elelktrolisis
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan Kristal biru (CuSO
4.5H
2O). Nama lain dari Tembaga
(II)sulfat adalah Pentahidrat, terusi, blue vitriol, atau hydrated copper (II) sulfate. Pentahidrat ini dibuat
dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan asam sulfat yang kemudian
dipanaskan hingga jenuh dan terbentuk Kristal jika dilakukan proses kristalisasi.
Aplikasi CuSO
4.5H
2O di industry adalah sebagai berikut :
1. Sebagai fungisida, fungisida merupakan pestisida yang secara spesifik membunuh atau
menghambat cendawan akibat penyakit.
2. Peralatan masuk, pelapisan anti fokling pada kapal
3. Sebagai kabel tembaga, electromagnet, papan sirkuit, solder bebas timbal. Magneton dalam
oven microwave
III. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
1.
Gelas kimia
1. Larutan HNO
3pekat
2.
Pengaduk kaca
2. Larutan H
2SO
4pekat
3.
Hot plate
3. Logam Cu
4.
Thermometer
4. aquades
5.
Neraca
6.
Gelas ukur
7.
Stirrer magnetic
8.
Botol semprot
9.
Kertas saring
IV. FLOWSHEET PEMBUATAN KRISTAL CuSO4.5H2O
50 ml aquades
10 ml larutan H2SO4
10 gram logam Cu
15 ml larutan HNO
3Larutan CuSO4.5H2O
(Crude)
Gas NO2
Gas SO2Larutan CuSO
4.5H
2O
Residu Filtrat KristalPencampuran
7/0,1200 rpm
Pemanasan
35
0C 19menit
7/0,1200 rpm
Penyaringan
35
0C
Kristalisasi
24 jam
V. Data Percobaan dan Perhitungan
Berat kertas saring kosong= 1,1 gram
Massa Cu = 10 gram
Massa Cu Kristal= 3,68 gram
BM CuSO
4.5H
2O = 249,55 gram/mol
BA Cu= 63,55 gram/mol
Mol CuSO
4.5H
2O = mol Cu = massa Cu / BA Cu
= 10 gram / 63,55 gram/mol
= 0,1573 mol
Massa CuSO
4.5H
2O
= Mol CuSO
4.5H
2O x BM CuSO
4.5H
2O
= 0,1573 mol x 249,55 gram/mol
= 39,2542 gram
Rendemen CuSO
4.5H
2O = ( Massa Cu Kristal / Massa CuSO
4.5H
2O) x 100%
=( 3,68 gram / 39,2542 gram) x 100%
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pembuatan tembaga (II) sulfat, yang pada akhirnya akan terbentuk
kristal tembaga (II) sulfat (CuSO
4.5H
2O). Hal pertama yang dilakukan yaitu mereaksikan H
2SO
4pekat,
dimana air terlebih dahulu dimasukkan kedalam gelas kimia kemudian ditambahkan asam sulfat. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi ledakan karena pengenceran asam sulfat dengan air akan menghasilkan
panas (eksotermis) reaksi yang terjadi:
H
2SO
4(aq)+H
2O
(l)H
3O
+(aq)+HSO4
-(aq)Selanjutnya penambahan serbuk tembaga (Cu) dalam larutan tidak akan membuat sebuk tembaga
larut tetapi larutan asam sulfat berfungsi untuk membuat suasana asam dan membantuk gugus sulfat
pada tembaga hingga terbentuk tembaga sulfat (CUSO4) maka untuk melarutkan tembaga ditambahkan
HNO
3karena Cu dapat teroksidasi HNO
3pekat (karena memiliki sifat yang sama dengan H
2SO
4yaitu
bersifat oksidator, reaksi yang terjadi :
3Cu(s)+8h
+(aq)+2NO
3-(aq)3Cu
+2(aq)+2NO
(g)+4H
2O
(l)Penambahan asam nitrat pekat ini menyebabkan tembaga melarut dan larutan menjadi berwarna
biru keruh serta terdapat uap berwarna coklat (SO
2dan NO
2). Uap ini terbentuk sebagai akibat tembaga
yang ditambahkan atau direaksikan dengan asam nitrat pekat. Gas yang dikeluarkan pada dasarnya
adalah gas NO yang tidak berwarna, namun pada percobaan ini gas yang dihasilkan berwarna coklat,
karena gas NO sangat reaktif terhadap O
2membentuk uap yang berwarna coklat persamaan reaksinya:
2NO
(g)+O
2(g)2NO
2(g)Karena diperlukan waktu yang tidak sedikit dari reaksi antara tembaga dan asam nitrat pekat, maka
dalam proses ini diperlukan pengadukan sampai seluruh tembaga larut. Persamaan reaksinya adalah
sebagai berikut:
Cu + 4 HNO
3→3 Cu(NO
3)
2+ 2 NO
2+ 4 H
2O
Setelah itu dilakukan pemanasan sampai gas berwarna coklat tidak keluar lagi, tujuan dari
pemanasan ini adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi, memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan
memperkecil harga hasil kali kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan kristal.
Kristal yang terbentuk inilah yang dinamakan tembaga (II) sulfat. Persamaan reaksi yang secara
lengkapnya adalah sebagai berikut:
Cu+ 3H
2O + H
2SO
4+2HNO
3→CuSO
4+5H
2O+2NO
2Pada saat proses pemanasan yang kami lakukan, temperatur yang kami dapatkan tidak sesuai
dengan temperatur pelarutan Cu (60-65
Oc), sehingga Cu tidak larut sempurna dan banyak mengandung
endapan. Dikarenakan hotplate yang rusak, suhu yang kami gunakan adalah 35
oC. Selain itu pemanasan
yang kurang sempurna mengakibatkan bentuk kristal C uSO
4.5H
2O lebih kecil dan lebih rapuh (gambar 1).
Seharusnya kristal yang dihasilkan berbentuk jarum dan seragam.
Gambar 1
Dari pemanasan yang telah dilakukan terbentuk larutan berwarna benhur. Untuk memisahkan
filtrat dengan residu (zat pengotor) maka dilakukan penyaringan. Penyaringan dilakukan saat
temperatur larutan masih panas agar kristal tidak mengandung zat pengotor. Selanjutnya filtrat yang
telah disaring didiamkan hingga suhunya menjadi suhu ruangan (26
0C) lalu dimasukkan ke dalam
desikator dan didiamkan selama satu hari hingga terbentuk kristal tembaga(II) sulfat.
Cu(NO
3)
2+ H
2SO
4→
CuSO
4+ 2HNO
3CuSO
4+ 5H
2O
→
CuSO
4.5H
2O
Kristal yang kami peroleh setelah didiamkan selama satu hari berwarna biru, dengan bentuk
seperti butiran gula pasir. Untuk mendapatkan kristal yang murni, maka dilakukan proses pengeringan.
Dari proses ini diperoleh zat yang diinginkan yang bebas dari zat pengotor. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
Cu
2++3H
2O+H
2SO
4+2HNO
3→CuSO
4.5H
2O+ 2NO
2Sementara itu, residu dari pemanasan yang tidak sempurna larutan CuSO4.5H
2O, kami
rekristalisasi dengan menambahkan aquades 5 ml ( T= 65
0C, t= 6 menit) lalu didinginkan hingga suhu
ruangan dan dimasukkan dalam desikator. Dari rekristalisasi ini tidak diperoleh Kristal CuSO
4.5H
2O
sedikitpun. Hal ini menunjukkan bahwa residu tersebut merupakan endapan larutan CUSO4
murni.
Dari percobaan pertama, Kristal yang diperoleh, kemudian ditimbang. Hasil penimbangan
didapatkan massa kristal CuSO4.5H2O sebesar 3,68 gram dan dari hasil perhitungan diperoleh rendemen
kristal tersebut sebesar 9,3747 %.
Setelah itu kami melakukan kristalisasi kembali dengan menggunakan larutan sisa kristalisasi
percobaan pertama. Suhu yang kami gunakan 60
0C dan waktu selama 9 menit.
VII. Kesimpulan
Pembuatan kristal CuSO4.5H2O dapat dilakukan dengan mereaksikan logam tembaga dengan asam
sulfat pekat dan asam nitrat pekat serta dengan air, proses pembuatan CuSO
4.5H
2O diperlukan waktu
satu hari sampai terbentuknya kristal, kristal CuSO4.5H2O merupakan kristal yang berwarna biru benhur,
berbentuk gel yang lembut, massa kristal C uSO
4.5H
2O yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar
3,68 gram dan rendemen dari kristal CuSO4.5H2O adalah sebesar 9,3747 %.
Daftar Pustaka
1.
Keenan, Kleinfelter, Wood. 1992.
Kimia Untuk Universitas. Jilid 2. Edisi Keenam
.Erlangga. Jakarta.
2.
Petrucci, Ralph H, 1987, alih bahasa Suminar Ahmadi,
Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern,Jilid 3