• Tidak ada hasil yang ditemukan

M01711

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M01711"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY MODEL:

IMPLEMENTING “CYCLE RELATIONS” FOR INCREASING

INTAKE AT HIGHER EDUCATIONS

Lina Sinatra Wijaya

Public Relations Department, Satya Wacana Christian University lina.sinatra@staff.uksw.edu

Krismiyati

ICT Education Department, Satya Wacana Christian University krismi@staff.uksw.edu

ABSTRACT

The competition among Higher Education is getting tougher. They need to do their best in order to maintain their existence and getting more students coming to their institutions. One way to achieve that goal is through carrying out Corporate Social Responsibility (CSR) programs. This study tries to investigate the implementation of ‗cycle relations‘ model in CSR to increase the intake of Higher Education. This involves seven Higher Educations and nineteen High schools in Central Java. In collecting the data, it uses a depth-interview method with all the related parties in this study. The result shows that most of the Higher Education institutions have implemented Corporate Social Responsibility program in various ways. Their target audience includes the high schools, society, and parents. From the model implementation, it shows that the CSR program does have an impact towards the intake in their institution. However, one important thing to consider is that the role of the teachers at schools is quite significant in influencing the students to choose which university to go. This reflects that although the Higher Education institution have planned and carried out CSR programs according to what the target audiences‘ need, it does not guarantee that it will have direct impact towards their intake because the influence of teacher is quite significant. It may have a bigger impact in long term as the target audiences know the quality and contribution of the Higher Education institutions.

Keywords: CSR, higher education, intake

ABSTRAK

(2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Perguruan Tinggi yang ada, sudah melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibiliity) dalam berbagai bentuk kegiatan. Target audience untuk kegiatan CSR perguruan Tinggi tersebut antara lain sekolah menengah, masyarakat langsung dan orang tua siswa. Dari penerapan model yang ada menunjukkan bahwa program CSR memiliki dampak terhadap intake suatu perguruan tinggi. Meskipun demikian, ada satu yang perlu diperhatikan yaitu temuan bahwa peran guru di sekolah sangat penting dalam mempengaruhi dan mengaruhi siswa di sekolah menengah dalam menentukan perguruan tinggi pilihan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan CSR yang telah direncanakan tidak selalu memberikan dampak langsung terhadap intake dikarenakan pengaruh guru di sekolah cukup signifikan. Kegiatan CSR bisa saja memberikan dampak besar tetapi dalam jangka waktu yang lebih panjang karena target audience perlahan mengetahui kualitas dan kontribusi perguruan tinggi tersebut.

Kata kunci : -

PENDAHULUAN

Beberapa tahun belakangan ini corporate social responsibility atau CSR memang sedang menjadi trend di Indonesia. Banyak orang membicarakan tentang CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, dan tak ketinggalan pula institusi – institusi pendidikan di Indonesia. Perguruan Tinggi melakukan kegiatan CSR dalam berbagai bentuk kegiatan yang bisa memberi kontribusi terhadap para stakeholders yang ada. Kegiatan yang bisa dijumpai dalam masyarakatpun beragam mulai dari pelatihan untuk guru-guru BK di sekolah-sekolah, seminar bagis siswa sekolah menengah, maupun kegiatan yang menyentuh masyarakat secara umum seperti kegiatan penyuluhan dan pelatihan untuk UMKM ataupun untuk target masyarakat tertentu seperti ibu menyusui, ibu-ibu hamil, ataupun pelaku industri rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa memang perguruan tinggi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Peran pendidikan Tinggi dalam masyarakat tidak bisa dipungkiri lagi dalam berbagai bidang baik yang membawa dampak secara langsung maupun tidak. Salah satunya adalah kontribusi yang diberikan baik melalui lulusan yang dicetak ataupun kegiatan yang bersinggungan dengan kehidupan masyarakat secara langsung. Kegiatan tersebut bisa berupa program pengabdian kepada masyarakat atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Program CSR ini juga merupakan bagian dari program Public Relations untuk mempertahankan eksistensinya ditengah persaingan antar Perguruan Tinggi swasta yang semakin ketat. Program CSR ini berdampak terhadap berbagai hal diantaranya citra yang dimiliki oleh institusi, dan yang tidak kalah penting adalah pengaruh terhadap intake suatu Perguruan Tinggi. Satu model yang muncul untuk menjawab pertanyaan ini adalah Cycle Relations (Wijaya dan Krismiyati, 2014). Pada dasarnya model ini menekankan bahwa kegiatan CSR yang dilakukan pada akhirnya akan membawa hasilnya kembali pada perguruan tinggi untuk selanjutnya menjadi input yang diolah menjadi output di tengah masyarakat dan kembali lagi diolah di perguruan tinggi. Jadi melalui siklus yang hampir sama untuk akhirnya meningkatkan intake suatu perguruan tinggi.

(3)

penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar dampak CSR yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi terhadap kenaikan intake masing-masing institusi dalam kurun waktu satu tahun.

KERANGKA TEORITIS

Penelitian yang Mendahului

Di era globalisasi ini setiap perguruan tinggi dituntut untuk memberikan kontribusi yang nyata dalam menyelesaikan masalah masalah sosial yang muncul di masyarakat yang bertujuan untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Program CSR sudah di terapkan di hampir semua perusahaan termasuk perguruan tinggi. Menurut Ely Suhayati ( 2011) Penerapan Corporate Social Responsibility secara tulus , akan membuat masyarakat sekitar respect terhadap perguruan tinggi, citra perguruan tinggi akan meningkat dan efek positifnya adalah perguruan tinggi tersebut atau universitas tersebut akan lebih dikenal dan disukai masyarakat dan daya tarik calon mahasiswa untuk kuliah di universitas tersebut akan semakin tinggi. Hal ini juga dikatakan oleh Gresi Sanje Dahan dan Isil Senol (2012) yang mengatakan bahwa Universitas, khususnya universitas swasta perlu melakukan CSR dalam upaya untuk dapat bersaing di dunia pendidikan, karena CSR dapat menjadi salah satu strategi yang akan dilakukan oleh pendidikan tinggi untuk mendapatkan reputasi yang baik

Dari penelitian yang telah dilakukan diatas, maka diharapkan, sebuah perguruan tinggi dituntut untuk memberikan kontribusi yang nyata terutama dalam penyelesaian masalah masalah sosial yang muncul di dalam masyarakat. Selain itu program CSR yang dilaksanakan oleh Perguruan tinggi memiliki keuntungan ganda, yaitu program ini bermanfaat bagi masyarakat yang menerima manfaat dan kontribusinya dan juga sangat berguna bagi Perguruan Tinggi itu sendiri melalui efek pencitraan yang diterimanya. Selain itu program CSR juga memuat secara implisit ke arah manakah sebuah Perguruan Tinggi dalam masyarakat akan dibawa, apakah hanya murni sebagai lembaga yang berkecimpung dalam dunia akademis semata atau memang mampu menyumbangkan kontribusi yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat ( Topal, 2009)

Pemodelan Corporate Social Responsibility bagi Perguruan Tinggi di Salatiga telah

disebutkan sebagai ― Cycle Relations model ― yang terdiri dari Perguruan Tinggi , pengajar / masiswa / Alumni, Masyarakat Umum, orang tua, Siswa yang SMA / SMK. Keterkaitan antara satu dengan yang lain yaitu kemauan untk mendengar dan merespon inilah yang akan menentukan keberhasilan program Corporate Social Reponsibility dari perguruan tinggi tersebut ( Wijaya, LS and Krismiyati, 2014 )

Perkembangan CSR di Indonesia

Sekarang ini program Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi suatu fenomena global, termasuk di Indonesia. Perkembangan pelaksanaan CSR di Indonesia ditandai dengan sudah banyaknya perusahaan yang mengimplementasikan CSR dalam segala bidang. Perusahaan semakin banyak menerapkan CSR baik dalam bentuk amal ( charity) maupun pemberdayaan ( empowerment ) kepada masyarakat ( Harahap, 2014 )

Piramida CSR yang dikembangkan oleh Archie B,Carol ( dalam Tanudjaya, 2006)

(4)

dalam pelaksanaan program CSR, yaitu Profit, People dan Planet yang sering disebut dengan istilah 3P . Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut :

a. Profit Dalam penerapan program CSR ini, untuk dapat selalu berkembang dan beroperasi, maka perusahaan harus tetap dapat berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi

b. People Dalam pelaksanaan program CSR ini, suatu perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia, salah satunya mengembangkan program CSR seperti beramal, pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi local dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.

c. Plannet - Dalam melaksanakan program CSR ini, perusahaan tetap peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlangsungan keragaman hayati misalnya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, pengembangan pariwisata ( ekoturisme ) ( Porter, 2005:5)

Dari penjelasan diatas terlihat bahwa suatu perusahaan tidak akan bisa berkembang jika menutup mata atau tidak mau perduli dengan situasi dan kondisi lingkungan sosial dimana perusahaan itu berada. Oleh karena itulah penerapan CSR bukan lagi dirasakan sebagai tanggung jawab tetapi sebagai kewajiban dan harus dilakukan oleh setiap perusahaan. (Tanudjaya, 2006)

Perkembangan CSR di Perguruan Tinggi

Dalam menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, suatau perguruan tinggi perlu menerapkan apa yang disebut dengan tanggung jawab sosial ( corporate social responsibility/ CSR ). Semua ini dilakukan sebagai tanggung jawab riil perguruan tinggi di dalam menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian) guna menyikapi dinamisasi kehidupan.

Bentuk penerapan program CSR yang dilakukan perguruan tinggi sedikit berbeda dengan perusahaan. Misalnya program CSR ini juga diterapkan di sepuluh universitas besar dunia ( Nejati et.al, 2001) yang mengatakan bahwa pelaksanaan program CSR dilakukan dalam berbagai bidang dan skala. Disini peran dari program CSR bertujuan untuk menunjukkan akuntabilitas dan kredibilitas perguruan tinggi ditengah masyarakat. Program ini juga dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan citra dari perguruan tinggi tersebut. Dari sini terlihat dengan jelas bahwa peranan sebuah Perguruan Tinggi telah berevolusi dari sebuah lembaga akademik yang hanya memberikan layanan akademis menjadi sebuah lembaga yang peka terhadap keberadaan dan kondisi lingkungan dan masyarakat.

(5)

Konsep Intake

Menurut Oxford Advance Learner‘s Dictionary ( Hornby,1995) , kata Intake berarti a number of people entering an institution, etc during a particular period ( Sekelompok orang yang masuk ke dalam suatu institusi dalam kurun waktu tertentu). Dalam dunia pendidikan, kata ini dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah mahasiswa baru yang masuk ke perguruan tinggi

dalam tahun akademik tertentu. Oleh karena itu dalam penelitian ini istilah ―intake‖ yang akan dipakai dimasudkan sebagai banyaknya jumlah calon mahasiswa baru yang mendaftar masuk keperguruan tinggi dalam tahun akademik tertentu .

Cycle Relations Model

Cycle Relation Model yang dihasilkan dalam penelitian Lina S Wijaya dan Krismiyati (2014) ini berpijak pada teori cycle network (Hanneman dan Riddle 2005; Scott 2000, Scott dan Wasserman 2005). Berdasarkan konsep cycle network yang berfokus pada tiga aktor atau node serta hubungan atau tie yang dibentuk, node yang dimaksud dapat terdiri dari empat node maka model Corporate Social Responsibility bagi Perguruan Tinggi di Salatiga ini dinamakan intake cycled Relations Model, yang selanjutnya disempurnakan menjadi ― Cycle Relations Model ― dalam penelitian ini. Model yang mengadaptasi adanya empat node dan tie, yang kekuatan

hubungannya mendukung satu sama lainnya. Kata ―cycle‖ digunakan untuk menunjukkan bahwa hubungan antara node satu dengan yang lain saling menopang dan merupakan simbol dari suatu siklus kegiatan. Pemodelan Corporate Social Responsibility bagi perguruan tinggi di Salatiga dalam upaya meningkatkan intake bisa digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1 Cycle Relation Model

Ke empat node yang terlibat dalam model ini adalah, perguruan tinggi, alumni/mahasiswa dari perguruan tinggi, masyarakat (Sekolah/komunitas sekitar/orangtua) dan selanjutnya adalah siswa SMA/SMK sebagai tujuan utama/sasaran dari kegiatan ini, yang akhirnya akan berimbas pada kenaikan intake di perguruan tinggi tersebut. Dalam model ini Perguruan tinggi memiliki peran sebagai pemrakarsa dari penerapan program CSR. Dengan

Pengajar

/mahasiswa

/ alumni PT

Masyarakat

(Sekolah,

communitas

/ orang tua )

Siswa SMA /

SMK

Perguruan

(6)

menerapkan prinsip ― listen and respod‖ suatu perguruan tinggi dapat menawarkan program

CSR yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat, sebagai salah satu stake holder dari institusi pendidikan, perguruan tinggi biasanya menggunakan mahasiswa/pengajar perguruan tinggi tersebut atau alumni/dari perguruan tinggi tersebut dalam melakukan program CSR nya (

Wijaya LS dan Krismiyati,β01δ). Dengan menerapkan prisip ―listen and respond‖ dan pelaksanaan yang berkesinambungan ( sustainability ) diharapkan perguruan tinggi dapat memberikan program CSR yang sesuai dengan kebutuhan stakeholdernya. Apabila para stakeholder ini telah merasakan dampak dari program CSR yang dilakukan, masyarakat biasanya secara tidak langsung memiliki kewajiban moral untuk mengarahkan ataupun memberi saran yang menjurus kepada satu perguruan tinggi yang telah berjasa kepada mereka. Pendapat, saran dan arahan masyarakat atau sekolah ini biasanya akan berpengaruh terhadap node yang ke empat yaitu siswa SMA/SMK sebagai calon-calon mahasiswa baru di sebuah perguruan Tinggi. Apabila stakeholder dalam siklus ini saling mendukung satu dengan yang lain, maka langsung ataupun tidak langsung akan berdampak pada intake sebuah perguruan tinggi. Dengan sinergi yang baik, maka keempat unsur dalam model cycle relations inidapat menjawab permasalahan ketidakpastian dan ketidakjelasan program CSR di beberapa perguruan tinggi yang ada di Salatiga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini melibatkan tujuh (7) perguruan tinggi yang ada di Jawa Tengah baik perguruan tinggi swasta ataupun negeri. Selain itu ada Sembilan belas (19) sekolah menengah yang terlibat dalam penelitian ini. Sekolah menengah yang terlibat juga terdiri dari sekolah negeri dan sekolah swasta di Jawa Tengah. Semua partisipan dalam penelitian ini mengikuti wawancara mendalam dengan focus pertanyaan sebagai berikut :

Kegiatan CSR yang sudah diterima oleh sekolah dari perguruan tinggi

yang ada

Dampak kegiatan CSR yang telah diterima oleh sekolah baik terhadap

citra dan juga minat siswa untuk memilih perguruan tinggi tersebut

Jumlah mahasiswa yang mendaftar di perguruan tinggi secara umum

Kegiatan CSR yang telah dilaksanakan oleh perguruan tinggi

Respon perguruan tinggi terhadap kebutuhan target audience

Permintaan /kebutuhan target audience yang telah diterima oleh

perguruan tinggi dalam kurun waktu setahun.

Pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebagai acuan namun berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan ketika melakukan wawancara. Hal ini untuk menjaga agar interview yang dilakukan benar-benar bisa menggali informasi sebanyak mungkin.

(7)

Untuk pertimbangan etis, semua partisipan yang terlibat sudah menyatakan kesediaannya dan tidak keberatan untuk ikut serta dalam penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, dalam analisa data dan pembahasan tidak dicantumkan identitas mereka. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan kode seperti PT untuk perguruan tinggi, dan HS untuk sekolah menengah.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Program CSR oleh Perguruan Tinggi

Dari hasil interview yang kami lakukan, ke tujuh perguruan tinggi di Salatiga ini telah menerapkan program CSR dalam satu tahun terakhir ini. Dalam pelaksanaannya perguruan tinggi ini selalu melibatkan keterlibatan pihak luar. Dari penerapan program CSR yang dilakukan, sebagian besar perguruan tinggi ini menyatakan bahwa program CSR sangat berpengaruh pada kenaikan intake dari perguruan tinggi meskipun masih ada pula yang tidak mengalami kenaikan intake yang dikarenakan trend di era ini sudah mulai berubah. Macam program CSR yang sudah dilakukan dan keterlibatan pihak lain serta prosentase intake dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1

Macam Program CSR di Perguruan Tinggi, keterlibatan pihak lain dan prosentase Intake

NO Perguruan

Tinggi

Jenis Program CSR yang dilakukan Prosentase

kenaikan Intake

Keterlibatan dengan institusi

lain 1 PT 1  Pemberian beasiswa

 Pemberian Pelayanan kerohanian ke ladang ladang baru

 Pelatihan mendeteksi kanker payudara

 Pelatihan Komputer unt SMA

5-10% Ada – Alumni sebatas sebagai perantara 6 PT 6  Pemberian beasiswa 5-10% Ada – Pesantren,

(8)

NO Perguruan Tinggi

Jenis Program CSR yang dilakukan Prosentase

kenaikan Intake

Keterlibatan dengan institusi

lain

 Pemberdayaan ke Pesantren Pesantren

 Pelatihan enterprenourship ke pedagang kaki lima

 Penyuluhan tentang pembentukan karakter ke siswa SMA

 Pelaksanaan Donor darah

5-10% Ada – PMI dan Alumni

Program CSR yang diterima Sekolah

Dari hasil interview yang kami peroleh dari sekolah, dalam setahun ini mereka sudah menerima beberapa macam program CSR dari perguruan tinggi yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2

Macam Program CSR yang diterima Sekolah

NO SMA/SMK Jenis CSR yang diterima sekolah

1 HS-1  Pemberian Beasiswa

 Penuliasn artikel ilmiah unt guru 3 HS-3  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK  Bimbingan Belajar 4 HS-4  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK

(9)

NO SMA/SMK Jenis CSR yang diterima sekolah

 Pelatihan bagi guru BK  Pemberian test minat karir  Pelatihan E-book

7 HS-7  Pemberian Beasiswa  Pelatihan bagi guru BK  Training motivasi untuk siswa 8 HS-8  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK  Pendampingan retreat 9 HS-9  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK  Pelatihan IT bagi guru 10 HS-10  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK 11 HS-11  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK

 Short workshop untuk siswa – photography, desain grafis  Pelatihan PMTK untuk guru

12 HS-12  Pemberian Beasiswa  Pelatihan bagi guru BK  Character Building 13 HS-13  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK 14 HS-14  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK  Seminar dan motivasi unt siswa  Lomba lomba ketrampilan untuk siswa  Pelatihan LDKM

15 HS-15  Pemberian Beasiswa  Pelatihan bagi guru BK  Pelatinan IT untuk guru 16 HS-16  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK  Seminar motivasi untuk siswa

 Seminar kesehatan mental untuk siswa  E-learning untuk guru guru

17 HS-17  Pemberian Beasiswa  Pelatihan bagi guru BK

 Pelatihan akuntansi untuk siswa 18 HS-18  Pemberian Beasiswa

 Pelatihan bagi guru BK  Seminar motivasi untuk siswa 19 SMHS-19  Pemberian Beasiswa

(10)

NO SMA/SMK Jenis CSR yang diterima sekolah

 Seminar Motivasi menghadapi UN

Dari hasil yang didapat sejauh ini telah didapatkan bahwa semua perguruan tinggi di Salatiga telah melakukan program CSR mereka ke SMA/SMA maupun ke masyarakat dalam upaya mempromosikan kepada siswa , orang tua, maupun masyarakat tentang apa yang bisa diberikan kepada siswa yang nantinya akan menjadi calon mahasiswa dari Perguruan tinggi tersebut dan menunjukkan secara tidak langsung kualitas dari perguruan tinggi tersebut. Dari pelaksanaan program CSR ini sebagian besar menunjukkan kenaikan dalam intake mereka sekitar 5%-20% , meskipun ada satu perguruan tinggi yang tidak mengalami kenaikan , ini dikarenakan tren di jaman ini sudah berpindah pada bidang yang lain.

Sedangkan dari sisi Sekolah, terlihat bahwa semua sekolah baik itu SMA maupun SMK telah menerima program CSR atau dengan kata lain Program Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Perguruan tinggi. Bentuk dari program CSR yang diberikan memang bermacam macam sesuai dengan apa yang diperlukan oleh sekolah.

Dari interview yang telah dilakukan dengan sekolah, Program CSR yang dilakukan sedikit banyak berpengaruh pada keputusan siswa untuk memilih perguruan tinggi yang mana yang akan dimasuki kelak. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan program CSR tersebut siswa dapat melihat kualitas dari perguruan tinggi tersebut.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, terlihat bahwa sebagian besar perguruan tinggi sudah melaksanakan program CSR. Dalam pelaksanaannya perguruan tinggi tersebut tidak terlepas dari prinsip triple bottom line ( Suharti,2007) , dimana pelaksanaan program CSR nya tidak hanya sekedar mengerjar keuntungan semata ( profit ) , tetapi kegiatan CSR tersebut harus memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat juga tercapai ( people ). Meskipun demikian, program yang dijalankan juga memperhatikan kesejahteraan lingkungannya ( planet ) . Dengan kata lain, program yang dilaksanakan sudah berhasil memenuhi prinsip profit, people dan planet.

(11)

perguruan tinggi akan berimbas pada kenaikan intake dari perguruan tinggi tersebut ( Wijaya & Krismiyati, 2013)

Dari hasil penelitian dan juga Focus Group Discussion dan diseminasi yang dilakukan, juga ditemukan bahwa satu hal yang terpenting dalam menentukan banyak tidaknya siswa yang akan mendaftar di perguruan tinggi tersebut adalah peran dari guru sekolah terutama peran dari guru BK ( Bimbingan Konseling ) yang biasanya sangat besar pengaruhnya. Siswa cenderung mendengarkan pada apa yang dikatakan oleh guru BK mereka. Oleh karena itu, dalam melaksanakan program CSR nya, suatu perguruan tinggi harus melihat apa yang dibutuhkan oleh para guru BK tersebut. Apabila kebutuhan nya terpenuhi, maka pengaruh guru BK sangat besar dalam mengarahkan siswanya ke perguruan tinggi tersebut. Untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh sekolah dalam hal ini melalui guru BK , maka pihak perguruan tinggi harus

menerapkan prinsip ― listen and Respond‖ sehingga program CSR yang diberikan dapat sesuai

dengan apa yang diperlukan oleh target audience nya ( Wijaya & Krismiyati, 2014 )

Dengan penerapan model Cycle Relation yang di kombinasikan dengan prinsip ― Listen and Respond‖ serta pelaksanaan program CSR yang berkesinambungan ( sustainability ) oleh

perguruan tinggi, maka program tersebut akan berjalan dengan baik dan akan berimbas pada peningkatan intake bagi perguruan tinggi tersebut.

PENUTUP

Secara garis besar, semua perguruan Tinggi dalam penelitian ini telah melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam berbagai bentuk mulai dari memberikan pelatihan, seminar ataupun kegiatan yang berdampak langsung terhadap masyarakat. Selain itu ada juga kegiatan yang diwujudkan melalui kegiatan beasiswa. Dengan kata lain, dalam kurun satu tahun mereka juga mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan target audience mereka dan mewujudkannya dalam berbagai bentuk kegiatan agar lebih tepat sasaran. Secara singkat, model yang diimplementasikan berpengaruh terhadap peningkatan intake perguruan tinggi karena hampir semua perguruan tinggi mengalami kenaikan intake. Selalin itu target audience, khususnya sekolah sebagai pemasok intake perguruan tinggi merasakan kontribusi nyata dari kegiatan ini. Satu hal yang paling menarik adalah seberapapun teratur dan matangnya perencanaan mereka dalam melaksanakan kegiatan CSR, peran guru di sekolah tidak bisa dipandang sebelah mata karena mereka sedikit banyak mempengaruhi siswa untuk memilih perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Dahan GS dan Senol I , β01β ― Corporate Social Responsibility in higher education institutions : Istambul Bligi University case ― American International Journal of Contemporary Research, Vol. 2 No. 3; March

Harahap ME , β01δ ― Perkembangan CSR di Indonesia ―

(12)

universities: A study of top 10 world universities‘ websites. Academic Journals http://www.academicjournals.org/AJBM

Philip G et al.,2010Trends in Global Higher Education: Tracking an Academic Revolution‖ UNESCO publication

Porter, Michael E dan Mark R.Kramer .β00β . ― The competitive advantage of corporate

Phiilantrophy‖ dalam Harvard Business Review, Desember.

Suharti, L., dan A. Donafin. 2008. Corporate Social Responsibility (CSR): Teori dan Praktek. Fakultas Ekonomi: Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Suhayati Ely , β011 ― Penerapan Corporate Social Responsibility untuk meningkatkan Citra

Universitas ― Majalah Ilmiah Unikom, Vol. 7 No. β , hal 157-166

Tanudjaya, B B .β006.,―Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia― Jurnal

Nirmala, Vol 8, No. 2 July 2006 : 92-98

Topal, R .,2009. CSR in Universities Around the World . Social Responsibility Research Network

Wijaya, LS and Krismiyati, β01γ ― MPR Strategies Modelling for increasing student‘s intake at

private universities in Central Java – Indonesia ― Reseachworld- Journal of Arts, Science and Commerce, Vol. IV, issue -3 , July

Wijaya, LS dan Krismiyati .,β01δ ― Penyusuna Model Program Corporate Social Responsibility (CSR) di Perguruan Tinggi kota Salatiga dalam upaya meningkatkan Intake Perguruan

Gambar

Gambar 1 Cycle Relation Model
Tabel 1
Tabel 2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan adanya masalah masalah seperti diatas maka penulis akan melakukakan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH PDRB, IPM, TINGKAT PENGANGGURAN DAN BELANJA PEMERINTAH

Manfaat teoritis dari penelitian berjudul "Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru dalam Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan Motivasi Belajar

Siswa membuat gambar/peta tentang letak wilayah Indonesia berdasarkan geografis dan astronomis setelah mengamati PPT video pembelajaran yang disajikan guru.. Siswa

Hasil penelitian Rizky Firmansyah (2013) yang berjudul analisis penentu sektor unggulan perekonomian dengan metode analitycal hirerarchy process (AHP) dan shift share

Upaya - upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Klaten untuk mewujudkan kesetaraan kemandirian dan kesejahteraan difabel di Kabupaten Klaten ternyata masih

Diberikan berbagai sumber belajar, siswa mampu membuat Mind Map tentang sifat dan peran koloid dalam kehidupan dengan baik.. Diberikan fenomena, siswa mampu menganalisis

Mendaki gunung merupakan kegiatan yang cukup populer di Indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah pendaki gunung semakin meningkat. Bahkan banyak orang yang sebenarnya bukan

Bahwa Rekomendasi Panwaslu Kabupaten Jayapura bersifat segera sehingga Termohon menindak lanjutinya dengan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jayapura