65 BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Kemiskinan merupakan suatu masalah yang besar dan serius yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Kemiskinan yang terjadi pada saat sekarang ini disebabkan bukan karena dari dalam diri orang miskin itu sendiri, namun juga disebabkan oleh adanya struktur yang salah yaitu struktur yang tidak adil baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun penguasa. Kemiskinan itu sendiri sering kali membuat orang miskin tersebut mejadi objek dari penindasan, diskriminasi, dan juga penghisapan oleh pihak-pihak tertentu.
Gereja yang berada di tengah-tengah masyarakat tidak dapat menutup mata terhadap kondisi kemiskinan yang sedang terjadi di masyarakat. Gereja harus mampu melaksanakan dua mandat yang diterimanya dari Allah yaitu mandat rohani serta mandat sosial. Mandat rohani mengacu pada pengutusan untuk memberikan kabar baik keselamatan melalui Yesus Kristus. Sedangkan mandat sosial mengacu pada panggilan terhadap Gereja untuk berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam masyarakat manusia, termasuk demi kesejahteraan manusia dan keadilan.
66
Pelayanan (diakonia) yang dilakukan oleh Gereja diharapakan dapat membantu orang-orang miskin keluar dari permasalahan kemiskinan dan ketidakadilan itu sendiri. Sehingga diakonia yang diharapakan untuk dapat membantu orang-orang miskin keluar dari situasi tersebut bukan diakonia yang hanya berdasarkan belas kasihan (karitatif) serta yang menjadikan orang-orang miskin menjadi objek. Diakonia yang diharapkan disini adalah diakonia yang lebih mendampingi serta memberdayakan orang-orang miskin dan menjadikan mereka sebagai subjek, sehingga mereka dapat membantu diri mereka sendiri keluar dari situasi kemiskinan dan ketidakadilan.
Berdasarkan penjelasan diatas yang dijelaskan pada bab sebelumnya tentang Upaya GBKP dalam memberdayakan ekonomi masyarakat melalui Credit Union (CU), maka dapat disimpulkan bahwa Gereja adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk melayani jemaat dan juga masyarakat. Keberadaan Gereja tidak bisa dilepaskan dari masyarakat. Sementara itu di dalam kehidupan masyarakat sendiri terdapat permasalahan sosial yang membutuhkan perhatian banyak pihak termasuk Gereja, yaitu kemiskinan serta ketidakadilan. Oleh karena itu, keberadaan Gereja tidak bisa dilepaskan dari kemiskinan dan ketidakadilan itu sendiri. Karena tugas panggilan Gereja adalah untuk melayani mereka yang miskin, tertindas dan mengalami ketidakadilan akibat sistem dan struktur yang membuat segelintir orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk menguasi segala akses kehidupan. Oleh sebab itu Gereja hadir untuk berpihak kepada yang lemah, yang tidak berdaya, yang miskin, dan yang terpinggirkan.
Credit Union (CU) merupakan kegiatan diakonia yang dilakukan oleh Gereja dalam
67
Credit Union (CU) cukup menyentuh akar dari permasalahan kemiskinan. Karena
diakonia yang dijalankan oleh Credit Union (CU) ini tidak hanya berdasarkan diakonia yang karitatif tetapi juga sudah mampu untuk melaksanakan diakonia yang bersifat reformatif dan juga diakonia yang bersifat transformatif. Credit Union (CU) yang dilaksanakan oleh GBKP tidak hanya berupa program simpan pinjam tetapi juga membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan serta mampu membebaskan masyarakat dari ketidakadilan. Credit
Union (CU) tidak menjadikan masyarakat sebagai objek dari program Credit Union (CU)
tetapi menjadikan masyarakat sebagai subjek. Credit Union (CU) tidak hanya membebaskan masyarakat dari kemiskinan dan ketidakadilan tetapi juga mampu mencegah timbulnya kemiskinan yang baru.
V.2. Saran
V.2.1. Kepada Fakultas
1. Para teolog lebih baik berpikir untuk membentuk sebuah teologi asli Indonesia. Teologi yang dibutuhkan ialah teologi yang bisa membebaskan masyrakat Indonesia dari masalah yang mereka alami seperti masalah kemiskinan dan ketidakadilan.
2. Sikap tidak peduli merupakan hal yang harus dihindari oleh Fakultas Teologi UKSW terhadap kemiskinan. Bukan hanya teori yang bisa diberikan kepada mahasiswa, tetapi juga sebuah praktek yang menjadi sarana bagi mahasiswa agar bisa melihat realitas yang ada di sekitar mereka tentang kemiskinan dan ketidakadilan. Untuk merubah cara pandang mahasiswa terhadap kemiskinan, sehingga dapat mencari jalan keluar untuk masalah tersebut.
68
untuk memberantas kemiskinan. Agama dapat bertindak ketika pihak pemerintah dan penguasa tidak eduli terhadap kemiskinan dan ketidakadilan.
V.2.2. Kepada Gereja
Gereja harus menanggulangi kemiskinan dan ketidakadilan yang terjadi disekitarnya. Gereja selama ini hanya sibuk dengan urusan institusi dan berbagai kepentingan dirinya sendiri. Hal ini membuat lupa hakikat panggilannya di tengah masyarakat. Bukan sikap moralis yang terus saja dibicarakan kedapa jemaat, tetapi harus aktif untuk pembebasan kemiskinan dan ketidakadilan.
V.2.3. Kepada Parpem GBKP