• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kebiasaan Menonton Televisi dengan Prokrastinasi Siswa Kelas V SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga T1 132008606 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kebiasaan Menonton Televisi dengan Prokrastinasi Siswa Kelas V SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga T1 132008606 BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2000). Disini proses interaksi

dengan lingkungan hidup menjadi tekanan yang utama. Proses interaksi ini

melahirkan pengalaman-pengalaman hidup. Belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku seperti yang diharapkan. Suatu aktifitas yang tidak

menghasilkan perubahan tingkah laku banljah proses belajar. Artinya,

seseorang yang berkata telah belajar, tetapi tidak menunjukkan perubahan

tingkah laku berarti ia belum belajar.

Dalam perjalanan hidup, individu mengalami perkembangan

(development), yaitu proses perubahan yang berlangsung terus-menerus sejak terjadinya pembuahan (conception) hingga meninggal dunia. Perubahan dalam perkembangan individu terjadi karena kematangan (maturation) da belajar (learning).Kematangan adalah perubahan-perubahan pada diri individu sebagai hasil dari pertumbuhan fisik atau perubahan biologis

daripada seabagai perubahan melalui pengalaman.Sedangkan belajar

permanen adalah perubahan tingkah laku pada diri individu yang bersifat

relative permanen dan terjadi sebagai hasil pengalaman.Kombinasi dari

(2)

Yelon and Weinstein (dalam Wahyudin, 2009). Lima prinsip

perkembangan individu menurut Yelon dan Weistein (dalam Wahyudin, 2009)

yaitu: (a) Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak perubahan

hingga meninggal, (b) Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda,

tetapi pada umumnya mempunyai perkembangan normal, (c) Semua aspek

perkembangan yang bersifat fisik, sosial, mental an emosional yang saling

berhubungan, (d) Arah perkembangan individu dapat diramalkan, (e)

Perkembangan berlangsung secara bertahap, setia tahap mempunya karakteristik

tertentu, sejalan dengan usia dan berlangsung terus – menerus.

Hakikatnya pendidikan berlangsung sepanjang hayat.Dalam konteks ini,

pendidikan dapat berlangsung di dalam berbagai lingkungan, yaitu di dalam

lingkungan informal (keluarga), lingkungan formal (sekolah), dan lingkungan non

formal (masyarakat). Adapun dalam Pasal 13 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang “

Sistem Pendidikan Nasional “ dinyatakan bahwa “jalur pendidikan terdiri atas

pendidikan formal, informal, dan nonformal”.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan

utama.Dikatakan sebagai pendidikan yang pertama karena pertama kali anak

mendapatkan pengaruh pendidikan dari dan di dalam keluarganya (dalam

Wahyudin, 2009).Sedangkan dikatakan sebagai pendidikan yang utama

karena sekalipun anak mendapatkan pendidikan dari sekolah dan

masyarakatnya, namun tanggung jawab kodrati pendidikan terletak pada

(3)

dalam keluarga adalah (a) sebagai peletak dasar pendidikan anak, dan (b)

sebagai persiapan ke arah kehidupan anak dalam masyarakatnya.

Karakteristik pendidikan keluarga yang tergolong pendidikan informal antara

lain : (a) tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan

karakter; (b) peserta didiknya bersifat heterogen; (c) isi pendidikannya tidak

terprogram secara formal / tidak ada kurikulum tertulis; (d) tidak berjenjang;

(e) waktu pendidikan tidak terjadwal secara ketat, relative lama; (f) cara

pelaksanaan pendidikan bersifat wajar; (g) evaluasi pendidikan tidak

sistematis dan insedental; (h) credentials tidak ada dan tidak penting.

Masa anak-anak di dunia modern dianggap sebagai sebuah

kategori penting dan berpengaruh dalam berbagai bidang sosial.Pendidikan

anak di dunia modern sebagai salah satu hal yang menghadapi berbagai

masalah dan hambatan. Kajian terhadap norma-norma social menunjukkan

bahwa di masa anak-anakmemainkan peran penting dalam menciptakan

penyimpangan social atau penyakit-penyakit psikis pada usia remaja dan

pemuda (dalam Wahyudin,2009). Dalam proses itu, dapat disinggung dampak

media-media visual seperti TV, sinema, video, parabola, dan computer.

Hampir semua anak duduk rapi di depan layar televisi dan suara

TV sudah menjadi bagian dari lingkunganmereka sepanjang sarana itu

menyala. Dua pertiga anak secara sadar mengikuti acara TV dan sekitar usia

2,5 tahun mereka menjadi pemirsa setia dan mengikuti berbagai program TV.

Menonton televisi dapat menstimulasi siswa untuk membaca buku yang isi

(4)

dapat membentuk sebuah kebiasaan seseorang. Tingkat pengetahuan

seseorang akan terlihat berbeda antara yang sering menonton tayangan

televisi dan yang tidak menonton.Dalam keluarga, anak tumbuh dan

berkembang. Membiarkan anak menonton TV secara berlebihan, berarti

membiarkan tumbuh kembang dan pendidikan anak terganggu. Orang tua

juga berkewajiban untuk memantau kegiatan belajar anak di rumah.

Perkembangan si anak tidak bisa terlalu dibebankan pada sekolah saja. Begitu

besarnya peran dan daya pikat yang dibuatnya membuat pengaruh TV sering

amat dominan dalam kehidupan anak.Bahkan akibat lebih ekstrim, TV

dianggap anak-anak sebagai panutan.

Ada hal yang sangat menggelisahkan saat menyaksikan

tayangan-tayangan TV. Hampir semua stasiun televisi, banyak menayangkan program

acara (terutama sinetron) yang mengandung unsur kekerasan (sadisme),

pornografi, mistik, dan kemewahan (hedonisme). Tayangan-tayangan tersebut

terus berlomba demi rating tanpa memperhatikan dampak bagi pemirsanya.

Kegelisahan itu semakin bertambah karena tayangan-tayangan tersebut

dengan mudah bisa dikonsumsi oleh anak-anak.Hal yang lebih

mengkhawatirkan lagi, kebanyakan orang tua tidak sadar dengan kebebasan

media yang kurang baik terhadap anak-anak.Anak-anak tidak diawasi dengan

baik saat menonton televisi.Dengan kondisi ini, sangat dikhawatirkan

dampaknya bagi perkembangan anak-anak, yaitu dengan adanya penundaan

(5)
(6)

Penundaan atau prokrastinasi adalah fenomena yang umum,

seseorang yang melakukan prokrastinasi biasa disebut Prokrastinator.

Berdasarkan pengamatan awal di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga

khususnya kelas 5, terdapat beberapa tanggapan dan alasan ketika seluruh

siswa ditanya tentang berapa jam siswa menonton acara TV dalam sehari.

Jawaban yang dilontarkan sangat variasi, ada yang menjawab kurang dari 4

jam, ada yang 4 sampai 5 jam dalam sehari. Saat ditanya tentang acara atau

tayangan yang paling disukai berapa kali siswa melihatnya, jawabannya pun

sangat beragam ada yang kurang dari 3 judul tayangan dalam sehari, ada yang

cuma melihat 2 judul tayangan dalam sehari, ada pula yang menjawab lebih

dari 4 tayangan dalam sehari. Durasi anak dalam menonton TV sangat

bervariasi, ada yang menjawab lebih dari 6 jam sehari, ada yang kurang dari 4

jam sehari kebanyakan acara yang di tonton oleh anak-anak adalah film

kartun mulai dari dragon baal, spongbob, upin dan ipin, ultramen. Apakah

siswa sering menunda pekerjaan rumah atau tugas yang telah diberikan.

Jawabannya pun beragam ada yang menjawab menunda mengerjakan tugas

karena ada acara TV yang paling disenangi, ada yang sama sekali lupa kalau

ada tugas.

Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda

dalam memulai maupun menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan

dengan melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga pekerjaan

(7)

sering terlambat dalam menghadiri pertemuan-pertemuan (Solomon &

Rothblum,1984; dalam Ferari, 1995).

Prokrastinasi ini biasanya didefinisikan sebagai sebuah sifat

atau perilaku kecenderungan untuk menunda atau memperlambat

melakukan tugas atau keputusan (Milgram dkk 1998; Haycock dkk

1998; Kachgal dkk 2001). Prokrastinasi akademik banyak berakibat

negatif, karena melakukan penundaan banyak waktu terbuang dengan

sia-sia tugas menjadi terbengkalai bahkan bila diselesaikan hasilnya

menjadi tidak maksimal.Penundaan juga bisa mengakibatkan seseorang

kehilangan kesempatan dan peluang yang datang.

Banyak upaya yang dilakukan untuk menghindarkan segi negatif

dari TV.Dengan TV dapat menjadi bagian kecil dari keseimbangan hidup

anak.Anak-anak punya waktu cukup untuk bermain dengan teman-teman dan

mainannya, punya waktu cukup untuk membaca cerita dan istirahat/tidur,

punya waktu untuk berjalan-jalan dan menikmati makan bersama keluarga.

Hasil penelitan Kurniawati dyah (2007) Dengan judul hubungan

kebiasaan menonton televise dengan prokastinasi dengan sempel 90

orang.menonton acara televise seperti ultramen,spongbob banyak

mengundang dampak negative dari pada positif,dengan nilai koofisien

kolerasi 0,758 kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara menonton

televise dengan prokastinasi.

Penelitian Anisa Wati (fakultas psikologi universitas sultan agung

(8)

semarang menunjukan bahwa ada hubungan positif antara menonoton televise

dengan prokastinasi koefisien determinan (R2) sebesar 0,525 yang

menunjukan bahwa 2,5% dari prokastinasi pada siswa yang sering nenonton

televise,sedangkan 47,5 % lainya dipengaruhi variable lain. Dari kajian di

atas peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul yang sama.

Televisi sebagai mediatelekomunikasi terkenal yang berfungsi

sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara.Anak yang

mempunyai kebiasaan menonton apakah berhubungan terhadap Prokastinasi

anak tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang Hubungan menonton

TV terhadap Prokrastinasi siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 04

Salatiga.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : “ Adakah hubungan yang signifikan antara kebiasaan menonton TV

Dengan Prokrastinasi siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga

pada semester II Tahun Ajaran 2012 / 2013? ”

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai

(9)

“ Untuk mengetahui signifikansi hubungan kebiasaan menonton TV

denganprokrastinasi siswa kelas 5 di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga pada

semester II Tahun Ajaran 2012 / 2013

1.4Manfaat Penelitian

Segala sesuatu yang dimulai dengan prosedur mempunyai

keguanaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian juga

halnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun manfaat yang

diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan manfaat praktis

pada masyarakat luas, khususnya di bidang pendidikan.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dibidang

pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pengaruh kebiasaan

menonton TV terhadap prestasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan bagi sekolah agar hasil penelitian ini dapat dijadikan

masukan untuk mengetahui tingkat kebiasaan siswa dalam menonton

acara TV sesuai tingkat waktu dan penundaan tugas yang

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,

Agar dihadiri oleh Direktur perusahaan atau penerima kuasa Direktur dengan membawa data-data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifikasi yang Saudara sampaikan pada

Pemerintah desa juga berusaha untuk menunjukkan transparasi dan akuntabilitasnya kepada masyarakat untuk melakukan Pengelolaan Keuangan desa yang baik dan

Narasumber pelatihan Pusat Studi Kebijakan Pendidikan dan Pusat Penelitian Pendidikan Dasar dan Menengah Lemlit

[r]

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah menimbang berat gabah organik sebelum penggilingan untuk mengetahui berat beras kepala, pecah, menir, dedak dan sekam

Dan Dia membentangkan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat pelaku kejahatan pada malam hari sampai matahari terbit dari tempat