• Tidak ada hasil yang ditemukan

PR-13 Penanganan Kerusakan Kapal pada Waktu Kandas atau Terdampar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PR-13 Penanganan Kerusakan Kapal pada Waktu Kandas atau Terdampar"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PUSAT PENELITIAN LAUT

DALAM

ID : P2LD-PR-BSP-13 Rev : 00

PROSEDUR

Tgl. Berlaku : 2 Agustus 2016

PENANGANAN KERUSAKAN

KAPAL/DARURAT SAAT KAPAL

TERDAMPAR/KANDAS

Halaman : 1 dari 4

1. Ruang Lingkup

Kapal kandas ( agrounding ) pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat, asap dicerobong mendadak menghitam, badan kapal bergerak dan kecepatan kapal berubah kemudian berhenti mendadak. Pada saat kapal kandas tidak bergerak, posisi kapal akan sangat tergantung pada permukaan dasar laut atau sungai dan situasi di dalam kapal tentu akan tergantung juga pada keadaan kapal tersebut. Pada kapal kandas terdapat kemungkinan kapal bocor dan menimbulkan pencemaran atau bahaya tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak dapat diatasi. Sedangkan bahaya kebakaran tentu akan dapat saja terjadi apabila bahan bakar atau minyak terkondisi dengan jaringan listrik yang rusak menimbulkan nyala api dan tidak terdeteksi sehingga menimbulkan kebakaran. Kemungkinan kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat saja terjadi karena situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat tarjadi perubahan posisi kapal.

2. Tujuan

Pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat, dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi kerugian lebih lanjut atau semakin besar pada saat kapal kandas.

3. Acuan

 Undang-Undang No 17 tahun 2008, tentang pelayaran  Undang-Undang No 21 tahun 1992, tentang pelayaran  Health and Safety work Act, 1974

 IMO (International Marine Organization)  Marpol (Marine Polution)

 SOLAS 1974, amandement 2010 Manila

4. Definisi

Kapal kandas ( agrounding ) pada umumnya didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat, asap dicerobong mendadak menghitam, badan kapal bergerak dan kecepatan kapal berubah kemudian berhenti mendadak.

5. Penanggungjawab

 Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI  Kepala Bidang Sarana Penelitian

 Kepala Sub Bidang Sarana Teknis  Koordinator Penelitian

 Kepala Bagian Tata Usaha  Kasubag Keuangan  Nakhoda

6. Pelaksana

 Koordinator Penelitian  Tim Tanggap Darurat

(2)

PUSAT PENELITIAN LAUT

DALAM

ID : P2LD-PR-BSP-13 Rev : 00

PROSEDUR

Tgl. Berlaku : 2 Agustus 2016

PENANGANAN KERUSAKAN

KAPAL/DARURAT SAAT KAPAL

TERDAMPAR/KANDAS

Halaman : 2 dari 4

 Staf Penyiaga Teknis Sub Bidang Sarana Teknis  Staf Penyiaga Operasional Sub Bidang Sarana Teknis  Nakhoda, KKM dan Crew Kapal

7. Waktu

 Nakhoda atau perwira jaga harus segera mengambil tindakan-tindakan sesaat setelah kapal selama 1 (satu) jam.

 Penegasan segera setelah kandas/tersangkut selama 1 (satu) jam (memberikan informasi melalui VHF Telex, Facsimile dan Telepon Satelit).

 Muster station dalam waktu singkat (± 15 menit) atau Nakhoda harus segera mengkoordinasi tim komando di anjungan navigasi.

 Menyelamatkan Keselamatan Jiwa Manusia

8. Tempat

 Diatas Kapal (lokasi pelayaran/survey)

 Pelabuhan Setempat / lego jangkar (tempat kejadian)

9. Langkah

1) Nakhoda atau perwira jaga harus segera mengambil langkah-langkah sebagi berikut :  Stop mesin induk (M/E) jika memang bisa (jangan dimundurkan mesin sebelum

keadaan menjadi jelas);  Segera beritahu Nakhoda;

 Perintahkan melaksanakan pos keadaan darurat melalui pengeras suara atau alarm- alarm;

 Beritahu Engine Control Room (jika ECR dalam sistem UNMANNED, beritahu KKM);

 Hidupkan lampu-lampu dek (kalau kejadian pada malam hari);

 Tarik perhatian kapal-kapal di sekitarnya dengan cara apapun,VHF Channel 16, isyarat lampu atau kirim peringatan marabahaya atau komunikasi segera menurut keperluan;

 Kibarkan isyarat Internasional yang mengatakan kapal sedang kandas dan hidupkan lampu isyara.

2) Nakhoda atau perwira jaga di anjungan harus segera memeriksa segala sesuatu kelayakan sesuai check list dokumen model 5 (Kandas/Tersangkut) dan mencatatnya.

3) Nakhoda harus segera membentuk “ Tim Komando” di anjungan dan segera pula memerintahkan pemberlakuan pos keadaan darurat.

4) Berikan prioritas utama pada operasi-operasi SAR (Search And Rescue) jika ada yang luka-luka atau orang yang hilang.

5) Dalam hal kapal lain perlu bantuan untuk menyelamatkan jiwa manusia, segera berikan bantuan asalkan hal itu tidak membahayakan kapal sendiri.

(3)

PUSAT PENELITIAN LAUT

DALAM

ID : P2LD-PR-BSP-13 Rev : 00

PROSEDUR

Tgl. Berlaku : 2 Agustus 2016

PENANGANAN KERUSAKAN

KAPAL/DARURAT SAAT KAPAL

TERDAMPAR/KANDAS

Halaman : 3 dari 4

6) Jika di perlukan minta bantuan pihak darat atau kapal-kapal lain di sekitar kejadian untuk menyelamatkan orang yang luka-luka atau hilang.

7) Komando ditempat kejadian :

 Mualim I harus segera pergi ke tempat tabrakan diikuti oleh seorang ABK atau lebih untuk memeriksa dan memastikan hal-hal berikut dan melaporkan temuan-temuannya kepada Tim Komando di tempat kejadian;

 Permintaan pengadaan kelompok kerja, anggota dan kelompok pembantu yang diperlukan untuk hal-hal berikut, harus ditunjukkan kepada Tim Komando.

8) Penilaian Musibah :

 Dengan menilai jenis, besarnya, dan lokasi kerusakan yang terjadi maka Nakhoda harus dapat mempertimbangkan untuk melaksanakan hal-hal berikut :  Setelah memastikan bagian yang kandas, jenis dan besarnya kerusakan,

kemungkinan adanya ancaman bahaya harus dipertimbangkan atas hal berikut; a) Resiko terbalik atau pecahnya lambung disebabkan perubahan pasang atau

arus laut;

b) Mengecek keadaan stabilitet saat ini, kemiringan lambung atau menurunnya stabilitet jika Ballast ditambah atau di pindahkan;

c) Perubahan sudut kemiringan lambung dan cepatnya penurunan stabilitet yang disebabkan pemompaan bahan bakar minyak dari tangki yang bocor ke tangki lain untuk mencegah pencemaran oleh minyak;

d) Pengaruh cuaca yang di ramalkan atau perubahan cuaca saat ini terhadap stabilitet.

 Jika ada ancaman bahaya maka pertimbangan harus dilakukan terhadap hal sebagai berikut :

a) Jika ada kekhawatiran akan terbalik maka penumpang dan ABK harus segera di perintahkan untuk meninggalkan kapal sesuai “ Prosedur pada waktu meninggalkan kapal “;;

b) Jika ada kekhawatiran terbalik atau pecahnya lambung diakibatkan perubahan kondisi laut dan cuaca, maka operasi-operasi pencegahan bahaya-bahaya tersebut harus segera dilakukan, seperti penambahan/pengurangan Ballast, pemindahan minyak, pemindahan muatan dan lain-lain;

c) Jika bantuan pihak luar bisa didapat (seperti kapal tunda, dan lain-lain) maka untuk mencegah terbalik atau pecahnya lambung permintaan pertolongan penyelamatan harus dibuat sesuai dengan “Prosedur Untuk Membuat Kontrak Penyelamatan”.

 Jika bahaya tidak terlalu mengancam maka pertimbangan perlu diambil terhadap hal- hal sebagi berikut :

a) Walaupun dapat/bisa melepaskan diri dari kandas dengan usaha sendiri, namun usaha ini baru boleh dimulai setelah menerima instruksi dari perusahaan; b) Jika diperhitungkan bahwa melepaskan diri dari kandas sulit untuk dilaksanakan

sendiri dalam keadaan sekarang, maka harus segera dihitung kekurangan

(4)

PUSAT PENELITIAN LAUT

DALAM

ID : P2LD-PR-BSP-13 Rev : 00

PROSEDUR

Tgl. Berlaku : 2 Agustus 2016

PENANGANAN KERUSAKAN

KAPAL/DARURAT SAAT KAPAL

TERDAMPAR/KANDAS

Halaman : 4 dari 4

daya apung dan daya tarik mesin induk (HP) dan dilaporkan pada perusahaan untuk meminta pertolongan penyelamatan (salvage);

c) Untuk mempertahankan keadaan sudut kemiringan lambung, kekuatan struktur dari lambung, maka penambahan/pengurangan Ballast serta pemindahan minyak yang dianggap perlu harus dilakukan;

d) Untuk mengantisipasi kemungkinan operasi pengapungan kembali akan berlangsung lama, maka persediaan air tawar dan bahan makanan harus diperiksa dan bila penambahan, harus segera minta penambahan pesediaan;

e) Pengukuran kedalaman air di sekitar kapal dan pengukuran (sounding) air got dan tangki- tangki harus dilaksanakan secara terus menerus dan teratur.

9) Penyimpanan dokumen-dokumen berupa :

 Diagram lintasan kapal sampai terjadi kandas;  Peta-peta Nautis yang dipakai;

Log Book dek/mesin, Book S/B, Log Kemudi, Log Radar, Watch Log, Buku olah gerak;

 Kertas rekaman “ telegraph logger “ Kertas rekaman “ echo sounder “ Kertas rekaman “ course recorder “;

 Peta cuaca;

 Schema kerusakan lambung.

10) Nakhoda harus menyiapkan Laporan Kerusakan ( Damage Report) yang menyatakan rincian kejadian, dan ajukan bersama-sama dengan Checklist kapal kandas kepada perusahaan.

11) Selesai.

Referensi

Dokumen terkait

Salam sejahtera, teriring doa semoga BapakJIbu se.nantiasa berada daJam Iindungan Tuhan Yt\IIE dalam menjalankan tugas pengabdian kepada Bangsa dan Negara. Dalam rangka

Tujuan penerapan teknologi bagi perusahaan adalah untuk mendapatkan rantai nilai dari teknologi informasi yang bermanfaat dalam semua aspek bisnis yang berorientasi

tnmi daerah adalah perlu kepemimpinan yang kuat pada tingkat pertama dengan 5isi yang jelas" Selain itu tnmi daerah. memerlukan pr*esinalisme dalam

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul ”Aplikasi Steganografi

Oleh sebab itu, strategi yang perlu diusung adalah fokus pada pengembangan iptek yang sesuai realita kebutuhan dan/atau menjadi solusi bagi persoalan nyata sehingga: (1)

Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka waktu yang diperlukan dari

Melalui hasil penelitian ini, diharapkan lembaga memperoleh masukan, gambaran, serta informasi yang berkaitan dengan Implementasi “T he Hidden Curriculum ” Aspek Lingkungan

Observasi yakni mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sedangkan tes hasil belajar IPS dilakukan setelah proses pembelajaran