SKRIPSI
Oleh:
MAMIK NUR LAILIYAH NIM : D37211053
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
ix
dilihat dalam pencapain ketuntasan yang diperoleh 58 dengan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi membaca puisi cenderung pasif dan tidak semangat dalam kegiatan belajar mengajar, dikarenakan guru kurang menggunakan media atau metode dalam pembelajaran.adapun cara untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melalui media kantong pintar bahasa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penerapan Media Kantong Pintar Bahasa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di MI Darus Salam Gresik? 2) Bagaimana peningkatan kemampuan membaca puisi siswa kelas V MI Darus Salam Gresik dengan menggunakan Media Kantong Pintar Bahasa? Tujuan dari penelitian sesuai dengan rumusan masalah diatas melalui media kantong pintar bahasa diharapkan dapat dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas V MI Darus Salam Wringinanom Gresik.
Metode Penelitian ini terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan/pelaksanaan, obsevasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Darus Salam Wringinanom Gresik tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 20 terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Variabel penelitian berlangsung sebanyak 2 siklus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa, aktivitas guru dan keterampilan siswa dalam membaca puisi. Siklus I rata-rata aktivitas guru 69 dengan kategori cukup, siklus II 87,5 dengan kategori sangat baik. Sedangkan aktivitas siswa siklus I rata-rata 61 dengan kategori cukup, siklus II 89,4 dengan ketegori sangat baik. Hasil keseluruhan aktivitas guru dan aktivitas siswa sudah baik. Hasil keterampilan membaca puisi siklus I memperoleh rata-rata 71,75 dengan kategori cukup, siklus II 78,4 dengan kategori baik. Hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh rata-rata 69,1 dengan kategori cukup, siklus II 80,9 dengan kategori baik.
Simpulan dalam penelitian ini bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca puisi dengan menggunakan media kantong pintar bahasa dapat meningkatkan aktivitas suru, aktivitas siswa terutama keterampilan siswa dalam membaca puisi. Disarankan agar guru melaksanakan refleksi mengenai pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
xii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi
HALAMAN PERNYATAAN ... vii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... viii
ABSTRAK ... ix
2. Aspek-aspek keterampilan berbahasa ... 11
3. Hubungan Membaca dengan Ketiga Aspek Beterampilan Berbahasa ... 13
4. Pengertian Membaca ... 15
5. Pengertian keterampilan membaca ... 16
xiii
2. Ciri-ciri Puisi ... 24
3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Saat Membaca Puisi ... 26
4. Langkah-langkah dalam Menulis Puisi ... 28
5. Teknik Pembelajaran Menulis Puisi ... 29
C. Media Pembelajaran ... 30
1. Pengertian Media ... 30
2. Manfaat Media Pembelajaran ... 31
3. Media Kantong Pintar Bahasa ... 32
4. Tujuan Media Kantong Pintar Bahasa ... 33
5. Langkah-langkah Media Kantong Pintar Bahasa ... 33
6. Keunggulan dan Kelemahan Media Kantong Pintar Bahasa. ... 37
D. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI ... 37
1. Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI ... 37
2. Materi Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ... 41
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 48
A. Metode Penelitian... 48
B. Setting Penelitian ... 50
C. Variabel yang Diteliti ... 50
D. Rancangan Tindakan ... 51
1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas I ... 52
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 56
E. Data dan Cara Pengumpulan ... 60
1. Sumber data ... 60
2. Teknik Pengumpulan Data ... 60
F. Indikator Kinerja ... 61
xiv
2. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 71
3. Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 75
a. Hasil belajar siswa siklus I ... 75
b. Hasil keterampilan membaca puisi Siklus I ... 79
4. Refleksi Peneliti tentang Hasil Penelitian ... 84
C. Hasil Penelitian Siklus II ... 86
1. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 89
2. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 95
3. Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 99
a. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 99
b. Hasil keterampilan membaca puisi Siklus II ... 103
4. Refleksi Peneliti tentang Hasil Penelitian ... 108
D. Pembahasan ... 110
1. Deskripsi Perubahan Aktivitas Guru ... 110
2. Deskripsi Perubahan Aktivitas Siswa ... 112
3. Deskripsi Perubahan Hasil Belajar Siswa ... 114
4. Deskripsi Hasil Keterampilan Membaca Puisi ... 115
5. Refleksi Pelaksanaan Tindakan dalam Pembelajaran ... 117
BAB V PENUTUP ... 119
A. Simpulan ... 119
B. Saran ... 121
DAFTAR PUSTAKA ... 122
xv
Tabel 4.3 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 71
Tabel 4.4 Tabel Kriteria Nilai ... 74
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 76
Tabel 4.6 Hasil Keterampilan Membaca Puisi ... 80
Tabel 4.7 Keterangan Skor ... 81
Tabel 4.8 Observasi pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 90
Tabel 4.9 Kriteria Nilai ... 92
Tabel 4.10 Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 95
Tabel 4.11 Kriteria Nilai ... 98
Tabel 4.12 Hasil Nilai Belajar Siklus II ... 100
Tabel 4.13 Hasil Keterampilan Membaca Puisi ... 104
xvi
xvii
2. Lembar Instrumen Validasi RPP ... 126
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II ... 127
4. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I dan II ... 128
5. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I dan II ... 129
6. Surat-Surat Penelitian... 130
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan termasuk hal yang terpenting dan termasuk faktor yang
terpenting pula dalam membangun negara indonesia, pendidikan juga merupakan faktor yang sangat menentukan bagi terlaksananya suatu tujuan hidup bangsa.
Begitu pentingnya pendidikan bagi bangsa ini. Dan untuk mencapai tujuan yang maksimal maka pendidikan atau pembelajaran harus disusun sebaik mungkin
demi terlaksanannya tujuan pendidikan secara optimal.1
Pendidikan juga tidak bisa terlepas dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan pemerintah,disini peran orang tua sangat dibutuhkan untuk
menunjang kreatiffitas dan kemampuan peserta didik karena pertama kali anak mendapatkan pengetahuan dan bimbingan dari orang tua atau keluarga, dan di lanjutkan ke jenjang sekolah TK, SD sampai ke jenjang perkuliahan, semata-mata
orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang pintar dan memperoleh pengetahuan yang luas. melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan yang
berlangsung disekolah dan diluar sekolah baik formal, nonformal,maupun informal yang dilakukan sepanjang hayat untuk mempersiapkan peranan dalam berbagai masalah hidup secara tepat pada masa yang akan datang.
Bahasa merupakan produk budaya yang berharga dari generasi ke generasi berikutnya. Bahasa adalah hasil budaya yang hidup dan berkembang dan harus
1
dipelajari. Seorang anak manusia yang tidak pernah diajar berbicara, maka tidak akan pernah memiliki kemampuan berbicara. Contoh konkret; sejak bayi seorang
anak yang hidup di lingkungan srigala, maka anak tersebut tidak pernah mempunyai kemampuan berbicara dan bahkan tidak mampu berfikir sebagaimana
layaknya anak manusia. Dengan bahasa manusia dapat memberi nama segala sesuatu yang pernah dialami, diamati, baik yang tampak maupun tidaak tampak. Nama-nama tersebut tersimpan dalam memori dan menjadi pengalaman,
kemudian diolah dan dipikirkan kemudian menjadi pengalaman, kemudian diolah
dan dipikirkan kemudian menjadi pengertian.2
Menurut Teilhard seorang peneliti bahsa : “pada diri manusia ada
kemampuan otak yang kodrati untuk melaksanakan refleksi dan kebebasan,
kemampuan ini akan berkembang apabila dibudayakan melalui
lingkungan.”selanjutnya menurut Chaucard menyatakan : “apabila seorang anak tidak mengadakan kontak dengan manusia lain, maka pada dasarnya dia bukan
manusia, bentuknya manusia namun, tidak bermartabat manusia.3
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Melalui komunikasi siswa
dapat mengungkapkan gagasan, ide, dan pendapatnya tentang sesuatu kepada
2
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2012),Hal,3.
3
orang lain. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, maka kemampuan berkomunikasi harus dilatih melalui belajar. Tugas guru adalah memberikan
pengalaman berbahasa secara langsung kepada siswa. Guru juga dapat mengembangkan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai
kegiatan berbahasa, sumber belajar, bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didik.
Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang standar isi (BNSP 2006: 329)
menyebutkan salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yakni meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Untuk mewujudkan kemampuan dasar berbahasa di Sekolah Dasar, maka pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan kemampuan berkarya yang terdiri atas empat aspek yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca
dan menulis. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD khususnya kelas V maka peneliti memilih salah satu komponen berbahasa adalah keterampilan membaca. Membaca adalah salah satu
keterampilan berbahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI yang harus dilatihkan guru kepada siswa. Dalam dunia pendidikan, keterampilan
bahwa kemampuan membaca yang tinggi dapat membawa dampak positif bagi kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran yang lain.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Darus Salam kecamatan Wringinanom kabupaten Gresik pada
tanggal 13 oktober 2014 masih banyak siswa yang belum mampu membacakan sebuah puisi dengan baik. Dari 20 siswa yang ada dalam kelas V hanya 30% siswa yang mampu membacakan sebuah puisi dengan baik. Khususnya pada
kompetensi dasar “Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat”
Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran membaca puisi
belum mendapatkan hasil yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah, hal tersebut juga terjadi pada sekolah MI Darus Salam Gresik dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia masalah ini terjadi karena guru
terlalu sering menggunakan metode ceramah saat proses pembelajaran berlangsung tidak adanya media yang di tampilkan saat proses pembelajaran yang
menyebabkan peserta didik merasa bosan dan jenuh saat pembelajaran berlangsung, khususnya pada pembelajaran membaca puisi siswa kelas V.
Dari penjelasan di atas peneliti sangat ingin merubah kegiatan proses
belajar mengajar ini dengan menggunakan media kantong pintar diharapkan siswa tidak malas saat menerima pelajaran bahasa indonesia dan menjadikan
Berdasarkan idealitas dan realitas di atas untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan menerapkan media kantong pintar bahasa. Untuk
selanjutnya penelitian ini diberi judul “Penggunaan Media Kantong Pintar
Bahasa untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Puisi pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa kelas V MI Darus Salam Gresik”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan media kantong pintar bahasa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di MI Darus Salam Gresik ?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca puisi siswa kelas V MI
Darus Salam dengan menggunakan Media Kantong Pintar Bahasa ?
C. Tindakan yang di Pilih
Tindakan yang dipilih untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi
dengan penggunaan media kantong pintar. Penggunaan media ini memberikan tujuan agar siswa lebih semangat dalam belajar , tidak malas dalam menerima pelajaran Bahasa Indonesia dan memberikan nuansa baru dalam proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Dengan menggunakan media ini diharapkan siswa juga lebih antusias dalam menerima pelajaran Bahasa Indonesia
khususnya materi tentang Puisi
hubungan kerja sejawatan. Guru dan mahasiswa dapat melakukan PTK secara
Kolaboratif yaitu mereka melakukan penelitian secara bersama.4
Dengan demikian peneliti dapat memungkinkan mencari fakta tentang suatu hal, selanjutnya guru melaksanakan tindakan yang dipilih oleh mahasiswa,
yang kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah tindakan tersebut benar-benar memecahkan masalah pembelajaran yang sedang dihadapi guru. Apabila alternatif itu dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran
dikelas, berarti media tersebut tepat.5
Prosedur pada PTK ini sebagian terkandung dalam pengertian penelitian
tindakan kelas itu sendiri yang dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart merupakan penelitian yang bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi dan refleksi yang dilakukan secara berulang.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mendeskripsikan penerapan media kantong pintar pada pelajaran Bahasa
Indonesia di MI Darus Salam
b. Mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam membaca puisi pada
pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media kantong pintar di MI Darus Salam Gresik.
4
Baswori dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008) ,hal,35. 5
E. Lingkup Penelitian
Agar peneliti ini bisa tuntas dan fokus, sehingga hasil penelitiannya akurat,
permaslahan tersebut diatas akan dubatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini :
1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas V MI Darus Salam Gresik semester
Ganjil tahun ajaran 2014/2015, karena kelas ini terdapat kesulitan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
Kompetensi Dasar : 3.3.Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru dapat meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan
b. Memberikan keterampilan dalam usaha bimbingan atau perbaikan dalam
cara-cara belajar media pembelajaran serta mengurangi hambatan yang dihadapi siswa
c. Sebagai masukkan untuk mendapatkan pengetahuan dan media baru
khususnya dalam proses pembelajaran dengan media kantong pintar untuk materi membaca puisi pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI
Darus Salam Gresik
2. Untuk siswa
b. Menumbuhkan semangat dalam mengikuti pembelajaran yang menyenangkan
c. Menanamkan sifat kreatif, keaktifan siswa dalam membacakan puisi
d. Mendapat suatu cara atau media yang tepat untuk dapat membacakan sebuah
puisi dengan baik dan benar
3. Bagi peneliti
Penelitian akan menambah pengalaman dan wawasan dalam menentukan cara
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Membaca
1. Definisi Keterampilan
Setiap orang memiliki keterampilan yang merupakan suatu talenta dari
yang maha kuasa. Sebagian orang menyadari akan keterampilan yang dimilikinya, akan tetapi sebagian lagi belum atau tidak menyadari keterampilan dalam dirinya sendiri. Definisi keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam
mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna. Menggunakan keterampilan bisa saja dengan pikiran, akal dan kreatifitas jika keterampilan itu
diasah, tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.
Setiap para ahli memiliki pandangannya sendiri mengenai definisi
keterampilan, berikut pengertian keterampilan menurut para ahli1 :
a. Menurut Gordon Keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam
mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Definisi
keterampilan menurut gordon ini cenderung mengarah pada aktivitas psikomotor
1
b. Dunette Keterampilan berarti mengembangkan pengetahuan yang didapatkan melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan
beberapa tugas
c. Menurut Iverson Keterampilan tidak hanya membutuhkan training saja,
tetapi kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang dapat lebih membantu menghasilkan sesuatu yang bernilai dengan lebih cepat
d. Menurut robbins Keterampilan dibagi 4 kategori yaitu:
Basic literacy skill (keahlian Dasar) : keahlian dasar yang sudah pasti
harus dimiliki oleh setiap orang seperti membaca, menulis, berhitung
serta mendengarkan.
Technical skill (keahlian secara teknis): keahlian secara teknis yang
didapat melalui pembelajaran dalam bidang teknik seperti
mengoperaikan komputer dan alat digital lainnya
Interpersonal skill (keahlian secara perorangan) : keahlian setiap orang
dalam melakukan komunikasi satu sama lain seperti mendengarkan
seseorang, memberi pendapat dan bekerja secara tim/ kelompok
Problem solving (pemecahan masalah) : keahlian seseorang dalam
memecahkan masalah dengan menggunakan logikannya.
Dari pendapat para ahli yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan
yang sudah dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika kemampuan dasar digabung dengan bimbingan secara intensif tentu akan dapat menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri dan orang lain.
Begitu pula dengan keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam
kepentingan sehari-hari. Manfaatnya dapat kita rasakan jika ada informasi yang ingin disampaikan kepada orang lain. Informasi yang disampaikan sangat berpengaruh dengan cara kita menyampaikan informasi tersebut. jika
keterampilan berbahasa kita baik, maka informasi yang ingin kita sampaikan akan diterima dengan baik pula. Maka dari itu perlu adanya keterampilan
berbahasa. Keterampilan berbahasa adalah keterampilan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu atau ide kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa Indonesia dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Keterampilan reseptif adalah keterampilan berbahasa yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh informasi atau ide gagasan secara lisan dan
tulisan.
b. Keterampilan produktif adalah keterampilan berbahasa yang dilakukan
oleh seseorang untuk menyampaikan informasi atau ide / gagasan secara
lisan dan tulisan.
2. Aspek – aspek Keterampilan Berbahasa
Aspek keterampilan berbahasa dibagi menjadi empat bagian yaitu :
Menyimak/mendengar adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat resepsif. Dengan demikian, mendengarkan di sini berarti bukan
sekadar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus
memahaminya.
Keterampilan menyimak juga merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusi dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Ada deskripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar yaitu interaktif dan
noninteraktif. Mendengarkan/menyimak secara interaktif terjadi dalam dalam percakapan secara tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis
dengan itu. Sedangkan mendengarkan secara noninteraktif adalah kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa mengulangi apa yang diucapkan dan tidak bisa meminta pembicara diperlambat
b. Berbicara
Keterampilan berbicara adalah kegiatan komunikasi lisan dalam
menyampaikan informasi/ pesan kepada pendengar melalui bahasa lisan. Menurut Mulyati dkk berbicara adalah keterampilan berbicara dalam menyampaikan informasi/pesan kepada orang lain dengan media bahasa lisan.
Keterampilan berbicara ini termasuk keterampilan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis
situasi berbicara yaitu interaktif, semi interaktif dan noninteraktif.2
2
Semiinteraktif kegiatan yang terjadi pada pidato dihadapan umum secara langsung.
c. Membaca
Keterampilan membaca juga termasuk keterampilan reseptif bahasa
tulis. Menurut Somadayo membaca sebagai suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis. Sedangkan menurut Tarigan mambaca sebagai suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Sesuai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pesan/ informasi yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis.
d. Menulis
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang bersifatproduktif
yang menggunakan tulisan. Menulis adalah keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara ke terampilan berbahasa lainnya karena menulis bukan
saja sekadar menyalin kata-kata atau kalimat-kalimat melainkan
mengembankan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam struktur tulisan yang teratur.3
3. Hubungan Membaca dengan Ketiga Aspek keterampilan berbahasa
a. Hubungan membaca dengan mendengarkan
3
Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang dilakukan seseorang secara lisan dalam menyampaikan sebuah informasi dengan cara
melihat sebuah teks naskah. Dalam membaca, hendaknya memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat sehingga memudahkan seseorang dalam
menerima informasi yang disampaikan. Pada saat membaca nyaring, terjadilah sebuah proses hubungan timbal balik terhadap keterampilan mendengarkan. Hubungan antar keduanya ini sangat erat karena pada sat
membaca nyaring secara langsung apa yang dibaca akan terdengar sehingga terjadilah proses kerjasama antara mulut dan telinga. Jadi informasi itu dapat
diperoleh dengan membaca (nyaring) lalu pendengaran berfungsi menangkap info tersebut.
b. Hubungan membaca dengan berbicara
Hubungan membaca dengan berbicara pada kompetensi dasar ini, menerangkan tentang hubungan membaca dengan berbicara. Membaca
dengan berbicara sangat erat hubungannya dalam keterampilan berbahasa, alasanya sangat jelas, karena pada saat seseorang siswa dihadapkan pada proses pembelajaran membaca pada seorang ssiswa diwajibkan untuk
menyebutkan/menceritakan kembali isi bacaan yang dibacanya.
c. Hubungan membaca dengan menulis
memberikan tugas dengan menyuruh siswa mengarang/menulis sebuah karangan yang behubungan atau yang sama topiknya dengan teks yang
dibacanya.
Dari keterangan diatas dapat di simpulkan bahwa keterampilan
membaca itu sangat penting, dapat kita lihat membaca sangat erat kaitannya dengan aspek keterampilan yang lainnya, dari membaca kita juga bisa
mendapatkan informasi atau pengetahuan yang banyak seperti pepatah “buku
adalah jendelah ilmu” dari membaca buku kita akan mendapatkan manfaat
yang banyak.
4. Pengertian Membaca
Menurut Crawley dan Montain membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan
tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan
metakognitif.4 Sebagai proses visual membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
literal, interpretasi, membaca kritis dan dan pemahaman kreatif.5
Membaca merupakan proses memahami dan merekonstruksi makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks
bacaan merupakan interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis
4
Sri Prastisi, Membaca (Semarang : Griya Jawi, 2009 ) hal. 2 5
antara pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta, dan informasi yang tertuang dalam sebuah bacaan. Informasi yang terdapat
dalam bacaan merupakan informasi yang kasat mata atau dapat disebut dengan sumber informasi visual.
Berdasarkan pendapat tentang membaca diatas dapat diambil kesimpulan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui kata-kata bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca merupakan suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (menghubungkan kata-kata
yang mempunyai makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna). Jadi, membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.
5. Pengertian Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa yang
harus mereka kuasai agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses
pendidikan dan pembelajaran.6 membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena
seseorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami
dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam konteks pembelajaran di kelas, peran guru dalam proses membaca antara lain
6
menciptakan pengalaman yang memperkenalkan, memelihara, atau memperluas
kemampuan siswa untuk memahami teks.7
Keterampilan membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis, membaca sebagai suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti
atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis. mambaca sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.8
Sesuai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pesan/
informasi yang disampaikan penulismelalui media bahasa tulis.
6. Tujuan Membaca
Tujuan membaca menurut Blanton dkk dan Irwin meliputi: kesenangan,
menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan strategi tertentu,
memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, mengaitkan informasi baru
dengan informasi yang telah diketahui, memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis; mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam
beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.9
7
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008) hal. 6
8
Henri Guntur Tarigan, membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa,(Bandung : Angkasa Bandung,2008) hal. 7
9
Kegiatan membaca bukan merupakan kegiatan yang tidak bertujuan. Menurut Ahuja merumuskan sembilan alasan seseorang membaca. Alasan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Untuk tertawa.
b. Untuk menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman sehari-hari.
c. Untuk menikmati kehidupan emosional dengan orang lain.
d. Untuk memuaskan kepenasaran, khususnya kenapa orang berbuat
sesuatu dengan cara mereka.
e. Untuk menikmati situasi dramatik seolah-olah mengalami sendiri.
f. Untuk memperoleh informasi tentang dunia yang kita tempati.
g. Untuk merasakan kehadiran orang dan menikmati tempat-tempat yang
belum pernah kita lihat.
h. Untuk mengetahui seberapa cerdas kita menebak dan memecahkan masalah
dari pengarang.
Menurut Anderson terdapat 7 tujuan membaca. tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or
facts).
b. Memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
c. Mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or
d. Membaca bertujuan untuk menyimpulkan isi yang terkandung dalam bacaan (reading for inference).
e. Mengelompokkan atau mengklasifikasikan jenis bacaan (reading to
classify).
f. Menilai atau mengevaluasi isi wacana atau bacaan (reading to evaluate).
g. Membandingkan atau mempertentangkan isi bacaan dengan kehidupan
nyata (reading to compare or contrast).10
Berbagai tujuan membaca yang dikemukakan di atas, merupakan tujuan yang bersifat khusus. Tujuan membaca secara umum adalah memperoleh
informasi, mencakup isi, dan memahami makna yang terkandung dalam bahan bacaan. Dengan membaca, seseorang dapat memperluas wawasan dan pengetahuan.
7. Teori Membaca
Berdasarkan pendekatan konseptual, muncul teori membaca Goodman yang memandang bahwa membaca “ sebagai proses komunikasi” dengan dasar
titik tolaknya pada linguistik terapan, yaitu sebagai sesuatu yang mengandung pesan. Prinsip pengajarannya adalah :
- Membaca selalu melibatkan level karena membaca selalu mengungkapkan
sesuatu
- Paparan bahasa dalam tulisan harus diperhatikan
10
- Membaca dan menulis permulaan tidak diperkenankan menggunakan kosa kata yang terlalu rumit
- Bahasa yang digunakan sudah dikenal
- Hindari penggunaan gambar untuk menerangkan makna
Kemudian goodman merevisi karyanya yang bertolak pada “ transformasi
generatif”. Dalam teorinya ia memandang membaca sebagai proses recording,
decoding, encoding, dan berakhir pada pemahaman. Pandangannya terhadap
proses membaca :
- Membaca dimulai dengan bentuk bahasa tulis
- Tujuan membaca adalah merekonstruksi makna yang ada dalam diri
pengarang
- Ada hubungan antara bahasa lisan dengan bahasa tulis
- Persepsi visual termasuk proses membaca
- Pada umumnya pembaca mampu merekonstruksi apa yang ditekankan
pengarang.11
B. Keterampilan Membaca Puisi 1. Pengertian Puisi
Puisi adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi
11
estetik suatu bahasa dan penggunaan sajak pengulangan, rima adalah yang membedakan puisi dari prosa.
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang paling tua, karya-karya besar dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi seperti mahabaratha
dan ramayana yang berasal dari India. Puisi tidak hanya dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun puis juga sangat erat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya. Menurut jabrohim puisi merupakan bentuk ekspresi dan
konsentrasi rasa dan pengalaman jiwa penyair.12 Coleridge mengemukakan
bahwa puisi adalah kata-kata yang indah dalam susunan terindah. Penyair atau pengarang memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara
sebaik-baiknya.13
Menurut Richards menyatakan puisi mengandung suatu “makna
keseluruhan” yang merupakan perpaduan antara tema penyair (yitu mengenai inti
pokok puisi itu ), perasaanya (yaitu sikap penyair terhadap bahan atau objeknya), nada (yaitu sikap sang penyair terhadap pembaca atau penikmatnya), dan amanat
(yaitu maksud dsn tujusn sang penyair).14
12
Maria Utami, Memilih Puisi Membangun Karakter,(Bandung : Bandungan Institut,2010) Hal 9-10
13
Ibid, Hal.1 14
Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang
menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya. dan
biasanya seseorang bisa menulis puisi ketika mereka dalam keadaan senang, sedih. Maka dapat disimpulkan seseorang bisa menulis puisi sesuai dengan apa yang mereka rasakan saat itu.
Banyak orang menganggap bahwa membaca puisi lebih sulit dari membaca karya-karya fiksi. Anggapan ini disebabkan karena cara dan bahasa
yang digunakan pengarang dalam puisi lebih rumit dan tidak secara langsung dapat dipahami. Kerumitan ini, disebabkan pengarangnya tidak hanya sekedar memberi keterangan, penjelasan kepada pembaca, tetapi juga harus memikirkan
bunyi bahasanya, kata-kata/diksi, irama digunakan. Bahasa dalam puisi harus mempunyai kekuatan dan mengandung makna yang dalam. Membaca puisi
bukan saja memperoleh pengetahuan, tetapi dapat menimbulkan semangat tertentu, membuat pembaca menggerakkan dan mengembangkan imajinasinya, angan-angan dan bahkan emosinya. Bahasa yang khas dan istimewah itu
kadang-kadang membuat orang awam sulit memahaminya secara seketika.15
Ada banyak macam karya puisi, ada yang mudah, sedang dan ada pula
yang sulit dipahami. Namun khusu puisi untuk anak haruslah menggunakan
15
bahsa yang sederhana dan mudah difahami, tetapi mengandung makna yang dalam.
Puisi untuk anak-anak seharusnya masih menggunakan bahasa sederhana yang maknanya menggambarkan kejadian, peristiwa dan lainnya yang
merupakan konflik/pengalaman anak sehari-hari, dalam kehidupan nyata.16 Puisi
anak SD belum menggunakan kata-kata kias, tetapi bahasanya sederhana, lugas, sesuai dengan kehidupan anak yang jujur, polos, lucu. Belum ada kebohongan di
dalamnya. Karakter/sikap ini yang perlu dibina melalui sastra di Sekolah Dasar.17
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahawa membaca puisi itu
bukanlah hal yang sulit yang menyebabkan membaca puisi itu terasa sulit karena adanya kata-kata yang tidak mudah kita fahami, maka dari itu agar kita tidak sulit dalam memmbaca puisi seharusnya dalam proses membuat puisi dengan
menggunakan kata-kata/kalimat yang mudah difahami oleh orang lain. Terutama pada anak SD puisi dibuat itu bisa dengan menggunakan kejadian sehari-hari
yang mereka alami.
Untuk anak-anak SD bisa diterapkan dalam membuat sebuah puisi dengan cara meminta siswa untuk membayangkan hal-hal/ kejadian yang
menyenangkan dari membayangkan peristiwa tertentulah kita bisa meminta siswa untuk menulis puisi yang indah sesuai dengan imajinasinya sendiri.
16
Ibid, Hal.30
17
2. Ciri-ciri Puisi
Jika menghadapisebuah puisi tidak hanya berhadapan dengan unsur
kebahasan, tetapi juga kesatuan bentuk pemikiran yang hendak diucapkan
penyair.18 Ciri-ciri kebahasaan tersebut antara lain :
a. Pemadatan bahasa
Deretan kata-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya. Larik
memiliki makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frasa juga memiliki makna yang lebih luas.
b. Pemilihan kata khas
Kata-kata yang dipilih oleh seorang penyair bukan kata-kata untuk prosa atau bahsa sehari-hari. Kata-kata yang dipilh penyair dipertimbangkan
betul dari berbagai aspek dan efek pengucapnnya. Tidak jarang kata-kata tertentu dicoret beberapa kali karena belum secara tepat mewakili pikiran dan
suara hati penyair. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan kata-kata adalah sebagai berikut :
1) Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya atau disebut pula
denngan makna konotatif.
2) Lambang adalah suatu pola arti, sehingga antara apa yang dikatakan
dan apa yang dimaksudkan terjadi hubungan asosiasi. Lambang sendiri
18
tidak langsung menunjukkan sesuatu. Penikmatlah yang menghubungkan lambang dengan apa yang dilambangkan.
3) Persamaan bunyi atau irama kemiripan bunyi antara suku-suku kata.
Bentuk-bentuk irama yang paling sering nampak ialah aliterasi (makna
konsonan), asosiasi (rima vocal), dan rima akhir.
c. Kata konkret
Penyair ingin menggambarkan sesuatu secara konkret. Oleh karena itu,
kata-kata diperkonkret. Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun pembaca sering kesulitan untuk menafsirkan maknanya.
d. Pengimajian
Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam puisinya. Pengimaian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas apa
yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa
(imaji taktil). Imaji visual menampilkan kata atau susunan kata-kata yang menyebabkan apa yang digambarkan penyair lebih jelas seperti dapat dilahat oleh pembaca. Imaji auditif adalah penciptaan ungkapan oleh penyair,
seehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang digambarkan oleh penyair. Imaji taktil adalah penciptaan ungkapan oleh
e. Tata wajah
Puisi yang mementingkan tata wajah, menciptakan puisi seperti
gambar, disebut dengan puisi konkret karena tata wajahnya membentuk
gambar yang mewakili maksud tertentu.19
3. Hal-hal yang Harus diperhatikan Saat Membaca Puisi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi adalah sebagai berikut:
a. Mimik/ekspresi
Ekpresi adalah pengungkapan atau proses pernyataan dengan
memperlihatkan maksud, gagasan dan perasaan hasil penjiwaan puisi.
b. Pantomimik/Performance/penampilan fisik
Pantomimik adalah gerak anggota tubuh. Dan penilaiannya dilakukan
terhadap kinerja, tingkah laku, atau interaksi siswa.
c. Lafal
Lafal diartikan sebagai kejelasan dan ketepatan seorang pembaca teks dalam mengucapkan bunyi bahasa seperti huruf, suku kata dan kata.
d. Jeda
Dalam membaca puisi akan menemukan tanda koma (,) dan tanda titik (.). tanda koma artinya pembacaan berhenti sebentar. Tanda titik,
artinya pembacaan berhenti agak lama. Puisi sering tidak menggunakan
19
tanda koma dan tanda titik. Oleh karena itu, kamu harus memberinya
tanda penjedaan.20 Tanda yang lazim digunakan sebagai berikut :
Tanda / : tanda untuk berhenti sebentar (jeda pendek) Tanda // : tanda untuk berhenti lama ( jeda panjang )
e. Intonasi
Setiap kata dalam puisi harus diucapkan dengan jelas dan tidak tergesa-gesa selain itu, intonasi harus sesuai dengan makna puisi. Intonasi
b) Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara.
c) Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
f. Memahami isi puisi
20
Suyatno Dkk, Indahnya Bahasa dan Sastra indonesia, (Jakarta : Pusat Pembukuan, Depertemen Pendidikan Nasional, 2008)Hal. 50
21
Kemampuan menilai dan memahami isi atau keseluruhan makna teks puisi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan saat membaca puisi yang harus diperhatikan adalah :
a) Ucapkan setiap kata demgan jelas
b) Sesuaikan kuat dan lemah, tinggi dan rendah, panjang pendeknya
nada setiap kata dengan makna katanya
c) Ekspresikan setiap kata sesuai dengan maknanya
d) Bergeraklah yang wajar sesuai dengan makna katanya
e) Pandangan mata tidak terpaku pada teks puisi yang dipegang
4. Langkah – langkah dalam Menulis Puisi
Langkah-langkah dalam menulis puisi sebagai berikut :
a. Menentukan tema
b. Merenung / menghayati tentang pesan yang akan di sampaikan
c. Memilih kata kunci yang pas untuk menggambarkan pesan
d. Mengimplementasikan pesan dalam pilihan kata yang pas
e. Perhatikan tone/ nada/permainan bunyi bahasa
Gambar 2.1
5. Teknik Pembelajaran Menulis Puisi
a. Menulis Puisi berdasarkan Objek Langsung
Dengan cara menulis puisi berdasarkan objek langsung siswa dapat
menulis puisi dengan cepat dan tepat berdasarkan objek yang dilihatnya secara langsung. Siswa menulis puisi berdasarkan objek langsung yang dilihatnya. Siswa diajak ke luar kelas untuk melihat objek yang mereka senangi
kemudian menuliskannya ke dalam puisi.
b. Menulis Puisi Berdasarkan Gambar
Menulis puisi dengan cara melihat sebuah gambar yang dilihatnya
(dalam bentuk kongkrit). Teknik ini bisa dilakukan dengan cara guru memberikan sebuah gambar, kemudian siswa mengidentifikasi sebuah gambar
tersebut dan siswa bisa menulis puisi sesuai dengan hasil identifikasinya yang dibuatnya
c. Menulis Puisi Berdasarkan Cerita
Dengan menggunakan teknik menulis puisi berdasarkan cerita siswa lebih muda dalam mengembangkan sebuah puisi, disini siswa diminta untuk
membaca sebuah cerita kemudian siswa bisa memulai untuk menulis sebuah puisi berdasarkan cerita yang sudah dibaca.
C. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara haflah berarti
“tengah”, “perantara”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara )لئ اسو( atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru,
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.22
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembeljaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajran dan penyampaianpesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik
dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.23
2. Manfaat adanya Media Pembelajaran
a. Pembelajran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajran
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
22
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT. RajaGrafindo Peersada,2013), Hal. 3 23
dan guru tidak kehabisan tenaga,apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran
d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.24
3. Media Kantong Pintar Bahasa
Media pembelajaran merupan suatu alat yang dipergunakan untuk
membantu suatu proses belajar mengajar untuk menyampaikan sebuah pesan yang akan di sampaikan guru kepada peserta didiknya. sehingga sebuah media
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat terjadi dan dapat memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.
Membeli atau membuat sebuah media pembelajaran haruslah ada kolaborasi yang erat dengan materi yang akan diajarkan agar siswa mudah untuk
menangkap pesan yang disampaikan guru, dan jika seorang guru membuat media itu sendiri atau membeli pilih dan buatlah media yang tidak gampang rusak (tahan lama), tidak butuh biaya yang banyak, malah bagus jika media dibuat oleh
guru dengan menggunakan barang bekas.
Media kantong pintar Bahasa ini adalah sebuah media yang sengaja
dibuat untuk memberikan nuansa yang berbeda saat proses belajar mengajar berlangsung, media ini juga bertujuan agar siswa semangat saat menerima
24
pelajaran bahasa Indonesia terutama pada materi membaca puisi. Sebenarnya media ini bisa digunakan untuk mata pelajaran yang lainnya juga jadi media
kantong pintar ini tidak hanya digunakan untuk pelajaran Bahasa Indonesia saja tetapi bisa juga untuk mata pelajaran yang lainnya.
Media Kantong Pintar bahasa ini terdiri dari 4 kantong yang bisa kita lapisi dengan karton maupun triplek ukuran sesuai dengan kemauan, kantong tadi kita bisa buat dari botol bekas yang di hiasi oleh kertas kado maupun kertas
warna (origami).
Media kantong pintar Bahasa ini berupa kantong yang terbuat dari triplek
atau karton yang berukuran kira-kira panjangnya 90 cm dan tingginya ± 60 cm. Pada triplek/karton kita tempelkan botol bekas tadi yang sudah dihias sebnyak 4 kantong.
4. Tujuan Media kantong Pintar Bahasa
Tujuan dari media kantong pintar bahasa ini adalah untuk memberikan
semangat kepada siswa saat proses belajar mengajar siswa yang biasanya belajar hanya dengan melihat buku saja dan membaca. Di maksudkan dengan adanya media ini siswa tidak merasa bosan lagi dan lebih semangat saat mengikuti
pembelajaran yang sedang berlangsung.
5. Langkah-langkah Media Kantong Pintar Bahasa
a. Langkah-langkah penggunaan media kantong pintar bahasa pada materi
membaca puisi sebagai berikut :
2. Guru membuka media kantong yang pertama berupa ajakan untuk menonton sebuah video tentang membaca puisi yang baik
3. Kemudian media kantong yang kedua berisi gambar yang akan
digunakan siswa untuk membuat puisi
4. Setelah selesai membuat puisi siswa di minta untuk menaruh hasil
kerja siswa di kantong yang ke 3
5. Kemudian yang ke 4 berisi stik es cream yang tertera nama semua
siswa.
b. Langkah-langkah dalam pembuatan media kantong pintar bahasa
1. Siapkan terlebih dahulu kertas karton yang tebal, kertas origami,
kertas kado, botol aqua bekas ukuran besar, lem tembak, glukol, gunting, kardus bekas, double tipe, stik es cream.
2. Tahap pertama adalah lapisi kertas karton dengan menggunakan kertas
kado pilihlah kertas kado yang menarik lalu rekatkan dengan
menggunakan glukol. Tunggu hingga kertas karton dan kertas kado merekat dengan sempurna.
3. Tahap kedua adalah ambil botol aqua bekas gunakan botol aqua sesuai
dengan kebutuhan, potong bagian ujung botol. Kemudian hias botol aqua dengan menggunakan kertas origami rekatkan dengan
4. Tahap ketiga adalah buatlah sebuah tulisan media kantong pintar bahasa yang berupa print out, kemudian gunting satu persatu huruf dan
tempelkan pada sebuah kardus yang sebelumnya sudah di lapisi/dihias dengan menggunakan kertas origami.
5. Tahap ke empat adalah tahap tempel menempel, yang pertama kita
tempel adalah tulisan media kantong pintar bahasa kita letakkan pada sisi atas karton kita rekatkan menggunakan lem tembak supaya lebih
kuat, yang kedua kita tempel satu persatu kantong yang tebuat dari botol bekas tadi dengan menggunakan lem tembak.
6. Yang terakhir silahkan di hias sebaik mungkin media ini menurut
Contoh Media Kantong Pintar Bahasa
Hasil jadi media Kantong Pintar Bahasa Gambar 2.3
MEDIA KANTONG PINTAR BAHASA
Lembar membaca puisi
secara berkelompok
Media gambar untuk
membuat puisi
Hasil karya siswa-siswi berupanpuisi
Berisi stik es cream
1
2
3
4
6. Keunggulan dan Kelemahan Media Kantong Pintar Bahasa
a. Keunggulan
Menarik karena media ini menggunakan desain yang menarik dan
menggunakan warna yang meria, dapat kita lihat bahwa anak-anak suka
dengan warna yang meria dan mencolok
Dapat menambahkan semangat siswa saat belajar karena dalam media
ini tersimpan banyak manfaat mengenai materi yang akan disampaikan.
Siswa dapat belajar sambil bermain dengan menggunakan media ini
Menumbuhkan sikap yang aktif pada diri siswa
Menambahkan semangat baru saat proses pembelajaran berlangsung
Selain itu media ini bahannya ada yang berasal dari barang bekas
Tidak hanya digunakan untuk pelajaran bahasa Indonesia saja. bisa juga
digunakan untuk semua mata pelajaran
b. Kelemahan
Butuh proses lama untuk membuatnya
Susah jika dibawah kemana-mana
D. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
1. Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar (SD) diarahkan untuk
Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil
karya sastra Indonesia.25
Bredekam menyatakan bahwa anak berkembang pada semua aspek perkembangannya baik fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Tidak ada jalan lain
kecuali guru harus memiliki tanggung jawab dan perhatian penuh bagi keutuhan perkembangan anak.
Sehubungan dengan itu Goodman dalam Akhadiah menyatakan bahwa :
a. Belajar bahasa lebih mudah terjadi jika bahasa itu disajikan secara holistik
nyata, relevan, bermakna, serta fungsional jika bahasa itu disajikan dalam
konteks dan dipilih peserta didik untuk digunakan
b. Belajar bahasa adalah belajar bagaimana mengungkapkan maksud sesuai
dengan konteks lingkungan orang tua, kerabat, dan kebudayaan terdapat
interdependensi antara perkembangan kognitif dan perkembangan kemampuan bahasa yang meliputi pikiran bergantung kepada bahasa dan
bahasa bergantung kepada pikiran.26
Standar Komptensi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD merupakan kualifikasi minimal peserta didik, yang menggambarkan penguasaan
keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan Sastra Indonesia.27
25
Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (Bandung : PT Remaja Rosda karya,2012), Hal 4.
26
http://sdnegeri12simpangteritp.blogspot.com/2012/03/karakteristik-mata-pelajaran-bahasa.html 27
Tujuan adanya pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar agar peserta didik dapat ;
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulisan.
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai Bahasa
persatuan dan bahasa Negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakn dengan efektif dalam
berbagai tujan.
d. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatlkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia28
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar sangat penting karena dari jenjang SD ini siswa dapat
mendapatkan ilmu berbahasa sesudah didapatkan dari keluarga.
Ruang Lingkup pembelajran Bahasa Indonesia, sesuai dengan kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembealajaran Bahasa Indonesia pada
28
jenjang SD/MI, menncakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan Standar
Kompetensi
a. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan
penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
b. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi
bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
c. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;
d. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam
pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah;
29
e. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang
tersedia
f. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional
2. Materi Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
a. Pengertian puisi lama dan puisi baru
Puisi lama adalah puisi yang lahir di tengah masyarakat yang
mengalami perkembangan hingga zaman sekarang. Puisi lama sangat terikat oleh aturan seperti rima, baris, baid dan lain-lain. Sedangakan yang disebut dengan puisi baru/modern adalah puisi yang sama sekali tidak terikat oleh
bait, baris, kata, suku kata, rima dan lain-lain.30
b. Macam-macam puisi lama
Pantun
Pantu merupakan puisi lama yang berasal dari minangkabau. Sampai sekarang pantun masih mengambil temapat yang luas dikalangan masyarakat desa Minangkabau. Di samping pantun mempunyai fungsi
penting sehubungan dengan kegiatan adat, mengutarakan rasa kasih sayang.
30
Syair
Syair berasal dari bahasa Su’ur yang artinya perasaan.
Mantra
Mantra adalah sederetan kata yang oleh pemiliknya dianggap
mengandung kekuatan gaib dan hikmat. Mantra biasanya hanya
diucapkan oleh orang – orang tertentu seperti dukun atau pawang.
Pantun Kilat / karmina
Pantun karmina isi dan bentuk sama dengan pantun, tetapi hanya terdiri dari 2 baris, yang bersajak aa. Baris kesatu sampiran, baris kedua
merupakan isi. pada umumnya isi pantun kilat berupa sindiran.
Seloka
Seloka adalah pantun berkait atau pantun rantai / pantun cukup sebait.
Tetapi seloka dua bait / lebih. Baris kedua dan keempat dari bait pertama menjadi baris pertama dan ketiga pada bait yang
kedua.demikian seterusnya isi, rima dan sajaknta sama dengan pantun
Gurindam
Ciri-ciri gurindam terbentuk dari dua baris. Baris pertama berisi sejenis
umumnya menyatakan hubungan sebab akibat. Gurindam berisi ajakan
kebenaran dan dimaksudkan sebagai nasihat.31
c. Macam Puisi baru / modern
Distikon adalah puisi baru yang terdiri atas dua baris.
Terzina adalah puisi baru yang terdiri atas 3 baris
Quarter adalah puisi baru yang terdiri dari 4 baris
Quin adalah puisi baru yang terdiri atas 5 baris
Sextet adalah puisi baru yang terdiri atas 6 baris
Septina adalah puisi baru yang terdiri atas 7 baris
Oktaf adalah puisi baru yang terdiri atas 8 baris
Soneta adalah puisi baru yang terdiri atas 14 baris, soneta berasal dari
itali . masuknya soneta ke Indonesia dimulai sekitar zaman angkatan
punjangga baru. Ciri-ciri soneta sebagai berikut :
1. Terdiri dari 14 baris
2. Terdiri dari dua kuatren (oktaf) dan dua terzina (sektet)
3. Oktaf sebagai sampiran dan sekte sebagai kesimpulan.32
3. Unsur – unsur puisi
1. Tema, yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Tema
ini tersirat dalam keseluruhan isi puisi.
31
Sugito, Intisari Bahasa Indonesia, (Surabaya : Alpha, 2011) ,Hal,6 – 8. 32
2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung di dalam puisi.
3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada berkaitan erat
dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap merayu,
mengadu, mengkritik, dan sebagainya.
4. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi itu.33
4. Jenis-jenis puisi Berdasarkan Isinya
a. Puisi Epik adalah suatu puisi yang didalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda,
kepercayaan maupun sejarah. Puisi epeik dibagi menjadi 2 bagian yaitu : Folk Epik yaitu jilai akhir puisi untuk di nyanyikan dan Literary Epic adalah nilai akhir puisi untuk dibaca, dipahami dan diresapi maknanya.
b. Puisi Naratif adalah puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita, menjadi pelaku, perwatakan setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu
yang menjalin suatu cerita.
c. Puisi Lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin
yang melingkupinya.
33
d. Puisi Dramatik adalah salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun
menolong sehingga mengandung suatu gambaran kiasah tertentu.
e. Puisi Didaktik adalah puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya ditampilakn secara eksplisit.
f. Puisi Satirik adalah puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun
suatu masyarakat.
rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air.34
5. Unsur Pembentukan Puisi
a. Lapis bentuk atau struktur Puisi
Untuk memahami makna puisi, pembaca harus dapat memahami struktur
puisi. Struktur puisi :
a. Bunyi dan irama
34
b. Diksi atau pilihan kata
c. Enjambemen atau peloncatan baris yaitu pemenggalan – pemenggalan
kalimat menjadi baris
d. Baris
e. Bait
b. Lapis makna puisi
a. Sense yaitu gambaran umum yang dikemukakan penyair
b. Subyek matter yaitu gambaran umum yang dirinci didalam
satuan-satuan pokok pikiran
c. Felling atau nada yang merupakan sikap penyair terhadap pembaca
d. Tone atau suasana yaitu sikap penyair terhadap pembaca
e. Total of meaning yaitu keseluruhan atau totalitas yang terkanding
dalam puisi
f. Tema yaitu ide dasar puisi
c. Parafrase Puisi
Memparafrasekan puisinberarti menginterprestasi puisi dengan jalan menafsirkan bahsa-bahasa puisi yang bermakna knotatif kedalam bahasa
d. Interpolasi
Interpolasi berarti memahami puisi dengan cara mencari bagian-bagian
yang sengaja dihilangkan penyair dalam puisi.35
Contoh :
Di kuburan Ayah Berteduh pohon kamboja berkembang
Tinggalmu yang kekal
Tak kenal lagi senyummu Memikat hatimu
Interpolasinya
Ayah, tubuhmu berteduh (dibawah ) pohon kamboja (yang) berkembang (itulah) tinggalmu yang kekal
(ayah, aku) tak (dapat lagi me- ) kenal senyummu (yang sering ) memikat hatiku
35
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. Dimana dalam penelitian ini peneliti ikut terjun langsung dalam kegiatan
pembelajaran bersama guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti tindakan kelas dipandang sebagai suatu cara untuk menandai sebuah bentuk
kegiatan yang dirancang untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
Menurut Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi menjelaskan PTK dengan
memisahkan kata-kata dari penelitian – tindakan – kelas
1. Penelitian adalah menunjukkan pada kegiatan mencermati suatu objek,
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik
3. Kelas adalah dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula.1
Brdasarkan pemahaman tiga kata kunci tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati
kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru besama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik dibawah
bimbingan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model Spriral Kemmis dan MC Taggart secara berulang-ulang, semakin lama, diharapkan semakin meningkatk perubahannya atau pencapaian hasilnya.
Dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan
dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan.2
Desain model Kemmis & Taggart ini pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari
empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat untaian yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.
1
Suharsini Suhardjono dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2006), hal,16
2
B. Setting Penelitian 1.Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V MI Darussalam Tlanak Sembung Wringinanom Gresik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca
puisi
2.Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester ganjil, pada tanggal
6 Desember 2014
3.Subyek penelitian
Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Darussalam
TlanakSembung Wringinanom Gresik tahun ajaran 2014-2015 dengan jumlah 20
siswa, yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Pemilihan
kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa keterampilan membaca puisi dikelas ini masih perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah
peneliti lakukan
C.Variabel yang di Teliti
Variabel yang menjadi sasaran dalam PTK ini adalah meningkatkan
keterampilan membaca dengan menerapkan media kantong pintar Bahasa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V. Disamping vriabel tersebut masih ada
beberapa variabel yang lain yaitu :
1. Variabel input : siswa kelas V MI Darus salam Wringinanom Gresik
3. Variabel output : keterampilan membaca puisi materi membaca puisi
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V semester 1 MI Darussalam
Wringinanom Gresik dengan jumlah siswa sebanyak 20 anak. Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa keterampilan membaca dikelas ini masih
perlu ditingkatkan sesuai dengan hasil observasi yang telah peneliti lakukan. D.Rancangan Tindakan
Penelitian ini dialkukan model alur PTK seperti tabel berikut :
(Adaptasi dari Suharsimi 2006: 16)
Gambar 3.1
SIKLUS I
?
SIKLUS II
pengamatan
perencanaan
pengamatan
pelaksanaan
Refleksi
pelaksanaan
Peneliti memilih model siklus karena apabila pada awal pelaksanaan adanya kekurangan, maka peneliti bisa mengulang kembali dan memperbaiki
pada siklus-siklus selanjutnya sampai apa yang di inginkan peneliti tercapai.
1. Pelaksanaan penelitian Siklus I
a. Perencanaan
1. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasin permasalahan
yang perlu segera diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran dan wawancara terhadap siswa kelas V dan
guru Bahasa Indonesia
2. Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses
pembelajaran membaca denagan menerapkan media Kantong pintar
bahasa. Lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
4. Membuat lembar kerja siswa untuk menuntun siswa dalam
menggunakan media kantong pintar bahasa
5. Membuat alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa