KATA PENGANTAR
Modul bimbingan teman sebaya disusun sebagai salah satu rujukan bagi guru, dosen, maupun bagi mahasiswa bimbingan dan konseling dalam mengoptimalkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pada Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal yang diterbitkan Dirjen PMPTK (2007) berkaitan dengan Kerangka Kerja Utuh bimbingan dan konseling disebutkan salah satu strategi pelayanan adalah bimbingan teman sebaya. Selain itu juga menindaklanjuti problema mengenai kurang idealnya rasio guru BK dengan siswa yang dibimbing, apabila pembimbing sebaya yang ada di sekolah dapat diberdayakan, maka tidak mustahil layanan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan optimal dan siswa dapat memperoleh layanan yang proporsional sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam modul ini, pilihan bahasan ditekankan pada tahapan bimbingan sebaya dan masalah keyakinan diri (self efficacy) remaja. Materi disajikan dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL) bimbingan dan konseling. Penulis menyadari bahwa modul ini masih sangat jauh dari sempurna, sehingga masih membutuhkan banyak perbaikan. Penulis mengucapkan terima kasih atas masukan/kritik yang membangun bagi perbaikan modul ini.
Salatiga, Juni 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI ... 3
Self Efficacy ... 4
Peer Guidance ... 8
Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 1 ... 12
Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 2 ... 20
Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 3 ... 27
Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 4 ... 33
Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) 5 ... 40
SELF EFFICACY
1. Pengertian Efikasi Diri (Self Efficacy)
Bandura (dalam Feist & Feist, 2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Bandura beranggapan bahwa keyakinan atas efikasi seseorang adalah landasan dari agen manusia. Manusia yang yakin bahwa dirinya dapat melakukan sesuatu yang mempunyai potensi untuk dapat mengubah kejadian di lingkungannya, akan lebih mungkin untuk bertindak dan lebih mungkin untuk menjadi sukses daripada manusia yang mempunyai efikasi diri yang rendah.
Efikasi diri tidak hanya merupakan konsep global atau yang digeneralisasikan, seperti harga diri (self-esteem) atau kepercayaan diri (self-confidence) (Feist & Feist, 2010). Walaupun self-efficacy adalah karakteristik internal yang mempengaruhi perilaku dan reaksi dalam cara yang relatif konstan dan terprediksi, self-efficacy juga ditentukan oleh situasi. Orang dapat mempunyai self-efficacy yang tinggi dalam satu situasi dan mempunyai self-efficacy yang rendah dalam situasi lainnya.
Efikasi diri yang tinggi dan rendah berkombinasi dengan lingkungan yang responsif untuk menghasilkan empat variabel prediktif (Bandura, 1997). Ketika efikasi diri yang tinggi dan lingkungan responsif, hasilnya kemungkinan besar akan tercapai. Saat efikasi rendah berkombinasi dengan lingkungan yang responsif, manusia mungkin akan merasa depresi karena mengobservasi bahwa orang lain dapat berhasil melakukan suatu tugas yang terlalu sulit untuknya. Saat seseorang dengan efikasi diri yang tinggi menemui situasi lingkungan yang tidak responsif, biasanya akan meningkatkan usahanya untuk mengubah lingkungan. Orang tersebut dapat melakukan protes-protes, kegiatan aktivis sosial, atau bahkan kekuatan untuk memulai perubahan; namun saat semua usaha tersebut gagal, Bandura berhipotesis bahwa orang tersebut akan menyerah malakukan hal tersebut dan mencari lingkungan baru yang lebih responsif. Terakhir, saat efikasi diri yang rendah dikombinasikan dengan lingkungan yang tidak responsif, orang-orang akan merasa apatis, segan, dan tidak berdaya (Feist & Feist, 2010).
2. Sumber Efikasi Diri
accomplishment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi), Vicarious experience (pengalaman orang lain), Verbal persuasion (persuasi verbal), Physiological state and emotional arousal (keadaan fisiologis dan psikologis). Di mana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif (positive arousal) untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Hal ini mengacu pada konsep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat meningkatkan perasaan atas efikasi diri (Bandura, dalam Lazarus et.al., 1980).
3. Dimensi-Dimensi Efikasi Diri
Bandura (1997) menyebutkan bahwa dimensi-dimensi dalam efikasi diri, meliputi: a. Besar Pengharapan
Adalah besarnya harapan terhadap kemungkinan hasil dari suatu perilaku, yaitu suatu perkiraan bahwa perilaku atau tindakan tertentu menyebabkan hasil tertentu yang bersifat khusus. Besar pengharapan efikasi diri (self efficacy)) dapat diketahui melalui indikator-indikator dibawah ini:
1) Tingkat kesulitan tugas yang diyakini dapat diselesaikan.
2) Analisis pilihan perilaku yang akan dicoba (merasa mampu dilakukan).
3) Upaya menghindari situasi dan perilaku yang dirasa melampaui batas kemampuannya.
b. Luas Pengharapan
Merupakan keyakinan sejauh mana perilaku tertentu akan menimbulkan konsekuensi atau hasil tertentu, konsekuensi-konsekuensi akan terjadi bila suatu perilaku dilakukan oleh seseorang, hanya saja kemampuan seseorang untuk menampilkan perilaku terbatas maka pengharapan seseorang terhadap suatu konsekuensi atau hasil terbatas pula. Hal ini merupakan luas bidang perilaku yang diyakini berhasil dicapai siswa dengan indikator:
1) Pengharapan terbatas pada bidang perilaku khusus yaitu keyakinan/kemantapan dalam menjalankan bidang tugas selama ini.
2) Pengharapan yang menyebar meliputi berbagai bidang perilaku yaitu keyakinan atau kemantapan dalam menjalankan tugas lain yang belum pernah dikerjakannya.
c. Kemantapan Pengharapan
menunjukkan bahwa harapan orang berkaitan dengan kesanggupan melakukan sesuatu perilaku yang dikehendaki. Kemantapan pengharapan tergantung pada situasi beberapa informasi berupa persepsi dari hasil tindakan yang didapatkan melalui kehidupan, modeling, peristiwa verbal dan keadaan emosi yang mengancam. Dapat dilihat melalui indikator di bawah ini:
1) Bertahan dalam usahanya yaitu bertahan dalam menghadapi tugas dan tantangan pekerjaan sebagai siswa.
2) Keuletan dalam berusaha dalam menghadapi tugas-tugas tantangan studi.
4. Ciri-Ciri Efikasi Diri
Bandura (1997) memaparkan mengenai perbedaan ciri-ciri orang yang mempunyai self-efficacy yang tinggi dan rendah, antara lain:
a. Orang yang mempunyai self-efficacy rendah (yang ragu-ragu akan kemampuannya): 1. Orang yang menjauhi tugas-tugas yang sulit.
2. Berhenti dengan cepat bila menemui kesulitan.
3. Memiliki cita-cita yang rendah dan komitmen yang buruk untuk tujuan yang telah dipilih.
4. Berfokus pada akibat yang buruk dari kegagalan.
5. Cenderung mengurangi usaha karena lambat memperbaiki keadaan dari kegagalan yang dialami, mudah mengalami stres dan depresi.
b. Orang yang mempunyai self-efficacy tinggi (yang mempunyai kepercayaan yang kuat akan kemampuannya):
1. Mendekati tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dimenangkan.
2. Menyusun tujuan-tujuan yang menantang dan memelihara komitmen untuk tugas-tugas tersebut.
3. Mempunyai usaha yang tinggi atau gigih. 4. Memiliki pemikiran strategis.
5. Berpikir bahwa kegagalan yang dialami karena usaha yang tidak cukup sehingga diperlukan usaha yang tinggi dalam menghadapi kesulitan.
Peer Guidance
2.1.1. Pengertian Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance)
Sunaryo, dkk (2007) menyebutkan bahwa bimbingan teman sebaya merupakan bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor.
Sunaryo, dkk (2007) juga menjelaskan bahwa peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang dihadapi, baik akademik maupun non-akademik. Selain itu, pembimbing sebaya juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.
Gambar 1. Model pengembangan layanan bimbingan teman sebaya
Layanan bimbingan teman sebaya ini penting, karena mengingat perbandingan antara guru BK dengan siswa yang tidak seimbang. Selain itu juga siswa SMP yang sedang berada pada masa remaja, yaitu memiliki sifat cenderung lebih percaya dan tertarik kepada teman sebayanya. Siswa yang memiliki potensi dapat diberdayakan untuk dapat menolong teman sebaya untuk meningkatkan keyakinan diri siswa yang lain.
Pembimbing mengenai self efficacy
Peran Seorang Pembimbing Sebaya
Sunarti (2010) menyebutkan bahwa pembimbing sebaya diharapkan mampu berperan menjadi fasilitator, motivator, dan educator untuk sebayanya, oleh karena itu pembimbing sebaya diharapkan dapat :
a. Menjadi model positif yang dapat dicontoh oleh teman sebayanya.
b. Menjadi pemimpin bagi teman sebayanya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang positif di lingkungannya.
c. Dapat menjadi sumber informasi bagi teman sebayanya akan program yang ada. d. Selain menjadi teman, seorang pembimbing sebaya juga dapat menjadi tempat curhat
(dalam batas kemampuannya) bagi teman sebayanya dan memberi solusi yang sesuai dengan kebutuhan remaja yang bermasalah.
e. Pembimbing sebaya dapat menjadi teman/mitra dalam berkarya di lingkungannya. f. Pembimbing sebaya mampu melakukan penjangkauan atau pendekatan pada
teman-teman yang bermasalah dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapinya.
Secara tidak langsung pembimbing sebaya dapat menjadi pelaku kontrol terhadap perilaku dirinya dan teman sebayanya.
Tabel 1. Pengembangan aspek rencana pelaksanaan layanan (RPL)
No Aspek yang
Tahapan dalam model bimbingan teman sebaya yang disusun berdasarkan kerangka berpikir Sunarti (2010) yaitu sebagai berikut:
1. Pembentukan Pembimbing Sebaya
Pembimbing sebaya dipilih berdasarkan atas kriteria sebagai berikut: hasil skala self efficacy (siswa dengan kategori self efficacy sangat tinggi dan tinggi), prestasi (siswa yang masuk dalam peringkat 10 besar), memiliki kemampuan sosialisasi dan kepribadian yang baik. Peran guru BK adalah menyeleksi siswa yang layak menjadi pembimbing sebaya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
2. Pelatihan Pembimbing Sebaya
Siswa yang telah terpilih sebagai calon pembimbing sebaya diberikan pelatihan mengenai materi bimbingan teman sebaya dan self efficacy yang telah disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL). Pelatihan dilaksanakan setelah selesai sekolah dan hari libur. Dalam proses pelatihan, pembimbing sebaya merasakan bahwa dirinya adalah yang dibimbing, setelah itu pembimbing sebaya merancang atau menggambarkan bentuk pertolongan dalam menolong teman sebaya yang memiliki masalah keyakinan diri. Peran guru BK adalah memberikan pelatihan kepada calon pembimbing sebaya yang terpilih menggunakan materi layanan yang telah disusun.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam kegiatan ini, guru BK memberikan serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa yang menjadi pembimbing sebaya, yaitu:
a. Mencatat dan melaporkan mengenai siapa saja teman yang memiliki masalah keyakinan diri.
b. Melakukan pendekatan pada teman-teman yang memiliki masalah keyakinan diri dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapi. c. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat.
d. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru Bimbingan dan Konseling.
e. Menjadi sumber informasi bagi guru Bimbingan dan Konseling.
4. Evaluasi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana pembimbing sebaya dapat melaksanakan peran dan fungsinya seperti yang telah dirumuskan dan dijelaskan dalam tahap awal kegiatan. Peran guru BK adalah mengevaluasi dan merancang kegiatan selanjutnya berdasarkan hasil kegiatan layanan bimbingan teman sebaya yang telah dilaksanakan.
5. Tindak lanjut
Setelah mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya, guru BK menindaklanjuti hasil rancangan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya yang telah disusun. Tindak lanjut bisa berupa pelatihan kembali kepada pembimbing sebaya yang belum menjalankan tugasnya secara optimal, maupun menindak lanjuti hasil laporan dari pembimbing sebaya mengenai siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru BK.
Gambar 2. Tahapan model peer guidance
Pembentukan Pembimbing
Sebaya
Pelatihan Pembimbing
Sebaya
Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(RPL 1)
H. Kegiatan :
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi. 1.1. Salam dan doa.
1.2. Menanyakan kabar siswa 1.3. Perkenalan
1.4. Ice breaking“BK cak-cak” 1.5. Apersepsi:
a. Pernahkah anda ditolong? b. Pernahkah anda menolong? 1.6. Menyampaikan tujuan layanan.
A. Topik Bahasan : Pembimbing Sebaya B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial C. Jenis Layanan : Informasi
D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E. Tujuan Layanan : 1. Dengan memperhatikan materi layanan, siswa dapat menjelaskan tentang peran seorang pembimbing sebaya. (Kognitif)
2. Melalui permainan, siswa meyakini bahwa dirinya mampu menjadi pembimbing sebaya. (Afektif)
3. Melalui kisah cerita, siswa dapat membangun minat siswa dalam rangka menjadi pembimbing sebaya. (Psikomotor)
F. Karakter Yang Ingin Dikembangkan
: Bersahabat/Komunikatif, Peduli sosial.
2. Kegiatan Inti (75 menit) 2.1. Eksplorasi:
2.1.1. Peneliti menyampaikan materi mengenai pembimbing sebaya melalui power point.
2.1.2. Peneliti menyampaikan cerita “kisah jendela rumah sakit” melalui power point.
2.1.3. Siswa mendiskusikan makna cerita. 2.2. Elaborasi:
2.2.1. Siswa melakukan permaian “Kamupantas menjadi...” 2.2.2. Siswa mendiskusikan makna permainan.
2.3. Konfirmasi:
2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa.
2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui sumber yang ada.
2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut. 3. Penutup (5 menit)
3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.
3.3. Menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.
I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA) J. Waktu /Tanggal : 1x90 menit/ 15 Mei 2013
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana) L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK
N. Rencana Penilaian
Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan
BK?
2. Apa saja peran seorang pembimbing sebaya?
3. Yakinkah anda untuk dapat menjadi pembimbing sebaya?
4. Tertarikkah anda untuk menjadi pembimbing sebaya? 5. Apa pesan dan kesan dari kegiatan ini?
Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang pembimbing sebaya.
Salatiga, 13 Mei 2013 Mengetahui,
Guru BK Peneliti
Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112
O. Rencana Tindak Lanjut : Melakukan pendekatan individual terhadap siswa yang belum yakin menjadi pembimbing sebaya.
P.
Q.
Sumber
Biaya
:
:
1. Sunarti. 2010. Pembimbing Sebaya. http://bk-sma-sunarti.blogspot.com diunduh Kamis, 28 Maret 2013. 2. Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net.
[email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.
PEMBIMBING SEBAYA
Bimbingan teman sebaya merupakan bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Sunarti (2010) menyebutkan bahwa pembimbing sebaya diharapkan mampu berperan menjadi fasilitator, motivator, dan educator untuk sebayanya.
Beberapa serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh pembimbing sebaya, yaitu:
a. Mencatat dan melaporkan mengenai siapa saja teman yang memiliki masalah keyakinan diri.
b. Melakukan pendekatan pada teman-teman yang memiliki masalah keyakinan diri dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapi. c. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat.
d. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru Bimbingan dan Konseling.
e. Menjadi sumber informasi bagi guru Bimbingan dan Konseling.
Peran guru pembimbing adalah memantau kegiatan pembimbing sebaya dan memberikan pelayanan kepada siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru pembimbing.
Kisah Jendela rumah sakit
Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang diantaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu. Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.
Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.
kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.
“Di luar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah.”
Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.
Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk didekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria yang kedua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah. Begitulah seterusnya, dari hari ke hari. Dan, satu minggu pun berlalu.
Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring didekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur didekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.
Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun. “Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” kata perawat itu.
Renungan
Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu, yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita, dalam berpikir, dan bertindak.
Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.
Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. Ujaran-ujaran yang bersemangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan keburukan, sebanding dengan setengah kemuraman, namunn menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.
Permainan: Kamu pantas menjadi....
Permainan ini dipakai agar peserta memiliki keyakinan diri untuk melakukan sesuatu, dan juga agar peserta dapai memberikan penilaian yang positif kepada peserta yang lain.
Langkah-langkah:
1. Buatlah kelompok 5-6 orang, kemudian membentuk lingkaran.
beraneka macam sesuai dengan pribadi peserta) terhadap semua anggota kelompoknya.
3. Kemudian buat nomor undian untuk memilih siapa dulu yang akan dihujam kata-kata positif yang sudah ditulis.
4. Peserta yang mendapat giliran kemudian berada di tengah lingkaran.
5. Peserta yang lain satu persatu melontarkan kata-kata yang sudah dituliskan. 6. Kemudian seterusnya sampai semua peserta mendapatkan giliran.
7. Peserta yang berada di tengah lingkaran menyimpulkan alasan mengapa “dirinya” pantas menjadi...
Sumber:
1. Sunarti. 2010. Pembimbing Sebaya. http://bk-sma-sunarti.blogspot.com diunduh Kamis, 28 Maret 2013.
Angket Laiseg
Nama :
Kelas :
No. Absen :
1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?
2. Apa saja peran seorang pembimbing sebaya?
3. Yakinkah anda untuk dapat menjadi pembimbing sebaya?
4. Tertarikkah anda untuk menjadi pembimbing sebaya? Mengapa?
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(RPL 2)
H. Kegiatan :
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi. 1.1. Salam dan doa.
1.2. Menanyakan kabar siswa
1.3. Apersepsi: Apa yang akan anda lakukan ketika anda dipaksa melakukan sesuatu oleh orang lain?
1.4. Menyampaikan tujuan layanan. 2. Kegiatan Inti
2.1. Eksplorasi:
2.1.1. Peneliti menyampaikan materi kisah cerita pertama kepada pembimbing sebaya.
A. Topik Bahasan : Siap Menjadi Pembimbing Sebaya B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
C. Jenis Layanan : Informasi
D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E. Tujuan Layanan : 1.Dengan mendengarkan materi layanan, siswa dapat mengidentifikasi sikap yang baik dalam menolong teman sebayanya. (Kognitif)
2.Melalui cerita, siswa dapat memilih sikap yang baik dalam menolong teman sebayanya. (Afektif)
3.Melalui simulasi, siswa mampu menerapkan tugasnya sebagai pembimbing sebaya dalam membantu teman sebaya lainnya dalam menyelesaikan masalah. (Psikomotor)
F. Karakter Yang Ingin Dikembangkan
: Bersahabat/Komunikatif, Peduli sosial.
G. Materi : 1. Materi Layanan: kisah cerita “janganlah memaksa” dan “kekuatan pujian”
2.1.2. Masing-masing siswa diminta untuk menggambar seseorang. 2.1.3. Peneliti memberikan tanggapan mengenai gambar yang telah dibuat
melalui pujian dan ejekan. 2.2. Elaborasi:
2.2.1. Siswa diminta membedakan perasaannya antara dipuji dan diejek/diremehkan.
2.2.2. Peneliti menyampaikan kisah cerita kedua mengenai kekuatan pujian. 2.3. Konfirmasi:
2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan pembimbing sebaya.
2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui sumber yang ada.
2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut. 3. Penutup
3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.
3.3. Peneliti menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.
I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA) J. Waktu /Tanggal : 1x60 menit/ 28 Mei 2013
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana) L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK
N. Rencana Penilaian
Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan
BK?
2. Sikap apa sajakah yang diperlukan untuk menjadi pembimbing sebaya yang baik?
3. Bagaimana cara anda untuk menjadi pembimbing sebaya yang baik?
4. Dapatkah anda menerapkan tugas anda sebagai pembimbing sebaya yang baik?
Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang pembimbing sebaya.
Salatiga, 15 Mei 2013 Mengetahui,
Guru BK Peneliti
Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112
sebaya terkait dengan materi keyakinan diri.
O. Rencana Tindak Lanjut : Melakukan pendekatan individual terhadap siswa yang belum yakin menjadi pembimbing sebaya.
P.
Q.
Sumber
Biaya
:
:
Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.
Siap Menjadi Pembimbing Sebaya
1. Janganlah memaksa
Seorang nenek sedang berjalan-jalan sambil menggandeng cucunya di jalan pinggiran pedesaan. Mereka menemukan seekor kura-kura. Anak itu mengambilnya dan mengamat-amatinya. Kura-kura itu segera menarik kakinya dan kepalnya masuk di bawah tempurungnya. Si anak mencoba membukanya secara paksa.
“Cara demikian tidak akan pernah berhasil, nak!” kata nenek, “Saya akan mencoba mengajarimu.”
Mereka pulang. Sang nenek meletakkan kura-kura di dekat perapian. Beberapa menit kemudian, kura-kura itu mengeluarkan kakinya dan kepalanya sedikit demi sedikit. Ia mulai merangkak bergerak mendekati si anak.
“Janganlah mencoba memaksa melakukan segala sesuatu, nak!” nasihat nenek, “Berilah kehangatan dan keramahan, ia akanmenanggapinya.”
2. Kekuatan Pujian
Ini kisah nyata tentang seorang penyanyi terkenal di Eropa, wanita bersuara bagus. Dia bersuamikan seorang pemusik dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami ini tentang lagu, nada birama, dan hal lain di bidang music, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika istrinya menyanyi.
Kalau istrinya menyanyi, selalu saja ada komentar dan kritik seperti; bagian depan kurang tinggi. Lain kali dia berkata, bagian ini kurang pelan. Kali lain dia mengkritik, “bagian akhir harusnya “kres”.. naik sedikit. Selalu saja ada komentar pedas yang dia lontarkan kalau istrinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya wanita itu malas menyanyi. Dia berkeputusan “Wah, tidak usah menyanyi saja, jika semua salah. Malah kadang menjadi pertengkaran…”
Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal music. Yang ia tahu istrinya bersuara bagus dan dia selalu memuji istrinya kalau bernyanyi.
pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau saya bekerja. Sebelum saya menikah denganmu, saya sering mimpi dan terngiang-ngiang suara gergaji yang tidak mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang setelah menikah dan sering mendengar engkau menyanyi, lagumulah yang terngiang-ngiang.”
Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung. Hal itu membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi. Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi, dan tanpa disadari dia berlatih, berlatih, dan berlatih. Suaminya mendorong hingga dia mulai merekam dan mengeluarkan kaset volume pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat. Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukan pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.
Sedikit pujian memberikan penerimaan. Sedikit pujian memberikan rasa diterima, memberikan dorongan, semangat untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi. Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik sesungguhnya tidak akan banyak mengubah.
Angket Laiseg
Nama :
Kelas :
No. Absen :
1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?
2. Sikap apa sajakah yang diperlukan untuk menjadi pembimbing sebaya yang baik?
3. Bagaimana cara anda untuk menjadi pembimbing sebaya yang baik?
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(RPL 3)
H. Kegiatan :
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi. 1.1. Salam dan doa.
1.2. Menanyakan kabar siswa
1.3. Apersepsi: Apakah anda ingin sukses? 1.4. Menyampaikan tujuan layanan. 2. Kegiatan Inti (75 menit)
2.1. Eksplorasi:
2.1.1. Peneliti menyampaikan beberapa pertanyaan kepada para siswa.
2.1.2. Peneliti menjelaskan siapa orang yang sangat berpengaruh dalam hidup ini melalui sebuah kisah cerita.
2.2. Elaborasi:
2.2.1. Siswa diminta menyebutkan tokoh yang pantang menyerah meskipun tidak sedikit yang melakukan kesalahan.
A. Topik Bahasan : Saya pasti bisa B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial C. Jenis Layanan : Informasi
D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E. Tujuan Layanan : 1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menyadari bahwa tidak ada gunanya menghalangi diri sendiri untuk maju. (Kognitif)
2. Melalui diskusi, siswa dapat menunjukkan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan. (Afektif)
3. Melalui cerita, siswa mampu mendorong teman sebayanya supaya berani untuk mencoba. (Psikomotor) F. Karakter Yang Ingin
Dikembangkan
: Toleransi, Bersahabat/Komunikatif, Kreatif, Cinta damai, Peduli sosial.
2.2.2. Siswa diminta mencari kesalahan yang pernah mereka lakukan. 2.2.3. Siswa mendiskusikan makna dari kesalahan.
2.3. Konfirmasi:
2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa.
2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui sumber yang ada.
2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut. 3. Penutup (5 menit)
3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.
3.3. Peneliti menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.
I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA) J. Waktu /Tanggal : 1x90 menit/ 21 Mei 2013
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana) L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK
M. Alat dan Perlengkapan : Kertas, bolpoin, LCD, laptop N. Rencana Penilaian
Salatiga, 18 Mei 2013 Mengetahui,
Guru BK Peneliti
Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112
Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan
BK?
2. Adakah manfaat dari menghalangi diri sendiri? Mengapa?
3. Apakah anda adalah seseorang yang berani mencoba? 4. Bagaimana cara anda dalam mendorong teman yang
mengalami ketakutan untuk mencoba?
Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang pembimbing sebaya.
Melakukan wawancara pada siswa dan guru BK setelah satu bulan layanan diberikan dalam rangka menilai keberhasilan siswa akan tugasnya sebagai pembimbing sebaya terkait dengan materi keyakinan diri.
O. Rencana Tindak Lanjut : Merencanakan kegiatan layanan remedial untuk siswa yang belum mampu menjadi pembimbing sebaya.
P.
Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.
Saya Pasti Bisa
Orang yang menghalangi anda
Bagaimana bila ada seseorang sedemikian ngotot menghalangi anda mencapai sukses? Bagaimana bila orang itu juga yang selalu merintangi anda di setiap usaha? Bagaimana perasaan anda terhadap orang itu? Bagaimana kalau orang itu selalu muncul sambil membawa segudang alasan untuk menghalangi anda bertindak?
Bagaimana kalau ternyata orang itu adalah anda sendiri? Boleh jadi. Ada kemungkinan, diri sendiri adalah musuh terbesar anda dalam menghalangi sukses dan kegemilangan.
Pernahkah anda memergoki diri anda sendiri berkata “aku tidak mungkin melakukan itu”…? Tidakkah suara kecil itu juga yang selalu merintangi tujuan anda, dan membawa berjubel-jubel alasan bahwa ini-itu adalah mustahil?
Keterbatasan yang anda miliki memang meminta anda untuk membatasi diri. Tetapi keputusan tetap di tangan anda. Suara kecil itu silakan bicara apa saja.
Relakah anda dipenjara oleh keterbatasan? Tentu tidak. Bayangkan apa yang dapat anda capai bila anda 100% mendukung diri anda sendiri.
Nah silahkan berhenti berkhayal, dan mulailah kehidupan.
Hidup adalah pilihan
Ada dua buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.
tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.
Renungan:
Memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.
Kesempatan yang tersembunyi
Bila anda tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya anda melihat lagi langkah anda. Jangan-jangan anda tak melangkah setapak pun. Kesalahan memang tak mengenakkan, namun seorang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan daripada dari keberhasilan.
Kesalahan menuntut anda untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi. Bukan hanya itu, kesalahan memimpin anda untuk mengambil tindakan yang lebih baik.
Kesalahan adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus anda kerjakan. Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan dan ratapan bila kesalahan menimpa anda. Karena, dibalik kesalahan tersimpan kesempatan yang tersembunyi.
Colombus melakukan “kesalahan” yang besar dalam perjalanannya mencari jalur ke India, yaitu menemukan benua Amerika. Namun bertahun-tahun kemudian, jutaan orang mengikuti “kesalahan” tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka. Masihkah anda menganggapnya sebagai kesalahan?
Angket Laiseg
Nama :
Kelas :
No. Absen :
1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?
2. Adakah manfaat dari menghalangi diri sendiri? Mengapa?
3. Apakah anda adalah seseorang yang berani mencoba?
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(RPL 4)
H. Kegiatan :
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi. 1.1. Salam dan doa.
1.2. Menanyakan kabar siswa 1.3. Apersepsi:
1.3.1. Siapa yang pernah mengalami suatu masalah? 1.3.2. Apakah masalah itu dapat terselesaikan? 1.4. Menyampaikan tujuan layanan.
2. Kegiatan Inti (45 menit) 2.1. Eksplorasi:
A. Topik Bahasan : Tak ada yang tak mungkin B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
C. Jenis Layanan : Informasi
D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E. Tujuan Layanan : 1. Melalui kisah renungan, siswa dapat membuktikan bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya. (Kognitif)
2. Dengan membuat cerita, siswa dapat meyakinkan kepada teman sebaya lainnya bahwa kemungkinan itu ada. (Afektif)
3. Melalui diskusi, siswa mampu merancang strategi dalam membantu teman sebayanya untuk yakin terhadap kemampuan dirinya. (Psikomotor)
F. Karakter Yang Ingin Dikembangkan
: Bersahabat/Komunikatif, Kreatif, Peduli sosial.
G. Materi : 1. Materi Layanan: Tak ada yang tak mungkin “Impossible is nothing”
2.1.1. Peneliti menyampaikan renungan pertama mengenai “tak sesulit yang anda bayangkan”.
2.1.2. Siswa menjelaskan makna dari renungan pertama.
2.1.3. Peneliti menyampaikan renungan kedua mengenai “berani mencoba”. 2.1.4. Siswa menjelaskan makna dari renungan tersebut.
2.2. Elaborasi:
2.2.1. Siswa diminta membuat cerita pribadi dengan tema “tak ada yang tak mungkin”.
2.2.2. Siswa mendiskusikan bagaimana cara meyakinkan teman sebayanya yang kurang memiliki keyakinan diri.
2.3. Konfirmasi:
2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan pembimbing sebaya.
2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui sumber ada yang.
2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut. 3. Penutup (5 menit)
3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.
3.3. Peneliti menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.
I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA) J. Waktu /Tanggal : 1x60 menit/ 24 Mei 2013
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana) L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK
N. Rencana Penilaian
Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan
BK?
2. Menurut anda perlukah kita mencoba sesuatu? Mengapa?
3. Bagaimana cara anda meyakinkan teman anda bahwa kemungkinan itu ada?
4. Dapatkah anda mendorong teman anda untuk yakin akan kemampuannya sendiri?
Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang pembimbing sebaya.
Salatiga, 21 Mei 2013 Mengetahui,
Guru BK Peneliti
Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112
sebaya terkait dengan materi keyakinan diri.
O. Rencana Tindak Lanjut : Merencanakan kegiatan layanan remedial untuk siswa yang belum mampu menjadi pembimbing sebaya.
P.
Q.
Sumber
Biaya
:
:
Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.
Tak ada yang tak mungkin “Impossible Is Nothing”
Tak sesulit yang anda bayangkan
Di sebuah ladang terdapat sebongkah batu yang amat besar. Dan seorang petani tua selama bertahun-tahun membajak tanah yang ada di sekeliling batu besar itu. Sudah cukup banyak mata bajak yang pecah gara-gara membajak di sekitar batu itu. Padi-padi yang ditanam disekitar batu itu pun tumbuh tidak baik.
Hari ini mata bajaknya pecah lagi. Ia lalu memikirkan bahwa semua kesulitan yang dialaminya disebabkan oleh batu besar ini. Lalu ia memutuskan untuk melakukan sesuatu pada batu itu.
Lalu ia mengambil linggis dan mulai menggali lubang di bawah batu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa batu itu hanya setebal sekitar 6 inchi saja. Sebanarnya batu itu bisa dengan mudah dipecahkan dengan palu biasa. Kemudian ia lalu menghancurkan batu itu sambil tersenyum gembira. Ia teringat bahwa semua kesulitan yang dialaminya selama bertahun-tahun oleh batu itu ternyata bisa diatasinya dengan mudah dan cepat.
Renungan:
Kita sering ditakuti oleh bayangan seolah permasalahan yang kita hadapi tampak besar, padahal ketika kita mau melakukan sesuatu, persoalan itu mudah sekali diatasi. Maka, atasi persoalan anda sekarang. Karena belum tentu sebesar yang anda takutkan, dan belum tentu sesulit yang anda bayangkan.
Berani mencoba
Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31.104.000 kali selama setahun?” “Ha?” kata jam terperanjat, “Mana sanggup saya.”
Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahunpenuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31.104.000 kali.
Renungan:
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun.
Angket Laiseg
Nama :
Kelas :
No. Absen :
1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?
2. Menurut anda perlukah kita mencoba sesuatu? Mengapa?
3. Bagaimana cara anda meyakinkan teman anda bahwa kemungkinan itu ada?
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
(RPL 5)
H. Kegiatan :
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Siswa diajak untuk mempersiapkan diri menerima materi. 1.1. Salam dan doa.
1.2. Menanyakan kabar siswa
1.3. Apersepsi: siapa ingin menjadi yang terbaik atau yang lebih baik? 1.4. Menyampaikan tujuan layanan.
2. Kegiatan Inti (45 menit) 2.1. Eksplorasi:
2.1.1. Peneliti menyampaikan kisah “cangkir yang cantik” dengan power poin. 2.1.2. Siswa menjelaskan makna dari kisah cerita tersebut.
2.2. Elaborasi:
A. Topik Bahasan : Pantang menyerah B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial C. Jenis Layanan : Informasi
D. Fungsi layanan : Pemahaman dan Pengembangan
E. Tujuan Layanan : 1. Dengan mendengarkan kisah “cangkir yang cantik”, siswa dapat menyadari bahwa untuk menjadi yang lebih baik sangat memerlukan ketekunan. (Kognitif) 2. Dengan membuat naskah drama, siswa dapat
menunjukkan bahwa dengan ketekunan dirinya dapat sukses. (Afektif)
3. Dengan bermain peran, siswa mampu melatih dirinya dalam membantu teman sebayanya membangun ketekunan. (Psikomotor)
F. Karakter Yang Ingin Dikembangkan
: Toleransi, Bersahabat/Komunikatif, Kreatif, Peduli sosial.
2.2.1. Siswa berdiskusi untuk merancang naskah drama dengan tema “pantang menyerah”.
2.2.2. Siswa diminta memainkan drama yang telah dirancang. 2.3. Konfirmasi:
2.3.1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan siswa.
2.3.2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi melalui sumber yang ada.
2.3.3. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut. 3. Penutup (5 menit)
3.1. Peneliti bersama siswa menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
3.2. Kegiatan ditutup dengan doa.
3.3. Peneliti menyampaikan terima kasih dan mengucapkan salam.
I. Sasaran Layanan : Siswa kelas VIII H (SB, F, E, SA) J. Waktu /Tanggal : 1x60 menit/ 27 Mei 2013
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti (Yomi Raditiana) L. Pihak yang diikut sertakan : Guru BK
N. Rencana Penilaian
Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan
BK?
2. Bagimana peran ketekunan dalam hidup ini? 3. Bagaimana manusia bisa sukses?
4. Mengapa kita butuh/tidak butuh suatu ketekunan?
Mengamati perilaku siswa setelah satu minggu layanan diberikan terkait dengan tugas sebagai seorang pembimbing sebaya.
Salatiga, 24 Mei 2013 Mengetahui,
Guru BK Peneliti
Waskitho Asmara Adi, S.Pd. Yomi Raditiana NIP. 19820428 200604 1 010 NIM: 132009112
O. Rencana Tindak Lanjut : Merencanakan kegiatan layanan remedial untuk siswa yang belum mampu menjadi pembimbing sebaya.
P.
Q.
Sumber
Biaya
:
:
Muzaki, Andi. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.
Cangkir yang cantik
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop! Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata “belum!” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum!”
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! aku berteriak.
Wanita itu berkata “belum!” lalu ia memberikan aku kepadaseorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya. Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus mebakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.
Renungan
Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan_Nya.
“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila anda jatuh ke dalam berbagai cobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi sempurna dan utuh serta tak kekurangan suatu apapun.”
Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda.
Angket Laiseg
Nama :
Kelas :
No. Absen :
1. Bagaimana perasaan Anda setelah mengikuti layanan BK?
2. Bagimana peran ketekunan dalam hidup ini?
3. Bagaimana manusia bisa sukses?
DAFTAR PUSTAKA
Andi Muzaki. 2004. Motivasi Net. [email protected]. Senin, 26 Oktober 2009.
Bandura, A. 1997. Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: freeman.
Feist, Jess & Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika.
Lazarus, Richard S. et. al. 1980. Patterns Of Adjusment And Human Effectiveness. New York: Mc Graw-Hill Book.Co
Sunarti. 2010. Pembimbing Sebaya. http://bk-sma-sunarti.blogspot.com diunduh Kamis, 28 Maret 2013.
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU BK
1. Apakah layanan bimbingan teman sebaya sudah dilaksanakan?
2. Apabila belum, apa alasannya?
3. Apabila sudah bagaimana hasilnya?
4. Apakah layanan bimbingan teman sebaya penting dilakukan guna
mengoptimalkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah?
5. Apakah layanan bimbingan teman sebaya cocok jika diterapkan kepada siswa
SMP?
6. Harapan apa yang ingin Bapak/Ibu capai dari layanan bimbingan teman
sebaya?