• Tidak ada hasil yang ditemukan

2017 KELOLA SOSIAL 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2017 KELOLA SOSIAL 2016"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KELOLA SOSIAL

I. DESKRIPSI AREAL

A. Luas dan letak Kawasan Hutan KPH Madiun

Luas areal pengusahaan hutan tanaman KPH Madiun sesuai dengan Peta Fungsi Hutan KPH Madiun yaitu seluas 31.219.7 Ha, terdiri dari Kelas Perusahaan Jati 27.483.6 Ha dan Kelas Perusahaan Kayu Putih 3.736,1 Ha. Secara administratif, wilayah kawasan hutan KPH Madiun terletak di 3 wilayah administratif pemerintah daerah, yaitu :

Kabupaten Madiun : 15.953,8 Ha

Kabupaten Ponorogo : 13.405,8 Ha

Kabupaten Magetan : 1.860,1 Ha

Sedangkan letak dan batas wilayah kerja KPH Madiun secara lebih lengkap dapat diketahui dari tabel berikut ini :

Tabel II-1. Kondisi Umum Wilayah Kerja KPH Madiun

Uraian Keterangan

Geografis 111°17’51” BT 111°42’43” BT

7°34’36” LS 7°58’12” LS

Wilayah Pemangkuan Hutan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun

Dinas Pertanian, Bidang Kehutanan Kabupaten Ponorogo

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Magetan

(2)

Berikut ini disampaikan penunjukan lokasi KPH Madiun dalam kerangka wilayah Propinsi Jawa Timur sesuai dengan Peta Orientasi Provinsi Jawa Timur.

Peta Petunjuk Lokasi KPH Madiun dalam Kerangka Wilayah Propinsi Jawa Timur

Sumber data Lamp.SK Menhut no.395 thn 2011

B. Wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisi sebagai suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber-sumber air lainnya yang penyimpananya serta pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum-hukum alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut (PP.3 tahun 1970 pasal 1 ayat 13).

Wilayah kawasan hutan KPH Madiun mempunyai kemiringan lereng, kategori landai, bergelombang sampai dengan bergunung-gunung. Sungai yang ada yaitu anak sungai Madiun membentang dari arah Selatan ke Utara. Wilayah kawasan hutan KPH Madiun termasuk DAS Bengawan Solo dan merupakan salah satu penyangga kestabilan ekosistem pada Sub DAS Madiun.

Sungai yang melewati KPH Madiun yaitu Sungai Catur yang melintasi Bagian Hutan Caruban dan Bagian Hutan Pagotan dan bermuara di Kali Madiun terus menuju sungai Bengawan Solo.

KAB MADIUN

(3)

C. Iklim dan Tanah.

a. Iklim

KPH Madiun memiliki tipe iklim C ( Untuk wilayah Madiun selatan ) dan D (untuk Wilayah Madiun utara ) berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt Ferguson dengan tingkat curah hujan 563 – 3.303 mm/th dan rata-rata sebesar 1.816 mm/th, menerut data SPL (BKPH Pulung ) KPH Madiun curah hujan rata-rat

12790 mm/th dan dari SPL (BKPH Brumbun ) curah hujan rata-rata 1952 mm/thn,Data curah hujan di KPH Madiun tersebut diperoleh dari data

Statistik Balai Klimatologi Lanud Iswahyudi Madiun dan SPL yang dimiliki KPH Madiun selama 4 tahun terakhir Tahun 2013-2016. KPH Madiun memiliki suhu minimum rata-rata sebesar 23 °C dan suhu maksimum rata-rata 32,5 °C dengan kelembaban udara rata-rata 77%.

b. Tanah

Berdasarkan Peta Tanah Tinjau, Balai Penelitian Tanah, Tahun 1966, jenis tanah yang terdapat di wilayah KPH Madiun adalah Aluvial kelabu tua, aluvial coklat kekelabuan, litosol, asosiasi litosol dan mediteran coklat, grumusol kelabu tua, mediteran coklat kemerahan, dan latosol coklat kemerahan. Jenis tanah yang terdapat di wilayah KPH Madiun disajikan pada Tabel II-2.

Tabel II-2. Jenis Tanah dan Sebaran Luasnya di Wilayah KPH Madiun

1

Alluvial kelabu tua

1.37

0.28

2

Alluvial kelabu

0.78

0.23

0.22

3

Alluvial coklat kekelabuan

29.14

0.41

6

4

Alluvial coklat tua kekelabuan

11.13

1.39

4.49

5

Latosol coklat

0.01

0

6

Latosol coklat kemerahan

8.45

58.39

10.92

7

Asosiasi latosol coklat dan regosol kelabu

0.95

0.36

8

Kompleks latosol coklat kemerahan dan litosol

0.42

0.12

9

Mediteran coklat kemerahan

79.47

41.61

85.9

60.28

10

Grumusol kelabu tua

29.42

5.94

11

Litosol

0.1

13.03

3.76

12

Regosol kelabu

37.8

7.63

No

JENIS TANAH

BAGIAN HUTAN

Total

(4)

c. Geologi

Berdasarkan salinan Peta Ikhtisar Geologi Skala 1 : 500.000, Djawatan Kehutanan tahun 1946, formasi geologi yang terdapat di wilayah KPH Madiun adalah formasi

undifferentiated volcanic product, miocene sedimentary facies, alluvium halocene, miocene limestone facies, old quaternary volcanic product, dan young quaternary volcanic product. Batuan penyusun dan luas masing-masing formasi geologi di wilayah

tersebut tersaji pada Tabel II-3.

Tabel II-3. Formasi Geologi di Wilayah KPH Madiun serta Batuan Penyusun dan Sebaran Luasnya

No JENIS GEOLOGI

BAGIAN HUTAN

Total

CARUBAN PAGOTAN PONOROGO

BARAT

Volcanic Product 94.55 98.56 78.3 71.36

3 Young Quatenary

Volcanic Product 33.38 6.74

4 Old Quatenary

Volcanic Product 0.46 0.09

5 Mlocane Limistone

Focies 30.87 6.23

6 Mlocane

Sedimentary Focies 0.75 19.56 5.77

Sumber Data : Buku Naskah RPKH 2011-2020

d. Menejemen Areal

Pembagian kawasan hutan di KPH Madiun berdasarkan peruntukan kawasan yaitu kawasan untuk produksi, perlindungan dan penggunaan lain. Kawasan produksi merupakan kawasan efektif yang diperuntukkan untuk produksi kayu jati, rimba maupun daun kayu putih. Kawasan perlindungan merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk fungsi perlindungan yaitu terdiri dari hutan lindung dan kawasan

(5)

Tabel. II-4. Pembagian Kawasan Perum KPH Madiun.

LUAS

Produksi perlindungan Perun lain HL

Hutan Ha Ha Ha Ha

Sumber : data Evapot 2016

Berdasarkan tabel diatas total kawasan hutan di KPH Madiun seluas 31.219,7 Ha yang terbagi dalam 5 bagian hutan, dimana bagian hutan terluas adalah BH Caruban dengan luas 11.953,6 Ha, keluasan terendah pada BH Sukun yang merupakan kelas perusahaan kayu putih dengan keluasan 3.736,1 Ha.

Penatan Area Kerja di KPH Madiun, untuk produksi seluas 26.490 Ha atau 84,9% dari total keluasan, untuk perlindungan seluas 4.729,7Ha atau 12,21 % dari total keluasan dan untuk peruntukan lain seluas 913,5 Ha atau 2,9 % dari total keluasan.

Sumber data: Data Base RPKH KPH Madiun tahun 2011-2020

e. Kondisi Masyarakat Sekitar Hutan.

Di sekitar kawasan hutan KPH Madiun terdapat 87 desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan KPH Madiun.

(6)

dalam pengelolaan hutan dengan membentuk kelompok-kelompok yang disebut dengan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), dengan keikutsertaan kelompok-kelompok tersebut dengan harapan mampu meningkatkan tarap hidup masyarakat secara ekonomis.

Dengan merangkul atau kerja sama dengan LMDH kita bisa kerjama sama dalam melaksanakan kegiatan rutin seprti tanaman, pemeliharaan,tebangan bahkan dalam bidang keamanan dengan harapan dengan meningkatnya tarap hidup masyarakat besar kemungkinan keamanan hutan akan lebih kondusiv dan permasalahan-permasalahan akan lebih mudah diselesaikan.

(7)
(8)

II. KELOLA SOSIAL

A. STRATEGI PENGELOLAAN

Strategi pengelolaan merupakan rangkaian kegiatan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Strategi pengelolaan Aspek Sosial meliputi :

1. Sosialisasi penyuluhan dan pendampingan rutin kegiatan kelembagaan MPSDH.

2. Mendorong berdirinya koperasi MPSDH.

3. Implementasi sharing hasil produksi.

4. Penyaluran dana PKBL.

5. Pemanfaatan lahan bawah tegakan dan hasil hutan non kayu.

6. Mendorong pengembangan usaha produktif sesuai Potensi SDM dan peluang usaha

yang ada.

7. Pendidikan, pelatihan, study banding guna meningkatkan kapasitas SDM LMDH.

8. Diklat karyawan sesuai kebutuhan dan kompetensi

9. Penyesuaian upah/honor secara bertahap.

10.Penerapan reward dan punishment secara transparan.elibatkan serikat karyawan

dalam pembahasan masalah ketenagakerjaan.

11.Sosialisasi, implementasi dan menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.

12.Penerapan kegiatan pengamanan hutan sesuai skala prioritas (pre-emtif, preventif

dan represif).

13.Penerapan manajemen zonasi untuk penanganan kerawanan hutan.

14.Melibatkan stakeholders dalam kegiatan pengamanan hutan.

15.Peningkatan kegiatan pengamanan hutan yang memadai termasuk pemenuhan

kualitas dan kuantitas personil.

16.Penyelesaian masalah tenurial melalui pendekatan partisipatif.

17.Menghindari kekerasan dalam kegiatan pengamanan hutan.

B. SASARAN PENGELOLAAN SOSIAL

Pada prinsipnya pengelolaan aspek sosial mencakup aspek eksternal dan internal. Sasaran kelola aspek sosial terdiri dari :

a. Eksternal

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas kelembagaan LMDH.

2. Peningkatan kualitas kesejahteraan LMDH sebagai dampak peran Perum Perhutani.

3. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan LMDH.

4. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian sumber daya hutan semakin baik.

5. Peningkatan kemampuan dan ketrampilan Sumber Daya Manusia LMDH.

6. Hubungan Perum Perhutani, LMDH dan para pihak semakin baik.

7. Penurunan tingkat kerawanan hutan dan kemajuan penyelesaian masalah tenurial.

8. Meningkatkan tarap hidup anggota LMDH dengan cara kerjasama pemanfatan lahan

(9)

b. Internal

1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) terimplementasi.

2. Hubungan kemitraan yang transparan dan positif antara serikat karyawan dengan

managemen.

3. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

4. Pemenuhan hak-hak karyawan sesuai peraturan dan kemampuan perusahaan.

III. KONTRIBUSI KPH MADIUN TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH

A. Kontribusi Langsung Pembayaran PSDH,PBB dan Pajak.

Tabel. V-1 Pembayaran Pajak, PSDH, PBB.

NO URAIAN Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 2 3 4 5

I PAJAK

1 Pph Ps 21Gaji Karyawan 349.585.807 255.677.412 284.870.471

2 Pph Ps 23Gaji Karyawan 148.142 111.197.647 104.900.200

3 PPN Keluaran(dr pembelian ) 3.714.718 2.175.362 1.223.272

4 PPN Masukan(dr pembelian) 303.813.834 447.342.525 298.889.284

Jumlah 657.262.501 816.392.946 689.883.227

II PSDH 2.083.754.516 2.198.165.195 1.358.638..514

Jumlah 2.083.754.516 2.198.165.195 1.358.638.514

III PBB

1 Kab Madiun 1.549.830.205 1.904.865.520 595.253.286

2 Kab Ponorogo 1.303.199.030 1.748.114.541 523.714.560

3 Kab Magetan 147.898.392 233.608.392 73.584.810

Jumlah 3.000.927.627 3.886.588.453 1.192.552.656

Jumlah I+II+III 5.741.944.644 9.901.146.594 3.070.131.945

Sumber data: Data Sub Sistem Keuangan Perum Perhutani KPH Madiun.2016

B. Manfaat Langsung bagi Masyarakat Desa Hutan

1. Manfaat Tumpangsari.

(10)

Tabel V-2. Produksi Komoditi Pertanian dari lahan kawasan hutan.

Kacang tanah 79 118 706.500

Lombok 4 4.000 26.000

Kentang

Ketela Pohon 182 636.650 1.591.625

Pisang

Kacang tanah 72 108.600 651.600

Lombok 0 0 0

Kentang 0 0 0

Ketela Pohon 173 608.300 1.520.750

Pisang Lainya

Jumlah 957 4.106.070 12.109.595

Padi

Jagung 4.000 18.100.950 56.112.945 Tanaman I

Kedelai 3.300 21.411.126 Tanaman II

Kacang tanah

Sumber data:Laporan tanaman pangan KPH Madiun pertahun. 2016

C. Penyerapan Tenaga Lokal

Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan sedapat mungkin akan dipenuhi oleh tenaga kerja dari daerah setempat. Jika jumlah dan kualifikasi yang diperlukan tidak dapat dipenuhi dari daerah setempat, maka diupayakan untuk mendatangkan tenaga dari luar daerah. Hal ini selain untuk mengantisipasi timbulnya konflik sosial dengan masyarakat lokal juga merupakan bentuk dari komitmen perusahaan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat setempat. Untuk itu proses penerimaan karyawan dilakukan secara transparan, yang dilakukan mulai dari pengumuman kesempatan kerja sampai proses penempatan karyawan.

(11)

Tabel V-3. Pengadaan Tenaga Kerja di Wilayah KPH Madiun dari Tahun 2014-2016

L P L P L P

1 Penataan hutan

2 Pemb dan Pemel sarana jalan 90 25 4

3 Persiapan tanaman 900 137 1.300 278 301 75

4 Persemaian 260 60 30 20 20 40

5 Pelakasaan penanaman 900 137 1.300 278 351 25

6 Pemeliharaan tanaman 255 200 80

7 Perlind dan penjagaan hutan 14 8 20

8 Teresan 25 30 20

9 Pemanenan hasil hutan 357 235 92

10 Pengangkutan hasil hutan 40 50 10

11 Pengangkatan tenaga kerja

12 Pembinaan masyarakat

13 Penelitian dan pengembangan

14 Pemanfatan lahan di bwh

k 2.841 334 3.386 576 894 140

2014 2015 2016

Jumlah

Jumlah No Jenis pekerjaan

Sumber data : Laporan rutin PHBM 2016

D. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Tujuan mulia untuk menjamin kelesatarian sumber daya hutan serta ikut pula meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang berada di sekitar wilayah hutan perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan nyata, sehingga jalinan kerjasama yang harmonis antara masyarakat desa hutan dengan pihak Perum Perhutani KPH Madiun dalam pengelolaan Wonorekso sebagai wilayah kelola bersama.

(12)

Tabel V-4. Besar Pinjaman program PKBL pada tahun 2005 s/d 2016

No Tahun Jumlah Mitra Jumlah Pinjaman

1 2 3 4

Sumber data : Daftar Kemajuan Pekerjaan (DKP) pertahun 2016

Pinjaman PKBL tersebut digunakan untuk kegiatan usaha masyarakat desa hutan yang tergabung dalam KTH/LMDH. Usaha-usaha produktif yang berjalan antara lain adalah

2. Koperasi Simpan pinjam

3. Jual/beli benih,obat-obatan pertanian, polowijo, pupuk

4. Ternak Lembu

5. Pengrajin limbah kayu

6. Usaha kecil ( Pembibitan, makanan ringan, empon2)

7. Pembibitan dan pembuatan pupuk

E. Bagi Hasil/Sharing PHBM

Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat merupakan wujud tanggapan positif Perum Perhutani KPH Madiun terhadap isu demokratis dan pengembangan ekonomi kerakyatan, sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani KPH Madiun dengan masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan dengan mengedepakan azas manfaat, kemitraan-kesetaraan serta jiwa berbagi untuk menumbuhkembangkan rasa memiliki, meingkatkan peran dan tanggungjawab demi keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan.

(13)

Tabel V-5. Penyerahan Sharing KPH Madiun tahun 2008 s/d 2016

Kayu Non Kayu Kayu Non Kayu Kayu Non Kayu

1 2 3 4 5 6 7 8

Sumber data:Laporan Kemajuan Pekerjaan Sharing kayu non kayu pertahun 2015.

400.374.696

F. Presepsi Masyarakat Terhadap Unit Pengelola (Perum Perhutani KPH Madiun)

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi yang dilakukan pada dua puluh desa sampling dengan responden Tokoh Masyarakat, Aparat Desa, dan Petani/Pesanggem, diperoleh gambaran yang berfariasi tentang persepsi positif dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) tentang keberadaan Perum Perhutani KPH Madiun. Persepsi positif tersebut antara lain disebabkan masyarakat merasakan secara langsung manfaat dari pengelolaan hutan oleh Unit Pengelola Perum Perhutani KPH Madiun, antara lain adalah :

1. Meningkatnya pendapatan masyarakat melalui kegiatan tumpangsari, PLDT, Bagi

Hasil (Sharing) kayu maupun non kayu melalui sistem PHBM.

2. Keterlibatan langsung akan pemanfaatan tenaga kerja lokal dalam kegiatan

pengelolaan hutan.

3. Memberikan kesempatan dalam meningkatkan usaha melalui Program Kemitraan

dan Bina Lingkungan (PKBL).

4. Meingkatkan kapasitas, ketrampilan dan pembelajaran dalam wirausaha melalui

kegiatan studi banding dan pelatihan-pelatihan.

IV. HARAPAN DUKUNGAN PARA PIHAK

A. Masyarakat Desa Hutan

Konsekuensi dari hak akses untuk melakukan aktivitas ekonomi dalam kawasan hutan, maka diharapkan masyarakat dapat memberikan kontribusinya dalam :

1. Mentaati aturan main yang ditetapkan agar pemanfaatan lahan tetap mendukung

keberhasilan pengelolaan tanaman pokok kehutanannya.

(14)

B. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

1. Mengambil bagian secara nyata di lapangan dalam melakukan pembinaan dan

penguatan kelembagaan masyarakat agar dapat tumbuh menjadi organisasi masyarakat yang kuat sebagai mitra sejajar Perum Perhutani KPH Madiun.

2. Menjadi kontrol yang membangun bagi relasi kemitraan Perum Perhutani KPH

Madiun dengan Masyarakat Desa Hutan.

C. Pemerintah Daerah.

1. Mengalokasikan anggaran untuk mengembangkan program untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa hutan.

2. Mengembangkan kolaborasi tripartid program pemerintah daerah dengan

Gambar

Tabel II-1. Kondisi Umum Wilayah Kerja KPH Madiun
Tabel II-2. Jenis Tanah dan Sebaran Luasnya di Wilayah KPH Madiun
Tabel II-3. Formasi Geologi di Wilayah KPH Madiun serta Batuan Penyusun dan Sebaran
Tabel. II-4. Pembagian Kawasan Perum KPH Madiun.
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dilakukan untuk meminimasi waktu tunggu dan keterlambatan kapal selama proses pemuatan semen pada pelabuhan muat Teluk Bayur maka diperoleh kesimpulan

Murid menunjuk cara bersikap sederhana sesama jiran dalam sesuatu situasi dengan bimbingan. Murid mendemonstrasikan cara bersikap sederhana sesama jiran dalam

13.20 GUBERNUR, UNDANGAN VVIP DAN PARA RAJA MENUJU BANGSAL KERATON PROTOKOL KERATON KASEPUHAN BANGSAL KERATON 13.30 JAMUAN MAKAN SIANG DAN KLININGAN GAMELAN KERATON E

Variabel-variabel dalam penelitian ini yang meliputi variabel independen (eksogen, bebas) yaitu gaya kepemimpinan (X1), motivasi (X2), disiplin (X3), dan variabel

Perbedaan antara pajak negara dan pajak daerah terletak pada sumber bagi pemungutan pajak, yaitu sumber bagi pemungutan pajak negara relatif tidak terbatas, sedangkan objek-objek

Dengan model rancangan arsitektur enterprise yang digunakan dalam makalah ini sepenuhnya mengadopsi pada penerapan TOGAF ADM sebagai salah satu metode yang bisa digunakan

Berdasarkan Pembahasan dapat disimpulkan bahwa, dengan bertambah banyaknya kepentingan kepentingan yang harus di seleng garakan oleh pemerintah pusat (dalam arti