• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 3. Paparan Hasil BreakoutGroups

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Lampiran 3. Paparan Hasil BreakoutGroups"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 3.

Paparan Hasil Diskusi

(2)

KESIMPULAN SEKTOR ENERGI

Melakukan pengecekan terkait RAN GRK :

1. Status dari Action Plannya sehingga harus ada regular checking

2. Time Frame

3. BAU apakah masih berlaku pasca 2020 ?

(3)

HASIL BREAKOUT GROUP

(4)

Rentan sehingga menjadi korban perubahan

iklim

Adaptasi menjadi prioritas utama

Sumber GRK

Sampai tingkat tertentu berpotensi memitigasi

perubahan iklim

(5)

5/28/17 3

Kelembagaan Kementan

mendukung

Pengarus-utamaan PI Sektor Pertanian

& Perpres 61 dan 71/2011

Tim Teknis PI

Kementan

(Ketua: Ka Badan

Litbang)

SC Tim PI Kementan

(Ketua: Sekjen

Kemtan)

SIGN

(Bappenas &

Kemen LHK)

Tim Konsorsium

Litbang Perubahan

Iklim Kementan

(5 working group)`

1.Menyiapkan draft laporan inventarisasi GRK Pertanian

2.Melakukan verifikasi data aktivitas berbasis penggunaan lahan 3.Mengembangkan metodologi yang terukur, terlaporkan dan

terverifikasi

4.Penelitian dan pengembangan teknologi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim

5.Analisis & Sintesis Kebijakan PI Seltor Pertanian

1. Melakukan koordinasi internal Kementan dalam rangka mendukung Perpres 61 dan 71 tahun 2011

2. Finalisasi laporan inventarisasi GRK Pertanian

Pengesahan laporan Inventarisasi GRK Kementan

(6)

• CO

2

dari perubahan penggunaan lahan (LULUC)

• CO

2

dari oksidasi gambut

• CO

2

dan CH

4

dari kebakaran lahan dan gambut

• CH

4

dari lahan sawah

• N

2

O dari pupuk N (termasuk pupuk kandang dan

bahan organik)

• CH

4

dari fermentasi enterik ternak

(7)

AKSI MITIGASI SEKTOR PERTANIAN 2009-2015

No Rencana Aksi Kegiatan/ Sasaran

1. Optimalisasi lahan Terlaksananya pengelolaan lahan pertanian tanpa bakar seluas 300.500 ha

2. Penerapan teknologi budidaya tanaman

Terlaksananya penggunaan teknologi untuk melindungi tanaman pangan dari gangguan organisme pengganggu tanaman dari dampak perubahan iklim pada lahan seluas 2,03 juta ha, termasuk SRI dan PTT

3. Pemanfaatan pupuk organik dan biopestisida

Terlaksananya pemanfaatan pupuk organik dan biopestisida pada lahan seluas 250.000 ha

4.

Pengembangan areal perkebunan (sawit, karet dan kakao) dilahan tidak berhutan/ lahan terlantar/ lahan terdegradasi/ areal penggunaan lain (APL)

a. Terlaksananya pengembangan areal

(8)

AKSI MITIGASI SEKTOR PERTANIAN 2009-2015

No Rencana Aksi Kegiatan/ Sasaran

5

Pemanfaatan kotoran/ urin ternak dan limbah pertanian untuk biogas

Terlaksananya pengembangan biogas asal ternak bersama masyarakat (BATAMAS) di wilayah

terpencil dan padat ternak sebanyak 1.500 kelompok masyarakat peternak

6

Pengelolaan lahan gambut untuk pertanian

berkelanjutan

Penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan (termasuk lahan gambut) untuk pengembangan pengelolaan lahan pertanian seluas 325.000 ha

7

Pengembangan

pengelolaan lahan gambut terlantar dan terdegredasi untuk mendukung

subsektor perkebunan, hortikultura dan

peternakan

Rehabilitasi, reklamasi dan revitalisasi lahan gambut terlantar, terdegradasi pada areal

(9)

AKSI MITIGASI SEKTOR PERTANIAN 2009-2015

No Rencana Aksi Kegiatan/ Sasaran

8

Penelitian dan

pengembangan teknologi rendah emisi, MRV sektor pertanian (non gambut)

Tersedianya teknologi rendah emisi GRK yang mudah diterapkan dan berdaya guna tinggi serta tersedianya metodologi MRV untuk sektor

pertanian yang diterapkan pada tanaman pangan (12 paket), perkebunan (8 paket), dan

peternakan (12 paket) serta kegiatan yang

berkaitan dengan MRV sektor pertanian (2 paket)

9

Penelitian dan

pengembangan teknologi rendah emisi, metodologi MRV pada real pertanian lahan gambut

(10)

CAPAIAN PENURUNAN EMISI GRK PERTANIAN

Aksi MItigasi

Penurunan Emisi juta ton CO2-e

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015*)

Batamas (Manure) 0,0007 0,0012 0,0014 0,0016 0,0019 0,0020 0,0020

Batamas (Biogas) 0,1474 0,2405 0,2701 0,3156 0,3823 0,3990 0,3990

Total Batamas 0,1481 0,2417 0,2715 0,3172 0,3822 0,4010 0,4010

UPPO + Subsidi Pupuk Organik

0,0000 0,0001 0,0010 0,0045 0,0048 0,0051 0,0051

SL-PTT, SRI, Varietas Rendah Emisi

6,4582 7,6214 8,4303 9,3679 9,5584 9,0048 9,0048

Total Penurunan Emisi 6,7544 8,1049 8,9743 10,0067 10,3316 9,8119 9,8119

(11)

Perkiraan capaian penurunan emisi GRK dari kegiatan dalam lampiran kaji ulang

RAN GRK (2016-2030)

berdasarkan koordinasi tanggal 5 Agustus 2016 dengan

Eselon I terkait lingkup Kementan

No Kegiatan sesuai kaji ulang RAN GRK

Indikator RPJMN (1)

Indikator skenario Fair

(2)

Indikator skenario Ambisius (3)

Emisi GRK (t CO2e) Reduksi GRK (t CO2e) (1) (2) (3) (1) (2) (3) 1 Sawah 977,000 1,123,550 1,465,400 5,756,171 6,619,597 8,633,668 3,507,599 4,033,739 5,261,039 2 Rumah Kompos 2,250 2,587 3,375 336,099 386,440 504,149 35,894 41,270 53,841 3

Pemanfaatan Rawa

Gambut 75,000 86,250 112,500 3,375,000 3,881,250 5,062,500 1,173,125 1,349,094 1,759,688 4 Padi Organik 12,000 13,800 18,000 70,700 81,305 106,050 60,682 65,560 76,943

5 Tanaman Tahunan(peremajaan) 168,350 193,603 252,525 - - - 246,913 283,950 370,370

6 Tanaman Kakao(peremajaan) 301,380 346,587 452,070 - - - 442,024 508,328 663,036

7 Tanaman Penyegar(peremajaan) 143,750 165,313 215,625 - - - 210,833 242,458 316,250

8

Perluasan areal tanaman tahunan

dan penyegar 16,710 19,217 25,065 - - - 2,168,958 2,494,302 3,253,437 TOTAL 1,696,440 1,931,689 2,519,495 9,537,971 10,968,592 14,306,367 7,846,029 9,018,701 11,754,604

(12)

ISU-ISU PENTING DI SEKTOR PERTANIAN

MRV belum dilakukan

Kelembagaan secara struktural tidak ada (yang ada POKJA)

Pelibatan non party masih rendah

Banyak aksi mitigasi non party/ pihak lain yang tidak terekam

Beberapa aksi mitigasi belum bisa dihitung karena kesulitan dalam

mendapatkan data aktivitas

(13)
(14)

Diskusi Sektor Kehutanan

(15)

Ditjen PHPL

No

Kegiatan

Potensi Peurunan Emisi

1

Kegiatan HTI

?

2

Kegiatan Restorasi Ekosistem

(RE).

16 unit IUPHHK – RE 623.075 ha

?

3

Penurunan degradasi hutan

(HPH)

?

(16)

Ditjen PDASHL

No

Target Rehabilitasi

Realiasi dari PDASHL

1

Target BPDASHL seluas 5,5 juta

ha untuk 5 tahun. Realisasi 1,1

juta/ha/tahun

1,3 juta ha tahun 2016

2

NDC seluas 800 ribu ha/tahun

(17)

Ditjen PKTL: Ada 4 dari 9 program Strategi

Implementasi NDC yang Relevan

No Kegiatan Mekanisme Koordinasi

dengan Dirjen lain

1 Pengembangan ownership dan komitmen

Bagaimana mekanisme koordinasi program Dirjen PKTL dengan rencana penurunan emisi

oleh Dirjen lain 2 Pengembangan kapasitas

3 Enabling Environemnt (Tata batas, RKTN dan Pembentukan KPH)

4 Penyusunan Kerangka Kerja dan Jaringan Komunikasi

5 Kebijakan satu data GRK (Unit clearing data spasial kehutanan, pengendalian dampak lingkungan hidup, ..)

6 Penyusunan kebijakan, rencana dan Program (KRP) intervensi (moratorium & tata ruang)

7 Penyusunan Guidance Implementasi NDC

8 Implementasi NDC

9 Pemantauan dan revisi NDC (Data Aktivitas,

(18)

Ditjen KSDAE

Perlindungan Kawasan Konservasi

Pengawetan Kawasan Konservasi

Pemanfaatan Kawasan Konservasi

Ketiga Aspek ini berkontribusi dalam penurunan emisi GRK sektor

kehutanan (karhutla, pengelolaan kawasan ekosistem esensial &

pengelolaan mangrove) . Bagaimana mengkuantifikasi sektor ini ke

(19)

APHI

Apa & Bagaiman menghubungkan

areal beriizin dengan rencana

NDC ?

1. Kebijakan Result Based Paymen t

2. Kebinajakan Insentif fiskal 3. Konsep Additionality,

Lekage & Permanence 4. Volunntary Carbon market 5. Kebijakan Pengelolaan

Lansekap

(20)

Prof. Rizaldi Boer

1. Akurasi dan pengelolaan Data

2. Kelembagaan pengelolaan data

3. Sustainability pelaksanaan NDC oleh Daerah

(RPJMD, KLHS, AMDAL, dokumen lain)

4. Kebijakan kepala daerah terkait dengan rencana

penurunan emisi (NDC)

5. Inisiatif swasta perlu dibuat pedoman yang jelas

dari pemerintah agar terintegrasi dengan

(21)

Diskusi & tantangan

Sistem integrasi dan pembagian Tugas yang jelas

antara aktivitas dan area pada lingkungan KLHK

(antar unit eselon I). Sebaiknya berbasis area.

Sistem Insentif dan Disinsentif perlu diterapkan

untuk Provinsi, Kabupaten dan swasta.

MRV menjadi suatu keniscayaan

Kebijakan harus disusun dengan baik, guideline dari

KLHK harus jelas, kelembagaan perlu dibenahi.

Ditjen PPI & PKTL menjadi leading agent untuk

integrasi di KLHK.

(22)
(23)

Pembicara & Pembahas

1. Ditjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka, Kemenperin

2. Badan Litbang Industri Kemenperin

3. Asosiasi Semen Indonesia

4. Asosiasi Pupuk Indonesia

5. Pembahas: Ucok Siagian

(24)

Apa yang Telah Dilakukan?

Baseline GRK

Konservasi Energi

Penurunan Emisi

GRK di beberapa

industri

Revitalisasi industri

pupuk

Kebijakan industri

Hijau (IH)

Pedoman

Standard

Pilot Projects

Kapasitas SDM

Industri Pupuk &

Industri Semen

Pemerintah (Kementerian

(25)

Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan

Industri Nasional Tahun 2035

Tahap I

(2015-2019)

Meningkatkan nilai

tambah sumber daya

alam

Tahap II

(2020-2024)

Keunggulan

kompetitif dan

berwawasan

lingkungan

Tahap III

(2025-2035)

Negara Industri

Tangguh

PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU

(26)

Program Kemenperin dalam Mendukung NDC (Sedang Dilakukan 2017)

Penyusunan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pedoman Petunjuk Teknis

Perhitungan dan Pelaporan Emisi CO2 Industri Semen

Penyusunan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pedoman MRV Industri Semen

Penyusunan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Standar dan Kriteria RDF untuk

Industri Semen

Mengembangkan sistem informasi dan monitoring data aktivitas sumber emisi GRK di

sektor industri secara online;

Bimbingan teknis perhitungan emisi GRK untuk Sektor Industri secara online

Pilot Project

Energy Management System

(EnMS) di Sektor Industri kerjasama dengan

Energy Conservation Center Japan

) di 9 Perusaaan Industri

Penetapan Standar Industri Hijau, Sertifikasi Industri Hijau, & Penghargaan Industri Hijau

Penyusunan Draft Permen tentang Manajemen Energi & Air di Sektor Industri

Menyusun Baseline Emisi GRK untuk Sektor IPPU, Energi Industri, dan Limbah di Sub

Sektor Semen, Pupuk, dan

Pulp

Kertas

(27)

6

(28)

7

Data Konsumsi Panas Spesifik

Produksi Semen, MJ/ Ton Semen

(29)

Apakah Sektor Industri (IPPU) Siap

Translating

NDC into Actions

?

(30)
(31)

RAN GRK SEKTOR LIMBAH

No Nama Aksi Target Penurunan Emisi (Mt CO2e)

Penanggung Jawab Aksi

1 Pembangunan sarana/prasarana air

limbah “system off site’dan ‘on site 2

Kementerian Pekerjaan Umum 2

Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), dan pengelolaan sampah terpadu reduce, reuse, redycle(3R)

46 Kementerian Pekerjaan Umum

No Aksi Mitigasi Indikasi penurunan emisi GRK (ton CO2e) 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pembangunan TPA dan

pengelolaan sampah terpadu

reduce, reuse, redycle (3R)

411,000 580,000 1,500,00

0 2,610,000 3,080,000 2 Pembangunan sarana

prasarana air limbah dengan

system off site dan on site 123,000 127,000 133,000 155,000 160,000

Total

534,000 707,000 1,633,00

(32)

NDC

§ Pengelolaan Limbah Padat Domestik (Sampah Kota): ADIPURA dan PU (Infrastruktur)

§ Pengelolaan Limbah Padat Industri: belum ada à PROPER

§ Pengelolan Limbah Cair Domestik: revitalisasi Prokasih melalui IKLH dan PU (Infrastruktur)

§ Pengelolaan Limbah Cair Industri: Efektifitas Proper

(33)
(34)

ADIPURA

Prinsip pengurangan dan penanganan berdasarkan UU 18 Tahun 2008,

dengan cara sampah dibawa ke TPA dan dilakukan 3R dan EPR

Target 2019 ada di 2 kota untuk PLTSa, dengan opsi Surabaya, Solo,

Makassar, Jakarta, Tangerang, Semarang, Bandung, Denpasar. Dengan

pengertian bukan lagi energy dari sampah, tetapi upaya untuk

menurunkan atau menghilangkan sampah dari TPA. Untuk emisi yang

ditimbulkan harus memenuhi PermenLHK.

Implementasi kebijakan dan program pengelolaan sampah nasional

dalam pengurangan emisi GRK, dengan kategori sumber emisi GRK dari

pengelolaan sampah.

Kinerja 3R melalui bank sampah diupayakan untuk terus meningkat

Target Kebijakan Nasional Pengelolaan Sampah dan Penurunan Emisi GRK

Fokus pada kebijakan dan program yang dapat menurunkan emisi GRK

• Bank Sampah

• Intervensi Fisik: fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana, misal: Pusat Daur Ulang Sampah, Rumah Kompos, Instalasi penangkapan dan pemanfaatan gas metan TPA

(35)

Estimasi Penurunan Emisi GRK (Aksi Mitigasi Melalui Penerapan

Prinsip 3R di Bank Sampah)

Perhitungan didasarkan pada pengolahan sampah kertas di Bank

Sampah

Jumlah sampah kertas yang dikelola di Bank Sampah adalah 165.147

kg/bulan sama dengan 1.981,77 ton/tahun

Estimasi besar penurunan gas rumah kaca dari pengelolaan sampah

kertas adalah 6.314,15 ton CO2e/tahun

Asumsi:

• Perhitungan menggunakan pedoman yang dikeluarkan oleh IPCCC

• Komposisi sampah yang digunakan untuk perhitungan 100% paper waste

• Emisi BAU merupakan perhitungan emisi yang dihasilkan untuk tahun 2015-2040

Regrouping Komponen Penilaian Pengendalian Perubahan Iklim dan

Konservasi Energi pada Program Adipura

Pengendalian perubahan iklim:

• Pengelolaan TPA

• Proses Biologi

• Proses insinerasi

Konservasi energy

• Pemanfaatan energy dari pengelolaan sampah

(36)
(37)

Dirjen PKPL, KLHK

• Potensi Penurunan Beban Pencemaran Sungai dan kesetaraan dalam CO2/hari

– Sungai Ciliwung

• Memiliki beban eksiting 54,416 ton per hari

• Daya Tampung Beban Pencemaran airnya hanya sebesar 9,29 ton per hari.

• Penurunan beban pencemaran 45,11 ton BOD / hari dengan alokasi domestik 29,899,21, peternakan 1,190,49 dan industri 13,667,14 ton BOD/hari

Setara dengan 207,42 ton CO2 / hari

– Sungai Citarum

• Memiliki beban eksisting sebesar 430,99 ton BOD /hari,

• Daya Tampung Beban Pencemaran airnya sebesar 127,44 ton BOD / hari

• Penurunan beban pencemaran 303,55 ton BOD/hari dengan alokasi domestik 212.888, peternakan 33.626, industri 31.568,91 dan perikanan 8.561,87 ton BOD/hari

Setara dengan 1395,77 ton CO2 / hari

– Sungai Cisadane

• Memiliki beban eksiting 53,546 ton per hari

• Daya Tampung Beban Pencemaran airnya hanya sebesar 9,849,60 ton per hari.

• Penurunan beban pencemaran 43,718 ton BOD/hari dengan alokasi domestik 39,274, peternakan 1,533 dan industri 1,880 ton BOD/hari

Setara dengan 201,02 ton CO2 / hari

– Dengan kegiatan tersebut, belum diikuti dengan laju pembangunan IPAL pengolahan limbah (oleh pemerintah pusat dan daerah). Apabila pembangunan IPAL di pusat oleh KemPUPR, Kem ESDM dan kementerian lainnya dapat diregistri dan diukur, dan apabila terdapat mekanisme yang bagus maka diharapkan untuk dapat ditularkan kelembagaannya.

• Dengan mekanisme PROPER upaya-upaya sukarela perusahaan untuk melakukan penurunan emisi GRK dengan usaha diantaranya melakukan standarisasi pengukuran dan verifikasi. Dari swadeklarasi dari 316 perusahaan maka dilaporkan Total Penurunan emisi 75.663.410 ton CO2e.

• Diperlukan revitalisasi Prokasih melalui pembangunan IPAL komunal oleh Pemda

(38)
(39)

Limbah Cair Industri dan Domestik

Efektifitas Proper

(40)

Kementerian PUPR

Kelembagaan di daerah yang menangani persampahan dan limbah

adalah Dinas PU dan Tata Ruang. Di sisi lain juga terdapat Dinas

Lingkungan Hidup.

Strategi Mitigasi PI (Permen PU No. 11/PRT/M/2012)

Mendorong penerapan teknologi dan pengelolaan limbah dan sampah yang

ramah lingkungan

Mendorong penerapan teknologi pengolahan air limbah dengan penangkap

gas

Mengembangan metoda MRV dalam kegiatan terkait perubahan iklim di

perkotaan

Mendorong penerapan teknologi dan gerakan hemat air

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang adaptasi terhadap perubahan

iklim pada kawasan perkotaan dan perdesaan

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya penurunan dampak

perubahan iklim

PUPR sampai saat ini belum melakukan pengukuran dan penghitungan

(diperlukan kerjasama dengan KLHK).

Perlu indicator keberhasilan yang diembankan kepada PUPR dalam

(41)

DKI JAKARTA

• Sudah dibuat baseline penghitungan di tahun 2005, kemudian dibuat target emisi di tahun 2030. Untuk itu dibuat proyeksi penurunan emisinya, Target sesuai

dengan prioritas adalah :

– Transportasi 29%

– Energi 28%

– Komersial 17%

• Hasil penghitungan emisi dan penurunannya di sektor energy terdapat 3 kategori:

– Kategori 1 : Konfidensi tinggi: data aktivitas telah melalui proses konfirmasi ke SKPD terkait

– Kategori 2 : Konfidensi menengah: memakai asumsi terkait data dan parameter dalam perhitungan yang tidak/belum tersedia

– Kategori 3 : Konfidensi rendah: data di tahun 2015 tidak tersedia sehingga menggunakan asumsi a) target atau potensi penurunan emisi GRK dari komuter Jabodetabek double track

• Upaya mitigasi dari sub sektor limbah cair:

– Pengembangan sistem Sewerage tidak dapat berjalan seperti yang direncanakan dan cakupannya hanya tetap kurang dari 2%

(42)

upaya mitigasi dari sektor limbah diantaranya melalui:

– Pembangunan Intermediate Treatment Facilities (ITF)

– Kegiatan composting dan 3R – Pengembangan Bank Sampah

– Sistem Pengelolaan Sampah TPST Bantar Gebang

• Konstruksi Sanitary Landfill • Penyediaan Timbangan • Titik Buang

• Coversoil

• IPAS (Instalasi Pengolahan Air Sampah) • Pipa penampung leachate

• Metode konvensional • Metode AOP

• Teknologi reduksi sampah dan WTE • Produksi Kompos/ granule

• Plastic recycling • Waste to energy • Gas well drilling • Gas collection

• Penutupan landfill dengan geomembrane • Pemipaan dari landfill ke powerhouse • Penyediaan blower dan chiller

• Penyediaan knock out pot – to reduce water content • Pembakaran di gas engine

(43)

Hambatan Utama

Implementasi Mitigasi PI yang belum terintegrasi (antara K/L

dengan K/L, K/L dengan Pemda, perencanaan dan penyediaan

anggaran).

Monitoring capaian penurunan emisi GRK (mitigasi PI) pada aspek

teknis, kelembagaan dan pendanaan.

Belum adanya “tampilan” hasil monitoring pengelolaan limbah dan

penurunan emisi yang bersifat lokal.

Kurangnya akses informasi dari K/L dalam kaitannya dengan NDC

dan aksi mitigasi bagi daerah.

Support internasional hanya dapat menurunkan biaya investasi,

sehingga untuk biaya operasional harus disediakan oleh K/L atau

daerah. Sehingga menjadi kurang menarik

Khusus untuk limbah padat domestik melalui insinerasi, biaya

operasional masih bergantung tipping fee

Budaya untuk pemilahan sampah domestik belum terbangun

(44)

Strategi

Indikator kinerja tiap K/L harus mencantumkan

indikator keberhasilan penurunan emisi GRK

Harus jelas dalam pemberian peran terhadap

pelaksana pengukuran, pelaporan (setiap yang

melaksanakan wajib melakukan pengukuran)

Verifikasi dari kegiatan oleh K/L terkait, tetapi

koordinasi dan mengumpulkan data hasil

verifikasi oleh DJPPI KLHK

Konsolidasi dan koordinasi antara pusat-pusat,

pusat-daerah dan daerah-daerah

Teknologi yang diterapkan harus memenuhi

(45)

BREAK OUT SESSION

ADAPTASI

Moderator: Henrietta Imelda (IESR)

Pemapar:

1. Danar Widhiyani (BNPB)

2. Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA (BMKG)

3. Dr. Ibnu Sofian (BIG)

Pembahas

(46)

GUIDANCE:

1. Perangkat apa saja yang telah dibangun di

Institusi Saudara untuk mendukung

implementasi NDC (mitigasi dan/atau adaptasi)?

2. Aksi apa saja yang telah difasilitasi untuk

(47)

Perangkat apa saja yang telah dibangun untuk mendukung

implementasi NDC (mitigasi dan/atau adaptasi)?

1. BMKG dan BIG merupakan lembaga negara penyedia data yang dapat

dimanfaatkan oleh institusi lain dalam proses penyusunan rencana program dan pelaksanaan program

2. Peran BMKG untuk mendukung implementasi NDC melalui tugas dan fungsi pokoknya yaitu melakukan observasi data cuaca dan iklim, melakukan

pengolahan data dan menyampaikan data dan informasi iklim yang dapat digunakan untuk perencanaan program dan pengambilan keputusan adaptasi perubahan iklim

3. BMKG juga sudah mengembangkan Climate Change Information System yang akan diintegrasikan dengan perangkat lain seperti SIDIK melalui penyediaan data iklim untuk kajian kerentanan dan/atau risiko

4. BIG mendukung implementasi NDC melalui penyediaan data informasi

geospasial untuk penyusunan rencana dan program adaptasi perubahan iklim, dengan mengembangkan perangkat INA Geoportal

5. BNPB sudah mengembangkan perangkat INARisk berbasis GIS Server yang user friendly, diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan

(48)

Aksi apa saja yang telah difasilitasi untuk mendukung

implementasi NDC (adaptasi) serta lesson learned dari proses

fasilitasi dimaksud?

1.

BNPB sudah mengembangkan sistem peringatan dini terpusat masyarakat

à

Sistem Peringatan Dini Multibahaya (MHEWS)

2.

BNPB juga sudah mengembangkan program mitigasi bencana berbasis

masyarakat dan memfasilitasi dalam:

pemasangan alat pemanen hujan;

pembuatan tanggul penggal sungai bengawan solo;

pembangunan lumbung padi;

Penahan longsor menggunakan webbing jute dan rumput vetiver;

pembuatan sumur resapan

3. BNPB melaksanakan Gerakan Nasional PRB:

i. membentuk fasilitator sebagai jejaring atau komunitas

ii. Sosialisasi pengelolaan DAS

iii.Diseminasi informasi

iv.Edukasi PRB

(49)

NDC - Adaptasi

The medium-term goal of Indonesia’s climate change

adaptation strategy is to

reduce risks

on all

development sectors (agriculture, water, energy

security, forestry, maritime and fisheries, health, public

service, infrastructure, and urban system) by

2030

through

local capacity strengthening, improved

knowledge management, convergent policy on climate

change adaptation and disaster risks reduction,

and

application of adaptive technology

.

(50)

Perlu disepakati:

Baseline dan target adaptasi? Fokus pembangunan

atau tingkat risiko?

Penyediaan data dan informasi?

Perangkat analisis dalam skala nasional (makro),

provinsi (meso), dan kabupaten/kota (mikro)?

Informasi

best practices

dan sistem manajemen

informasi dan komunikasi adaptasi?

Fasilitasi aksi-aksi ke dalam kebijakan nasional dan

(51)

REKOMENDASI

1. Menentukan baseline untuk adaptasi, dengan

rekomendasi tahun 2010

2. Kebutuhan data , dimana wali data terkait

perubahan iklim adalah KLHK yang dapat diakses

3. Usulan membentuk kelompok kerja di tingkat

nasional

Referensi

Dokumen terkait

Tata kelola sekolah berbasis karakter bukan sebuah peran struktural tetapi lebih dilihat sebagai sebuah proses bersama dalam organisasi sekolah tersebut, sehingga

[r]

Perlakuan B dengan kepadatan 8 individu/L merupakan kepadatan terbaik untuk pengangkutan benih ikan Betutu dengan sistem tertutup selama 10 jam.Sedangkan kualitas air

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas produk, promosi, dan harga memiliki pengaruh terhadap minat beli ulang pada pembelian produk Kopi Kenangan. Studi

Keseluruhan kesalahan-kesalahan siswa yang ada, diklasifikasikan menurut kategori jenis kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan pendapat Ardiawan (2015) yakni: (1)

a. Ahmad Yani, RT.12, Kuala Kapuas. Untuk memperoleh plat aslinya yang dikeluarkan Kepolisian/Samsat maka ia harus menunggu sekitar 20-25 hari.. Sementara itu, Eri sendiri

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari segi kelayakan isi, masih ada buku yang kurang layak digunakan, yaitu buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas V Terbitan

Berdasarkan selisih hasil rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta hasil analisis denga teknik uji t-tes, maka dapat disimpulkan