• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Tematik, Saintifik, dan Penilaian Otentik Kurikulum 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep Tematik, Saintifik, dan Penilaian Otentik Kurikulum 2013"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP TEMATIK,

SAINTIFIK DAN PENILAIAN

OTENTIK

(2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

(3)

Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik terpadu (PTP)

atau

integrated thematic instruction (ITI)

pertama kali dikembangkan pada awal

tahun 1970-an

PTP diyakini sebagai salah satu model

pengajaran yang efektif (

highly effective

teaching

model

),

Pembelajaran Tematik Terpadu mampu

(4)

Pembelajaran Tematik

secara empirik berhasil memacu

percepatan dan meningkatkan kapasitas

memori peserta didik (

enhance learning

and increase long-term memory

(5)

Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integratif

/terintegrasi (

integrated thematic

instruction, ITI

) asalnya

dikonseptualisasikan tahun 1970an.

Pendekatan pembelajaran ini awalnya

dikembangkan untuk anak-anak berbakat

dan bertalenta (

gifted and talented

),

(6)

Kelebihan Pembelajaran Tematik

Integratif

Premis utama PTP bahwa peserta didik

memerlukan peluang tambahan (

additional

opportunities

) untuk menggunakan talentanya,

menyediakan waktu bersama yang lain untuk

secara cepat mengkonseptualisasi dan

mensintesis.

relevan untuk mengakomodasi kualitatif

lingkungan belajar.

menginspirasi peserta didik untuk memperoleh

(7)

Kelebihan Pembelajaran Tematik

Integratif

Memiliki perbedaan kualitatif

(qualitatively different) dengan

model pembelajaran lain, karena

sifatnya memandu peserta didik

mencapai kemampuan berpikir

tingkat tinggi (

higher levels of

thinking

) atau keterampilan berpikir

dengan mengoptimasi kecerdasan

ganda (multiple thinking skills),

sebuah proses inovatif bagi

(8)

Manfaat Pendekatan Tematik Terpadu

1.

Suasana kelas yang nyaman dan

menyenangkan.

2.

Menggunakan kelompok kerjasama,

kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi

pemecahan konflik yang mendorong

peserta didik untuk memecahkan masalah

3.

Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai

(9)

Manfaat Pendekatan Tematik Terpadu

4. Peserta didik secara cepat dan tepat waktu

mampu memproses informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan

kualitas mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap.

5. Proses pembelajaran di kelas mendorong

peserta didik berada dalam format ramah otak. 6. Materi pembelajaran yang disampaikan oleh

(10)

Manfaat Pendekatan Tematik Terpadu

7. Peserta didik yang relatif mengalami

keterlambatan untuk menuntaskan

program belajar dapat dibantu oleh guru

dengan cara memberikan bimbingan

khusus dan menerapkan prinsip belajar

tuntas.

(11)

Tahap Pembelajaran Tematik Terpadu

Menentukan tema. dimungkinkan

disepakati bersama dengan peserta didik.

Mengintegrasikan tema dengan kurikulum

yang berlaku. dengan mengedepankan

dimensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Mendesain rencana pembelajaran. Tahapan

ini mencakup pengorganisasian sumber

(12)

Tahap Pembelajaran Tematik Terpadu

Aktivitas kelompok dan diskusi. Yang

(13)

Model Pembelajaran Tematik Integratif

Model jaring laba-laba (webbed

model). Model ini berangkat dari

pendekatan tematis sebagai acuan

dasar bahan dan kegiatan

pembelajaran. Tema yang dibuat

dapat mengikat kegiatan 

pembelajaran, baik dalam mata

pelajaran tertentu maupun

(14)

Peran Tema

Tema berperan sebagai pemersatu

kegiatan pembelajaran yang memadukan

beberapa mata pelajaran sekaligus

dengan membuat/ mengangkat sebuah

tema yang dapat mempersatukan

indikator dari mata pelajaran:

Agama, BI,

IPS PPKn, IPA, Seni-Budaya,

(15)

Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik

1. Berpusat pada anak

2. Memberikan pengalaman langsung

3. Pemisahan antar mata pelajaran tidak

nampak

4. Menyajikan konsep dari beberapa mata

pelajaran dalam satu PBM

5. Bersifat luwes

(16)

Langkah Penyusunan Perangkat Tematik

1. Memilih & Menetapkan tema

2. Melakukan analisis SKL, KI, Kompetensi

Dasar, Dan MEMBUAT indikator,

3. Melakukan pemetaan hubungan KD,

Indikator dg tema satu tahun

4. Membuat jaringan KD, indikator

(17)

MODEL IMPLEMENTASI

PEMBELAJARAN

(18)

Desain Kurikulum 2013

Struktur Kurikulum

No Komponen I II III IV V VI

Kelompok A

1 Pend. Agama 4 4 4 4 4 4

2 PPKN 5 6 6 4 4 4

3 Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7

4 Matematika 5 6 6 6 6 6

5 IPA - - - 3 3 3

6 IPS - - - 3 3 3

Kelompok B

7 Seni Budaya & Prakarya (termasuk

muatan lokal*)

4 4 4 5 5 5

8 Pend. Jasmani, OR & Kes (termasuk

muatan lokal).

4 4 4 4 4 4

(19)

Kelompok A

Kelompok A merupakan mata pelajaran

yang memberikan orientasi kompetensi

lebih kepada aspek kognitif dan afektif

sedangkan kelompok B adalah mata

(20)

Kelompok A

Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS

didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk

(21)

Penjelasan

Keterangan

Pembelajaran Tematik Terpadu

Muatan lokal dapat memuat Bahasa

Daerah

Kegiatan Ekstra Kurikuler SD/MI antara

lain:

Pramuka (Wajib)UKS

(22)

Contoh Jadwal Pelajaran kelas I

WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

7.00-7.35 LINGKNG PJOK LINGKNG LINGKNG AGAMA LINGKNG 7.35-8.10 LINGKNG PJOK LINGKNG LINGKNG AGAMA LINGKNG 8.10-8.45 LINGKNG PJOK LINGKNG LINKKNG AGAMA LINGKNG

8.45-9.00 ISTIRHAT

9.00-9.35 LINGKNG PJOK LINGKNG LINGKNG AGAMA LINGKNG 9.35-10.10 LINGKNG LINGKNG LINGKNG LINGKNG LINGKNG LINGKNG 10.10-10.45 EVA EVA EVA EVA EVA EVA

(23)
(24)
(25)

Contoh Jadwal Pelajaran Kls IV

WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU

7.00-7.35 IND KEBR ORKES IND KEBR IND KEBR AGAMA IND KEBR 7.35-8.10 IND KEBR ORKES IND KEBR IND KEBR AGAMA IND KEBR 8.10-8.45 IND KEBR ORKES IND KEBR IND KEBR AGAMA IND KEBR

8.45-9.00 ISTIRAHAT

9.00-9.35 IND KEBR ORKES IND KEBR IND KEBR AGAMA IND KEBR 9.35-10.10 IND KEBR IND KEBR IND KEBR IND KEBR IND KEBR IND KEBR 10.10-10.45 EVA EVA EVA EVA EVA EVA

(26)

Prosentase Penyajian

Alokasi waktu yang tersedia

dimaksudkan agar guru tidak terfokus

pada salah satu mata pelajaran

Diperhatikan alokasi waktu per minggu

komulatif.

Setiap hari di rasionalkan selalu

(27)

Beban Belajar

Beban belajar dinyatakan dalam jam

belajar setiap minggu untuk masa belajar

selama satu semester. Beban belajar di

(28)

Apakah Pembelajaran Tematik?

Pembelajaran tematik merupakan

pembelajaran yang dilakukan melalui

Tema sebagai pemersatu, sebagai

(29)

Kekuatan Pembelajaran Tematik

1. Memberikan pengalaman dan KBM yg

relevan dg tingkat perkembangan dan

kebutuhan anak

2. Menyenangkan, karena bertolak dari

minat dan kebutuhan anak

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena

lebih berkesan dan bermakna

(30)

Kekuatan Pembelajaran Tematik

5. Menumbuhkan keterampilan sosial

dalam bekerjasama

6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan

tanggap terhadap gagasan orang lain

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat

(31)

Pembelajaran Tematik

Dilaksanakan dengan menggunakan

prinsip pembelajaran terpadu dari

beberapa mata pelajaran melalui tema

sebagai pemersatu

Pembelajaran terpadu berorientasi

pada praktek belajar yang melibatkan

beberapa mata pelajaran sesuai

(32)

TEMATIK TERPADU

Merakit dan menggabungkan

beberapa mata pelajaran yang

berbeda dengan harapan anak

akan belajar lebih baik dan

(33)

Prinsip Pemilihan Tema

1. Tema tidak terlalu luas 2. Tema bermakna

3. Harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak

4. Mampu mewadahi sebag. besar minat anak 5. Mempertimbangkan peristiwa otentik

6. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat

(34)

Tema Kelas I

1. Diriku

2. Kegemaranku

3. Kegiatanku

4. Keluargaku

5. Pengalamanku

6. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri

7. Benda, Binatang, dan Tanaman di

sekitarku

(35)

Tema Kelas IV

1.  

Indahnya Kebersamaan

2.   Selalu Berhemat Energi

3.   Peduli terhadap Makhluk Hidup

4.   Berbagai Pekerjaan

5.   Menghargai Jasa Pahlawan

6.   Indahnya Negeriku

7.   Cita-Citaku

(36)

Tujuan Pemilihan Tema

1. Mudah memusatkan perhatian pada satu topik

2. Mempelajari dan mengembangkan berbagai mata pelajaran dalam tema yg sama

3. Pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan berkesan

4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dg mengaitkan berbagai mata pelajaran dg pengalaman pribadi anak

5. Belajar lebih bergairah karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata

6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar 7. Guru dapat menghemat waktu

(37)

Tujuan

Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang

pembelajaran tematik.

Memberikan pemahaman kepada guru tentang

pembelajaran tematik yang sesuai dengan

perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar.

Memberikan keterampilan kepada guru dalam

menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam pembelajaran

tematik.

Memberikan wawasan, pengetahuan dan

pemahaman bagi pihak terkait, sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan

(38)

Ruang Lingkup

Seluruh mata pelajaran pada kelas I - VI Sekolah Dasar,

yaitu: Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika,

Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni

Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan

(39)

Karakteristik Perkembangan Anak

Pertumbuhan fisiknya telah mencapai

kematangan, telah mampu mengontrol tubuh

dan keseimbangannya, dapat melompat

dengan kaki secara bergantian, dapat

mengendarai sepeda roda dua, dapat

menangkap bola, koordinasi tangan dan mata

telah berkembang, telah mulai berkompetisi

dengan teman sebaya, mempunyai sahabat,

mampu berbagi, dan mandiri.

(40)

Karakteristik Perkembangan Anak

Perkembangan emosi

Telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang

lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah

Perkembangan kecerdasan

Ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan

seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap

angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan

berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu

(41)

Cara Anak Belajar

• Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret

• Anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut.

1. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak,

2. Mulai berpikir secara operasional,

3. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda,

4. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan

(42)

Ciri Belajar Anak

1. Konkrit

Proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang

dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik

2. Integratif

– Anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu

keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu

3. Hierarkis

Anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal

(43)

Belajar dan Pembelajaran Bermakna

• Belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian yang bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

• Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik.

Kegiatan pembelajaran bermakna jika dilakukan dalam lingkungan

(44)

Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata

(45)

Keuntungan Pembelajaran Tematik

1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,

2. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

3. Kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;

4. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

(46)

Keuntungan Pembelajaran Tematik

6. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;

7. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk

mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata

pelajaran lain;

(47)

Landasan Pembelajaran Tematik

• Landasan Filosofis

Progresivisme

• Proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa

Konstruktivisme

• Anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena,

pengalaman dan lingkungannya.

Humanisme

(48)

Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan Psikologis

Psikologi perkembangan untuk menentukan tingkat

keluasan dan kedalamannya isi sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik

Psikologi belajar untuk menentukan bagaimana

isi/materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya

Landasan Yuridis

UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

INPRES N0. 1 Tahun 2010 tentang Peningkatan Mutu

(49)

Arti Penting Pembelajaran Tematik

Menekankan keterlibatan siswa dalam proses belajar

secara aktif sehingga siswa memperoleh pengalaman

langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri

berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

Menekankan penerapan konsep belajar sambil

(50)

Arti Penting Pembelajaran Tematik

Ciri khas pembelajaran tematik:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;

2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan

kebutuhan siswa;

3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;

4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;

5. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap

(51)

Manfaat Pembelajaran Tematik

1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi

penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan,

2. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,

3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.

(52)

Karakteristik Pembelajaran Tematik

Berpusat pada siswa

Memberikan pengalaman langsung

Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas

Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran Bersifat fleksibel

Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan

kebutuhan siswa

Menggunakan prinsip belajar sambil bermain

(53)

Implikasi Pembelajaran Tematik

Guru,

peserta didik,

sarana prasarana, sumber belajar

dan media,

(54)

Implikasi bagi Guru

Guru harus kreatif baik dalam menyiapkan

kegiatan/pengalaman belajar bagi anak,

juga dalam memilih kompetensi dari

berbagai mata pelajaran dan

(55)

Implikasi bagi Siswa

Siswa harus siap mengikuti kegiatan

pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara

individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal

Siswa harus siap mengikuti kegiatan

pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok,

(56)

Implikasi terhadap Sarana, Prasarana, Sumber

Belajar dan Media

Pelaksanaan Pembelajaran tematik

Memerlukan berbagai sarana dan prasarana

belajar

Memanfaatkan berbagai sumber belajar Mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran yang bervariasi

masih dapat menggunakan buku ajar yang

sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk

(57)

Implikasi terhadap Pengaturan Ruangan

Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang

dilaksanakan.

Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah

disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung

Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk

di tikar/karpet

Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik

di dalam kelas maupun di luar kelas

Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil

karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar

Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola

(58)

Menentukan Tema

Cara pertama

– Mempelajari SKL , KI dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menetapkan tema yang

sesuai

Cara kedua

– Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat

(59)

Implikasi terhadap Pemilihan Metode

Pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan berbagai variasi metode

Misalnya percobaan, bermain peran, tanya

(60)

Prinsip Penentuan Tema

Memperhatikan lingkungan yang

terdekat dengan siswa:

– Dari yang termudah menuju yang sulit

– Dari yang sederhana menuju yang kompleks

– Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

Tema yang dipilih harus memungkinkan

terjadinya proses berpikir pada diri siswa

Ruang lingkup tema disesuaikan dengan

(61)

Identifikasi dan Analisis SKL, KI, Kompetensi

Dasar dan Indikator

Lakukan identifikasi dan analisis untuk

setiap SKL, KI, KD dan indikator yang

cocok untuk setiap tema sehingga

(62)

Menetapkan Jaringan Tema

Hubungkan kompetensi dasar dan

indikator dengan tema sebagai

pemersatu sehingga akan terlihat kaitan

antara tema, kompetensi dasar dan

(63)

Contoh Model Pembelajaran Tematik

TEMA

TEMA

PEMETAAN

PEMETAAN

ANALISIS SKL, KI, KD, INDIKATOR

ANALISIS SKL, KI,

KD, INDIKATOR JARINGAN TEMAJARINGAN TEMA

RPP

SILABUS

SISW

A

SISW

(64)

Penyusunan Silabus

Komponen silabus Identitas,

Tema,

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator,

Tujuan, Materi, Metode,

(65)

Penyusunan RPP

(Komponen)

Identitas Tema, kelas, semester, dan

waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan

• Kompetensi Inti

• Kompetensi dasar dan

• Indikator yang akan dilaksanakan.

• Tujuan

• Materi pokok

– Beserta uraian singkat yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

• Pendekatan dan Metode

• Kegiatan Pembelajaran

• Alat dan Sumber

(66)

Penyusunan RPP

• Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar

untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator,

kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup)

• Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai

• Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian

(67)

Kerangka Berpikir

Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas

Awal SD

Cara Anak Belajar

Belajar Dan Pembelajaran BermaknaPengertian Pembelajaran Tematik

(68)

Pengaturan Jadwal Pelajaran

Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru

mata pelajaran pendidikan agama, guru

(69)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

(70)

TUGAS KELOMPOK

1. Amati satu benda yang ada di meja Anda.

Usahakan menggunakan semua indra.

2. Buatlah pertanyaan terkait benda yang

diamati.

3. Tuliskan ciri-ciri yang dimiliki benda tadi

berdasarkan pengamatan dan jawaban atas

pertanyaan tadi.

4. Sajikan data tersebut dalam bentuk tabel.

5. Buat kesimpulkan berdasarkan data yang

diperoleh!

(71)

Esensi Pendekatan Ilmiah

Pembelajaran merupakan proses Ilmiah

Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian

emas perkembangan dan pengembangan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan

peserta didik

Penalaran dalam Pendekatan ilmiah

Penalaran InduktifPenalaran deduktif

(72)

Penalaran Induktif dan Deduktif

Penalaran induktif memandang fenomena atau

situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan

Penalaran induktif menempatkan bukti-bukti

spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas

Penalaran deduktif melihat fenomena umum

untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik

Metode ilmiah umumnya menempatkan

fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum

(73)

Penalaran Induktif dan Deduktif

(74)

Metode Ilmiah

Teknik-teknik investigasi tas fenomena atau

gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya

Kriteria Ilmiah

Metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis

pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik

Metode ilmiah umumnya memuat serial aktivitas

pengoleksian data melalui observasi dan

ekperimen, kemudian memformulasi dan menguji

(75)

Pendekatan Ilmiah dan Non-ilmiah

dalam Pembelajaran

Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah lebih

efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional

Pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru

sebesar 10 persen setelah lima belas menit dan

perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen.

Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi

informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.

(76)

Pembelajaran dengan

Pendekatan Ilmiah

Proses pembelajaran harus dipandu dengan kaida-kaidah

pendekatan ilmiah

Proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu

nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah

Proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah lebih

mengutamakan dimensi pengamatan, penalaran,

penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran

Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau

nilai-nilai nonilmiah

– Proses pembelajaran semata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis

(77)

Kriteria

1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika

atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata

2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi

pembelajaran

(78)

4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu

berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran

5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya

78

(79)

Langkah-Langkah Pembelajaran

dengan Pendekatan Ilmiah

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(80)

Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau

materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”

Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi

atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.

Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi

atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan

antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik

(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan

80

(81)

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi

pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam

pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran

81

(82)

82

(83)

83

Langkah-Langkah Pembelajaran

dengan Pendekatan Ilmiah

• Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning)

• Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya

• Memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran

• Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik.

• Peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi

pembelajaran yang digunakan oleh guru

(84)

84

Langkah-Langkah Mengamati

1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi

2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi

3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder

4. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi

5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

(85)

Jenis Jenis Observasi

1. Observasi biasa (common observation).

2. Observasi terkendali (controlled observation). 3. Observasi partisipatif (participant observation). 4. Menentukan di mana tempat objek yang akan

diobservasi

5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat

(86)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK

PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

(87)

A. Definisi

1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2. Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi.

3. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel.

4. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun.

5. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.

(88)

B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum

2013

1. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap

pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.

2. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka

mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.

3. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas

kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam

pengaturan yang lebih autentik.

4. Penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan

tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

(89)

B. Penilaian Autentik dan Tuntutan Kurikulum

2013

(lanjutan)

5. Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes

berbasis norma, pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. 6. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak

diantikan dalam proses pembelajaran, karena memang lazim digunakan dan memperoleh legitimasi secara akademik.

7. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan peserta didik.

8. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik

ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai.

(90)

9. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta

mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. 10.Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria

yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.

11.Penilaian autentik mencoba menggabungkan

kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.

12.Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi

pemahaman tentang kriteria kinerja.

90

(91)

13.Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan

berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.

14.Penilaian autentik sering digambarkan sebagai

penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang

untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. 15.Penilaian autentik harus mampu menggambarkan

sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik,

bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. 16.Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi

apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.

91

(92)

 

C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran

Autentik

1. Penilaian autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula.

2. Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam

kenyataannya di luar sekolah.

3. Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan

keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk

menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.

(93)

4. Penilaian autentik akan bermakna bagi guru

untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda.

5. Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana

peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif.

6. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan

pribadi mereka.

 

C. Penilaian Autentik dan Pembelajaran Autentik (lanjutan)
(94)

7. Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta

mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa

yang dipelajari dengan dunia nyata yang ada di luar sekolah. 8. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa

yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan

bertanggungjawab untuk tetap pada tugas.

9. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis,

mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi

pengetahuan baru.

94

(95)

Pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi “guru autentik.” Peran guru bukan hanya pada proses

pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus

memenuhi kriteria tertentu:

1. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan

kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran. 2. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta

didik untuk mengembangkan pengetahuan mereka

sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta

didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.

3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik.

4. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.

95

(96)

 

D. Jenis-jenis Penilaian Autentik

1. Penilaian Kinerja

2. Penilaian Proyek

3. Penilaian Portofolio

4. Penilaian Tertulis

(97)

1. Penilaian Kinerja

Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan

parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat

melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria

penyelesaiannya.

Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.

1. Daftar cek (checklist).

2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).

3. Skala penilaian (rating scale).

4. Memori atau ingatan (memory approach).

(98)

2. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh

peserta didik menurut periode/waktu tertentu.

Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.

Berikut ini tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.

1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

(99)

3. Portofolio

Penilaian portofolio merupakan

penilaian atas kumpulan artefak yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai

sebagai hasil kerja dari dunia nyata.

Penilaian portofolio bisa berangkat dari

hasil kerja peserta didik secara

perorangan atau diproduksi secara

berkelompok, memerlukan refleksi

peserta didik, dan dievaluasi

berdasarkan beberapa dimensi.

(100)

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.

1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan

tanggal pengumpulannya.

5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

100

(101)

4. Penilaian Tertulis

Tes tertulis berbentuk uraian atau

esai menuntut peserta didik mampu

mengingat, memahami,

mengorganisasikan, menerapkan,

menganalisis, mensintesis,

mengevaluasi, dan sebagainya atas

materi yang sudah dipelajari. Tes

tertulis berbentuk uraian sebisa

mungkin bersifat komprehensif,

sehingga mampu menggambarkan

(102)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metakaolin dan serat alumunium terhadap kapasitas kuat tarik belah dan

JASA KONSULTANSI EVALUASI STRUKTUR RUANG RTRW KOTA MEDAN TAHUN 2011 - 2031 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan proses bisnis yang menghambat pencapaian standar kualitas bahan baku obat tradisional dan mengembangkan

[r]

[r]

Call option pada sebuah saham merupakan sebuah perjanjian hak, tetapi bukan obligasi, untuk membeli saham tersebut pada suatu hari tertentu, T yang akan datang, yang

• Ilmu Anatomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan cara menguraikan tubuh melalui potongan – potongan bagian tubuh dan hubungan organ tubuh